Anda di halaman 1dari 16

BAB I

KONSEP KUALITAS
Telah dikatakan bahwa tidak ada dua butir salju yang sama. Bila kita
melihat salju jatuh, adalah sangat sulit untuk membayangkan bahwa butiran –
butiran itu berbeda bentuk satu sama lain. Belum lagi setiap butir memiliki
struktur yang unik. Untuk mengamati perbedaan diantara dua butir salju, kita
harus mengamati butiran – butiran itu secara lebih dekat. Mungkin kita dapat
melakukannya dengan menggunakan kaca pembesar. Kenyataannya, semakin
dekat kita melihat, semakin besar perbedaaan yang kita amati.

Fenomena tersebut, variasi antar – sampel,sangat sesuai dengan produk


manusia seperti halnya ciptaan alam. Sebagai contoh, bila dua papan sirkuit yang
identik diamati secara cukup dekat, kita dapat mengamati bahwa jalur kecil
tembaga pada papan itu sangat berbeda secara geometri, penempatan dan
ketebalannya. Begitu pula dengan lokasi dan diameter lobang yang ada pada
papan tersebut, lokasi dan diameternya sangat bervariasi.

Semua bagian yang direkayasa dan dihasilkan menunjukkan keragaaman.


Keragaman antar – sampel tidak akan nyata tanpa bantuan peralatan yang teliti
untuk mengukurnya secara geometri, karakter listrik, atau atribut bagian. Tetapi
dengan peralatan yang sangat sensitive, kita dapat sampai pada kesimpulan bahwa
tidak ada dua sampel yang benar – benar sama.

Apakah prinsip itu sama untuk perangkat lunak dan masalah – masalah
fisik? Bayangkanlah sebuah program yang pada beberapa titik selama eksekusinya
membutuhkan penyeleksian rekaman dengan urutan naik berdasarkan medan
kunci yang ditentukan. Sifat rekaman tidak dipentingkan. Sifat itu dapat berupa
rekaman karyawan, database pelanggan, koordinat peta untuk system control
penerbangan real time atau yang lainnnya.

Kontrol variasi merupakan inti dari kontrol kualitas. Pemanufakturan ingin


meminimalkan variasi antar produk yang mereka buat, bahkan dalam hal yang
kecil sekalipun, seperti menduplikasi disket. Kita ingin meminimalkan diantara

1
pasangan disket yang identik. Tentu saja ini bukan masalah. Menduplikasi disket
merupakan operasi produksi yang sangat mudah, dan kita dapat menjamin bahwa
duplikasi perangkat lunak yang tepat selalu dapat dibuat. Maka dari itu mari kita
bahas bagian – bagian tersebut.

1. Kualitas
American Heritage Dictionary mendefinisikan kata kualitas
sebagai sebuah karakteristik atau atribut dari sesuatu. Sebagai atribut
dari sesuatu, kualitas mengacu pada karakteristik yang dapat diukur,
susuatu yang dapat kita bandingkan dengan standar yang sudah
diketahui, seperti panjang, warna, sifat, kelistrikan, kelunakan, dst.
Tetapi perangkat lunak, yang sebagaian besar merupakan entitas
intelektual, lebih menantang untuk dikarakterisasi daripada objek fisik.
Pengukuran karakteristik program benar – benar ada. Properti tersebut
mencakup kompleksitas siklomatik, kohesi dan jumlah function point
serta baris kode. Bila kita mengamati sebuah item dengan didasarkan
pada sifat pengukurannya, maka ada 2 jenis kualitas yang ada, yaitu
kualitas desain dan kualitas konformansi. Kedua kualitas tersebut kan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kualitas desain
Mengacu pada karakteristik yang ditentukan oleh desainer
terhadap suatu item tertentu. Nilai material, toleransi dan
spesifikasi kinerja, semua membrikan kontribusi terhadap
kualitas desain. Maka kualitas dari suatu produk akan
bertambah bilamana produk yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.

2. Kualitas konformansi
Merupakan tingkat dimana spesifikasi desain terus diikuti
selama pembuatan. Semakin tinggi tingkat konformansi, maka
akan semakin tinggi pula tingkat kualitas konformansi.

2
Dalam pengembangan perangkat lunak kualitas desain mencakup syarat
spesifikasi dan desain system. Kualitas konformansi itu sendiri adalah suatu
masalah yang difokuskan pada implementasi. Bila implementasi mengikuti desain
dan system yang dihasilkan memenuhi persyaratan dan tujuan kinerja maka
kualitas konformansi akan semakin tinggi.

2. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas merupakan serangkaian pemeriksaan, kajian dan
pengujian yang digunakan pada keseluruhan siklus pengembangan
untuk memastikan bahwa setiap produk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Kontrol kualitas mencakup loop ( kalang ) umpan balik
pada proses yang menciptakan produk kerja. Kombinasi pengukuran
dan umpan balik memungkinkan kita memperbaiki proses bila produk
kerja yang diciptakan gagal memenuhi spesifikasi mereka. Pendekatan
tersebut memandang control kualitas sebagai bagian proses
pemanufakturan. Aktifitas kualitas control dapat menjadi otomatis
sepenuhnya, manual secara keseluruhan atau kombinasi antara peranti
otomatis dan interaksi manusia. Konsep kunci kualitas kontrol adalah
bahwa semua produk kerja memiliki spesifikasi yang telah ditentukan
dan dapat diukur dimana kita dapat membandingkan output dari setiap
proses. Kalang menjadi penting untuk meminimalkan cacat yang
dihasilkan.

3. Jaminan Kualitas
Jaminan kualitas terdiri atas fungsi auditing dan pelaporan manajemen.
Tujuan jaminan kualitas adalah untuk memberikan data yang
diperlukan oleh manajemen untuk menginformasikan masalah kualitas
produk, sehingga dapat memberikan kepastian & konfidensi bahwa
kulitas produk dapat memenuhi sasaran. Jika data yang diberikan
melalui jaminan kualitas mengidentifikasikan adanya masalah maka
adalah tanggung jawab manajemen untuk menetapkan masalahnya dan

3
mengaplikasikan sumber – sumber daya yang diperlukan untuk
memecahkan masalah kualitas tersebut.

4. Biaya Kualitas
Biaya kualitas menyangkut semua biaya yang diadakan untuk
mengejar kualitas atau untuk menampilkan kualitas yang berhubungan
dengan aktivitas. Studi tentang biaya kualitas dilakukan untuk
memberikan garis dasar bagi biaya kualitas yang sedang digunakan,
untuk mengidentifikasikan kemungkinan perngurangan biaya kualitas
serta memberikan basis perbandingan yang ternormalisasi. Basis
normalisasi hampir selalu dalam dolar. Sekali kita menormalisasi biaya
dalam basis dolar, kita memiliki data yang diperlukan untuk
mengevaluasi di mana ada kemungkinan untuk mengembangkan
proses kita. Lebih dari itu, kita dapat mengevaluasi pengaruh
perubahan dalam factor yang berbasis dolar.
Biaya kualitas dapat dibagi kedalam biaya – biaya yang
dihubungkan dengan pencegahan, penilaian dan kegagalan. Biaya
pencegahan meliputi:
1. Perencanaan kualitas
2. Kajian teknis formal
3. Perlengkapan pengujian
4. Pelatihan

Biaya penilaian meliputi aktifitas untuk memperoleh wawasan


mengenai kondisi produk awal pada masing – masing proses. Contoh
biaya ini meliputi:
1. Inspeksi in – proses dan interproses
2. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan
3. Pengujian

4
Biaya kegagalan adalah biaya yang akan hilang bila tidak ada cacat
yang muncul sebelum produk disampaikan kepada pelanggan. Biaya
kegagalan dapat dibagi lagi kedalam biaya kegagalan internal dan
eksternal. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang diadakan bila
kita mendeteksi adanya suatu kesalahan dalam produk sebelum produk
dipasarkan. Biaya kegagalan internal ini meliputi:
1. Pengerjaan kembali
2. Perbaikan
3. Analisis mode kegagalan

Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang berhubungan dengan


cacat yang ditemukan setelah produk disampaikan kepada pelanggan.
Contoh – contoh biaya kegagalan eksternal meliputi:
1. Resolusi keluhan
2. Penggantian dan pengembalian produk
3. Dukungan help line
4. Kerja jaminan

5
BAB II
PERGERAKAN KUALITAS
Pada masa sekarang ini, para manajer senior diseluruh dunia industry
mengetahui bahwa kualitas produk yang tinggi diterjemahkan kedalam
penghematan biaya dan peningkatan garis dasar. Tetapi kasusnya tidak selalu
demikian. Pergerakan kualitas dimulai sekitar tahun 1940 dengan kerja seminal
dari W. Edward Deming dan melalui pengujian yang pertama kali di jepang.
Dengan menggunakan gagasan Deming sebagai dasar, orang – orang jepang
mengembangkan sebuah pendekatan sistematis untuk mengeliminasi penyebab
cacat produk. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, pemikiran mereka menyebar ke
dunia barat dan disebut Total Quality Manajement ( TQM ). Meskipun istilah
yang digunakan perusahaan dan penulis berbeda – beda, ada empat langkah
kemajuan dasar yang biasa ditemui dan menjadi fondasi dari banyak program
TQM yang baik.

Langkah pertama disebut kaizen dan mengacu pada system peningkatan


proses yang kontinu. Tujuan dari kaizen adalah mengembangkan sebuah proses
( dalam hal ini adalah proses perangkat lunak ) yang kelihatan, dapat diulang, dan
dapat diukur. Kaizen memiliki konsep berpikir, yaitu

 Masalah adalah kumpulan sesuatu yang berharga dan orang bukan


masalah. Yang benar, jadikan orang menjadi pemecah masalah. Kalau
tidak mengalami kesulitan, “ide perbaikan” tidak akan muncul.
 Bila ada kesalahan segera perbaiki. Pertanyakan cara kerja yang
sekarang, lebih baik memikirkan cara untuk melaksanakan perbaikan dari
pada mencari alasan mengapa tidak bisa.
 Jangan mengandalkan uang untuk Kaizen, lebih baik melakukan Kaizen
pekerjaan dulu dari pada equipment. Dan yang terpenting, jangan
menunggu sempurna, 50% OK, segera lakukan.

6
 Lihat dengan mata kepala sendiri, cari penyebab sesungguhnya dengan
jujur dengan menanyakan 5 kali mengapa-mengapa-mengapa-mengapa
dan mengapa, sehingga akar permasalahan dapat diketahui dengan baik.
 Kaizen itu tidak terbatas, karena ruang yang paling luas di dunia ini
adalah ruang untuk membuat perbaikan. Dibanding ‘pengetahuan’ 1
orang masih lebih baik ‘ide’ 10 orang.
 Dalam melakukan Kaizen, keselamatan dan kualitas jangan dilupakan.

Langkah kedua, yang dilakukan hanya setelah kaizen dicapai disebut


atarimae hinshitsu. Langkah ini mengamati hal yang tidak terlihat yang
mempengaruhi proses dan bekerja untuk mengoptimasi pengaruhnya terhadap
proses tersebut. Contohnya, proses perangkat lunak dapat dipengaruhi oleh
pergantian staf yang tinggi, yang disebabkan oleh reorganisasi yang terus menerus
pada sebuah perusahaan. Struktur organisasi sangat berpengaruh untuk
meningkatkan kualitas perangkat lunak. Atarimae hinshitsu akan menyebabkan
manajemen mengusulkan perubahan – perubahan dalam cara di mana reorganisasi
dilakukan.

Sementara dua langkah pertama berfokus pada proses, langkah


selanjutnya yang disebut kansei ( diterjemahkan sebagai “lima indra” )
berkonsentrasi pada pemakai produk ( dalam hal ini perangkat lunak ). Pada
dasarnya dengan mengamati cara pemakai mengaplikasikan produk, kansei
membawa pada peningkatan dalam produk itu sendiri dan secara potensial kepada
proses yang diciptakannya.

Akhirnya, langkah yang disebut miryokuteki hinshitsu, meluaskan


perhatian manajemen pada produk langsung. Langkah ini merupakan langkah
yang berorientasi pada bisnis yang mencari peluang dalam area yang berkaitan,
yang dapat diidentifikasi dengan mengamati penggunaan produk dipasar. Dalam
dunia perangkat lunak, miryokuteki hinshitsu dapat dilihat sebagai godaan untuk
menemukan produk baru dan menguntungkan atau aplikasi yang merupakan
perkembangan dari sebuah system berbasis computer yang sudah ada.

7
BAB III
JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK
Ada banyak definisi tentang kualitas perangkat lunak yang terdapat
diberbagai literature. Secara umum kualitas perangkat lunak didefinisikan sebagai
konformansi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang dinyatakan secara
eksplisit dan karakteristik implicit yang diharapkan bagi semua perangkat lunak
yang dikembangkan secara professional. Ada pertanyaan kecil yang muncul,
apakah definisi tersebut dapat dimodifikasi dan diperluas. Kenyataanya definisi
yang definitif mengenai perangkat lunak dapat membuka perdebatan yang tidak
pernah berakhir, untuk itu definisi tersebut ada menekan tiga hal penting, yaitu:

1. Kurangnya penyesuaian terhadap kebutuhan juga menunjukan


rendahnya kualitas.
2. Standar yang ditetapkan menetapkan serangkaian criteria
pengembangan yang menuntun cara perangkat lunak direkayasa. Jika
criteria itu tidak diikuti, hamper pasti menimbulkan kualitas yang
kurang baik.
3. Ada serangkaian kebutuhan implicit yang sering tidak dicantumkan
( misalnya kebutuhan akan kemampuan pemeliharaan yang baik ). Bila
perangkat lunak dapat berhasil menyesuaikan dengan kebutuhan
eksplisitnya, tetapi gagal memenuhi kebutuhan implisitnya, maka
kualitas perangkat lunak tersebut perlu diragukan.

1. Masalah – masalah latar belakang


Jaminan kualitas merupakan aktivitas mendasar bagi banyak bisnis
yang menghasilkan produk yang akan digunakan oleh orang lain. Sebelum
abad ke-20, jaminan kualitas merupakan tanggung jawab dasar dari ahli
yang membuat sebuah produk. Jaminan kualitas formal dan fungsi control
yang pertama diperkenalkan di Bell Labs pada tahun 1916 dan dengan
cepat menyebar ke seluruh dunia industri.

8
Selama masa – masa awal penghitungan ( tahun 1950-an dan 1960-
an ), kualitas merupakan tanggung jawab pemrograman. Standar jaminan
kualitas untuk perangkat lunak diperkenalkan pada pengembangan
perangkat lunak kontrak militer selama tahun 1970-an dan telah menyebar
dengan cepat ke dalam pengembangan perangkat lunak komersial. Dengan
memperluas definisi yang sudah disajikan sebelumnya, jaminan kualitas
perangkat lunak merupakan “ pola tindakan yang sistematik dan
terencana” yang dibutuhkan untuk menjamin kualitas perangkat lunak.
Sekarang implikasi itu adalah banyak pilihan yang berbeda dalam suatu
organisasi yang memiliki jaminan kualitas perangkat lunak, teknisi
perangkat lunak, manajer proyek, pelanggan, penjual dan individu yang
bekerja dalam sebuah kelompok SQA ( Software Quality Assurance ).
Kelompok SQA berfungsi sebagai perwakilan in-house pelanggan
yaitu orang yang akan melakukan SQA harus memperhatikan perangkat
lunak dari sudut pandang pelanggan. Apakah perangkat lunak cukup
memenuhi factor kualitas?. Sudahkah pengembangan perangkat lunak
dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan?. Sudahkan disiplin
teknik dengan tepat memainkan perannya sebagai bagian dari aktifitas
SQA?. Kelompok SQA harus menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut
untuk memastikan bahwa kualitas perangkat lunak benar – benar terjaga.

2. Jaminan kualitas perangkat lunak terdiri dari berbagai tugas yang


berhubungan dengan dua konstituen yang berbeda. Dua kontstituen
tersebut adalah perekayasa perangkat lunak yang mengerjakan kerja teknis
dan kelompok SQA yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
jaminan kualitas, kesalahan, penyimpanan rekaman, analisis dan
pelaporan. Perekayasan perangkat lunak menekankan kualitas dengan
mengaplikasi metode teknis formal serta pengukuran yang solid,
melakukan kajian teknis formal dan melakukan pengujian perangkat lunak
yang terencana dengan baik. Tugas kelompok SQA adalah membantu tim
rekayasa perangkat lunak dalam pencapaian produk akhir yang berkualitas

9
tinggi. The Software Engineering Institute merekomendasikan serangkaian
aktivitas SQA yang menekankan rencana jaminan kualitas, kesalahan,
penyimpanan rekaman, analisis dan pelaporan. Berikut ini adalah aktifitas
yang dilakukan oleh kelompok SQA:
1. Menyiapakan rencana SQA untuk suatu proyek. Rencana ini
dikembangkan selama perencanaan proyek dan dikaji oleh
semua kelompok yang tertarik. Aktivitas jaminan kualitas yang
dilakukan oleh tim rekayasa perangkat lunak dan kelompok
SQA diatur oleh rencana. Rencana tersebut mengidentifikasi
hal – hal berikut:
a. Evaluasi yang dilakukan
b. Audit dan kajian yang dilakukan
c. Standar yang dapat diaplikasikan pada proyek
d. Prosedur untuk pelaporan dan penelusuran kesalahan
e. Dokumen yang dihasilkan oleh kelompok SQA
f. Jumlah umpan balik yang diberikan pada tim proyek
perangkat lunak.
2. Berpartisipasi dalam pengembangan deskripsi proses
pengembangan proyek. Tim rekayasa perangkat lunak memilih
sebuah proses bagi kerja yang akan dilakukan. Kelompok SQA
mengkaji deskripsi proses supaya sesuai dengan kebijakan
organisasional, standar perangkat lunak internal, standar baku
eksternal ( ISO 9001 ) dan bagian rencana perangkat lunak lain.
3. Mengkaji akrifitas rekayasa perangkat lunak untuk
memverifikasi pemenuhan proses perangkat lunak yang sudah
ditentukan. Kelompok SQA mengidentifikasi, mendokumentasi
dan menelusuri deviasi proses serta membuktikan apakah
koreksi sudah dilakukan.
4. Mengaudit produk kerja perangkat lunak yang ditentukan untuk
membuktikan kesesuaian dengan produk kerja yang ditentukan
tersebut sebagai bagian dari proses perangkat lunak. Kelompok

10
SQA mengkaji produk kerja yang dipilih yaitu
mengidentifikasi, mendokumentasi, dan melacak deviasi serta
membuktikan apakah koreksi telah dilakukan dan secara
periodic melaporkan hasil kerjanya kepada manajer proyek.
5. Memastikan bahwa deviasi pada kerja dan produk kerja
perangkat lunak didokumentasi dan ditangani sesuai prosedur
pendokumentasian. Deviasi dapat ditemukan pada rencana
proyek, deskripsi proses, standar yang dapat diaplikasikan atau
produk kerja teknik.
6. Mencatat ketidak – sesuaian dan melaporkannya kepada
manajemen senior. Item – item yang tidak sesuai ditelusuri
sampai item itu diubah.

11
BAB IV
KESIMPULAN
1. American Heritage Dictionary mendefinisikan kata kualitas sebagai
sebuah karakteristik atau atribut dari sesuatu.
2. Ada 2 jenis kualitas yang ada, yaitu kualitas desain dan kualitas
konformansi.
1. Kualitas desain adalah mengacu pada karakteristik yang
ditentukan oleh desainer terhadap suatu item tertentu. Nilai
material, toleransi dan spesifikasi kinerja, semua membrikan
kontribusi terhadap kualitas desain.
2. Kualitas konformansi adalah merupakan tingkat dimana
spesifikasi desain terus diikuti selama pembuatan. Semakin
tinggi tingkat konformansi, maka akan semakin tinggi pula
tingkat kualitas konformansi.
3. Kontrol kualitas merupakan serangkaian pemeriksaan, kajian dan
pengujian yang digunakan pada keseluruhan siklus pengembangan
untuk memastikan bahwa setiap produk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Kontrol kualitas mencakup loop ( kalang ) umpan balik
pada proses yang menciptakan produk kerja. Konsep kunci kualitas
kontrol adalah bahwa semua produk kerja memiliki spesifikasi yang
telah ditentukan dan dapat diukur dimana kita dapat membandingkan
output dari setiap proses. Kalang menjadi penting untuk
meminimalkan cacat yang dihasilkan.
4. Jaminan kualitas terdiri atas fungsi auditing dan pelaporan manajemen.
Tujuan jaminan kualitas adalah untuk memberikan data yang
diperlukan oleh manajemen untuk menginformasikan masalah kualitas
produk, sehingga dapat memberikan kepastian & konfidensi bahwa
kulitas produk dapat memenuhi sasaran.
5. Biaya kualitas menyangkut semua biaya yang diadakan untuk
mengejar kualitas atau untuk menampilkan kualitas yang berhubungan
dengan aktivitas. Studi tentang biaya kualitas dilakukan untuk

12
memberikan garis dasar bagi biaya kualitas yang sedang digunakan,
untuk mengidentifikasikan kemungkinan perngurangan biaya kualitas
serta memberikan basis perbandingan yang ternormalisasi. Biaya
kualitas dapat dibagi kedalam biaya – biaya yang dihubungkan dengan
pencegahan, penilaian dan kegagalan. Biaya pencegahan meliputi:
1. Perencanaan kualitas
2. Kajian teknis formal
3. Perlengkapan pengujian
4. Pelatihan
Biaya penilaian meliputi aktifitas untuk memperoleh wawasan
mengenai kondisi produk “pertama kali” pada masing – masing proses.
Contoh biaya ini meliputi:
a. Inspeksi in – proses dan interproses
b. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan
c. Pengujian
Biaya kegagalan adalah biaya yang akan hilang bila tidak ada cacat
yang muncul sebelum produk disampaikan kepada pelanggan. Biaya
kegagalan dapat dibagi lagi kedalam biaya kegagalan internal dan
eksternal. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang diadakan bila
kita mendeteksi adanya suatu kesalahan dalam produk sebelum produk
dipasarkan. Biaya kegagalan internal ini meliputi:
a. Pengerjaan kembali
b. Perbaikan
c. Analisis mode kegagalan
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang berhubungan dengan
cacat yang ditemukan setelah produk disampaikan kepada pelanggan.
Contoh – contoh biaya kegagalan eksternal meliputi:
a. Resolusi keluhan
b. Penggantian dan pengembalian produk
c. Dukungan help line
d. Kerja jaminan

13
6. Ada empat langkah kemajuan dasar yang biasa ditemui dan menjadi
fondasi dari banyak program TQM yang baik.
1. Langkah pertama disebut kaizen dan mengacu pada system
peningkatan proses yang kontinu. Tujuan dari kaizen adalah
mengembangkan sebuah proses ( dalam hal ini adalah proses
perangkat lunak ) yang kelihatan, dapat diulang, dan dapat
diukur.
2. Langkah kedua, yang dilakukan hanya setelah kaizen dicapai
disebut atarimae hinshitsu. Langkah ini mengamati hal yang
tidak terlihat yang mempengaruhi proses dan bekerja untuk
mengoptimasi pengaruhnya terhadap proses tersebut.
3. Langkah selanjutnya yang disebut kansei ( diterjemahkan
sebagai “lima indra” ) berkonsentrasi pada pemakai produk
( dalam hal ini perangkat lunak ).
4. Akhirnya, langkah yang disebut miryokuteki hinshitsu,
meluaskan perhatian manajemen pada produk langsung.
Langkah ini merupakan langkah yang berorientasi pada bisnis
yang mencari peluang dalam area yang berkaitan, yang dapat
diidentifikasi dengan mengamati penggunaan produk dipasar.
7. Secara umum kualitas perangkat lunak didefinisikan sebagai
konformansi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang
dinyatakan secara eksplisit dan karakteristik implicit yang diharapkan
bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara professional.
8. Kenyataanya definisi yang definitif mengenai perangkat lunak dapat
membuka perdebatan yang tidak pernak berakhir, untuk itu definisi
tersebut berfungsi menekan tiga hal penting, yaitu:
1. Kurangnya penyesuaian terhadap kebutuhan juga menunjukan
rendahnya kualitas.
2. Standar yang ditetapkan menetapkan serangkaian criteria
pengembangan yang menuntun cara perangkat lunak
direkayasa.

14
3. Ada serangkaian kebutuhan implicit yang sering tidak
dicantumkan ( misalnya kebutuhan akan kemampuan
pemeliharaan yang baik ).
9. Berikut ini adalah aktifitas yang dilakukan oleh kelompok SQA:
1. Menyiapakan rencana SQA untuk suatu proyek. Rencana ini
dikembangkan selama perencanaan proyek dan dikaji oleh
semua kelompok yang tertarik. Aktivitas jaminan kualitas yang
dilakukan oleh tim rekayasa perangkat lunak dan kelompok
SQA diatur oleh rencana. Rencana tersebut mengidentifikasi
hal – hal berikut:
a. Evaluasi yang dilakukan
b. Audit dan kajian yang dilakukan
c. Standar yang dapat diapikasikan pada proyek
d. Prosedur untuk pelaporan dan penelusuran kesalahan
e. Dokumen yang dihasilkan oleh kelompok SQA
f. Jumlah umpan balik yang diberikan pada tim proyek
perangkat lunak.
2. Berpartisipasi dalam pengembangan deskripsi proses
pengembangan proyek.
3. Mengkaji akrifitas rekayasa perangkat lunak untuk
memverifikasi pemenuhan proses perangkat lunak yang sudah
ditentukan.
4. Mengaudit produk kerja perangkat lunak yang ditentukan untuk
membuktikan kesesuaian dengan produk kerja yang ditentukan
tersebut sebagai bagian dari proses perangkat lunak.
5. Memastikan bahwa diviasi pada kerja dan produk kerja
perangkat lunak didokumentasi dan ditangani sesuai prosedur
pendokumentasian.
6. Mencatat ketidak – sesuaian dan melaporkannya kepada
manajemen senior.

15
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. http://wisnu.firmansyah.blogspot.com
2. http://www.google.com
3. http://www.ilmukomputer.com
4. http://translate.google.com
5. http://books.google.com
6. Aunur Rofiq Mulyanto. 2008. Rekayasa Perangkat Lunak. 3nd Edition.

16

Anda mungkin juga menyukai