SKP
Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca ulang
oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat juga AP
3 5.3.1 di maksud dan tujuan). (D,W,S)
Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai, yang
3 disusun berdasar data spesifik sesuai kebijakan dan prosedur (D,O,W)
Sebelum operasi
Ada regulasi untuk atau tindakan
prosedur invasif
bedah amandilakukan
dengan, rumah sakit ?surgical
menggunakan
menyediakan ?check
safety check list. list ?atau
?( surgical proses
safety lain untuk
checklist mencatat,
dari WHO patientapakah
safety 2009
SKP.4.1 1 informed
(R) consent sudah benar dan lengkap, apakah tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien sudah terindentifikasi, apakah semua
dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap tersedia dengan
2 Rumah
lengkapsakit menggunakan
dan berfungsi Komponen
dengan Time-Out terdiri dari identifikasi
baik. (D,O)
Tepat-Pasien,Tepat Prosedur dan tepat Lokasi, persetujuan atas operasi
dan konfirmasi bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan.
3 (D,O,W,S)
Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang Tepat-Lokasi,
Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien, Jika operasi dilakukan, termasuk prosedur
4 tindakan medis dan gigi, diluar kamar operasi. (D,O,W)
Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) yang
SKP.5 1 mengacu pada standar WHO terkini. (R) 5
Rumah sakit melaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene)
2 di seluruh rumah sakit sesuai regulasi (D,W)
Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur.
3 ( lihat juga PPI 9 EP 6). (O,W,S)
6.1
Standart Kemenkes
SKP ü
Elemen Penilaian
1) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat menerima instruksi melalui telepon:
menulis/menginput ke komputer
- membacakan - konfirmasi kembali” (writedown, read back, confirmation dan SBAR
saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP serta di dokumentasikan dalam rekam
medik.
2) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat pelaporan hasil kritis pemeriksaan
penunjang diagnostic melalui telepon: menulis/menginput ke komputer –
membacakan – konfirmasi kembali” (writedown, read back, confirmation dan di
dokumentasikan dalam rekam medik.
3) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat serah terima sesuai dengan jenis
serah terima meliputi poin 1) - 3) dalam maksud dan tujuan.
3)
1) Rumah
Rumah sakit
sakit mengevaluasi dan memperbaharui
menerapkan proses daftar obat
penyimpanan elektrolit High-Alert
konsentrat dan obat
tertentu Look
hanya
-Alike Sound Alike (LASA) yang sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali berdasarkan
di Instalasi Farmasi, kecuali di unit pelayanan dengan pertimbangan klinis untuk
laporan insiden lokal, nasional dan internasional.
1) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko jatuh untuk semua pasien rawat
inap baik dewasa maupun anak menggunakan metode pengkajian yang baku sesuai
dengan ketentuan rumah sakit.
2) Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian ulang risiko jatuh pada pasien rawat
inap karena adanya perubahan kondisi, atau memang sudah mempunyai risiko jatuh
dari hasil pengkajian.
3) Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien rawat inap
telah dilakukan dan didokumentasikan
DETAIL
PERUBAHAN EP
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
324 17 1238
324 17 1239
324 17 1240
324 17 1241
324 17 1242
325 17 1243
325 17 1244
325 17 1245
325 17 1246
326 17 1247
326 17 1248
327 17 1249
327 17 1250
327 17 1251
328 17 1252
328 17 1253
328 17 1254
328 17 1255
329 17 1256
329 17 1257
330 17 1258
330 17 1259
330 17 1260
331 17 1261
331 17 1262
331 17 1263
331 17 1264
332 17 1265
332 17 1266
332 17 1267
332 17 1268
332 17 1269
332 17 1270
333 17 1271
333 17 1272
333 17 1273
333 17 2589
Standart Akreditasi SNARS 1
ARK
1
Ada regulasi untuk proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah
sakit termasuk pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk
ARK.1 1 menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk. (R)
ARK.1.1 1 Ada regulasi tentang proses triase berbasis bukti. (R) AKP 1.1
Ada pelaksanaan penggunaan proses triase berbasis bukti yang
digunakan untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.
2 (D,W)
8 Ada regulasi
Ketentuan tentangdilaksanakan.
tersebut pemulangan (D,O,W)
pasien disertai kriteria pemulangan
pasien dan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge
planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan
ARK.4 1 dan kebutuhan pelayanan pasien. (R) 4
Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien.
2 (D,W)
Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan
untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu.
3 (R)
Ada
Ada bukti
bukti pemulangan
pelaksanaan pasien
tentangyang rencana
pasien pemulangannya
yang diizinkan kompleks
untuk keluar
4 (discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk rawat
meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (D,W) inap
melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, untuk
kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
ARK.4.1 1 Pada tindakpasien.
pelayanan lanjut pemulangan
(D,W) pasien bila diperlukan dapat ditujukan
kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusi yang berada
di komunitas dimana pasien berada yang bertujuan untuk memberikan
2 bantuan pelayanan.(D)
Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
ARK.4.2 1 pemeriksaan diagnostik. (D)
Ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan
2 komorbiditas lain. (D)
Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah
3 dikerjakan. (D)
Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan termasuk obat setelah
4 pasien keluar rumah sakit. (D)
Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat
5 akan pulang dari rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)
Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada
6 pasien dan keluarga. (D)
ARK.4.2.1 1 Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang. (D,W)
Satu salinan ringkasan diberikan kepada pasien dan bila diperlukan dapat
diserahkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
2 memberikan kelanjutan asuhan. (D,W)
Satu salinan ringkasan yang lengkap ditempatkan di rekam medis pasien.
3 (D)
Satu salinan ringkasan diberikan kepada pihak penjamin pasien sesuai
4 dengan regulasi rumah sakit. (D)
Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau
yang diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
ARK.4.3 1 (PRMRJ) yang sesuai dengan regulasi rumah sakit. (R)
Ada regulasi yang menetapkan bahwa proses PRMRJ mudah ditelusur
2 (easy to retrieve) dan mudah di-review. (R)
Informasi penting yang dimasukkan ke dalam PRMRJ diidentifikasi oleh
3 DPJP. (R,D)
Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan
4 Ada regulasi untuk
meningkatkan mutumengelola pasien rawat
serta keselamatan jalan(D,W)
pasien. dan rawat inap yang
menolak rencana asuhan medis termasuk keluar rumah sakit atas
permintaan sendiri dan pasien yang menghendaki penghentian
ARK.4.4 1 pengobatan. (R)
Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat
2 asuhan medis yang belum lengkap. (D,O,W)
Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti
3 proses pemulangan pasien. (D)
Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi asuhan berikutnya
4 dari pasien diberitahu tentang kondisi tersebut. (D)
Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian untuk mengetahui
alasan pasien keluar rumah sakit atas apakah permintaan sendiri,
5 menolak asuhan medis, atau tidak melanjutkan program pengobatan. (D)
Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan rawat jalan yang
ARK.4.4.1 1 meninggalkan rumah sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri). (R)
Rumah sakit melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yang
2 membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)
Rumah sakit melaporkan ke pada pihak yang berwenang bila ada indikasi
kondisi pasien yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
3 (D,W)
Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan peraturan perundang-
ARK.5 1 undangan. (R) 5
Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan
2 asuhan pasien. (D)
Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang
3 menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. (D,W)
Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang
4 menerima rujukan yang sering dirujuk. (R)
Ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk
untuk memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat
ARK.5.1 1 memenuhi kebutuhan pasien. (D,W) 5.1
Selama proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi
pasien yang selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis.
2 (D,W)
Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat
kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien.
3 (D,O,W)
Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang
4 menerima. (D,O,W)
Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibutuhkan tidak
5 dapat dilaksanakan. (D)
Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang
ARK.5.2 1 menerima dan nama orang yang menyetujui menerima pasien. (D) 5.2
Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien,
2 dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut. (D)
Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah
3 dilakukan. (D)
Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien.
4 Ada
(lihatregulasi
PMKP.7) untuk proses transportasi pasien sesuai dengan
(D,O.W)
kebutuhannya yang meliputi asesmen kebutuhan transportasi, obat,
bahan medis habis pakai, serta alat kesehatan dan peralatan medis sesuai
ARK.6 1 Berdasar atas hasil asesmen,
dengan kebutuhan pasien. ? alat transportasi yang digunakan untuk
rujukan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien dan
memenuhi ketentuan keselamatan transportasi termasuk memenuhi
2 persyaratan PPI. (D,O,W)
Bila alat transportasi yang digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien
atau pasien dengan penyakit menular harus dilakukan proses
3 dekontaminasi. (lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)
Ada mekanisme untuk menangani keluhan proses transportasi dalam
4 rujukan. (D,W)
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Elemen Penilaian
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi akses dan kesinambungan pelayanan (AKP)
meliputi poin a) – f) pada gambaran umum.
b) Rumah sakit telah menerapkan proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit
dan terdokumentasi.
c) Ada proses untuk memberikan hasil pemeriksaan diagnostik kepada tenaga kesehatan yang
kompeten/terlatih untuk bertanggung jawab menentukan apakah pasien akan diterima,
ditransfer, atau dirujuk.
d) Bila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi sesuai misi dan sumber daya yang ada, maka
rumah sakit akan merujuk atau membantu pasien ke fasilitas pelayanan yang sesuai
kebutuhannya.
b) Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas meliputi poin a) - h) pada maksud dan tujuan.
c) Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan manajer pelayanan pasien (MPP)
telah melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan meliputi poin a) - e) pada
maksud dan tujuan.
d) Pencatatan perkembangan pasien didokumentasikan para PPA di formulir
e) Pencatatan
catatan pasienditerintegrasi
unit intensif atau unit khusus menggunakan lembar
(CPPT).
pemantauan pasien khusus, pencatatan perkembangan pasien dilakukan pada lembar tersebut
oleh DPJP di unit tersebut, PPA lain dapat melakukan pencatatan perkembangan pasien di
formulir catatan pasien terintegrasi (CPPT).
f) Perencanaan dan pelayanan pasien secara terintegrasi diinformasikan
kepada pasien dan atau keluarga secara berkala sesuai ketentuan Rumah Sakit.
a) Rumah sakit telah menetapkan bahwa setiap pasien memiliki dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP)
dan telah melakukan asuhan pasien secara terkoordinasi dan terdokumentasi dalam rekam
medis pasien.
b) Rumah sakit juga menetapkan proses perpindahan tanggung jawab
koordinasi asuhan pasien dari satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP lain,
termasuk bila terjadi perubahan DPJP utama.
c) Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP utama sebagai koordinator asuhan pasien.
a) Rumah sakit telah menerapkan proses transfer pasien antar unit pelayanan
di dalam rumah sakit dilengkapi dengan formulir transfer pasien.
c) Formulir Ringkasan pasien pulang dijelaskan kepada pasien dan atau keluarga
a) Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan rawat jalan yang
meninggalkan rumah sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri).
b) Rumah sakit melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yang
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
c) Rumah sakit melaporkan kepada pihak yang berwenang bila ada
indikasi kondisi pasien yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
a) Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima
dan nama orang yang menyetujui menerima pasien.
b) Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan
kebutuhan pelayanan lebih lanjut.
c) Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan.
d) Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien.
a) Rumah sakit telah menetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang
kompleks atau yang diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
(PRMRJ) meliputi poin a-d dalam maksud tujuan.
b) Rumah sakit memiliki proses yang dapat dibuktikan bahwa PRMRJ mudah
ditelusur dan mudah di-review
c) Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan
meningkatkan mutu serta keselamatan pasien.
b) Bila rumah sakit memiliki kendaraan transport sendiri, ada bukti pemeliharan
kendaraan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c) Bila rumah sakit bekerja sama dengan jasa transportasi pasien mandiri,
ada bukti kerja sama tersebut dan evaluasi berkala dari rumah sakit mengenai kelayakan
kendaraan transportasi, memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan keselamatan
transportasi.
12%
Regulasi di
revisi
Baru
Nilai Capaian ARK
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Standart Akreditasi SNARS 1
AP
Standar No urut
HPK.1 1
HPK.1.1 1
HPK.1.2 1
HPK.1.3 1
2
HPK 1.4 1
HPK 2 1
HPK 2.1 1
HPK 2.2 1
2
3
HPK 2.3 1
HPK 2.4 1
HPK 2.5 1
HPK 2.6 1
HPK 3 1
HPK 4 1
3
HPK 5 1
HPK 5.1 1
HPK 5.2 1
HPK 5.3 1
HPK 6 1
HPK 6.1 1
2
3
HPK 6.2 1
HPK 6.3 1
HPK 6.4 1
HPK 7 1
HPK 8 1
4
HPK 8.1 1
HPK 8.2 1
4
itasi SNARS 1
Ada regulasi tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga (lihat juga TKRS 12.1 EP 1;
dan TKRS 12.2 EP 2) (R) 1
Pimpinan rumah sakit memahami hak dan kewajiban pasien dan keluarga sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. (W)
Rumah sakit menghormati hak serta kewajiban pasien dan keluarga sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. (W)
Semua staf memperoleh edukasi dan memahami tentang hak serta kewajiban pasien
dan keluarga, juga dapat menjelaskan tanggung jawabnya melindungi hak pasien.
(D,W)
Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien teridentifikasi (D,W). (lihat juga MKE.8
EP 1) 1.1
Staf memberikan asuhan dengan cara menghormati agama, keyakinan dan nilai-nilai
pribadi pasien (lihat juga MKE.8 EP 2). (D,W)
Ada regulasi tentang kewajiban simpan rahasia pasien dan menghormati kebutuhan
privasi pasien. (R) 1.2
Ada bukti pasien diberitahu bahwa segala informasi tentang kesehatan pasien adalah
rahasia dan kerahasiaan itu akan dijaga sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)
Pasien diminta persetujuannya untuk pelepasan informasi yang tidak tercakup dalam
peraturan perundang-undangan. (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan identifikasi populasi pasien yang
rentan terhadap risiko kekerasan dan melindungi semua pasien dari kekerasan (lihat
juga pp.3.1 s/d 3.9) 1.4
Daerah terpencil, daerah terisolasi, dan rawan terjadinya tindak kekerasan di rumah
sakit dimonitor. (lihat juga mfk 4) (O,W)
Staf rumah sakit memahami peran mereka dalam tanggung jawabnya dalam
melaksanakan proses perlindungan. (D,O,W)
1.5
Ada regulasi tentang rumah sakit mendorong partisipasi pasien dan keluarga dalam
proses asuhan dan memberi kesempatan pasien untuk melaksanakan second opinion
tanpa rasa khawatir akan mempengaruhi proses asuhannya (lihat juga PAP.7.1 EP 6;
AP.1 EP 4; ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5). (R) 2
Staf dilatih dan terlatih melaksanakan regulasi dan perannya dalam mendukung hak
pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanannya. (D,W,S)
Ada regulasi tentang hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi,
diagnosis pasti, rencana asuhan dan dapat berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan serta diberitahu tentang hasil asuhan termasuk kemungkinan hasil yang
tidak terduga. (R) 2.1
Pasien diberi informasi tentang kondisi medis mereka dan diagnosis pasti. (D,W) ( lihat
juga MKE.9 EP 1)
Pasien diberi informasi tentang rencana asuhan dan tindakan yang akan dilakukan dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. (D,W)
Pasien diberi tahu bilamana ?persetujuan tindakan? (informed consent) diperlukan dan
bagaimana proses memberikan persetujuan. (D,W)
Pasien dijelaskan dan memahami tentang hasil yang diharapkan dari proses asuhan
dan pengobatan (lihat juga ARK.2.1 EP 2 dan PAP.2.4). (D,W)
Pasien dijelaskan dan memahami bila terjadi kemungkinan hasil yang tidak terduga
(lihat juga PAP.2.4 EP 2). (D,W)
Pasien dan keluarga dijelaskan dan memahami tentang haknya dalam berpartisipasi
membuat keputusan terkait asuhan jika diinginkan (ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5). (W)
Ada regulasi yang mengatur pelaksanaan proses untuk menjawab pertanyaan
informasi kompetensi dan kewenangan dari PPA. (R) 2.2
Pasien diberi informasi tentang elemen a) sampai j) yang relevan dengan kondisi dan
rencana tindakan (D,W)
DPJP, PPJA dan PPA lainnya harus memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu
pasien. (W,S)
Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk
menolak atau tidak melanjutkan pengobatan. (D,W) (lihat juga ARK.4.4, EP
Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari
keputusan mereka.(D,W) (lihat juga ARK 4.4, EP 2).
Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung jawab mereka
berkaitan dengan keputusan tersebut. (D,W)
Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alternatif
pelayanan dan pengobatan. (D,W)
Ada regulasi rumah sakit pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi, menunda
atau melepas bantuan hidup dasar sesuai peraturan perundang-undangan, norma
agama dan budaya masyarakat. (R)
Pasien dan atau keluarga pasien ikut serta dalam proses penyelesaian. (D,W)
Ada regulasi bahwa setiap pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang hak
dan kewajiban pasien. (R) 4
Ada bukti bahwa informasi tentang hak serta kewajiban pasien diberikan tertulis
kepada pasien, terpampang, atau tersedia sepanjang waktu. (D,O,W)
Rumah sakit menetapkan proses pemberian informasi hak dan kewajiban pasien jika
komunikasi tidak efektif atau tidak tepat. (W,S)
4.1
4.2
Elemen Penilaian
0
0.00%
0
dibunyika
n
0 dikebijaka
n Diklat .
Chus
0
0
0
0
0
0
0
Standart Akreditasi SNARS 1
AP
Standar No urut
1
AP.1
AP.1.1 1
AP.1.2 1
AP.1.3 1
2
AP.1.4 1
AP.1.4.1 1
AP.1.5 1
AP.1.6 1
AP.2 1
3
4
AP.2.1 1
AP.3 1
AP.4 1
AP.5 1
AP.5.1 1
6
AP.5.2 1
AP.5.3 1
AP.5.3.1 1
AP.5.3.2 1
AP.5.4 1
2
3
AP.5.5 1
AP.5.6 1
AP.5.7 1
6
7
AP.5.8 1
AP.5.9 1
AP.5.9.1 1
AP.5.10 1
AP.5.11 1
2
3
AP.5.11.1 1
AP.5.11.2 1
AP.6 1
AP.6.1 1
5
6
AP.6.2 1
AP.6.3 1
AP.6.3.1 1
4
AP.6.4 1
AP.6.5 1
AP.6.6 1
2
AP.6.7 1
AP.6.8 1
4
kreditasi SNARS 1
Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan
keperawatan sesuai d) sampai dengan n) di maksud dan tujuan (R) 1
Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin medis. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin keperawatan (D,W)
Ada bukti keterlibatan keluarga dalam melengkapi asesmen awal. (D,W) (lihat HPK 2 EP1)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi riwayat kesehatan pasien
dan pemeriksaan fisik (D,W) 1.1
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi faktor bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap harus selesai dalam waktu 24 jam
atau lebih cepat sesuai dengan kondisi pasien. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap menghasilkan rencana asuhan (D,W)
Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien rawat jalan. (R)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi riwayat kesehatan pasien
dan pemeriksaan fisik (D,W) 1.2
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi faktor bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan rencana asuhan (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit akut/non kronis, asesmen awal
diperbaharui setelah 1 (satu) bulan. (D,W) 1.3
Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit kronis, asesmen awal diperbaharui
setelah 3 (tiga) bulan. (D,W)
Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien gawat darurat.
(R) 2
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat meliputi riwayat kesehatan pasien
dan pemeriksaan fisik. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat meliputi faktor bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual berfokus pada kondisi pasien. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3 )
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan rencana asuhan
(D,W) 3
3.1
Rumah Sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional yang dikembangkan bersama staf yang
kompeten dan berwenang. (R)
Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian dari asesmen awal . (D,W) (lihat SKP 1
EP 4) 3.2
RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan fungsional dan risiko jatuh, yang dikembangkan
bersama staf yang kompeten dan berwenang. (R) 3.3
Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh. (lihat SKP 6) (D,W)
Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan termasuk risiko jatuh, memperoleh asuhan
yang sesuai ketentuan RS. (D,W)
RS menetapkan regulasi pasien diskrining untuk rasa nyeri (lihat juga PAP.6, EP 1). (R)
Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada asesmen awal, lakukan asesmen lebih mendalam,
sesuai dengan umur pasien, dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter,
kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1) 3.4
Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi asesmen ulangan yang teratur dan tindak
lanjut sesuai kriteria yang dikembangkan oleh RS dan kebutuhan pasien. (D,W)
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu (R) 3.5
Terhadap populasi pasien tsb dilaksanakan asesmen tambahan sesuai regulasi RS. (D,W)
Ada regulasi tentang asesmen ulang oleh DPJP, perawat dan PPA lainnya utk evaluasi respons
pasien terhadap asuhan yang diberikan sebagai tindak lanjut. (lihat juga, ARK 3, PAP.5;
PAB.6.1; PKPO.7) (R) 3.6
Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang medis dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk
akhir minggu / libur untuk pasien akut (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh perawat minimal satu kali per shift atau sesuai
dengan perubahan kondisi pasien. (D,W) 3.7
Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi RS.
(D,W)
RS menetapkan pengaturan urutan penyimpanan lembar-lembar RM agar mudah dicari
kembali diakses dan terstandar, PPA dapat menemukan dan mencari kembali hasil asesmen
di rekam medis. (R) 3.8
Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). (D)
Ada regulasi yang menetapkan PPA yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen
awal, asesmen ulang dan asesmen gawat darurat. (R) 3.9
Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yang kompeten dan berwenang. (D,W)
Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-masing PPA diintegrasikan.
(D,W)
Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk membuat rencana asuhan. (D,W) 4
Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya, DPJP mengintegrasikan rencana
asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat PAP 2.1, PAP 5) (D,W)
Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus yang dapat dihubungi jika dibutuhkan
(W) 4.2
Ada bukti pemilihan laboratorium di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama berdasarkan pada
sertifikat mutu dan diikuti perjanjian kerjasama sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan rujukan laboratorium keluar RS (pihak ketiga) harus melalui
laboratorium RS. (D,W) 4.3
RS menetapkan seorang (atau lebih) tenaga professional untuk memimpin pelayanan
laboratorium terintegrasi disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai butir a)
s/d e) dalam Maksud dan Tujuan. (R)
Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium. (D,W) 4.5
RS melakukan analisis pola ketenagaan staf laboratorium yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan pasien. (D,W)
Staf laboratorium yang membuat interpretasi, memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga
KKS.10 ). (D,W)
Staf laboratorium dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan tes di
ruang rawat (TRR / Point of Care Testing) pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga
KKS.4, EP 1). (D,W)
Ada program manajemen risiko menangani potensi risiko di laboratorium, sesuai regulasi RS
(R)
Ada bukti pelaksanaan program manajemen risiko sebagai bagian dari manajemen risiko RS
dan program pencegahan dan pengendalian infeksi (D,W)
Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian.
(D,W)
Ada pelaksanaan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf laboratorium
tentang prosedur keselamatan dan keamanan untuk mengurangi risiko serta pelatihan
tentang prosedur baru yang menggunakan bahan berbahaya. (lihat MFK.11; TKRS.9; KKS.8)
(D,W)
Ada bukti unit laboratorium melaksanakan manajemen risiko fasilitas dan risiko infeksi sesuai
regulasi di RS (D,W)
Ada bukti pelaporan dan penanganan staf yang terpapar di unit laboratorium dicatat sesuai
dengan regulasi PPI RS dan peraturan perundang-undangan (D,W)
Ada bukti unit laboratorium menjalankan ketentuan sesuai dengan butir a) s/d g) dalam
maksud dan tujuan (D,W)
Ada bukti dilakukan tindakan koreksi, dicatat, dievaluasi dan dilaporkan kepada penanggung
jawab/koordinator K3 RS jika muncul masalah dan terjadi kecelakaan (D,W)
Ada regulasi yang disusun secara kolaboratif tentang hasil laboratorium yang kritis, pelaporan
oleh siapa dan kepada siapa, dan tindak lanjutnya. (R)
Hasil laboratorium yang kritis dicatat didalam rekam medis pasien (lihat juga SKP 2 .1 EP 2 )
(D,W)
Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil laboratorium yang kritis secara kolaboratif. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut terhadap seluruh proses, agar memenuhi
ketentuan serta dimodifikasi sesuai kebutuhan. (D,W)
Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (D,W)
Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W)
Ada regulasi dan program untuk pengelolaan peralatan laboratorium yang meliputi butir a)
s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan didokumentasikan.
(D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan
didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan (recall) dan didokumentasikan. (D,W)
Terhadap kegiatan a) s/d g ) dalam Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi berkala dan tindak
lanjut (D,W)
RS menetapkan pengelolaan logistik laboratorium, reagensia esensial, bahan lain yang
diperlukan, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan perundang-undangan.
(lihatjuga MFK.5, EP 1). (R)
Ada bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan diberi label, serta didistribusi
sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2).
(D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan permintaan pemeriksaan oleh PPA yang kompeten dan berwenang
(D,W)
Ada bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen sesuai dengan
regulasi (D,W)
Ada bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking) sesuai dengan
regulasi. (D,W)
Ada regulasi tentang penetapan dan evaluasi rentang nilai normal untuk interpretasi,
pelaporan hasil laboratorium klinis. (R)
Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan rentang nilai normal. (D)
RS menetapkan program mutu laboratorium klinik meliputi a) s/d e) di Maksud dan tujuan.
(R)
Ada bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat dan dokumentasinya terhadap masalah yang
timbul. (D,W)
Ada staf yang bertanggung jawab mereview dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan
laboratorium yang diberikan. (D,W)
Laporan tahunan PME laboratorium rujukan diserahkan kepada pimpinan RS untuk evaluasi
kontrak klinis tahunan. (D,W)
Ada regulasi tentang penyediaan dan pelayanan darah meliputi a) s/d d) pada maksud dan
tujuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)
Pemberian darah harus mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga, yang
sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi
pemberian transfusi darah dan produk darah. (D,W) (Lihat juga HPK.2.1 EP 4, SKP 1 EP 4)
Ada bukti dilaksanakan monitoring dan evaluasi pemberian transfusi darah dan produk darah
dan dilaporkan bila terjadi reaksi transfusi. (D,W) (Lihat juga PAP 3.3 dan PMKP 9.2 EP 2)
Ada pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional ((RIR ) tersedia 24 jam
(O, W)
Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus dapat dihubungi jika dibutuhkan ( D,W )
Pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama berdasarkan pada sertifikat mutu dan
diikuti perjanjian kerjasama sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR keluar RS (pihak ketiga) harus melalui RIR RS. (D,W)
Rumah sakit menetapkan seorang (atau lebih) tenaga profesional untuk memimpin pelayanan
RIR terintegrasi
disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai butir a) sampai dengan e) dalam
maksud dan tujuan. (R)
Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan RIR (D,W)
Ada bukti pelaksanaan review dan tindak lanjut hasil pemeriksaan pelayanan RIR rujukan
(D,W).
RS melakukan analisis pola ketenagaan staf RIR yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
pasien (D,W) (lihat juga TKRS 9.Ep2. PMKP 6 EP2)
Staf RIR dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan pelayanan pasien
di tempat tidur (point-of-care test) pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga. KKS
4, EP 1). (D,W)
Staf RIR yang membuat interpretasi / ekpertise, memenuhi persyaratan kredensial. (lihat
juga. KKS 4, EP 1). (D,W)
Ada bukti pelaksanaan program manajemen risiko yang merupakan bagian dari manajemen
risiko RS (radiasi) dan program pencegahan dan pengendalian infeksi (D,W )
Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian.
(D,W) (lihat juga MFK 3)
Diadakan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf RIR tentang prosedur
keselamatan dan keamanan untuk mengurangi risiko serta pelatihan tentang prosedur baru
yang menggunakan bahan berbahaya (lihat juga, MFK.11; TKRS.9;. KKS 8) (D,O,W)
RS menetapkan regulasi sebelum dilakukan pemeriksaan RIR harus ada penjelasan dari
Radiolognya dan harus ada persetujuan dari pasien atau keluarga (R)
RS melaksanakan identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan RIR , (D,W).
Ada bukti risiko radiasi diidentifikasi melalui proses yang spesifik atau alat yang spesifik, untuk
staf dan pasien yang mengurangi risiko (apron, TLD, thermoluminescent dosimeter, dan yang
sejenis) (lihat MFK 5 EP 3) (D,O,W)
RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan RIR (R)
Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W) (lihat juga,
PAB.7)
Ada regulasi dan program untuk pengelolaan peralatan pelayanan RIR yang meliputi butir a)
s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan didokumentasikan.
(D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan
didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan (recall) dan didokumentasikan. (D,W)
Terhadap kegiatan a) sampai dengan h) dalam Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi berkala
dan tindak lanjut ( D,W )
RS menetapkan film x-ray dan bahan lain yang diperlukan (lihat juga MFK.5, EP 1). (R)
Ada regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray, reagens, dan bahan lainnya, termasuk
kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan perundang-undangan. (R). (lihat juga MFK 5
EP 2)
Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai pedoman dari
pembuatnya atau instruksi pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)
RS menetapkan program mutu pelayanan RIR meliputi a) s/d e) sesuai maksud dan tujuan.
(lihat juga TKRS 11 )(R)
Ada bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten
dan berwenang. (D,W)
Ada bukti audit terhadap antara lain : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer. (D,W)
Ada Staf yang bertangg-jawab mereview dan menindaklanjuti atas hasil kontrol mutu dari
pelayanan RIR rujukan, dan mereview hasil kontrol mutu (D,W)
Laporan tahunan hasil kontrol mutu pelayanan RIR rujukan diserahkan kepada pimpinan RS
untuk evaluasi kontrak klinis tahunan (D)
Standart Kemenkes
PP
Elemen Penilaian
b) Pasien diskrining untuk risiko nutrisi sebagai bagian dari pengkajian awal.
a) Rumah sakit melaksanakan pengkajian ulang oleh DPJP, perawat dan PPA
lainnya untuk menentukan rencana asuhan lanjutan.
b) Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang medis dilaksanakan minimal
satu kali sehari, termasuk akhir minggu/libur untuk pasien akut.
c) Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang oleh perawat minimal satu kali
per shift atau sesuai dengan perubahan kondisi pasien.
a) Rumah sakit menetapkan proses pengelolaan logistik film x-ray, reagens, dan
bahan lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan.
b) Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai pedoman
dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya.
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
384 20 1475
384 20 1476
384 20 1477
384 20 1478
385 20 1479
385 20 1480
385 20 1481
385 20 1482
385 20 1483
386 20 1484
386 20 1485
386 20 1486
386 20 1487
386 20 1488
386 20 1489
386 20 1490
387 20 1491
387 20 1492
387 20 1493
387 20 1494
387 20 1495
388 20 1496
388 20 1497
388 20 1498
389 20 1499
389 20 1500
389 20 1501
390 20 1502
390 20 1503
390 20 1504
391 20 1505
391 20 1506
392 20 1507
392 20 1508
392 20 1509
392 20 1510
393 20 1512
393 20 1513
394 20 1514
394 20 1515
394 20 1516
395 20 1518
395 20 1519
395 20 1520
396 20 1521
396 20 1522
396 20 1523
396 20 1524
396 20 1525
397 20 1526
397 20 1527
397 20 1528
397 20 1529
397 20 1530
397 20 1531
398 20 1532
398 20 1533
398 20 1534
398 20 1535
399 20 1536
399 20 1537
399 20 1538
399 20 1539
400 20 1540
400 20 1541
400 20 1542
400 20 1543
401 20 1544
401 20 1545
401 20 1546
401 20 1547
402 20 1548
402 20 1549
402 20 1550
403 20 1551
403 20 1552
403 20 1553
403 20 1554
403 20 1555
403 20 1556
403 20 1557
403 20 1558
403 20 1559
404 20 1560
404 20 1561
404 20 1562
405 20 1563
405 20 1564
405 20 1565
405 20 1566
405 20 1567
405 20 1568
405 20 1569
406 20 1570
406 20 1571
406 20 1572
407 20 1573
407 20 1574
407 20 1575
407 20 1576
407 20 1577
408 20 1578
408 20 1579
409 20 1580
409 20 1581
409 20 1582
409 20 1583
410 20 1584
410 20 1585
410 20 1586
411 20 1587
411 20 1588
412 20 1589
412 20 1590
413 20 1591
413 20 1592
413 20 1593
413 20 1594
413 20 1595
414 20 1596
414 20 1597
414 20 1599
414 20 1600
414 20 1601
415 20 1602
415 20 1603
415 20 1604
415 20 1605
416 20 1606
416 20 1607
416 20 1608
416 20 1609
417 20 1610
417 20 1611
417 20 1612
417 20 1613
418 20 1614
418 20 1615
418 20 1616
419 20 1617
419 20 1618
419 20 1619
419 20 1620
419 20 1621
419 20 1622
419 20 1623
419 20 1624
419 20 1625
420 20 1626
420 20 1627
420 20 1628
420 20 1629
421 20 1630
421 20 1631
421 20 1632
421 20 1633
421 20 1634
421 20 1635
422 20 1636
422 20 1637
422 20 1638
422 20 1639
Standart Akreditasi SNARS 1
PAP
1.1
1.2
PAP.2 1 Ada regulasi yang mengatur pelayanan dan asuhan terintegrasi di
dan antar berbagai unit pelayanan. (R) 2
2 Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan. (lihat juga ARK 2, EP 3). (D,O,W)
3 Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan. (D,O,W)
4 Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi lain
tentang kerjasama didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)
Ada regulasi asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter
PAP.2.1 1 penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat, dan PPA lainnya
sesudah pasien masuk rawat inap. (R)
2 Rencana asuhan dibuat untuk setiap pasien dan dicatat oleh PPA
yang memberikan asuhan di rekam medis pasien. (D,W)
3 Rencana asuhan pasien terintegrasi dibuat dengan sasaran
berdasar atas data asesmen awal dan kebutuhan pasien. (D,W) 2.1
Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai dengan
4 kondisi pasien, dimutakhirkan, atau direvisi oleh tim PPA berdasar
atas asesmen ulang. (D,W)
Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi
5 pada CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan dan diverifikasi
harian oleh DPJP. (D,W)
PAP.2.2 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tata cara pemberian instruksi.
(R)
2 Instruksi diberikan hanya oleh mereka yang kompeten dan
berwenang (lihat KKS 3). (D,W)
Permintaan untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
3 imajing harus disertai indikasi klinis apabila meminta hasilnya
berupa interpretasi. (D,W)
4 Instruksi didokumentasikan di lokasi tertentu di dalam berkas
rekam medis pasien. (D,W)
PAP.2.3 1 Ada regulasi tentang tindakan klinis dan diagnostik serta
pencatatannya di rekam medis. (R) 2.2
2 Staf yang meminta beserta apa alasan dilakukan tindakan dicatat di
rekam medis pasien. (D)
3
Hasil tindakan dicatat di rekam medis pasien. (D)
Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik
4 invasif/berisiko harus dilakukan asesmen serta pencatatannya
dalam rekam medis. (D,W)
PAP.2.4 1 Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang hasil asuhan dan
pengobatan (lihat juga HPK 2.1.1, EP 1). (D,W)
2 Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang hasil asuhan dan
Ada regulasi yang
pengobatan proses identifikasi
tidak diharapkanpasien risiko
(lihat jugatinggi dan pelayanan
HPK 2.1.1, P 2). (D,W)
risiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya serta penetapan
PAP.3 1 risiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (R)
2 Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)
3 Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)
4 Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke
dalam program peningkatan mutu rumah sakit. (D,W)
PAP.3.1 1
Ada regulasi pelaksanaan early warning system (EWS). (R)
2
Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS. (D,W)
3
Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS. (D,W,S)
Ada regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia dan diberikan
4 selama
Tersedia24pencatatan
jam setiaphasil
hari di seluruh
EWS. (D,W)area rumah sakit, serta
peralatan medis untuk resusitasi dan obat untuk bantuan hidup
PAP.3.2 1 dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan populasi pasien (lihat
PAB 3, EP 3). (R)
Di seluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar diberikan segera
2 saat dikenali henti jantung-paru dan tindak lanjut diberikan kurang
dari 5 menit. (W,S)
3
Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi. (D,W)
PAP.3.3 1 Ada regulasi pelayanan darah dan produk darah meliputi butir a)
sampai dengan f) pada maksud dan tujuan (lihat AP 5.11 EP 2). (R)
2 Ada bukti pelaksanaan proses meliputi a) sampai dengan f) pada
maksud dan tujuan. (D,W)
Ada bukti staf yang kompeten dan berwenang melaksanakan
3 pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring
dan evaluasi (lihat AP 5.11, EP 1). (D,W)
PAP.3.4 1 Ada regulasi asuhan pasien alat bantu hidup dasar atau pasien
koma. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup
sesuai dengan regulasi. (D,W).
3 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien koma sesuai dengan regulasi.
(D,W).
PAP.3.5 1 Ada regulasi asuhan pasien penyakit menular dan immuno-
suppressed. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien penyakit menular sesuai
dengan regulasi. (D,W).
3 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien immuno-suppressed sesuai
dengan regulasi. (D,W).
PAP.3.6 1
Ada regulasi asuhan pasien dialisis. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis sesuai dengan
regulasi. (D,W)
3
Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien secara berkala. (D,W)
PAP.3.7 1
Ada regulasi pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint). (R)
2 Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan alat penghalang
(restraint) sesuai dengan regulasi. (D,W)
3 Ada
Ada regulasi pelayanan
bukti dilakukan khusus
evaluasi terhadap
pasien secarapasien yang(D,W)
berkala. lemah, lanjut
usia, anak, dan yang dengan ketergantungan bantuan, serta
PAP.3.8 1 populasi yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk
pasien dengan risiko bunuh diri. (R) 2.3
2 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang lemah dan lanjut usia
yang tidak mandiri menerima asuhan sesuai dengan regulasi. (D,W)
3 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dengan
ketergantungan sesuai dengan regulasi. (D,W)
5
DE
Elemen Penilaian PERUB
TETAP
a) Rumah sakit telah melakukan pelayanan dan asuhan yang terintegrasi serta
terkoordinasi kepada setiap pasien.
b) Rumah sakit telah menetapkan kewenangan pemberian instruksi oleh PPA
yang kompeten, tata cara pemberian instruksi dan pendokumentasiannya.
c) Permintaan pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing harus disertai
indikasi klinis apabila
d) Prosedur meminta telah
dan tindakan hasilnyadilakukan
berupa interpretasi.
sesuai instruksi dan PPA
yang memberikan instruksi, alasan dilakukan prosedur atau
tindakan serta hasilnya telah didokumentasikan di dalam rekam
medis pasien.
e) Pasien yang menjalani tindakan invasif/berisiko di rawat jalan telah dilakukan
pengkajian dan didokumentasikan dalam rekam medis.
a) PPA telah membuat rencana asuhan untuk setiap pasien setelah diterima
sebagai pasien rawat inap dalam waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian
awal.
b) Rencana asuhan dievaluasi secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan serta
didokumentasikan dalam rekam medis oleh setiap PPA.
c) Instruksi berdasarkan rencana asuhan dibuat oleh PPA yang kompeten dan
berwenang, dengan cara yang seragam, dan didokumentasikan di CPPT.
Memberikan penyuluhan ke
d) Rencana asuhan pasien dibuat dengan membuat sasaran yang terukur dan di pasien dengan 1 tambahan
dokumentasikan. materi.
e) DPJP telah melakukan evaluasi/review berkala dan verifikasi harian untuk
memantau terlaksananya asuhan secara terintegrasi dan membuat notasi sesuai
dengan kebutuhan.
Rencana minimal realisasi 1
tahun 2 kali tiap semester
a) Pimpinan rumah sakit telah melaksanakan tanggung jawabnya untuk
memberikan pelayanan pada pasien berisiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi
meliputi a)
- c) dalam maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit telah memberikan pelayanan pada pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi yang telah diidentifikasi berdasarkan populasi yaitu pasien
anak, pasien dewasa dan pasien geriatri sesuai dalam maksud dan tujuan.
c) Pimpinan rumah sakit telah mengidentifikasi risiko tambahan yang dapat
mempengaruhi pasien dan pelayanan risiko tinggi.
a) Rumah sakit memiliki proses untuk melakukan skrining, pengkajian, dan tata
laksana nyeri meliputi poin a) - e) pada maksud dan tujuan.
b) Informasi mengenai kemungkinan adanya nyeri dan pilihan tata laksananya
diberikan kepada pasien yang menerima terapi/prosedur/pemeriksaan
terencana yang sudah dapat diprediksi menimbulkan rasa nyeri.
c) Pasien dan keluarga mendapatkan edukasi mengenai pengelolaan nyeri sesuai
dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai yang dianut.
d) Staf rumah sakit mendapatkan pelatihan mengenai cara melakukan edukasi
bagi pengelolaan nyeri.
REVISI PENAMBAHAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Capaian PAP
0.00%
423 21 1640
423 21 1641
424 21 1642
424 21 1643
424 21 1644
424 21 1645
425 21 1646
425 21 1647
425 21 1648
425 21 1649
425 21 1650
426 21 1651
426 21 1652
426 21 1653
426 21 1654
427 21 1655
427 21 1656
427 21 1657
427 21 1658
428 21 1659
428 21 1660
429 21 1661
429 21 1662
429 21 1663
429 21 1664
430 21 1665
430 21 1666
430 21 1667
430 21 1668
431 21 1669
431 21 1670
431 21 1671
432 21 1672
432 21 1673
432 21 1674
433 21 1675
433 21 1676
433 21 1677
434 21 1678
434 21 1679
434 21 1680
435 21 1681
435 21 1682
435 21 1683
436 21 1684
436 21 1685
436 21 1686
437 21 1687
437 21 1688
437 21 1689
437 21 1690
438 21 1691
438 21 1692
438 21 1693
439 21 1694
439 21 1695
439 21 1696
439 21 1697
439 21 1698
439 21 1699
439 21 1700
440 21 1701
440 21 1702
440 21 1703
440 21 1704
441 21 1705
441 21 1706
441 21 1707
441 21 1708
441 21 1709
442 21 1710
442 21 1711
442 21 1712
442 21 1713
442 21 1714
443 21 1715
443 21 1716
443 21 1717
443 21 1718
443 21 1719
443 21 1720
Standart Akreditasi SNARS 1
PAB
6.1
7.1
7.2
7.3
7.4
DE
Elemen Penilaian PERUB
TETAP
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi pelayanan anestesi dan sedasi dan
pembedahan meliputi poin a) –
c) pada gambaran umum.
c) Pelayanan anestesi dan sedasi tersedia selama 24 (dua puluh empat) jam 7
(tujuh) hari sesuai dengan kebutuhan pasien.
a) Rumah sakit telah menerapkan pelayanan anestesi dan sedasi secara
seragam di seluruh area seusai regulasi yang ditetapkan.
b) Rumah sakit telah menetapkan penanggung jawab pelayanan anestesi dan
sedasi adalah seorang dokter anastesi yang kompeten yang melaksanakan
c) Bila memerlukan
tanggung jawabnya profesional pemberi
meliputi poin a) – d) asuhan terdapatdan
pada maksud PPAtujuan.
dari luar rumah
sakit untuk memberikan pelayanan anestesi dan sedasi, maka ada bukti
rekomendasi dan evaluasi pelayanan dari penanggung jawab pelayanan anastesi
dan sedasi terhadap PPA tersebut.
a) Rumah sakit telah melaksanakan pemberian sedasi moderat dan dalam yang
seragam di semua tempat di rumah sakit sesuai dengan poin a) - f) pada maksud
dan tujuan.
b) Peralatan dan perbekalan gawat darurat tersedia di tempat dilakukan sedasi
moderat dan dalam serta dipergunakan sesuai jenis sedasi, usia, dan kondisi
pasien.
c) PPA yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan bantuan hidup
lanjut (advance) harus selalu mendampingi dan siaga selama tindakan sedasi
dikerjakan.
a) Tenaga medis yang diberikan kewenangan klinis memberikan sedasi moderat
dan dalam harus kompeten dalam poin a) – d) pada maksud dan tujuan.
b) Profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung jawab melakukan
pemantauan selama pelayanan sedasi moderat dan dalam harus kompeten
meliputi poin a) – d) pada maksud dan tujuan.
c) Kompetensi semua PPA yang terlibat dalam sedasi moderat dan dalam
tercatat di file kepegawaian
a) Rumah sakit telah menerapkan pengkajian prasedasi dan dicatat dalam
rekam medis meliputi poin a) – e) pada maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit telah menerapakn pemantauan pasien selama dilakukan
pelayanan sedasi moderat dan dalam oleh PPA yang kompeten dan di catat di
c) Kriteria
rekam pemulihan telah digunakan dan didokumentasikan untuk
medik.
mengidentifikasi pasien yang sudah pulih kembali dan atau siap untuk
ditransfer/dipulangkan.
a) Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi kepada pasien dan atau
keluarga atau pihak yang akan memberikan keputusan tentang jenis, risiko,
manfaat, alternatif dan analagsia pasca tindakan sedasi atau anastesi.
b) Pemberian informasi dilakukan oleh dokter spesialis anastesi dan
didokumentasikan dalam formulir persetujuan tindakan anastesi/sedasi.
a) Rumah sakit telah menerapkan pengkajian prabedah pada pasien yang akan
dioperasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi
dimulai.
b) Diagnosis praoperasi dan rencana prosedur/tindakan operasi berdasarkan
hasil pengkajian prabedah dan didokumentasikan di rekam medik.
a) Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi kepada pasien dan atau
keluarga atau pihak yang akan memberikan keputusan tentang jenis, risiko,
manfaat, komplikasi dan dampak serta alternatif prosedur/teknik terkait dengan
rencana operasi (termasuk pemakaian produk darah bila diperlukan) kepada
pasien dan atau keluarga atau mereka yang berwenang memberi keputusan.
b) Pemberian informasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) didokumentasikan dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran.
a) Laporan operasi memuat poin a) – h) pada maksud dan tujuan serta dicatat
pada formular/template yang ditetapkan rumah sakit.
b) Laporan operasi telah tersedia segera setelah operasi selesai dan sebelum
pasien dipindah ke ruang lain untuk perawatan selanjutnya.
a) Rumah sakit telah mengidentifikasi jenis alat implan yang termasuk dalam
cakupan layanannya.
REVISI PENAMBAHAN
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
444 22
444 22
444 22
445 22
445 22
445 22
445 22
446 22
446 22
446 22
446 22
446 22
446 22
447 22
447 22
447 22
447 22
448 22
448 22
448 22
449 22
449 22
449 22
450 22
450 22
450 22
451 22
451 22
452 22
452 22
453 22
453 22
453 22
454 22
454 22
454 22
455 22
455 22
455 22
456 22
456 22
456 22
456 22
457 22
457 22
457 22
458 22
458 22
458 22
459 22
459 22
459 22
460 22
460 22
460 22
460 22
461 22
461 22
461 22
461 22
462 22
462 22
462 22
462 22
463 22
463 22
463 22
463 22
463 22
463 22
1721
1722
1723
1724
1725
1726
1727
1728
1729
1730
1731
1732
1733
1734
1735
1736
1737
1738
1739
1740
1741
1742
1743
1744
1745
1746
1747
1748
1749
1750
1751
1752
1753
1754
1755
1756
1757
1758
1759
1760
1761
1762
1763
1764
1765
1766
1767
1768
1769
1770
1771
1772
1773
1774
1775
1776
1777
1778
1779
1780
1781
1782
1783
1784
1785
1786
1787
1788
1789
2598
Standart Akreditasi SNARS 1
PKPO
No urut
Standar Elemen Penilaian Standar
Ada regulasi organisasi yang mengelola pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat yang menyeluruh
atau mengarahkan semua tahapan pelayanan obat
1 aman sesuai dengan peraturan perundang- 1
PKPO.1 undangan (R)
Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin dan
2 melakukan supervisi sesuai dengan penugasannya
Ada
(D,W)bukti pelaksanaan sekurang-kurangnya satu
kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
3 yang didokumentasikan selama 12 bulan terakhir.
(D,W)
Ada bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini,
4 dan selalu tersedia bagi semua yang terlibat dalam
penggunaan obat. (D,O,W)
Terlaksananya pelaporan kesalahan penggunaan
5 obat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Terlaksananya
(D,W) tindak lanjut terhadap kesalahan
penggunaan obat untuk memperbaiki sistem
6 manajemen dan penggunaan obat sesuai peraturan
Ada regulasi tentang organisasi
perundang-undangan. (D,W) yang menyusun
Ada bukti pelaksanaan
formularium RS berdasar apabila ada obat
atas kriteria yang
yang baru
disusun
ditambahkan dalam formularium, maka
secara kolaboratif sesuai dengan peraturan ada proses
1 untuk memantau bagaimana penggunaan obat
PKPO.2 perundang-undangan. (R) 2
tersebut dan bila terjadi efek obat yang tidak
2 diharapkan, efek samping serta medication error.
(D,W)
Ada bukti implementasi untuk memantau kepatuhan
3 terhadap formularium baik dari persediaan maupun
penggunaanya. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan formularium sekurang-
Ada regulasidikaji
kurangnya pengadaan
setahunsediaan farmasi, atas
sekali berdasar alat
4 kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang(D,W)
aman,
informasi tentang keamanan dan efektivitas.
bermutu, bermanfaat, serta berkhasiat sesuai
1 dengan peraturan perundang-undangan (lihat juga
PKPO.2.1 Ada
TKRSbukti bahwa manajemen rantai pengadaan
7). (R)
(supply chain management) dilaksanakan sesuai
2 dengan peraturan perundang-undangan (lihat juga
TKRS 7.1). (D,O,W)
3 Ada bukti pengadaan obat berdasar atas kontrak
(lihat juga TKRS 7). (D)
Ada regulasi pengadaan bila sediaan farmasi, alat
1 kesehatan, dan bahan medis habis pakai tidak ada
PKPO.2.1.1 dalam stok atau tidak tersedia saat dibutuhkan. (R)
2 Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis serta
saran substitusinya. (D,W)
3 Ada bukti bahwa staf memahami dan mematuhi
regulasi tersebut. (D, W)
Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan
1 sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
PKPO.3 Ada
habisbukti
pakaiobat
yangdan zatbenar,
baik, kimia yang digunakan
dan aman. (R) untuk 3
mempersiapkan obat diberi label yang terdiri atas
2 isi/nama obat, tanggal kadaluarsa, dan peringatan
khusus. (lihat juga MFK 5 EP 6). (D,W)
Ada bukti implementasi proses penyimpanan obat
3 yang tepat agar kondisi obat tetap stabil, termasuk
obat yang disimpan di luar instalasi farmasi. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi secara
4 teratur oleh apoteker untuk memastikan
penyimpanan obat dilakukan dengan baik. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari
5 kehilangan serta pencurian di semua tempat
penyimpanan dan pelayanan.
Ada regulasi pengaturan (D,W) bahan
tata kelola
berbahaya, serta obat narkotika dan psikotropika
PKPO.3.1 1
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan 3.1
perundang- undangan. ?
2 Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik,
benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta
3 psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai
dengan regulasi.
Ada bukti
regulasi rumah(O,W)
sakit
Ada pelaporan obattentang proses
narkotika sertalarangan
menyimpan elektrolit konsentrat
psikotropika secara akurat sesuai di tempat
dengan rawat
peraturan
4 inap kecuali bila dibutuhkan secara klinis dan apabila
dan perundang-undangan. (D,W
terpaksa disimpan di area rawat inap harus diatur
1 keamanannya untuk menghindari kesalahan. (lihat
PKPO.3.2 juga SKP 3.1). (R)
2 Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang
baik, benar, dan aman sesuai dengan egulasi. (O,W) 3.2
Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus
3 diwaspadai (high alert) sesuai dengan regulasi.
(O,W)
Ada regulasi pengaturan penyimpanan obat dengan
1 ketentuan khusus meliputi butir a) sampai dengan e)
PKPO.3.3 pada maksud dan tujuan. (R) 3.3
Ada bukti penyimpanan produk nutrisi yang baik,
2 benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (lihat juga
PAP 4). (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat dan bahan radioaktif
3 yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi.
(O,W)
Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa pasien
4 sebelum rawat inap yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat program atau bantuan
5 pemerintah/pihak lain yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat yang digunakan untuk
Ada regulasi
penelitian pengelolaan
yang baik, benar,obat emergensi
dan aman sesuaiyang
dengan
6 tersedia di unit-unit layanan agar dapat segera
regulasi. (O,W)
dipakai untuk memenuhi kebutuhan darurat serta
1 upaya pemeliharaan dan pengamanan dari
PKPO.3.4 kemungkinan pencurian dan kehilangan. (R)
2 Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap dan
siap pakai. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap
Ada regulasi penarikan
penyimpanan kembali (recall)
obat emergensi dan diganti
dan segera
3 pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
apabila dipakai, kadaluwarsa, atau rusak. (D,O,W)
bahan medis habis pakai yang tidak layak pakai
1 karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa.
PKPO.3.5 (R)
2 Ada
Ada bukti pelaksanaan
regulasi penarikan kembali
peresepan/permintaan (recall)
obat dan
sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. (D,W)
instruksi pengobatan secara benar, lengkap, dan
terbaca,
Ada buktiserta menetapkan
pelaksanaan staf medissesuai
pemusnahan yang dengan
3 kompeten dan berwenang untuk melakukan
regulasi yang ditetapkan. (D,W)
peresepan/permintaan obat dan instruksi
1 pengobatan. (lihat juga PAP 2.2 EP 1; AP 3 EP 1; dan
PKPO.4 SKP 2 EP 1). (R) 4
Ada bukti peresepan/permintaan obat dan instruksi
2 pengobatan dilaksanakan oleh staf medis yang
kompeten serta berwenang. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan apoteker melakukan
3 rekonsiliasi
Ada regulasiobat pada
syarat saat pasien
elemen masuk, pindah
resep lengkap yang
unit pelayanan, dan sebelum pulang.
meliputi butir a) sampai dengan g) pada (D,W)
maksud dan
tujuan
Rekam serta
medispenetapan dan penerapan
memuat riwayat penggunaan langkah
obat
4 langkah untuk pengelolaan peresepan/ permintaan
pasien. (D,O)
obat, instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak
1 lengkap, dan tidak terbaca agar hal tersebut tidak
PKPO.4.1 terulang kembali. (R) 4.1
Ada bukti pelaksanaan evaluasi syarat elemen resep
2 lengkap yang meliputi butir a) sampai dengan g)
pada maksud dan tujuan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan proses pengelolaan resep
3 yang tidak benar, tidak lengkap, dan tidak terbaca.
Ada
(D,W)bukti pelaksanaan proses untuk mengelola
resep khusus, seperti darurat, standing order,
4 berhenti automatis (automatic stop order), tapering,
dan lainnya. (D,W)
Ada daftar staf medis yang kompeten dan
Ada bukti pelaksanaan
berwenang membuat atau rumah sakit menetapkan
menulis resep yang dan
1 melaksanakan
PKPO.4.2 tersedia di semua unit pelayanan. (D) jika
proses untuk membatasi
diperlukan jumlah resep atau jumlah pemesanan
Ada
obatbukti
yang staf
dapatmedis yang kompeten
dilakukan dan yang
oleh staf medis
2 berwenang membuat atau menulis resep atau
diberi kewenangan.
Ada bukti pelaksanaan (lihat juga KKSdiberikan
10 EP 1). (R)
memesan obat dikenal obat yang
dan diketahui dicatat
oleh unit
dalam satu daftar di rekam medis untuk
layanan farmasi atau oleh lainnya yang menyalurkansetiap
3 pasien berisi: identitas pasien, nama obat, dosis, rute
obat. (D)
pemberian, waktu pemberian, nama dokter dan
Ada bukti pelaksanaan
keterangan daftar tersebut
bila perlu tapering di atas
off, titrasi, dan
1 disimpan dalam rekam medis pasien dan menyertai
PKPO.4.3 rentang dosis. (D)
pasien ketika pasien dipindahkan. Salinan daftar
2 resep obat pulang kepada pasien. (D)( lihat ARK 4.2
EP 4)
Ada regulasi penyiapan dan penyerahan obat
1 yang sesuai dengan peraturan perundang-
PKPO.5 Ada bukti pelaksanaan
undangan staf yang
dan praktik profesi. (R)menyiapkan produk 5
steril dilatih, memahami, serta mempraktikkan
2 prinsip penyiapan obat dan teknik aseptik (lihat juga
PPI). (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat
3 kemoterapi dilakukan sesuai dengan praktik profesi.
(lihat juga PPI 7). (O,W)
Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural dan
4 nutrisi parenteral serta pengemasan kembali obat
suntik dilakukan sesuai dengan praktik profesi (O,W)
1 Ada regulasi penetapan sistem yang seragam untuk
PKPO.5.1 penyiapan dan penyerahan obat. (R)
Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep yang
2 meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan
Setelah obat disiapkan, obat diberi label meliputi
tujuan. (D,W)
identitas pasien, nama obat, dosis atau konsentrasi,
3 cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal
disiapkan, dan tanggal kadaluarsa. (D,O,W)
4 Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi butir 1)
sampai dengan 5) pada maksud dan tujuan. (D,W) 5.1
5 Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat dalam
bentuk yang siap diberikan. (D,W)
6
Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. (D,O,W)
Ada penetapan staf klinis yang kompeten dan
1 berwenang untuk memberikan obat termasuk
PKPO.6 Ada bukti pelaksanaan
pembatasannya. ? pemberian obat oleh staf 6
klinis yang kompeten dan berwenang sesuai dengan
2 surat izin terkait profesinya dan peraturan
Ada bukti pelaksanaan
perundang- pemberian obat dilaksanakan
undangan .(D,W)
sesuai dengan pembatasan yang ditetapkan,
3 misalnya obat kemoterapi, obat radioaktif, atau obat
untuk penelitian. (D,W)
Ada regulasi verifikasi sebelum penyerahan obat
1 kepada pasien yang meliputi butir a) sampai dengan
PKPO.6.1 e) pada maksud dan tujuan. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat
diserahkan kepada pasien. (D,W,S) 6.1
3 Ada bukti pelaksanaan double check untuk obat
yang harus diwaspadai (high alert). (D,O,W,S)
1
PKPO.6.2 Ada regulasi pengobatan oleh pasien sendiri. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan pengobatan obat oleh pasien
sendiri sesuai dengan regulasi. (D,W)
3 Ada proses monitoring terhadap pengobatan oleh
pasien sendiri. (D,W)
Ada regulasi pemantauan efek obat dan efek
1 samping obat serta dicatat dalam status pasien.
PKPO.7 (lihat juga AP 2 EP 1). ? 7
2 Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat.
Ada
(D,W)bukti pemantauan efek samping obat dan
pelaporannya sesuai dengan
Ada regulasi
peraturan medication safety yang
perundang-undangan. bertujuan
(D,W)
3 mengarahkan penggunaan obat yang aman dan
meminimalisasi kemungkinan terjadi kesalahan
1 penggunaan obat sesuai dengan peraturan
PKPO.7.1 perundang-undangan. (R) 7.1
3
Ada bukti instalasi farmasi mengirimkan laporan
kesalahan penggunaan obat (medication error)
kepada tim keselamatan pasien rumah sakit. (D,W)
8.1
Standart Kemenkes
PKPO
DE
Elemen Penilaian PERUB
TETAP
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang sistem pelayanan kefarmasian
dan penggunaan obat, termasuk pengorganisasiannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b) Rumah sakit memiliki bukti seluruh apoteker memiliki izin dan kompeten,
serta telah melakukan supervisi pelayanan kefarmasian dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan.
c) Rumah sakit memiliki bukti kajian sistem pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat yang dilakukan setiap tahun.
d) Rumah sakit memiliki sumber informasi obat untuk semua staf yang terlibat
dalam penggunaan obat
a) Sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar dan aman dalam kondisi
yang sesuai untuk stabilitas produk, termasuk yang disimpan di luar Instalasi
Farmasi.
b) Narkotika dan psikotropika disimpan dan dilaporkan penggunaannya sesuai
peraturan perundang- undangan.
c) Rumah sakit melaksanakan supervisi secara rutin oleh apoteker untuk
memastikan penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP dilakukan dengan benar
dan aman.
d) Obat dan zat kimia yang digunakan untuk peracikan obat diberi label secara
akurat yang terdiri atas nama zat dan kadarnya, tanggal kedaluwarsa, dan
peringatan khusus.
a) Rumah sakit menerapkan rekonsiliasi obat saat pasien masuk rumah sakit,
pindah antar unit pelayanan di dalam rumah sakit dan sebelum pasien pulang.
b) Hasil rekonsiliasi obat didokumentasikan di rekam medis.
a) Rumah sakit telah memiliki regulasi tentang medication safety yang bertujuan
mengarahkan penggunaan obat yang aman dan meminimalkan risiko kesalahan
penggunaan obat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
d) Seluruh staf rumah sakit dilatih terkait kesalahan obat (medication error).
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang pengendalian resistansi
antimikroba sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c) Rumah sakit telah melaksanakan program kerja sesuai maksud dan tujuan.
d) Rumah sakit telah melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan PPRA
sesuai maksud dan tujuan.
e) Memiliki telah membuat laporan kepada pimpinan rumah sakit secara berkala
dan kepada Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan.
REVISI PENAMBAHAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Capaian PKPO
0.00%
464 23 1790
464 23 1791
464 23 1792
464 23 1793
464 23 1794
464 23 1795
465 23 1796
465 23 1797
465 23 1798
465 23 1799
466 23 1800
466 23 1801
466 23 1802
467 23 1803
467 23 1804
467 23 1805
468 23 1806
468 23 1807
468 23 1808
468 23 1809
468 23 1810
469 23 1811
469 23 1812
469 23 1813
469 23 1814
470 23 1815
470 23 1816
470 23 1817
471 23 1818
471 23 1819
471 23 1820
471 23 1821
471 23 1822
471 23 1823
472 23 1824
472 23 1825
472 23 1826
473 23 1827
473 23 1828
473 23 1829
474 23 1830
474 23 1831
474 23 1832
474 23 1833
475 23 1834
475 23 1835
475 23 1836
475 23 1837
476 23 1838
476 23 1839
476 23 1840
477 23 1841
477 23 1842
478 23 1843
478 23 1844
478 23 1845
478 23 1846
479 23 1847
479 23 1848
479 23 1849
479 23 1850
479 23 1851
479 23 1852
480 23 1853
480 23 1854
480 23 1855
481 23 1856
481 23 1857
481 23 1858
482 23 1859
482 23 1860
482 23 1861
483 23 1862
483 23 1863
483 23 1864
484 23 1865
484 23 1866
484 23 1867
484 23 1868
484 23 1869
Standart Akreditasi SNARS 1
MKE
Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang. (D,W) (lihat
3 juga MIRM.15) 5
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PKRS di rumah sakit sesuai
poin a) – b) pada gambaran umum.
b) Terdapat penetapan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang
mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c) Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan promosi kesehatan rumah sakit
setiap tahunnya, termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan misi rumah sakit,
layanan, dan populasi pasiennya.
d) Rumah sakit telah menerapkan pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
menggunakan media, format, dan metode yang yang telah ditetapkan.
a) Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan dan pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit serta akses untuk mendapatkan layanan tersebut.
Informasi dapat disampaikan secara langsung dan/atau tidak langsung.
b) Rumah sakit menyampaikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait alternatif
asuhan dan pelayanan di tempat lain, apabila rumah sakit tidak dapat
c) Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan secara tepat waktu, dan status
sosial ekonomi perawatan pasien tidak menghalangi pasien dan keluarga untuk
memberikan asuhan
mendapatkan danyang
informasi pelayanan yang dibutuhkan pasien.
dibutuhkan.
d) Terdapat bukti pemberian informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan dan
pelayanan di rumah sakit.
a) Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai berdasarkan pengkajian terhadap
kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga yang meliputi poin a) – f) pada
maksud dan tujuan, dan dicatat di rekam medis.
b) Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima edukasi dinilai sebelum
pemberian edukasi dan dicatat di rekam medis.
a) Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga telah
diberikan dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami.
a) Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan bahwa pasien dan keluarganya
memahami edukasi yang diberikan.
c) Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu tersedia dan diperbaharui secara
berkala.
e) Rumah sakit menyediakan penerjemah (bahasa dan bahasa isyarat) sesuai dengan
kebutuhan pasien dan keluarga.
b) Rumah sakit telah memiliki jejaring di komunitas untuk mendukung asuhan pasien
berkelanjutan.
c) Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien dan keluarga tentang edukasi
lanjutan dikomunitas. Rujukan edukasi tersebut dilaksanakan oleh jejaring utama yaitu
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
d) Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan.
b) PPA telah memberikan edukasi yang efektif kepada pasien dan keluarga secara
kolaboratif.
DETAIL %
PERUBAHAN EP PERUBAHAN
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
485 24 1870
485 24 1871
485 24 1872
485 24 1873
486 24 1874
486 24 1875
486 24 1876
486 24 1877
487 24 1878
487 24 1879
487 24 1880
488 24 1881
488 24 1882
488 24 1883
489 24 1884
489 24 1885
490 24 1886
490 24 1887
490 24 1888
490 24 1889
490 24 1890
490 24 1891
491 24 1892
491 24 1893
491 24 1894
492 24 1895
492 24 1896
493 24 1897
493 24 1898
493 24 1899
494 24 1900
494 24 1901
494 24 1902
494 24 1903
494 24 1904
495 24 1905
495 24 1906
495 24 1907
495 24 1908
495 24 1909
495 24 1910
496 24 1911
496 24 1912
496 24 1913
496 24 1914
496 24 1915
497 24 1916
497 24 1917
497 24 1918
Standart Akreditasi SNARS 1
PMKP
a) Rumah sakit melakukan pengumpulan data mencakup (poin a) – c)) dalam maksud dan
tujuan.
b) Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) dan indikator mutu prioritas unit (IMP-
Unit) telah dibuat profil indikator mencakup (poin a-t) dalam maksud dan tujuan.
a) Telah dilakukan agregasi dan analisis data menggunakan metode dan teknik
statistik terhadap semua indikator mutu yang telah diukur oleh staf yang kompeten
b) Hasil analisis digunakan untuk membuat rekomendasi tindakan perbaikan dan serta
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya.
c) Memiliki bukti analisis data dilaporkan kepada Direktur dan reprentasi pemilik/dewan
pengawas sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
d) Memiliki bukti hasil analisis berupa informasi INM dan e-report IKP diwajibkan lapor
kepada Kementrian kesehatan sesuai peraturan yang berlaku.
e) Terdapat proses pembelajaran dari database eksternal untuk tujuan perbandingan
internal dari waktu ke waktu, perbandingan dengan rumah sakit yang setara, dengan
praktik terbaik (best practices), dan dengan sumber ilmiah profesional yang objektik.
f) Keamanan dan kerahasiaan tetap dijaga saat berkontribusi pada database eksternal.
g) Telah menganalisis efisiensi berdasarkan biaya dan jenis sumber daya yang digunakan
(sebelum dan sesudah perbaikan) terhadap satu proyek prioritas perbaikan yang dipilih
setiap tahun.
a) Rumah sakit telah melakukan validasi yang berbasis bukti meliputi poin a) – f)
yang ada pada maksud dan tujuan.
b) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas validitas dan kualitas data serta hasil
yang dipublikasikan.
a) Rumah sakit telah membuat rencana perbaikan dan melakukan uji coba
menggunakan metode yang telah teruji dan menerapkannya untuk meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien.
b) Tersedia kesinambungan data mulai dari pengumpulan data sampai perbaikan yang
dilakukan dan dapat dipertahankan.
c) Memiliki bukti perubahan regulasi atau perubahan proses yang diperlukan untuk
mempertahankan perbaikan.
d) Keberhasilan telah didokumentasikan dan dijadikan laporan PMKP.
a) Proses pengumpulan data sesuai a) sampai h) dari maksud dan tujuan, analisis, dan
pelaporan diterapkan untuk memastikan akurasi data.
b) Analisis data mendalam dilakukan ketika terjadi tingkat, pola atau tren yang tak
diharapkan yang digunakan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
c) Data luaran (outcome) dilaporkan kepada direktur dan representatif pemilik/ dewan
pengawas sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
a) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu memandu penerapan program manajemen risiko yang
di tetapkan oleh Direktur
b) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat daftar risiko rumah sakit berdasarkan
daftar risiko unit-unit di rumah sakit
c) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat profil risiko dan rencana penanganan
d) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat pemantauan terhadap rencana
penanganan dan melaporkan kepada direktur dan representatif pemilik/dewan pengawas
setiap 6 (enam) bulan
e) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah menyusun Program manajemen risiko tingkat
rumah sakit untuk ditetapkan Direktur
f) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah memandu pemilihan minimal satu analisis secara
proaktif proses berisiko tinggi yang diprioritaskan untuk dilakukan analisis FMEA setiap
tahun.
DETAIL %
PERUBAHAN EP PERUBAHAN
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
498 25 1919
498 25 1920
498 25 1921
498 25 1922
499 25 1923
499 25 1924
499 25 1925
500 25 1926
500 25 1927
500 25 1928
501 25 1929
501 25 1930
501 25 1931
501 25 1932
502 25 1933
502 25 1934
502 25 1935
503 25 1936
503 25 1937
503 25 1938
503 25 1939
503 25 1940
503 25 1941
504 25 1942
504 25 1943
504 25 1944
505 25 1945
505 25 1946
505 25 1947
505 25 1948
505 25 1949
506 25 1950
506 25 1951
506 25 1952
506 25 1953
506 25 1954
507 25 1955
507 25 1956
507 25 1957
507 25 1958
507 25 1959
507 25 1960
508 25 1961
508 25 1962
508 25 1963
508 25 1964
509 25 1965
509 25 1966
509 25 1967
509 25 1968
510 25 1969
510 25 1970
510 25 1971
510 25 1972
510 25 1973
511 25 1974
511 25 1975
511 25 1976
512 25 1977
512 25 1978
512 25 1979
512 25 1980
512 25 1981
512 25 1982
512 25 1983
513 25 1984
513 25 1985
514 25 1986
514 25 1987
515 25 1988
515 25 1989
515 25 1990
515 25 1991
515 25 1992
515 25 1993
516 25 1994
516 25 1995
516 25 1996
516 25 1997
516 25 1998
Standart Akreditasi SNARS 1
PPI
3
Ada bukti pelaporan pelaksanaan kegiatan PPI oleh ketua
organisasi kepada pimpinan rumah sakit setiap 3 bulan. (D,W).
4
4.Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko
infeksi pada kegiatan pengelolaan sampah. (D,W) 7.2
5
5.Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko
infeksi pada kegiatan penyediaan makanan. (D,W)
PPI.7.2 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan sterilisasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)
Ada bukti alur dekontaminasi, precleaning, cleaning,
2 desinfeksi, dan sterilisasi peralatan medis di pusat sterilisasi
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip PPI. (D,O,W)
4
Pengelolaan limbah cair sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
5 Ada bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum. ( lihat
juga di PPI 7.2). (D,W)
Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN
terhadap pengelolaan benda tajam dan jarum sesuai dengan
6 prinsip PPI, termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah
sakit. (D,O,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan makanan
1 di rumah sakit yang meliputi butir a) dan b) pada maksud dan
PPI.7.6 tujuan. (R )
3
Hand hygiene sudah dilaksanakan dengan baik. (S,O)
Elemen Penilaian
a) Direktur rumah sakit telah menetapkan regulasi PPI meliputi a - m pada
gambaran umum.
b) Direktur rumah sakit telah menetapkan komite/tim PPI untuk untuk mengelola dan mengawasi
kegiatan PPI di rumah sakit.
c) Rumah sakit telah menerapkan mekanisme koordinasi yang melibatkan pimpinan rumah sakit dan
komite/tim PPI untuk melaksanakan program PPI sesuai dalam maksud dan tujuan.
d) Direktur rumah sakit memberikan dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan kegiatan PPI
meliputi namun tidak terbatas pada maksud dan tujuan.
a) Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN purna waktu dan IPCLN berdasarkan jumlah dan
kualifikasi sesuai ukuran rumah sakit, kompleksitas kegiatan, tingkat risiko, cakupan program dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi pada semua kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit.
a) Rumah sakit menetapkan kebijakan Program PPI yang terdiri dari kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi sesuai maksud dan tujuan diatas.
b) Staf yang memroses peralatan medis dan/atau BMHP telah diberikan pelatihan dalam pembersihan,
desinfeksi, dan sterilisasi serta mendapat pengawasan.
c) Metode pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi dilakukan secara seragam di semua area di rumah
sakit.
d) Penyimpanan peralatan medis dan/atau BMHP bersih dan steril disimpan dengan baik di area
penyimpanan yang ditetapkan, bersih dan kering dan terlindungi dari debu, kelembaban, serta
perubahan suhu yang ekstrem.
e) Bila sterilisasi dilaksanakan di luar rumah sakit harus dilakukan oleh lembaga yang memiliki
sertifikasi mutu dan ada kerjasama yang menjamin kepatuhan proses sterilisasi sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
a) Rumah sakit menetapkan peralatan medis dan/atau BMHP yang dapat digunakan ulang meliputi a) –
g) dalam maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit menggunakan proses terstandardisasi untuk menentukan kapan peralatan medis
dan/atau BMHP yang digunakan ulang sudah tidak aman atau tidak layak digunakan ulang.
c) Ada bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan penggunaan kembali (reuse)
peralatan medis dan/atau BMHP meliputi a) – g) dalam maksud dan tujuan.
a) Rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan dan disinfeksi permukaan dan lingkungan sesuai
standar PPI
b) Rumah sakit melaksanakan pembersihan dan desinfeksi tambahan di area berisiko tinggi
berdasarkan hasil pengkajian risiko
c) Rumah sakit telah melakukan pemantauan proses pembersihan dan disinfeksi lingkungan.
a) Ada unit kerja pengelola linen/laundry yang menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
c) Ada bukti supervisi oleh IPCN terhadap pengelolaan linen/laundry sesuai dengan prinsip PPI
termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan limbah rumah sakit untuk meminimalkan risiko infeksi
yang meliputi a) – e) pada maksud dan tujuan.
b) Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah sesuai dengan regulasi, dipantau dan
dievaluasi, serta di tindak lanjutnya.
c) Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan pemantauan, evaluasi,
serta tindak lanjutnya.
d) Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus berdasar atas kerjasama
dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
c) Ada bukti pemantauan dan evaluasi, serta tindak lanjut kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
a) Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan, disimpan di dalam wadah yang tidak tembus, tidak
bocor, berwarna kuning, diberi label infeksius, dan dipergunakan hanya sekali pakai sesuai dengan
peraturan perundangundangan.
b) Bila pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus berdasar
atas kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
sesuai dengan prinsip PPI, termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit.
e) Ada bukti pelaksanaan pemantauan kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai regulasi.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan makanan di rumah sakit yang meliputi a) – b)
pada maksud dan tujuan.
b) Ada bukti pelaksanaan yang penyimpanan bahan makanan, pengolahan, pembagian/pemorsian, dan
distribusi makanan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c) Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan dan produk nutrisi dengan memperhatikan
kesehatan lingkungan meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan, kelembapan, ventilasi, dan keamanan
untuk mengurangi risiko infeksi.
a) Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering control)
minimal untuk fasilitas yang tercantum pada a) – e) pada maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit menerapkan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) yang minimal meliputi a) – f) yang ada pada maksud dan tujuan.
c) Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi dan demolisi sesuai dengan regulasi.
a) Rumah sakit menyediakan dan menempatkan ruangan untuk pasien dengan imunitas rendah
(immunocompromised) sesuai dengan peraturan perundang undangan.
b) Rumah sakit melaksanakan proses transfer pasien airborne diseases di dalam rumah sakit dan keluar
rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang- undangan termasuk di ruang gawat darurat dan
ruang lainnya
c) Rumah sakit telah menempatkan pasien infeksi “air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit
tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif sesuai dengan peraturan perundang-undangan
termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya.
d) Ada bukti pemantauan ruang tekanan negatif dan penempatan pasien secara rutin.
a) Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan pasien bila terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit
infeksi air borne.
b) Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien
(outbreak) sesuai dengan peraturan perundangan.
c) Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan
pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne.
a) Rumah sakit telah menerapkan hand hygiene yang mencakup kapan, di mana, dan bagaimana
melakukan cuci tangan mempergunakan sabun (hand wash) dan atau dengan disinfektan (hand rubs)
serta ketersediaan fasilitas hand hygiene.
b) Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan dan tempat
melakukan disinfeksi tangan.
c) Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada semua pegawai termasuk tenaga kontrak.
a) Rumah sakit menerapkan penggunaan alat pelindung diri, tempat yang harus menyediakan alat
pelindung diri, dan pelatihan cara memakainya
d) Ada bukti pelatihan penggunaan alat pelindung diri kepada semua pegawai termasuk tenaga
kontrak.
a) Ada regulasi sistem manajemen data terintegrasi antara data surveilans dan data indikator mutu di
Komite/ Tim Penyelenggara Mutu.
b) Ada bukti pertemuan berkala antara Komite/ Tim Penyelenggara Mutu dan Komite/Tim PPI untuk
berkoordinasi dan didokumentasikan.
c) Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi Komite/Tim PPI kepada Komite/ Tim
Penyelenggara Mutu setiap tiga bulan.
a) Rumah sakit menetapkan program pelatihan dan edukasi tentang PPI yang meliputi a) – e) yang
ada pada maksud dan tujuan.
b) Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf klinik dan nonklinik sebagai bagian dari orientasi
pegawai baru tentang regulasi dan praktik program PPI.
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
517 26 1999
517 26 2000
517 26 2001
519 26 2004
519 26 2005
519 26 2006
520 26 2007
520 26 2008
521 26 2009
521 26 2010
521 26 2011
521 26 2012
522 26 2013
522 26 2014
522 26 2015
523 26 2017
523 26 2018
523 26 2019
523 26 2020
524 26 2021
524 26 2022
524 26 2023
525 26 2024
525 26 2025
526 26 2026
526 26 2027
526 26 2028
526 26 2029
527 26 2030
527 26 2031
527 26 2032
527 26 2033
527 26 2034
527 26 2035
528 26 2036
528 26 2037
528 26 2038
528 26 2039
529 26 2040
529 26 2041
531 26 2044
531 26 2045
531 26 2046
532 26 2047
532 26 2048
532 26 2049
532 26 2050
533 26 2051
533 26 2052
533 26 2053
533 26 2054
533 26 2055
533 26 2056
533 26 2057
533 26 2058
534 26 2059
534 26 2060
534 26 2061
535 26 2062
535 26 2063
535 26 2064
535 26 2065
535 26 2066
535 26 2067
536 26 2069
536 26 2070
536 26 2071
536 26 2072
537 26 2073
537 26 2074
191 26 2077
191 26 2078
538 26 2079
538 26 2080
538 26 2081
539 26 2082
539 26 2083
539 26 2084
539 26 2085
540 26 2086
540 26 2087
540 26 2089
540 26 2090
541 26 2093
541 26 2094
541 26 2095
542 26 2096
542 26 2097
542 26 2098
542 26 2099
543 26 2100
543 26 2101
543 26 2102
543 26 2103
544 26 2104
544 26 2105
544 26 2590
544 26 2591
545 26 2592
545 26 2593
545 26 2594
545 26 2595
545 26 2596
Standart Akreditasi SNARS 1
TKRS
Standar No urut
TKRS.1 1
TKRS.1.1 1
TKRS.1.2 1
TKRS.1.3 1
2
3
TKRS.2 1
TKRS.3 1
TKRS.3.1 1
2
3
TKRS.3.2 1
TKRS.3.3 1
TKRS.4 1
4
TKRS.4.1 1
TKRS.5 1
TKRS.6 1
TKRS.6.1 1
2
3
TKRS.6.2 1
TKRS.7 1
TKRS.7.1 1
TKRS.8 1
2
TKRS.9
TKRS.10 1
6
7
TKRS.11 1
TKRS.11.1 1
TKRS.11.2 1
TKRS.12 1
TKRS.12.1 1
2
TKRS 12.2 1
TKRS.13 1
TKRS.13.1 1
5
6
tasi SNARS 1
Elemen Penilaian
Standar
Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) s/d g) yang ada di dalam maksud dan tujuan,
yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan internal atau dokumen lainnya yang serupa.
(R) 1
Ada penetapan struktur organisasi pemilik termasuk representasi pemilik sesuai dengan bentuk
badan hukum kepemilikan RS dan sesuai peraturan perundang undangan. Nama jabatan di
dalam strukur organisasi tersebut harus secara jelas disebutkan (R)
Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari representasi pemilik, sekurang-kurangnya setahun
sekali (D,W)
Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari direktur Rumah Sakit sekurang-kurangnya setahun
sekali. (D,W)
Ada bukti persetujuan, review berkala dan publikasi/sosialisasi ke masyarakat tentang misi 3
Rumah Sakit sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ada persetujuan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran Rumah Sakit sehari-hari sesuai
dengan regulasi. (D,W)
Ada persetujuan atas strategi dan program pendidikan dan penelitian staf klinis dan pengawasan
mutu program pendidikan tersebut. Elemen penilaian ini hanya untuk Rumah Sakit pendidikan.
(D,W )
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit telah disetujui oleh pemilik atau
representasi pemilik. (D,W)
Pemilik atau representasi pemilik telah menerima laporan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien tepat waktu, sesuai dengan a) s/d c) yang ada di maksud dan tujuan .(lihat
juga, TKRS 4.1 ,PMKP.5.EP 5) (D,W) 3.1
Representasi pemilik menindak lanjuti laporan dari RS. (D,W)
Ada regulasi tentang kualifikasi Direktur RS dan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang,
sebagaimana tercantum pada a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (R)
4
Kualifikasi Direktur RS sudah sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.
(D,W)
Direktur Rumah Sakit telah mengatur operasional rumah sakit setiap hari, termasuk semua
tanggung jawab yang dijelaskan dalam uraian tugas (D,W)
Direktur/Direksi Rumah Sakit telah menyusun dan mengusulkan rencana strategis dan anggaran
biaya kepada pemilik atau representasi pemilik sesuai regulasi (lihat juga TKRS 1, TKRS 1.1 dan
TKRS 1.2). (D,W)
Direktur/Direksi Rumah Sakit telah memastikan kepatuhan staf Rumah Sakit terhadap regulasi
Rumah Sakit yang sudah ditetapkan. (D,W) 5
Direktur/Direksi Rumah Sakit menindaklanjuti semua hasil laporan pemeriksaan internal dari
pemerintah atau badan ekternal lainnya yang mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan
rumah sakit. (D,W)
Rumah Sakit telah menetapkan persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang dari Kepala bidang/divisi Rumah Sakit secara tertulis. (R)
Kualifikasi kepala bidang/divisi sudah sesuai dengan persyaratan jabatan serta tugas pokoknya.
(D,W) 6
Ada bukti koordinasi antar kepala bidang/divisi dalam menjalankan misi Rumah Sakit. (D,W)
Ada bukti peran serta secara kolaboratif para kepala bidang/divisi dalam menyusun berbagai
regulasi yang diperlukan untuk menjalankan misi (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pengawasan oleh para kepala bidang/divisi untuk menjamin kepatuhan
staf terhadap pelaksanaan regulasi Rumah Sakit sesuai misi Rumah Sakit. (D,W)
Ada penetapan jenis pelayanan yang diberikan di RS sesuai dengan misi Rumah Sakit (Lihat juga
ARK 1 EP 1). (R)
Ada penetapan kualifikasi kepala unit pelayanan termasuk koordinator pelayanan baik untuk unit
pelayanan diagnostik, therapeutik maupun rehabilitatif. (R)
Kepala bidang/divisi RS bersama dengan Kepala unit pelayanan telah menyusun cakupan dan
jenis pelayanan yang disediakan di masing-masing unit sesuai kebutuhan pasien yang dilayani di
RS (Lihat juga ARK.1, EP 1). (D,W) 7
Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumah sakit, dan
dapat menerima masukan untuk peningkatan pelayanannya. (D,W)
Direktur RS memberikan data dan informasi sesuai dengan a) dan b) pada maksud dan tujuan
(D,W)
Ada regulasi yang mengatur pertemuan di setiap dan antar tingkat di rumah sakit. (R)
Ada regulasi komunikasi efektif antar professional pemberi asuhan (PPA) dan antar
unit/instalasi/ departemen pelayanan. (R)
Ada bukti terselenggaranya pertemuan di setiap dan antar tingkat di rumah sakit. (D,W)
Ada bukti komunikasi efektif antar PPA dan antar unit/instalasi/departemen pelayanan sudah
dilaksanakan (D,W) 7.1
Ada bukti pelaksanaan pemberian informasi yang tepat waktu, akurat dan relevan di lingkungan
Rumah Sakit. (D, W)
Direktur/direksi dan para kepala bidang/ divisi Rumah Sakit sudah menyampaikan informasi
tentang capaian program sesuai visi, misi dan rencana strategik kepada staf Rumah Sakit. (lihat
MKE 4). (D,W)
RS memiliki regulasi proses perencanaan dan pelaksanaan rekruimen, pengembangan staf serta
kompensasi yang melibatkan kepala bidang /divisi dan kepala unit pelayanan. (R)
Ada bukti proses perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen, telah melibatkan kepala bidang
/divisi dan kepala unit pelayanan. (lihat juga, KKS.2 dan KKS.8) D,W) 8
Ada bukti Rumah Sakit telah melaksanakan proses kompensasi untuk retensi staf (D,W)
Ada bukti pengembangan diri setiap staf dan pendidikan melibatkan kepala
bidang/bagian/diklat dan kepala unit pelayanan Rumah Sakit sesuai profesi yang dibutuhkan.
(D,W)
Direktur Rumah Sakit menetapkan regulasi berupa pedoman peningkatan mutu dan keselamatan
pasien yang meliputi point a) sampai dengan h) di maksud dan tujuan beserta programnya serta
penetapan indikatornya. (lihat PMKP 2.EP 1. dan PMKP 2.1) (R) 9
Ada bukti Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang /divisi telah berpartisipasi dalam
merencanakan, mengembangkan, melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di Rumah Sakit. (D,W)
Ada bukti keterlibatan Direktur RS dan para kepala bidang /divisi dalam memilih indikator mutu
di tingkat RS, merencanakan perbaikan dan mempertahankan perbaikan mutu dan
keselamatan pasien serta menyediakan staf terlatih untuk program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien. (lihat PMKP 1, PMKP 3, PMKP 4) (D,W)
Direktur Rumah Sakit telah menyediakan teknologi informasi (IT) untuk sistem manajemen data
indikator mutu dan sumber daya yang cukup untuk pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien setiap harinya (lihat juga PMKP 2.1 EP 2). (D,O,W)
1.??? Direktur RS telah melaksanakan pemantauan dan koordinasi program PMKP pada
perbaikan struktur dan proses serta hasil (D, O, W)
Direktur RS melaporkan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau representasi pemilik
sebagaimana diatur di 1) sampai dengan 3) yang ada di maksud dan tujuan. (Lihat juga TKRS 1.3
EP2, PMKP 5 EP 5). (D,W) 10
3.??? Informasi tentang program PMKP pasien secara berkala dikomunikasikan kepada staf,
termasuk perkembangan dalam pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien (D,W)
Rumah Sakit mempunyai program peningkatan mutu prioritas dengan memperhatikan poin a)
sampai dengan f) yang ada di maksud dan tujuan (lihat juga PMKP 4 EP 1. (R)
Ada bukti peran Direktur Rumah Sakit dan para Kepala Bidang/Divisi dalam proses penyusunan
program peningkatan mutu prioritas, monitoring pelaksanaan dan rencana perbaikan mutu
(lihat PMKP 4) (D,W)
3.??? Ada bukti riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan sebagai salah satu
program peningkatan mutu prioritas di Rumah Sakit Pendidikan. (D,W) 11
Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang kontrak atau perjanjian lainnya yang antara lain
meliputi a) s/d g) yang ada di maksud dan tujuan. (R) 12
Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang perjanjian kerja staf medis yang antara lain meliputi
kredensial, rekredensial dan penilaian kinerja. (R)
Rumah Sakit mempunyai dokumen kontrak untuk semua kontrak yang sudah dilaksanakan (D,W)
Setiap dokter yang memberikan pelayanan di Rumah Sakit, sudah menandatangani perjanjian
sesuai regulasi rumah sakit. (D,W) Lihat KKS 9 EP 2
Ada bukti Kepala bidang/divisi pelayanan klinis dan Kepala unit pelayanan telah berpartisipasi
dan bertanggung jawab terhadap peninjauan, pemilihan, dan pemantauan kontrak pelayanan
klinis termasuk kontrak peralatan medis dan telah dilaksanakan. (Lihat juga AP.5.1,EP 5 dan
AP.6.1, EP 5) (D,W ) 13
Ada bukti Kepala bidang/divisi manajemen dan Kepala unit kerja berpartisasi dan bertanggung
jawab terhadap peninjauan, pemilihan, dan pemantauan kontrak manajemen (D,O,W)
Ada bukti apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau dihentikan, Rumah Sakit tetap menjaga
kontinuitas dari pelayanan pasien.(D,O,W)
Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang monitoring mutu pelayanan yang disediakan
berdasarkan kontrak atau perjanjian lainnya (R,W)
Semua kontrak mempunyai indikator mutu yang harus dilaporkan kepada RS sesuai mekanisme
pelaporan mutu di RS. (R)
Komite/Tim PMKP telah melakukan analisis data dan feedback data dan laporan (D,W)
Kepala bidang/kepala divisi klinis dan manajemen ikut berpartisipasi dalam program peningkatan
mutu dengan menindaklanjuti hasil analisis informasi mutu pelayanan yang yang dilaksanakan
melalui kontrak/pihak ketiga. (D,W) 14
Dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit yang memberikan pelayanan diagnostik, konsultasi,
Direktur Rumah Sakit menentukan pelayanan yang akan diberikan oleh dokter praktik mandiri
dan
dari layanan perawatan
luar Rumah dari luar Rumah Sakit, seperti kedokteran jarak jauh (telemedicine),
Sakit. (R)
radiologi jarak jauh (teleradiology), dan interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik lain, seperti
elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), dan elektromiogram (EMG), serta
pemeriksaan lain yang serupa, telah dilakukan proses kredensial dan pemberian kewenangan
klinik oleh Rumah Sakit sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W) 15
Mutu pelayanan yang diberikan oleh dokter praktik mandiri seperti tersebut pada EP 2 telah
dipantau sebagai bagian dari program peningkatan mutu Rumah Sakit. (D,W)
Rumah sakit mempunyai regulasi pemilihan teknologi medik dan obat sesuai dengan a) dan b)
yang ada di maksud dan tujuan serta regulasi penggunaan teknologi medik dan obat baru yang
masih dalam taraf uji coba (trial) sesuai dengan 1) sampai dengan 3) yang ada di maksud dan
tujuan serta memiliki tim penapisan teknologi bidang kesehatan. (R)
Tim penapisan teknologi bidang kesehatan telah menggunakan data dan informasi dalam
pemilihan teknologi medik serta obat sesuai dengan regulasi rumah sakit yang ada di EP 1. (D,W)
Tim penapisan teknologi bidang kesehatan telah menggunakan rekomendasi dari staf klinis dan
atau pemerintah dan organisasi profesi nasional atau internasional dalam pemilihan teknologi
medik dan obat di rumah sakit. (D,W)
Direktur Rumah Sakit telah melaksanakan regulasi terkait dengan penggunaan teknologi medik
dan obat baru yang masih dalam taraf uji coba (trial). (D,W)
Kepala bidang/divisi telah melakukan evaluasi mutu dan keselamatan pasien terhadap hasil dari
pengadaan dan penggunaan teknologi medik serta obat menggunakan indikator mutu dan
laporan insiden keselamatan pasien. (D,W)
RS mempunyai regulasi tentang pengelolaan pengadaan alat kesehatan, bahan medis habis pakai
dan obat yang berisiko termasuk vaksin dengan memperhatikan alur rantai distribusi sesuai
peraturan perundang-undangan (Lihat juga PKPO 2). (R)
RS telah melakukan identifikasi risiko penting dari rantai distribusi alat kesehatan, bahan medis
habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin dan melaksanakan tindak lanjut untuk
menghindari risiko. (D,W)
RS telah melakukan evaluasi tentang integritas setiap pemasok di rantai distribusi. (D,W)
Direktur RS menelusuri rantai distribusi pengadaan alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan
obat yang berisiko termasuk vaksin untuk mencegah penggelapan dan pemalsuan. (D,W)
Ada penetapan struktur organisasi rumah sakit sampai dengan unit pelayanan. (R)
Ada penetapan struktur organisasi komite medis dan komite keperawatan dan tata hubungan
kerja dengan para pimpinan di rumah sakit. (R)
Struktur organisasi dapat mendukung proses budaya keselamatan di rumah sakit dan komunikasi
antar profesi. ?
Struktur organisasi dapat mendukung proses perencanaan pelayanan klinik dan penyusunan
regulasi pelayanan. (R)
Struktur organisasi dapat mendukung proses pengawasan atas berbagai isu etika profesi. (R)
Struktur organisasi dapat mendukung proses pengawasan atas mutu pelayanan klinis. ?
Ada regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk
setiap kepala unit pelayanan dan termasuk bila ada koordinator pelayanan, yang tertuang
didalam pedoman pengorganisasian unit pelayanan tersebut (lihat juga AP.5.1, EP1; AP.6.1, EP 1;
dan PKPO 1.EP1, PKPO.1.1). (R)
Setiap Kepala unit pelayanan dan koordinator pelayanan (bila ada) telah sesuai dengan
Setiap kepala unit pelayanan telah melakukan identifikasi dan mengusulkan kebutuhan ruangan,
persyaratan jabatan yang ditetapkan. (D,W)
teknologi medis, peralatan, ketenagakerjaan sesuai dengan standar, kepada Direktur RS dan
telah mempunyai proses yang dapat diterapkan untuk menanggapi kekurangan (Catatan : bila di
unit pelayanan ada koordinator pelayanan maka usulan kepada Direktur RS diajukan melalui
koordinator pelayanan). (D,W)
Setiap kepala unit pelayanan telah menyusun pola ketenagaan yang dipergunakan untuk
rekruitmen yang akan ditugaskan di unit pelayanan tersebut sesuai peraturan perundang-
undangan. (D,W) (Lihat juga KKS.2 EP 1 dan EP 2)
Setiap kepala unit pelayanan telah menyelenggarakan orientasi bagi semua staf baru mengenai
tugas dan tanggung jawab serta wewenang mereka di unit pelayanan dimana mereka bekerja.
(D,W) (Lihat juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)
Dalam orientasi, diberikan materi tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien serta
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. (D,W) (Lihat juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)
Setiap unit pelayanan telah mempunyai pedoman pelayanan yang menguraikan tentang
pelayanan saat ini dan program kerja yang menguraikan tentang pelayanan yang direncanakan
dan mengatur pengetahuan dan ketrampilan staf klinis yang melakukan asesmen pasien dan
kebutuhan pasien. (R)
Rumah sakit mempunyai regulasi untuk unit pelayanan yang mengatur format dan isi yang
seragam untuk dokumen perencanaan. (R)
Rumah sakit mempunyai regulasi yang mengatur sistem pengaduan pelayanan di unit pelayanan.
(R)
Kepala unit pelayanan telah menggunakan format dan isi yang seragam untuk dokumen
perencanaan. (D,O,W)
Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis di unit pelayanan telah sesuai dengan regulasi. (D,W)
Pelayanan yang disediakan di unit pelayanan telah sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
Ada koordinasi dan integrasi pelayanan di unit pelayanan dan antar unit pelayanan (D,W)
RS mempunyai regulasi tentang kriteria pemilihan indikator mutu unit seperti di a ) sampai
dengan c ), yang ada di maksud dan tujuan (R)
Kepala unit mengusulkan indikator mutu untuk setiap unit pelayanan sesuai dengan a) sampai
dengan c) yang ada di maksud dan tujuan (Lihat juga PMKP 4 EP 1 dan PAB.8.1) (D,W)
Kepala unit telah melakukan pengumpulan data dan membuat laporan terintegrasi secara
berkala. (D,W)
Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
praktik profesional berkelanjutan dari dokter yang memberikan layanan di Unit tersebut, sesuai
regulasi rumah sakit (lihat juga, KKS.11 EP 2 dan PMKP 4 EP 1). (D,W)
Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
kinerja staf perawat, sesuai regulasi rumah sakit (periksa juga, KKS.15 EP 2 dan PMKP 4.EP 1.
(D,W)
Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk melakukan evaluasi staf klinis
pemberi asuhan lainnya sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga, KKS.18 EP 2 dan PMKP 4. EP 1).
(D,W)
Ada regulasi yang mengatur bahwa setiap Kelompok Staf Medis (KSM) setiap th memilih 5
(lima) panduan praktik klinis, alur atau protokol klinis prioritas untuk dievaluasi sesuai kriteria
yang ada di maksud dan tujuan point a) sampai dengan g) dan point 1) dan 2). (R)
Ada bukti bahwa setiap tahun, panduan praktik klinis, alur klinis atau protokol dipilih sesuai
regulasi. (D,W)
Ada bukti bahwa panduan praktik klinis, alur klinis dan atau protokol tersebut telah dilaksanakan
sesuai regulasi. (D,W)
Ada bukti bahwa Komite Medik telah melakukan monitoring dan evaluasi penerapan panduan
praktik klinik, alur dan atau protokol klinis sehingga berhasil menekan terjadinya keberagaman
proses dan hasil. (D,W)
Direktur rumah sakit menetapkan regulasi tentang tata kelola etik rumah sakit yang mengacu
pada kode etik rumah sakit nasional, membentuk komite etik yang mengelola etika Rumah Sakit
dan mengkoordinasikan sub komite etik profesi dan menetapkan kode etik pegawai rumah sakit.
(R)
Direktur rumah sakit memastikan asuhan pasien tidak melanggar norma-norma bisnis, norma
keuangan, etik dan hukum. (D,W)
Direktur rumah sakit memastikan praktek non diskriminatif dalam hubungan kerja dan ketentuan
atas asuhan pasien dengan mengingat norma hukum dan budaya. (D,W)
Direktur rumah sakit memastikan kepatuhan staf terhadap etika pegawai rumah sakit. (D,W)
Rumah sakit membuat tagihan yang akurat untuk layanannya dan memastikan bahwa
insentif finansial dan pengaturan pembayaran tidak mempengaruhi asuhan pasien. (D,W)
Rumah sakit mempunyai sistem pelaporan bila terjadi dilema etis dalam asuhan pasien dan
dalam pelayanan non klinis. (R)
Regulasi tentang manajemen etis yang mendukung hal-hal yang dikonfrontasi pada dilema etis
dalam asuhan pasien telah dilaksanakan. (D,W)
Regulasi untuk manajemen etis yang mendukung hal-hal yang dikonfrontasikan pada dilema etis
dalam pelayanan nonklinis telah dilaksanakan (D,W)
Pelaporan bila terjadi dilema etis dalam asuhan pasien dan dalam pelayanan non klinis telah
dilaksanakan (D,W)
Direktur rumah sakit mendukung terciptanya budaya keterbukaan yang dilandasi akuntabilitas.
(W)
Direktur Rumah Sakit menjelaskan bagaimana masalah terkait budaya keselamatan dalam
Rumah Sakit dapat diidentifikasi dan dikendalikan. (W)
Direktur rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung dan mendorong budaya
keselamatan di dalam Rumah Sakit.(D,O,W)
Semua laporan terkait budaya keselamatan rumah sakit telah di investigasi secara tepat waktu.
(D,W)
Ada bukti bahwa identifikasi masalah pada sistem yang menyebabkan tenaga kesehatan
melakukan perilaku yang berbahaya telah dilaksanakan. (D,W)?
Direktur Rumah Sakit telah menggunakan pengukuran/indikator mutu untuk mengevaluasi dan
memantau budaya keselamatan dalam rumah sakit serta melaksanakan perbaikan yang telah
teridentifikasi dari pengukuran dan evaluasi tersebut. (D,W)
Direktur Rumah Sakit menerapkan sebuah proses untuk mencegah kerugian/dampak terhadap
individu yang melaporkan masalah terkait dengan budaya keselamatan tersebut. (D,O,W)
Elemen Penilaian
b) Tanggung jawab dan wewenang representasi pemilik meliputi poin a) sampai dengan h) yang
tertera di dalam maksud dan tujuan serta dijelaskan di dalam peraturan internal rumah sakit.
c) Representasi pemilik/Dewan Pengawas di evaluasi oleh pemilik setiap tahun dan hasil evaluasinya
didokumentasikan.
d) Representasi pemilik/Dewan Pengawas menetapkan visi misi rumah sakit yang diarahkan oleh
pemilik.
a) Telah menetapkan regulasi tentang kualifikasi Direktur, uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
b) Direktur menjalankan operasional rumah sakit sesuai tanggung jawabnya yang meliputi
namun tidak terbatas pada poin a) sampai dengan i) dalam maksud dan tujuan yang
dituangkan dalam uraian tugasnya.
c)Memiliki bukti tertulis tanggung jawab Direktur telah dilaksanakan dan dievaluasi oleh
pemilik/representasi pemilik setiap tahun dan hasil evaluasinya didokumentasikan.
a) Direktur menunjuk pimpinan rumah sakit dan kepala unit sesuai kualifikasi dalam
persyaratan jabatan yang telah ditetapkan beserta uraian tugasnya.
b) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melaksanakan misi yang telah ditetapkan
dan memastikan kebijakan serta prosedur dilaksanakan.
c) Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan unit merencanakan dan menentukan
jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit.
d) Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, para pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumah
sakit, dan terdapat proses untuk menerima masukan bagi peningkatan pelayanannya.
a) Pimpinan rumah sakit memastikan bahwa terdapat proses untuk menyampaikan informasi
dalam lingkungan rumah sakit secara akurat dan tepat waktu.
b) Pimpinan rumah sakit memastikan bahwa komunikasi yang efektif antara unit klinis dan
nonklinis, antara PPA dengan manajemen, antar PPA dengan pasien dan keluarga serta
antar staf telah dilaksanakan
c) Pimpinan rumah sakit telah mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, rencana strategis dan kebijakan,
rumah sakit kepada semua staf.
a) Direktur dan Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam merencanakan mengembangkan dan
menerapkan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di lingkungan rumah sakit.
b) Pimpinan rumah sakit memilih dan menetapkan proses pengukuran, pengkajian data, rencana
perbaikan dan mempertahankan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di lingkungan rumah
c) Pimpinan rumah sakit memastikan terlaksananya program PMKP termasuk memberikan
sakit
dukungan teknologi dan sumber daya yang adekuat serta menyediakan pendidikan staf
tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit agar dapat berjalan
secara efektif.
c) Direktur dan pimpinan rumah sakit mengkaji dampak perbaikan primer dan dampak perbaikan
sekunder pada indikator prioritas rumah sakit yang ditetapkan di tingkat rumah sakit maupun
tingkat unit.
a) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab terhadap kontrak untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan manajemen termasuk ruang lingkup pelayanan tersebut yang dicantumkan dalam persetujuan
kontrak.
b) Tenaga kesehatan yang dikontrak perlu dilakukan kredensial sesuai ketentuan di rumah sakit.
d) Apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau dihentikan, rumah sakit tetap mempertahankan
kelanjutan dari pelayanan pasien
e) Semua kontrak menetapkan data mutu yang harus dilaporkan kepada rumah sakit, disertai
frekuensi dan mekanisme pelaporan, serta bagaimana rumah sakit akan merespons jika persyaratan
atau ekspektasi mutu tidak terpenuhi.
f) Pimpinan klinis dan non klinis yang terkait layanan yang dikontrak melakukan analisis dan
memantau informasi mutu yang dilaporkan pihak yang dikontrak yang merupakan bagian dalam
program penigkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
a) Pimpinan rumah sakit menggunakan data dan informasi mutu serta dampak terhadap
keselamatan untuk membuat keputusan pembelian dan penggunaan peralatan baru.
b) Pimpinan rumah sakit menggunakan data dan informasi mutu serta dampak terhadap
keselamatan dalam pemilihan, penambahan, pengurangan dan melakukan rotasi staf.
c) Pimpinan rumah sakit menggunakan rekomendasi dari organisasi profesional dan sumber
berwenang lainnya dalam mengambil keputusan mengenai pengadaan sumber daya.
d) Pimpinan rumah sakit memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan terhadap penggunaan
sumber daya Teknologi informasi Kesehatan (TIK)
e) Pimpinan rumah sakit memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
program penanggulangan kedaruratan dan bencana.
f) Pimpinan rumah sakit memantau hasil keputusannya dan menggunakan data tersebut untuk
mengevaluasi dan memperbaiki mutu keputusan pembelian dan pengalokasian sumber daya.
a) Pimpinan rumah sakit menentukan obat-obatan, perbekalan medis, serta peralatan medis yang
paling berisiko dan membuat bagan alur rantai perbekalannya.
b) Pimpinan rumah sakit menentukan titik paling berisiko dalam bagan alur rantai perbekalan dan
membuat keputusan berdasarkan risiko dalam rantai perbekalan tersebut.
c) Rumah sakit memiliki proses untuk melakukan pelacakan retrospektif terhadap perbekalan yang
diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu.
d) Rumah sakit memberitahu produsen dan/atau distributor bila menemukan perbekalan yang tidak
stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu.
a) Terdapat struktur organisasi Komite Medik, Komite Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan
Lain yang ditetapkan Direktur sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
b) Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan Lain melaksanakan tanggung
jawabnya mencakup (a-d) dalam maksud dan tujuan.
c) Untuk melaksanakan tanggung jawabnya Komite Medik, Komite Keperawatan, dan Komite Tenaga
Kesehatan Lain menyusun Program kerja setiap tahun dan ditetapkan oleh Direktur.
a) Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan yang ditetapkan.
b) Kepala unit kerja menyusun pedoman pengorganisasian, pedoman pelayanan dan prosedur sesuai
proses bisnis di unit kerja.
c) Kepala unit kerja menyusun program kerja yang termasuk di dalamnya kegiatan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien serta manajemen risiko setiap tahun.
d) Kepala unit kerja mengusulkan kebutuhan sumber daya mencakup ruangan, peralatan medis,
teknologi informasi dan sumber daya lain yang diperlukan unit layanan serta terdapat mekanisme
untuk menanggapi kondisi jika terjadi kekurangan tenaga.
e) Kepala unit kerja telah melakukan koordinasi dan integrasi baik dalam unitnya maupun antar unit
layanan.
a) Kepala unit klinis/non klinis melakukan pengukuran INM yang sesuai dengan pelayanan yang
diberikan oleh unitnya
b) Kepala unit klinis/non klinis melakukan pengukuran IMP-RS yang sesuai dengan pelayanan yang
diberikan oleh unitnya, termasuk semua layanan kontrak yang menjadi tanggung jawabnya.
c) Kepala unit klinis/non klinis menerapkan pengukuran IMP-Unit untuk mengurangi variasi dan
memperbaiki proses dalam unitnya,
d) Kepala unit klinis/non klinis memilih prioritas perbaikan yang baru bila perbaikan sebelumnya
sudah dapat dipertahankan dalam waktu 1 (satu) tahun.
a) Penilaian praktik profesional berkelanjutan (On going Professional Practice Evaluation) para dokter
dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien menggunakan
indikator mutu yang diukur di unit tersebut.
b) Penilaian kinerja para perawat dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di unit tersebut.
c) Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di unit tersebut.
b) Komite Etik telah menyusun kode etik rumah sakit yang mengacu pada Kode Etik Rumah Sakit
Indonesia (KODERSI) dan ditetapkan Direktur.
c) Komite Etik telah menyusun kerangka kerja pelaporan dan pengelolaan etik rumah sakit serta
pedoman pengelolaan kode etik rumah sakit meliputi poin (1) sampai dengan (12) dalam maksud dan
tujuan sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut rumah sakit.
d) Rumah sakit menyediakan sumber daya serta pelatihan kerangka pengelolaan etik rumah sakit
bagi praktisi kesehatan dan staf lainnya dan memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk
masalah etik.
a) Pimpinan rumah sakit menetapkan Program Budaya Keselamatan yang mencakup poin a) sampai
dengan h) dalam maksud dan tujuan serta mendukung penerapannya secara akuntabel dan
transparan.
b) Pimpinan rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan menyediakan informasi (kepustakaan
dan laporan) terkait budaya keselamatan bagi semua staf yang bekerja di rumah sakit.
c) Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung dan mendorong budaya
keselamatan di rumah sakit.
d) Pimpinan rumah sakit mengembangkan sistem yang rahasia, sederhana dan mudah diakses bagi
staf untuk mengidentifikasi dan melaporkan perilaku yang tidak diinginkan dan menindaklanjutinya.
e) Pimpinan rumah sakit melakukan pengukuran untuk mengevaluasi dan memantau budaya
keselamatan di rumah sakit serta hasil yang diperoleh dipergunakan untuk perbaikan penerapannya
di rumah sakit.
f) Pimpinan rumah sakit menerapkan budaya adil (just culture) terhadap staf yang terkait laporan
budaya keselamatan tersebut.
a) Direktur dan pimpinan rumah sakit berpartisipasi dan menetapkan program manajemen risiko
tingkat rumah sakit meliputi poin a) sampai dengan d) dalam maksud dan tujuan.
b) Direktur memantau penyusunan daftar risiko yang diprioritaskan menjadi profil risiko di tingkat
rumah sakit.
a) Pimpinan rumah sakit menetapkan penanggung jawab program penelitian di dalam rumah sakit
yang memastikan semua proses telah sesuai dengan kode etik penelitian dan persyaratan lainnya
sesuai peraturan perundang-undangan.
b) Terdapat proses untuk menyelesaian konflik kepentingan (finansial dan non finansial) yang terjadi
akibat penelitian di rumah sakit.
c) Pimpinan rumah sakit telah mengidentifikasi fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan penelitian, termasuk di dalam nya kompetensi sumber daya yang akan berpartisipasi di
dalam penelitian sebagai pimpinan dan anggota tim peneliti.
d) Terdapat proses yang memastikan bahwa seluruh pasien yang ikut di dalam penelitian telah
melalui proses persetujuan tertulis (informed consent) untuk melakukan penelitian, tanpa adanya
paksaan untuk mengikuti penelitian dan telah mendapatkan informasi mengenai lamanya penelitian,
prosedur yang harus dilalui, siapa yang dapat dikontak selama penelitian berlangsung, manfaat,
e) Apabilarisiko
potensial penelitian
serta dilakukan oleh pihak ketiga
alternatif pengobatan (kontrak), maka pimpinan rumah sakit memastikan
lainnya.
bahwa pihak ketiga tersebut bertanggung jawab dalam pemantauan dan evaluasi dari mutu,
keamanan dan etika dalam penelitian.
f) Penanggung jawab penelitian melakukan kajian dan evaluasi terhadap seluruh penelitian yang
dilakukan di rumah sakit setidaknya 1 (satu) tahun sekali.
g) Seluruh kegiatan penelitian merupakan bagian dari program mutu rumah sakit dan dilakukan
pemantauan serta evaluasinya secara berkala sesuai ketetapan rumah sakit.
DETAIL %
PERUBAHAN EP PERUBAHAN
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
546 27 2106
546 27 2107
546 27 2108
546 27 2109
547 27 2110
547 27 2111
547 27 2112
548 27 2114
548 27 2115
548 27 2116
549 27 2117
549 27 2118
549 27 2119
550 27 2120
550 27 2121
550 27 2122
550 27 2123
550 27 2124
550 27 2125
550 27 2126
551 27 2127
551 27 2128
551 27 2129
551 27 2130
551 27 2131
552 27 2132
552 27 2133
552 27 2134
552 27 2135
552 27 2136
553 27 2137
553 27 2138
553 27 2139
553 27 2140
553 27 2141
553 27 2142
554 27 2143
554 27 2144
554 27 2145
554 27 2146
555 27 2147
555 27 2148
555 27 2149
555 27 2150
556 27 2151
556 27 2152
556 27 2153
557 27 2154
557 27 2155
557 27 2156
557 27 2157
557 27 2158
558 27 2159
558 27 2160
558 27 2161
558 27 2162
558 27 2163
558 27 2164
558 27 2165
559 27 2166
559 27 2167
559 27 2168
559 27 2169
560 27 2171
560 27 2172
560 27 2173
561 27 2174
561 27 2175
561 27 2176
561 27 2177
561 27 2178
562 27 2179
562 27 2180
562 27 2181
562 27 2182
563 27 2183
563 27 2184
563 27 2185
563 27 2186
563 27 2187
563 27 2188
564 27 2189
564 27 2190
564 27 2191
564 27 2192
564 27 2193
564 27 2194
565 27 2195
565 27 2196
565 27 2197
565 27 2198
565 27 2199
565 27 2200
565 27 2201
565 27 2202
566 27 2203
566 27 2204
566 27 2205
567 27 2206
567 27 2207
567 27 2208
568 27 2209
568 27 2210
568 27 2211
568 27 2212
569 27 2213
569 27 2214
569 27 2215
569 27 2216
570 27 2217
570 27 2218
570 27 2219
571 27 2220
571 27 2221
571 27 2222
571 27 2223
572 27 2224
572 27 2225
572 27 2226
572 27 2227
572 27 2228
573 27 2229
573 27 2230
573 27 2231
573 27 2232
573 27 2233
573 27 2234
Standart Akreditasi SNARS 1
MFK
4.Direktur
Ada programrumah sakit memastikan
manajemen rumah
risiko fasilitas dansakit memenuhi
lingkungan yangkondisi
dapat seperti
terjadi
hasil pemeriksaan
pada fasilitas
pasien, keluarga, stafatau catatan pemeriksaan
dan pengunjung, yang dilakukan
tertulis, meliputi oleh
risiko yang
4 ada
otoritas setempat
a) sampai f) di di luar rumah
maksud sakit. yang
dan tujuan (D,W)merupakan satu program 2
induk atau beberapa program terpisah serta ada regulasi untuk
menerapkan program manajemen meliputi 1) sampai dengan 2) di
MFK.2 1 maksud dan tujuan (R)
Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk sudah mengikuti
3 pelatihan manajemen risiko rumah sakit. (D,W)
Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk tersebut telah
melaksanakan kegiatan yang diatur di a) sampai dengan g) di maksud dan 4
4 tujuan. (D,W)
RS mempunyai regulasi termasuk program tentang pengelolaan
keselamatan dan keamanan yang meliputi a) sampai dengan f) di maksud
MFK.4 1 dan tujuan.(R)
Ada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
2 keselamatan dan keamanan. (D,W)
RS telah melakukan identifikasi area-area yang berisiko mempunyai risk
register (daftar risiko) yang berhubungan dengan keselamatan dan
3 Regulasi
keamanan fasilitas. (D,W)
pemberian identitas pada penunggu pasien, pengunjung
(termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang
yang bekerja di rumah sakit sudah dimplementasikan (lihat juga SKP1).
4 (D,O,W) 5
Rumah sakit menyediakan anggaran untuk penerapan PCRA dan ICRA bila
3 ada renovasi, kontruksi dan pembongkaran (D,W)
RS mempunyai regulasi yang mengatur B3 dan limbahnya sesuai katagori
WHO dan peraturan perundangan, meliputi a) sampai g) di maksud dan
MFK.5 1 RS
tujuan (Lihat juga
mempunyai AP.5.3.1;
daftar B3 danAP.5.6; AP.6.3;
limbahnya AP.6.6dan
lengkap danPKPO.3). (R)
terbaru sesuai
kategori WHO dan peraturan perundang-undangan meliputi jenis, lokasi,
dan jumlah dari semua bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya.
2 (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.6) (D,O,W)
Rumah sakit mempunyai jalur evakuasi yang aman dan bebas hambatan
6 bila terjadi kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran. (O, W)
Semua staf mengikuti pelatihan penanggulangan kebakaran minimal 1
(satu) kali dalam setahun (Lihat juga MFK.11 sampai dengan MFK 11.3).
MFK.7.1 1 (D,W)
Ada daftar inventaris dan identifikasi risiko untuk seluruh peralatan medis
2 yang digunakan di rumah sakit (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5). (D,W)
Ada bukti peralatan medis diperiksa secara teratur (lihat juga AP.5.5, dan
3 AP.6.5) .(D,O,W)
Peralatan medis diuji fungsi sejak baru dan sesuai umur, penggunaan dan
4 rekomendasi pabrik (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5) (D, W)
6 RS
Stafmempunyai
yang kompeten
sistemmelaksanakan
pemantauan kegiatan ini.(D,W)
dan bertindak terhadap 10
pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya,
recall/penarikan kembali, laporan insiden, masalah, dan kegagalan pada
MFK.8.1 1 peralatan medis. (R)
RS membahas pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, alat
medis dalam penarikan (under recall), laporan insiden, masalah dan
2 kegagalan pada peralatan medis. (D,W)
RS telah melaporkan seluruh insiden keselamatan sesuai peraturan
perundang-undangan bila terjadi kematian, cedera serius atau penyakit
3 yang disebabkan oleh peralatan medis. (D,W)
Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam
2 seminggu. (O,W)
RS berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu terjadi (tata kelola risiko).
5 (D,W)
Elemen Penilaian
b) Rumah sakit telah melengkapi izin-izin dan sertifikasi yang masih berlaku sesuai
persyaratan peraturan perundang-undangan.
c) Pimpinan rumah sakit memenuhi perencanaan anggaran dan sumber daya serta
memastikan rumah sakit memenuhi persyaratan perundang-undangan.
d) Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko keamanan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan kepada Direktur rumah sakit.
b) Rumah sakit telah menerapkan proses proteksi kebakaran yang meliputi poin a) –
f) pada maksud dan tujuan.
c) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko peralatan medik secara proaktif
setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register.
d) Terdapat bukti perbaikan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang dan
kompeten.
f) Rumah sakit telah melaporkan insiden keselamatan pasien terkait peralatan medis
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan sistem utilitas yang meliputi
poin a) - e) dalam maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko sistim utilitas dan komponen
kritikalnya secara proaktif setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar
risiko/risk register.
c) Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diuji secara berkala berdasar atas kriteria
yang sudah ditetapkan
d) Sistem utilitas dan komponen kritikalnya dipelihara berdasar atas kriteria yang
sudah ditetapkan.
a) Rumah sakit mempunyai proses sistem utilitas terhadap keadaan darurat yang
meliputi poin a)-c) pada maksud dan tujuan.
b) Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu.
e) Rumah sakit mempunyai sumber listrik dan air bersih cadangan dalam keadaan
darurat/emergensi.
a) Rumah sakit melaksanakan uji coba sumber air bersih dan listrik
cadangan/alternatif sekurangnya 6 (enam) bulan sekali atau lebih sering bila
diharuskan oleh peraturan perundang-undanganan yang berlaku atau oleh kondisi
sumber air.
b) Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba sumber air bersih cadangan/alternatif
tersebut.
c) Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil pemantauan dan evaluasi pada EP 2 dan
didokumentasikan.
e) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur dan peran mereka
dalam penanganan kedaruratan serta bencana internal dan external
f) Rumah sakit telah menyiapkan area dekontaminasi sesuai ketentuan pada instalasi
gawat darurat.
a) Rumah sakit menerapkan penilaian risiko prakonstruksi (PCRA) terkait rencana
konstruksi, renovasi dan demolisi meliputi poin a) - j) seperti di maksud dan tujuan
diatas.
b) Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi (PCRA) bila ada rencana
kontruksi, renovasi dan demolisi.
c) Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait pengelolaan B3 dan limbahnya setiap tahun dan dapat menjelaskan
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
d) Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait proteksi kebakaran setiap tahun dan dapat menjelaskan
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
e) Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait peralatan medis setiap tahun dan dapat menjelaskan
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
f) Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait sistim utilitas setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
g) Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait penanganan bencana setiap tahun dan dapat menjelaskan
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
h) Pelatihan tentang pengelolaan fasilitas dan program keselamatan mencakup
vendor, pekerja kontrak, relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan
lainnya, sebagaimana berlaku untuk peran dan tanggung jawab individu, dan
sebagaimana ditentukan oleh rumah sakit.
DETAIL %
PERUBAHAN EP PERUBAHAN
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
574 28 2235
574 28 2236
574 28 2237
574 28 2238
575 28 2239
575 28 2240
575 28 2241
575 28 2242
576 28 2243
576 28 2244
576 28 2245
576 28 2246
577 28 2247
577 28 2248
577 28 2249
577 28 2250
577 28 2251
577 28 2252
577 28 2253
578 28 2254
578 28 2255
578 28 2256
578 28 2257
579 28 2258
579 28 2259
579 28 2260
580 28 2261
580 28 2262
580 28 2263
580 28 2264
580 28 2265
580 28 2266
580 28 2267
581 28 2268
581 28 2269
581 28 2270
581 28 2271
582 28 2272
582 28 2273
582 28 2274
582 28 2275
583 28 2276
583 28 2277
583 28 2278
584 28 2279
584 28 2280
584 28 2281
584 28 2282
584 28 2283
584 28 2284
585 28 2285
585 28 2286
585 28 2287
586 28 2288
586 28 2289
587 28 2290
587 28 2291
587 28 2292
587 28 2293
587 28 2294
587 28 2295
588 28 2296
588 28 2297
588 28 2298
589 28 2299
589 28 2300
589 28 2301
589 28 2597
590 28 2302
590 28 2303
590 28 2304
590 28 2305
590 28 2306
590 28 2307
591 28 2308
591 28 2309
591 28 2310
591 28 2311
591 28 2312
591 28 2313
592 28 2314
592 28 2315
592 28 2316
592 28 2317
593 28 2318
593 28 2319
593 28 2320
593 28 2321
593 28 2322
594 28 2323
594 28 2324
594 28 2325
594 28 2326
595 28 2327
595 28 2328
595 28 2329
595 28 2330
596 28 2331
596 28 2332
596 28 2333
596 28 2334
597 28 2335
597 28 2336
597 28 2337
597 28 2338
Standart Akreditasi SNARS 1
KKS
Elemen Penilaian
a) Direktur telah menetapkan regulasi terkait Kualifikasi Pendidikan dan staf meliputi poin a - f pada gambaran umum.
b) Kepala unit telah merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan, kompetensi dan pengalaman staf di unitnya
peraturan dan perundang- undangan.
c) Kebutuhan staf telah direncanakan sesuai poin a)-e) dalam maksud dan tujuan.
d) Perencanaan staf meliputi penghitungan jumlah, jenis, dan kualifikasi staf menggunakan metode yang diakui sesuai pera
perundang-undangan.
f) Efektivitas perencanaan staf dipantau secara berkelanjutan dan diperbarui sesuai kebutuhan
a) Setiap staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.
b) Tenaga kesehatan yang diidentifikasi dalam a) hingga
d) dalam maksud dan tujuan, memiliki uraian tugas yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait proses rekrutmen, evaluasi kompetensi kandidat calon staf dan mekanis
pengangkatan staf di rumah sakit.
b) Rumah sakit telah menerapkan proses meliputi poin a)
– c) di maksud dan tujuan secara seragam.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses untuk menyesuaikan kompetensi PPA dengan kebutuhan pasie
b) Para PPA baru dievaluasi pada saat mulai bekerja oleh kepala unit di mana PPA tersebut ditugaskan
c) Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang didokumentasikan untuk tiap PPA sesuai uraian tugas setiap tahunnya
ketentuan rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses untuk menyesuaikan kompetensi staf non klinis dengan persya
jabatan/posisi.
b) Staf non klinis yang baru dinilai kinerjanya pada saat akan memulai pekerjaannya oleh kepala unit di mana staf tersebut
c) Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang didokumentasikan untuk tiap staf non klinis sesuai uraian tugas setiap
atau sesuai ketentuan rumah sakit.
a) File kepegawaian staf distandardisasi dan dipelihara serta dijaga kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang orientasi bagi staf baru di rumah sakit.
b) Tenaga kesehatan baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus sesuai.
c) Staf nonklinis baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus.
d) Tenaga kontrak, paruh waktu, mahasiswa atau trainee dan sukarelawan telah diberikan orientasi umum dan orientasi kh
ada).
a) Rumah sakit telah mengidentifikasi kebutuhan pendidikan staf berdasarkan sumber berbagai informasi, mencakup a) –
maksud dan tujuan.
b) Program pendidikan dan pelatihan telah disusun berdasarkan hasil identifikasi sumber informasi pada EP 1.
c) Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan diberikan kepada staf rumah sakit baik internal maupun eksternal.
d) Rumah sakit telah menyediakan waktu, anggaran, sarana dan prasarana yang memadai bagi semua staf untuk mendapa
kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.
a) Rumah sakit telah menetapkan pelatihan teknik resusitasi jantung paru tingkat dasar (BHD) pada seluruh staf dan bantu
tingkat lanjut bagi staf yang ditentukan oleh rumah sakit.
b) Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa staf yang mengikuti pelatihan BHD atau bantuan hidup tingkat lanjut telah lul
tersebut.
c) Tingkat pelatihan yang ditentukan untuk tiap staf harus diulang berdasarkan persyaratan dan/atau jangka waktu yang
oleh program pelatihan yang diakui, atau setiap 2 (dua) tahun jika tidak menggunakan program pelatihan yang diakui.
b) Program kesehatan dan keselamatan staf mencakup setidaknya a) hingga h) yang tercantum dalam maksud dan tujuan.
c) Rumah sakit mengidentifikasi penularan penyakit infeksi atau paparan yang dapat terjadi pada staf serta melakukan upa
pencegahan dengan vaksinasi.
d) Berdasar atas epidemologi penyakit infeksi maka rumah sakit mengidentifikasi risiko staf terpapar atau tertular serta m
pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi.
e) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang terpapar penyakit infe
dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
f) Rumah sakit telah mengidentifikasi area yang berpotensi untuk terjadi tindakan kekerasan di tempat kerja (workplace vi
menerapkan upaya untuk mengurangi risiko tersebut.
g) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang mengalami cedera ak
tindakan kekerasan di tempat kerja.
a) Rumah sakit telah menetapkan peraturan internal tenaga medis (medical staf bylaws) yang mengatur proses penerimaa
kredensial, penilaian kinerja, dan rekredensial tenaga medis
b) Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk pelayanan diagnostik, kon
c) Rumah
tata sakit
laksana telah
yang melaksanakan
diberikan proses
oleh dokter kredensial
praktik mandiridan pemberian
di rumah kewenangan
sakit secara klinis kepada dokter praktik mandiri da
seragam
rumah sakit seperti konsultasi kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak jauh (teleradiology), dan interpretasi u
pemeriksaan diagnostik lain: elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), serta pemeriksa
serupa.
d) Setiap tenaga medis yang memberikan pelayanan di rumah sakit wajib menandatangani perjanjian sesuai dengan regula
sakit.
e) Rumah sakit telah melaksanakan verifikasi ke Lembaga/Badan/Instansi pendidikan atau organisasi profesional yang diak
mengeluarkan izin/sertifikat, dan kredensial lain dalam proses kredensial sesuai dengan peraturan perundang- undangan a
f) Ada bukti dilaksanakan kredensial tambahan ke sumber yang mengeluarkan apabila tenaga medis yang meminta kewen
tambahan yang canggih atau subspesialisasi.
a) Pengangkatan tenaga medis dibuat berdasar atas kebijakan rumah sakit dan konsisten dengan populasi pasien rumah sa
dan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien
b) Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya izin/surat tanda registrasi sudah diverifikasi dari sumber utama yang
mengeluarkan surat tersebut dan tenaga medis dapat memberikan pelayanan kepada pasien di bawah supervisi sampai se
kredensial yang disyaratkan undang-undang dan peraturan sudah diverifikasi dari sumbernya.
c) Untuk tenaga medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri, dilakukan supervisi dengan mengatur frekuensi su
supervisor yang ditunjuk serta didokumentasikan di file kredensial staf tersebut.
a) Direktur menetapkan kewenangan klinis setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik termasuk kewenangan tam
dengan mempertimbangan poin
a) – j) dalam maksud dan tujuan.
b) Ada bukti pemberian kewenangan klinis berdasar atas rekomendasi kewenangan klinis dari Komite Medik.
c) Ada bukti pelaksanaan pemberian kewenangan tambahan setelah melakukan verifikasi dari sumber utama yang mengel
ijazah/sertifikat.
d) Surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis anggota tenaga medis dalam bentuk cetak atau elektron
atau media lain tersedia di semua unit pelayanan.
e) Setiap tenaga medis hanya memberikan pelayanan klinis sesuai kewenangan klinis yang diberikan kepadanya.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses penilaian kinerja untuk evaluasi mutu praktik profesional berk
etik, dan disiplin (OPPE) tenaga medis
b) Penilaian OPPE tenaga medis memuat 3 (tiga) area umum 1) – 3) dalam maksud dan tujuan.
c) Penilaian OPPE juga meliputi peran tenaga medis dalam pencapaian target indikator mutu yang diukur di unit tempatn
d) Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari tenaga medis dikaji secara objektif dan berdasar atas bukti, jika memungk
dilakukan benchmarking dengan pihak eksternal rumah sakit
e) Data dan informasi hasil pemantauan kinerja tenaga medis sekurang-kurangnya setiap 12 (dua belas) bulan dilakukan ol
unit, kepala kelompok tenaga medis, Subkomite Mutu Profesi Komite Medik dan pimpinan pelayanan medis. Hasil, simpula
tindakan didokumentasikan di dalam file kredensial tenaga medis tersebut
f) Jika terjadi kejadian insiden keselamatan pasien atau pelanggaran perilaku etik maka dilakukan tindakan terhadap tenag
tersebut secara adil (just culture) berdasarkan hasil analisisterkait kejadian tersebut.
g) Bila ada temuan yang berdampak pada pemberian kewenangan tenaga medis, temuan tersebut didokumentasi ke dalam
medis dan diinformasikan serta disimpan di unit tempat tenaga medis memberikan pelayanan
a) Berdasarkan penilaian praktik profesional berkelanjutan tenaga medis, rumah sakit menentukan sedikitnya setiap 3 (tiga
apakah kewenangan klinis tenaga medis dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi (berkurang atau bertambah).
b) Terdapat bukti terkini dalam berkas setiap tenaga medis untuk semua kredensial yang perlu diperbarui secara periodik.
c) Ada bukti pemberian kewenangan klinis tambahan didasarkan atas kredensial yang telah diverifikasi dari sumber
Badan/Lembaga/Institusi penyelenggara pendidikan atau pelatihan. sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredensial yang efektif terhadap tenaga perawat meliputi po
dalam maksud dan tujuan.
b) Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang terbaharui di file ten
perawat.
c) Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber Badan/Lembaga/institusi penyelenggara pendidikan/ pelatihan yang seragam
d) Terdapat bukti dokumen kredensial yang dipelihara pada setiap tenaga perawat.
e) Rumah sakit menerapkan proses untuk memastikan bahwa kredensial perawat kontrak lengkap sebelum penugasan.
a) Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan klinis perawat berdasar hasil kredensial terhadap perawat.
b) Rumah sakit telah menetapkan Surat Penugasan Klinis tenaga perawat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
a) Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga perawat secara periodik menggunakan format dan metode sesua
yang ditetapkan rumah sakit.
b) Penilaian kinerja tenaga perawat meliputi pemenuhan uraian tugasnya dan perannya dalam pencapaian target indikato
diukur di unit tempatnya bekerja.
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) ketika ada temuan dalam kegiatan peningkatan m
insiden keselamatan pasien atau manajemen risiko.
d) Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian, tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas tanggung jawab pek
perawat dalam file kredensial perawat.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredensial yang efektif terhadap tenaga Kesehatan lainnya
poin a) – c) dalam maksud dan tujuan.
b) Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang terbaharui di file ten
Kesehatan lainnya.
d) Terdapat dokumen kredensial yang dipelihara dari setiap tenaga kesehatan lainnya.
a) Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan klinis profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainn
atas hasil kredensial tenaga Kesehatan lainnya.
b) Rumah sakit telah menetapkan surat penugasan klinis kepada tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan peraturan perun
undangan.
a) Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga Kesehatan lainnya secara periodik menggunakan format dan me
ketentuan yang ditetapkan rumah sakit.
b) Penilain kinerja tenaga Kesehatan lainnya meliputi pemenuhan uraian tugasnya dan perannya dalam pencapaian target
mutu yang diukur di unit tempatnya bekerja.
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) ketika ada temuan dalam kegiatan peningkatan m
insiden keselamatan pasien atau manajemen risiko.
d) Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian, tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas tanggung jawab pek
tenaga kesehatan dalam file kredensial tenaga kesehatan lainnya.
DETAIL
PERUBAHAN EP
0
0.00%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
598 29 2339
598 29 2340
598 29 2341
599 29 2342
599 29 2343
599 29 2344
600 29 2345
600 29 2346
600 29 2347
601 29 2348
601 29 2349
601 29 2350
602 29 2351
602 29 2352
602 29 2353
603 29 2354
603 29 2355
603 29 2356
604 29 2357
604 29 2358
604 29 2359
605 29 2360
605 29 2361
605 29 2362
605 29 2363
605 29 2364
606 29 2365
606 29 2366
606 29 2367
606 29 2368
606 29 2369
607 29 2370
607 29 2371
607 29 2372
607 29 2373
607 29 2374
607 29 2375
607 29 2376
608 29 2377
608 29 2378
608 29 2379
609 29 2380
609 29 2381
609 29 2382
609 29 2383
610 29 2384
610 29 2385
610 29 2386
610 29 2387
611 29 2388
611 29 2389
611 29 2390
611 29 2391
611 29 2392
611 29 2393
612 29 2394
612 29 2395
612 29 2396
613 29 2397
613 29 2398
614 29 2399
614 29 2400
614 29 2401
615 29 2402
615 29 2403
615 29 2404
615 29 2405
615 29 2406
616 29 2407
616 29 2408
616 29 2409
616 29 2410
616 29 2411
617 29 2412
617 29 2413
617 29 2414
618 29 2415
618 29 2416
618 29 2417
618 29 2418
619 29 2419
619 29 2420
619 29 2421
620 29 2422
620 29 2423
620 29 2424
621 29 2425
621 29 2426
621 29 2427
621 29 2428
622 29 2429
622 29 2430
622 29 2431
623 29 2432
623 29 2433
623 29 2434
Standart Akreditasi SNARS 1
MIRM
Elemen Penilaian
b) Rumah Sakit menentukan hak akses dalam pelepasan informasi rekam medis
c) Rumah sakit menjamin otentifikasi, keamanan dan kerahasiaan
a) Rumah
data sakit
rekam memiliki
medis regulasi
baik kertas jangka elektronik
maupun waktu penyimpanan
sebagai bagian dari hak pasien.
berkas rekam medis (kertas/elektronik), serta data dan informasi lainnya terkait
dengan pasien dan prosedur pemusnahannya sesuai dengan peraturan
b) Dokumen, data dan/informasi terkait pasien dimusnahkan
perundangan.
setelah melampaui periode waktu penyimpanan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan dengan prosedur yang tidak membahayakan keamanan dan
kerahasiaan.
c) Dokumen, data dan/atau informasi tertentu terkait pasien yang bernilai guna,
disimpan abadi (permanen) sesuai dengan ketetapan rumah sakit.
b) Komite/tim
a) Rumah sakitsecara berkalakomite/tim
menetapkan melakukanrekam
pengkajian
medis.rekam medis pasien secara
berkala setiap tahun
dan menggunakan sampel yang mewakili (rekam medis pasien yang masih dirawat
dan pasien yang sudah pulang).
c) Fokus pengkajian paling sedikit mencakup pada ketepatan waktu,
keterbacaan, kelengkapan rekam medis dan isi rekam medis sesuai dengan
peraturan perundangan.
d) Hasil pengkajian yang dilakukan oleh komite/tim rekam medis
dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit dan dibuat upaya perbaikan.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan
teknologi informasi kesehatan
b) Rumah sakit menerapkan SIMRS sesuai dengan ketetapan dan
peraturan perundangan yang berlaku.
c) Rumah sakit menetapkan unit yang bertanggung jawab sebagai
penyelenggara SIMRS dan dipimpim oleh staf kompeten.
d) Data serta informasi klinis dan non klinis diintegrasikan sesuai
dengan kebutuhan untuk mendukung pengambilan keputusan
e) Rumah sakit telah menerapkan proses untuk menilai efektifitas
sistem rekam medis elektronik dan melakukan upaya perbaikan terkait hasil
penilaian yang ada.
a) Terdapat prosedur yang harus dilakukan jika terjadi waktu henti
sistem data (down time) untuk mengatasi masalah pelayanan.
b) Staf dilatih dan memahami perannya di dalam prosedur penanganan waktu henti
c) Rumah
sistem sakit
data melakukan
(down evaluasi
time), baik pasca terjadinya
yang terencana maupunwaktu henti terencana.
yang tidak sistem data (down
time)
dan menggunakan informasi dari data tersebut untuk persiapan dan perbaikan
apabila terjadi waktu henti (down time) berikutnya.
DETAIL %
PERUBAHAN EP PERUBAHAN
0 0.00%
0
0
0
0
0
624 30 2435
624 30 2436
625 30 2437
625 30 2438
626 30 2439
626 30 2440
626 30 2441
627 30 2442
627 30 2443
628 30 2444
628 30 2445
629 30 2446
629 30 2447
629 30 2448
629 30 2449
630 30 2450
630 30 2451
630 30 2452
630 30 2453
631 30 2454
631 30 2455
631 30 2456
631 30 2457
632 30 2458
632 30 2459
632 30 2460
633 30 2461
633 30 2462
633 30 2463
633 30 2464
634 30 2465
634 30 2466
634 30 2467
635 30 2468
635 30 2469
635 30 2470
635 30 2471
636 30 2472
636 30 2473
637 30 2474
637 30 2475
637 30 2476
637 30 2477
637 30 2478
638 30 2479
638 30 2480
638 30 2481
638 30 2482
638 30 2483
638 30 2484
639 30 2485
639 30 2486
639 30 2487
639 30 2488
640 30 2489
640 30 2490
640 30 2491
641 30 2492
641 30 2493
642 30 2494
642 30 2495
642 30 2496
642 30 2497
642 30 2498
642 30 2499
642 30 2500
643 30 2501
643 30 2502
643 30 2503
644 30 2504
644 30 2505
644 30 2506
644 30 2507
644 30 2508
644 30 2509
Standart Akreditasi SNARS 1
PN
PN.1.1 1 Ada bukti terbentuknya tim PONEK dan program kerjanya. (R) 1.1
PN.3.1 1 Ada bukti terbentuknya tim DOTS dan program kerjanya. (R)
3 Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur, leaflet dll). (D,W)
Elemen Penilaian
PROGNAS 1 ( PONEK )
2) Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh rumah sakit dengan rincian tugas dan tanggungjawabnya.
3) Terdapat program kerja yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program PONEK Rumah Sakit sesuai maksud
dan tujuan.
5) Program PONEK Rumah Sakit dipantau dan dievaluasi secara rutin.
EP. 1.1
PROGNAS 2 ( TB )
1) Rumah sakit menerapkan regulasi tentang pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit.
3) Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan, surveilans dan upaya pencegahan tuberkulosis
4) Tersedianya laporan pelaksanaan promosi Kesehatan
1) Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
2) Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru dewasa maka rumah sakit harus
memiliki ruang rawat inap yang memenuhi pedoman pencegahan danpengendalian infeksi tuberkulosis.
3) Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
tuberkulosis.
1) Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis terhadap panduan praktik klinis tuberkulosis.
3) Rumah sakit melaksanakan pelayanan TB MDR (bagi rumah sakit rujukan TB MDR).
4) Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan pelaporan kasus TB Paru sesuai ketentuan.
PENURUNAN HIV/AIDS
1) Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan program penanggulangan HIV/AIDS sesuai ketentuan perundangan.
2) Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
3) Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan untuk kasus gangguan gizi yang perlu penanganan lanjut.
1) Rumah sakit membuktikan telah melakukan pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring
rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
2) Rumah sakit telah menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi, bukti pelaporan, dan analisis.
KB
2) Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh direktur disertai program kerjanya.
3) Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
1) Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan KB.
2) Rumah sakit menyediakan layanan konseling bagi peserta dan calon peserta program KB.
3) Rumah sakit telah merancang dan menyediakan ruang pelayanan KB yang memadai.
DETAIL %
PERUBAHAN EP PERUBAHAN
0
0.00%
0
0
0
0
0
645 31 2510
645 31 2511
645 31 2512
645 31 2513
645 31 2514
645 31 2515
646 31 2516
646 31 2517
646 31 2518
646 31 2519
647 31 2520
647 31 2521
647 31 2522
648 31 2523
648 31 2524
648 31 2525
648 31 2526
648 31 2527
648 31 2528
648 31 2529
649 31 2530
649 31 2531
649 31 2532
649 31 2533
649 31 2534
650 31 2535
650 31 2536
650 31 2537
650 31 2538
650 31 2539
651 31 2540
651 31 2541
651 31 2542
651 31 2543
652 31 2544
652 31 2545
652 31 2546
652 31 2547
652 31 2548
653 31 2549
653 31 2550
653 31 2551
653 31 2552
653 31 2553
654 31 2554
654 31 2555
654 31 2556
654 31 2557
654 31 2558
655 31 2559
655 31 2560
655 31 2561
655 31 2562
656 31 2563
656 31 2564
656 31 2565
656 31 2566
656 31 2567
Standart Akreditasi SNARS 1
IPKP
IPKP.1 1 Ada penetapan rumah sakit pendidikan yang masih berlaku. (D) 1
Ada kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang
2 sudah terakreditasi. (D)
IPKP.3 1
Ada daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis secara lengkap
(akademik dan profesi) sesuai dengan jenis pendidikan yang
2 dilaksanakan di RS. (D,W)
Ada uraian tugas, tanggung jawab, dan juga wewenang untuk setiap
staf yang memberikan pendidikan klinis. (lihat juga KKS 10, KKS 13, dan
3 KKS 16) (D,W)
Ada bukti staf klinis yang memberikan pendidikan klinis telah mengikuti
4 pendidikan keprofesian berkelanjutan. (D)
IPKP.5 1 5
Ada tingkat supervisi yang diperlukan oleh setiap peserta pendidikan
klinis di rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan. (R)
Elemen Penilaian
IPKP 3
- Pengajuan SK tentang rasio
CI & Mahasiswa, misal
perawat 7:1
- Pengajuan SK ttg kapasitas
peserta didik di RS
- membuat dasar
perhitungan beban unit
untuk penentuan kapasitas
peserta didik masing2 unit
- merevisi perbandingan CI dg
mahasiswa seshai dengan
jumlah CI masing2 ruangan
tugas pembimbing instansi
pendidikan (tanggung jawan,
wewenang dan uraian tugas)
- revisi SK timkordik dg
perubahan nama anggota
- Sertifikat IHT CI
Keperawatan, nakes lain dan
umum
- sertifikat kompetensi
keperawatan (hasil
rekredensial) khusus untuk
nama2 yg menjadi CI
- sertifikat pelatihan asesor
internal terbaru (bu sifi, bu
yuyun, bu restu)
- sertifikat pelatihan CI Nakes
Lain terbaru (bu Nuril)
IPKP 5
- re-SK pedoman pelayanan
pendidikan klinis & non klinis
- membuat buku
saku/panduan supervisi
mahasiswa untuk CI/CE
- menambahkan poin di
kebijakan timkordik bahwa
semua kegiatan pendidikan
memakai supervisi tingkat
tinggi sehingga tidak
membutuhkan tanda
pengenal khusus
- mengumpulkan form
penilaian mahasiswa dari
masing2 ruangan/unit yg ada
mahasiswa PKL
baru
IPKP 6
- revisi isi pedoman
pelayanan pendidikan klinis
& non klinis halaman 9
tentang materi orientasi
mahasiswa
- membuat SPO Orientasi
Mahasiswa
PKL/Magang/Penelitian
Memberikan penyuluhan ke
pasien dengan 1 tambahan
materi.
0 0.00%
0
0
0
0