GERMADAN Batur PDF
GERMADAN Batur PDF
DANAU BATUR
(GERMADAN BATUR)
Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Batur
Cara mengutip :
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2014. Gerakan
Penyelamatan Danau (GERMADAN) Batur.
Pengarah :
Arief Yuwono
Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan
Iklim, KLH
Penanggung Jawab :
Hermono Sigit
Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat, KLH
Tim Penyusun :
Ni Luh Kartini, Ida Bagus Badraka, Harmin Manurung, Titi Novitha Harahap,
Inge Retnowati, Siti Rachmiati Nasution, Wahyu Cahyadi Rustadi.
Didukung oleh :
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Riset dan Teknologi,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Bappeda Provinsi Bali, Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Bali, Bappeda Kabupaten Bangli, Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Bangli, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
Bali dan Kabupaten Bangli.
Diterbitkan oleh :
Kementerian Lingkungan Hidup
SAMBUTAN DEPUTI
BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM
iv Germadan Batur
KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI BALI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah Pedoman Gerakan Penyelamatan
Danau Batur (GERMADAN BATUR) dapat
disusun sesuai petunjuk teknis yang telah
ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia.Danau Batur merupakan
danau terbesar dari 4 (Empat) danau yang dimiliki Provinsi Bali
selain Danau Buyan, Beratan dan Tamblingan. Danau Batur
termasuk danau tektonik vulkanik pada rangkaian ‘Ring of Fire
Pasifik (Cincin Api Pasifik) terletak di dikaki Gunung Batur diyakini
sebagai salah satu kaldera (kawah gunung berapi) purba
yang masih aktif, terbesar dan terindah di dunia. Perairannya
bersifat tergenang (lentik), ”closed system” tanpa outlet dan
pasokan airnya hanya berasal dari air hujan dan rembesan
air pegunungan di sekitar kawasan danau yang mampu
menampung 815,38 juta m3.
Hasil Konferensi Danau I (Bali) dan II (Semarang) pada
tahun 2009-2010, Danau Batur ditetapkan sebagai salah satu
danau dari 15 danau prioritas nasional yang membutuhkan
perlakukan pemulihan dan penyelamatan, karena mengalami
pencemaran dan kerusakan berdasarkan Pergub. Bali No.
8/2007. Sehubungan dengan hal tersebut disususun Pedoman
Germadan Batur v
Gerakan Peyelamatan Danau Batur (GERMADAN BATUR) yang
memuat tentang Gambaran Umum, Permasalahan, dan
Rekomendasi Gerakan Penyelamatan Danau Batur.
Demikian Pedoman Gerakan Peyelamatan Danau
Batur (GERMADAN BATUR) untuk dapat digunakan sebagai
acuan bersama dalam upaya pemulihan, perlindungan dan
pemanfaatan Danau Batur secara berkelanjutan.
I NYOMAN SUJAYA
vi Germadan Batur
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ………………….……………..............………………. iii
KATA PENGANTAR ……………………………….............………………. v
DAFTAR ISI .....……………….....…………………………………………… vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR .........…………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………..………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………..……………... 1
1.2 Peraturan-Peraturan …………......................……...………… 6
1.3 Ruang Lingkup dan kerangka Berpikir … ………...………… 11
1.4 Maksud, Tujuan dan manfaat ............................................. 14
BAB II GAMBARAN UMUM DANAU BATUR …………...……………. 17
2.1 Profil Danau Batur ………………………………………....……. 17
2.2 Gambaran Umum Pengelolaan Danau Batur .................. 34
2.3 Permasalahan Utama Danau Batur ………………….……. 44
2.4 Pengelolaan Ekosistem Danau Batur dari sosial budaya .. 45
BAB III GERAKAN PENYELAMATAN DANAU BATUR ..……………… 48
3.1 Identifikasi dan penentuan Faktor Strategis Internal
dan External ............................................................................ 51
3.2 Strategi Prioritas perlindungan dan Penyelamatan
Kawasan Ekosisitem Danau ................................................. 66
3.3 Program Super Prioritas (Pokok ) Program prioritas
penunjang dan kegiatan ..................................................... 68
BAB IV REKOMENDASI GERAKAN PENYELAMATAN DANAU BATUR 83
4.1. Faktor Penentu Strategis Prioritas ......................................... 84
4.2. Aktor/pelaku Strategis Prioritas ........................................... 84
4.3. Tujuan Strategis Prioritas ........................................................ 85
4.4. Faktor-faktor Strategis Prioritas yang Perlu Ditingkatkan
Kualitasnya
............................................................................ 85
4.5. Stretegi Utama (Green Strategy) ........................................ 86
4.6. Program Strategis Prioritas Super (Pokok) ........................... 86
4.7. Program Strategis (Penunjang) Germadan Batur .... 87
DAFTAR PUSTAKA .........…………………………………………………… 89
Germadan Batur ix
x Germadan Batur
BADAN LINGKUNG
BAB I PENDAHULUAN
Gn. Batur
D. Batur
2 Germadan Batur
Landasan Filosofis kehidupan masyarakat Bali adalah Tri Hita
Karana yaitu 3 penyebab kebahagian (keseimbangan) yaitu
hubungan antara Manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lingkungannya.
Landasan sosiologis keagamaan (Hindu) adalah sad Kertih
yaitu 6 tata cara yadnya untuk menjaga kelestarian sumber
daya alam (sumber kehidupan) adalah (1) Atma kertih tata
cara yadnya untuk menyucikan jiwa atma (2) Jana kertih
tata cara yadnya untuk menyucikan prilaku manusia agar
terjagi keseimbangan (3) Danau kertih tata cara yadnya untuk
menjaga kelestarian Danau beserta sumber airnya sungai, mata
air, bulakan ), (4)Wana kertih tata cara yadnya untuk menjaga
kelestarian hutan, (5)Samudra kertih tata cara yadnya untuk
menjaga kelestarian laut. (6)Jagat kertih tata cara yadnya untuk
menjaga kelestarian jagat
Danau Batur terbesar diantara Danau Bulian, Beratan,
dan Tamblingan. Danau Batur terletak di wilayah Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli termasuk jenis danau kaldera aktif
yang berada pada ketinggian 1.050 meter di atas permukaan
laut. Secara geografis, Danau Batur terletak pada posisi
115o19’16,6” – 115o25’49,46” Bujur Timur dan 8o11’18,9,” – 8o
17’33,1” Lintang Selatan (BIG, 2012). Hasil batrimetri terhadap
Danau Batur tahun 1975, diketahui bahwa luas permukaan air
danau adalah 16,05 km2 (1.605 Ha), dengan volume air 815,38
juta m3 dengan reratav kedalaman danau rata-rata 50,80 m
dan kedalaman maksimum 70 m. Air Danau Batur bersumber
dari air hujan dan rembesan-rembesan air dari pegunungan
sekitarnya dengan luas daerah tangkapan 105,35 km2
Danau Batur keberadaannya sangat spesifik yakni pertama,
merupakan danau vulkanik alami tanpa inlet dan outlet, kedua
sebagai water reservoir yang menciptakan ekosistem spesifik
menjaga keberlangsungan daur hidrologi bagi Bali secara
Germadan Batur 3
keseluruhan. Ketiga, sebagai sumber air baku/minum bagi
masyarakat, perikanan (tangkap dan budidaya), pertanian/
perkebunan, pariwisata/ekowisata (panorama Gunung Batur
dan Danau Batur) hotel/restoran), dan kegiatan keagamaan.
Keempat, merupakan warisan budaya (cultural heritages)
dunia (WBD) dan berfungsi sebagai daerah konservasi, edukasi
dan sustainable development. Kelima sebagai Geopark (taman
bumi) yang mempunyai nilai ekologi.
Keberadaan Danau Batur mulai mengalami banyak masalah
mulai dari masalah berkurangnya air hujan yang meresap ke
dalam tanah dan meningkatnya kenaikan air larian/limpasan
permukaan (run off) berupa erosi yang membawa material
terlarut dan mengendapkan material sedimentasi pada
danau.Hal ini dipicu oleh meningkatnya pertambangan galian
C membabi buta yang menggunakan alat berat disekitar
danau Batur.Musim hujan bulan November 2013 sampai bulan
Februari 2014 yang pukulan air hujan dengan butiran yang
besar dan sangat deras menyebabkan terjadi banjir bandang
dengan alur erosi dari Desa Belandingan,Desa Pinggan dan
Desa Sekewana, yang membawa material ke dalam danau
Batur yang menyebabkan pendangkalan yang diikuti dengan
naiknya permukaan air danau Batur. Pendangkalan juga dipicu
oleh adanya kerambah jaring apung meningkat sangat pesat
tercatat bulan Oktober 2014 jumlah KJA 5015 buah dimana
terjadi peningkatan 3 kali dibandingkan tahun 2011 . Berdasarkan
pedoman Zonasi ekosistem danau Kementrian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Tahun 2011: Zone perikanan tidak
untuk danau tertutup. Perikanan tidak dapat dikembangkan
untuk danau vulkanik seperti danau Batur yang tidak memiliki
autlet. Hal ini juga bertentangan dengan kesepakatan Konprensi
Danau Indonesia I di Bali 13 Agustus 2009.
Pencemaran air danau Batur merupakan dampak
perkembangan pariwisata, perikanan, pertanian, pertanian,
4 Germadan Batur
domestik, dll. Pembangunan di sekitar Danau Batur seharusnya
memperhatikan keberlanjutan dari sumber alam itu sendiri. Sesuai
dengan amanah pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) pemanfaatan saat ini tidak boleh mengurangi
ketersediaannya bagi generasi yang akan datang, oleh
karenanya rencana pengembangan pembangunan sebaiknya
mempertimbangkan berbagai pendukung seperti: daya dukung
lingkungan dan sumber daya alam, baik hayati maupun
nonhayati termasuk sumber daya buatan. Berdasarkan hasil
perhitungan sidimen danau batur dari tahun 1975 sampai tahun
2012 adalah sebagai berikut volume sedimentasi 124,71 juta m3 ,
ketebalan sidimentasi 7,80 m, laju Sedimentasi 0,21m per tahun,
hal ini menyebabkan penurunan kedalaman air selama 37 tahun
sebesar 7,8 m serta volume air menurun 124,71 m3
Perkembangan pembangunan di sekitar Danau Batur sangat
pesat dan semuanya hanya berorientasi terhadap kepentingan
ekonomi dan belum sepenuhnya peduli terhadap permasalahan
lingkungan. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan
kerusakan lingkungan di sekitar Danau Batur seperti kerusakan
dan penyempitan areal hutan, perubahan vegetasi, dan alih
fungsi ahan yang tidak terkendali. Perubahan alih fungsi lahan
dan perlakuan yang kurang bijaksana berupa perubahan dari
lahan yang berfungsi hidrologis menjadi kawasan permukiman
dan budidaya. Pemanfaatan dan penguasaan lahan yang
tidak terkendali pada sempadan sekitar Danau Batur turut
mengancam kelestarian danau. Hal ini disebabkan belum ada
sinkrunisasi antara satu lembaga dengan lembaga yang lain,
masing-masing lembaga ingin memaksimalkan kegiatannya
di danau Batur. Contoh air danau batur adalah merupakan
air minum dan keperluaan mandi, cuci dan kakus oleh semua
penduduk di sekitar danau sampai dengan di balik gunung,
seharusnya air danau memiliki baku mutu kelas A, tetapi sekarang
ini kerambah jaring apung (KJA) terus bertambah jumlahnya
dan semakin ketengah, sistem pertanian menggunakan pupuk
Germadan Batur 5
kimia, pestisida dan herbisida (yang penggunaan sangat intensip
yaitu 2 kali semprot dalam tiga hari untuk tanaman tumpang sari
antara cabai dan bawang merah)( sumber petani cabai dan
bawang merah desa Songan A).
Upaya pemulihan kondisi kawasan sekitar Danau Batur
sangat penting untuk dapat menjaga keseimbangan antara
kehidupan dengan sumber daya alam sekitar. Penyusunan
Gerakan Penyelamatan Danau Batur dengan penyusunan
program super prioritas dengan program prioritas selama 5
tahun (2014-2019) dapat mengendalikan terhadap ancaman
kerusakan dan pencemaran lingkungan yang semakin parah di
masa yang akan datang.
1.2 Peraturan-Peraturan
A. Undang-undang
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pertambangan;
3. Undang - undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Pemukiman;
5. Undang-undang Nomor 5 tahun 1994 tentang Pengesahan
Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati;
6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007tentang Penataan
Ruang;
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan; dan
6 Germadan Batur
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
12. Undang Undang No.1 tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan pemukiman
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Kehutanan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2001 tentang Tata
Pengaturan Air;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Pemanfaatan Jasa Lingkungan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah,
Germadan Batur 7
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten /Kota; dan
16. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 tentang
Bendungan.
17. Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 2013 tentang Rawa
C. Keputusan Presiden
1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
2. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional Bidang Pertanahan; dan
3. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.
D. Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28
Tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air
danau dan/atau Waduk;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993
tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai,
Daerah Peguasaan Sungai dan Bekas Sungai;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39/PRTI1990
tentang Pembagian Wilayah Sungai;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/1990
tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber-Sumber Air;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48/PRT/1990
tentang Pengelolaan Atas Air dan Sumber Air Pada Wilayah
Sungai;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 49/PRT/1990
tentang Tata Cara dan Persyaratan Ijin Penggunaan dan
atau Sumber Sumber Air;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1990 tentang
Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air;
8. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 86/
8 Germadan Batur
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Penyediaan Akomodasi;
9. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 87/
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Jasa Makanan dan Minuman;
10. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 88/
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Kawasan Pariwisata;
11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 89/
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Transportasi Wisata;
12. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 90/
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Daya Tarik Wisata;
13. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 91/
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi; dan
14. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 92/
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Jasa Pramuwisata.
E. Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 458/KPTS/1986
tentang Ketentuan Pengamanan Sungai dalam Hubungan
dengan Penambangan Bahan Galian Golongan C;
2. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 687/KPTS-11/1989
tentang Pengusahaan Hutan Wisata, Taman Nasional,
Taman Hutan Rakyat dan Taman Wisata Laut;
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 779/KPTS/1990
tentang Pengendalian Banjir dan Pengaturan Sungai;
4. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 167/KPTS-11/1994
tentang Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata di
Kawasan Pelestarian Alam;
5. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/KPTS-11/1996
Germadan Batur 9
tentang Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan
Pariwisata Alam;
6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 348IKPTS-11/1997
tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
446/KPTS-ll/1996 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberian
dan Pencabutan Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002
tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum; dan
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111
Tahun 2003 tentang Pedoman mengenai Syarat dan Tata
Cara Perijinan serta Pedoman Pembuangan Limbah ke Air
dan Sumber Air.
9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/KPTS/M/2011
Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber
Daya Air
10 Germadan Batur
Pelestarian Budaya dan Perlindungan Lingkungan Hidup
(Heritage and Protection) bagi Kepariwisataan Budaya Bali.
3. Keputusan Gubernur Bali No. 2433/03-C/HK-2013 tentang
Dewan Sumbar Daya Air Bali.
Germadan Batur 11
pelestarian ekosistemnya, danau tidak boleh menampung
beban pencemaran lingkungan yang melebihi daya
tampungnya. Beban lingkungan danau dapat berasal dari
daerah tangkapan air danau, dari atas perairan danau, serta
dari hilir danau, yang dapat mengganggu keseimbangannya.
pedoman Zonasi ekosistem danau Kementrian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Tahun 2011 : Zone perikanan tidak
untuk danau tertutup. Perikanan tidak dapat dikembangkan
untuk danau vulkanik seperti danau Batur yang tidak memiliki
autlet.
Agar tidak terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan,
setiap pemanfaatan dan kegiatan pada perairan danau
atau yang menggunakan sumberdaya air danau, perlu
memperhatikan daya dukung dan daya tampung danau
tersebut. Terkait dengan hal itu, tanggung jawab menjaga
kelestarian danau perlu dipikul bersama oleh semua stakeholder
yang berkepentingan, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, pengusaha maupun masyarakat.
Penyusunan perencanaan strategis dilakukan melalui tiga
tahapan, yaitu pertama, pengumpulan data, pengklasifikasian,
dan pra analisis dilakukan melalui evaluasi faktor strategis
lingkungan eksternal dan internal, serta matrik profil kompetitif.
Kedua adalah Tahap analisis untuk menyusun model-model
kuantitatif perumusan strategi; serta ke tiga adalah tahap
pengambilan keputusan perumusan strategi proritas dan
dilanjutkan dengan penyusunan program utama, dan aksi
kegitan.
Untuk pelestarian ekosistemnya, danau tidak boleh
menampung beban pencemaran lingkungan yang melebihi
daya tampungnya. Beban lingkungan danau dapat berasal dari
daerah tangkapan air danau, dari atas perairan danau, serta
dari hilir danau, yang dapat mengganggu keseimbangannya.
Agar tidak terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan, setiap
12 Germadan Batur
pemanfaatan dan kegiatan pada perairan danau atau yang
menggunakan sumberdaya air danau, perlu memperhatikan
daya dukung dan daya tampung danau tersebut. Terkait dengan
hal itu, tanggung jawab menjaga kelestarian danau perlu dipikul
bersama oleh semua stakeholder yang berkepentingan, baik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pengusaha maupun
masyarakat.
Strategi pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Bali
ditempuh dengan pendekatan perencanaan pembangunan
secara holistik yang memungkinkan kebijakan-kebijakan
direncanakan dan di imlementasikan secara terpadu. Prinsip
ini ditetapkan dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah dan
Rencana Tata Ruang Wilayah, dengan mempertimbangkan
segi-segi konservasi serta pemulihan kondisi sumberdaya
alam dan lingkungan hidup untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan. Oleh karena itu strategi kebijaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Bali ditempatkan
pada prioritas utama, disamping bidang kependudukan dan
ketenagakerjaan.
Ruang lingkup penyelamatan ekosistem Danau Batur diawali
dengan analisis SWOT untuk menemukenali akar permasalahan
dari kondisinya sekarang. Degradasi lahan kawasan Danau
Batur terutama pada Daerah Aliran Sungai (DAS) ditandai
dengan semakin meluasnya lahan kritis, sehingga terjadi erosi
pada lereng-lereng curam, pada lahan yang digunakan
untuk pertanian maupun peruntukan lain seperti permukiman,
pertambangan dan sebagainya. Terjadinya fenomena
tersebut tidak terlepas dari kurang efektifnya pengelolaan DAS,
terutama karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya
yang dilakukan oleh berbagai sektor, instansi, atau pihak-pihak
yang berkepentingan dengan DAS. Pendekatan menyeluruh
dan terpadu sangat diperlukan dalam mengurangi degradasi
lahan di kawasan Danau Batur. Landasan yang utama dalam
Germadan Batur 13
karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya yang dilakukan
oleh berbagai sektor, instansi, atau pihak-pihak yang berkepentingan
dengan DAS. Pendekatan menyeluruh dan terpadu sangat diperlukan
pendekatan dengan memanfaatkan filosofi Tri Hita Karana,
dalam mengurangi degradasi lahan di kawasan Danau Batur. Landasan
Guna mencapai kondisi tersebut, maka disusun milestones 5
yang utama dalam pendekatan dengan memanfaatkan filosofi Tri Hita
tahun pertama Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN)
Karana,
melaluiGuna mencapai kondisi
3 pendekatan yangtersebut,
saling maka disusun milestones
mendukung 5
dan terintegrasi
tahun pertama
seperti padaGerakan
GambarPenyelamatan
1.1. Danau (GERMADAN) melalui 3
pendekatan yang saling mendukung dan terintegrasi seperti pada
Gambar 1.1.
Pengembangan
kearifan lokal
,lembaga adat dan
Kelembagaan untuk
perningkatan
pengeloaan danau
14 Germadan Batur
Tujuan penyusunan Germadan Batur adalah untuk
memberikan arah kebijakan, rencana, program pelaksanaan
penyelamatan ekosisitem Danau Batur. Melalui aksi Germadan,
diharapkan ekosisitem Danau Batur dapat pulih menjadi
lebih sehat dan dapat dimanfaatkan berdaya guna sebagai
reservoir alami sumber baku air minum, irigasi pertanian,
perikanan, dan wisata secara lestari dan berkelanjutan bagi
kepentingan kesejahteraan masyarakat. Dalam proses ini akan
diperoleh gambaran tentang bagaimana pengembangan
proses kebijakannya, pengaplikasian sains dan teknologi, serta
peranserta masyarakat dalam pengelolaan dan konservasi
Danau Batur dengan berbasis kearifan lokal.
1.4.2 Manfaat
Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang
dapat diperoleh melalui Germadan adalah:
a. Mencegah kerusakan ekosistem danau yang dapat
diakibatkan oleh berbagai aktivitas masyarakat;
b. Acuan pemerintah dalam menilai kesesuaian antara
rencana kegiatan penyelamatan danau dengan kebijakan
dan rencana pembangunan daerah; dan
c. Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan
Danau Batur. Melalui partisipasi masyarakat dalam proses
penyelamatan Danau Batur diharapkan pada masa
mendatang masyarakat juga akan terlibat secara aktif
dalam pengambilan keputusan mengenai kelayakan
lingkungan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Germadan Batur 15
16 Germadan Batur
PEMERINTAH PROVINSI BAL
BADAN LINGKUNGAN HIDU
Germadan Batur 17
PEMERINTAH PROVINSI BALI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PEMERINTAH PROVINSI BALI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
Germadan Batur 19
Gambar 2.2. Danau Batur yang terletak di kaki Gunung
Batur, Kabupaten Bangli
Gambar 2.3.2.3.
Gambar Gunung
GunungBatur
Batur dan DanauBatur
dan Danau Batur yang
yang diambil
diambil
melalui
melalui citra satelit
citra satelit
20 Germadan Batur
kecepatan angin harian tiap tahunnya adalah 0,62 m/detik. Musim penghujan dimulai
Daerah sekitar Danau Batur, dipengaruhi oleh iklim tropis dengan dua musim
dari bulan Desember sampai dengan bulan Mei. Hujan total tahunan rata-rata 1.838,60
yaitu musim penghujan yang ditandai dengan berhembusnya angin ―Monsoon Baratǁ
mm.
dan Curah
Curah
musim hujan
hujan bulanyang
bulan
Kemarau Desember
Desember 2010 di daerah
2010
dipengaruhi Kintamani
di daerah
oleh angin > 500 mm.
Kintamani
―Monsoon Kondisi
> 500
Timur. suhu
Rata-rata
mm. Kondisi suhu perairan Danau Batur berkisar 22,8 oC - 26,60
kecepatan angin harian tiap tahunnya oadalah 0,62
perairan Danau Batur berkisar 22,8 C - 26,60 oCm/detik. Musim penghujan dimulai
dan Kelembaban relatif rata- rata
o
C bulan
dari dan Kelembaban
Desember sampai relatif
denganrata-
bulan rata tahunannya
Mei. adalah
Hujan total tahunan 87,67 1.838,60
rata-rata
tahunannya
% (BMKG adalah
Wil III). 87,67 % (BMKG Wil III).
mm. Curah hujan bulan Desember 2010 di daerah Kintamani > 500 mm. Kondisi suhu
perairan Danau Batur berkisar 22,8 oC - 26,60 oC dan Kelembaban relatif rata- rata
tahunannya adalah 87,67 % (BMKG Wil III).
2.1.3 Hidrologi
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir
Germadan Batur 21
dari air hujan dan rembesan-
air hanya melalui peresap
kondensasi, presipitasi, evaporasi merup
dan transpirasi. Pemanasan air
danau dan air laut oleh sinar perair
matahari merupakan kunci proses
memp
siklus hidrologi tersebut yang
berjalan secara terus menerus. manu
Air berevaporasi, kemudian jatuh
Kondi
sebagai presipitasi dalam bentuk
renta
hujan. Air Danau Batur bersumber dari air hujan dan rembesan-
ke dalam danau tidak segera
rembesan air dari pegunungan. Sedangkan pengeluaran air
Danau Batur seperti tanah, ba
hanya melalui peresapan kedalam tanah dan penguapan.
(sampah pelastik, MCK), perta
Danau Batur merupakan danau kaldera dengan kedalaman
konvevsional), bahan pecem
maksimum perairan kurang lebih 70 m. Danau Batur terkungkung
limbah dari budidaya Keramb
tidak mempunyai outlet berbentuk baik sungai atau saluran
buatan manusia. berasal dari pakan ikan yang
Hasil pengukuran kualitas air d
Kondisi tersebut mengakibatkan perairan danau menjadi
rentan terhadap pencemaran, karena pencemar yang masuk
ke dalam danau tidak segera dapat dikeluarkan. Selain berasal
dari lingkungan sekitar Danau Batur seperti tanah, batuan, dan
penggunaan lahan seperti permukiman (sampah pelastik, MCK),
pertanian sarat dengan bahan kimia (pertanian konvevsional),
bahan pecemar juga dapat berasal dari dalam danau itu sendiri
yaitu limbah dari budidaya Keramba Jaring Apung (KJA). Bahan
pencemar terutama berasal dari pakan ikan yang ditebarkan
ke dalam tubuh air tetapi tidak termakan. Hasil pengukuran
kualitas air danau terhadap parameter pH, DO, dan BOD, COD,
kadar Fosfat, Total coliform (BWSBali-Penida,2013).
22 Germadan Batur
kadar Fosfat, Total coliform (BWSBali-Penida,2013). kekeruhan,
kadar Fosfat, Total coliform (BWSBali-Penida,2013). kekeruhan,
ppm
ppm
ppm
DO
ppm
12.00 8.00
COD
10.00 10.40
DO 4,86 8,3 (MEMBAIK)
ppm
6.00
8.00 4.00 Tahun
COD
6.00 2.00
BOD (MEMBAIK)2,75
6,81
4.00 0.00 Tahun
2.00
0.00
2008 2009 2010 2011 2012 BOD 6,81 2,75(> 0,75 BM)
2008 2009 2010 2011Tahun2012 COD (> 0,75 BM) 10
14,64
Tahun
COD 14,64 10 (= BM
(= BM
TDS mg/l
2000
TDS mg/l
2000 1500
1500 1000
1000 500
500 0
0 1975 1992 2004 2014
1975 1992 2004 2014
Total P mg/l
0.4 Total P mg/l
0.4 0.3
0.3 0.2
0.2 0.1
0.1 0
0 1992 2004 2008 2010 2011 2012
1992 2004 2008 2010 2011 2012
Germadan Batur 23
Sejak ditetapkannya Danau Batur sebagai Danau Prioritas Nasional Tahun
si perairan Danau Batur membaik Tahun 2013, yakni DO meningkat,
run, COD menurun, NO2 menurun,
Sejak ditetapkannya danBatur
Danau Phosfat di bawah
sebagai BM
Danau air kelas I. K
Prioritas
Nasional Tahun 2009, kondisi perairan Danau Batur membaik
anau tahun 2013 membaik (DO Tahun 2013 : 8,30 ppm). Meng
Tahun 2013, yakni DO meningkat, BOD menurun, COD menurun,
aikan/pemulihan dari tercemar
NO2 menurun, dan Phosfatdan tingkat BM
di bawah kesuburan
air kelasair sedang (meso
I. Kualitas
2008 – air danau tahun
2012.,kisaran DO2013 membaik
Tahun (DO Tahun
2010 hanya 5,44 2013
ppm.: 8,30 ppm). Tahun
Sedangkan
Mengalami perbaikan/pemulihan dari tercemar dan tingkat
kesuburan8,30
ngkat mencapai ppm; COD
air sedang Tahun 2013
(mesotrofik) tahunmenurun menjadi 10
2008 – 2012.,kisaran DOmg/L dar
Tahun
12 : 14,30 2010kadar
mg/L. hanyafosfat
5,44 ppm.
tahunSedangkan Tahundiatas
2013 berada 2013 meningkat
ambang batas
mencapai 8,30 ppm; COD Tahun 2013 menurun menjadi 10 mg/L
pm yang seharusnya untuk mutu air kelas satu syaratnya maksimal 0,2 ppm
dari COD Th 2012 : 14,30 mg/L. kadar fosfat tahun 2013 berada
rm 921 diatas
MPN/100
ambangml batas
yang sekitar
seharusnya
0,51ppm untuk
yangmutu air kelas
seharusnya untuksatu syar
mutu air kelas satu syaratnya maksimal 0,2 ppm.Total coliform
mal 500 MPN/100 ml
921 MPN/100 ml yang seharusnya untuk mutu air kelas satu
syaratnya maksimal 500 MPN/100 ml.
Gambar
Gambar2.4
2.4Sebaran
Sebaran Keruangan KerambaJaring
Keruangan Keramba JaringApung
Apung
di Danau
di Danau Batur.
Batur.
Germadan Batur 25
2012
2012
26 Germadan Batur
2.1.4 Topografi dan Tata Guna Lahan
2.1.4 Topografi dan Tata Guna Lahan
a. Topografi Daerah Tangkapan Air (DTA)
Batas daerah tangkapan air (DTA) Danau Batur menunjukkan
batas daerah yang menjadi sumber air yang masuk ke Danau
Batur berasal, yaitu dari daerah sekelilingnya yang merupakan
daerah pegunungan, perbukitan dan dataran. Wilayah DTA
Danau Batur dibagi ke dalam beberapa bagian yang didasarkan
pada kemiripan karakteristik fisik Sub DTA/Sub DAS yang ada
di Lingkungan Danau Batur. Dari hasil analisis tersebut dapat
dikelompokkan ke dalamempat bagian daerah tangkapan air
yaitu:
1. Daerah Tangkapan Air (DTA) bagian utara yang terdiri atas
Sub DTA Balingkang.
Daerah tangkapan air Danau Batur bagian utara
mempunyai topografi yang berombak hingga bergunung,
dimana kemiringan lerengnya mempunyai kelas bervariasi
antara datar (0 – 8%) hingga sangat curam (>40%). Namun
demikian kelas kemiringan lereng yang mendominasi adalah
lereng landai (33,1%), agak curam (33,1%) dan sangat curam
(29,8%). Daerah ini merupakan bagian dari kaldera Gunung
Batur tua yang mengalami amblesan setelah terjadinya
erupsi Gunung Batur ke dua yang cukup besar. Bentuknya
menyerupai undakan/teras, yang berbatasan disebelah
selatan merupakan lembah yang menjadi perbatasan
dengan Sub DTA lain, dan bagian utara merupakan dinding
kaldera yang terjal. Posisi Sub DTA in lebih tinggi (di atas)
dibanding posisi Danau Batur. Luas sub DTA ini kurang lebih
1.815 ha, dan mempunyai bentuk memanjang (bulu burung),
dengan pola aliran yang terbentuk adalah paralel. Sungai
yang ada mempunyai sifat intermitten atau ephemeral
dimana aliran air terjadi hanya pada saat hujan turun. Hal
ini menyebabkan pertanian di daerah ini umumnya berupa
ladang (pertanian lahan kering).
Germadan Batur 27
2. Daerah Tangkapan Air (DTA) bagian barat yang terdiri dari
Sub DTA Songan, Sub DTA Dalem, dan Sub DTA Toyabungkah.
Daerah Tangkapan Air Danau Baturbagian barat terdiri
dari Sub DTA Songan, Sub DTA Dalem, dan Sub DTA Toya
bungkah. Sub DTA Dalem dan Toyabungkah merupakan
daerah lereng timur Gunung Batur, mulai dari lereng puncak
kerucut gunung api hingga lereng kaki fluvio vulkanik
gunung api. Oleh sebab itu daerah ini mempunyai fisiografi
bervariasi mulai datar, berombak, bergelombang, berbukit
dan bergunung.
Berdasarkan kemiringan lerengnya, Sub DTA
Toyabungkah didominasi oleh kelas 8-15%, sedangkan Sub
DTA Dalem didominasi oleh kelas 25-40%. Hal ini disebabkan
oleh posisinya yang berada di lereng Gunung Batur. Adapun
di Sub DTA Songan luasan masing-masing kelas relatif merata,
hal ini disebabkan selain daerahnya merupakan lereng
Gunung Batur juga merupakan daerah lereng kaki gunung
tersebut. Berdasarkan data tersebut daerah ini umumnya
harus menjadi kawasan lindung.
3. Daerah Tangkapan Air (DTA) bagian barat daya yang terdiri
dari Sub DTA BR Jati,
Daerah Tangkapan Air Danau Batur bagian baratdaya
terdiri dari Sub DTA Banjar (Br) Jati. Sub DTA Br Jati merupakan
daerah lereng selatan Gunung Batur dibagian utara, yaitu
mulai dari lereng puncak kerucut gunung api hingga lereng
kaki fluvio vulkanik gunung api Batur, sedangkandisebelah
selatan dan barat DAS Br Jati merupakan dinding kaldera
Gunung Batur tua dengan kemiringan lereng yang sngat
curam (>40%). Secara umum daerah ini di dominasi oleh kelas
kemiringan lereng yang sangat terjal yaitu sekitar 35,3% dari
seluruh luas Sub DAS. Namun demikian daerah ini mempunyai
fisiografi bervariasi mulai berombak, bergelombang, berbukit
dan bergunung yang cukup merata.
28 Germadan Batur
bergelombang, berbukit dan bergunung yang cukup merata.
termasuk ke kelas 8-15% dan 15-25%. Pada kelas 8-15% inilah umumnya digunakan
Gambar 2.5. DTA dan Sub DTA Danau Batur.
Gambar 2.5. DTA dan Sub DTA Danau Batur.
Gambar 2.5. DTA dan Sub DTA Danau Batur.
30 Germadan Batur
a. Tegalan : 5816,5 ha (49,35 %), untuk budidaya tanaman sayur-sayuran d
a. Tegalan : 5816,5 ha (49,35 %), untuk budidaya tanaman sayur-sayuran d
tanaman pangan).
a. Tegalan : 5816,5 ha (49,35 %), untuk budidaya tanaman
tanaman pangan).
sayur-sayuran dan tanaman pangan).
Germadan Batur 31
c. Hutan rakyat : 634,5 ha (5,38%) antara tahun 997-2007 terjadi
peningkatan penggunaan luas hutan rakyat mencapai 11,94%.
d. Pekarangan : 261,4 ha (2,22%) antara tahun 1997- 2007
terjadi peningkatan penggunaan lahan untuk pekarangan
mencapai 89,66%.
a.
e. Hutan negara ; 3281,7 ha (27,84), hutan lindung dan taman
Pekarangan : 261,4 ha (2,22%) antara tahun 1997-2007 terjadi peningkatan
wisata alam.
penggunaan lahan untuk pekarangan mencapai 89,66%.
b.
f. Lain-lain : 1.251,9 (10,62%), lahan kritis bekas letusan Gunung
Hutan negara ; 3281,7 ha (27,84), hutan lindung dan taman wisata alam.
c. Batur.
Lain-lain : 1.251,9 (10,62%), lahan kritis bekas letusan Gunung Batur.
32 Germadan
nilotica), ikan mujair (Tilapia Batur
mossambica),
Gambar 2.6. Peta penggunaan lahan di lingkungan
Danau Batur.
dan
yaitu Kelautan
Perikanan
antara dan lain Provinsi
Bintang- Bali
dan Kelautan (2005)
Provinsiyaitu
bintang
Bali (2005)
Perikanan Kelautan Provinsi (Azola
Bali (2005)
antarayaitu antara
lain gondok lain
Bintang- Bintang-
bintang bintang
(Azola(Azola
pinata), Eceng (Eichornia crasipess),
yaitu antara lain Bintang- bintang
pinata), Eceng gondok (Eichornia crasipess), (Azola
pinata),
Ganggang Eceng gondok Ganggang
(Hydrilla verticillata), (Eichornia
pinata),
Ganggang Eceng (Hydrilla
gondok verticillata),
(Eichornia crasipess),
Ganggang
crasipess),
(Myriophylum Ganggang
brasilinense), (Hydrilla
Kangkung
Ganggang
(Myriophylum (Hydrilla brasilinense),
verticillata), Ganggang Kangkung
verticillata),
(Ipomoea aquatica), Ganggang Kapu- (Myriophylum
kapu (Pistia
(Ipomoea
(Myriophylum Kangkungaquatica), Kapu-
brasilinense),(Ipomoea kapu
Kangkung (Pistia
brasilinense),
stratiotes), Myriophylum brasilinense,
stratiotes),aquatica),
(Ipomoea Myriophylum
Kapu- kapu brasilinense,
(Pistia
aquatica),
Poligonum barbatum, Kapu- Pugpugkapu(Humenachne (Pistia
Poligonum barbatum, Pugpug (Humenachne
stratiotes),
stratiotes), Myriophylum
pseudointer-rupta), Myriophylum
Rumput jarum brasilinense,
brasilinense,
(Najas
pseudointer-rupta), Rumput jarum (Najas
Poligonum
Poligonum
indica), Rumput barbatum,
barbatum,
simpul Pugpug
(Chara Pugpug
(Humenachne
vulgaris) dan
indica), Rumput simpul (Chara vulgaris) dan
(Humenachne
pseudointer-rupta), pseudointer-rupta),
Toke-toke (Lemna perpusila). Sedangkan(Najas
Rumput jarum
Toke-toke (Lemna perpusila). Sedangkan
Rumput
indica),
jenis-jenis jarum
Rumput
plankton
jenis-jenis
(Najas
yang indica),
simpul
plankton
(Chara
ada Rumputdan
vulgaris)
yang tergolong
ada tergolong
simpul
kedalam (Chara
Toke-toke
kedalam
vulgaris)
3 (Lemna
kelas
3 yaitu
kelas
dan Toke-toke
Cyanophyta,
perpusila).
yaitu Sedangkan
Cyanophyta,
(Lemna
Clorophyta perpusila).
jenis-jenisdan
Clorophyta Diatomae.
plankton Sedangkan jenis-
yang ada tergolong
dan Diatomae.
jenis plankton
kedalam 3
yang ada
kelas yaitu
tergolong
Cyanophyta,
kedalam 3 kelas yaitu Cyanophyta,
Clorophyta dan Diatomae.
Clorophyta dan Diatomae.
1.
1. Regulasi/Peraturan
Regulasi/PeraturanPengelolaan
PengelolaanEkosistem
EkosistemDanau
DanauBatur
Batur
Belum
Belumtersedianya
tersedianya regulasi/peraturan
regulasi/peraturanpengelolaa
pengelolaan
Danau Batur yangekosistem
memadaiDanau Baturdan RDT
seperti RTRWK
yang memadai seperti RTRWK dan RDTR
Bangli, belum terjadinya sinergitas/ keterpadua
Kabupaten Bangli, belum terjadinya
sinergitas/ keterpaduan kebijakan, programPemerint
program dan kegiatan antara Pemerintah,
dandan
Bali, kegiatan antara Pemerintah,
Pemerintahan KabupatenPemerintahan
Bangli. Dapat Provinsi Bali,
diinventarisasi kea
dan Pemerintahan Kabupaten Bangli. Dapat diinventarisasi
pengelolaan ekosistem Danau Batur, yakni a) belum ditetapkannya
keadaan umum pengelolaan ekosistem Danau Batur, yakni
RDTR Kabupaten Bangli termasuk zonasi pemanfaatan ekosistem Da
tidak tersedianya Perda. Penyelamatan Danau Batur dari Pemda. Pro
34 Germadan Batur
Kabupaten Bangli; dan c) belum sinergis dan terpadunya kebijakan,
kegiatan pengelolaan ekosistem Danau Batur antara Pemerintah, P
a) belum ditetapkannya RTRWK dan RDTR Kabupaten Bangli
termasuk zonasi pemanfaatan ekosistem Danau Batur; b)
tidak tersedianya Perda. Penyelamatan Danau Batur dari
Pemda. Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli; dan c) belum
sinergis dan terpadunya kebijakan, program dan kegiatan
pengelolaan ekosistem Danau Batur antara Pemerintah,
Pemerintahan Provinsi Bali, dan Pemerintahan Kabupaten
Bangli.
Germadan Batur 35
ha atau mencapai 27,84% dari luas kawasan sekitar danau.
Hutan negara tersebut meliputi hutan lindung di bagian
utara dan selatan danau serta hutan taman wisata alam di
bagian barat. Lahan yang dimanfaatkan untuk perkebunan
seluas 4,59%, untuk pekarangan 2,22% dan selebihnya
berupa lahan untuk lain-lain 10,62%, termasuk didalamnya
lahan kritis bekas letusan Gunung Batur. Penyempitan areal
hutan ditambah lagi oleh pengaruh pemanasan global
yang mengurangi intensitas hujan, akan mengakibatkan
tingkat pengisian air Danau Batur berkurang sedangkan
penggunaan airnya cenderung meningkat sehingga
permukaan air danau akan cenderung menurun.
Kondisi kerapatan hutannya yang masih relatif tinggi
namun kedalaman tanahnya tergolong dangkal (30–60
cm), akibatnya erosi yang dapat ditoleransikan relative
rendah. Untuk itu masih diperlukan usaha-usaha untuk
mengurangi aliran permukaan melalui peningkatan serasah
yang terdapat di dalam hutan alam. Disamping itu di areal
bekas lahar Gunung Batur, secara umum masih terbuka
atau minim vegetasi, sehingga perlu dihijaukan.
DTA ini 34,4% lahannya mempunyai kemiringan lereng
sangat curam (> 40%), sebagian lainnya curam (25-40%)
menempati 13,3%, agak curam (15-25%) 20%, landai (8-15%)
16% dan datar (0-8%) 15%. Hasil interpretasi citra menunjukkan
penggunaan lahan yang paling luas yaitu ladang (37,7%)
disusul kemudian hutan lahan kering sekunder (33,0%) medan
lava (10,5%) lahan terbuka (7,3%), semak (6,5%) dan kurang
dari 5% antara lain belukar, permukiman, pertambngan
pasir, kawah dan kebun campuran
Kondisi sedimentasi di Danau Batur cukup
memprihatinkan. Hal ini karena adanya pengusahaan lahan
di daerah-daerah miring, sehingga mudah longsor. Hal ini
membuat tingkat sedimentasinya berbanding lurus dengan
36 Germadan Batur
tingkat erosi yang terjadi dimana pada lokasi-lokasi yang
mengalami erosi berat, sedimentasinya juga tinggi. Dengan
demikian dapat diiketahui bahwa keadaan umum daerah
tangkapan air (DTA) Danau Batur (Gambar 2.8) adalah :
a) Rendahnya tutupan vegetasi hutan permanen pada
lahan DTA (< 30%; dan meningkatnya lahan kritis;
b) Terjadinya alih fungsi lahan yang tidak sesuai
keperuntukannya. Berkembang pesatnya bangunan-
bangunan, pengolahan lahan untuk pertanian
hortikultura dengan penggunaan pupuk dan pestisida
yang kurang bijaksana. Terjadi pengurangan luas lahan
perkebunan mencapai 18,55%. Pengurangan luas lahan
hutan rakyat 11,98%. Sedangkan peningkatan luas
penggunaan lahan terjadi pada pekarangan mencapai
89,66%, dan menjadi lahan pertanian (pangan dan
hortikultura) seluas 30,95%. Pesatnya penambangan
bahan bangunan Gol-C, sehingga menyebabkan
kerusakan lahan DTA yang mendorong meningkatnya
tingkat erosi dan sedimentasi.
c) Masih terjadinya erosi lahan DTA (tingkat erosi di atas batas
toleransi. Tingkat erosi mencapai 40,8tton/ha/tahun.
Germadan Batur 37
3. Ekosistem Sempadan dan Badan Air Danau Batur
Pesatnya pembangunan
dan okupasi kawasan
sempadan menjadi
permukiman penduduk dapat
mengurangi fungsi lindungnya.
Menurunnya ekosistem, kualitas,
dan kuantitas air Danau Batur
karena tercemar sampah
dan limbah cair dari aktifitas manusia. Disamping itu terjadi
perkembangan pemanfaatan air baku untuk Kabupaten
Karangasem dan Kabupaten Buleleng. Pencemaran air
Danau Batur dapat menurunkan keanekaragaman hayati
biota endemik dan berkembangnya gulma air yang dapat
mempercepat penyempitan dan pendangkalan. Keadaan
umum ekosistem sempadan dan badan air Danau Batur
(Gambar 2.9) adalah :
a. Penyempitan dan pendangkalan danau akibat
sedimentasi yang tinggi.
Selama kurun waktu 37 tahun (1975 – 2012) telah
terjadi sedimentasi di Danau Batur sebanyak 124,71 jt
m3, sehingga diperkirakan mengalami pendangkalan
setinggi 7,80 m dengan laju sedimentasi 0,21 m/tahun.
Pada tahun 2013 Danau Batur meluap dan menggenangi
ratusan hektar areal tanaman pertanian dan merendam
beberapa desa disekitar danau.
b. Pencemaran air danau akibat pembuangan sampah
dan limbah cair domestik, pertanian, hotel, restoran,
pelabuhan, langsung keperairan Danau Batur;
Salah satu sumber pencemar di Danau Batur adalah
penggunaan pestisida oleh beberapa petani yang
mengusahakan tanaman dengan nilai ekonomis tinggi
yang menerapkan dosis melebihi dari yang dianjurkan
38 Germadan Batur
dengan alasan serangan organisme pengganggu
tanaman (OPT) sangat ganas sehingga diharapkan
dengan cara demikian hasil yang diperoleh lebih bagus
dari panen sebelumnya. Sumber yang lain adalah dari
penggunaan pupuk yang disamping berdampak positif
terhadap produksi tanaman juga menyisakan berbagai
komponen unsurnya tetap berada ditanah sebagai
sisa (residu). Residu ini bila hanyut terbawa erosi ke
danau menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Kegiatan
pertanian di kawasan sekitar danau tergolong intensif,
penggunaan pupuk organik (pupuk kandang), pestisida
dan pupuk buatan cukup tinggi pada setiap masa
tanam dan intensitas tanamnya pertahun mencapai
300% yang menunjukkan bahwa lahan sekitar danau
tidak pernah diberakan.
Pencemaran yang menimpa air Danau Batur bukan saja
oleh bahan beracun jenis pestisida dan residu pupuk, tetapi juga
oleh pemanfaatan danau untuk keramba ikan serta angkutan
air berbahan bakar minyak. Lokasi budidaya kuramba jaring
apung (KJA) di Danau Batur terkonsentrasi di wilayah bagian
barat dan utara danau. Sedangkan pada bagian timur dan
selatan tidak terdapat kegiatan budidaya Jaka Apung. Lokasi
penempatan KJA umumnya di pinggir danau dengan jarak dari
tepi danau berkisar 20 m – 50 m, pada kedalaman perairan 5
m – 10 m. Masalahnya penggunaan pakan buatan yang tidak
habis termakan oleh ikan yang dipelihara dalam jaring apung
akan mencemari lingkungan danau. Buangan bahan organik
yang banyak dan terkonsentrasi hanya di lokasi tertentu saja
akan mengurangi kelarutan oksigen, meningkatkan kandungan-
kandungan zat-zat yang bersifat toxic karena tidak cukup
teroksidasi.
Parameter kualitas air yang kandungannya menonjol adalah
fosfat. Kadar fosfat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
Germadan Batur 39
terjadinya eutrofikasi. Kadar fosfat di danau Batur berkisar dari
tidak terdeteksi sampai 0,390 mg/l, dan rata-ratanya berkisar
0,053 – 0,153 mg/l. Lokasi-lokasi yang mempunyai kandungan
fosfat yang relatif tinggi yaitu Ulun Danu, Toya Bungkah, Kedisan,
dan Melano. Lokasi-lokasi dengan kadar fosfat yang relatif tinggi
tersebut merupakan lokasi yang dekat permukiman penduduk.
Diperkirakan tingginya kadar fosfat tersebut terkait dengan
adanya limbah rumah tangga (domestik) yang mengandung
deterjen sebagai sumber fosfat. Tingginya kandungan fosfat
pada air danau juga diperkirakan karena masukan dari limbah
pertanian khususnya pupuk yang mengandung fosfat. Kadar
fosfat (PO4) yang diperkenankan dalam air minum adalah 0,03
mg/l. Kadar fosfat dalam perairan alami umumnya berkisar
antara 0,005 – 0,02 mg/l. Kadar fosfat mencapai 0,2 mg/l
(tergolong perairan yang eutrofik). Sehingga berdasarkan
kandungan fosfatnya, Danau Batur sebagian besar telah
mengalami tingkat kesuburan yang tinggi.
Sumber pencemaran dari kegiatan pariwisata di sekitar danau,
yang mana bertambahnya jumlah boat-boat penyebrangan ke
Desa Trunyan, akan memberi peluang terjadinya pencemaran
air danau dari ceceran minyak yang digunakan oleh boat-
boat tersebut. Di tambah lagi, perkembangan hotel dan
restaurant yang berkembang di sekitar Danau Batur maupun
yang menjorok di sekitar Kintamani, secara tidak langsung turut
berkontribusi terhadap permasalahan limbah padat dan cair
yang berimplikasi terhadap memburuknya kondisi danau.
Kondisi danau yang sudah subur kemudian kemasukan lagi
oleh pupuk sisa-sisa aktivitas pertanian akan mengakibatkan
perairan menjadi terlalu subur atau mengalami eutrofikasi.
Lebih lanjut timbul masalah baru berupa meledaknya populasi
fitoplankton tertentu serta tumbuhan air yang tidak diinginkan.
Meningkatnya limbah pakan budidaya ikan yang dapat
mencemari perairan Danau Batur.
40 Germadan Batur
a. Menurunnya volume air danau
Air Danau Batur dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
pemenuhan berbagai kebutuhan diantaranya kebutuhan
domestik, pertanian dan kebutuhan lainnya. Usaha bercocok
tanam hortikultura maupun tanaman pangan di sekitar
Danau Batur dilakukan dengan pengairan bersumber dari
air danau dengan bantuan pompa air. Untuk lahan dekat
danau, air danau disedot langsung dengan fasilitas pompa
atau dengan membuat sumur dangkal lalu air dalam sumur
dangkal tersebut dipakai pengairan dengan fasilitas pompa,
tetapi ada pula yang mengambil langsung dari muka air
danau secara manual dengan ember lalu meyiramkannya
ke pertanaman yang mereka miliki. Sedangkan untuk lahan
yang berada relatif jauh dari danau (maksimum sampai 1
km dari tepi danau), dilakukan pemompaan air secara
bertingkat dengan membuat bak-bak penampungan,
atau dengan membuat sumur dangkal. Dari bak-bak
penampungan atau sumur dangkal tersebut, air dipompa
dan digunakan untuk mengairi tanaman.
Untuk kegiatan domestik, air danau banyak
dimanfaatkan untuk pemenuhan hidup sehari-hari seperti
air minum, mandi, cuci dan aktivitas lainnya. Khusus untuk
air yang dipompa untuk dialirkan ke Desa Songan B
berasal dari 2 sumur berlokasi di tepi danau dengan debit
pemompaan adalah 8 lt/detik. Hasil pengukuran volume air
Danau Batur pada tahun 1975 mencapai 815,38 jt m3, dan
mengalami penurunan sebesar 124,71 jt m3 pada tahun 2012
menjadi 690,67 jt m3. Selama 37 tahun volume air Danau
Batur mengalami penurunan mencapai 15,29 % atau 0,41%.
Demikian pula kedalam air Danau Batur selama 37 tahun
(1975 – 2012) mengalami penurunan dari 50,80 m menjadi 43
m atau menurun senilai 15,35% (0,41%/tahun).
b. Menurunnya keanakaragaman hayati endemik perairan
Danau Batur;
Germadan Batur 41
Dampak dari pencemaran air limbah mengakibatkan
keanekaragaman hayati endemik perairan danau Batur
menurun.
c. Berkembangnya gulma air (enceng gondok, alga, dll).
Peningkatan unsur hara N dan P menjadikan status air
Danau Batur “eutrofik menuju hipertrofik) yang memacu
pertumbuhan phytoplankton yang cepat dan algapun
berkembang dengan pesat (blooming).
42 Germadan Batur
a. Belum tersedianya sistem monitoring, evaluasi, dan sistem
informasi ekosisitem danau (peta dan data, informasi kehati,
gulma, evaluasi kondisi danau) yang dapat diakses oleh
berbagai pihak.
b. Belum tersedianya simpul-simpul jejaring Pengelolaan
Ekosisitem Danau Batur.
2. Kelembagaan
Belum berkembang dan belum memadainya kapasitas
organisasi otoritas pengelola ekosisitem Danau Batur. Dapat
disajikan belum tersedianya dan kapasitas kelembagaan
penyelamatan Danau Batur :
a. Belum berkembangnya lembaga Desa adat dan desa dinas
secara organisir sekitar Danau Batur untuk penyelamatan
Danau Batur;
b. Belum dikembangkannya penguatan kapasitas Desa Adat,
Desa Dinas dan koordinasi kelembagaan penyelamatan
Danau Batur.
Germadan Batur 43
Di samping itu, memperhatikan tingkat pendidikan penduduk
yang rendah tersebut maka akan cenderung lebih sulit
memotivasi pola hidup sehat termasuk melestarikan lingkungan
karena mereka masih berkonsentrasi untuk pemenuhan
kehidupan pokok.
Rendahnya peran dan partisipasi masyarakat dalam
penyelamatan Danau Batur yang disebabkan oleh :
a. Rendahnya kualitas (pendapatan dan kesejahteraan)
kehidupan masyarakat sekitar Danau Batur;
b. Rendahnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap
keselamatan Danau Batur;
c. Belum optimalnya peran kearifan lokal (sosial, budaya,
adat, dan agama) dalam pemanfaatan dan pelestarian
ekosistem Danau Batur.
4. Sistem Pendanaan
Kesinambungan atas upaya penyelamatan Danau Batur,
juga ditentukan oleh sistem pendanaan yang berkesinambungan.
Belum terlaksanaya penyelamatan Danau Batur hingga saat ini,
disebabkan karena :
a. Belum memadainya pendanaan penyelamatan ekosisitem
Danau Batur baik yang bersumber dari APBN, APBD I dan
APBD II, Badan Usaha, Swasta, dan Masyarakat.
b. Belum sinergis dan terpadunya sisitem pendanaan
pemerintah, pemerintahan provinsi dan pemerintaan
kabupaten.
44 Germadan Batur
1. Secara kenyataan (skala) masyarakat sekitar danau
umumnya belum paham terhadap fungsi danau Batur untuk
menunjang kehidupannya ke depan,tetapi Secara spiritual
(niskala) masyarakat memahami fungsi danau Batur sebagai
tempat suci yang terkait dengan kesejahteraan.
2. Kurang sosialisasi arti penting danau batur untuk masa depan
3. Pendangkalan Danau Batur;
4. Pencemaran air Danau Batur;
5. Kerusakan Daerah Tangkapan Air dan Sempadan Danau
Batur;
6. Rendahnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan
Ekosisitem Danau Batur;
7. Lemahnya Koodinasi, Sinergitas dan Keterpaduan diantara
dan antara Instansi Terkait Pemerintah Pusat, Provinsi Bali,
dan Kabupaten Bangli.
8. Lemahnya sinergitas Regulasi, Kebijakan, Program, Kegiatan
dan Teknologi Tepat Guna dan Berhasil Guna dalam
Pengelolaan Ekosisitem Danau Batur.
9. Lemahnya Pendanaan Pengelolaan Ekosistem Danau Batur.
10. Semakin meluasnya galian C di daerah tangkapan air
11. Pertumbuhan gulma enceng gondok sangat cepat
Germadan Batur 45
A, Songan B, Sukawana,Kedisan,Kintamani, bayung Gede,
Abang,Dausa,Manik Liyu.
Dalam Raja Purana Ulun Danu batur dan Padma Buana,
Gunung dan Danu Batur adalah sebagai sthana dari Ida Betari
Dewi Danuh sebagai sakti Dewa Wisnu. Raja Purana Ulun
Danu Batur sebagai sumber 11 tirta: patirthan Telaga waja (s.
telaga Waja), patirthan Bantang Anyud (S. Pipis,danS.Bubuh),
patirthan Danu Gadang (S.Pipis), patirthan Danu kuning (S.Yeh
Wos Lanang –Wadon), patirthan Palisan (S.Yeh Sungi), patirthan
Rajeng Anyar (sungai Kecil Kec. Teja Kula), patirthan Mas Mapeh
(Patirtan Ida Betara Sesuhunan sakti Mekekalihan) patirthan
pangening (mohon tirta pabersihan), patirthan Toya Bungkah
(mata air panas), patirthan pura Jati (nunas tirta pamarisuda
dan pangelukatan), patirthan Prapen (nunas tirta perapen).
Manusia sebagai unsur lingkungan sangat terkait dengan
budaya, sosial dan ekonomi, hal ini akan sangat tergantung
dengan hukum alam yang menyangkut tata alam (daya
dukung dan ekosistem) selanjutnya akan sangat dipengaruhi
oleh ruang, pengetahuan,waktu serta kemajuan iptek.
Kawasan Suci
Kawasan–kawasan suci yang dipandang memili nilai
kesucian oleh umat Hindu menurut bhisame. Gunung, danau,
campuhan,pantai, mata air, dan bulakan . Kawasan suci gunung
adalah sebaran lokasi kawasan suci gunung mencakup seluruh
kawasan dengan kemiringan sekurang-kurang 45 derajat pada
badan gunung menuju puncak gunung yang ada di kabupaten
bangli mencakup gunung Batur, puncak Gunung penulisan dan
Gunung Abang (dalam rangka penerapan Wana Kertih).
Kawasan Suci Danau adalah mencakup kawasan danau
batur beserta sempadan danau, Arahan pengelolaan kawasan
disetarakan dengan sempadan danau dan sempadan mata air
(dalam rangka penerapan konsep Danu Kertih).
46 Germadan Batur
Filosofi Tri Hita Karana dan Sad Kertih
Tiga hubungan penyebab kebahagiaan yang terdiri dari :
1. Hubungan Manusia dengan Tuhan
2. Hubungan Manusia dengan Manusia
3. Hubungan manusia dengan alam-lingkungannya.
Dimana hubungan masyarakat sekitar danau batur termasuk
dalam hubungan yang ke 3 dalam filosofis Tri Hita Karana. Dalam
Sosiologis agama Hindu diuraikan menjadi Sad Kertih artinya
enam kebijasanaan/upacara-upakara yadnya untuk menjaga
kelestarian alam agar tetap harmoni. Salah satunya adalah
Danu Kertih (Upacara untuk menumbuh kembangkan wawasan
untuk yang dikoordinir oleh kelian pura yang ditunjuk secara
aklamasi memahami fungsi sumber air seperti Danau, sungai,
mata air, dan bulakan. Upacara dan upakara yang dilakukan
oleh pengempon pura Ulun Danu batur secara gotong royong
dikoordinir oleh kelian pura yang ditunjuk secara aklamasi oleh
pengempon pura, selalu sesuai dengan petunjuk Dane Jro Gde
Alitan Dan Duuran. Yang diawali dengan Mejiang Ida betara
Sami (Menyucikan ke Danau), upacara Piodalan Di Pura Ulun
Danu Batur dan Upacara pekelem Suatu pelaksanaan korban
suci dilakukan secara tulus ihklas dengan memakai sesajen dan
binatang yang masih hidup (ayam,bebek, kambing, angsa,
sapi, keberbau dll).
Permasalahan
Permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini adalah
secara niskala semua masyrakat Bali memiliki rasa bakti kepada
Ida Betari Dewi Danuh dengan melakukan upacara-upakara
di danau Batur. Selanjutnya Bagaimana hal menjadi sebuah
tindakan riil untuk menyelamatkan dan melestarikan danau
Batur sehingga danau Batur bisa dikembalikan kualitas airnya
menjadi kelas A untuk air minum.
Germadan Batur 47
48 Germadan Batur
PEMERINTAH PROVINSI
BADAN LINGKUNGAN H
Pertamadanberdasarkan
3.1. Identifikasi Penentuan Faktorfilosofi
Strategis Tri
Internal
HitadanKarana,Sad
Eksternal Kertih,
3.2. Stretegi Prioritas Perlindungan dan Penyelamatan Kawasan Ekosisitem Danau Batur
adat,budaya dan kepercayaan umat Hindu di Bali sudah
3.3. Program Super Prioritas (Pokok), Program Prioritas (Penunjang) dan Kegiatan
berabad-abad sangat menyucikan Danau Batur dengan
Pertama
melakukan berdasarkan
upacara filosofi Triserta
dan upakara Hitameyakini
Karana,Sad Kertih,
bahwa adat,budaya
Danau
Batur adalah umat
kepercayaan sumber kesejahtraan.
Hindu di Bali sudah berabad-abad sangat menyuc
DanauKedua
Baturmengacu pada Visi dan
dengan melakukan Misi Kementrian
upacara Lingkungan
dan upakara serta meyakini ba
Hidup, Pemerintah Provinsi Bali, dan Visi dan Misi Badan
Danau Batur adalah sumber kesejahtraan.
Lingkungan Hidup Provinsi Bali, maka kebijakan pengelolaan
ekosistem Danau Batur didasarkan pada Visi : Terwujudnya
Kedua mengacu pada Visi dan Misi Kementrian Lingkungan Hi
Ekosistem Danau Batur Lestari dan Berkelanjutan yakni suatu
Pemerintah
upaya untukProvinsi Bali, dan Visi fungsi
melestarikan dan Misiekosistem
Badan Lingkungan
danau Hidup
bagi Provinsi
kepentingan
maka generasi
kebijakan sekarang
pengelolaan dan yang
ekosistem akan datang,
Danau dengan pada V
Batur didasarkan
Misi : 1) melakukan tindakan pemulihan; 2) melaksanakan
Terwujudnya Ekosistem Danau Batur Lestari dan Berkelanjutan yakni suatu up
perlindungan dan konservasi perairan, sempadan, dan daerah
untuk melestarikan fungsi ekosistem danau bagi kepentingan generasi seka
tangkapan air secara bijaksana.
dan Strategi
yang akan datang, dengan
pengelolaan Misi : hidup
lingkungan 1) melakukan tindakan
di Provinsi Bali pemul
2) melaksanakan
ditempuh denganperlindungan
pendekatan dan konservasi pembangunan
perencanaan perairan, sempadan,
secaratangkapan
daerah holistik sehingga
air secaramemungkinkan
bijaksana. kebijakan-kebijakan
dilaksanakan secara terpadu, baik dari proses perencanaan,
Strategi pengelolaan
pelembagaan, lingkungan
pelaksanaan hidup di Provinsimonitoring
pengelolaan, Bali ditempuh den
pengawasan, evaluasi
pendekatan dan pelaporannya.
perencanaan pembangunanPrinsipsecara
ini ditetapkaan
holistik sehin
dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah sesuai dengan
memungkinkan kebijakan-kebijakan dilaksanakan secara terpadu, baik
Rencana Tata Ruang Daerah dengan mempertimbangkan
proses perencanaan,
segi-segi pelembagaan,
konservasi, pemulihan pelaksanaan
terhadap pengelolaan, monito
kondisi sumberdaya
alam dan lingkungan
pengawasan, evaluasi dan hidup sesuai dengan
pelaporannya. Prinsippembangunan
ini ditetapkaan dalam
berkelanjutan.
Dasar Strategi
Pembangunan kebijaksanaan
Daerah pengelolaan
sesuai dengan Rencana lingkungan
Tata Ruang Da
ekosistem Danau Batur di Provinsi Bali menjadi salah satu prioritas.
dengan mempertimbangkan segi-segi konservasi, pemulihan terhadap ko
sumberdaya alam dan lingkungan hidup sesuai dengan pembangu
Germadan Batur 49
berkelanjutan. Strategi kebijaksanaan pengelolaan lingkungan ekosistem Da
Adapun program kegiatan yang dapat dilakukan adalah
tersebut tidak terlepas dari kurang efektifnya pengelolaan DAS, terutama
inventarisasi, identifikasi, penelitian/kajian ekosistem danau
karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya yang dilakukan
dengan mengikutsertakan peran aktif masyarakat setempat
olehdan
berbagai sektor, instansi,kapasitas
meningkatkan atau pihak-pihak yang berkepentingan
kelembagaan (pemerintah,
pemerintahan
dengan daerah
DAS. Pendekatan provinsi, dan
menyeluruh dan terpadu
pemerintahan kabupaten,
sangat diperlukan
kelembagaan
dalam tradisional
mengurangi degradasi desa
lahan dan banjar
di kawasan Danauadat, subak, serta
Batur. Landasan
terbentuknya kelembagaan otoritas pengelola Danau Batur
yang utama dalam pendekatan dengan memanfaatkan filosofi Tri Hita
melalui kerjasama, koordinasi, dan keterpaduan antar pemangku
Karana, Guna mencapai kondisi
kepentingan).Guna mencapai tersebut, makatersebut,
kondisi disusun milestones
maka disusun5
tahun pertama Gerakan
milestones 5 tahunPenyelamatan
pertama Gerakan Danau (GERMADAN)
Penyelamatan melalui 3
Danau
(GERMADAN)
pendekatan melalui
yang saling 3 pendekatan
mendukung yang saling
dan terintegrasi mendukung
seperti pada
dan terintegrasi
Gambar 1.1. seperti pada Gambar 1.1.
Pengembangan
kearifan lokal
,lembaga adat dan
Kelembagaan untuk
perningkatan
pengeloaan danau
Germadan Batur 51
luas karena sebagian besar wilayah Bali dapat air dari Danau
Batur. Kawasan ekosistem Danau Batur merupakan salah satu
obyek daya tarik wisata (ODTWK) di Bali. Secara ekologis, Danau
Batur merupakan habitat dari berbagai biota air sekaligus
berfungsi sebagai daerah resapan air pengendali banjir. Secara
ekonomi, Danau Batur merupakan sumber mata pencaharian
petani dan nelayan di sekitarnya, juga berfungsi sebagai sarana
transportasi dan obyek wisata. Danau Batur sebagai cagar
Budaya Warisan Dunia (WBD) tahun 2013 dan taman bumi
(Geopark) pada tahun 2012, maka kawasan ekosistem Danau
Batur semakin memiliki nilai tambah. Penyusunan pedoman
Germadan Batur dapat melestarikan Danau Batur sebagai
tempat suci umat Hindu untuk memuja Hyang Dewi Danu
sebagai sumber kesejahteraan, memberikan manfaat yang
berkelanjutan secara ekologis dan ekonomi .
Upaya penyelamatan Danau Batur perlu dilakukan melalui
kajian lingkungan strategis internal dan eksternal sehingga
upaya yang dilakukan tersebut efektif dalam mencapai
sasaran. Kondisi dan karakteristik lingkungan strategis internal
dan eksternal perlu dianalisis sehingga dapat diketahui dampak
penting yang ditimbulkan dan dapat ditetapkan rencana-
rencana strategis yang dapat dilakukan. Kondisi internal dan
eksternal yang dibutuhkan dalam upaya penyelamatan Danau
Batur dapat dilakukan dengan melakukan analisis SWOT yaitu
menganalisa faktor lingkungan strategis internal dan eksternal
kawasan ekosistem Danau Batur.
Faktor-faktor lingkungan bersifat unik dan dinamis, serta
sangat kompleks. Tidak semua faktor lingkungan dapat atau
perlu dianalisis, sehingga harus ditentukan faktor kunci atau faktor
strategis unsur-unsur lingkungan yang relevan untuk dianalisis
(Jatmiko, 2004). Identifikasi dan evaluasi keseluruhan variabel
lingkungan internal untuk mengetahui kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness), serta mengetahui peluang (opportunities)
dan ancaman (threat) dapat dilakukan dengan teliti. Menurut
52 Germadan Batur
Umar 2005, Identifikasi, klasifikasi dan penentuan faktor
strategis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan
dilakukan terhadap faktor-faktor, organisasi/kelembagaan,
keuangan/pendanaan, prosedur operasional, sumberdaya fisik,
sumberdaya manusia, dan sistem informasi manajemen. Di Bali
faktor strategis lingkungan internal juga berupa kekuatan kearifan
lokal (keyakinan umat Hindu) dengan lembaga Desa Adat dan
organisasi petani yang mengatur air (subak). Perumusan strategis
mensyaratkan adanya analisis yang mendalam terhadap
munculnya peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
Identifikasi lingkungan eksternal dilakukan terhadap faktor-faktor
politik, kebijakan pemerintah, organisasi/kelembagaan eksternal,
ekonomi/pasar, demografi, dan teknologi.
Faktor-faktor lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap
operasional perlindungan dan penyelamatan (konservasi)
kawasan ekosisistem Danau Batur adalah sebagai berikut:
Germadan Batur 53
d. Kelembagaan Daerah dan Tradisional berupa Desa
Adat dan Subak
e. Kawasan strategis tata ruang Provinsi Bali;
f. Kawasan Daya Tarik Wisata Alam, dan Taman Wisata
Alam (ekowisata, wisata spiritual, dll);
g. Reservoir alami
h. Irigasi pertanian
i. Bahan baku air minum
j. Perikanan
k. Trasportasi/dermaga
2. Kelemahan
Kelemahan lingkungan internal dapat berupa
keterbatasan atau kekurangan sumberdaya, tenaga
ahli/skill, kepastian yang berupa penghalang untuk maju
dengan efektif (Tjatera, 2005). Faktor kelemahan strategis
lingkungan internal terhadap penerapan pengendalian dan
penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur di Provinsi
Bali adalah sebagai berikut :
a. Kesadaran masyarakat Bali secara kenyataan (skala)
belum terbangun untuk menyelamatkan Danau
Batur tetapi penyelamatan Danau Batur secara ritual
(niskala) sudah terbangun dan sudah di lakukan
secara terus menerus yang dikoordinasikan dengan
sangat profesional yang melibatkan semua komponen
masyakat di Bali (dari lembaga pemerintah, Desa Adat
dan lembaga subak)
b. Koordinasi, sinergitas dan keterpaduan kelembagaan,
kebijakan, wilayah dan teknologi belum intensif;
c. RTRWK, RDTR dan Zonasi Kabupaten Bangli belum ada;
d. Pengetahuan, keterampilan dan kesadaran partisipasi
masyarakat dalam pelestarian Danau Batur masih rendah;
e. Pelanggaran sempadan (lahan pertanian dan
bangunan)
54 Germadan Batur
f. Belum ada muatan lokal di sekolah –sekolah (TK,SD,SMP
dan SMA/SMK) tentang sampah pelastik, pertanian
organik dan pelestarian Danau Batur
g. Belum ada pendampingan dan percontohan pertanian
organik terpadu dengan biogas di sekitar Danau Batur
h. Belum ada penanganan limbah
i. Otorita badan pengelolaan kawasan Danau Batur.
j. Sistem Pendanaan
k. Pendapatan per kapita
Germadan Batur 55
Danau Batur. Hambatan merupakan penghalang utama
untukmencapai posisi kawasan ekosistem Danau Batur
yang diinginkan. Faktor-faktor strategis lingkungan eksternal
yang berupa ancaman terhadap upaya perlindungan
dan penyelamatan kawsan ekosistem Danau Batur adalah
sebagai berikut :
a. Luas dan pendangkalan danau (erosi, sedimentasi),
serta kepunahan keanekaragaman hayati;
b. Pencemaran dan danau, serta perkembangan eceng
gondok dan alga/ganggang;
c. Kerusakan lahan dan hutan, kebakaran hutan, lahan
kritis)
d. Alih fungsi lahan
e. Pertambangan bahan bangunan galian Gol-C
56 Germadan Batur
teknologi, strategi penerapan dan pemasyarakatan, dan
strategi penelitian dan pengembangan).
Germadan Batur 57
Peluang (O) Rencana Strategis (SO) Rencana Strategis (WO)
1. Termasuk Danau a. Optimalisasi peran a. Pengembangan peran
Prioritas Nasional; masyarakat Bali lembaga desa Adat dan
2. Kelembagaan pelestarian danau lembaga subak selain fungsi
Pemerintah Pusat, secara spiritual (niskala) melakun spiritual (niskala)
Provinsi, Kabupaten menjadi sebuah tindakan juga melakukan tindakan
dan Desa pelestarian danau (skala) pelestarian danau (skala)
Pakraman/Adat b. Optimalisasi peran sekolah b. Pengembangan otorita
,serta lembaga (TK,SD,SMP,SMA/SMK) badan pengelolaan
subak di Daerah dalam pelestarian Danau kawasan Danau Batur
Bali; c. Optimalisasi peran kelem- Berbasis masyarakat;
3. Ditetapkan menjadi bagaan perlindungan c. Peningkatan pengetahu-an,
Warisan Budaya kawasan strategis reservoir keterampilan, kesadaran,
Dunia; alami danau. dan peranserta kearifan
4. Ditetapkan sebagai d. Optimalisasi peran dunia lembaga masyarakat lokal.
Geopark (Taman dalam konservasi Warisan
Bumi). Budaya Dunia, Geopark.
Ancaman (T) Rencana Strategis (ST) Rencana Strategis (WT)
1. Luas dan a. Restorasi dan rehabilitasi a. Pengembangan (diversifikasi)
Pendangkalan kerusakan DTA, lapangan pekerjaan;
danau (erosi, sempadan, dan perairan c. Penetapan, penaatan,
sedimentasi), kawasan ekosisitem penegakan, penerapan
serta kepunahan danau; RTRWP/K dan RDTR serta
keanekaragaman b. Peningkatan pengen- zonasi pemanfaatan
hayati; dalian pencemaran danau. (perda RTRWP
2. Pencemaran ekosistem sempadan dan no.16 tahun 2009, perda
dan danau, serta perairan danau. tentang sampah, Undang-
perkembangan Undang tentang ketahanam
gulma eceng pangan,dll)
gondok, alga/
ganggang dll;
3. Kerusakan Lahan
dan Hutan,
kebakaran hutan,
lahan kritis);
4. Alih fungsi lahan
5. Pelanggaran
sempadan
6. Pertambangan
Galian C
58 Germadan Batur
Subak yang sangat besar perannya secara spiritual
(niskala) dalam pelestarian danau menjadi tindakan
nyata (skala)
(2) Optimalisasi kelembagaan perlindungan kawasan
strategis reservoir alami danau;
(3) Optimalisasi peran dunia dalam konservasi Warisan
Budaya Dunia, Geopark.
2. Stretegi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman (Strength – Treaths) dalam pengelolaan ekosistem
Danau Batur adalah :
(1) Restorasi dan rehabilitasi kerusakan DTA, sempadan, dan
perairan ekosisitem Danau Batur;
(2) Peningkatan pengendalian pencemaran ekosistem
sempadan dan perairan Danau Batur.
(3) Menghentikan pertambangan galian C
3. Stretegi yang memperkecil/menekan kelemahan dengan
memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada
(Weaknesses – Opportunity) dalam pengelolaan ekosistem
Danau Batur adalah :
(1) Pengembangan otorita badan pengelolaan kawasan
Danau Batur Berbasis masyarakat;
(2) Peningkatan pengetahuan, keterampilan, kesadaran
dan peranserta kearifan lembaga masyarakat lokal yang
tadinya hanya berperan dalam spiritual (niskala) agar
menjadi peran tindakan nyata (skala) untuk pelestarian
Danau Batur.;
4. Stretegi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi
ancaman yang ada (Weaknesses – Treaths) dalam
pengelolaan ekosistem Danau Batur adalah :
(1) Pengembangan (diversifikasi) lapangan pekerjaan;
(2) Penetapan dan penaatan serta penegakan penerapan
RTRWP/K dan RDTR serta zonasi pemanfaatan danau.
Germadan Batur 59
Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi tersebut, maka
diperoleh 10(sepuluh) alternafif strategi penyelamatan Danau
Batur sebagai berikut :
1. Optimalisasi peran lembaga Desa Adat dan lembaga Subak
yang sangat besar perannya secara spiritual (niskala) dalam
pelestarian danau menjadi tindakan nyata (skala)
Di Bali terdapat 1488 lembaga Desa Adat, 2450
lembaga subak yang bersifat otonomi mengatur dirinya
sendiri untuk menerapkan filsafat TRI HITA KARANA (harmoni)
(a.Hubungan Manusia dengan Tuhan; b. Hubungan manusia
dengan manusia dan c. Hubungan Manusia dengan alam
(lingkungan)) dua lembaga ini sudah eksis sejak jaman dulu
(abad ke 6 ditemukan pada salah satu desa tua di Bali sudah
memiliki awig-awig (peraturan)tentang menjaga alam yang
tidak bisa dirubah oleh siapapun berlaku sampai sekarang
yang disebut “Laknat Jagat Upedrawe” hukumnya 100 kali
bhisame dimana di Bali hal ini dikenal dengan karmapala.
Orang Bali percaya ada 3 hukum yaitu hukum alam,
hukum adat/agama dan hukum formal. Saat ini diperlukan
strategi bagaimana menggunakan kekuatan ini untuk
penyelamatan dan pelestarian Danau Batur, yang tadinya
mereka melakukan ritual (niskala) sekarang menjadi sebuah
tindakan (skala). Perlu melakukan pembangunan karakter
untuk generasi muda (anak-anak usia sekolah), revolusi
mental untuk anggota masyarakat Bali (petani,nelayan, ibu
rumah tangga dll)
2. Optimalisasi kelembagaan perlindungan kawasan strategis
reservoir alami danau;
Terdapat 9 kelembagaan pemerintah pusat yang
telah sepakat menyelamatkan ekosistem Danau Batur
yakni Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan
60 Germadan Batur
dan Perikanan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan Kementerian
Negara Riset dan Teknologi. Demikian halnya dengan telah
tersedianya kelembagaan daerah dan kelembagaan
keagamaan dan tradisioanal desa/banjar adat.
Koordinasi kebijakan, program dan kegiatan diantara
masing-masing kelembagaan pemerintah pusat tersebut
belum sinkron dan terpadu. Kementerian Kelautan dan
Perikanan mencanangkan “Mina Politan” tanpa melalui
koordinasi sinkronisasi program dan kegiatan dengan
kementerian terkait lainnya. Ditoliransi pengembangan
kuramba jaring apung (KJA) seluas 10 % dari luas wilayah
perairan Danau Batur. Sedangkan menurun Kementerian
Lingkungan Hidup, penentuan pengembangan KJA
didasarkan atas Kajian Daya Tampung beban Pencemaran
(DTBP) air danau. Dalam budidaya pertanian tanaman
pangan dan hortikultura, para petani memanfaatkan pupuk
dan pestisida secara kurang bijaksana dan pemanfaatan
lahan pertanian tanpa mengindahkan sistem konservasi
tanah/lahan.
Demikian juga program tersebut tidak dikomunikasikan
kepada Pemerintah Provinsi Bali yang telah menetapkan
kawasan Danau Batur menjadi kawasan strategis yang
ditetapkan melalui Perda 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP). Pemerintah Daerah Kabupaten
Bangli sebagai ototomi daerah belum mengkomunikasikannya
kepada Pemprov. Bali melalui BLH Provinsi Bali.
Pada tahun 2011 pernah terjadi kematian masal
ikan budidaya KJA tersebut yang cukup meresahkan
masyarakat. Kematian ikan tersebut tidak terkonsentrasi
atau terjadi secara merata disetiap lokasi perairan. Hal
terebut mengindikasikan penyebab kematian dampak
pencemaran posfor yang terjadi saat upwiling.
Germadan Batur 61
Sehubungan dengan hal tersebut, sangat dibutuhkan
program super prioritas sebagai berikut :
a. Pengembangan koordinasi dan konsistensi kelembagaan
pusat, provinsi dan daerah, serta kelembagaan
tradisional;
b. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas
kelembagaan tradisional dalam pengelolaan Danau
Batur.
3. Optimalisasi peran dunia dalam konservasi Warisan Budaya
Dunia, Geopark.
Sejak tahun 2012, kawasan Danau Batur ditetapkan
menjadi Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO, sebagai
Geopark (Taman Bumi) karena keindahan geomorfologinya.
Peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung
upaya pemulihan, dan perlindungan kawasan Danau Batur.
Sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan program
super prioritas :
a. Sosialisasi dan Promosi kawasan daya tarik wisata alam
(KDTA) kawasan Danau Batur.
b. Pemeliharaan Warisan Budidaya Dunia dan Geopark.
4. Restorasi dan rehabilitasi kawasan DTA, sempadan, dan
perairan kawasan ekosistem danau).
Daerah tangkapan air (DTA), sempadan dan perairan
Danau Batur sebagai reservoir mengamami penurunan
kualitas yang disebabkan karena terjadinya kerusakan
tutupan vegetasi, alih fungsi lahan dari kehutanan, atau
kebun campur menjadi permukiman dan pengembangan
pertanian tanaman pangan/hortikultura yang tanpa
mengindahkan konsep konservasi pemanfaatan lahan.
Kerusakan lahan tersebut juga terjadi akibat penambangan
galian bahan bangunan golongan-C yang tidak
mengindahkan konsep penambangan sesuai SOP.
62 Germadan Batur
Fungsi hidrologi kawasan DTA mengalami penurunan,
ketika terjadi hujan akan terjadi erosi, dan pengendapan/
sedimentasi di sempadan dan perairan danau. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya penyempitan dan pendangkalan
danau. Pada bulan Februari terjadi curang hujan dan hari
hujan sangat tinggi sehingga mengakibatkan bencana alam
terendamnya permukiman, dan lahan pertanian hortikultura
yang sangat merugikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, sangat dibutuhkan
upaya penanggulangan yakni dengan program super
priotitas (utama) sebagai berikut :
a. Pengembangan sabuk hijau melalui reboisasi dan
penghijauan kawasan daerah tangkapan air (DTA) dan
bekas galian bahan bangunan golongan-C;
b. Penerapan konservasi lahan pada budidaya
perkebunan,tanaman pangan dan hortikultura pada
kawasan DTA dan sempadan danau;
c. Pengendalian gulma air dan pengerukan sedimentasi
pada sempadan dan kawasan perairan danau yang
ramah lingkungan.
5. Peningkatan pengendalian pencemaran ekosistem
sempadan dan perairan danau
Pencemaran ekosistem sempadan dan perairan Danau
Batur merupakan ancaman yang penting dalam pelestarian
lingkungan, maka perlu didorong peningkatan upaya
pengendalian pencemaran pada berbagai padat aktivitas
seperti pertanian, perikanan, perhotelan dan trestoran,
kawasan padat penduduk, dan dermaga.
Penurunan kualitas air danau akibat pencemaran
ekosistem Danau Batur semakin meningkat, dan puncaknya
terjadi pada tahun 2011 yakni tingkat kesuburan air danau
meningkat mencapai mesotrofik hingga sedikit eutrofik. Terjadi
penurunan kandungan oksigen dalam air, meningkatnya
Germadan Batur 63
BOD, COD, Posfat, Total Coliform diatas Baku Mutu Kelas Air
I. Kematian ikan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh
faktor penurunan kualitas air apalagi saat terjadunya upwilling.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dibutuhkan program
super prioritas :
a. Penerapan sistem budidaya tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan, serta penerapan KJA
ramah lingkungan, melalui beberapa kegiatan
pengembangan simantri, pengembangan pertanian
organik, pemanfaatan pupuk dan pengendalian hapa
terpadu (PHT) pemanfaatan pestisida, rodentisida,
herbisida secara bijaksana, kajian daya tampung beban
pencemaran air danau, pemantauan dan analisis
kualitas air danau. Demikian juga kegiatan pemanfaatan
KJA ramah lingkungan dengan pakan yang mengapung
ramah lingkungan.
b. Pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu
(IPLT), unit pengolahan sampah terpadu (UPST),
pembangunan IPLT dan UPST pada perusahaan,
melalui kegiatan pelaporan dan pemantauan serta
pengawasan kualitas air dan udara pada perusahaan.
c. Pengembangan bank sampah pada desa dinas/dusun
atau banjar adat/pakraman dengan memanfaatkan
Bansos kepada Desa Adat/Pakraman (Petunjuk Teknisnya
sedang diproses).
6. Pengembangan (diversifikasi) lapangan pekerjaan;
Beberapa Desa di Kawasan Ekosistem Danau Batur,
Kecamatan Kintamani berpenduduk miskin, dengan
pengetahuan dan keterampilan yang rendah. Masih banyak
penduduk bekerja sebagai penggali tambang bahan galian
golongan C. Untuk hal tersebut dibutuhkan program super
prioritas :
a. Pendidikan dan latihan keterampilan masyarakat;
64 Germadan Batur
b. Diversifikasi usaha;
c. Peningkatan permodalan usaha kecil dan menengah.
7. Pengembangan otorita badan pengelolaan kawasan danau
berbasis masyarakat.
Untuk dapat terwujudnya penyelamatan Danau Batur
dikelola secara khusus oleh suatu otoritas atau badan
pengelola yang berkompeten dan berbasis Subak dan desa
Adat.
8. Peningkatan peran serta masyarakat lokal yang tadinya
hanya berperan dalam pelestarian danau secara spiritual
(niskala) agar menjadi peran tindakan nyata (skala) untuk
pelestarian Danau Batur.
9. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, kesadaran, dan
peranserta masyarakat
Tingkat wawasan, pengetahuan dan keterampilan
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dan pengelola ekosistem Danau Batur sangat
dibutuhkan. Dengan meningkatnya pemahaman terhadap
fungsi lingkungan dan konservasinya, dan terbukanya
lapangan pekerjaan dan kesejahteraannya, maka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya
ekosistem Danau Batur dapat terlaksana dengan baik.
10. Penetapan dan penegakan penerapan RTRWP,K dan RDTR
serta zonasi pemanfaatan danau
Terjadi alih fungsi lahan dan okupasi pengembangan
pembangunan hotel, restoran, permandian di kawasan DTA
sangat cepat dapat merusak dan mencemari lingkungan
kawasan ekosistem Danau Batur. Demikain juga terhadap
pemanfaatan sempadan dan perairan Danau Batur yang
disebabkan karena belum tersedianya rencana tata ruang
dan rencana detailnya serta zonasi/bloking pemanfaatan.
Sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan program
Germadan Batur 65
super prioritas dalam pengelolaan ekosistem Danau Batur
sebagai berikut :
a. Penetapan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan
ekosistem Danau Batur;
b. Pentaatan dan penegakan penerapan RTRWP/K, RDTR,
dan zonasi/blok pemanfaatan kawasan ekosistem
Danau Batur.
66 Germadan Batur
3.2.1. Faktor Penentu Strategi Prioritas
Faktor penentu yang menjadi prioritas dan berpengaruh
terhadap strategi perlindungan dan penyelamatan kawasan
ekosistem Danau Batur di Provinsi Bali adalah :
1. Faktor penentu strategi prioritas kepertama adalah
“peningkatan pengendalian pencemaran ekosistem
sempadan dan perairan Danau Batur”.
2. Faktor penentu strategis kedua adalah “restorasi dan
rehabilitasi kerusakan DTA, sempadan, dan perairan
ekosisitem Danau Batur”
3. Faktor penentu strategis ketiga adalah “peningkatan
pengetahuan, keterampilan, kesadaran, dan peranserta
masyarakat dalam konservasi SDA hayati dan ekosisitem
Danau Batur”.
Germadan Batur 67
3.2.3. Faktor penentu tujuan prioritas
Tujuan prioritas perlindungan dan penyelamatan kawasan
ekosisitem Danau Batur di Provinsi Bali adalah :
1. Tujuan prioritas kepertama adalah menurunkan dan
mengendalikan pencemaran sempadan dan perairan
Danau Batur.
2. Tujuan prioritas kedua adalah menurunkan dan
mengendalikan kerusakan sempadan dan perairan Danau
Batur.
3. Tujuan prioritas ketiga adalah menurunkan dan
mengendalikan serta memulihkan kerusakan bekas Galian-C
dan DAT.
68 Germadan Batur
Kegiatan : 1. Sosialisasi tentang bahaya limbah dari rumah tangga
(MCK),limbah ternak, sampah (organik dan pelastik),
residu pupuk kimia, pestisida dan herbisida terhadap
keselamatan danau
2. Pengendalian dan pengolahan gulma eceng gondok,
ganggang/alga dll) menjadi pupuk organik dan menjadi
mol.
3. Pembuatan instalasi pengolahan limbah MCK dimasing-
masing rumah tangga atau secara komunal dengan
sistem taman BALI (Bunga Air Limbah Indah).
4. Memasukan keselamatan dan pelestarian danau Batur
menjadi muatan lokal pada sekolah (TK,SD,SMPdan SMA/
SMK)
Masukan : Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Perencana dan
Konsumen, Pelaksana, Pendamping, dan Sarpras.
Germadan Batur 69
Target : Tahun ke 1. a. Sosialisasi tentang bahaya limbah dari
Capaian rumah tangga (MCK),limbah ternak,
sampah (organik dan pelastik), residu
pupuk kimia, pestisida dan herbisida
terhadap keselamatan danau
b. Pengendalian gulma eceng gondok,
ganggang dan pengolahan menjadi
pupuk organik, serta melaksanakan
kajian pengerukan endapan pada
sempadan dan badan danau.
Tahun ke 2 a. Pengendalian gulma eceng gondok,
ganggang dan pengolahan menjadi
pupuk organik, serta melaksanakan
pengerukan endapan pada sempadan
dan badan danau.
b. Pembuatan instalasi pengolahan
limbah MCK dimasing-masing rumah
tangga atau secara komunal dengan
sistem taman BALI (Bunga Air Limbah
Indah)
c. Memasukan keselamatan dan
pelestarian danau Batur menjadi
muatan lokal pada sekolah
(TK,SD,SMPdan SMA/SMK)
Tahun ke 3. a. Pengendalian gulma eceng gondok,
ganggang dan pengolahan menjadi
pupuk organik, serta melaksanakan
pengerukan endapan pada sempadan
dan badan danau.
d. Pembuatan instalasi pengolahan
limbah MCK dimasing-masing rumah
tangga atau secara komunal dengan
sistem taman BALI (Bunga Air Limbah
Indah)
b. Memasukan keselamatan dan
pelestarian danau Batur menjadi
muatan lokal pada sekolah
(TK,SD,SMPdan SMA/SMK)
70 Germadan Batur
Tahun ke 4 a. Pemantapan pengendalian gulma
eceng gondok, ganggang dan
produksi pupuk organik, serta
melaksanakan pengerukan endapan
pada sempadan dan badan danau.
e. Pembuatan instalasi pengolahan
limbah MCK dimasing-masing rumah
tangga atau secara komunal dengan
sistem taman BALI (Bunga Air Limbah
Indah)
b. Memasukan keselamatan dan
pelestarian danau Batur menjadi
muatan lokal pada sekolah
(TK,SD,SMPdan SMA/SMK)
Tahun ke 5 a. Pengendalian pencemaran, erosi dan
sedimentasi.
a. Pembuatan instalasi pengolahan
limbah MCK dimasing-masing rumah
tangga atau secara komunal dengan
sistem taman BALI (Bunga Air Limbah
Indah)
b. Memasukan keselamatan dan
pelestarian danau Batur menjadi
muatan lokal pada sekolah
(TK,SD,SMPdan SMA/SMK)
Penanggung : Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Jawab Pariwisata, Dinas Perindusterian, Dinas Perhubungan,
Dinas Kebudayaan, Dinas PU, BLH, Biro/bagian yang
menangani kependudukan dan kebersihan Provinsi Bali dan
Kabupaten Bangli, Balai Konservasi Sumber daya Aalam,
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, dan Balai Wilayah
Sungai Bali Penida.
Germadan Batur 71
Kegiatan : 1. Reboisasi dan penghijauan daerah tangkapan air (DTA)
kawasan danau.
2. Reboisasi dan penghijauan pada bekas galian bahan
bangunan golongan-C”
Masukan : Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Tanaman yang
sesusai lahan dan lokasi, pendamping, dan sarpras.
Hasil : Meningkatnya tutupan vegetasi hutan dan lahan bekas
galian bahan bangunan golongan-C.
Manfaat : Menurunnya kerusakan lahan dan hutan, serta
meningkatnya kualitas lahan (tahan longsor), meningkatnya
fungsi hidrologis dan atmosfer hutan.
Dampak : Rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi, serta tersedianya
air tanah dan menurunnya emisi GRK.
Target : Tahun ke 1. 1. Pembibitan tanaman kehutanan yang
Capaian sesuai pada ketinggian dan topografi.
2. Perencanaan penataan landscape
lahan bekas galian bahan bangunan
golongan-C”
Tahun ke 2 Penataan landscape, pembibitan dan
penghijauan/penanaman pohon dan
pemeliharaan.
Tahun ke 3. Pembibitan, penyulaman tanaman,
perluasan penghijauan dan penanaman
pohon dan pemeliharaan.
Tahun ke 4 Penyulaman tanaman, perluasan
penghijauan dan penanaman pohon dan
pemeliharaan.
Tahun ke 5 Penyulaman tanaman, perluasan
penghijauan dan penanaman pohon
dan pemeliharaan, pengawasan dan
perlindungan hutan.
Penanggung : Dinas Kehutanan, BLH Bali, Balai Pembibitan Tanaman
Jawab Hutan, Pembibitan Desa, BP-DAS, UPT KPH bali Timur, Dinas
Pertanian, Pekebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli.
72 Germadan Batur
Kegiatan : Demplot, dermarea, dan pembinaan konservasi lahan
dalam budidaya tanaman perkebunan, pertanian
tanaman pangan dan hortikultura.
Masukan : Dana, SDM, Kelembagaan Kelompok Tani, Teknologi,
Pendamping, dan sarpras.
Hasil : Meningkatnya penerapan konservasi lahan/tanah pada
areal perkebunan, pertanian tanaman pangan dan
hortikultura.
Manfaat : Menurunnnya tingkat banjir, erosi (kerusakan DTA dan
sempadan) serta sedimentasi pada badan danau.
Dampak : Terlestarikannya ekosisitem DTA, sempadan, dan
perairan danau.
Target : Tahun ke 1. Pelaksanaan demplot, dermarea
Capaian dan pembinaan petani perkebunan,
tanaman pangan dan hortikultura.
Tahun ke 2 Pengembangan pelaksanaan denplot,
dermarea dan pengembangan
pembinaan petani dan pengelola
otorita ekosistem perkebunan, tanaman
pangan dan hortikultura.
Tahun ke 3. Pengembangan pelaksanaan denplot,
dermarea dan pengembangan
pembinaan petani dan pengelola
otorita ekosistem perkebunan, tanaman
pangan dan hortikultura.
Tahun ke 4 Kemampuan petani dan otorita
pengelola kawasan ekosistem
Danau Batur. Peningkatan kapasitas
kelembagaan tradisional
Tahun ke 5 Terlaksananya konservasi lahan secara
swadaya dan oleh badan pengelola
kawasan ekosistem Danau Batur.
Penanggung : Dinas Pertanian, Perkebunan, Kelompok Tani, BP-DAS,
Jawab BKSDA.
Germadan Batur 73
Kegiatan : Pengembangan simantri, pertanian organik,
penggunaan pupuk dan dan penerapan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) dan penerapan KJA ramah
lingkungan.
Masukan : Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Pendamping, dan
Sarpras.
Hasil : Terkendalinya pencemaran air Danau Batur.
Manfaat : Pulihnya kualitas air Danau Batur.
Dampak : Tersedianya air baku minum sehat dan berkualitas.
Target : Tahun ke 1. Pembangunan Sismantri (pengolahan
Capaian kotoran dan urine ternak untuk pupuk
organik dan pestisida organik) dan
pendampingan, serta pemanfaatan
KJA ramah lingkungan.
Tahun ke 2 Pengembangan perluasan Sismantri
(pengolahan kotoran dan urine
ternak untuk pupuk organik dan
pestisida organik), pendampingan,
pengembangan pertanian organik,
serta pemanfaatan KJA ramah
lingkungan.
Tahun ke 3. Terbentuknya Sismantri mandiri,
pendampingan, dan pengembangan
pertanian organik, serta pemanfaatan
KJA ramah lingkungan.
Tahun ke 4 Pemantapan Simantri mandiri,
pengembangan pertanian organik.
Tahun ke 5 Pengembangan kawasan Simantri dan
pertanian organik ramah lingkungan
serta pemasarannya.
Penanggung : Dinas PU, Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Jawab BLH, Dinas Kebersihan dan Tata Kota (Provinsi dan Kab.
Bangli), BKSDA.
74 Germadan Batur
Kegiatan : Mendorong pembangunan IPST dan IPLT oleh pihak
swasta/pengusaha di lingkungan kawasan ekosisitem
Danau Batur.
Masukan : Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Pihak Swasta/
Pengusaha, Pendamping, dan Sarpras.
Hasil : Terbangunnnya IPST dan IPLT pada pihak swasta/
pengusaha hotel dan restoran, serta permandian.
Manfaat : Menurunnnya limbah pencemar air Danau Batur.
Dampak : Meningkatnya kualitas air Danau Batur Lestari.
Target : Tahun ke 1. Sosialisasi dan pembinaan
Capaian pembangunan IPAL dan IPLT kepada
pengusaha hotel dan restoran.
Tahun ke 2 Mendorong pembangunan
pembangunan IPAL dan IPLT kepada
pengusaha hotel dan restoran.
Tahun ke 3. Pembangunan pembangunan IPAL
dan IPLT kepada pengusaha hotel dan
restoran.
Tahun ke 4 Pembangunan pembangunan IPAL
dan IPLT kepada pengusaha hotel dan
restoran, serta pembinaan pelaporan
hasil pemantauan dan analisis kualitas
air limbah kepada BLH.
Tahun ke 5 Pelaporan dan publikasi analisis kualitas
air limbah oleh pihak swasta hotel/
restoran san BLH.
Penanggung : Dinas PU (Prov dan Kab), Dinas Kelautan dan Perikanan,
Jawab BLH (Prov dan Kab), Swasta/Pengusaha Hotel dan
Restoran/Permaindian, DKP Bangli, Kecamatan/Desa.
Germadan Batur 75
Masukan : Dana, SDM, Kelembagaan Tradisional Desa/Banjar
Adat), Pendamping, dan Sarpras.
Hasil : Berkembangnya bank-bank sampah pada desa-
desa pakraman Desa/Banjar Adat) dalam awig-awig/
perarem desa, meningkatnya kebersihan danau,
Manfaat : 1. Terkelolanya sampah anorganik (R3) dan terolahnya
sampah organik menjadi pupuk organik.
2. Lingkungan danau bersih dan lestari.
Dampak : Danau bersih lestari.
Target : Tahun ke 1. Penyususnan Juksnis Operasional,
Capaian sosialisasi dan pembinaan dalam
pembentukan Bank Sampah, dan
Tahun ke 2 Penetapan Bank Sampah dan
peningkatan kapasitasnya
Tahun ke 3. Operasional Bank Sampah dan gerakan
kebersihan serta pengelolaan sampah
Tahun ke 4 Penguatan Bank Sampah dan gerakan
kebersihan serta pengelolaan sampah
Tahun ke 5 Kemandirian Bank Sampah pada desa
pakraman
Penanggung : BLH Dinas PU, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Jawab Kebudayaan, (Prov dan Kab), DKP Bangli, Swasta/
Pengusaha Hotel dan Restoran/Permandian, Bangli,
Kecamatan/Desa dan Desa Pakraman
76 Germadan Batur
Dampak : Terkelolanya kawasan ekosistem danau secara sinergis
dan terpadu yang menjadikan fungsi danau lestari dan
berkesinambungan.
Target : Tahun ke 1. Kajian Daya Tampung Beban
Capaian Pencemaran dan Kerusakan Ekoisitem
Danau, dan zonasi atau blok
pemanfaatan kawasan ekosistem
danau.
Tahun ke 2 Penetapan zonasi atau blok
pemanfaatan, dan penyusunan
juknis operasional (SOP) pengelolaan
kawasan ekosistem danau
Tahun ke 3. Pelaksanaan dan pemantauan
pengelolaan kawasan ekosistem danau
Tahun ke 4 Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan kawasan ekosistem danau
Tahun ke 5 Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan kawasan ekosistem danau
Penanggung : PPE, BLH Dinas PU, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Jawab Kebudayaan, (Prov dan Kab), DKP Bangli, BKSDA, Swasta/
Pengusaha (pariwisata, Petani Pangan, Petani, peternak,
desa dinas, pengelola pelabuhan).
Germadan Batur 77
Dampak : Terjalinnya jejaring koordinasi penyelamatan Danau Batur
secara terpadu dan berkelanjutan.
Target : Tahun ke 1. Koordinasi antar 9 kementerian
Capaian
Tahun ke 2 - Koordinasi antar lembaga
pemenerintah pusat di daerah
dengan Pemda. Prov. Bali.
- Rintisan koordinasi antara Pemprov
Tahun ke 3. - Koordinasi antar lembaga
pemenerintah kabupaten Bangli
bersama kecamatan dan lembaga
keadamaan serta tradisional.
- Rintisan koordinasi antara Pemkab
Bangli, Pemprov dengan pusat.
Tahun ke 4 - Pemantapan koordinasi antar
lembaga pemenerintah pusat,
provinsi, kabupaten dan lembaga
keagamaan dan tradisional.
Tahun ke 5 - Pemantapan koordinasi antar
lembaga pemenerintah pusat,
provinsi, kabupaten dan lembaga
keagamaan dan tradisional
Penanggung : 9 kementerian, dengan lembaga pemerintah pusat di
Jawab daerah (BKSDA, BP-DAS, BPKH), Kelembahaan Penda
Prov Bali dan Pemkab. Bangli terkait (BLH, Distan, Disbun,
Dishut/UPT KPH Bali Timur, Disbud, Dispar, DPU, DKP,
Camat, Desa Dinas, Desa Pakraman dan kelembagaan
keagamaan dan tradisional (Parisada, MUDP, MMSP,
MAP)
78 Germadan Batur
Masukan : Dana, SDM, Kelembagaan Tradisional (PHDI, Pengempon
Pura, Desa/Banjar Adat), pendamping, dan sarpras.
Hasil : Meningkatnya kapasitas Kelembagaan Tradisional (PHDI,
Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), dan kemampuan
pelaksanaan gerakan penyelamatan Danau Batur
Lestari secara terpadu berbasis masyarakat adat.
Manfaat : Kemampuan kelembagaan keagamaan dan adat
menerapkan penyelamatan Danau Batur Lestari secara
terpadu dan berkelanjutan.
Dampak : Penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu dan
berkelanjutan.
Target : Tahun ke 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan
Capaian tradisional
Tahun ke 2 - Peningkatan kapasitas
kelembagaan tradisional
Tahun ke 3. - Peningkatan kapasitas
kelembagaan tradisional.
Tahun ke 4 - Peningkatan kapasitas
kelembagaan tradisional
Tahun ke 5 - Peningkatan kapasitas
kelembagaan tradisional.
Penanggung : Parisada Hindu Dharma, Kelompok/Pengempon Pura,
Jawab Masyarakat/Krama Desa/Banjar Adat)
Germadan Batur 79
Hasil : Meningkatnya kapasitas Kelembagaan Tradisional (PHDI,
Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), dan kemampuan
pelaksanaan gerakan penyelamatan Danau Batur
Lestari secara terpadu berbasis masyarakat adat.
Manfaat : Kemampuan kelembagaan keagamaan dan adat
menerapkan penyelamatan Danau Batur Lestari secara
terpadu dan berkelanjutan.
Dampak : Penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu dan
berkelanjutan.
Target : Tahun ke 1. Kajian akademis penyusunan RTRWK,
Capaian RDTR (zonasi dan bloking) pemanfaatan
kawasan ekosisitem Danau Batur.
Tahun ke 2 Penyusunan Raperda RTRWK, RDTR
(Zonasi dan bloking) pemanfaatan
kawasan ekosisitem Danau Batur.
Tahun ke 3. Penerapan Raperda RTRWK, RDTR
(Zonasi dan bloking) pemanfaatan
kawasan ekosisitem Danau Batur.
Tahun ke 4 Penegakan pemanfaatan penerapan
RTRW dan RDTR (zonasi dan bloking)
pemanfaatan kawasan ekosisitem
Danau Batur.
Tahun ke 5 Penegakan pemanfaatan penerapan
RTRW dan RDTR (zonasi dan bloking)
pemanfaatan kawasan ekosisitem
Danau Batur.
Penanggung : BLH, DInas Pariwisata, Dinas Pertanain, Dinas kehutanan,
Jawab Dinas Perubungan, Dinas kebudayaan, Dinas PU, DKP
(Provinsi Bali dan Kabupaten), Universitas, Masyarakat.
80 Germadan Batur
Hasil : Tersosislisasi dan terpromosikannya kawasan daya tarik
wisata alam (KDTA) kawasan Danau Batur
Manfaat : Meningkatnya kunjungan wisata ke kawasan ekosistem
Danau Batur.
Dampak : Peningkatan pendapatan masyarakat
Target : Tahun ke 1. Penyusunan bahan sosialisasi da
Capaian promosi kawasan daya tarik wisata
Danau Batur.
Tahun ke 2 Peningkatan wawasan masyarakat
tentang kawasan daya tarik wisata
Danau Batur sebagai Warisan Budaya
Dunia dan Geopark (taman bumi).
Tahun ke 3. Peningkatan keterampilan masyarakat
tentang kawasan daya tarik wisata
Danau Batur sebagai Warisan Budaya
Dunia dan Geopark (taman bumi).
Tahun ke 4 Pembinaan dan pemanfaatan
kawasan daya tarik wisata Danau Batur
sebagai Warisan Budaya Dunia dan
Geopark (taman bumi) secara lestari
dan berkelanjutan.
Tahun ke 5 Pembinaan dan pemanfaatan
kawasan daya tarik wisata Danau Batur
sebagai Warisan Budaya Dunia dan
Geopark (taman bumi) secara lestari
dan berkelanjutan.
Penanggung : Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, BLH (Provinsi bali
Jawab dan kabupaten Bangli)
Germadan Batur 81
Hasil : Terpelihara dan terlestarikannya kawasan ekosistem
Danau Batur sebagai Warisan Budaya Dunia dan
Geopark (Taman Bumi).
Manfaat : Meningkatnya kunjungan wisata.
Dampak : Menurunnnya tingkat kerusakan dan pencemaran
kawasan ekosistem Danau Batur
Target : Tahun ke 1. Peningkatan wawasan dan
Capaian pengetahuan masyarakat tentang
arti penting dan manfaatan kawasan
Ekosistem Danau Batur sebagai Warisan
Budaya dan Geopark.
Tahun ke 2 Pembentukan lembaga otoritas
pengelola kawasan ekosistem Danau
Batur berbasis masyarakat.
Tahun ke 3. Koordinasi lembaga otoritas pengelola
kawasan Danau Batur dengan
Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pusat
dan UNESCO.
Tahun ke 4 Pemeliharaan kawasan ekosistem
Danau Batur sebagai Warisan Budaya
dan Geopark.
Tahun ke 5 Pemeliharaan kawasan ekosistem
Danau Batur sebagai Warisan Budaya
dan Geopark.
Penanggung : Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata (Provinsi dan
Jawab Kabupaten Bangli), Kelompok/Pengempon Pura,
Masyarakat/Krama Desa/Banjar Adat)
82 Germadan Batur
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
4.1. Faktor
Danau Penentu
Batur Strategis
yangPrioritas
merupakan kawasan suci yang diyakini
4.2. Aktor/pelaku Strategis Prioritas
oleh stana
4.3. Tujuan Hyang
Strategis Dewi Danu sebagai sumber kesejahteraan
Prioritas
seluruh masyarakat
4.4. Faktor-faktor Bali, yang
Strategis Prioritas dimana masyarakat
Perlu Ditingkatkan disekitarnya
Kualitasnya
4.5. Stretegi Utama (Green Strategy)
berada dalam lembaga Desa adat (ada 11 desa adat)yang
4.6. Program Strategis Prioritas Super (Pokok)
bersatu
4.7. Programdalam
Strategissatu wadah sebagai pengempon pura Ulun
Penunjang
Danu Batur yang dipimpin oleh Dane Jro Gede bertanggung
jawabDanau
terhadap keselamatan
Batur yang merupakan dan pelestarian
kawasan suci yang danau secara
diyakini oleh stana
spiritual
Hyang DewidanDanu
ritual (niskala)sumber
sebagai Apabila terjadi penurunan
kesejahteraan air danau
seluruh masyarakat Bali,
atau
dimana masalah yang
masyarakat lain pastiberada
disekitarnya akan ritual
dalamdan persembahyangan
lembaga Desa adat (ada 11
yang dilakukan. Hal ini belum banyak diberdayakan
desa adat)yang bersatu dalam satu wadah sebagai pengempon danpurasinergi
Ulun
dengan pihak-pihak terkait untuk itu perlu menjadi perhatian
Danu Batur yang dipimpin oleh Dane Jro Gede bertanggung jawab terhadap
semua pihak
keselamatan yang
dan terkait.
pelestarian danau secara spiritual dan ritual (niskala) Apabila
Kawasan
terjadi penurunanyang mempunyai
air danau atau masalahkekayaan
yang lainkeanekaragaman
pasti akan ritual dan
sumberdaya alam maupun budaya, kawasan ekosistem
persembahyangan yang dilakukan. Hal ini belum banyak diberdayakan Danau dan
Batur sudah seyogyanya dilakukan upaya pemulihannya
sinergi dengan pihak-pihak terkait untuk itu perlu menjadi perhatian semua dari
pencemaran
pihak yang terkait.dan kerusakan serta ddlindungi dari kegiatan-
kegiatan yang bersifat destruktif. Pembangunan memang harus
Kawasan yang mempunyai kekayaan keanekaragaman sumberdaya
dilaksanakan untuk mensejahterakan rakyat, tetapi tetap harus
alam maupun budaya,
memperhatikan kelestarian kawasan lingkungan,
ekosistem Danau Batur pembangunan
karena sudah seyogyanya
dilakukan
yang upaya pemulihannya
mengedepankan ekonomidari dan
pencemaran dan kerusakan
mengabaikan lingkungan serta
hanya
ddlindungiakan menimbulkan bencana.
dari kegiatan-kegiatan yang bersifat Ancama bencana
destruktif. Pembangunan
yang
memang disebabkan oleh untuk
harus dilaksanakan aktifitas manusia (antrohognik)
mensejahterakan dapat
rakyat, tetapi tetap harus
mengancam
memperhatikan keberadaan tutupan karena
kelestarian lingkungan, vegetasi pada Daerah
pembangunan yang
Tangkapan
mengedepankan Air (DTA)
ekonomi dapat
danmengakibatkan erosi, tanah
mengabaikan lingkungan longsor
hanya akan
membawa material Ancama
menimbulkan bencana. sedimentasi
bencanamerusak sempadan
yang disebabkan dan
oleh aktifitas
pendangkalan danau.
Germadan Batur – Bali - 2014
Saat musim hujan dan jumlah hari hujan
IV-77
melebihi jumlah rerata setiap tahunnya dapat mengakibatkan
genangan banjir pada lahan pertanian, permukiman penduduk
dll. Disamping membawa material erosi berupa tanah, pasir dan
Germadan Batur 83
sampah juga mengandung bahan kimia pestisida sintetis dan
pupuk kimia dari aktivitas pertanian yang kurang bijaksana ke
areal sempadan dan peraiaran danau batur menjadi tercemar.
Sampai saat ini kondisi kawasan ekosistem Danau Batur
mengalami kerusakan dan pencemaran pada lahan daerah
tangkapan airnya (DTA), kawasan sempadan, dan perairannya.
Mengingat betapa pentingnya manfaat dari fungsi kawasan
ekosistem Danau Batur bagi kehidupan masyarakat Bali, maka
dibutuhkan upaya gerakan penyelamatan danau (Germadan)
Batur. Germadan tersebut diharapkan dapat memulihkan,
melindungi, memelihara, dan memanfaatkannya secara
berkesinambungan.
Berdasarkan hasil analisis faktor strategis lingkungan internal
dan eksternal, analisis Mariks Internal-eksternal, analisis SWOT
yang dipadukan dengan Analisis Hierarchy Prosess (AHP), maka
grand strategy, alternatif strategi, dan strategi prioritas utama
(pokok) Germadan Batur di Provinsi Bali dapat direkomendasikan
sebagai berikut :
84 Germadan Batur
bagian yang menangani kependudukan dan kebersihan
Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli, Balai Konservasi Sumber
Daya Alam.
2. Aktor/pelaku prioritas kedua adalah Dinas Pekerjaan Umum,
Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan (Provinsi Bali dan
Kabupaten Bangli), Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Balai
Pengelolaan Daeah Aluran Sungai Unda-Anyar, Forum DAS
Provinsi dan Kabupaten Bangli, dll.
3. Aktor/pelaku prioritas ketiga adalah kelembagaan Desa,
Kelembagaan tradisional Desa/Banjar Adat/Pakraman,
Penanggungjawab/ Pangempon Pura, Badan Otorita
pengela Danau Batur, dll.
Germadan Batur 85
2. Faktor-faktor kelemahan strategis lingkungan internal
yang perlu ditanggulangi yakni (a) pemebentukan otorita
badan pengelolaan kawasan ekosisitem danau; dan (b)
meminimalisasi rendahnya pengetahuan, keteram-pilan
dan kesadaran partisipasi masyarakat;
3. Faktor-faktor peluang strategis lingkungan eksternal yang
perlu dimanfaatkan yakni (a) status ditetapkannya Danau
Batur sebagai salah satu danau prioritas nasional; dan (b)
peningkatan peran kelembagaan Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten dan Desa Pakraman/Adat di Daerah Bali;
4. Faktor-faktor ancaman strategis lingkungan eksternal yang
perlu diatasi yakni (a) masih luasnya penyempitan sempadan
dan pendangkalan danau (erosi, sedimentasi), serta
kepunahan keanekaragaman hayati; dan (b) mengatasi
pencemaran dan danau, serta perkembangan gulma eceng
gondok, alga/ganggang dll; (c) menanggulangi kerusakan
lahan dan hutan (alih fungsi lahan/occupasi), kebakaran
hutan, lahan kritis); dan (d) menertibkan pertambangan
Bahan Bangunan Galian Gol-C.
86 Germadan Batur
2. Pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu (IPST),
unit pengolahan sampah terpadu (UPST), pembangunan
IPLT dan UPST, serta pengembangan bank sampah;
3. Penerapan konservasi lahan dan sistem budidaya
perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura ramah
lingkungan, dan pemanfaatan kuramba jarring apung (KJA)
ramah lingkungan;
4. Pengembangan sabuk hijau (green belt) melalui kegiatan
reboisasi dan penghijauan kawasan daerah tangkapan air
dan bekas galian bahan bangunan golongan-C;
5. Penetapan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan
ekosistem danau, dengan kegiatan penyusunan dan
penetapan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan
ekosistem danau;
6. Pengembangan koordinasi dan konsistensi kelembagaan
pusat, provinsi dan daerah, serta kelembagaan tradisional,
dengan kegiatan peningkatan sistem pendanaan dan
koordinasi penyelamatan danau secara berkelanjutan; dan
7. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan
tradisional dalam pengelolaan danau
Germadan Batur 87
88 Germadan Batur
DAFTAR PUSTAKA
Arthana, I W dan I W Restu. 2009. Hubungan N/P Rasio dengan
Tingkat Eutrofikasi Di Danau Batur, Bali. Laporan Penelitian
Hibah Penelitian Strategis Nasional. Universitas Udayana.
Denpasar
Badan Pengandalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Provinsi
Bali. 2008. Kajian Penurunan Muka Air Danau Batur. Kerjasama
Bapedalda dengan CV. Tri Matra Disain. Denpasar.
Bapedalda. 2006. Kajian Penurunan Muka Air Danau Beratan.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah, Provinsi
Bali. Denpasar.
Bapedalda. 2008. Kajian Penurunan Muka Air Danau Batur.
Badan pengendalian Dampak Lingkungan Daerah, Provinsi
Bali. Denpasar.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali. 2005. Identifikasi
Potensi Sumberdaya Perairan Umum di Danau Batur.
Denpasar
DKP. 2005. Identifikasi Potensi Sumberdaya Perairan Umum Di
Danau Batur. Dinas Perikanan dan Kelautan, Provinsi Bali.
Denpasar.
Nursangaji, M., E. Rantung, A. Tokare, H. Manurung, T. N. Harahap,
I. Retnowati, S. R. Nasition, W.C. Rustadi, 2014. Gerakan
Penyelatan Danau (GERMADAN) Poso. Kementerian
Lingkungan Hidup, Jakarta.
Pemda Bangli, 2012. Laporan Status Lingkungan Hidup
Kabupaten bangli Tahun 2012. Pemerintah Kabupaten
Bangli, Provinsi Bali.
Suwanto, W., T.N. Harahap, H. Manurung, W.C. Rustati, S.R. Nasution,
I N.N. Suryadiputra, dan I. Sualia. 2011. Profil 15 danau Prioritas
Nasional 2010-2014. Kementerian Lingkungan Hidup.
Germadan Batur 89
Syandri, H. Nasaruddin, H. Manurung, T. N. Harahap, I.
Retnowati, S. Rachmiati, W. C. Rustadi, Azrita. 2014. Gerakan
Pebyelamatan Danau (GERMADAN) Singkarak. Kementerian
Lingkungan Hidup, Jakarta.
Yuwono, A. 2014. Langkah Nyata Gerakan penyelamatan
Danau. Konferensi Nasional Danau Indonesia II. Deputi
MenLH Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan
Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.
ooOoo
90 Germadan Batur
Rencana Aksi Penyelamatan Ekosistem Danau Batur
Bidang/ Indikator Target capain (tahun ke)(%) Penanggung
No Kegiatan Sasaran Baseline
Program output 1 2 3 4 5 jawab
Program Super Prioritas
1. Penetapan 1. Penyusunan Terkelolanya Tersusunnya - Tersedianya tersedianya tersedianya implemen- Pemantauan, Pemantauan, PPE, BLH Dinas
pemanfaatan dan kawasan dokumen hasil kajian kebijakan kebijakan tasi, evaluasi dan evaluasi dan PU, Dinas
kawasan penetapan ekosistem kebijakan dalam DTBPA Danau (penetapan penetapan pemantauan, pelaporan pelaporan Kelautan dan
ekosistem zonsi danau mendukung Batur kajian DTBPA) zxonasi evaluasi dan pengelolaan pengelolaan Perikanan,
danau atau blok berkelanjutan penyusunan - belum dan hasil pemanfaatan pelaporan kawasan kawasan Dinas
pemanfaatan secara sinergis dan penetapan tersedianya/ kajian zonasi ekosistem pelaksanaan ekosistem ekosistem Kebudayaan,
kawasan dan terpadu zonasi/blok telah pemanfaatan Danau kebijakan danau danau (Prov dan
ekosistem pemanfaatan tersusun ekosistem Batur dan penyelama- Kab), DKP
danau draft zonasi Danau Batur penyusunan tan danau Bangli, BKSDA,
pemanfaatan Petunjuk Swasta/
air danau ??? Teknis Pengusaha
pengelolaan
ekosistem
danau
2. Pengendalian 1. Sosialisasi Para pihak Terbangun Para pihak 2 desa 2 desa 2desa 2 desa 2 desa BLH,KLH
pencemaran, masalah yang terkait / kesadaran para terkait/lembaga
gulma air dan pencemaran lembaga dan pihak terkait dan masyarakat
penyedotan danau batur Masyarakat dan masyarakat sekitarnya
lumpur sekitar danau sekitar danau terbangun
Batur batur (11 desa) kesadarannya
2. mengguna- Berkurangnya 1 unit 1 unit sosialisasi implementasi implementasi implementasi Demplot Dinas
kan enceng enceng pengolahan pengolahan pertanian
gondok gondok enceng gondok enceng gondok Pertanian
untuk puk danau batur untuk pupuk untuk pupuk Dinas
cair (mol) cair (mol) cair (mol) PU,BLH,KLH
Germadan Batur 91
Bidang/ Indikator Target capain (tahun ke)(%) Penanggung
No Kegiatan Sasaran Baseline
Program output 1 2 3 4 5 jawab
3. Pembangun- Mengurangi Terbangun 20 1 unit sosialisasi 5 unit 5 unit 5 unit 5 unit BLH, KLH,
an sarana beban limbah unit sistem pengolahan Dinas PU
pengolahan domestik pengolahan limbah cair
limbah cair limbah cair domistik
di rumah
penduduk
sekitar danau
4. Pembangu- Mengurangi Terbangun 20 1 unit biogas sosialisasi 5 unit 5 unit 5 unit 5 unit BLH, KLH,
nan sarana beban limbah unit biogas Dinas PU
pengolahan domestik
limbah
ternak
5. Pembangu- Mengurangi Terbangun 50 1 ha sosialisasi 10 ha 10 ha 10 ha 20 ha Dinas
nan sistem beban ha percontohan percontohan pertanian
pertanian pencemaran sistem pertanian pertanian ,Dinas
organik pupuk oranik organik kesehatan
buatan, ,BLH,KLH
pestisida dan
herbisida
6. membangun Mengurangan Terbangun 1 desa sadar sosialisasi 2 desa 3 desa 3 desa 3 desa BLH,KLH, PU
desa sadar beban desa sadar lingkungan
lingkungan, pencemaran lingkungan dan dan 1 bank
bank sampah sampah bank sampah di sampah di Desa
untuk 11 Desa sekitar Songan A
Penanganan dlingkungan
sampah danau
rumah tangga
92 Germadan Batur
Bidang/ Indikator Target capain (tahun ke)(%) Penanggung
No Kegiatan Sasaran Baseline
Program output 1 2 3 4 5 jawab
7. memasukan Meningkatkan Terwujud satu 1 buah FGD dengan FGD dengan FGD dengan Penulisan implentasi Dinas
masalah pengetahuan kurikulum kurikulum guru TK, SD, guru TK, SD, guru TK, SD, kurikulum Kementrian
sampah, guru-guru dan tentang tentang SMP, SMA/ SMP, SMA/ SMP, SMA/ Pendidikan,
pertanian anak-anak penangan penangan SMK SMK SMK Dinas
organik sejak usia dini sampah, sampah, Pertanian,
dan danau tetang bahaya pertanian pertanian dinas
Batur dalam sampah, organik dan organik dana perkebunan,
muatan bahaya pupuk pelestarian pelestarian BLH,
lokal dalam buatan, danau batur danau batur Kementrian
pendidikan pestisida dan kesehatan
TK, SD, SMP, meningkatkan
SMA/SMK kecintaannya
sekitar danau terhadap
danau
8. Penyedotan menyamakan Persamaan Persamaan FGD FGD FGD FGD GD Kementrian
lumpur persepsi persepsi tentang persepsi tentang PU, BLH, KLH,
danau batur seluruh pihak penyedotan penyedotan Dinas PU, BWS
(208.650 yang terkait lumpur danau lumpur danau
m3) tentang batur batur
penyedotan
lumpur danau
batur
3. Pengembangan 1.Reboisasi dan Mengajak tutupan Tutupan Sosialisasi 2 ha 2 ha 3 ha 3:00 AM Kemetrian
sabuk hijau penghijauan semua vegetasi vegetasi hutan untuk 11 kehutanan,
melalui reboisasi daerah pihak untuk hutan daerah seluas 1 ha desa dan Dinas
dan penghijauan tangkapan air melakukan tangkapan air persiapan Kehutanan,
kawasan daerah (DTA) kawasan reboisasi seluas 10 ha bibit Dnas
tangkapan air danau. di daerah Pertanian,
(DTA) dan bekas tangkapan air KLH, BLH
galian bahan
bangunan
golongan-C
Germadan Batur 93
Bidang/ Indikator Target capain (tahun ke)(%) Penanggung
No Kegiatan Sasaran Baseline
Program output 1 2 3 4 5 jawab
2.Reboisasi dan Mengajak tutupan Tutupan Sosialisasi 2 ha 2 ha 3 ha 3:00 AM Kemetrian
penghijauan semua vegetasi hutan vegetasi daerah untuk 11 kehutanan,
pada bekas pihak untuk dan lahan bekas galian C seluas desa dan Dinas
galian bahan melakukan galian bahan 1 ha persiapan Kehutanan,
bangunan reboisasi bangunan bibit Dnas
galian-C” di daerah golongan-C Pertanian,
galian C seluas 10 ha KLH, BLH
4. Penerapan 1. Pelaksanaan Kemampuan Terlaksananya Adanya 1ha sosialisasi Demoarea Demoarea Demoarea Demoarea Kemetrian
konservasi lahan demplot, petani dan konservasi lahan masing- seluas 2 ha seluas 2 ha seluas 23ha seluas 3 ha Pertanian,
pada budidaya dermarea otorita secara swadaya masing demo tanaman tanaman tanaman tanaman Dinas
perkebunan, dan pengelola dan oleh badan area sistem pangan/ pangan/ pangan/ pangan/ Pertanian,
tanaman pangan pembinaan kawasan pengelola pertanian hortikultura hortikultura hortikultura hortikultura Dinas
dan hortikultura petani ekosistem kawasan horikultra/ dan tanaman dan tanaman dan tanaman dan tanaman Perkebunan,
sistem organik perkebunan, Danau Batur. ekosistem pangan dan perkebunan perkebunan perkebunan perkebunan KLH, BLH
pada kawasan tanaman Peningkatan Danau Batur perkebuna di
DTA dan pangan dan kapasitas masing-masing kawasan DTA
sempadan hortikultura kelembagaan seluas 10 ha danau batur
danau” tradisional
5. Penerapan 1. Pengembang- Terkendalinya Ada percohan 4 1 buah simantri Sosialisai Satu simantri Satu simantri Satu simantri Satu Dinas PU,
sistem an simantri, pencemaran buah simantri dan 2 ha simantri dan 2 ha 2 ha tanaman 2 ha tumpag simantri 2 Dinas
budidaya pertanian air Danau dan 8 ha percontohan dan sistem tanaman tumpang sai tanaman ha tumpang Pertanian,
tanaman organik, Batur. percontoha organik. pertanian bawang sari bawang bawang- tanaman Perkebunan,
pangan, penggunaan organik. ogrank organik organik-cabai cabai organik bawang– Peternakan,
hortikultura pupuk cabai organik BLH, Dinas
dan dan dan Kebersihan
perkebunan, penerapan dan Tata Kota
serta Pengendalian (Provinsi dan
penerapan Hama Terpadu Kab. Bangli),
KJA ramah (PHT) dan BKSDA.
lingkungan/ penerapan
organik KJA ramah
lingkungan
94 Germadan Batur
Bidang/ Indikator Target capain (tahun ke)(%) Penanggung
No Kegiatan Sasaran Baseline
Program output 1 2 3 4 5 jawab
6. Pengendalian 1. Pengendalian Pembatasan KJK tidak Kajian KJK FGD para FGD para FGDpara FGDpara implementasi BLH,KLH,
sidementasi kerambah KJK mencemari air terhadap pihak terkait pihak terkait pihak terkait pihak terkait Dinas
jarring apung danau pencemaran prikanan,
(KJA) danau
2. Pengendalian Pembatasan/ Galian C tidak Peraturan Evaluasi Rancangan Penetapan implementasi implementasi
galian C di meniadakan menyebabkan Bupati Bangli Galian C
sekitar danau galian C sidementasi tentang galian C
Batur
3. Reboisasasi Tanah pohon Ada tanaman 1 ha lahan kritis sosialisasi 2 ha 2 ha 3 ha 3 ha Dinas
di Lahan kritis pohon di lahan telah di tanami Kehutanan,
sekitar danau kritis sekitar kemetrian
batur danau batur kehutanan,
seluas 10 ha Dinas
Pertanian,
BLH, KLH
Program Prioritas
1. Pemberian Pohon yang 1000 buah 1 buah pohon sosialisasi 200 pohon 200pohon 300 pohon 300 pohon Dinas
isentif sudah besar pohon yang tidak ditebang Kehutanan,
kepada milik petani sudah besar oleh petani kemetrian
petani yang yang ada di tidak ditebang kehutanan,
memiki sekitar danau oleh petani Dinas
pohon batur Pertanian,
dengan BLH, KLH
membeli
hidup pohon
2. Pembuatan sempadan 20% terbangun 1 % terbangun sosialisasi 5% 5% 5% 5% BLH, KLH, PU,
sabuk hijau danau batur sabuk hijau sabuk hijau BWS
danau danau
Germadan Batur 95
Bidang/ Indikator Target capain (tahun ke)(%) Penanggung
No Kegiatan Sasaran Baseline
Program output 1 2 3 4 5 jawab
3. Pembuatan Daerah 10% terbangun 1 % terbangun- sosialisasi 2% 2% 3% 3% BLH, KLH, PU,
terasering tangkapan terassering terasering BKsDA, BWS
di daerah air yang di daerah
tangkapan air kemirirannya tangkapan air
danau Batur lebih dari 15%
Program Super Priorotas
7. Sinergisitas 1. Peningkatan Terlaksana dan Konsistensi Koordinasi tersinergikan tersinergikan ? ? ? - kolaborasi
program dan Sistem terimplemen- dan sinergitas penyelamatan nya program nya program SKPD dan 9
kegiatan Koordinasi tasikannya pelaksanaan danau batur pemerintah pemerintah Kementerian
penyelamatan Penyelamatansinergi gerakan oleh para pihak pusat dan pusat dan dalam
danau batur Danau Batur program penyelamatan terkait pemerintah pemerintah penyelamatan
oleh para pihak penyelamatan Danau Batur provinsi daerah danau
terkait (pusat, danau pada secara terpadu provinsi (provinsi/ - Parisada
daerah dan seluruh berbasis masya- Kabupaten/ Hindu Dharma
swasta) komponen rakat dalam kota)
penyelamatan sistem kuat
danau batur
2. Peningkatan Terlatihnya Tersedianya lembaga terlatih dan terlatih dan terlatih dan terlatih dan terlatih dan - kolaborasi
Kapasitas anggota lembaga tradisional yang terbinanya terbinanya terbinanya terbinanya terbinanya SKPD dan 9
Kelembagaan lembaga tradisional yang aktif dalam 20 lembaga 20 lembaga 20 lembaga 20 lembaga 20 lembaga Kementerian
Tradisioanal tradisional handal dan penyelamatan tradisional tradisional tradisional tradisional tradisional dalam
dalam dalam tanggap dalam danau penyelamatan
Penyelamatan aktivitas pengendalian danau
danau penyelamatan dan pemulihan - Parisada
Danau Batur kerusakan danau Hindu Dharma
Program Prioritas
8. Penataan dan 1. Penyusunan
Penegakan RT RW
penerapan dan RDTR
RTRW dan RDTR pemanfaatan
kawasan
Ekosistem
Danau Batur
96 Germadan Batur
Bidang/ Indikator Target capain (tahun ke)(%) Penanggung
No Kegiatan Sasaran Baseline
Program output 1 2 3 4 5 jawab
2. Penegakkan
pemanfaatan
penerapan
RT. RW
dan RDTR
pemanfaatan
kawasan
ekosistem
Danau Batur
9. Sosialisasi 1. Sosialisasi
dan Promosi dan promosi
kawasan daya kawasan
daya tarik
tarik wisata wisata alam
alam (KDTA) kawasan
kawasan dana Danau Batur
10. Pelestarian 1. Pelestarian Terpelihara Perbaikan (jumlah) … orang/ … orang/ … orang/ … orang/ … orang/ Dinas
Warisan Budaya Warisan dan kondisi wisatawan/ tahun tahun tahun tahun tahun Pariwisata
Dunia dan Budaya terlestarikan- ekosistem tahun Provinsi,
Dunia dan nya kawasan Danau Batur dan Kabupaten
Geopark ekosistem
Geopark meningkatnya Bangli,
Danau Batur
sebagai jumlah Kementerian
Warisan wisatawan ke Pariwisata,
Budaya Dunia Danau Batur Kementerian
dan Geopark ESDM, BLH Bali
(Taman dan Bangli, KLH
Bumi).
Germadan Batur 97
98 Germadan Batur