Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK PENJAJAHAN BANGSA EROPA PADA MASA

PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KINI

Disusun Oleh :
Rahmatullah.R : 1724760
Rezky Putri Reza Ramadhani : 1724761
Shafira Maharani : 1724762
Siti Nabilah Munawwaroh : 1724763
Tiara Apriliani Achmad Gani : 1724764
Moch. Seattle Kai E. : 1825433

SMAN 2 MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang dampak penjajahan bangsa eropa pada masa pergerakan nasional hingga kini

Makalah ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
mengevaluasi makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii
RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………… 1
PEMECAHAN MASALAH …………………………………………………………... 2
1. Bidang Politik …………………………………………………………….. 2
2. Bidang Ekonomi …………………………………………………………….. 3
3. Bidang Pendidikan …………………………………………………………..... 4
4. Bidang Sosial
Budaya …………………………………………………………..... 5
KESIMPULAN ……………………………………………...…………… 7
SARAN …………………………………………………………… 7
PENUTUP …………………………………………………………… 7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 8
RUMUSAN MASALAH
Pada masalah ini, kami dari kelompok 6 mengangkat permasalah
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
3. Bidang Pendidikan
4. Bidang Sosial budaya
PEMECAHAN MASALAH
1.1 Bidang politik
Memasuki Abad ke-20 pemerintah kolonial Hindia Belanda mencanangkan politik etis. Politik
etis atau politik balas budi adalah suatu pemikiran yang mengatakan bahwa pemerintah
kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini
merupakan kritik terhadap politik tanam paksa yang membuat masyarakat pribumi menjadi
semakin menderita. Politik etis yang dipelopori oleh Pieter Brooshooft (Wartawan Koran De
Locomotief) dan C.Th. van Deventer (politikus) membuka Mata pemerintah kolonial untuk lebih
memerhatikan nasib para pribumi yang terbelakang.
Oleh sebab itu, pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru Naik tahta menegaskan
dalam pidato pembukaan Parlemen Belanda bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan
moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda. Ratu
Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum
dalam program Trias van Deventer yang meliputi berikut ini :
a. Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan - pengairan Dan bendungan
untuk keperluan pertanian.
b. Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi.
c. Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan.
Banyak pihak yang menghubungkan kebijakan baru Politik Belanda ini dengan pemikiran Dan
tulisan Van Deventer yang diterbitkan beberapa waktu sevelumnya, yang berjudul een
eerschuld (Hutang kehormatan) pada majalah de gids pada tahun 1899. Ia mengancam
pemerintah kolonial Hindia Belanda yang tidak memerhatikan nasib penduduk tanah jajahan. Ia
mengungkapkan, Belanda telah berhutang budi kepada rakyat tanah jajahan Dan harus di tebus
dengan cara memberikan kesejahteraan. Van Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus
politik etis ini.
Politik etis kemudian memunculkan segolong elit pelajar Indonesia. Kehadiran mereka di
tengah - tengah era penjajahan tidak diperkirakan bakal menjadi batu sandungan bagi Belanda.
Kaum terpelajar Indonesia telah merintis tumbuh dan berkembangnya kesadaran nasional
melalui berbagai organisasi pergerakan kebangsaan.
Munculnya kesadaran nasional itu disebabkan oleh perlakuan Dan sikap pemerintah kolonial
Hindia Belanda yang mengabaikan harkat martabat bangsa Indonesia, seperti penindasan,
penghinaan, dan diskriminatif. Politik etis berdampak pula bagi munculnya golongan
profesional, yaitu kelompok pekerja yang membidangi pekerjaan berdasarkan keahlian dan
keterampilan tertentu.
Pada kenyataannya, pelaksanaan politik etis tidak sesuai dengan cita - cita yang di harapkan
Belanda. Namun demikian, bidang edukasi memberi pengaruh positif bagi bangsa Indonesia
dengan lahirnya kaum terpelajar (kaum intelektual) tersebut sehingga mengubah cara berpikir
bangsa Kita menjadi lebih terbuka dan memberi kesadaran akan artinya kemerdekaan. Mereka
menjadi pelopor pergerakan bangsa Indonesia yang menentang pemerintahan kolonial Hindia-
Belanda. Kesadaran berbangsa dan bertanah air terus tumbuh hingga sekarang.

2.1 Bidang Ekonomi


Kebijakan ekonomi pemerintah kolonial Barat di Indonesia membawa sejumlah dampak bagi
masyarakat di Indonesia hinga sekarang.Walaupun kebijakan pemerintah kolonial lebih banyak
ditujukan untuk kepentingan negara Belanda,tetapi terdapat dampak positif bagi bangsa
Indonesia.Contohnya sistem tanam yang diterapkan oleh Van Den Bosch pada 1930,meski
sangat merugikan rakyat pribumi namun membawa dampak positif pada masyarakat
Indonesia,yaitu masyrakat Indonesia bisa mengenal tata cara menanam tanaman perkebunan
dan tanaman ekspor yang laku di pasaran dunia.
Lalu apa saja dampak penjajahan bangsa Barat di bidang ekonomi yang bisa dirasakan pada
masa pergerakan nasional hingga kini antara lain sebagai berikut :
a. Tumbuhnya Iklim Investasi di Indonesia
Untuk mewujudkan system yang menumbuhkan persaingan dalam rangka meningkatkan
produksi di Indonesia maka pada tahun 1870 di Indonesia dilaksanakan politik ekonomi liberal
colonial yang disebut juga sebagai politik pintu terbuka (open door policy). Yaitu kebijakan yang
membuka kesempatan luas bagi pengusaha swasta asing untuk menanamkan modalnya di
Indonesia yang mengakibatkan banyak pengusaha Belanda ataupun swasta Eropa lainnya
mendirikan berbagai perkebunan di Indonesia seperti, perkebunan tembakau di Deli, Sumatra
Utara, dan masih banyak lagi
b. Ketika golongan liberal di negeri
Belanda,memperoleh kemenangan dalam parlemen pada tahun 1850 dan diperoleh secara
mutlak pada tahun 1870,sistem tanam paksa dihapuskan karena tidak sesuai dengan faham
liberalisme ekonomi.Menurut pandangan liberalisme ekonomi tersebut,kegiatan ekonomi di
Indonesia harus ditangani oleh pihak swasta.Sedangkan pemerintah hanya bertugas sebagai
pengawas yang tidak boleh ikut campur dalam bidang ekonomi.Sistem ini menumbuhkan
persaingan dalam rangka meningkatkan produksi perkebunan di Indonesia.Dengan
demikian,pendapatan negara juga akan bertambah banyak.
c. Dibangununya Sarana Transportasi
Untuk mempermudah peredaran barang di wilayah Nusantara pemerintah kolonial
membangun jaringan rel dan stasiun kereta api untuk menghubungkan perkebunan besar dan
daerah perkotaan.Selain itu juga dilakukan pembangunan jalan dan jembatan untuk keperluan
transportasi antar wilayah.Sisa-sisa bangunan stasiun kereta api dari zaman kolonial ini masih
bisa kita temukan sekarang di berbagai wilayah di Indonesia.Perusahaan kereta api yang pada
masa Hindia Belanda dikelola sebagian oleh perusahaan swasta,kini dilebur menjadi Jawatan
Kereta Api yang kemudian berkembang menjadi PJKA dan PERUMKA.Kemudian PERUMKA
berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (KAI).
d. Berkembangnya Sistem Perekonomian Modern
Meski sistem ekonomi liberal yang dilaksanakan pemerintah kolonial Belanda berampak
buruk pada penduduk pribumi,namun sistem perekonomian modern mulai dikenal di kalangan
penduduk pribumi.Sistem ekonomi liberal membuat masyarakat pedesaan yang pada bertani
hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri,kini mereka mengenal sistem perekonomian dan
perdagangan iternasional.
Barang-barang kebutuhan rumah tangga baru masuk ke desa-des seperti,pakaian,minyak
tanah,dan sabun.Dengan demikian penduduk desa mulai mengenal barang-barang kebutuhan
baru dan mulai terkait pada sistem ekonomi yang lebih luas dan modern.kegiatan ekonomi dan
perdagangan masyarakat pedesaan yang sebelumnya mereka lakukan secara barter berubah
menjadi sistem ekonomi uang.
e. Munculnya Kegiatan Perbankan
Perkembangan kegiatan perekonomian di negara jajahan,mendorong munculnya kegiatan
perbankan di tanah jajahan Hindia-Belanda.De Javasche Bank,NV didirikan di Batavia pada
tangal 24 Januari 1828 sebagia bank sirkulasi.Dengan demikian makaDe Javasche
bank mengemban tugas sebagai bank yang mengedarkan dan mengawasi penggunaan mata
uang.De Javasche bank juga mendapat wewenang untuk menerbitkan mata uang kertas.
Ketika tanam paksa dihapuskan dan digantikan dengan sistem ekonomi liberal
kolonial,muncul bank-bank baru yang memberikan modal bagi pengusaha swasta yang akan
membuka perusahaan perkebunan di Indonesia.Pada tahun 1869 Nederlandsche
hendelsmaatschappij (NHM) menggeser kegiatan usahanya menjadi penyandang modal bagi
perusahaan-perusahaan perkebunan dan pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalan
negeri dan penjualan ke luar negeri.Oleh karena itu,NHM dikenal sebagai "bank perkebunan"
yang membiayai sekitar 17 pabrik gula dengan perkebunan tebunya.

3.1 Bidang Pendidikan


Pelaksanaan pengajaran dan Pendidikan bagi kaum pribumi di tanah jajahan merupakan
jawaban pemerintah belanda terhadap tuntutan politik etis yang diajukan oleh C.Th. Van
Deventer, E.F.E Douwes Dekker, dan Pieter Brooshooft. Walaupun demikian Pendidikan yang
dilaksanakan oleh pemerintah colonial lebih ditujukan untu memenuhi tenaga-tenaga terampil
di badan-badan pemerintahan Pendidikan bagi kaum pribumi dilaksanakan mulai dari jenjang
Pendidikan dasar hingga Pendidikan tinggi
1. Pendidikan dasar
Contoh :
1. ELS (Europeesche Lagere School) pada tahun 1903 bagi pribumi yang mampu dan
warga Tionghoa dan diselenggarakan pemerintah belanda
2. HIS (Hollandsche Indische School) sekolah khusus pribumi pada tahun 1914 yang
dibuat oleh pemerintah belanda
3. Tweede Inlandsche School atau Sekolah Kelas Dua atau Sekolah Ongko Loro yang
merupakan sekolah rakyat atau sekolah dasar dengan masa pendidikan selama Tiga
tahun dan tersebar di seluruh pelosok desa. Pendidikan ini hanya bermaksud untuk
memberantas buta huruf dan mampu berhitung
2. Pendidikan Menengah
Setelah tamat SD, maka seorang anak dari golongan Eropa atau elite pribumi dapat meneruskan
pendidikannya
Contoh :
1. HBS (Hogere Burger School) untuk orang Belanda, Eropa, atau Elite Pribumi dengan
Bahasa pengantar belanda setara dengan SMP dan SMA yang ditempuh hanya 5
tahun
2. MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) bagi kalangan pribumi biasa setara dengan
SMP yang ditempuh hanya 3 tahun yang kemudian harus lanjut lagi di AMS
(Algemeene Midelbare School) selama 3 tahun lagi. AMS sekarang disebut SMA
3. Pendidikan Tinggi
Contoh :
1. THS (Technische Hooge School) dibandung yang didirikan tahun 1920, sekarang
menjadi ITB (Institut Teknologi Bandung)
2. RHS (Rechts Hooge School) di Jakarta yang didirikan tahun 1924, sekarang menjadi
Fakultas Hukum UI di Jakarta
3. GHS (Geneeskudige Hooge School) di Jakarta yang didirikan tahun 1924, sekarang
menjadi Fakultas Kedokteran UI. Sebelumnya bernama STOVIA (School Tot Opleiding
van Indische Artsen) yang berdiri sejak 1853

4.1 Bidang Sosial budaya


Praktik kolonialisme bangsa Barat di Indonesia membawa dampak pada kehidupan
masyarakat di tanah jajahan yang bisa dirasakan hingga kini. Di antaranya di bidang sosial
budaya membawa dampak sebagai berikut.
A. Pembagian status sosial masyarakat
Pembagian status (kedudukan) sosial pada zaman kolonial Belanda di tetapkan dalam
peraturan hukum ketatanegaraan Hindia Belanda (indische staatsregeling) tahun 1927.
Menurut peraturan tersebut penggolongan penduduk Indonesia, sebagai berikut :
1) Golongan Eropa dan yang dipersamakan, yaitu
a) Bangsa Belanda dan keturunannya
b) Bangsa bangsa Eropa lainnya seperti portugis, Prancis, Inggris Dan sebagainya.
c) Orang Orang bangsa lain (bukan Eropa) yang telah dipersamakan dengan Eropa karena
kekayaan keturunan bangsawan, Dan pendidikan.
2) Golongan Timur Asing, yaitu golongan yang terdiri dari golongan Cina, Arab, India,
Pakistan, Dan lain lain. Mereka berada pada lapisan menengah.
3) Golongan pribumi, yaitu bangsa Indonesia asli (bumiputera) yang berada pada lapisan
bawah.
B. Adanya Pelapisan Sosial
Dalam masyarakat pribumi dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan status sosialnya,yaitu
lapisan bawah,menengah,dan lapisan atas.
1. Lapisan Bawah,terdiri dari rakyat jelata dan merupakan penduduk terbesar dan hidup
melarat.Mereka tinggal di desa-desa sebagai petani dan buruh perkebunan,di kota-kota
sebagai buruh kecil,dan tukang-tukang.
2. Lapisan Menengah,meliputi para pedagang kecil dan menengah,petani-petani kaya dan
pegawai.
3. Lapisan Atas,terdiri atas keturunan-keturunan bangsawan atau kerabat raja yang
memerintah suatu daerah.Pada umumnya mereka terbagi lagi dalam tingkatan dan gelar
sesuai dengan tingat kedekatan hubungan darah mereka dengan raja.Golongan ini
biasanya disebut elite tradisional dan elite daerah
Disamping elite tradisional muncul juga elite temporer atau disebut juga elite
agama.Kedudukan mereka pada lapisan atas sulit untuk diturunakn kepada anak
cucunya.Mereka merupakan pemuka-pemuka agama seabgai pemimpin rohani,seperti
Ulama,dan Kiai yang sangat berpengaruh tidak hanya di daerahnya,tetapi jauh melampaui
batas-batas wilayahnya.Perlawanan-perlawanan daerah terhadap kolonialis dan kapitalis asing
maupun terhadap elite tradisional banyak dipimpin oleh elite agama tersebut.
Kesimpulan
1. Pergerakan nasional Indonesia muncul akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan
penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda.
2. Organisasi-organisasi pergerakan nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan
kemerdekaan bagi Indonesia.
3. Kemerdekaan yang dicapai Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun
organisasi-orgnisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah
kemerdekaan Indonesia.

Saran
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari proses yang
panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya kita melanjutkan
perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan nasional demi sebuah kemerdekaan
yang sebenarnya.Dan menjadiakan hari esok sebagai pembuktian lahirnya pemuda-pemuda
pergerakan Nasional Indonesia yang rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para pemuda
di Indonesia harus membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan Negara-
negara yang lebih maju.

Penutup
Demikianlah isi makalah "Dampak penjajahan bangsa Eropa pada Masa pergerakan Nasional
hingga kini" yang kami buat untuk bahan diskusi materia sejarah
Daftar Pustaka
Buku Sejarah Indonesia SMA Kelas XI Yudishistira
http://www.ilmudaninfo.com/2018/03/dampak-penjajahan-di-bidang-ekonomi.html?m=1
http://www.investasi-indonesia.com/investasi-di-indonesia/apa-itu-iklim-investasi/

Anda mungkin juga menyukai