2. Isi Keterangan:
Jika yang diminta adalah R/ Regulasi:
Nama Regulasi yang menjawab elemen penilaian
(Kebijakan/Pedoman/Panduan/SPO/Program
Kerja) yang disertakan dengan No Pengesahan
regulasi tersebut (nomor SK), tulis pada halaman
berapa pengaturan terkait yang diminta pada
elemen penilaian
Jika yang diminta adalah D/Dokumen:
Tuliskan jenis dokumen apa yang menjawab
permintaan elemen itu, misal: Form Pengkajian
Rawat Inap yang terisi dengan lengkap lalu
Sertakan Lampiran Bukti(Bentuk foto, atau
screenshot tera, atau screenshot
dokumen/softcopy)
SKP 1 .Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien.
AN PASIEN (SKP)
Catatan
Lampiran
Keterangan Bukti Standar Jumlah EP
SKP 4 3
1. Undangan Pelatihan
2. Materi Pelatihan
3. Absensi Pelatihan SKP 5 6
4. Dokumentasi pelatihan
5. Sertifikat Perlatihan
Regulasi tentang:
1. Penyediaan
2. Penyimpanan
3. Penataan
4. Penggunaan obat
Menunjukan bukti penyimpanan (di
brankas terpisah, double lock, label
high alert/ label LASA)
Skor EP Nilai Rata-rata
20 15 7.50
40 5 1.25
20 5 2.50
30 15 5.00
40 0 -
20 0 -
30 0 -
40 0 -
60 0 -
40 0 -
340 40 1.18
TELUSUR DOKUMEN IZIN DAN PKS YANG DIMILIKI MASING-MASING POKJA
Date
Unit Usaha
# Nama Perizinan /PKS yang dimiliki Nomor Pihak Terkait mulai
1
2
3
4
5
5
5
6
7
8
9
10
11
Date
Berakir
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
Pemenuhan
Std Elemen Penilaian
TP TS TT
SKP 1 .Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien.
SKP 2. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi ve
komunikasi melalui telpon antar profesional pemberi asuhan (PPA).
1 Ada regulasi tentang komunikasi efektif
antarprofesional pemberi asuhan. (lihat juga 5
TKRS 3.2 EP 2). (R)
SKP 2
SKP 2 3 Pesan secara verbal atau verbal lewat
telpon ditulis lengkap, dibaca ulang oleh
penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh 10
pemberi pesan. (lihat juga AP 5.3.1 EP 1, 2,
dan 3). (D,W,S)
SKP 2.2 Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi “Serah Terima”(hand over)
SKP 3. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap obat
diwaspadai.
SKP 3.1. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengelola penggunaan elektrolit kons
dengan konsentrasi tertentu.
SKP 4. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur d
yang menjalani tindakan dan prosedur.
SKP 4.1. Rumah sakit melaksanakan prosedur bedah yang aman dengan menggunakan "surgical safety checklist"
Checklist terkini) serta memastikan terlaksananya proses Time-Out di kamar operasi sebelum operasi dimulai, un
Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur.
1. Ada regulasi tentang penggunaan “surgical
checklist ” (WHO safety checklist terkini) untuk 10
prosedur bedah aman. (R)
SKP 5. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan melaksanakan "evidence-based hand hygiene
menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan.
SKP 6. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengurangi risiko pasien jatuh.
1. Ada regulasi yang mengatur tentang
mencegah pasien cedera karena jatuh. (R) 5
SKP 2.2 3
SKP 3 4
SKP 3.1 2
menyusul
TDD
Menyusul
Skor EP Nilai Rata-rata
20 15 7.50
40 30 7.50
20 5 2.50
30 10 3.33
40 25 6.25
20 10 5.00
30 20 6.67
40 20 5.00
20 5 2.50
40 5 1.25
ARK 1
ARK 1.1 Pasien dengan kebutuhan gawat dan/atau darurat, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberik
1. Ada regulasi tentang proses triase berbasis
bukti. (R) 5
ARK 1.2. Pada proses admisi pasien rawat inap dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk menetapkan prioritas p
didasarkan atas kondisi pasien.
ARK 1.3. Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi penunda
dan/atau pemeriksaan penunjang diagnostik.
ARK 2. Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan
mengurangi kendala antara lain pada pasien disabilitas, bahasa dan budaya serta hambatan lainnya dalam memb
ARK 2.1 Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan, hasil yang diharapkan dari a
ARK 2.1
2. Penjelasan termasuk hasil asuhan yang
diharapkan dan didokumentasikan (lihat juga
ARK 3). (D,W)
ARK 2.1
3. Penjelasan termasuk perkiraan biaya yang
ditanggung pasien atau keluarga. (D,W)
4. Penjelasan yang diberikan dipahami oleh
pasien atau keluarga untuk membuat keputusan
(lihat juga HPK 2, 2.1, 2.2). (W)
ARK.2.2 Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit.
1. Ada regulasi yang mengatur tentang proses
untuk mengatur alur pasien di rumah sakit
termasuk elemen a) sampai dengan g) di Maksud
dan Tujuan. (R)
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk
ARK 2.2 menghindari penumpukan. (D,W)
ARK 2.3 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang kriteria pasien yang ditetapkan untuk masuk/ keluar rawat pe
ARK 3.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di rumah sakit
dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case Manager.
ARK 3.3. Rumah sakit menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer.
1. Ada regulasi tentang transfer pasien antar unit
pelayanan di dalam rumah sakit dilengkapi
dengan form transfer pasien. (R)
2. Form tersebut memuat indikasi pasien masuk
dirawat. (D)
3. Form tersebut memuat riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan diagnostik.
(D)
ARK 3.3 4. Form tersebut memuat setiap diagnosis yang
dibuat. (D)
5. Form tersebut memuat setiap prosedur yang
dilakukan. (D)
6. Form tersebut memuat obat yang diberikan
dan tindakan lain yang dilakukan. (D)
7. Form tersebut memuat keadaan pasien pada
waktu dipindah (transfer). (D)
8. Ketentuan tersebut dilaksanakan. (D,O,W)
ARK 4 Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien dari rumah sakit berdasar atas
asuhan atau tindakan.
1. Ada regulasi tentang pemulangan pasien
disertai kriteria pemulangan pasien untuk
kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi
kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien
(lihat juga ARK 4.2 dan ARK 4,2,1). (R)
ARK.4.1 Rumah sakit bekerja sama/ berkoordinasi dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit tentang tindak la
ARK.4.2 Ringkasan pasien pulang dibuat untuk semua pasien rawat inap.
ARK 5. Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuh
kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
1. Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (lihat juga ARK
5.1 EP 1,2,3, dan 4 dan ARK 5.2 EP 1). (R)
2. Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan
kebutuhan kesinambungan asuhan
pasien. (D)
ARK 5
ARK 5
3. Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa
fasilitas kesehatan yang menerima dapat
memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. (D,W)
ARK 5.2 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien.
Case terkait
rujukan ke
resume pasien rayhan, form rujukan Eka
yang membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.
Pedoman penrtalakan triage 2017
Pasien rayhan
Bukti pasien sudah diberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang di tetapkan
oleh triasenya
g kebutuhan pasien untuk menetapkan prioritas pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif yang
en dan memberi tahu pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan pelaksanaan tindakan/pengobatan
ng rencana asuhan, hasil yang diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya.
asien di seluruh bagian rumah sakit.
n yang ditetapkan untuk masuk/ keluar rawat pelayanan spesialistik atau pelayanan intensif.
emulangan pasien dari rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan
si kesehatan di luar rumah sakit tentang tindak lanjut pemulangan.
at inap.
pulang kepada pihak yang berkepentingan.
ng kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
melakukan tindak lanjut pasien dan memberitahu staf rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit
en yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan diri.
sar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan
tuhan pasien.
kan pasien pindah dengan aman.
6 20 3.33
5 20 4.00
4 25 6.25
2 0 -
7 10 1.43
4 0 -
3 0 -
4 0 -
2 0 -
6 0 -
4 0 -
8 0 -
4 0 -
2 0 -
6 0 -
4 0 -
4 0 -
5 0 -
3 0 -
4 0 -
5 0 -
4 0 -
4 0 -
100 75 0.75
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
Pemenuhan
Std Elemen Penilaian
TP TS TT
HPK.1. Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dala
HPK.1.1. Rumah sakit memberikan asuhan dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien, se
bimbingan kerohanian.
HPK 1.1
2. Staf memberikan asuhan dengan
menghormati agama, keyakinan, dan nilai-nilai
pribadi pasien (lihat juga MKE 8 EP 2). (D,W)
3. Rumah sakit menanggapi permintaan rutin,
termasuk permintaan kompleks terkait
dukungan agama atau bimbingan kerokhanian.
(D,W,S)
HPK.1.2. lnformasi tentang pasien adalah rahasia dan rumah sakit diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien
HPK.2. Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam p
HPK 2.1
4. Bila "persetujuan tindakan kedokteran"
HPK 2.1 (Informed consent) diperlukan maka
pasien/keluarga dijelaskan tentang rencana
tindakan tersebut (lihat juga MKE 9 EP 4, PAB 5.1
dan PAB 7.1). (D,W)
HPK 2.2 Pasien dan keluarga menerima informasi tentang penyakit, rencana tindakan, dan DPJP serta para PPA la
asuhannya.
HPK 2.2
2. pasien diberi informasi tentang elemen a)
sampai j) yang relevan dengan kondisi dan
HPK 2.2 rencana tindakan (D,W)
a) diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis
banding) dan dasar diagnosis;
b) kondisi pasien;
c) tindakan yang diusulkan;
d) tata cara dan tujuan tindakan;
e) manfaat dan risiko tindakan;
f) nama orang yang mengerjakan tindakan;
g) kemungkinan alternatif dari tindakan;
h) prognosisi dari tindakan;
i) kemungkinan hasil yang tidak terduga;
j) kemungkinan hasil bila tidak dilakukan
tindakan,
HPK.2.4. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi, menunda,
resucitate/DNR).
HPK.2.5 Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang tepat.
HPK.2.6. Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan penuh kasih
HPK.3. Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang proses untuk menerima, me
menyampaikan keluhan, konflik, serta perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga menginf
dalam proses ini.
1. Ada regulasi yang mendukung konsistensi
pelayanan dalam menghadapi keluhan, konflik,
atau beda pendapat. (R)
HPK 3
2. Pasien diberitahu tentang proses
menyampaikan keluhan, konflik, atau perbedaan
pendapat. (D,W)
HPK.5. Pada saat pasien diterima waktu mendaftar rawat jalan dan setiap rawat inap, diminta menandatangani p
umum (general consent) harus menjelaskan cakupan dan batasannya.
HPK.5.1. Rumah sakit menetapkan regulasi pelaksanaan persetujuan khusus (informed consent) oleh DPJP dan da
yang dapat dimengerti sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
HPK 5.1
HPK.5.2. Persetujuan khusus (informed consent) diberikan sebelum operasi, anestesi (termasuk sedasi), pemakaia
prosedur, serta pengobatan lain dengan risiko tinggi yang ditetapkan oleh regulasi rumah sakit.
HPK 5.2
2. Ada bukti pelaksanaan tentang persetujuan
khusus (informed consent) yang harus diperoleh
sebelum operasi atau prosedur invasif, sebelum
anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan
HPK 5.2 produk darah, serta pengobatan risiko tinggi
lainnya. (D, W)
HPK.5.3. Rumah sakit menetapkan proses dalam konteks peraturan perundang-undangan siapa pengganti pasien
persetujuan khusus (informed consent) bila pasien tidak kompeten.
HPK 6. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi manusia/pasien sebagai subjek penelitian
1. Ada regulasi yang menetapkan dimana
pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas
perlindungan terhadap pasien yang menjadi
subyek penelitian, dan mempromosikan kode
etik dan perilaku profesional serta mendorong
kepatuhan terhadap kode etik profesi dan
perilaku profesional termasuk dalam penelitian
serta menyediakan sumber daya ayng layak agar
program penelitian berjalan dengan efektif. (R)
HPK 6.1 Rumah sakit mematuhi semua peraturan dan persyaratan penelitian/ kode etik profesi serta kode etik pe
agar program penelitian dapat berjalan dengan efektif.
HPK 6.2 Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatk
trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek.
1. Ada regulasi yang mengarahkan informasi dan
proses pengambilan keputusan untuk penelitian/
uji klinis (clinical trial), serta pasien dan
keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi
informasi tentang bagaimana cara mendapatkan
akses ke penelitian/ uji klinis (clinical trial)yang
relevan dengan kebutuhan pengobatan atau
perawatan/ intervens mereka. (R)
HPK 6.2
HPK 6.3. Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang iku
trial) mendapatkan perlindungan.
1. pasien dan keluarganya diberikan penjelasan
tentang prosedur rumah sakit untuk menelaah
protokol penelitian. (D,W)
HPK 6.4 Persetujuan khusus (informed consent) penelitian diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam peneliti
HPK.8. Rumah sakit memberi informasi pada pasien serta keluarga tentang bagaimana memilih untuk mendo
HPK 8
2. Rumah sakit memberi informasi kepada pasien
dan keluarga tentang proses donasi sesuai
dengan regulasi. (D,W)
HPK 8
3. Rumah sakit memberi informasi kepada pasien
dan keluarga tentang organisasi penyediaan
organ sesuai dengan egulasi. (D,W)
HPK.8.1. Rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pengawasan terhadap proses k
gama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien, serta merespon permintaan yang berkaitan dengan
t diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien serta menghormati kebutuhan privasinya.
n tindakan.
kit, rencana tindakan, dan DPJP serta para PPA lainnya agar mereka dapat memutuskan tentang
ang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan
untuk menolak pelayanan resusitasi, menunda, atau melepas bantuan hidup dasar (do not
dan manajemen nyeri yang tepat.
n pelayanan yang penuh hormat dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya.
keluarganya tentang proses untuk menerima, menanggapi, dan menindaklanjuti bila ada pasien
ang pelayanan pasien. Rumah sakit juga menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi
ngan metode dan bahasa yang mudah dimengerti.
an setiap rawat inap, diminta menandatangani persetujuan umum (general consent). Persetujuan
nnya.
uan khusus (informed consent) oleh DPJP dan dapat dibantu oleh staf yang terlatih dengan bahasa
ngan.
um operasi, anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, tindakan dan
pkan oleh regulasi rumah sakit.
1. Kebijakan umum pasal 26 Persetujuan dan Penolakan tindakan kedokteran
2. S_Panduan Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran
075/PER/DIR/PDU/IV/2020
3.. S_196 Pemberian Informasi dan Persetujuan Tindakan Kedokteran
(196/SPO/MED)
4. S_226 Informasi dan Persetujuan Tindakan Anestesi 226/SPO/MED
ran perundang-undangan siapa pengganti pasien yang dapat memberikan persetujuan dalam
en.
keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinis dan uji klinis (clinical
n keluarganya tentang bagaimana pasien yang ikut berpartisipasi dalam penelitian/ uji klinis (clincial
leh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian/ uji klinis (clincial trial).
ntuk melakukan pengawasan atas semua penelitian dirumah sakit tersebut yang melibatkan
uarga tentang bagaimana memilih untuk mendonorkan organ dan jaringan lainnya.
ntuk melakukan pengawasan terhadap proses kemungkinan terjadi jual beli organ dan jaringan.
HPK 1.1 3 0 -
HPK 1.2 6 0 -
HPK 1.3 2 0 -
HPK 1.4 3 0 -
HPK 2 2 0 -
HPK 2.1 7 0 -
HPK 2.2 3 0 -
HPK 2.3 4 0 -
HPK 2.4 2 0 -
HPK 2.5 3 0 -
HPK 2.6 3 0 -
HPK 3 4 0 -
HPK 4 3 0 -
HPK 5 3 0 -
HPK 5.1 3 0 -
HPK 5.3 3 0 -
HPK 6 3 0 -
HPK 6.1 3 0 -
HPK 6.2 6 0 -
HPK 6.3 4 0 -
HPK 7 4 0 -
HPK 8 4 0 -
HPK 8.1 4 0 -
HPK 8.2 4 0 -
TOTAL 94 10 0.11
ASESMEN PASIEN (AP)
Pemenuhan Catatan
Std Elemen Penilaian
TP TS TT Keterangan Bukti Dokumentasi Standar Jumlah EP Skor EP Nilai Rata-rata
AP 1. Rumah sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang meliputi pemeriksaan
AP 1 4 40 35 8.75
fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien as.medis sudah terisi, nmun
5 AP 5.3.1 4 40 15 3.75
rawat jalan menghasilkan rencana asuhan. (D,W) as.keperwatan tidak ada contoh
AP 1.3
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien Tidak ada bio psiko kultural di
gawat darurat meliputi faktor biopsiko-sosio- asesneb awal manual - ada di
0 AP 5.8 3 30 30 10.00
AP 1.3 kultural-spiritual berfokus pada kondisi pasien. teramedik, namun teramedik belum
(D,W) ada
1. Rumah sakit menetapkan kriteria risiko gizi Panduan Kriteria Gizi Tahun 2020,
yang dikembangkan bersama staf yang 5 untuk buti rapat kurang Notulen AP 5.11 3 30 20 6.67
kompeten dan berwenang. (R) (tahun 2018)
AP 1.4 2. Pasien diskrining untuk risiko gizi sebagai Pada asesmen awal rajal dan ranap
bagian dari asesmen awal. (D,W) 10 sudah ada dan terisi (rawat jalan) AP 5.11.1 2 20 15 7.50
AP 1.6 . Rumah sakit menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu. AP 6.7 6 60 35 5.83
1. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
asesmen tambahan untuk populasi pasien 10 Kebijakan Asesmen awal tahun 2021 AP 6.8 4 40 10 2.50
tertentu (lihat juga AP 1 EP 1). (R)
AP 1.6
2. Terhadap populasi pasien tersebut
dilaksanakan asesmen tambahan sesuai regulasi 5 Menunjukan asesmen awal pasien TOTAL 163 1630 930 5.71
anak, neo natus,obgyn dan terminal
rumah sakit. (D,W)
AP 2 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dengan interval waktu berdasarkan Nilai: 57%
kondisi, tindakan, untuk melihat respons pasien, dan kemudian dibuat rencana kelanjutan asuhan dan atau rencana pulang.
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang medis Sudah ada asesmen ulang oleh
dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk 10
AP 2 dr.Derajat pada CPPT
akhir minggu / libur untuk pasien akut (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh Menunjukan CPPT Pasien Basri yang
perawat minimal satu kali per shift atau sesuai 10 sudah diisi asesmen ulang oleh
dengan perubahan kondisi pasien. (D,W) perawatan 3x sehari
AP 2.1 Rumah sakit menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan didokumentasikan dengan baik dan dapat
dengan cepat dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis.
3. Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA 10 Menunjukan SPK dan RKK Dokter
yang kompeten dan berwenang. (D,W) IGD, dan perawat IGD
AP 4 Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-masing melakukan
asesmen berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan (IAR), dengan dokter penanggung
jawab pemberi pelayanan (DPJP) sebagai ketua tim asuhan yang mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas
kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
AP 5. Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan perundangan
AP 5.1
2. Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan Belum ada bukti penyusunan
evaluasi regulasi. (D,W) regulasi, dan evaluasi
AP 5.2 Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk
mengerjakan pemeriksaan.
1. Rumah sakit melakukan analisis pola
ketenagaan staf laboratorium yang adekuat 10 Menunjukan bukti analisa pola
untuk memenuhi kebutuhan pasien (lihat juga ketenagaan
KKS 2 dan KKS 2.1). (D,W)
AP 5.3 Rumah sakit menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan
dan program sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
AP 5.3.1 Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa unit laboratorium melaksanakan proses untuk mengurangi risiko infeksi
akibat paparan bahan-bahan dan limbah biologis berbahaya.
1. Lemari B3
3. Ada bukti unit laboratorium menjalankan 2. Eyewasher
ketentuan sesuai dengan butir a) sampai 3. Form kepatuhan APD
5
dengan g) di maksud dan tujuan (lihat juga MFK 5 '4. SPO yang belum ada : Trasport
EP 3). (D, W) Spesimen dan pencegahan penyakit
infeksius
AP 5.4
AP 5.4 2. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu Sensus Data waktu tunggu hasil non
10
penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (D,W) cito bulan januari 2022
AP 5.7. Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, pembuangan
spesimen dan dilaksanakan.
AP 5.9 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, di evaluasi dan
dicatat sebagai dokumen.
PELAYANAN DARAH
AP 5.11 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan
sesuai peraturan perundang-undangan dan standar pelayanan.
AP 5.11
2. Pemberian darah harus mendapatkan
persetujuan dari pasien atau keluarga, yang
sebelumnya telah mendapatkan penjelasan
tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi Menunjukan IC pasien Minar sudah
10
pemberian transfusi darah dan produk darah lengkap
(Lihat juga HPK.2.1 EP 4, PAP 3.3, PAB 7.1 EP 2,
MKE 9 EP 4). (D,W)
AP 5.11.1 Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa seorang profesional yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab
untuk penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan perundangan dan standar
pelayanan.
AP 5.11.2 Rumah sakit menetapkan program dan pelaksanaan kendali mutu. Pelayanan darah sesuai peraturan perundang-undangan.
AP 6.1 Rumah Sakit menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola
pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional.
AP 6.3 Rumah sakit menyusun program manajemen risiko di pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional,
dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan program sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program
pencegahan dan pengendalian infeksi (lihat juga MFK 5).
AP 6.3.1 Rumah Sakit menetapkan bagaimana mengidentifikasi dosis maksimum radiasi untuk setiap pemeriksaan Radiodignostik,
Imaging dan Radiologi Intervensional
AP 6.4 Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional.
AP 6.5 Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap
(regular) terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian radiodiagnostik, imajing dan radiologi
intervensional (RIR) dan hasil pemeriksaan didokumentasikan
5. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan 10 Menunjukan bukti kalibrasi 2021
kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W)
6. Ada daftar inventaris peralatan pelayanan
Terdapat inventaris alat radiologi
radiodiagnostik, imajing dan pada program pengelolaan peralatan
radiologi intervensional (RIR) (lihat juga MFK.8,
EP 2). (D.W) radiologi
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan Bukti laporan kerusakan printer USG,
tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan 5
namun tidak ada bukti tindak lanjut
didokumentasikan. (D,W)
9. Terhadap kegiatan a) sampai dengan h) dalam Belum ada laporan tertulis tahunan
Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi berkala
dan tindak lanjut (D,W) kepada kepala RS
2. Ada bukti pelaksanaan validasi tes metoda Laporan evaluasi metode tes bulan
10
(D,W) juni 2021 - sept 2021
3. Ada bukti pengawasan harian hasil
pemeriksaan imajing oleh staf radiologi 10 Laporan evaluasi hasil pengawasan
Juni - agustu 2021
yang kompeten dan berwenang. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan koreksi cepat jika Laporan evaluasi pelaksanaan koreksi
diketemukan masalah. (D,W) 10 cepat juni - agustus 2021
5. Ada bukti audit terhadap antara lain : film,
kontras, kertas USG, cairan developer, fixer Belum menunjukan dokumen bukti
(lihat juga AP 6.6 EP 4). (D,W)
6. Ada dokumentasi hasil dan tindakan koreksi. Belum ada bukti koreksi atau
(D,W) perbaikan
AP 6.8. Rumah sakit bekerja sama dengan pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional rujukan yang sudah
terakreditasi.
PAP 2. Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi inter unit pelayanan serta koordinasi pelayanan dan asu
pasien 1. Ada regulasi yang mengatur pelayanan
dan asuhanasuhan
2. Rencana terintegrasi dan antardan
diintegrasikan berbagai
unit 10
dikoordinasikan di dan antar berbagai3,4,5).
pelayanan (lihat juga PAP 2.1 EP unit
(R )
pelayanan. (lihat juga PAP 2.1 dan PAP 5). 10
(D,O,W)
PAP 2 3. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA
atau diskusi lain tentang kerjasama 10
didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)
PAP 2.1 Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan.
PAP 2.1 5
unit pelayanan serta koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap PAP 2.2 4
PAP 2.3 4
PAP 2.4 2
PAP 3 4
PAP 3.2 3
PAP 3.3 3
PAP 3.4 3
PAP 3.5 3
PAP 3.6 3
metode memberi instruksi. PAP 3.7 3
PAP 3.8 4
PAP 3.9 3
PAP 4 7
PAP 5 4
k dan diagnostik yang diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya,
PAP 6 5
PAP 7 5
PAP 7.1 6
80
h sakit.
darah).
penghalang (restraint).
dap pasien usia lanjut, mereka yang cacat, anak, serta populasi yang
engan risiko bunuh diri.
integrasi.
mengatasi nyeri.
50 10.00
40 10.00
40 10.00
20 10.00
40 10.00
40 10.00
30 10.00
30 10.00
30 10.00
30 10.00
30 10.00
30 10.00
40 10.00
30 10.00
70 10.00
40 10.00
50 10.00
50 10.00
60 10.00
800 10.00
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
Pemenuhan Catatan
Std. Elemen Penilaian
TP TS TT Keterangan Bukti Dokumentasi Standar Jumlah EP Nilai Rata-rata
PAB 1. Rumah sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan pasien, PAB 1 3 0 -
dan pelayanan tersebut memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
PAB 2. Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan anestesi, sedasi PAB 3.1 3 0 -
moderat dan dalam.
PAB 2.1 Program mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam dilaksanakan dan PAB 5 3 0 -
didokumentasikan.
PAB 3. Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. PAB 7.3 4 0 -
PAB 3
PAB 3
2. Ada bukti pelaksanaan sedasi sesuai
dengan regulasi yang ditetapkan. (D,O,W) PAB 8 4 0 -
PAB 3.1 Para profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang memberikan pelayanan sedasi moderat dan dalam
serta melaksanakan monitoring.
PAB 3.1
2. Profesional pemberi asuhan (PPA) yang
bertanggung jawab melakukan
pemantauan selama diberikan sedasi
adalah staf yang kompeten dalam hal
paling sedikit e) s.d h) dimaksud dan
tujuan. (R)
e) Pemonitoran yang diperlukan
f) bertindak jika ada komplikasi
g) penggunaan zat reversal (anti-dot)
h) kriteria pemulihan (lihat juga KKS 3)
PAB 3.2. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk tindakan sedasi (moderat dan dalam) baik cara memberikan dan memantau
berdasar atas panduan praktik klinis.
1. Dilakukan asesmen prasedasi dan
dicatat dalam rekam medis yang
sekurangkurangnya berisikan a) sampai
dengan e) dimaksud dan tujuan, untuk
evaluasi risiko dan kelayakan tindakan
sedasi bagi pasien sesuai dengan regulasi
yang ditetapkan oleh rumah sakit. (D,W)
PAB 3.2
2. Seorang yang kompeten melakukan
pemantauan pasien selama sedasi dan
mencatat hasil monitor dalam rekam
medis. (D,W)
PAB 3.3 Risiko, manfaat, dan alternatif berhubungan dengan tindakan sedasi moderat dan dalam didiskusikan dengan pasien dan
keluarga pasien atau dengan mereka yang membuat keputusan yang mewakili pasien.
PAB 4 Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen pra-
anestesi.
PAB 4.1 Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen
prainduksi.
PAB 5 Rencana, tindakan anestesi, dan teknik yang digunakan dicatat serta didokumentasikan di rekam medis pasien.
1. Ada regulasi tentang pelayanan anestesi
setiap pasien direncanakan dan
didokumentasikan. (R)
2. Obat-obat anestesi, dosis, dan rute serta
teknik anestesi didokumentasikan di
PAB 5 rekam medis pasien. (D,W)
PAB 5.1 Risiko, manfaat, dan alternatif tindakan anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang dapat
membuat keputusan mewakili pasien.
PAB 6 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai
dengan panduan praktik klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi.
PAB 6.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca-anestesi setiap pasien dan dicatat dalam rekam medis
pasien. Pasien dipindahkan dari ruang pemulihan oleh staf yang kompeten dan berwenang atau berdasar atas kriteria baku yang
ditetapkan.
1. Pasien dipindahkan dari ruang
pemulihan (atau jika monitoring
pemulihan dihentikan) sesuai dengan
alternatif a) sampai dengan c) dimaksud
dan tujuan. (R)
PAB 7 Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis pasien.
PAB 7.1 Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang
memberikan keputusan.
PAB 7.2 Informasi yang terkait dengan operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun rencana asuhan
lanjutan.
PAB 7.3 Ditetapkan rencana asuhan pasca operasi dan dicatat dalam rekam medis.
PAB 7.3
2. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan
pasca operasi dicatat di rekam medis
pasien dalam waktu 24 jam oleh dokter
PAB 7.3 penanggung jawab pelayanan (DPJP) atau
diverifikasi oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) bila ditulis oleh dokter
bedah yg didelegasikan. (D,W)
PAB 7.4 Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur asuhan pasien operasi yang menggunakan implan dan harus
memperhatikan pertimbangan khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.
PAB 7.4
3. Bila implan yang dipasang dilakukan
penarikan kembali (recall) ada bukti
rumah sakit dapat melakukan telusur
terhadap pasien terkait. (D,O,W)
PAB 8 Desain tata ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
PAB 8
PAB 8
3. Ruang operasi memenuhi persyaratan
tentang alur masuk barang-barang steril
harus terpisah dari alur keluar barang dan
pakaian kotor. (O,W)
PAB 8.1 Program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan bedah dilaksanakan dan didokumentasikan.
PKPO 2. Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan formularium dan digunakan untuk permintaan obat serta instruksi 60
PKPO 3.3 6
pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia dalam stok di rumah sakit atau sumber di dalam atau di luar rumah sakit.
PKPO 2.1 Rumah sakit menetapkan proses pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang aman, bermutu,
PKPO 4.2 3 30
bermanfaat, dan berkhasiat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Ada bukti pengadaan obat berdasar MOU dengan PT Bina San Prima sampai 60
atas kontrak. (lihat juga TKRS 7). (D) 10 PKPO 5.1 6
dengan 2023
PKPO 2.1.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mendapatkan obat bila sewaktu-waktu obat tidak tersedia. PKPO 6 3 30
PKPO 3 Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang 50
baik, benar, serta aman. PKPO 7.1 5
1. Ada regulasi tentang pengaturan
penyimpanan sediaan farmasi, alat 800
kesehatan, dan bahan medis habis pakai 10 SPO Penyimpanan obat tahun 2021 TOTAL 80
yang baik, benar, dan aman. (R)
PKPO 3.1 Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya, seta obat narkotika dan psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
PKPO 3.2 Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrat tertentu yang baik,
benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PKPO 3.3 Rumah sakit menetapkan pengaturan penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat tertentu.
PKPO 3.4 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di dalam maupun di luar unit farmasi tersedia,
tersimpan aman, dan dimonitor.
PKPO
3.4 2. Ada bukti persediaan obat emergensi Ada daftar 1 dari 6 emergency
lengkap dan siap pakai. (D,O,W)
PKPO 3.5 Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
tidak layak digunakan karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa.
PKPO 4.1 Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat kelengkapan resep atau pemesanan.
1. Ada regulasi syarat elemen resep
lengkap yang meliputi butir a) sampai
dengan g) pada maksud dan tujuan serta
penetapan dan penerapan langkah
langkah untuk pengelolaan
peresepan/permintaan obat, instruksi
pengobatan yang tidak benar, tidak
lengkap, dan tidak terbaca agar hal
tersebut tidak terulang kembali. (R)
a) data identitas pasien secara akurat
(dengan stiker);
b) elemen pokok di semua resep atau
permintaan obat atau instruksi
pengobatan;
c) kapan diharuskan menggunakan nama 10 SPO Identifikasi Resep tahun 2021
dagang atau generik;
d) kapan diperlukan penggunaan indikasi
seperti pada PRN (pro re nata atau “jika
perlu”) atau instruksi pengobatan lain;
e) jenis instruksi pengobatan yang
berdasar atas berat badan seperti untuk
PKPO anak anak, lansia yang rapuh, dan
4.1 populasi khusus sejenis lainnya;
f) kecepatan pemberian (jika berupa
infus);
g) instruksi khusus, sebagai contoh:
titrasi, tapering, rentang dosis.
PKPO 4.2 Rumah sakit menetapkan individu yang kompeten yang diberi kewenangan untuk menulis resep/permintaan obat atau instruksi
pengobatan.
PKPO 4.3 Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medis pasien.
PKPO 5 Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan aman dan bersih.
PKPO 5.1 Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur semua resep/permintaan obat dan instruksi pengobatan obat ditelaah
ketepatannya.
1. Ada regulasi penetapan sistem yang
seragam untuk penyiapan dan SPO Penyaluran obat seragam dan tepat waktu
5
penyerahan obat. (R) tahun 2017
PKPO 6 Rumah sakit menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk memberikan obat.
PKPO 6.1 Proses pemberian obat termasuk proses verifikasi apakah obat yang akan diberikan telah sesuai resep/permintaan obat.
PKPO 6.2 Ada regulasi tentang obat yang dibawa oleh pasien ke rumah sakit untuk digunakan sendiri.
SPO Penyimpanan Obat Pasien yang dibawa
1. Ada regulasi pengobatan oleh pasien dari rumah
sendiri (self administration). (R) rekomendasi membuat tatacara / regulasi untuk
obat pasien dibawa senriri
2. Ada bukti pelaksanaan pengobatan
PKPO obat oleh pasien sendiri sesuai dengan Belum ada dokumentasi
6.2 regulasi. (D,W)
PKPO
6.2
PKPO 7 Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
PKPO 7.1 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan serta tindakan terhadap kesalahan penggunaan obat (medication
error) serta upaya menurunkan angkanya.
50 8.33
20 5.00
25 8.33
20 6.67
30 6.00
15 3.75
10 3.33
5 0.83
5 1.67
25 8.33
35 8.75
15 3.75
20 6.67
20 10.00
20 5.00
55 9.17
20 6.67
20 6.67
0 -
30 10.00
25 5.00
465 5.8125
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
Pemenuhan Catatan
Std Elemen Penilaian
TP TS TT Keterangan Bukti Dokumentasi Standar Jumlah EP Skor EP Nilai Rata-rata
MKE 1 Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk menfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan rumah sakit dan informasi
tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit MKE 1 4 40 0 -
MKE 1
MKE 1.1 Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang dilayani rumah sakit. MKE 5 6 60 0 -
MKE 2 Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk MKE 10 60 -
mendapatkan pelayanan 6 0
MKE 3 Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format dan bahasa yang mudah dimengerti Nilai 0%
MKE 4 Terdapat komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit termasuk
yang "urgent"
1. RS menetapkan informasi yang harus
disampaikan secara akurat dan tepat waktu
ke seluruh rumah sakit. (R)
MKE 5 Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift atau antar shift
MKE 6 Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan.
MKE 10 Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan
teknik rehabilitasi
MKE 11 Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yang
memadai antar pasien-keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif dilaksanakan
1. Profesional pemberi asuhan (PPA) harus
menyediakan waktu yang adekuat dalam
memberikan edukasi. (W)
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi
kepada pasien dan keluarga diberikan secara
kolaboratif oleh PPA terkait. (D,W)
MKE 12 Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan
MKE 12
2. Pasien dan keluarga dirujuk agar
MKE 12 mendapatkan edukasi dan pelatihan yang
diperlukan untuk menunjang asuhan pasien
berkelanjutan, agar mencapai hasil asuhan
yang optimal setelah meninggalkan rumah
sakit (lihat juga ARK 4.1). (D,W)
PMKP 2 Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu 1.67
PMKP 5 6 10
pengetahuan dan informasi terkini serta perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
PMKP 2
2. Rumah sakit mempunyai referensi yang
dipergunakan untuk meningkatkan mutu
asuhan klinis dan proses kegiatan
PMKP 2 manajemen lebih baik, antara lain meliputi Belum ada media sebagai referensi
0 PMKP 6 5 0 -
butir a) sampai dengan e) yang ada pada peningkatan mutu asuhan klinis
maksud tujuan untuk rumah sakit
pendidikan dan kecuali butir b) untuk
rumah sakit non pendidikan (D,W)
PMKP 2.1 Rumah sakit menyediakan teknologi dan dukungaan lainnya untuk mendukung sistem manajemen data pengukuran mutu -
PMKP 7.1 6 0
terintegrasi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
PMKP 3. Rumah sakit mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit serta -
PMKP 9.1 3 0
semua staf yang terlibat dalam pengumpulan, analisis dan validasi data mutu.
PMKP 3
2. Pimpinan di RS, termasuk komite medis
dan komite keperawatan telah mengikuti PMKP 9.3 2 0 -
pelatihan PMKP. (D,W)
PMKP 3
3. Semua individu yang terlibat di dalam
pengumpulan, analisis dan validasi data
telah mengikuti pelatihan PMKP khususnya PMKP 10 2 0 -
tentang sistem manajemen data. (D,W)
PMKP 4 Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis yang akan dievaluasi -
serta melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah sakit. PMKP 12 5 0
PMKP 5 Rumah sakit memilih dan menetapkan pengukuran mutu pelayanan klinis prioritas yang akan dievaluasi dan ditetapkan
indikator-indikator
1. Direktur rumah sakit berkoodinasi
dengan para kepala bidang/divisi dalam
memilih dan menetapkan prioritas
pengukuran mutu pelayanan klinis yang
akan di evaluasi (lihat juga TKRS 5 EP 1). (R)
PMKP 5
4. Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan
pengukuran mutu dengan menggunakan
indikator sasaran keselamatan pasien (lihat
juga TKRS 5 EP 4). (D,W)
PMKP 5.1 Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan standar pelayanan kedokteran di rumah sakit untuk menunjang pengukuran mutu
pelayanan klinis prioritas
PMKP 5.1
2. Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya
perbaikan terhadap kepatuhan dan
mengurangi variasi dalam penerapan
PMKP 5.1 prioritas standar pelayanan kedokteran di
rumah sakit. (D,W)
PMKP 6 Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit
kerja
PMKP 7 Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan
pasien dan manajemen rumah sakit lebih baik.
1. Rumah sakit mempunyai regulasi
manajemen data yang meliputi a) sampai
dengan c) pada maksud dan tujuan. (R)
a. Sistem manajemen data yang meliputi
pengumpulan, pelaporan, analisis,
feedback, dan publikasi data
b. Menetapkan data-data yang akan
dibandingkan dengan rumah sakit lain atau
menggunakan database eksternal
c. Menjamin keamanan dan kerahasiaan
data dalam berkontribusi dengan database
eksternal
PMKP 7.1 Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu serta keselamatan pasien untuk mendukung asuhan
pasien dan manajemen rumah sakit.
PMKP 7.2 Program PMKP prioritas di rumah sakit telah dianalisis dan mempunyai dampak terhadap peningkatan mutu serta efisiensi
biaya per tahun.
1. Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi
lainnya telah mengumpulkan dan
menganalisis data program PMKP prioritas
yang meliputi a) sampai dengan d) yang ada
pada maksud dan tujuan. (D,W)
1. pengukuran capaian indikator area klinis
dan area manajemen
2. pengukuran kepatuhan penerapan
sasaran keselamatan pasien
3. pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-
CP sehingga mengurangi variasi dalam
pemberian pelayanan
4. pengukuran efisiensi penggunaan sumber
daya termasuk biaya yang dipergunakan
untuk perbaikan di program prioritas rumah
sakit tersebut
PMKP 7.2
PMKP 8 Rumah sakit mempunyai regulasi validasi data indikator area klinik yang baru atau mengalami perubahan dan data yang akan
dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan menggunakan proses internal validasi data.
PMKP 8
2. Rumah sakit telah melakukan validasi
data pada pengukuran mutu area klinik
yang baru dan bila terjadi perubahan sesuai
dengan regulasi. (D,W)
PMKP 8
3. Rumah sakit telah melakukan validasi
data yang akan dipublikasikan di web site
atau media lainnya termasuk kerahasiaan
pasien dan keakuratan sesuai dengan
regulasi. (D,W)
PMKP 9 Rumah sakit menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien baik internal maupun eksternal.
PMKP 9.1 Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, serta melaporkan dan melakukan analisis akar masalah (root cause
analysis)
1. Pimpinan rumah sakit menetapkan
regulasi jenis kejadian sentinel sekurang-
kurangnya seperti yang diuraikan pada butir
a) s/d f) pada maksud dan tujuan (lihat juga
PMKP 9 EP 1). (R)
PMKP 9.2 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan analisis data KTD dan mengambil langkah tindaklanjut
PMKP 9.3 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menetapkan definisi kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian tidak cedera (KTC), serta
sistem pelaporan, proses mengumpulkan dan analisa data untuk dilakukan kajian untuk perubahan dari proses agar dapat mengurangi
atau menghilangkan KNC dan KTC (Lihat juga PKPO 7.1)
PMKP 11
3. Rumah sakit telah
menerapkan/melaksanakan rencana
perbaikan terhadap mutu dan keselamatan
pasien (D,W)
PMKP 11
4. Tersedia data yang menunjukkan bahwa
perbaikan bersifat efektif dan
berkesinambungan (lihat juga TKRS 11 EP 2)
(D,W)
PMKP 12 Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera serta mengurangi
risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
PPI 2 Ditetapkan perawat PPI/IPCN (Infection Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi untuk mengawasi serta 30 6.67
PPI 5 3 20
supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
PPI 3 Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yang jumlah dan
kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan PPI 7 4 40 20 5.00
PPI 4. Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PPI. PPI 7.2.1 2 20 0 -
2. Tersedia fasilitas yang cukup untuk Belum ada daftar fasilitas, tetapi sarana
5 PPI 7.3.1 4 40 10 2.50
menunjang pelaksanaan program PPI. (O,W) ada
PPI 5. Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko tertular infeksi yang 60 5.00
PPI 7.5 6 30
berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis dan non klinis
PPI 6. Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus program terkait 30 -
PPI 8 3 0
dengan pelayanan kesehatan.
PPI 6.1 Rumah sakit menelusuri tingkat infeksi, kejadian infeksi dan kecenderungan dari infeksi terkait layanan kesehatan serta 40 -
PPI 9.1 4 0
melakukan upaya menurunkan angka infeksi tersebut.
PPI 6.2 Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi dan menyusun strategi untuk menurunkan
Nilai 28%
risiko infeksi tersebut.
1. Ada bukti rumah sakit secara proaktif
melakukan manajemen risiko infeksi yang dapat 10 ICRA Program
terjadi paling sedikit setahun sekali. (D,W)
PPI 6.2
2. Ada bukti RS telah melaksanakan pengelolaan
risiko untuk menurunkan risiko infeksi 0 belum dilaksanakan
berdasarkan tingkat risiko. (D,W)
PPI 7. Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta menerapkan
strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
PPI 7.1 Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang berisiko infeksi serta menerapkan
strategi untuk menurunkan risiko infeksi
1. Rumah sakit menetapkan manajemen risiko
infeksi pada proses kegiatan penunjang
pelayanan (medik dan nonmedik) yang berisiko
terjadi infeksi serta strategi pencegahannya 10 ada dalam Pedoman Pelayanan PPI
meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud
dan tujuan. (R)
PPI 7.2 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan dengan baik serta
mengelola dengan benar.
PPI 7.2.1 Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan proses untuk mengelola perbekalan farmasi habis pakai (supplies) yang
sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang peralatan sekali pakai apabila diizinkan oleh peraturan perundang-undangan
PPI 7.3 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
1. Ada unit kerja atau penanggung jawab Ada Pedoman Pelayanan Linen
pengelola linen/londri yang menyelenggarakan Ada MOU dengan Laundry CV. Aura
penatalaksanaan sesuai dengan peraturan 10
Petra Jaya, dari PT De Linen (-)
perundang-undangan (R) SPO terkait Linen ada
3. Bila linen/londri dilaksanakan oleh pihak di Sertifikasi CV Aura Petra Jaya (+).
luar RS, ahrus memenuhi sertifikat mutu dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5 Sertifikasi dr de Linen (-)
(D,O,W) Evaluasi pihak ke - 3
PPI 7.3.1 Pengelolan linen/londri dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
1. Ada regulasi pengelolaan linen/londri sesuai Ada SOP lengkap dari Aura Petra Jaya
dengan peraturan perundang-undangan. (R) 5
Belum ada SOP dari de Linen
PPI 7.3.1
2. Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada
pengelolaan linen/londri, termasuk pemilahan,
transportasi, pencucian, pengeringan, ada pemilahan kantong kuning
penyimpanan, dan distribusi. (O,W)
PPI 7.3.1 3. Petugas pada unit londri menggunakan alat
pelindung diri (APD) sesuai dengan ketentuan. ada penggunaan APD
(O,W)
PPI 7.4 Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar
Panduan Pengelolaan Limbah B3, SOP
1. Ada regulasi tentang pengelolaan limbah Pengelolaan limbah Cair tubuh ada, SPO
infeksius dan limbah cair rumah sakit untuk Penanganan Komponen darah tidak ada,
meminimalkan risiko infeksi yang meliputi butir 5 MOU Pemulasaran Jenazah dengan
a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan RSCM exp th 2019, SPO belum ada ,
(lihat juga MFK 5 EP 1 dan MFK 5.1 EP 1). (R) SPO Limbah Cair ada, SPO Pelaporan
Pajanan Limbah infeksius belum ada
2. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius
sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan Ijin IPAL exp th 2025, Cek list IPAL 2x
monitoring, evaluasi, serta tindak lanjutnya. 10
seminggu
(D,O,W)
PPI 7.4.1 Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
1. Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat TD MOU Exp th 2019. untuk Covid oleh
sesuai dengan regulasi. (D,O,W) D Dinas DKI
PPI 7.5 Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
PPI 7.5
2. Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan,
disimpan di dalam wadah yang
tidak tembus, tidak bocor, berwarna kuning, dibuang dalam wadah kotak kuning
diberi label infeksius, dan dipergunakan hanya tidak tembus, ada lebel kuning
sekali pakai sesuai dengan peraturan
PPI 7.5 perundang-undangan. (O,W)
3. Pengelolaan benda tajam dan jarum
dilaksanakan sesuai dengan regulasi. MOU pengelolaan Jarum pihak Ke - 3
(O,W)
4. Bila pengelolaan benda tajam dan jarum
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus MOU belum ditandatangani, SPO dari
berdasar atas kerjasama dengan pihak yang 5 Pihak ke -3 belum ada, ijin ada,
memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan sertifikasi ada
peraturan perundang-undangan. (D,O,W)
PPI 7.6 Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan
1. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang Pihak ke - 3, MOU sudah ada, SPO
pelayanan makanan di rumah sakit pihak ke 3 belum ada. SPO Permintaan
yang meliputi butir a) dan b) yang ada pada 5 makan, Pengambilan makan di dapur,
maksud dan tujuan. (R) penyajian makan, dan Distribusi. SPO
pencucian alat makan
2. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan bahan
makanan, pengolahan,
pembagian/pemorsian, dan distribusi makanan Makanan datang dari Brandinas Pakai
sudah sesuai dengan peraturan perundang- Lock and lock di Platting di RSU
undangan. (O,W) langsung dibagikan ke Pasien.
PPI 7.6
3. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan
makanan, bahan makanan dan produk nutrisi Pihak ke 3. Bahan sonde dari Brandinas,
dengan memperhatikan kesehatan lingkungan TD
meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan, pencampuran oleh Dapur langsung
D
kelembapan, ventilasi, dan keamanan untuk disajikan
mengurangi risiko infeksi. (O,W)
PPI 7.7.1 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung
PPI 8 Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami
imunitas rendah (immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami
PPI 8.1 Rumah sakit menetapkan penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne diseases di dalam rumah sakit dan
keluar rumah
1. Penempatan
sakit dan transfer pasien airborne
diseases
2. sesuai
Ada bukti dengan peraturan
pelaksanaan supervisiperundang-
dan
undangan termasuk di ruang
monitoring IPCN terhadap gawat darurat
penempatan dan dan
3. Adalainnya
ruang
proses bukti pelaksanaan
transfer(lihat PPI
pasien 8 monitoring
EP 1).
airborne (O,W)ruang
diseases sesuai
PPI 8.1
tekanan
dengan negatif
prinsip mekanis atau alami dan
PPI. (D,O,W)jejaring rujukan
4. Rumah
penempatan sakit mempunyai
pasien secara rutin. (D,O,W)
dengan rumah sakit lainnya. (D,W)
PPI 8.2 Rumah sakit menetapkan penempatan pasien infeksi “air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar
dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik)
PPI 8.3 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan mendadak (outbreak) penyakit infeksi
airborne
PPI 9 Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan infeksi
PPI 11 Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan non klinis, pasien, keluarga, serta petugas lainnya yang
terlibat dalam pelayanan pasien
1. Rumah sakit menetapkan regulasi program
pelatihan dan edukasi tentang PPI
yang meliputi butir a) sampai dengan e) yang ada
pada maksud dan tujuan. (R)
TKRS 1.3. Pemilik dan atau representasi pemilik memberi persetujuan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah 40 -
TKRS 6.1 4 0
sakit, menerima laporan
1. Program pelaksanaan
peningkatan mutuprogram
dan secara berkala dan memberi respons terhadap laporan yang disampaikan.
keselamatan pasien rumah sakit telah 30 -
disetujui oleh pemilik atau representasi TKRS 6.2 3 0
pemilik. (D,W)
TKRS 3 Parakewenangan
Kepalasakit melakukan pemeriksaan
Bidang/Divisi Rumah Sakit ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk menjalankan misi dan
1. Rumah
rumah sakit. telah menetapkan
(D,W) TKRS 12.2 4 40 0 -
membuat rencana
persyaratanserta regulasi
jabatan, yangtugas,
uraian dibutuhkan
tanggung untuk melaksanakan misi tersebut.
jawab, dan wewenang Kepala Bidang/ Divisi 50 -
Rumah Sakit secara TKRS 13 5 0
2. Kualifikasi kepala tertulis sesuaisudah
bidang/divisi
kompetensi,
sesuai denganperaturan
persyaratan perudang-undangan
jabatan serta TKRS 13.1 6 60 0 -
3. Adaberlaku.
yang
tugas bukti koordinasi
pokoknya. (R)(D,W) antar kepala
TKRS 3 4. bidang/divisi
Ada bukti perandalamsertamenjalankan misi
secara kolaboratif TOTAL 127 1270 10 0.08
rumah
para
5. Ada sakit.bidang/divisi
kepala
bukti (D,W)
pelaksanaan dalam menyusun
pengawasan oleh Nilai 1%
berbagai
para kepalaregulasi yang diperlukan
bidang/divisi untuk
untuk menjamin
menjalankan
kepatuhan misi.
staf (D,W) pelaksanaan
terhadap
regulasi rumah sakit sesuai dengan misi
TKRS 3.1 Direktur
rumah sakit. rumah
(D,W) sakit dan para kepala bidang/divisi di rumah sakit mengidentifikasi dan merencanakan jenis pelayanan
klinis yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani di rumah sakit tersebut.
1. Ada penetapan jenis pelayanan yang
diberikan
2.
3. sesuai dengan
Ada penetapan
Kepala misikepala
kualifikasi
bidang/divisi Rumah rumah sakit.
sakit unit
(R)
pelayanan
bersama temasuk
dengan koordinator
kepala pelayanan
unit pelayanan
baik untuk unit pelayanan
telah menyusun cakupan dan jenis diagnostik,
terapeutik,yang
pelayanan maupun rehabilitatif.
disediakan (R) unit
di tiap-tiap
sesuai dengan kebutuhan pasien yang
dilayani di rumah sakit. (lihat juga ARK 1 EP
1). (D,W)
TKRS 3.1
4. Rumah sakit memberikan informasi
tentang pelayanan yang disediakan kepada
tokoh masyarakat, pemangku kepentingan,
TKRS 3.1 fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar
rumah sakit dan dapat menerima masukan
untuk peningkatan pelayanannya (lihat juga
MKE 1 EP 2). (D,W)
TKRS 5 Direktur Rumah Sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program peningkatan mutu dan
1. Rumah
keselamatan Sakit mempunyai
pasien yang program
akan diterapkan, dan bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini.
pengukuran mutu pelayanan
2. Ada bukti peran klinis prioritas
Direktur Rumah Sakit
dengan
dan paramemperhatikan
Kepala Bidang/Divisipoin a)dalam
s/d f)proses
yang
3.
adaAda bukti riset
di maksud
penyusunan danklinis
program dan(lihat
tujuan. program
pengukuran juga PMKP
mutu
pendidikan profesi
4 EP 1). (R)klinis
pelayanan kesehatan
prioritas, sebagai salah
monitoring
satu pengukuran
pelaksanaan, danmutu
rencanapelayanan
perbaikanklinis
mutu.
TKRS 5 4. Ada pengukuran
prioritas di rumah pelaksanaan
sakit sasaran
yang mempunyai
(lihat
5. AdaPMKP
keselamatan
bukti 4). (D,W)
pasien tercantum pada5 EP
peserta didikkajian
klinis dampak
(lihat perbaikan
juga PMKP di 2,
program
rumah
3 dan 4). peningkatan
sakit mutu prioritas.
secara keseluruhan dan juga
(D,W) (lihat
juga PMKP
pada 5 EPdepartemen/unit
tingkatan 4). (D,W) layanan
terhadap efisiensi dan sumber daya yang
TKRS 6 Para kepala bidang/divisi
digunakan. (lihat juga PMKP di RS
7.2 bertanggung
EP 4). (D) jawab untuk mengkaji/review, memilih, serta memantau kontrak klinis dan
kontrak manajerial.
1. Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang
kontrak atau perjanjian lainnya yang antara
lain meliputi a) sampai dengan g) yang ada
di maksud dan tujuan. (R)
2. Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang
perjanjian kerja staf medis yang antara lain
meliputi
3. Rumahkredensial, rekredensial
sakit mempunyai dan
dokumen
4. Setiapuntuk
penilaian
kontrak dokter
kinerja. yang
(R) memberikan
semua kontrak yang telah
pelayanan di rumah
dilaksanakan. (D,W) sakit sudah
menandatangani perjanjian sesuai dengan
regulasi rumah sakit (lihat KKS 9 EP 2).
(D,W)
5. Ada bukti Kepala Bidang/Divisi Pelayanan
Klinis dan Kepala Unit Pelayanan telah
TKRS 6 berpartisipasi dan bertanggung jawab
terhadap peninjauan, pemilihan dan
pemantauan kontrak pelayanan klinis
termasuk kontrak peralatan medis dan
telah dilaksanakan. (lihat juga AP 5.1 EP 5
dan AP 6.1 EP 5). (D,W)
6. Ada bukti Kepala Bidang/Divisi
manajemen dan Kepala Unit Kerja
berpartisipasi dan bertanggung jawab
terhadap peninjauan, pemilihan dan
pemantauan
7. kontrakkontrak
Ada bukti apabila manajemen. (D,W)
dinegosiasikan
ulang atau dihentikan maka rumah sakit
tetap menjaga kontinuitas dan pelayanaan
pasien. (D,O,W)
TKRS 6.1 Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
1. Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang
monitoring mutu pelayanan yang disediakan
berdasar atas kontrak atau perjanjian lainnya
(lihat juga TKRS 6 EP 1 dan TKRS 4 EP 1).
2. Ada bukti semua pelayanan yang
TKRS 6.1 (R)
disediakan berdasarkan kontrak atau
perjanjian lain mempunyai indikator mutu
3. Kepala
4. Komite/Tim PMKP telah
klinismelakukan
sudahbidang/divisi
dan datanya.
dan
manajemen dilakukan pengumpulan
analisis
(D,W) data ikut berpartisipasi
dan feedback dalam
data dan laporan.
(D,W) peningkatan mutu dengan
program
menindaklanjuti hasil analisis informasi
mutu pelayanan yang dilaksanakan melalui
kontrak/pihak ketiga. (D,W)
TKRS 6.2 Kepala bidang/ kepala divisi pelayanan klinis memastikan bahwa dokter praktik mandiri yang bukan merupakan staf RS
memiliki izin dan kredensial yang tepat sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien RS dan peraturan perundang-
undangan.
TKRS 7 Direktur Rumah Sakit membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan sumber daya dengan mempertimbangkan
mutu dan keselamatan.
TKRS 7.1 Direktur Rumah Sakit menelusuri dan menggunakan data dan informasi tentang rantai distribusi obat, dan perbekalan
farmasi yang aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal dari pasar gelap, palsu, terkontaminasi, atau cacat.
TKRS 8 Rumah sakit menetapkan struktur organisasi pelayanan medis, pelayanan keperawatan, dan pelayanan klinis lainnya secara
efektif, lengkap dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya.
1. Ada penetapan struktur organisasi dan
tata kerja rumah sakit sampai dengan unit
pelayanan. (R)
2. Ada penetapan struktur organisasi
komite medis dan komite keperawatan
serta tata hubungan kerja dengan para
pimpinan di rumah sakit. (R)
TKRS 9 Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit di masing-masing unit pelayanan di rumah sakit sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
TKRS 10 Kepala Unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari unit lain.
TKRS 11 Kepala unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien rumah sakit, melakukan monitoring, meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya.
TKRS 11.1 Kepala unit pelayanan klinis memilih serta menerapkan penilaian mutu dan keselamatan pasien secara spesifik terhadap
cakupan pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan tersebut, serta menyediakan data dan informasi dari hasil kegiatan tersebut,
yang dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi dokter, perawat, dan staf klinis pemberi asuhan lainnya yang memberikan asuhan
pasien di unit pelayanan tersebut.
TKRS 11.2 Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) memilih dan menetapkan panduan praktik klinis yang dapat dilengkapi dengan alur
klinis (clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan/atau prosedur dan/atau standing order sebagai panduan asuhan klinis lainnya
yang akan dilakukan evaluasi.
TKRS 12 Rumah sakit menetapkan tata kelola untuk manajemen etis dan etika pegawai agar menjamin bahwa asuhan pasien
diberikan di dalam norma-norma bisnis, financial, etis dan hukum yang melindungi pasien dan hak mereka.
1. Direktur Rumah Sakit menetapkan
regulasi tentang tata kelola etik rumah sakit
yang mengacu pada kode etik rumah sakit
yang meliputi 1) sampai dengan 5) dan a)
sampai dengan k) di maksud dan tujuan,
membentuk komite etik rumah sakit,
menetapkan professional code of ethics,
hospital code of ethics da code of conduct
untuk semua pegawai dan tenaga
kesehatan di rumah sakit (lihat juga TKRS
12.2 EP 1). (R)
TKRS 12.1 Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen etis meliputi pemasaran, admisi/penerimaan pasien rawat inap (admission),
pemindahan pasien (transfer), pemulangan pasien (discharge), dan pemberitahuan (disclosure) tentang kepemilikan serta konflik bisnis
maupun profesional yang bukan kepentingan pasien.
TKRS 12.2 Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen etis mendukung pengambilan keputusan secara etis di dalam pelayanan
klinis dan pelayanan non klinis.
TKRS 13 Direktur Rumah Sakit menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
TKRS 13.1 Direktur Rumah Sakit melaksanakan, melakukan monitor dan mengambil tindakan untuk memperbaiki program budaya
keselamatan di seluruh area rumah sakit.
TKRS
13.1 4. Ada bukti bahwa identifikasi masalah
pada sistem yang menyebabkan tenaga
kesehatan melakukan perilaku yang
berbahaya telah dilaksanakan. (D,W)
MFK 2. Rumah sakit mempunyaiprogram manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses pengelolaan risiko MFK 4.2 3 30 0 -
yang dapat terjadi pada pasien, keluarga, pengunjung, dan staf.
MFK 3. Ada individu atau bentuk organisasi kompeten yang ditugasi melakukan pengawasan terhadap perencanaan serta MFK 7 6 60 0 -
pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan.
1. Rumah sakit menetapkan individu atau
organisasi yang kompeten yang ditugasi
mengawasi perencanaan dan penerapan
program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan yang meliputi a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (R)
a) mengawasi semua aspek program manajemen
risiko seperti pengembangan rencana dan
memberikan rekomendasi untuk ruangan,
peralatan medis, teknologi, dan sumber daya;
b) mengawasi pelaksanaan program secara
konsisten dan berkesinambungan; MFK 7.1 3 30 0 -
c) melakukan edukasi staf;
d) mengawasi pelaksanaan pengujian/testing dan
pemantauan program;
e) secara berkala menilai ulang dan merevisi
program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan;
f) menyerahkan laporan tahunan kepada direktur
MFK 3 rumah sakit;
g) mengorganisasi dan mengelola laporan
kejadian/insiden, melakukan analisis, dan upaya
perbaikan.
MFK 4. Rumah sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan
menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung, dan staf. MFK 9 4 40 0 -
MFK 4.1
2. Rumah sakit melakukan asesmen risiko
prakontruksi (PCRA) bila ada rencana
kontruksi, renovasi, atau demolis
/pembongkaran yang meliputi a) sampai dengan
h) pada maksud dan tujuan. (D,W)
a) kualitas udara;
b) pengendalian infeksi (ICRA);
c) utilitas; Nilai 0%
d) kebisingan;
e) getaran;
MFK 4.1 f) bahan berbahaya;
g) layanan darurat, seperti respons terhadap
kode; dan
h) bahaya lain yang memengaruhi perawatan,
pengobatan, dan layanan.
MFK 4.2 Rumah sakit merencanakan dan menyediakan anggaran untuk perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau
komponen-komponen lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan perundang-undangan serta anggaran
untuk mengurangi risiko sebagai dampak dari renovasi, kontruksi, dan penghancuran/demolis bangunan.
MFK 5. Rumah sakit memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan, serta
pengendalian/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
MFK 5.1. Rumah sakit mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat
yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
1. Rumah sakit mempunyai regulasi untuk
penyimpanan dan pengolahan limbah B3 secara
benar dan aman sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (lihat juga AP
6.2 EP 4; MFK 1 EP 3). (R)
MFK 6. Rumah sakit mengembangkan, memelihara, program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana
alam atau lainnya yang memiliki potensi terjadi di masyarakat.
MFK 6
2. Rumah sakit mengidentifikasi bencana
internal dan eksternal yang besar seperti
keadaan darurat di masyarakat, wabah dan
bencana alam atau bencana lainnya, serta
kejadian wabah besar yang dapat
menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan.
(D,W)
MFK 6.1 Rumah sakit melakukan simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan, wabah, dan bencana.
1. Seluruh program atau setidaknya elemen-
elemen kritis program dari c) sampai dengan i)
di maksud dan tujuan MFK 6 disimulasikan setiap
tahun. (D,W)
MFK. 7 Rumah sakit merencanakan dan menerapkan suatu program untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran,
dan penyediaan sarana evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
MFK 7.1 Rumah sakit menguji secara berkala rencana proteksi kebakaran dan asap termasuk semua alat yang terkait dengan
deteksi dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya.
MFK 9. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang)
berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem utilitas.
MFK 9.1 Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas dan sistem utilitas utama di rumah sakit.
1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
sistem utilitas dan sistem utilitas utama di rumah
sakit. (R)
MFK 10 Rumah sakit mengumpulkan data dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana
mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik
MFK 11 Rumah sakit menyelenggarakan edukasi, pelatihan, serta tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam
memberikan fasilitas yang aman dan efektif.
MFK 11.1 Staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam program rumah sakit untuk proteksi kebakaran,
keamanan, penanggulangan bencana.
1. Staf dapat menjelaskan dan/atau
memperagakan peran mereka dalam
menghadapi kebakaran. (W,S)
MFK 11.2 Staf dilatih untuk menjalankan dan memelihara peralatan medis dan sistem utilitas.
1. Staf diberi pelatihan untuk menjalankan
peralatan medis sesuai uraian tugasnya dan
dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)
2. Staf diberi pelatihan untuk menjalankan
sistem utilitas sesuai dengan uraian tugasnya
dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)
MFK 11.2
3. Staf diberi pelatihan untuk memelihara
peralatan medis sesuai dengan uraian tugasnya
dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)
4. Staf diberi pelatihan untuk memelihara
sistem utilitas sesuai dengan uraian tugasnya
dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAFF (KKS)
Pemenuhan
Std Elemen Penilaian
TP TS TT
KKS 1. Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
KKS 2. Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan
jumlah, jenis, kualifikasi yang meliputi pendidikan, kompetensi, pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan sesu
perundang-undangan.
KKS 2.1. Rumah sakit melaksanakan evaluasi dan pemutakhiran terus menerus perencanaan kebutuhan staf ruma
1. Ada regulasi tentang evaluasi dan
pemutakhiran terus menerus pola ketenagaan.
(R)
KKS 2.2. Rumah sakit menetapkan jumlah staf rumah sakit berdasarkan kebutuhan masing-masing unit termasuk
sesuai peraturan perundang-undangan.
1. Rumah sakit menetapkan jumlah staf rumah
sakit dengan mempertimbangkan misi rumah
sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan dan
teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien.
(R)
KKS 2.2
2. Ada dokumen kebutuhan staf dari masing-
masing unit kerja (lihat juga TKRS 9 EP 3). (D,W)
3.Perencanaan kebutuhan staf juga
mempertimbangkan rencana pengembangan
pelayanan. (D,W)
KKS 2.3. Dalam perencanaan kebutuhan staf rumah sakit ditetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan, peng
persyaratan lain dari seluruh staf rumah sakit. Setiap staf rumah sakit mempunyai uraian jabatan yang meliputi p
uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang.
KKS 2.4. Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit juga dengan mempertimbagkan penempatan atau penempatan
memperhatikan faktor kompetensi.
KKS 3
2. Proses rekrutmen dilaksanakan sesuai regulasi
KKS 3
3. Proses rekrutmen dilaksanakan seragam (D,W)
KKS 4. Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis
kebutuhan pasien.
KKS 6. Rumah sakit menyediakan dan memelihara file kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit dan selalu diper
1. File kepegawaian memuat kualifikasi,
pendidikan, pelatihan dan kompetensi staf.
(D,W)
KKS 7. Semua staf klinis dan non klinis diberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf saat akan bekerja
spesifik pada saat diterima bekerja.
KKS 8. Setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit, termasuk pendidikan pr
untuk mempertahankan atau meningkatkan kompetensinya.
1. Ada program pendidikan dan pelatihan
berdasarkan sumber data yang meliputi a) s.d f)
di maksud dan tujuan. (R)
a. Hasil kegiatan pengukuran mutu dan
keselamatan
b. Monitor program manajemen fasilitas
c. Penggunaan teknologi medis baru
d. Keterampilan dan pengetahuan yang
diperoleh melalui evaluasi kinerja
e. Prosedur klinis baru
f. Rencana memberikan layanan baru di
kemudian hari
KKS 8
KKS 8.1. Setiap staf yang memberikan asuhan kepada pasien dan staf yang ditentukan oleh rumah sakit dilatih da
melaksanakan secara benar teknik resusitasi jantung paru.
KKS 9. Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan dokumen kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin
asuhan kepada pasien secara mandiri.
KKS 9
KKS 9 3. Ada proses kredensial dan pemberian
kewenangan klinis oleh rumah sakit untuk
pelayanan diagnostik, konsultasi, dan tata
laksana yang diberikan oleh dokter praktik
mandiri dari luar rumah sakit seperti kedokteran
jarak jauh (tele-medicine), radiologi jarak jauh
(tele-radiology), dan interpretasi untuk
pemeriksaan diagnostik lain, seperti
elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram
(EEG), elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan
lain yang serupa (lihat juga TKRS 6.2 EP 2). (D,W)
KKS 9.1. Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan, registrasi, izin, pengalaman dan lainny
kredensialing staf medis.
KKS 9.2. Rumah sakit melaksanakan proses seragam dan transparan untuk menentukan penerimaan staf medis.
KKS 10. Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, obyektif, dan berdasar bukti (evidence based) untuk mem
kepada staf medis untuk menerima, menangani, dan memberikan layanan klinis kepada pasien sesuai dengan kua
KKS 11. Rumah sakit melaksanakan proses yang seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu dan keselamatan as
diberikan oleh setiap anggota staf medis.
KKS 12. Rumah sakit menetapkan proses penetapan ulang staf medis dan pembaharuan kewenangan klinis paling
(tiga) tahun. Untuk penetapan kewenangan klinis dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi kewenangan klinis se
dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf medis.
KKS 13. Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensia
(pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman, evaluasi kinerja profesional).
KKS 2 3 0
KKS 2.1 3 0
KKS 2.2 3 0
KKS 2.4 3 0
KKS 3 4 0
KKS 4 5 0
KKS 6 7 0
KKS 7 3 0
KKS 8 4 0
KKS 9 3 0
KKS 9.1 2 0
KKS 10 5 0
KKS 11 5 0
KKS 12 3 0
KKS 14 3 0
KKS 15 3 0
KKS 16 4 0
an keselamatan staf.
redensial dari anggota staf medis yang diberi izin memberikan
endidikan, registrasi, izin, pengalaman dan lainnya dalam
beri asuhan (PPA) dan staf klinis lainnya berdasar atas partisipasi
Rata-rata
-
-
-
-
-
-
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)
Pemenuhan Catatan
Std Elemen Penilaian
TP TS TT Keterangan Bukti Dokumentasi Standar Jumlah EP Skor EP Nilai Rata-rata
MIRM 1. Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan perundang-undangan. MIRM 1 4 40 0 -
MIRM 1
MIRM 1.1 Rumah sakit mengelola data dan informasi klinik serta manajerial. MIRM 5 4 40 0 -
MIRM 1.1
MIRM 2. Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun
eksternal. MIRM 8 3 30 0 -
MIRM.4. Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi yang secara rutin MIRM
(reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta 4 40 0 -
badan/pihak lain di luar rumah sakit. 13.1.1
MIRM.4
MIRM.5. Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan program manajemen mutu, MIRM 7 70 0 -
serta pendidikan dan penelitian. 13.4
MIRM 7. Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan informasi yang tepat waktu dari
sumber data terkini.
MIRM 8. Rumah sakit menyelenggarakan pengelolaan rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
MIRM 10. Rumah sakit mempunyai regulasi tentang retensi rekam medis.
MIRM 11. Berkas rekam medis dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan yang tidak berhak.
MIRM 11
2. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau
elektronik dilindungi dari kehilangan dan
kerusakan. (O,W)
3. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau
elektronik dilindungi dari gangguan dan akses
serta penggunaan yang tidak sah. (D,S,W)
4. Ruang dan tempat penyimpanan berkas rekam
medis menjamin perlindungan terhadap akses
dari yang tidak berhak. (O,W)
MIRM 12. Rumah sakit menetapkan standar kode diagnosa, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan dan artinya.
1. Ada regulasi tentang standarisasi kode
diagnosis, kode prosedur/tindakan, definisi,
simbol yang digunakan dan yang tidak boleh
digunakan, singkatan yang digunakan dan yang
MIRM 12 tidak boleh digunakan, serta dimonitor
pelaksanaannya. (R)
MIRM 13
3. Ada bukti rekam medis pasien menggunakan
satu unit penomoran rekam medis untuk setiap
pasien. (D,W,O
MIRM 13.1. Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis, justifikasi
pengobatan, dokumen pemeriksaan dan hasil pengobatan serta meningkatkan kesinambungan asuhan diantara PPA termasuk manajer
pelayanan pasien (MPP).
MIRM
13.1
MIRM 13.1.1. Rekam medis setiap pasien gawat darurat memuat jam kedatangan, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari gawat darurat dan
instruksi tindak lanjut asuhan.
1. Ada regulasi tentang RM pasien gawat darurat
yang memuat waktu kedatangan dan keluar
pasien, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari
gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan.
(R)
MIRM
13.1.1
2. Rekam medis pasien gawat darurat memuat
waktu kedatangan dan keluar dari unit pelayanan
gawat darurat. (D,O)
Standar 1.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK. Std.3.3 5 50 0 -
1. Ada bukti terbentuknya tim PONEK dan
Std.4 5 50 0 -
program kerjanya. (R)
2. Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK. Std.4.1 5 50 0 -
(D,W)
Std.1.1 3. Ada bukti pelaksanaan program tim PONEK.
Std.5 4 40 0 -
(D,W)
Standar 1.2 Rumah sakitmelaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif, melaksanakan edukasi dan TOTAL 58 580 0 -
perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
1. Terlaksananya rawat gabung. (O,W) Nilai 0%
2. Ada bukti RS melaksanakan IMD dan
mendorongpemberian ASI Ekslusif.(O,W)
Std.1.2
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi dan
perawatan metode kangguru (PMK) pada
bayi berat badan lahir rendah (BBLR).(D,O,W)
Std.3
Standar 3.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis.
1. Ada bukti terbentuknya tim DOTS dan
program kerjanya. (R)
2. Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya
penanggulangan tuberkulosis. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan program tim DOTS.
(D,W)
Std.3.1
4. Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring
dan evaluasi program penanggulangan
tuberkulosis. (D,W)
5. Ada bukti pelaporan dan analisis yang
meliputi a) sampai dengan f) di maksud dan
tujuan. (D,W)
Standar 3.2 Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.
1. Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang
memenuhi pedoman pencegahan dan Tidak dinilai
pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
Standar 3.3 Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai
peraturan perundang-undangan.
1. Rumah sakit memiliki panduan praktek
klinis tuberkulosis. (R)
Std.3.3
2. Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap
panduan praktek klinis tuberkulosis. (D,O,W)
Std.4.1
3. Ada penetapan indikator mutu yang
meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan
tujuan. (D,W)
a. Data kuantitas penggunaan antibiotik di RS
b. Data kualitas penggunaan antibiotik di RS
c. Pelaksanaan forum kajian penyakit infeksi
terintegrasi
d. Pengukuran mutu PPRA terintegrasi pada
indikator mutu PMKP
ELEMEN
DOKUMEN REVIU 1 DOKUMEN REVIU 2
PENILAIAN
No. POKJA KESIMPULAN
PENCAPAIA HASIL
TOTAL PENCAPAIAN HASIL (%)
N (%)
1 SKP #DIV/0! #DIV/0!
2 AP 1630 835 51% TIDAK LULUS
3 PAP #DIV/0! #DIV/0!
4 ARK #DIV/0! #DIV/0!
5 HPK #DIV/0! #DIV/0!
6 MKE 490 190 39% TIDAK LULUS
7 PKPO 800 300 38% TIDAK LULUS
8 PROGNAS 580 75 13% TIDAK LULUS
9 PAB #DIV/0! #DIV/0!
10 MIRM 770 415 54% TIDAK LULUS
11 TKRS 1270 360 28% TIDAK LULUS
12 KKS #DIV/0! #DIV/0!
13 PPI 1030 305 30% TIDAK LULUS
14 MFK 1040 370 36% TIDAK LULUS
15 PMKP #DIV/0! #DIV/0!