Anda di halaman 1dari 3

POKJA I BAB II MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Standar SKP.2 : membuat SOP peningkatan komunikasi verbal atau telpon antar profesional
pemberi asuhan (PPA)

Elemen penilaian SKP.2

1. Membuat SOP komunikasi efektif antar PPA (sumbernya buku SNARS tentang TKRS 3.2
hal. 277)
a. SOP pertemuan di setiap dan antar tingkat di lingkungan RS (R)
b. SOP komunikasi efektif antara PPA dengan antar unit/instalasi/departemen
dilingkungsn RS (R)
c. Bukti rapat antar tingkat di lingkungan RS (D,W)
d. Bukti komunikasi efektif antara PPA dengan antar unit/instalasi/departemen
dilingkungsn RS (D,W)
e. Bukti pelaksanaan pemberian informasi tepat waktu, akurat, dan relevan antar PPA
(D,W)
f. Bukti visi,misi,rencana strategis di RS (D,W)
2. Bukti pelatihan komunikasi efektif antar PPA
a. Pelatihan dan sertifikat (D)
b. Wawancara hasil pelatihan (W)
3. Pesan secara verbal atau telpon ditulis lengkap di baca ulang oleh penerima pesan dan di
konfirmasi oleh penerima pesan (D,W,S). Contoh dalam bentuk buku konsul

Elemen penilaian SKP.2.1

1. Menetapkan besaran nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan hasil diagnostik
kritis.(sumbernya buku SNARS tentang AP 5.3.2).(R)
a. Membuat regulasi yang di susun secara kolaboratif tentang hasil laboratorium yang
kritis, pelaporan oleh siapa dan kepada siapa serta tindak lanjutnya (R)
b. Membuat hasil laboratorium yang kritis di catat di dalam rekam medis pasien (lihat
juga SKP 2.1-EP 2) (D,W)
c. Membuat bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil laboratorium yang kritis secara
kolaboratif. (D,W)
d. Membuat bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut terhadap seluruh proses agar
memenuhi ketentuan serta di modifikasi sesuai kebutuhan. (D,W)
2. Menetapkan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang harus menerima nilai kritis hasil
pemerikasaan diagnostik dan di catat di rekam medis.(sumber buku SNARS tentang AP
5.3.2 EP 2) (W,S)

Elemen penilaian SKP .2.2

1. Bukti catatan tentang hal hal kritikal dikomunikasikan diantara PPA pada waktu dilakukan
serah terima pasien (hand over).(sumber buku SNARS tentang MKE 5). (D,W)
a. Membuat regulasi tentang tata cara berkomunikasi. (R)
b. Membuat informasi kondisi pasien antarstaf klinis termasuk PPA berdasar atas
proses yang sedang berjalan atau pada saat penting tertentu dalam proses asuhan di
tulis dalam rekamedis. (D,O)
c. Setiap pasien setelah rawat inap di buat ringkasan pulang. (D,W). (sumber buku
SNARS tentang MIRM 15)
i. Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan diagnostik. (D,W)
ii. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien di rawat inap, diagnosis, dan
komorbiditas lain. (D,W)
iii. Ringkasan pulang memuat prosedur therapy dan tindakan yang telah di
kerjakan. (D,W)
iv. Ringkasan pulang memuat obat yang di berikan, termasuk obat setelah
pasien keluar rumah sakit. (D,W)
v. Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien ( status present) saat
akan pulang rumah sakit. (D,W)
vi. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut, serta di jelaskan dan di
tanda tangani oleh pasien dan keluarga. (D,W)
d. Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks di buat profil ringkas medis
rawat jalan. (D,O,W) . ( sumber buku SNARS tentang ARK 4.3)
i. Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau
yang diagnosisnya kompleks di perlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
(PRMRJ) yang sesuai dengan regulasi rumah sakit. (R)
ii. Ada regulasi yang menetapkan bahwa proses PRMRJ mudah di telusur
(easy to retrieve ) dan mudah di-reviw. (R)
iii. Informasi penting yang di masukkan kedalam PRMRJ di identifikasi oleh
DPJP. (R,D)
iv. Proses tersebut di evaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan
meningkatkan mutu serta keselamatan pasien. (D,W)
e. Informasi yang di komunikasikan termasuk ringkasan asuhan dan pelayanan yang
telah di berikan pada proses transfer dan rujukan. (D,O). (sumber buku SNARS
tentang PKPO 4.3 EP 2)
i. Ada bukti pelaksanaan obat yang di berikan di catat dalam satu daftar
direkamedis untuk setiap pasien berisi: identitas pasien, nama obat, dosis,
rute pemberian, waktu pemberian, nama dokter dan keterangan bila perlu
tapering off, titrasi, dan rentang dosis. (D)
ii. Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut di atas di simpan dalam rekamedis
pasien dan menyertai pasien ketika pasien di pindahkan. Salinan daftar
tersebut di serahkan kepada pasien saat pulang. (D)
f. Terdapat bukti dokumentasi pada pro6ses serah terima (hand over ). (D,W). (
sumber buku SNARS tentang SKP 2.2)
2. Formulir,alat,dan metode di tetapkan untuk mendukung proses serah terima pasien (hand
over)bila mungkin melibatkan pasien.(D,W)
3. Bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi waktu serah terima
pasien (hand over) untuk memperbaiki proses.(D,W)

Anda mungkin juga menyukai