PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang pesat.
Perkembangan itu berdampak bagi setiap aktivitas manusia terutama dalam usaha
untuk mencapai tujuan-tujuan pengembangan ekonomi dan penciptaan keefektifan
dan keefisienan kerja. Peran pemerintah sebagai motor penggerak pembangunan
dan pengemban tanggungjawab public dalam pembangunan ekonomi yang sangat
besar, antara lain menciptakan sarana dan prasarana yang menunjang
perkembangan system teknologi dan informasi.
Perkembangan bisnis yang berkembang seiring dengan globalisasi dan
tingkat kecerdasan dan kecanggihan teknologi menuntut sebuah perusahaan
dituntut untuk mendayagunakan teknologi dan informasi sebagai penunjang
operasi dan hal lainnya terkait segala aktivitas perusahaan. Bahkan banyak
perusahaan sangat bergantung terhadap sistem informasi dan teknologi ini. Sistem
dan informasi teknologi dapat menjadi pendukung bagi keunggulan kompetitif
bagi perusahaan. Sistem dan Informasi tersebut mesti dikelola dengan baik untuk
mencapai tingkat operasi perusahaan yang optimal dan teratur.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dimensi Kualitas Pelayanan PT Bloom.
2. Bagaimana Kinerja Aset Teknologi Informasi di PT Bloom.
3. Bagaimana Perspektif dalam Balanced Scorecard di PT Bloom.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan
Dimensi kualitas pelayanan menurut Kotler (1995) dalam Tjiptono (2002) ada
lima dimensi pokok yaitu sebagai berikut:
1. Tangibles (bukti langsung), meliputi penampilan fisik dan perlengkapan
dengan indikator:
a. Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan.
b. Penataan ruang tunggu dan ruang periksa kesehatan pasien.
c. Kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai.
2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan akurat dan memuaskan dengan indikator:
a. Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat.
b. Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dan
tepat.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan
dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap dengan indikator:
a. Cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien.
b. Memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti.
c. Saat dibutuhkan pasien, mampu bertindak dengan tepat dan cepat.
4. Assurance (jaminan), dimensi ini meliputi suatu pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam melayani konsumen. Dimensi ini
diukur dengan indikator:
a. Memberikan jaminan kesembuhan.
b. Tidak terjadi komplikasi atau kesalahan.
c. Jadwal pelayanan dijanjikan dengan tepat.
5. Emphaty (empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan
pelanggan dengan indikator:
a. Bersikap ramah.
b. Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarga.
c. Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial.
(assurance).
Sedangkan,
akses,
komunikasi,
dan
kemampuam
4.
a.
b.
c.
d.
8. Dimensi
kemudahan
perbaikan
(Serviceability)
meliputi
kecepatan,
biaya pencegahan
biaya penilaian
biaya kegagalan internal
biaya kegagalan eksternal
L(y) = k (y-T)2
dimana :
k = Konstanta proporsionalitasyang besarnya tergantung pada struktur
biaya kegagalan eksternal perusahaan
y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = Nilai target dari karakteristik kualitas
L = Kerugian kualitas
k=
c/ d2
dimana:
c = Kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = Jarak batas sari nilai target
10
istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau
aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah
standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar
efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya
(Srimindarti, 2004).
2.4.1 Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan
hasil yang diinginkan.
Menurut Mulyadi (2001), manfaat sistem pengukuran kinerja adalah sebagai
berikut:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
seperti promosi, pemberhentian dan mutasi.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
manajemen
strategis
yang
mendefinisikan
sistem
akuntansi
11
Gambar 2.1
Hubungan Antara Visi, Tujuan, dan Sasaran
12
Gambar 2.2
Strategi Manajemen dalam Balanced Scorecard
14
Komprehensif.
Balanced scorecard memperluas
perspektif yang
dicakup dalam
Koheren.
Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan
Seimbang.
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
Terukur.
Keterukuran sasaran-sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
15
EAT
x 100%
Total Aktiva
2. Profit Margin
Profit margin digunakan untuk melihat besar kecilnya laba usaha dalam
hubungannya dengan penjualan untuk mengetahui efisiensi pasar. Profit margin
dapat dikatakan baik jika rata-rata nilainya sebesar 8,3% (Keown, 2008).
Semakin tinggi nilai profit margin semakin baik, karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
Profit Margin =
EAT
x 100%
Penjualan
3.
Operating Ratio
Merupakan biaya operasi dibagi dengan penjualan bersih, dan dinyatakan
dalam persen. Biaya operasi sendiri terdiri dari HPP ditambah dengan beban
usaha. Semakin tinggi operating ratio, menunjukkan bahwa perusahaan dapat
memanfaatkan biaya yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan bersih.
16
Operating Ratio =
x 100%
x 100%
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
organisasi atau instansi, khususnya pada instansi atau organisasi yang bergerak
dibidang jasa seperti PT. Blom Nusantara.
Kualitas suatu layanan penting untuk diukur dikarenakan kualitas layanan
menjadi salah satu indikator untuk mengukur baik atau burukya pengelolaan suatu
organisasi. Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab sebelumnya bahwa untuk
mengukur kualistas suatu layanan diperlukan alat untuk mengukur kualitas
layanan, salah satunya yaitu mengunakan dimensi kualitas jasa TERRA (
Tangibility, Empathy, Responsiveness, Reliability, dan Assurance ). Berikut ini
perbadingan antara kondisi ideal menurut teori dengan kondisi real yang berada di
PT. Blom Nusantara :
3.1.1 Tangibility ( Bukti Fisik )
Dalam aspek tangibility terdapat beberapa indikator untuk mengukur
seberapa baik aspek tangible diterapkan di PT. Blom Nusantara, aspek tangible
dikatakan baik bila keadaan real diperusahaan telah sesuai dengan kriteria
kriteria berikut :
a.
b.
c.
d.
Tampilan Fisik
kondisi baik
Kecanggihan
digunakan
alat
dalam
yang
19
Kriteria ideal
Keramahan
Karyawan:
Karyawan melayani konsumen
dengan sopan dan baik.
keluhan pelanggan.
pelanggannya hal tersebut dapat
dilihat
dari
meningkatnya
produksi.
Dari data perbandingan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
aspek empathy PT.Blom Nusantara dapat dikatakan cukup.
20
21
dapat
digunakan
bagi perusahaan.
b. Aset dalam keadaan
baik
dan
siap
untuk
kegiatan
produksi.
b. Aset IT ( PC dan Software ) dapat
memberikan profit dan benefit
operasikan.
22
tidak
terlihat
dari
permintaan
digital
sehingga
biaya
23
b. Arus kas dicatat sesuai kas yang masuk dan keluar selama periode
pembukuan berlangsung.
3.2.3 Kinerja Fungsional
Fungsionalitas aset merupakan ukuran efektivitas dari suatu aset dalam
mendukung aktivitas yang akan dilakukan. Untuk memantau dan menilai
fungsionalitas aset di PT. Blom Nusantara, entitas harus menenentukan:
a. Peranan yang dimainkan aset dalam pencapaian hasil melalui pemberian
pelayanan; dan
b. Karakter fungsional yang disyaratkan dari suatu aset untuk mendukung
aktivitas tertentu (persyaratan fungsional yang dibuat bagi aset-aset yang
dibangun).
Dalam kondisi eksisting di PT Blom:
a. Aset berupa teknologi informasi milik PT. Blom Nusantara berperan
penting dalam ranah industri yang digeluti. Pasalnya, teknologi informasi
adalah basic asset dalam pergerakan PT. Blom dalam jenis usahanya
b. Karakter aset teknologi informasi terikat kuat dengan usaha PT. Blom
Nusantara yang bergelut dibidang digital mapping dan tentunya
mendukung segala aktifitas produksinya.
3.2.4 Kinerja Utilitas
Di PT. Blom Nusantara mengoperasikan aset IT nya selama 5 hari kerja
dengan jumlah jam 24 jam/hari, dan tiap tahunya ada idle time aset selama 3 bulan
mulai dari bulan desember hingga april dikarenakan di negara-negara yang
beriklim sub tropis sedang mengalami musim dingin sehingga produksi tidak bisa
dilaksanakan karena tidak bisa mengambil foto udara, dari hasil tersebut ada
potensi untuk memanfaatkan aset IT PT. Blom, bentuk pemanfaatannya dapat
berupa pemberian pelatihan kepada karyawan, aset IT disewakan kepada pihak
lain dan lainnya. Untuk saat ini pemanfaatan kinerja utilitas aset teknologi
informasi di PT. Blom belum baik dikarenakan belum adanya pemanfaatan aset IT
di waktu Idle time aset.
3.3 Analisis Balanced Scorecard di PT. Blom Nusantara
3.3.1 Kinerja Perusahaan
24
kinerja
di masa
mendatang. Akibatnya,
pengukuran
kinerja
25
mengkhususkan diri dalam produksi tanah dan pemetaan laut dan melakukan
proyek-proyek dari sebagian besar negara di mana kelompok Blom diwakili
sesuai dengan berbagai standar pemetaan.Blom Nusantara diperbarui dengan
teknologi komunikasi yang paling modern dan mengamankan pertukaran data
yang stabil dan cepat dengan klien kami di seluruh penjuru dunia. Fotogrametri
memiliki kapasitas yang besar. Unit produksi berjalan dalam tiga shift, 24 jam
sehari. Hal ini memberikan kapasitas produksi tahunan stereo fotogrametri lebih
dari 100 000 jam.
26
27
perkembangan. Pihak yang merencanakan kebutuhan ini ada pada tiap divisi
untuk kemudian disampaikan kepada manajer Teknologi Informasi (TI). Manajer
TI ini merupakan perencana kebutuhan aset secara keseluruhan. Pada perusahaan
Blom Nusantara ini tidak diperlukan persediaan untuk menunjang proses
produksinya karena sebagian besar aset perusahaan ini merupakan software dan
hardware. Apabila terdapat persediaan berupa software dan hardware hanya akan
membuat aset tersebut menjadi idle dan mengurangi umur ekonomisnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kualitas Layanan di PT. Blom Nusantara memiliki kualitas layanan yang
baik, dikarenakan setelah dianalisis menggunakan dimensi pengukuran
kinerja yaitu TERRA (Tangibility, Empathy, Responsiveness, Reliability,
dan Assurance ) hasilnya yaitu banyak kesesuaian antara indikator
28
DAFTAR PUSTAKA
29