LANDASAN TEORI
Supplier merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan dalam
perusahaan yang sehat ialah perusahaan yang tidak terlalu berpengaruh apabila
supplier yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sedang mengalami masalah berupa
kualitas yang kurang maksimal maupun pengiriman yang terlambat. Maka dari itu
sendiri merupakan salah satu kegiatan strategis bagi perusahaan dalam proses
bisnisnya. Hal ini juga menjadi suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan apabila
supplier tersebut memasok barang yang penting bagi perusahaan dan dengan jangka
waktu yang panjang. Dalam pemilihan supplier, dibutuhkan berbagai kriteria guna
bahan non kritis pada perusahaan sangat mudah, namun untuk memilih beberapa
supplier pada bahan kritis bagi perusahaan dibutuhkan beberapa kriteria yang mampu
pendapat tentang beberapa kriteria antara lain, teknologi yang digunakan dalam
proses produksi, kemauan untuk membagi dan informasi, kualitas, harga, kehandalan,
dan pelayanan.
7
8
Ada beberapa pendapat dara para ahli tentang definisi supplier yaitu sebagai
berikut:
1. Menurut Sinamarta I (2013), definisi dari supplier atau pemasok adalah individu
atau perusahaan (baik dalam skala besar atau kecil) yang memiliki kemampuan
2. Menurut Ligia R (2012), definisi supplier adalah perusahaan atau pihak yang
3. Menurut Win B (2016), definisi supplier atau pemasok adalah penyedia produk
untuk kebutuhan yang relatif banyak untuk dijual kembali oleh para pengusaha
4. Menurut Pamrinpin (2016), definisi supplier adalah pihak yang menjual barang
6. Menurut Vindy I (2014), definisi supplier adalah partner kerja dari perusahaan
yang siap memenuhi ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan
7. Menurut Wirdianto (2008), supplier adalah salah satu mitra bisnis yang
yang kompeten. Jadi, pemilihan supplier yang kompeten adalah salah satu
literatur:
al, 1991):
a. Kualitas (Quality)
b. Pengiriman (Delivery)
f. Harga (Price)
Industi)
p. Sikap (Attitude)
q. Kesan (Impression)
v. Training Aids
2) Kriteria pemilihan supplier menurut Nydick dan Hill (1992) yaitu sebagai
berikut:
a. Quality / kualitas
b. Price / harga
c. Service / layanan
d. Delivery / pengiriman
11
a. Kriteria Harga
b. Kriteria Kualitas
disepakati
dimengerti
bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hirarki, kemudian memberikan
nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap
variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas
menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara yang logis dan
suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan juga pengalaman untuk
oleh Prof. Thomas L. Saaty tahun 1971 di Wharton School University, yang dapat
memecahkan masalah kompleks, di mana aspek atau kriteria yang diambil cukup
yang terbaik. Kompleksistas ini juga disebabkan oleh struktur masalah yang belum
data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali. Adakalanya timbul
masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi
variasinya rumit sehingga datanya tidak mungkin dapat dicatat secara numerik, hanya
secara kualitatif saja dapat diukur yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi
yang bersifat subyektif seperti pendapat, perasaan dan kepercayaan. Peralatan utama
AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia.
13
Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam
suatu bentuk hirarki. Pada dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan
Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan dalam beberapa sub tujuan
yang lebih terperinci yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud dalam tujuan
pertama. Penjabaran ini dapat dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh tujuan yang
bersifat operasional. Pada hirarki terendah inilah dilakukan proses evaluasi atas
melakukan kuantifikasi. Untuk itu dikenalkan satu rasio konsistensi yang dapat
131-132) :
dibandingkan.
vector eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
. . . . .
1. Mengalikan nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama
max−n
CI = ……………………. (2.1)
n−1
Dimana:
max: nilai eigen yang terbesar dari matrik perbandingan berpasangan orde n
16
rumus:
CI
CR= ……………………… (2.2)
RI
dimana :
CR : Consistency Ratio
CI : Consistency Index
RI : Random Consistency
RI 0,00 0,00 0,58 0,98 1,12 1.24 1,32 1,41 1,45 1,49
menghitung skala dalam matriks perbandingan berpasangan agar valid dan konsisten,
TL.Saaty menggunakan skala nilai relatif yang disebut prioritas. Skala Fundamental
Itensitas
Tabel 2.1. Skala FundamentalDefinisi
Bilangan Mutlak (Lanjutan) Penjelasan
Kepentingan
7 Satu elemen jelas lebih mutlak Satu elemen yang kuat disokong dan
penting (sangat penting) daripada dominan terlihat dalam praktek
elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua nilai Nilai ini diberikan bila ada dua
pertimbangan yang saling kompromi diantara 2 pilihan
berdekatan
Sumber : Saaty (2008)
Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP, Laode Muh. yasir yuyu (2007)
a. Decompocition
didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka
proses analisis ini dinamakan hirarki (hierarclry). Ada dua jenis hirarki, yaitu
hirarki lengkap dan tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada
suatu tingkat memeiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika
b. Comparative Judgement
elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya.
Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap
prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila
atau tujuan yang ingin dicapai. Dalam penilaian kepentingan relatif dua
elemen berlaku aksioma reciprocal artinya jika elemen I dinilai 3 kali lebih
penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan l/3 kali pentingnya
dibanding elemen- i. Disamping itu, perbandingan dua angka yang sama akan
menghasilkan angka l, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat
19
saja dinilai sama penting. Jika terdapat n elemen, maka akan diperoleh matriks
dalam menyusun matriks ini adalah n (n-l /2 karena matriksnya reciprocal dan
c. Synthesis of Priority
terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus
d. Logical Consistency
konsisten sempurna. Hal ini dapat terjadi karena ketidak konsistenan dalam
preferensi seseorang.
1. Kesatuan (Unity)
20
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu
2. Kompleksitas (Complexity)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak
serupa.
5. Pengukuran (Measurement)
prioritas.
6. Sintesis (Synthesis)
masingmasing alternatif.
7. Trade Off
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
pengulangan.
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa
persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang
ahli. Selain itu, model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
2.3 Persediaan
Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara kontinyu diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali.
kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan yang
perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik. Berikut dijelaskan pengertian
“Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu perelatan atau
mesin.
aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang masih dalam
perlu kita ketahui bahwa persediaan itu merupakan cadangan dan karena itu harus
dapat dibedakan atau dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut
diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
(supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk yang akan dihasilkan oleh
perusahaan. Menurut Ristono (2009:5) terdapat dua macam kelompok bahan baku,
yaitu:
24
1. Bahan baku langsung yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian
dari barang jadi yang biayanya dengan mudah ditelusuri dari biaya barang jadi
barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel artinya
sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau
perubahan output
2. Bahan baku tidak langsung adalah bahan – bahan yang di pakai dalam proses
penggunaan. Klasifikasi bahan baku berdasarkan harga dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
1. Bahan baku berharga tinggi (high value items) Bahan baku yang biasanya
mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, oleh karena itu
2. Bahan baku berharga menengah (medium value items) Bahan baku yang
biasanya berjumlah ± 20% dari jumlah jenis persediaan, dan jumlah nilainya
juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat
3. Bahan baku berharga rendah (low value items) Jenis bahan baku ini biasanya
berjumlah ±70% dari seluruh jenis persediaan, tetapi memiliki nilai atau harga
sekitar 10% dari seluruh nilai atau harga persediaan, sehingga tidak
salah satu fungsi manajemen yang dapat dipecahkan dengan metode kuantitatif.
salah satu kegiatan dari urutan kegiatan– kegiatan yang berkaitan erat satu sama lain
dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai dengan apa yang telah
jangan sampai produksi terhenti bila suatu saat pen-supply tidak dapat
terlalu besar
3. Sifat bahan baku atau bahan penolong, apakah cepat rusak (durable good)
Barang yang tidak tahan lama tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu bila
bahan baku yang yang diperlukan tergolong barang yang tidak tahan lama maka tidak
perlu disimpan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk bahan baku yang
mempunyai sifat tahan lama, maka tidak ada salahnya perusahaan menyimpannya
maka perusahaan tentunya tidak akan lepas dari biaya-biaya persediaan yang
akan ditanggung
untuk investasi di dalam persediaan dalam bahan baku ini dipengaruhi oleh
pada peiode yang lalu untuk keperluan proses produksi akan dapat
bahan baku
dengan situasi dan kondisi dari persediaan bahan baku yang bersangkutan
secara berkala
EOQ menurut Riyanto (2001) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah
pembelian yang optimal. Jumlah pembelian yang paling ekonomis Economic Order
Quantity adalah jumlah bahan mentah yang setiap kali dilakukan pembelian
bahan (Adisaputro, 2007). Pada pendekatan Economic Order Quantity (EOQ), tingkat
ekonomis dicapai pada keseimbangan antara biaya pemesanan (setup cost) dan biaya
penyimpanan (holding cost). Jika ukuran lot besar maka biaya pemesanan akan turun
tetapi biaya penyimpanan naik. Sebaliknya, jika ukuran lot kecil maka biaya
pemesanan akan naik tetapi biaya penyimpanan turun. Model EOQ menyarankan
untuk memelihara lot pesanan yang menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya
dibutuhkan.
EOQ (Economic Order Quantity) menjadi dasar yang penting bagi manajer untuk
Menurut Siswandi (2010) ada dua biaya yang digunakan sebagai dasar
biaya pesanan. Biaya-biaya yang termasuk kategori ini antara lain biaya
2010:94) yaitu:
D
Ordering Cost¿ x S……………….. (2.3)
Q
Keterangan:
Jenis biaya ini bersifat variabel terhadap jumlah inventori yang dibeli.
a. Sewa gudang
d. Pajak.
e. Asuransi
sebagi berikut:
Q
Biaya penyimpanan = x H …………………(2.4)
2
Keterangan:
penjumlahan dari biaya simpan dan biaya pesan. TIC minimum akan tercapai
pada saat biaya simpan sama dengan biaya pesan. Pada saat total biaya
jumlah pesanan yang paling ekonomis atau EOQ. Untuk menentukan total
2010:97):
D Q
TIC = s + H ………………….(2.5)
Q 2
Keterangan:
persediaan yang dipesan pada suatu waktu yang meminimalkan biaya persediaan
EOQ ¿
√ 2DS
H
……………………….(2.6)
Keterangan:
S : biaya pemesanan/pesanan
diketahui standar deviasinya. Adapun rumus standar deviasi adalah sebagai berikut
Keterangan :
SD = Standar Deviasi
x = Jumlah Permintaan
n = Jumlah data
SS = SD x Z ………. (2.8)
Keterangan :
33
SD = Standar Deviasi
distribusi frekuensi normal didapat nilai Z0,05 = 1,65 (Heizer dan Render 2006).
(Re Order Point). Pengertian Re Order Point (ROP) menurut Rangkuti (2004:83)
adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan
suatu perusahaan sehubungan dengan adanya Lead Time dan Safety Stock. Sedangkan
menurut Riyanto (2001:83) ROP adalah saat atau titik dimana harus diadakan
pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang
dipesan itu adalah tepat waktu dimana persediaan diatas Safety Stock sama dengan
nol. Menurut Assauri (1999:196) ROP (Re Order Point) adalah suatu titik atau batas
dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan
kembali.
Menurut Heizer dan Render (2010:99) ROP adalah tingkat persediaan dimana
ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus segera dilakukan
Keterangan :
L = Lead Time
SS = Safety Stock
35
Posisi penelitian bermanfaat untuk merujuk terhadap referensi yang digunakan dalam melakukan penelitian, adapun
Metode Penelitian
Analytical Data Economic
Nama Re Order
Judul Penelitian Hierarchy Envelopmen Order Hasil Penelitian
(Tahun Penelitian) Point
Process t Analysis Quantity
(ROP)
(AHP) (DEA) (EOQ)
penerapan metode Hasil penelitiannya menyatakan bahwa output dari penelitiaan yang
Analytical Hierarchy dilakukan merupakan sistem yang dapat memberikan rekomendas
Agnia Process dalam sistem alternatif penerima mahasiswa berprestasi dengan nilai indeks konsisten
- - -
Eva Munthafa pendukung keputusan sebesar 0,06, sehingga hierarki yang dibentuk dapat diterima.
(2017) penentuan mahasiswa
berprestasi
EOQ (Economic Order persediaan pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 437.586.674,-
Quantity) pada PT.
Suryamas lestari prima
Analytical Hierarchy Hasil Penelitiannya menyatakan bahwa ketiga metode yang digunakan
Process (AHP), Economic dapat mengatasi dalam menentukan waktu pengadaan barang yang tepat
Adrian Dicky Order Quantity (EOQ), pemilihan vendor yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan
Lukiman and Reorder Point (ROP) - jumlah item yang harus dipesan dalam satu periode waktu dapat ditentukan
(2020) in Inventory Management
System
analisis pengukuran Hasil penelitiannya diperoleh kriteria yang harus digunakan dalam
efisiensi supplier bahan penentuan supplier tetap yaitu kriteria harga, kualitas, pengiriman dan
baku kerupuk kulit sapi fleksibilitas dan untuk supplier yang efisien dengan nilai efisiensi relatif
Vidya Amalia
guna mengetahui supplier - - - 100% diperoleh 3 supplier (Mas Malik, Mbak Yuli dan Mas Saipul) yang
(2020)
tetap pada umkm bagus efisien dari 4 supplier, dalam hal ini 3 supplier memenuhi kriteria yang
surya mojokerto diinginkan oleh UMKM Bagus Surya.