Manual Mutu Keboan 2017
Manual Mutu Keboan 2017
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Puskesmas
a. Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas Keboan terletak di desa keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten
Jombang,.Puskesmas Keboan beralamat di Jalan pendidikan Nomor 20 keboan,
Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Secara geografis batas-batas wilayah
kerja Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang, wilayah timur berbatasan dengan
Kabupaten mojokerto, wilayah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kesamben,
wilayah barat berbatasan dengan Kecamatan Kudu, dan wilayah utara berbatasan
dengan Kabupaten lamongan.
b. Data Demografi
Saat ini Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang memiliki cakupan layanan
jumlah penduduk sekitar 21.617 jiwa yang tersebar pada 11 (sebelas) desa yang
tergambar pada tabel berikut:
Tabel 1.
NO.
D DESA LUAS WILAYAH JUMLAH
( km2 ) Penduduk
a1. KEBOAN 2.0 3362
t 2. KETAPANG KUNING 1.7 2657
3. KEDUNGBOGO 1.5 2115
a4. NGUSIKAN 3.8 2938
5. SUMBERNONGKO 3.7 2578
6. MANUNGGAL 2.5 1986
D NGAMPEL 1.9 1583
7.
e8. MOJODANU 1.8 1693
9. KROMONG 3.7 853
s
10. CUPAK 10.7 765
a11 ASEMGEDE 1.6 1087
Total 34,7 21.617
Data keadaan sampai akhir tahun 2016 Puskesmas Keboan memiliki sarana
pendukung fasilitas kesehatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
baik berupa Pos Pelayanan Kesehatan Desa (POSKESDES) dan termasuk juga
1
kadernya yang keseluruhannya juga memberikan jenis pelayanan baik promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Data selengkapnya tentang Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dimiliki Puskesmas Keboan terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.
Data UKBM Puskesmas Keboan
JUMLAH UKBM
NO DESA Fasilitas Posyandu Posyandu Taman
Kesehatan Balita Lansia Posyandu KP-ASI
1 KEBOAN Pusk.induk 4 2 1 4
Polindes
2 KETAPANG Polindes 4 2 1 4
KUNING
3 KEDUNGBOGO Polindes 3 2 1 1
4 NGUSIKAN Pustu 5 5 1 5
Polindes
5 SUMBERNONGKO Polindes 5 2 1 5
6 MANUNGGAL Polindes 3 2 1 1
7 NGAMPEL Pustu 2 2 1 2
Polindes
8 MOJODANU Polindes 4 4 1 4
9 KROMONG Polindes 2 2 1 1
10 ASEMGEDE Polindes 1 1 1 1
11 CUPAK Polindes 2 2 1 1
JUMLAH 35 25 11 29
c. Fasilitas Pelayanan
Fasilitas fisik bangunan terdiri dari :
Ruang loket pendaftaran, ruang poli umum, kamar obat, ruang poli gigi, ruang
laboratorium, ruang poli KIA-KB, ruang UGD, ruang rawat inap, kamar bersalin,
ruang gizi dan laktasi, ruang sanitasi, ruang Promkes, ruang poli lansia, ruang
poli KRR, ruang poli TB dan Kusta, ruang poli VCT dan IMS, ruang imunisasi,
ruang Kepala Puskesmas, ruang TU, ruang pertemuan.
Bangunan fisik Puskesmas Keboan harus memenuhi persyaratan / kriteria
sebagai berikut :
1) Persyaratan lingkungan:
Lokasi aman dari ancaman bahaya aliran lahar, gelombang tsunami,
longsor, pencemar lingkungan. Lokasi mudah dijangkau transportasi
umum
2
Halaman berbatas jelas dengan diberi pagar yang kuat dan bersih,
tersedia penerangan pada malam hari
Kontur lahan dalamm kondisi datar tidak ada kemiringan yang ekstrim
Area pelayanan gawat darurat letaknya harus menjamin kecepatan akses
dan mempunyai pintu masuk yangn terpisah
2) Persyaratan bangunan
Seluruh bangunan memenuhi aspek keselamatan dan keamanan pasien,
dimana terdapat minimum dua buah pintu keluar
Mempunyai pemadan kebakaran
Konstruksi bangunan kuat, terpelihara, bersih
Lantai kedap air, permukaan rata, tidak licin dan mudah dibersihkan
Dinding permukaan rata, bersih dicat warna terang dan mudah
dibersihkan
Ventilasi:
o Luas ventilasi alamiah permanen minimal 15% dari luas lantai
dengan penerapan ventialsi silang
o Bila ventilasi tidak menjamin adanya pergantian udara alamiah
dengan baik, maka ruangan dilengkapi dengan penghawaan mekanis
missal kipas angin/ exhauster/ AC
Atap tidak bocor, tinggi langit-langit antara 2,7 meter sampai 33 meter
dari lantai
3) Persyaratan kualitas suhu, kelembapan, dan pencahayaan
Suhu dan kelembapan di setiap ruang sesuai dengan kondisi daerah
setempat, kecuali ruang tertentu. Suhu dan kelembapan ruang obat,
gudang obat, ruang laboratorium adalah suhu 22˚-27˚ C dan kelembapan
40˚ -70˚ C
Bila suhu udara lebih dari 30˚C perlu menggunakan AC atau kipas
angina
Pencahayaan yang diperoleh dari pencahayaan alami sinar matahari
pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut:
o Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan;
o Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya;
o Ruangan kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata
3
d. Sumber Daya Manusia
Dari aspek ketenagaan Puskesmas Keboan saat ini memiliki jumlah
karyawan yang relatif kurang apabila dibandingkan dengan standar ketenagaan
yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas. Jumlah seluruh karyawan yang dimiliki oleh Puskesmas Keboan saat
ini hanya untuk tenaga PNS berjumlah 23 orang dan Non PNS sebanyak 35
orang, yang terbagi dalam berbagai kompetensi dan jenjang pendidikan. Data
karyawan Puskesmas Keboan selengkapnya terlihat pada tabel di bawah ini:
4
1. Perawat 2 0 Kontrak
2. Bidan D3 2 0 PTT
IV Polindes
Bidan D3 9 0 kontrak
2. Kebijakan Mutu
a. Kebijakan Mutu Puskesmas
Adalah ketentuan - ketentuan yang telah disepakati bersama dan ditetapkan oleh
pimpinan untuk dijadikan arahan dan pedoman dalam setiap kegiatan (terangkum
dalam suatu sistem mutu ) unit organisasi untuk mencapai tujuan
Kebijakan mutu Puskesmas Keboan adalah:
1) Memberikan pelayanan sepenuh hati dan bermutu dengan sumberdaya yang
dimiliki
2) Menjadikan Puskesmas Keboan sebagai pusat informasi kesehatan bagi
masyarakat
3) Menggalang kemitraan dengan berbagai kalangan masyarakat
4) Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan lingkungan
5) Meningkatkan derajat keselamatan pasien
b. Visi Puskesmas
Visi Puskesmas Keboan adalah:
“Menciptakan Masyarakat Kecamatan Ngusikan Mandiri Hidup Sehat”
c. Misi Organisasi
Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas, Puskesmas
Keboan memiliki 4 (empat) misi sebagai berikut:
1) Menggerakkan dan memperdayakan masyarakat
2) Mendorong terlaksananya pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan
3) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, serta
lingkungannya
d. Moto
Moto Puskesmas Keboan adalah:
“Mewujudkan Masyarakat Sehat adalah Tekad Kami “
5
e. Tata Nilai
Tata nilai yang disepakati oleh seluruh karyawan Puskesmas Keboan adalah
“SEHAT”, yang merupakan kepanjangan dari:
Santun
Empati
Handal
Adil
Terpercaya
f. Struktur Organisasi
Berdasarkan keputusan kepala dinas kesehatan kabupaten jombang nomor
188/0019/415.17/2017 tentang pembentukan struktur organisasi pusat kesehatan
masyarakat di jombang, Puskesmas Keboan dipimpin oleh Kepala Puskesmas
dan dibantu oleh Kepala Sub Bagian Umum dan Staf Fungsional. Secara
skematis struktur organisasi Puskesmas Keboan dapat digambarkan sebagai
berikut:
3. Proses Pelayanan
Secara garis besar pelayanan di Puskesmas Keboan terdiri atas 3 (tiga) kegiatan
yaitu Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen, Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Penyelenggaraan Pelayanan Klinis atau Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
a. Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen, meliputi;
1) Penyelenggaraan Tata Usaha dan Kepegawaian, meliputi;
6
a) Pengusulan kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala dilakukan setiap
ada pegawai yang naik pangkat dan gaji berkala;
b) Kegiatan surat menyurat terhadap internal puskesmas, lintas sektor dan
dinas kesehatan dilakukan setiap saat diperlukan;
2) Penyelenggaraan Pengorganisasian, meliputi;
a) Melaksanakan pertemuan berkala puskesmas berupa;
- Lokakarya mini bulanan dilakukan pada minggu ke III setelah rapat
kapus di dinas ;
- Lokakarya mini lintas sektor tiap tribulan.
- Pertemuan Tim mutu dan manajemen resiko dilakukan dua kali per
tahun;
- Pertemuan Tim Survei Kepuasan dan Komplain Pelanggan 2 kali
pertahun.
- Pertemuan Tim audit internal dilakukan 2 kali pertahun.
- Monitoring UKM dan UKP minimal 2 kali pertahun.
- Pertemuan pembahasan kinerja UKM oleh kapus, penanggungjawab
UKM, pelaksana kegiatan 2 kali pertahun.
- Pertemuan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilakukan 2 kali per
tahun;
b) Pembinaan jaringan dan jejaring puskesmas yaitu Pustu, polindes, klinik
swasta, praktek dokter dan bidan mandiri oleh penanggungjawab jejaring
puskesmas Keboan dilakukan dua kali per tahun.
3) Penyelenggaraan Evaluasi dan Pelaporan, meliputi;
a) Konsultasi ke Dinkes Kabupaten Keboan terhadap keberhasilan program
dilakukan setiap bulan sekali;
b) Pelaporan keberhasilan cakupan program dilakukan setiap tribulan;
c) Pembuatan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) tahunan dilakukan setiap
1 bulan sekali;
7
Penyehatan air, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan perumahan
dan sanitasi dasar, pembinaan tempat-tempat umum, klinik sanitasi, sanitasi
total berbasis masyarakat
3) KIA dan KB :
Kesehatan ibu, kesehatan bayi, upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah,
upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja, pelayanan keluarga berencana
4) Gizi :
Pelayanan gizi masyarakat, penanganan gangguan gizi, pemantauan status gizi
5) P2P dan Surveilans :
Diare, ispa, kusta, tb paru, pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV/
AIDS, DBD, malaria, pencegahan dan penanggulangan rabies, pelayanan
imunisasi, pengamatan penyakit
6) Perkesmas :
Meliputi kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga rawan, kegiatan asuhan
keperawatan pada kelompok masyarakat rawan, pemberdayaan dalam upaya
kemandirian pada keluarga rawan, pemberdayaan dalam upaya kemandirian
pada kelompok rawan
8
JAM KERJA RAWAT JALAN
Senin s/d Sabtu Pagi Pkl 08.00 WIB – Pkl 14.00 WIB
Senin s/d Sabtu Siang Pkl 14.00 WIB – Pkl 21.00 WIB
Senin s/d Sabtu Malam Pkl 21.00 WIB – Pkl 08.00 WIB
a. Pegawai yang akan meninggalkan Kantor pada jam kerja wajib memberi tahu
dan mendapatkan izin dari atasan langsung;
b. Daftar hadir adalah daftar hadir datang dan pulang yang telah ditanda tangani
c. Pada setiap akhir bulan daftar hadir yang direkap setiap mingguan, bulanan dan
tahunan disertai data dukungnya, dan direkap untuk kemudian disampaikan ke
Dinas Kesehatan Kota Jombang, selambat – lambatnya tanggal 1 pada setiap
awal bulan dengan dilampiri data dukung yang sakit, izin, cuti dan Dinas Luar
(pelatihan)
d. Apabila berdasarkan rekapan hadir, ternyata PNS dan Tenaga Kontrak yang
sering terlambat masuk kerja dengan komulatif 3 kali, tanpa alasan yang jelas,
meninggalkan tugas pada jam kerja tanpa izin dari atasan, maka ia akan diberi
tindakan atau di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 sebagai berikut :
1) Teguran Lisan I, II dan III
2) Teguran Tertulis I, II dan III
3) Bukti teguran diserahkan ke Dinas Kesehatan sebagai Upaya Tindak Lanjut ;
4) Semua berkas daftar hadir dan teguran diarsipkan
B. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup
Lingkup Manual Mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar akreditasi
pukesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggungjawab manajemen, kebijakan mutu puskesmas, manajemen sumberdaya,
9
proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Puskesmas, yang
meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) serta dokumen terkait.
Serta dalam penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis,
Puskesmas Keboan dalam Manual Mutu ini juga memperhatikan keselamatan
pasien/ pelanggan dengan menerapkan manajemen risiko.
2. Tanggung Jawab
a. Kepala Puskesmas, mempunyai tanggung jawab;
1) Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas;
2) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis
untuk pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada di dalam proses
pelayanan;
3) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan
dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses.
b. Wakil Manajemen Mutu Puskesmas, mempunyai tanggung jawab;
1) Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas;
2) Memastikan bahwa Persyaratan Umum dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh
seluruh karyawan.
c. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat, Penanggungjawab
Administrasi Manajemen dan Penanggungjawab Pelayanan Klinis, mempunyai
tanggung jawab;
1) Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem yang
berada dibawah tanggung jawabnya;
2) Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses yang
terkait dengan unit masing-masing;
3) Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta melakukan
perbaikan terus menerus.
4. Dokumen Terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi
akreditasi puskesmas.
10
C. TUJUAN
Manual Mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Keboan dalam membangun
Sistem Manajemen Mutu baik untuk penyelenggaraan upaya puskesmas maupun
upaya kesehatan perorangan, yang bertujuan untuk:
1. Menentukan dan menguraikan sistem mutu organisasi, menetapkan tanggung jawab
personil manajemen dan memberikan prosedur umum kegiatan yang berkaitan
dengan sistem mutu.
2. Menunjukkan komitmen terhadap mutu dan pengakuan berdasarkan standar untuk
memelihara mutu, dan proses perbaikan yang berkelanjutan serta pelayanan dalam
memuaskan pelanggan.
3. Memantau kekurangan-kekurangan dalam mengadakan pelayanan kepada
masyarakat sebagai acuan dalam meningkatkan pembenahan pelayanan secara terus-
menerus.
4. Merupakan pedoman dalam bertindak dan pengambilan keputusan untuk
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas Keboan
11
2. Acuan yang digunakan dalam menyusun Manual Mutu ini adalah: Standar
Akreditasi Puskesmas;
12
masyarakat akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara optimal.
16.Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah suatu proses kegiatan secara urut yang
harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil
guna dan berdaya guna.
17.Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah
yang harus dilakukan. Merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan.
18.Kerangka acuan adalah dokumen yang dibuat sebagai acuan pelaksanaan kegiatan
yang menjelaskan cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai dengan
penjadualan yang jelas dan evaluasi serta pelaporan.
19.Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dilakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
20.Referensi adalah dokumen ekstrernal yang digunakan sebagai acuan penyusunan
dokumen akreditasi, bisa berbentuk buku, peraturan perundang – undangan, ataupun
bentuk lain sebagai bentuk pustaka
13
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. PERSYARATAN
1. Persyaratan Umum
Puskesmas Keboan menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan Standar Akreditasi Puskesmas. Sistem ini
disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap
proses-proses penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakat baik
penyelenggaran upaya puskesmas maupun pelayanan klinis. Manajemen
memantau / mengukur / menganalisa setiap proses / kegiatan dan melakukan
tindakan perbaikan. Kegiatan sistem manajemen mutu menerapkan prinsip
manajemen : Plan – Do – Check – Action.
2. Persyaratan Dokumentasi
a. Umum
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang melaksanakan pendokumentasian
Sistem Manajemen Mutu terhadap kebijakan mutu, sasaran mutu, dokumen-
dokumen lain yang disyaratkan oleh Standar Akreditasi Puskesmas serta
prosedur yang diperlukan untuk memastikan efektifitas perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proses serta rekaman mutu.
Secara umum dokumen-dokumen dalam Sistem Manajemen Mutu yang
disusun di Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang meliputi:
a. Dokumen level 1 : Kebijakan, Pedoman/Manual
b. Dokumen level 2 : Standar Prosedur Operasional (SOP)
c. Dokumen level 3 : Instruksi/Uraian
d. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang menetapkan dan memelihara
Manual Mutu. Panduan Sistem Manajemen Mutu ini menetapkan dasar dan
pedoman dalam memberikan produk jasa pelayanan yang dapat diterima oleh
pelanggan Puskesmas Keboan serta memuat ketentuan untuk menjaga proses
pemberian pelayanan tersebut agar selalu terkendali.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Prosedur pengendalian dokumen di UPTD puskesmas Keboan harus ditetapkan oleh
kepala puskesmas yang dijadikan acuan oleh seluruh unit di puskesmas Keboan.
14
Tujuan pengendalian dokumen adalah terkendalinya kerahasian dokumen, proses
perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen.
15
penyusunan dokumen. Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh
tim mutu/tim akreditasi puskesmas Keboan dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Dokumen yang sudah disusun oleh pelaksana kegiatan atau unit kerja
disampaikan ke tim mutu/ tim akreditasi.
b. Fungsi tim mutu/ tim akreditasi puskesmas di dalam penyusunan dokumen
adalah :
1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen yang
telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun
penulisan.
2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi
duplikasi/ tumpang tindih dokumen antar unit.
3) Melakukan cek terhadap dokumen yang akan di tanda tangani oleh kepala
puskesmas Keboan.
3. Pengesahan dokumen
Dokumen yang sudah dibuat oleh unit pelaksana di ajukan ke tim mutu atau
sekretariat tim akreditasi untuk di teliti apakah sudah betul atau belum kemudian
di paraf oleh tim mutu dan diserahkan ke manajer representatif ( MR ) untuk
dikaji ulang dan diberi paraf oleh MR kemudian disahkan oleh kepala
puskesmas.
4. Sosialisasi
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh palaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk
melaksanakan SPO tersebut perlu dilakukan pelatihan.
5. Pengelola dokumen.
Kepala puskesmas menunjuk salah satu anggota Tim mutu/ tim akreditasi
sebagai petugas pengelola dokumen.
a. Penomoran dokumen.
Tata cara penomoran dokumen.
Penomoran dokumen diatur pada kebijakan kepala puskesmas Nomor: 188.4
/ / 415.25.17 /2017 , dengan ketentuan :
1) Semua dokumen harus diberi nomor.
2) Puskesmas membuat kebijakan tentang pemberian nomor sesuai dengan
tata naskah puskesmas.
3) Pemberian nomor mengikuti tata naskah puskesmas atau ketentuan
penomoran.
4) Pemberian nomor dilakukan secara terpusat.
5) Penomoran surat keputusan.
16
Contoh : 188.4 / / 415.25.17 /2017
188.4 adalah kode surat keputusan.
............ adalah nomor urut surat keluar.
415.25.17adalah kode dinas kesehatan dan puskesmas Keboan.
2017 adalah lah tahun dibuat surat keputusan tersebut.
6) Penomoran standar operasional prosedur ( SOP ).
Contoh : SOP/UKM,UKP,ADMEN/NOMOR.....
Penomoran nomor dokumen disetiap jeda diisi dengan garis miring
diawali dengan SOP , ADMEN/UKP/UKM sesuai dengan pokja,
Setelah itu diisi nomor urut. Sedangkan SOP yang diluar pokja,
ditambahkan nama unit masing-masing, kemudian nomor urut. Contoh
SOP penyimpanan dan distribusi reagensia di kriteria 8.1.5 Reagensia
esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari-hari selalu tersedia dan
dievaluasi untuk memastikan akurasi dan presisi hasil, sesuai nomor
urut 60, sehingga SOP/UKP/60
b. Pemberlakukan dokumen.
Dokumen yang sudah di pengelolan dokumen diberlakukan atau mulai
berlaku sesuai jenis dokumen :
1) Kebijakan : dokumen mulai berlaku sesuai tanggal penerbitan dokumen
pada bagian paling bawah dokumen dan sudah ditanda tangani oleh
kepala puskesmas.
2) Standar prosedur operasional ( SPO ) : dokumen mulai berlaku sesuai
tanggal berlaku dokumen pada bagian pertama dokumen pada kotak
yang tersedia dan sudah ditanda tangani oleh kepala puskesmas.
c. Distribusi.
1) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada
unit upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar
dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau kepala tata usaha puskesmas
sesuai tata naskah.
2) Distribusi harus memakai ekspedisi dan atau formulir tanda terima.
3) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga
untuk seluruh unit kerja lainnya.
4) Puskesmas Keboan belum mempunyai e-file untuk mendistribusikan
dokumen, namun apabila sudah mempunyai e-file maka distribusi
dokumen bisa melalui jaringan area lokal, dan diatur kewenangan
17
otoritas disetiap unit kerja, sehingga mengetahui batas kewenangan
dalam membuka file.
5) Menarik dokumen lama apabila terdapat dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/penarikan dokumen.
6) Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan
membubuhkan stempel “ Kadaluwarsa” dan menyimpan dokumen
tersebut selama 2 tahun.
7) Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
d. Penyimpanan dokumen.
1) Dokumen asli ( master dokumen yang sudah dinomori dan ditanda
tangani ) agar disimpan di sekretariat Akreditasi puskesmas, sesuai
dengan ketentuan di puskesmas tentang tata cara pengarsipan dokumen
yang diatur dalam pedoman/tata naskah. Penyimpanan dokumen yang
asli harus rapi, sesuai methode pengarsipan sehingga mudah dicari
kembali bila diperlukan.
2) Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya puskesmas,
dimana dokumen tersebut dipergunakan. Bila tidak berlaku lagi atau
tidak dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan dokumen
yang sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat akreditasi atau bagian di
unit kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat tim
akreditasi dapat memusnahkan fotocopy dokumen yang tidak berlaku
tersebut, namun dokumen asli tetap disimpan dengan lama penyimpanan
sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi dokumen yang berlaku di
puskesmas.
3) Dokumen di unit kerja puskesmas harus diletakan ditempat yang mudah
dilihat, mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksana.
4) Sebelum disimpan dokumen dicatat pada daftar dokumen masuk.
5) Dokumen disimpan di tempat khusus dokumen serta dikunci agar
kerahasian dokukmen terjamin.
6) Dokumen di atur sehingga tampak rapi, bersih dan indah.
7) Tata letak dokumen diatur berurutan mulai dari pokja 1,2,dan 3 serta
diurutkan sesuai elemen penilaian dokumen.
6. Penataan dokumen.
Untuk memudahkan pencarian dokumen akreditasi maka dilakukan penataan
dokumen dengan mengurutkan mulai dari kelompok manajemen, upaya
18
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan sesuai dengan urutan
elemen penilaian serta di buatkan daftar urutan dokumen.
7. Revisi atau perubahan dokumen.
a) Dilakukan setelah dilakukan pengkajian yang dikarenakan perubahan
peraturan atau kondisi lainnya.
b) Setiap revisi semua halaman akan mengalami perubahan.
c) Isi revisi harus tercatat dalam riwayat perubahan dokumen.
d) Tanggal terbit pada cover bagian atas merupakan tanggal terbit dokumen
terkini.
C. PENGENDALIAN REKAMAN
1. Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai di dalam kegiatan puskesmas dalam
melaksanakan regulasi internal atau kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan.
a. Identifikasi rekaman.
Rekaman sebagai hasil kebijakan dilakukan identifikasi apakah rekaman dari
kebijakan sudah di terjemahkan.
b. Penyimpanan.
Dokumen rekaman di simpan dengan rapi dan tertip sehingga mudah untuk
mengambil atau mencari kembali sesuai dengan keperluan.
c. Lama simpan.
Dokumen rekaman disimpan selama kebijakan yang ada belum di
musnahkan atau dokumen kebijakan masi berlaku.
19
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Manajemen Puskesmas bertekad untuk menjalankan Sistem Manajemen Mutu
secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang
diinginkan. Untuk itu maka diwajibkan Kepala Puskesmas dan koordinator unit
pelayanan/ program untuk:
C. KEBIJAKAN MUTU
Kebijakan mutu Puskesmas Keboan sudah dirumuskan seperti pada bahasan
diatas sebelumnya. Dalam konteks tanggung jawab manajemen, kebijakan mutu yang
akan diterapkan adalah kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien
secara efektif dan efisien dalam mengadakan pelayanan kepada masyarakat dengan
sebaik - baiknya dan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan
langkah langkah sebagai berikut :
20
1. Melengkapi setiap tindakan dan kegiatan dengan kebijakan, standar operasional
prosedur, panduan atau kerangka acuan kegiatan yang diperlukan
2. Pelayanan pada Puskesmas Keboan berlandaskan etika pelayanan sesuai dengan
ketentua yang berlaku, tarnsparan, terintegrasi dan saling menghormati
3. Pelayanan pada Puskesmas Keboan diselenggarakan secara profesional dan aman
serta memperhatikan dan menjaga keselamatan pasien
4. Setiap petugas berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bekerja untuk
meningkatkan mutu pelayanan
5. Cepat memahami dan memenuhi harapan pelayanan terhadap masyarakat secara
konsisten
6. Komitmen untuk memperbaiki proses pelayanan secara terus - menerus kepada
masyarakat berdasarkan indikator
Kebijakan mutu Puskesmas Keboan adalah:
1. Memberikan pelayanan sepenuh hati dan bermutu dengan sumberdaya yang
dimiliki
2. Menjadikan Puskesmas Keboan sebagai pusat informasi kesehatan bagi
masyarakat
3. Menggalang kemitraan dengan berbagai kalangan masyarakat
4. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan lingkungan
5. Meningkatkan derajat keselamatan pasien
2. Sasaran Mutu
21
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/ standar pelayanan
minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis upaya kesehatan
perorangan dari indikator penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang
disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan hak dan
keawajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan
Indikator layanan dapat disepakati secara internal oleh Puskesmas Keboan
serta mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan target kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang, yang diuraikan sebagai berikut;
JENIS SASARAN MUTU TARGET
PELAYANAN
1. ADMEN
a. Kepegawaian Kelengkapan berkas pegawai 100%
b. Keuangan Kesesuaian pembukuan bendahara 100%
2. UKM
a. PROMKES Desa Siaga Aktif 100%
Posyandu Purnama Mandiri 100%
PHBS Institusi Pendidikan 100%
b. KESLING Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap 100%
Sarana Air Minum Layak/Terlindung
Penyehatan Tempat Pengelolaan Makanan 100%
Minuman (TPM)
c. KIA Cakupan K4 target 95%
Cakupan pertolongan persalinan oleh 95%
tenaga kesehatan
Cakupan kunjungan neonates lengkap 90%
Cakupan balita paripurna 90%
d. GIZI Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat 100%
Perawatan
22
Penderita DBD yang Ditangani 100%
Penemuan Penderita Diare 100%
Rumah / Bangunan Bebas Jentik Nyamuk 95%
Aedes
Pemeriksaan Kontak Kusta 100%
h. IMUNISASI Desa/Kelurahan UCI 100%
Cakupan Batita yang Memperoleh 100%
Imunisasi Booster
i. KB Pelayanan kesehatan Peserta KB Aktif 70%
j. UKS Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tk 100%
SD sederajat
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tk 100%
Dasar SMP sederajat
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tk 100%
Lanjutan (SMA) sederajat
Pelayanan Pemeriksaan Penjaringan siswa 100%
lanjutan tk (SMA) sederajat
k. P2PTM Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 100%
b. Rawat Jalan (Poli Jam buka Poli Umum tepat waktu jam 100%
umum) 08.00
c. Rawat Inap Kejadian phlebitis < 5% 100%
23
pencabutan gigi permanen
f. Kamar Obat Waktu pelayanan obat racikan < 10 menit 100%
24
manusia, alat serta bangunan dan informasi
yang dibutuhkan untuk mendukung semua
proses perbaikan mutu;
25
monitoring terhadap jalannya sistem dan
kelengkapan dokumen Usaha Kesehatan
Masyarakat Berbasis sasaran (UKMBS)
3. Bertanggung jawab dalam koordinasi dan
monitoring terhadapa jalannya sistem dan
kelengkapan dokumen implementasi
program Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Bertanggung jawab dalam koordinasi dan
monitoring terhadap evaluasi capaian
program Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM)
Penanggungjawab Mutu : 1. Bertanggung jawab terhadap jalannya sistem
Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan Perorangan di UPTD
Perorangan Puskesmas Puskesmas Keboan
2. Bertanggung jawab dalam koordinasi dan
monitoring terhadap jalannya sistem dan
kelengkapan dokumen Upaya Kesehatan
Perorangan
3. Bertanggung jawab dalam koordinasi dan
monitoring terhadap evaluasi capaian sasaran
mutu klinis Puskesmas Keboan
Penanggungjawab Mutu : 1. Bertanggung jawab terhadap jalannya sistem
Klinis dan Keselamatan pelayanana klinis di UPTD Puskesmas
Pasien Keboan
2. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien
(LKBP)
3. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
Manajemen Penunjang Layanan Klinis
4. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
kegiatan Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Paien (PMKP)
5. Bertanggung jawab terhadap manajemen
komplain
Penanggungjawab Audit : 1. Bertanggung jawab merencanakan
Internal pelaksanaan audit internal puskesmas,
26
meliputi: pembagian auditee dan auditor,
jadwal pelaksanaan, menyiapkan semua
sarana untuk melakukan audit internal.
2. Bertanggung jawab melakukan tugas audit
internal terhadap poli/unit yang ada di
Puskesmas, meliputi : mengamati proses,
meminta penjelasan, meminta peragaan,
menelaah dokumen, memeriksa dengan
daftar periksa, mencari bukti-bukti,
memeriksa silang, mewawancarai audite,
melakukan survey, mencari informasi dari
sumber luar, menganalisis data dan informasi
dan menyimpulakn hasil temuan.
3. Bertanggung jawab melaporkan semau hasil
temuan audit kepada ketua tim manajemen
mutu
4. Bertanggung jawab merencanakan audit
internal yang akan dilakukan periode
selanjutnya.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi manajemen mutu adalah sebagai berikut:
KEPALA PUSKESMAS
drg. Fitri Rahmawati
Sekretaris
27
Tim PPI
Tugas dan tanggung jawab untuk seluruh fungsi dalam struktur organisasi
dijelaskan dalam Kebijakan tentang Struktur Organisasi, Uraian Tugas, Tanggung
Jawab dan Wewenang yang selanjutnya diserahkan kepada masing-masing
personil, copynya disimpan dan dipelihara dengan baik oleh sekretariat
pengendalian dokumen.
.
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang dalam rangka untuk mengevaluasi
kekurangan pelayanan dan kinerja yang telah ditetapkan dalam sasaran mutu dilakukan
melalui media komunikasi internal yang dapat berupa rapat koordinasi, memorandum,
papan pengumuman, surat keputusan, meeting, breefing, konseling, dokumen-dokumen
Sistem Manajemen Mutu dan lain-lain dengan ditetapkan Kebijakan dan Prosedur
Komunikasi Internal sebagai berikut;
Jadwal
No. Jenis Kegiatan Unit Terkait Ket.
Pelaksanaan
1. Kegiatan apel pagi Rabu
2. Pertemuan bidan koordinator Jumat
dan bidan desa
3. Pertemuan rutin program Jumat
upaya
4. Pertemuan rutin pelayanan Rabu
klinis
5. Pertemuan Tim Audit Juni dan
Internal desember
28
6. Pertemuan Tim Manajemen Juni dan
Risiko/PMKP desember
7. Pertemuan Tim Survei Juni dan
Kepuasan dan Komplain desember
Pelanggan
8. Pertemuan Tim Manajemen Juni dan
Mutu desember
9. Rapat Tinjauan Manajemen Juni dan
(RTM) desember
10. Lokakarya mini bulanan Minggu ketiga
tiap bulan
29
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Tinjauan Manajemen adalah Pertemuan yang dilakukan oleh manajemen secara periodik
untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu, dan kinerja pelayanan/ upaya Puskesmas
untuk memastikan kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas system manajemen mutu
dan system pelayanan.
Tujuan diadakannya Rapat Tinjauan manajemen adalah untuk pengendalian proses dan
perbaikan dalam upaya menjamin pencapaian sasaran serta pertanyaan persyaratan mutu yang
direncanakan dengan cara mengolah data hasil pemantauan dan pengukuran.
Manajemen Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang memiliki kebijakan untuk selalu
melaksanakan peninjauan terhadap Sistem Manajemen Mutu organisasi dan peninjauan
dilakukan melalui Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang sedikitnya dilakukan 2
(dua) kali dalam 1 (satu) tahun..
C. LUARAN TINJAUAN
Keluaran atau output Rapat Tinjuan Manajemen (RTM) berisi keputusan dan
tindakan yang berhubungan dengan :
1) Peningkatan efektifitas Sistem Manajemen Mutu dan prosesnya;
30
2) Peningkatan jasa pelayanan yang berhubungan dengan persyaratan pelayanan;
3) Kesesuaian aktifitas dan proses dari Sistem Manajemen Mutu, terhadap kebijakan
mutu dan pencapaian sasaran mutu;
4) Menentukan tindakan pencegahan dan atau tindakan perbaikan secara terus
menerus;
5) Memperbaharui dan melaksanakan kajian-kajian terhadap ukuran-ukuran
indikator dari proses pelayanan Puskesmas Keboan
6) Menentukan tindakan-tindakan untuk melaksanakan perubahan-perubahan,
kebijakan Puskesmas Keboan dan penyediaan Sumber Daya Manusia;
7) Menentukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan kepuasan dan untuk
mengurangi komplain pelanggan;
8) Menentukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan komunikasi dengan
pelanggan;
9) Mengembangkan tindakan pencegahan dan rencana penanganan terhadap resiko
yang telah teridentifikasi.
31
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
32
C. INFRASTRUKTUR
1. Insfrastruktur / sarana prasarana untuk meningkatkan mutu dan kinerja dipastikan
terpenuhi.
2. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat – alat medis maupun fasilitas
pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap dioperasikan.
3. Sarana prasarana baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindak
lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
4. Penanggungjawab unit/upaya bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan
dan kelengkapan sarana kerja dan kelaikan kondisi sarana kerja pada bagian yang
dipimpinnya
D. LINGKUNGAN KERJA
Seluruh staf Puskesmas bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan
kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan pelayanan. Dalam
mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai upaya antara lain;
1. Kegiatan keamanan: tindakan pengawasan keamanan lingkungan dilakukan oleh
petugas keamanan, dan gedung yang dilengkapi dengan kamera CCTV
2. Kegiatan kebersihan dan penghijauan:
a. Kegiatan Jumat bersih yang dilakukan setiap hari Jumat minggu terakir mulai
jam 08.00 s/d 10.00 WIB.
b. Kegiatan penanaman bunga dan penataan taman puskesmas dilakukan
bersamaan dengan kegiatan Jumat bersih.
33
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
34
Puskesmas melakukan peninjauan terlebih dahulu untuk memastikan
kemampuannya dalam memenuhi persyaratan pelanggan
c. Komunikasi dengan sasaran
Komuniikasi dengan sasaran dilakukan melalui Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD), pertemuan kader, pertemuan lintas sektor dan
penyuluhan masyarakat.
3. Pembelian dan Pengadaan
Pembelian yang dilaksanakan dalam kegiatan program-program UKM didanai dari
kegiatan APBD, APBN, BOK dan JKN
4. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Peralatan yang diperlukan untuk proses penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dipastiakn tersedia dan memenuhi persyaratan.
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang merencanakan dan melaksanakan
pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dikendalikan untuk
mendapatkan hasil yang optimal,dengan cara
1) Pengendalian penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan sesuai
perencanaan (POA) masing masing program,
2) Tiap penanggung jawab program membuat SOP untuk setiap tindakan yang
dikerjakan,
3) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat melaksanakan
kegiatan sesuai yang direncanakan
4) Tersedianya peralatan/sarana yang sesuai, berupa:
- Sarana gedung posyandu yang baik dan peralatan yang cukup;
- Sarana media promosi kesehatan berupa leaflet, brosur, poster dan lain-
lain yang mencukupi;
5) Tersedianya tenaga yang sesuai, berupa:
- Memiliki tenaga bidan dan perawat yang sesuai dengan kompetensi
pendidikannya;
- Kader posyandu telah dilatih;
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang melakukan validasi pelayanan
penyelenggaraan upaya yang hasilnya menjadi rencana tindak lanjut dan bahan
perbaikan yang akan dilakukan oleh Tim Audit Internal, Tim Manajemen resiko
atau Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) serta Tim Survei
atau Kepuasan Pelanggan.
Mekanisme dan tata cara validasi terhadap pelayanan penyelenggaraan
upaya secara rinci sebagaimana diatur dalam dokumen Kebijakan dan Prosedur
35
Tugas dan Wewenang serta Tata Kerja Tim Audit Internal, Tim Manajemen
resiko atau Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien serta Tim Survei
(PMKP) atau Kepuasan Pelanggan
Validasi ini termasuk untuk proses dimana ketidaksesuaian terjadi baik
sebelum pelayanan penyelenggaraan upaya dilakukan maupun setelah program
atau kegiatan dilakukan.
36
risiko dan keselamatan terhadap masyarakat terdapat pada Kebijakan dan
Prosedur Manajemen Risiko dan Keselamatan Masyarakat
37
e) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi.
f) Metode audit dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada audite
dan pengamatan secara langsung (observasi).
g) Ketua tim audit internal melaporkan hasil kegiatan dan temuan audit yang
tidak dapat terselesaikan kepada Wakil Manajemen Mutu dengan
tembusan kepada Kepala Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang sebagai
bahan masukan untuk Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang menerapkan metode yang
sesuai untuk pemantauan dan pengukuran proses-proses Sistem Manajemen
Mutu pada layanan upaya. Metode -metode ini menunjukan kemampuan
proses-proses dalam mencapai hasil yang direncanakan. Jika hasil yang
direncanakan tidak tercapai, perbaikan dan tindakan perbaikan dilaksanakan
sesuai kebutuhan untuk memastikan kesesuaian produk atau layanan upaya.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan program UKM dilakukan
dengan membandingkan hasil layanan dengan target indikator Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
d. Analisis Data
Penanggungjawab UKM dan penanggungjawab program melakukan
analisis data, setelah ditemukan permasalahan / kendala/ hambatan yang ada di
program UKM kemudian didiskusikan secara berkala bagaiamana
pemecahannya.
38
Kegiatan ini dilakukan setiap bulan melalui minilokakarya bulanan, setiap
tiga bulanan melalui minilokakarya lintas sektor dan setiap akhir tahun melalui
minilokakarya tahunan
e. Peningkatan Berkelanjutan
Penanggngjawab UKM dan penanggungjawab program akan melakukan
peningkatan secara berkala setelah diperoleh bagaiamana cara pemecahan
masalah sesuai dengan matriks rencana tindak lanjut.
f. Tindakan Koreksi
Tindakan korektif adalah rangkaian kegiatan untuk menindak lanjuti hasil
pelayanan mutu dan kinerja yang tidak sesuai dengan standar/ indikator yang
telah ditetapkan. Tujuan dari tindakan korektif adalah memperbaiki hasil
pelayanan mutu dan kinerja yang tidak sesuai dengan standar/ indikator yang
telah ditetapkan.
g. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah suatu cara untuk mencegah hasil yang tidak
sesuai dengan target sasaran dan indikator. Tujuan tindakan preventif untuk
mengantisipasi terhadap hasil kegiatan yang tidak sesuai dengan indikator
perbaikan mutu dan kinerja yang telah ditetapkan.
39
b. Komunikasi dengan pelanggan diarahkan untuk memahami kebutuhan
pelanggan antara lain untuk :
1) Mendapatkan konfirmasi/ persyaratan pelayanan rawat jalan dan rawat inap
yang diinginkan pelanggan
2) Menjawab pertanyaan – pertanyaan pelanggan
3) Mengklarifikasi ketidak jelasan mengenai persyaratan pelanggan
4) Membahas masukan/ usul/ saran/ keluhan pelanggan
40
akan dilakukan oleh Tim Audit Internal, Tim Manajemen resiko atau Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien serta Tim Survei atau Kepuasan
Pelanggan. Validasi ini termasuk untuk proses dimana ketidaksesuaian terjadi
baik sebelum pelayanan dilakukan maupun setelah diberikan.
c. Identifikasi dan ketelusuran
Identifikasi dan ketelusuran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Hasil audit internal dengan menggunakan daftar tilik, diidentifikasi oleh
auditor untuk diberikan dan ditanyakan kepada auditee tentang
permasalahan dan kendala terjadinya ketidaksesuaian.
2) Auditor memberikan rekomendasi untuk perbaikan
3) Auditee berjanji untuk melaksanakan rekomendasi
4) Auditor melakukan audit lagi secara berkala untuk mengecek apakah sudah
dilaksanakan perbaikan.
d. Hak dan kewajiban pasien
Sesuai dengan Undang-undang nomor 29 tahun 2014 tentang Praktik
kedokteran, maka terdapat hak dan kewajiban pasien serta hak dan kewajiban
bagi penyedia layanan, yaitu:
1) Hak Pasien
a) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
b) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
c) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d) Menolak tindakan medis;
e) Mendapatkan isi rekam medis
2) Kewajiban Pasien
a) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya;
b) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan;
d) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
41
Sedangkan pemeliharaan barang pemeriksaan laboratorium (spesimen)
disimpan sebelum dikirim/ di ambil ke laboratorium luar atau ketika
pemeriksaan tidak bisa dilakukan saat itu juga.
42
Penilaian indikator kinerja klinis dilakukan dengan menggunakan
instrumen/ cheklist daftar tilik dan dihitung menggunakan rumus complience
rate, dimana jumlah tindakan kepatuhan dibandingkan dengan jum;ah seluruh
tindakan.
Σ Ya
Compliance Rate (CR) = x 100%
Σ Ya + Tidak
43
6) Poli Gigi
a) Kesalahan pemberian resep dengan target 0%
Diukur setiap terjadi kejadian kesalahan pemberian resep pada pasien
b) Pemberian informed concent dalam setiap tindakan medis dengan target
100%
Diukur dengan setiap petugas memberikan inform concent tiap ada
tindakan medis
7) Laboratorium
a) Kejadian hematome saat pengambilan sampel darah pasien dengan target
0%
Diukur setiap terjadi kejadian hematome saat pengambilan sampel darah
pasien
b) Kesalahan pemberian hasil laboratorium
Diukur setiap terjadi kesalahan pemberian hasil laboratorium dengan target
0%
44
b) Grade kuning dan merah: Investigasi komprehensif menggunakan
analisis akar masalah atau Root Cause Analysis (RCA) oleh Tim
Manajemen Risiko/Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) Puskesmas Keboan waktu maksimal 45 hari.
5) Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi
dilaporkan kepada Tim Manajemen Risiko/Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP);
6) Tim Manajemen Risiko/Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) akan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta
untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali;
7) Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan tindak lanjut kepada
Tim Manajemen Mutu dengan tembusan kepada Kepala Puskesmas
Keboan
b. Kepuasan Pelanggan
Sebagai salah satu pengukuran kinerja Sistem Manajemen Mutu,
Puskesmas KeboanKabupaten Jombang memantau informasi tentang persepsi
pelanggan mengenai apakah Puskesmas KeboanKabupaten Jombang telah
memenuhi harapan dan memberikan kepuasan dalam memberikan proses
pelayanan klinis. Kepuasan pelanggan diukur dengan menggunakan 2 metode
survey, yaitu :
1) Metode dengan menggunakan kuesioner
a) Membentuk tim penyusun survey kepuasan pelanggan di tingkat
Puskesmas.
45
b) Tim survey menyusun kuesioner
c) Tim survey mengidentifikasi sasaran dan jumlah responden
d) Tim survey membuat jadwal pelaksanaan
e) Tim survey membagikan kuesioner kepada pengguna layanan.
f) Tim survey megumpulkan kuesioenr survey kepuasan pelanggan dari
masing-masing unit
g) Data survey direkap dan dianalisa oleh tim survey
h) Tim survey melaporkan hasil temuan survey kepuasan pelanggan dan
analisa data hasil survey kepuasan pelanggan kepada kepala puskesmas.
i) Hasil survey disosialisasikan kepada seluruh staf puskesmas dalam rapat
tinjauan manajemen
j) Tim survey membuat dokumentasi pelaporan hasil survey
k) Tim survey membuat RTL untuk kegiatan survey selanjutnya
2) Metode dengan menggunakan koin
a. Tim survey mebuat koin survey kepuasan pelanggan
b. Box koin kepuasan pelanggan diletakkan didepan unit layanan untuk
memudahkan akses.
c. Setelah pasien mendapatkan pelayanan dari petugas, petugas
memberikan koin kepada pasien
d. Petugas menerangkan cara peletakkan koin di box kepuasan pelanggan.
e. Petugas survey mengambil dan merekap jumlah koin setiap berakhirnya
pelayanan di hari koin masing-masing poli.
f. Petugas menyerahkan hasil rekapan kepada tim survey setiap bulannya
untuk dianalisa
g. Tim survey membahas hasil survey koin kepuasan pelanggan
h. Tim survey melaporkan hasil rekapan koin kepuasan pelanggan kepada
kepala puskesmas.
i. Hasil survey disosialisasikan kepada seluruh staff puskesmas dalam
setiap rapat tinjauan manajemen.
j. Tim survey membuat dokumentasi pelaporan hsil survey koin kepuasan.
k. Tim survey membuat RTL untuk kegiatan survey koin selanjutnya.
Uraian-uraian lain mengenai penilaian kepuasan pelanggan secara rinci
dijelaskan pada Kebijakan dan Prosedur pelaksanaan survey kepuasan
pelanggan.
46
c. Audit Internal
Untuk memastikan efektifitas Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan,
di Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang dilakukan audit internal secara
periodik. Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di
implementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan. Pelaksanaan audit internal :
1) Tim audit dibentuk oleh kepala puskesmas dan dibekali pemahaman yang
cukup sebelum melaksanakan audit.
2) Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan mempertimbangkan
tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang akan diaudit.
3) Pemantauan dan pengukuran audit internal dilakukan dengan menggunakan
instrumen audit internal setiap 6 bulan sekali.
4) Audit harus dilakukan secara sistemastis, objektif, terencana, dan
terdokumentasi.
5) Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil audit
yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya.
6) Metode audit dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada audite
dan pengamatan secara langsung (observasi).
7) Penanggung jawab poli / unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak-lanjuti temuan audit pada bagiannya.
8) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-tindakan
yang telah diambil.
9) Tim audit bertanggung jawab terhadapa hsil audit dan melapor kepada
Wakli Manajemen dengan tembusan kepada Kepala Puskesmas
10) Ketua tim audit internal melaporkan hasil kegiatan dan temuan audit yang
tidak dapat terselesaikan kepada Wakil Manajemen Mutu dengan tembusan
kepada Kepala Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang sebagai bahan
masukan untuk Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
Persiapan dan penjadwalan, pelaksanaan serta pelaporan audit, tindak
lanjut atas ketidaksesuaian yang ditemukan dan uraian-uraian lainnya secara
rinci dijelaskan pada Pedoman, Kebijakan dan Prosedur Tim Audit Internal.
47
e. Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan Klinis
1) Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang melakukan pemantauan terhadap
semua tahap proses untuk memastikan bahwa produk atau layanan klinis
yang diberikan kepada masyarakat memiliki aspek legalitas sesuai
peraturan dan standar akreditasi
2) Kegiatan pemantauan dimaksudkan sebagai kegiatan pemeriksaan,
pengawasan dan verifikasi dilakukan oleh tim atau individu petugas yang
ditunjuk oleh Wakil Manajemen Mutu
3) Jika ditemukan hasil yang tidak sesuai maka penanggungjawab dan
pelaksana poli/unit menindaklanjuti dengan merumuskan tindakan
perbaikan dan pencegahan sesuai dengan rekomendasi perbaikan. Wakil
Manajemen Mutu memonitoring dan mengevaluasi tindakan perbaikan dan
pencegahan yang dilakukan.
g. Analisis Data
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang menentukan, mengumpulkan dan
menganalisis data layanan klinis yang sesuai untuk menunjukkan kesesuaian
dan efektifitas dari Sistem Manajemen Mutu serta untuk mengevaluasi
peningkatan secara terus menerus yang dapat dilakukan. Analisis ini mencakup
data yang dihasilkan dari pemantauan dan pengukuran serta sumber terkait
lainnya.
Analisis data menyediakan informasi yang berkaitan dengan:
48
1) Kepuasan pasien terhadap pelayanan klinis;
2) Kesesuaian terhadap persyaratan atau standar pelayanan klinis;
3) Karakteristik dan kecenderungan dari proses-proses pelayanan termasuk
peluang untuk tindakan pencegahan.
h. Peningkatan Berkelanjutan
Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang secara terus menerus
meningkatkan Sistem Manajemen Mutu layanan klinis dengan menggunakan
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan
pencegahan serta tinjauan manajemen. Puskesmas Keboan Kabupaten Jombang
akan terus menerus melakukan peningkatan-peningkatan pelayanan klinis
sesuai dengan tuntutan dari pasien.
i. Tindakan Korektif
Tindakan Korektif adalah rangkaian kegiatan untuk menindak lanjuti
hasil pelayanan mutu dan kinerja yang tidak sesuai dengan standar/indikator
yang telah ditetapkan. Tujuan dari tindakan korektif adalah Menindaklanjuti
hasil pelayanan mutu dan kinerja yang tidak sesuai dengan standar/indikator
yang telah ditetapkan.
j. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah suatu cara untuk mencegah hasil yang tidak
sesuai dengan target sasaran dan indikator. Tujuan tindakan preventif untuk
mengantisipasi terhadap hasil kegiatan yang tidak sesuai dengan indikator
perbaikan mutu dan kinerja yang telah ditetapkan.
Wakil manajemen mutu dengan bagian terkait melakukan tindakan
pencegahan dengan cara menganalisa terhadap penyebab-penyebab atau resiko-
resiko yang berpotensi menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian pada mutu
layanan klinis dengan cara melakukan:
1) Cross cek dokumen/syarat;
2) Self assesment/penelitian oleh Tim Audit Internal atas permintaan Wakil
Manajemen Mutu;
3) Koreksi oleh Auditor;
4) Verifikasi akhir melalui mekanisme Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
49
BAB VII
PENUTUP
50