Staf RIR dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan
pelayanan pasien di tempat tidur (point-of-care test) pasien, memenuhi
13 persyaratan kredensial (lihat juga. KKS 4, EP 1). (D,W)
Staf RIR yang membuat interpretasi / ekpertise, memenuhi persyaratan
14 kredensial. (lihat juga. KKS 4, EP 1). (D,W)
15 Ada pelaksanaan supervisi pelayanan RIR di RS. (D,W )
Ada bukti risiko radiasi diidentifikasi melalui proses yang spesifik atau alat
yang spesifik, untuk staf dan pasien yang mengurangi risiko (apron, TLD,
23 thermoluminescent dosimeter, dan yang sejenis) (lihat MFK 5 EP 3) (D,O,W)
24 RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan RIR (R) Perdir, SK, SPO,Form
Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan RIR.
25 (D,W)
Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito.
26 (D,W) (lihat juga, PAB.7)
Ada regulasi dan program untuk pengelolaan peralatan pelayanan RIR yang Perdir, SK, SPO,Form
27 meliputi butir a) s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan didokumentasikan.
28 (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan
29 didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan
30 didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan kalibrasi berkala dan
31 didokumentasikan. (D,W)
Ada daftar inventaris peralatan pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan
32 Radiologi Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat juga MFK.8, EP 2)
Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi
33 alat dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan (recall) dan
34 didokumentasikan. (D,W)
Terhadap kegiatan a) sampai dengan h) dalam Maksud dan tujuan dilakukan
35 evaluasi berkala dan tindak lanjut ( D,W )
RS menetapkan film x-ray dan bahan lain yang diperlukan (lihat juga MFK.5, Perdir, SK, SPO,Form
36 EP 1). (R)
Ada regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray, reagens, dan bahan
lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan
37 perundang-undangan. (R). (lihat juga MFK 5 EP 2)
Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai pedoman
dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2).
38 (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua perbekalan terkait pemeriksaan.
39 (D,W)
RS menetapkan program mutu pelayanan RIR meliputi a) s/d e) sesuai Perdir, SK, SPO,Form
40 maksud dan tujuan. (lihat juga TKRS 11 )(R)
41 Ada bukti pelaksanaan validasi tes metoda (D,W)
Ada bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi
42 yang kompeten dan berwenang. (D,W)
Ada regulasi untuk proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit
1 termasuk pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk menetapkan Perdir, SK, SPO,Form
apakah pasien diterima atau dirujuk. (R)
2
Ada pelaksanaan proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit. (D,W)
3 Ada proses pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk menetapkan
apakah pasien diterima atau dirujuk. (D,W)
4 Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan
kemampuan rumah sakit (lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
5 Pasien diterima bila rumah sakit dapat memberi pelayanan rawat jalan dan rawat inap
yang dibutuhkan pasien.(D,O,W)
6 Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang
dibutuhkan tersedia.(D,O,W)
7 Ada regulasi tentang proses triase berbasis bukti. (R) Perdir, SK, SPO,Form
8 Ada pelaksanaan penggunaan proses triase berbasis bukti yang digunakan untuk
memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.(D,W)
9 Staf sudah terlatih menggunakan kriteria. (D,W,S)
10 Pasien dengan kebutuhan mendesak diberikan prioritas. (D,W,S)
11 Ada regulasi tentang skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan Perdir, SK, SPO,Form
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (R)
12 Ada pelaksanaan skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D,W)
13 Temuan diproses skrining menentukan pelayanan atau tindakan kepada pasien.
(D,O,W)
14 Prioritas diberikan pada pelayanan terkait preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif.
(D)
15 Ada regulasi tentang penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun Perdir, SK, SPO,Form
rawat inap yang harus disampaikan kepada pasien. (R)
Pasien diberi tahu alasan penundaan dan kelambatan pelayanan dan diberi informasi
16 tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam
medis. (D,W)
17 Ada regulasi tentang proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, Perdir, SK, SPO,Form
pasien gawat darurat, proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap,
menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat
tidur pada unit yang dituju maupun di seluruh rumah sakit. (R)
18 Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan.
(D,W)
19
Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap. (D,W)
20 Ada pelaksanaan proses menahan pasien untuk observasi. (D,W)
21 Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit
yang dituju maupun di seluruh rumah sakit. (D,W)
22
Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai dengan regulasi. (D,W)
23 Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara online. (D,W)
(lihat juga MIRM 1)
24 Penjelasan termasuk rencana asuhan didokumentasikan. (D,W)
25
Penjelasan termasuk hasil asuhan yang diharapkan dan didokumentasikan. (D,W)
26
Penjelasan termasuk perkiraan biaya yang ditanggung pasien atau keluarga. (D,W)
27 Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien atau keluarga untuk membuat
keputusan. (W)
28 Ada regulasi yang mengatur tentang proses untuk mengatur alur pasien di rumah sakit
termasuk elemen a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (R)
29 Perdir, SK, SPO,Form
Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari penumpukan. (D,W)
30 Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan melaksanakan
upaya perbaikannya. (D,O,W)
Ada regulasi tentang kriteria masuk dan keluar intensive unit care (ICU), unit
31 spesialistik lain, ruang perawatan paliatif termasuk bila digunakan untuk riset atau Perdir, SK, SPO,Form
program-program lain untuk memenuhi kebutuhan pasien berdasar atas kriteria
prioritas, diagnostik, parameter objektif, serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas
hidup (quality of life). (R)
32 Staf yang kompeten dan berwenang dari unit intensif atau unit spesialistik terlibat
dalam menentukan kriteria. (D,W)
33 Staf terlatih untuk melaksanakan kriteria. (D,W)
34 Catatan medis pasien yang diterima masuk di atau keluar dari unit intensif atau unit
spesialistik memuat bukti bahwa pasien memenuhi kriteria masuk atau keluar. (D,W)
37 Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung kesinambungan dan
koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit i) sampai dengan m) di dalam maksud dan
tujuan, sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga TKRS 10). (R)
Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas antara lain dalam konteks menjaga
38 kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui komunikasi dan
kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit serta mencakup butir a) sampai dengan h) di
maksud dan tujuan. (D,W)
39
Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan pasien (D,W)
40 Pasien yang mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan dalam Form MPP
selalu diperbaharui untuk menjamin komunikasi dengan PPA. (D,W)
43 Ada regulasi tentang dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang bertanggung Perdir, SK, SPO,Form
jawab melakukan koordinasi asuhan dan bertugas dalam seluruh fase asuhan rawat
inap pasien serta teridentifikasi dalam rekam medis pasien. (R)
Regulasi juga menetapkan proses pengaturan perpindahan tanggung jawab koordinasi
44 asuhan pasien dari satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP lain, Perdir, SK, SPO,Form
termasuk bila terjadi perubahan DPJP Utama. (R)
45 DPJP yang ditetapkan telah memenuhi proses kredensial, sesuai peraturan per UUan.
(D,W)
46 Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP Utama sebagai koordinator asuhan
pasien. (D,W)
47 Ada regulasi tentang transfer pasien antar unit pelayanan di dalam rumah sakit Perdir, SK, SPO,Form
dilengkapi dengan form transfer pasien. (R)
48 Form tersebut memuat indikasi pasien masuk dirawat. (D)
52
Form tersebut memuat obat yang diberikan dan tindakan lain yang dilakukan. (D)
53 Form tersebut memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer). (D)
54 Ketentuan tersebut dilaksanakan. (D,O,W)
Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan pasien dan
55 pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) untuk Perdir, SK, SPO,Form
kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan
pasien. (R)
56
Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien. (D,W)
57 Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk keluar Perdir, SK, SPO,Form
meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (R)
58 Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan
rumah sakit selama periode waktu tertentu. (D,W)
60 Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas
kesehatan baik perorangan ataupun institusi yang berada di komunitas dimana pasien
berada yang bertujuan untuk memberikan bantuan pelayanan.(D)
61 Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
diagnostik. (D)
62 Ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas
lain. (D)
63
Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan. (D)
64 Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan termasuk obat setelah pasien keluar
rumah sakit. (D)
65 Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang
dari rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)
66 Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan
keluarga. (D)
67 Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang. (D,W)
Satu salinan ringkasan diberikan kepada pasien dan bila diperlukan dapat diserahkan
68 kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan kelanjutan asuhan.
(D,W)
69 Satu salinan ringkasan yang lengkap ditempatkan di rekam medis pasien. (D)
70 Satu salinan ringkasan diberikan kepada pihak penjamin pasien sesuai dengan regulasi
rumah sakit. (D)
Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang
71 diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) yang
sesuai dengan regulasi rumah sakit. (R)
72 Ada regulasi yang menetapkan bahwa proses PRMRJ mudah ditelusur (easy to Perdir, SK, SPO,Form
retrieve) dan mudah di-review. (R)
73
Informasi penting yang dimasukkan ke dalam PRMRJ diidentifikasi oleh DPJP. (R,D)
74 Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan meningkatkan
mutu serta keselamatan pasien. (D,W)
Ada regulasi untuk mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap yang menolak
75 rencana asuhan medis termasuk keluar rumah sakit atas permintaan sendiri dan Perdir, SK, SPO,Form
pasien yang menghendaki penghentian pengobatan. (R)
76 Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat asuhan medis
yang belum lengkap. (D,O,W)
77 Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti proses
pemulangan pasien. (D)
78 Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi asuhan berikutnya dari pasien
diberitahu tentang kondisi tersebut. (D)
Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian untuk mengetahui alasan pasien
79 keluar rumah sakit atas apakah permintaan sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak
melanjutkan program pengobatan. (D)
80 Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan rawat jalan yang meninggalkan Perdir, SK, SPO,Form
rumah sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri). (R)
81 Rumah sakit melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yang membahayakan
dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)
82 Rumah sakit melaporkan ke pada pihak yang berwenang bila ada indikasi kondisi
pasien yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)
83 Perdir, SK, SPO,Form
Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)
84
Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. (D)
85 Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang menerima
dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. (D,W)
86 Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang menerima rujukan
yang sering dirujuk. (R)
Ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk
87 memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan
pasien. (D,W)
88 Selama proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang
selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis. (D,W)
89 Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan
peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien. (D,O,W)
90
Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang menerima. (D,O,W)
91 Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibutuhkan tidak dapat
dilaksanakan. (D)
92 Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima dan
nama orang yang menyetujui menerima pasien. (D)
93 Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan
pelayanan lebih lanjut. (D)
94
Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan. (D)
95 Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien. (lihat PMKP.7)
(D,O.W)
96 Ada regulasi untuk proses transportasi pasien sesuai dengan kebutuhannya yang Perdir, SK, SPO,Form
meliputi asesmen kebutuhan transportasi, obat, bahan medis habis pakai, serta alat
kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan pasien. ?
97 Berdasar atas hasil asesmen, alat transportasi yang digunakan untuk rujukan harus
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien dan memenuhi ketentuan keselamatan
transportasi termasuk memenuhi persyaratan PPI. (D,O,W)
Bila alat transportasi yang digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien atau pasien
98 dengan penyakit menular harus dilakukan proses dekontaminasi. (lihat juga PPI 7.2)
(D,O,W)
99
Ada mekanisme untuk menangani keluhan proses transportasi dalam rujukan. (D,W)
NO SELF ASESMEN PAP TARGET
Rencana asuhan dibuat untuk setiap pasien dan dicatat oleh PPA
8 yang memberikan asuhan di rekam medis pasien. (D,W)
Ada regulasi proses identifikasi pasien risiko tinggi dan Perdir, SK, SPO,Form
pelayanan risiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya serta
penetapan risiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada
22 pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (R)
Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
23 dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien
24 risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)
Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien yang lemah, Perdir, SK, SPO,Form
lanjut usia, anak, dan yang dengan ketergantungan bantuan,
serta populasi yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya
48 termasuk pasien dengan risiko bunuh diri. (R)
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang lemah dan lanjut usia
yang tidak mandiri menerima asuhan sesuai dengan regulasi.
49 (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dengan
50 ketergantungan sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien yang mendapat Perdir, SK, SPO,Form
52 kemoterapi atau pelayanan lain yang berisiko tinggi. (R)
Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yang mendapat
53 kemoterapi sesuai dengan regulasi. (D,W)
Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang
memberikan keputusan dijelaskan tentang risiko, keuntungan dan
24 alternatif tindakan sedasi. (D,W)
Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca ulang
oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat juga AP
9 5.3.1 di maksud dan tujuan). (D,W,S)
Rumah sakit menetapkan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang
harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan dicatat di
12 rekam medis (lihat juga AP 5.3.2 EP 2). (W,S)
Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi waktu
15 serah terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses. (D,W)
Ada regulasi tentang penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan, Perdir, SK, SPO,Form
16 dan penggunaan obat yang perlu diwaspadai. (R)
Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai yang
18 disusun berdasar atas data spesifik sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
Tempat penyimpanan, pelabelan, dan penyimpanan obat yang perlu
19 diwaspadai termasuk obat NORUM diatur di tempat aman. (D,O,W)
Ada bukti rumah sakit menggunakan satu tanda di empat sayatan operasi
pertama atau tindakan invasif yang segera dapat dikenali dengan cepat
23 sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit. (D,O)
Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif ( site
marking) dilakukan oleh staf medis yang melakukan operasi atau
24 tindakan invasif dengan melibatkan pasien. (D,O,W)
Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) yang Perdir, SK, SPO,Form
29 mengacu pada standar WHO terkini. (lihat juga PPI 9. EP 2, EP 6). (R)
Rumah sakit melaksanakan program kebersihan tangan ( hand hygiene) di
30 seluruh rumah sakit sesuai dengan regulasi. (D,W)
Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur.
31 (lihat juga PPI 9 EP 6). (W,O,S)
32 Ada bukti staf melaksanakan lima saat cuci tangan. (W,O,S) ??? lima apa ??
Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai dengan regulasi. (lihat
33 juga PPI 9 EP 2, EP 5, dan EP 6) (W,O,S)
Rumah sakit menetapkan informasi yang harus disampaikan secara akurat Perdir, SK, SPO,Form
31 dan tepat waktu ke seluruh rumah sakit. (R)
Terdapat bukti proses penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu
di seluruh rumah sakit termasuk yang urgent antara lain code blue
33 dan code red.(D,W,S) (lihat juga PAP 3.2)
35 Terdapat regulasi tentang tata cara berkomunikasi. (R)
Informasi kondisi pasien antarstaf klinis termasuk PPA berdasar atas proses
yang sedang berjalan atau pada saat penting tertentu dalam proses asuhan
37 ditulis dalam rekam medis. (D,O)
Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang. (D,W) (lihat juga
39 MIRM 15)
Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks dibuat profil ringkas
41 medis rawat jalan. (D,O,W) (lihat juga ARK 4.3)
Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung jawab
71 mereka untuk berpartisipasi pada proses asuhan. (D,W) (lihat juga HPK 2.2)
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang
diberikan meliputi penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman,
potensi efek samping obat, potensi interaksi obat antarobat konvensional,
73 obat bebas, serta suplemen atau makanan. (D,W)
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang
diberikan meliputi keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis.
75 (D,W)
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang
diberikan meliputi diet dan nutrisi yang memadai. (D,W) (lihat juga PAP.4 EP
7) Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan
yang diberikan meliputi manajemen nyeri. (D,W) (lihat juga HPK 2.5 dan PAP
77 6 ; AP 1.3)
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang
79 diberikan meliputi teknik rehabilitasi. (D,W)
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang
diberikan meliputi cara cuci tangan yang aman. (D,W,S) (lihat juga SKP 5 dan
81 PPI 9 EP 6)
Profesional pemberi asuhan (PPA) harus menyediakan waktu yang adekuat
83 dalam memberikan edukasi. (W)
Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan keluarga
untuk bertanya dan memberi pendapat agar dapat sebagai peserta aktif.
87 (W,S)
Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan edukasi dan pelatihan yang
diperlukan untuk menunjang asuhan pasien berkelanjutan, agar mencapai
hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit. (D,W) (lihat
95 juga ARK 4.1)
Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien yang rencana
97 pemulangannya kompleks. (D,W) (lihat juga ARK 3)
NO SELF ASESMEN AP TARGET
Rumah sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional yang Perdir, SK, SPO,Form
22 dikembangkan bersama staf yang kompeten dan berwenang. (R)
Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian dari
23 asesmen awal (lihat SKP 1 EP 4). (D,W)
Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan asesmen gizi.
24 (D,W)
Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-
44 masing profesional pemberi asuhan (PPA) diintegrasikan. (D,W)
Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk membuat rencana
45 asuhan. (D,W)
Rumah sakit menetapkan program mutu laboratorium klinik Perdir, SK, SPO,Form
meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (R)