Anda di halaman 1dari 107

Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai


SKP.1 1 Ada regulasi yang mengatur pelaksanaan identifikasi pasien. (R)

Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan minimal 2 (dua)


identitas dan tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi
2 pasien dirawat sesuai dengan regulasi rumah sakit. (D,O,W)
Identifikasi pasien dilakukan sebelum dilakukan tindakan, prosedur
3 diagnostik, dan terapeutik. (O,W,S)

Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, produk darah,


pengambilan spesimen, dan pemberian diet (lihat juga PAP 4; AP 5.7).
4 (O,W,S)

Pasien diidentifikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan


intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi
5 diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma. (O,W,S)
Ada regulasi tentang komunikasi efektif antar profesional pemberi
SKP.2 1 asuhan. (lihat juga TKRS 3.2). (R)
Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antar profesional pemberi
2 asuhan. (D,W)

Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca
ulang oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat
3 juga AP 5.3.1 di maksud dan tujuan). (D,W,S)

Penyampaian hasil pemeriksaaan diagnostik secara verbal ditulis


lengkap, dibaca ulang, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan secara
4 lengkap. (D,W,S)
Rumah sakit menetapkan besaran nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik
SKP.2.1 1 dan hasil diagnostik kritis. (lihat juga AP 5.3.2). (R)

Rumah sakit menetapkan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang
harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan dicatat di
2 rekam medis (lihat juga AP 5.3.2 EP 2). (D,W,S)

Ada bukti catatan tentang hal-hal kritikal dikomunikasikan di antara


profesional pemberi asuhan pada waktu dilakukan serah terima pasien
SKP.2.2 1 (hand over) (lihat juga MKE 5). (D,W)

Formulir, alat, dan metode ditetapkan untuk mendukung proses serah


2 terima pasien (hand over) bila mungkin melibatkan pasien. (D,W)

Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi


3 waktu serah terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses. (D,W)
Ada regulasi tentang penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan,
SKP.3 1 dan penggunaan obat yang perlu di waspadai (R)
2 Rumah sakit mengimplementasikan regulasi yang telah dibuat (D,W)

Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai, yang
3 disusun berdasar data spesifik sesuai kebijakan dan prosedur (D,O,W)

Tempat penyimpanan, pelabelan, dan penyimpanan obat yang perlu


diwaspadai termasuk obat dalam kelompok nama obat rupa ucapan
4 mirip (NORUM) diatur di tempat aman. (D,O,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mencegah


SKP.3.1 1 kekurang hati-hatian dalam mengelola elektrolit konsentrat. (R)
Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit kerja/ instalasi farmasi/depo
2 farmasi. (D,O,W)
Ada regulasi untuk melakukan melaksanakan penandaan lokasi operasi
SKP.4 1 atau tindakan invasive (site marking). (R)

Ada bukti Rumah sakit menggunakan satu tanda ditempat sayatan


operasi pertama atau tindakan invasif yang segera dapat dikenali dengan
2 cepat sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit. (D,O)

Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif (site
marking) dilakukan oleh staf medis yang melakukan operasi atau
3 tindakan invasif dengan melibatkan pasien. (D,O, W)

Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan ?surgical


safety check list. ?( surgical safety checklist dari WHO patient safety 2009
SKP.4.1 1 (R)

Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan , rumah sakit


menyediakan ?check list ?atau proses lain untuk mencatat, apakah
informed consent sudah benar dan lengkap, apakah tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien sudah terindentifikasi, apakah semua
dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap tersedia dengan
2 lengkap dan berfungsi dengan baik. (D,O)

Rumah sakit menggunakan Komponen Time-Out terdiri dari identifikasi


Tepat-Pasien,Tepat Prosedur dan tepat Lokasi, persetujuan atas operasi
dan konfirmasi bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan.
3 (D,O,W,S)

Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang Tepat-Lokasi,


Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien, Jika operasi dilakukan, termasuk prosedur
4 tindakan medis dan gigi, diluar kamar operasi. (D,O,W)
Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) yang
SKP.5 1 mengacu pada standar WHO terkini. (R)
Rumah sakit melaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene)
2 di seluruh rumah sakit sesuai regulasi (D,W)
Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur.
3 ( lihat juga PPI 9 EP 6). (O,W,S)
4 Ada bukti staf melaksanakan lima saat cuci tangan. (W,O,S)
Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai dengan regulasi. (lihat
5 juga PPI 9 EP 2, EP 5 dan EP 6 ).(W,O,S)

Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi terhadap upaya


menurunkan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan.(Lihat juga PPI 9
6 EP 6 ). (D,W)
Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera karena
SKP.6 1 jatuh (R)

Rumah sakit melaksanakan suatu proses asesmen terhadap semua


pasien rawat inap dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, lokasi
2 terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai kebijakan dan prosedur (D,O,W)

Rumah sakit melaksanakan proses asesmen awal, asesmen lanjutan,


asesmen ulang dari pasien pasien rawat inap yang berdasar catatan
3 teridentifikasi risiko jatuh (D,O,W)

Langkah-langkah diadakan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari


4 situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh (D,O,W)
Capaian SKP
0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Ada regulasi untuk proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah
sakit termasuk pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk
ARK.1 1 menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk. (R)
Ada pelaksanaan proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah
2 sakit. (D,W)
Ada proses pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk
3 menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk. (D,W)

Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai


4 dengan kemampuan rumah sakit (lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
Pasien diterima bila rumah sakit dapat memberi pelayanan rawat jalan
5 dan rawat inap yang dibutuhkan pasien.(D,O,W)
Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh
6 hasil tes yang dibutuhkan tersedia.(D,O,W)
ARK.1.1 1 Ada regulasi tentang proses triase berbasis bukti. (R)

Ada pelaksanaan penggunaan proses triase berbasis bukti yang


digunakan untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.
2 (D,W)
3 Staf sudah terlatih menggunakan kriteria. (D,W,S)
4 Pasien dengan kebutuhan mendesak diberikan prioritas. (D,W,S)

Ada regulasi tentang skrining pasien masuk rawat inap untuk


menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan
ARK.1.2 1 rehabilitatif. (R)

Ada pelaksanaan skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan


2 kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D,W)
Temuan diproses skrining menentukan pelayanan atau tindakan kepada
3 pasien. (D,O,W)
Prioritas diberikan pada pelayanan terkait preventif, paliatif, kuratif, dan
4 rehabilitatif. (D)

Ada regulasi tentang penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat


ARK.1.3 1 jalan maupun rawat inap yang harus disampaikan kepada pasien. (R)

Pasien diberi tahu alasan penundaan dan kelambatan pelayanan dan


diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis
2 pasien dan dicatat di rekam medis. (D,W)

Ada regulasi tentang proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien


rawat inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan pasien gawat
darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan
mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju
ARK.2 1 maupun di seluruh rumah sakit. (R)
Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran
2 rawat jalan. (D,W)
Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat
3 inap. (D,W)
4 Ada pelaksanaan proses menahan pasien untuk observasi. (D,W)

Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat


5 tidur pada unit yang dituju maupun di seluruh rumah sakit. (D,W)
Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai dengan regulasi.
6 (D,W)
Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara
7 online. (D,W) (lihat juga MIRM 1)
ARK.2.1 1 Penjelasan termasuk rencana asuhan didokumentasikan. (D,W)
Penjelasan termasuk hasil asuhan yang diharapkan dan
2 didokumentasikan. (D,W)
Penjelasan termasuk perkiraan biaya yang ditanggung pasien atau
3 keluarga. (D,W)
Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien atau keluarga untuk
4 membuat keputusan. (W)

Ada regulasi yang mengatur tentang proses untuk mengatur alur pasien
di rumah sakit termasuk elemen a) sampai dengan g) di maksud dan
ARK.2.2 1 tujuan. (R)
Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari
2 penumpukan. (D,W)
Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan
3 melaksanakan upaya perbaikannya. (D,O,W)

Ada regulasi tentang kriteria masuk dan keluar intensive unit care (ICU),
unit spesialistik lain, ruang perawatan paliatif termasuk bila digunakan
untuk riset atau program-program lain untuk memenuhi kebutuhan
pasien berdasar atas kriteria prioritas, diagnostik, parameter objektif,
ARK.2.3 1 serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas hidup (quality of life). (R)
Staf yang kompeten dan berwenang dari unit intensif atau unit
2 spesialistik terlibat dalam menentukan kriteria. (D,W)
3 Staf terlatih untuk melaksanakan kriteria. (D,W)

Catatan medis pasien yang diterima masuk di atau keluar dari unit
intensif atau unit spesialistik memuat bukti bahwa pasien memenuhi
4 kriteria masuk atau keluar. (D,W)

Rumah sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan


pasien (P3), dimulai pada asesmen awal rawat inap dan menetapkan
ARK.3 1 kriteria pasien yang membutuhkan P3. (R)
Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat direkam medis sesuai regulasi RS.
2 (D,W) (Lihat AP 2 dan ARK 4)
Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung
kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit i) sampai
dengan m) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi rumah sakit
ARK.3.1 1 (lihat juga TKRS 10). (R)

Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas antara lain dalam konteks
menjaga kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien
melalui komunikasi dan kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit serta
2 mencakup butir a) sampai dengan h) di maksud dan tujuan. (D,W)
Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan
3 pasien (D,W)

Pasien yang mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan dalam


Form MPP selalu diperbaharui untuk menjamin komunikasi dengan PPA.
4 (D,W)

Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dengan


menggunakan perangkat pendukung, seperti rencana asuhan PPA,
5 catatan MPP, panduan, atau perangkat lainnya. (D,O,W)
Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase
6 asuhan pasien. (D,O,W)

Ada regulasi tentang dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang


bertanggung jawab melakukan koordinasi asuhan dan bertugas dalam
seluruh fase asuhan rawat inap pasien serta teridentifikasi dalam rekam
ARK.3.2 1 medis pasien. (R)

Regulasi juga menetapkan proses pengaturan perpindahan tanggung


jawab koordinasi asuhan pasien dari satu dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila terjadi perubahan DPJP
2 Utama. (R)
DPJP yang ditetapkan telah memenuhi proses kredensial, sesuai
3 peraturan per UUan. (D,W)
Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP Utama sebagai
4 koordinator asuhan pasien. (D,W)
Ada regulasi tentang transfer pasien antar unit pelayanan di dalam
ARK.3.3 1 rumah sakit dilengkapi dengan form transfer pasien. (R)
2 Form tersebut memuat indikasi pasien masuk dirawat. (D)
Form tersebut memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
3 pemeriksaan diagnostik. (D)
4 Form tersebut memuat setiap diagnosis yang dibuat. (D)
5 Form tersebut memuat setiap prosedur yang dilakukan. (D)
Form tersebut memuat obat yang diberikan dan tindakan lain yang
6 dilakukan. (D)
Form tersebut memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer).
7 (D)
8 Ketentuan tersebut dilaksanakan. (D,O,W)
Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan
pasien dan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge
planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan
ARK.4 1 dan kebutuhan pelayanan pasien. (R)
Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien.
2 (D,W)

Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan


untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu.
3 (R)

Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar


4 meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (D,W)

Ada bukti pemulangan pasien yang rencana pemulangannya kompleks


(discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap
melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, untuk
kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
ARK.4.1 1 pelayanan pasien. (D,W)

Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan


kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusi yang berada
di komunitas dimana pasien berada yang bertujuan untuk memberikan
2 bantuan pelayanan.(D)
Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
ARK.4.2 1 pemeriksaan diagnostik. (D)
Ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan
2 komorbiditas lain. (D)
Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah
3 dikerjakan. (D)
Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan termasuk obat setelah
4 pasien keluar rumah sakit. (D)

Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat


5 akan pulang dari rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)
Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada
6 pasien dan keluarga. (D)

ARK.4.2.1 1 Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang. (D,W)

Satu salinan ringkasan diberikan kepada pasien dan bila diperlukan dapat
diserahkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
2 memberikan kelanjutan asuhan. (D,W)
Satu salinan ringkasan yang lengkap ditempatkan di rekam medis pasien.
3 (D)
Satu salinan ringkasan diberikan kepada pihak penjamin pasien sesuai
4 dengan regulasi rumah sakit. (D)
Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks
atau yang diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat
ARK.4.3 1 Jalan (PRMRJ) yang sesuai dengan regulasi rumah sakit. (R)
Ada regulasi yang menetapkan bahwa proses PRMRJ mudah ditelusur
2 (easy to retrieve) dan mudah di-review. (R)
Informasi penting yang dimasukkan ke dalam PRMRJ diidentifikasi oleh
3 DPJP. (R,D)
Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan
4 meningkatkan mutu serta keselamatan pasien. (D,W)

Ada regulasi untuk mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap yang
menolak rencana asuhan medis termasuk keluar rumah sakit atas
permintaan sendiri dan pasien yang menghendaki penghentian
ARK.4.4 1 pengobatan. (R)
Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat
2 asuhan medis yang belum lengkap. (D,O,W)
Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti
3 proses pemulangan pasien. (D)
Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi asuhan berikutnya
4 dari pasien diberitahu tentang kondisi tersebut. (D)

Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian untuk mengetahui


alasan pasien keluar rumah sakit atas apakah permintaan sendiri,
5 menolak asuhan medis, atau tidak melanjutkan program pengobatan. (D)

Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan rawat jalan yang
ARK.4.4.1 1 meninggalkan rumah sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri). (R)
Rumah sakit melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yang
2 membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)

Rumah sakit melaporkan ke pada pihak yang berwenang bila ada indikasi
kondisi pasien yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
3 (D,W)
Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan peraturan perundang-
ARK.5 1 undangan. (R)
Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan
2 asuhan pasien. (D)

Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang


3 menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. (D,W)
Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang
4 menerima rujukan yang sering dirujuk. (R)

Ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk


untuk memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat
ARK.5.1 1 memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)
Selama proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi
pasien yang selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis.
2 (D,W)

Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat
kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi
3 pasien. (D,O,W)
Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang
4 menerima. (D,O,W)
Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibutuhkan tidak
5 dapat dilaksanakan. (D)

Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang


ARK.5.2 1 menerima dan nama orang yang menyetujui menerima pasien. (D)
Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien,
2 dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut. (D)
Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah
3 dilakukan. (D)
Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien.
4 (lihat PMKP.7) (D,O.W)

Ada regulasi untuk proses transportasi pasien sesuai dengan


kebutuhannya yang meliputi asesmen kebutuhan transportasi, obat,
bahan medis habis pakai, serta alat kesehatan dan peralatan medis
ARK.6 1 sesuai dengan kebutuhan pasien. ?

Berdasar atas hasil asesmen, alat transportasi yang digunakan untuk


rujukan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien dan
memenuhi ketentuan keselamatan transportasi termasuk memenuhi
2 persyaratan PPI. (D,O,W)

Bila alat transportasi yang digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien


atau pasien dengan penyakit menular harus dilakukan proses
3 dekontaminasi. (lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)
Ada mekanisme untuk menangani keluhan proses transportasi dalam
4 rujukan. (D,W)
Capaian ARK

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai


Ada regulasi tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga (lihat juga
HPK.1 1 TKRS 12.1 EP 1; dan TKRS 12.2 EP 2) (R)

Pimpinan rumah sakit memahami hak dan kewajiban pasien dan


keluarga sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-
2 undangan. (W)

Rumah sakit menghormati hak serta kewajiban pasien dan keluarga


3 sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. (W)

Semua staf memperoleh edukasi dan memahami tentang hak serta


kewajiban pasien dan keluarga, juga dapat menjelaskan tanggung
4 jawabnya melindungi hak pasien. (D,W)
Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien teridentifikasi (D,W).
HPK.1.1 1 (lihat juga MKE.8 EP 1)

Staf memberikan asuhan dengan cara menghormati agama, keyakinan


2 dan nilai-nilai pribadi pasien (lihat juga MKE.8 EP 2). (D,W)

Rumah sakit menanggapi permintaan rutin, termasuk permintaan


3 kompleks terkait dukungan agama atau bimbingan kerohanian. (D,W,S)
Ada regulasi tentang kewajiban simpan rahasia pasien dan menghormati
HPK.1.2 1 kebutuhan privasi pasien. (R)

Ada bukti pasien diberitahu bahwa segala informasi tentang kesehatan


pasien adalah rahasia dan kerahasiaan itu akan dijaga sesuai peraturan
2 perundang-undangan. (D,W)
Pasien diminta persetujuannya untuk pelepasan informasi yang tidak
3 tercakup dalam peraturan perundang-undangan. (D,W)
Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
4 (D,W).
Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan
5 dan pengobatan. (D,O,W)

Keinginan akan kebutuhan pasien untuk privasi dihormati saat


wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur, pengobatan dan transfer
6 pasien. (O,W)

Ada regulasi tentang penyimpanan barang milik pasien yang dititipkan


dan barang milik pasien dimana pasiennya tidak dapat menjaga harta
miliknya. Rumah sakit memastikan barang tersebut aman dan
menetapkan tingkat tanggung jawabnya atas barang milik pasien
HPK.1.3 1 tersebut. (R)
Pasien menerima informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam
2 menjaga barang milik pasien. (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan identifikasi populasi
pasien yang rentan terhadap risiko kekerasan dan melindungi semua
HPK 1.4 1 pasien dari kekerasan (lihat juga pp.3.1 s/d 3.9)
Daerah terpencil, daerah terisolasi, dan rawan terjadinya tindak
2 kekerasan di rumah sakit dimonitor. (lihat juga mfk 4) (O,W)
Staf rumah sakit memahami peran mereka dalam tanggung jawabnya
3 dalam melaksanakan proses perlindungan. (D,O,W)

Ada regulasi tentang rumah sakit mendorong partisipasi pasien dan


keluarga dalam proses asuhan dan memberi kesempatan pasien untuk
melaksanakan second opinion tanpa rasa khawatir akan mempengaruhi
proses asuhannya (lihat juga PAP.7.1 EP 6; AP.1 EP 4; ARK.2.1 EP 4 dan
HPK 2 1 MKE.9 EP 5). (R)

Staf dilatih dan terlatih melaksanakan regulasi dan perannya dalam


mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses
2 pelayanannya. (D,W,S)

Ada regulasi tentang hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang


kondisi, diagnosis pasti, rencana asuhan dan dapat berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan serta diberitahu tentang hasil asuhan termasuk
HPK 2.1 1 kemungkinan hasil yang tidak terduga. (R)
Pasien diberi informasi tentang kondisi medis mereka dan diagnosis
2 pasti. (D,W) ( lihat juga MKE.9 EP 1)

Pasien diberi informasi tentang rencana asuhan dan tindakan yang akan
3 dilakukan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. (D,W)

Pasien diberi tahu bilamana ?persetujuan tindakan? (informed consent)


4 diperlukan dan bagaimana proses memberikan persetujuan. (D,W)

Pasien dijelaskan dan memahami tentang hasil yang diharapkan dari


proses asuhan dan pengobatan (lihat juga ARK.2.1 EP 2 dan PAP.2.4).
5 (D,W)
Pasien dijelaskan dan memahami bila terjadi kemungkinan hasil yang
6 tidak terduga (lihat juga PAP.2.4 EP 2). (D,W)

Pasien dan keluarga dijelaskan dan memahami tentang haknya dalam


berpartisipasi membuat keputusan terkait asuhan jika diinginkan
7 (ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5). (W)

Ada regulasi yang mengatur pelaksanaan proses untuk menjawab


HPK 2.2 1 pertanyaan informasi kompetensi dan kewenangan dari PPA. (R)
Pasien diberi informasi tentang elemen a) sampai j) yang relevan dengan
2 kondisi dan rencana tindakan (D,W)
DPJP, PPJA dan PPA lainnya harus memperkenalkan diri saat pertama
3 kali bertemu pasien. (W,S)
Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak
mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan. (D,W) (lihat
HPK 2.3 1 juga ARK.4.4, EP

Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang


2 konsekuensi dari keputusan mereka.(D,W) (lihat juga ARK 4.4, EP 2).

Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung


3 jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut. (D,W)
Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
4 tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan. (D,W)

Ada regulasi rumah sakit pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi,
menunda atau melepas bantuan hidup dasar sesuai peraturan
HPK 2.4 1 perundang-undangan, norma agama dan budaya masyarakat. (R)
2 Pelaksanaan sesuai dengan regulasi tersebut. (D,W)
HPK 2.5 1 Ada regulasi tentang asesmen dan manajemen nyeri. (R)

Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan


melakukan asesmen dan manajemen nyeri yang sesuai. (lihat juga
2 PAP.7.1 EP 1). (D,W)

Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya, sosial dan


spiritual tentang hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta asesmen
3 dan manajemen nyeri secara akurat. (D,W)
HPK 2.6 1 Ada regulasi tentang pelayanan pasien pada akhir kehidupan (R)
Rumah sakit mengakui dan mengidentifikasi pasien yang menghadapi
2 kematian dengan kebutuhan yang unik. (D,W)

Staf rumah sakit menghormati hak pasien yang sedang menghadapi


kematian, memiliki kebutuhan yang unik dalam proses asuhan dan di
3 dokumentasikan. (D,W) (lihat juga MIRM.13 EP 2)
Ada regulasi yang mendukung konsistensi pelayanan dalam menghadapi
HPK 3 1 keluhan, konflik atau beda pendapat. (R)
1.??? Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik
2 atau perbedaan pendapat. (D,W)
Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat ditelaah dan ditindaklanjuti
3 oleh rumah sakit serta didokumentasikan. (D,W)
Pasien dan atau keluarga pasien ikut serta dalam proses penyelesaian.
4 (D,W)
Ada regulasi bahwa setiap pasien dan keluarga mendapatkan informasi
HPK 4 1 tentang hak dan kewajiban pasien. (R)

Ada bukti bahwa informasi tentang hak serta kewajiban pasien diberikan
tertulis kepada pasien, terpampang, atau tersedia sepanjang waktu.
2 (D,O,W)
Rumah sakit menetapkan proses pemberian informasi hak dan kewajiban
3 pasien jika komunikasi tidak efektif atau tidak tepat. (W,S)

Ada regulasi tentang persetujuan umum dan pendokumentasiannya


dalam rekam medis pasien diluar tindakan yang membutuhkan
HPK 5 1 persetujuan khusus (informed consent) tersendiri. (R)
Persetujuan umum (general consent) diminta saat pertama kali pasien
2 masuk rawat jalan atau setiap masuk rawat inap. (D,W)
Pasien dan atau keluarga diminta untuk membaca dan kemudian
3 menandatangani persetujuan umum (general consent). (D,W)
Ada regulasi yang dijabarkan dengan jelas mengenai persetujuan khusus
HPK 5.1 1 (informed consent). (R)
DPJP menjelaskan informasi tindakan yang akan diambil dan bila perlu
2 dapat dibantu staf terlatih. (D,W)

Pasien memahami informasi tentang tindakan yang memerlukan


persetujuan khusus (informed consent) melalui cara dan bahasa yang
dimengerti oleh pasien. Pasien dapat memberikan/menolak persetujuan
3 khusus (informed consent) tersebut. (D,W)

Ada regulasi tentang persetujuan khusus (informed consent) yang harus


diperoleh sebelum operasi atau prosedur invasif, sebelum anestesi
(termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, serta pengobatan
HPK 5.2 1 risiko tinggi lainnya. (R)

Ada bukti pelaksanaan tentang persetujuan khusus (informed consent)


yang harus diperoleh sebelum operasi atau prosedur invasif, sebelum
anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, serta
2 pengobatan risiko tinggi lainnya. (D, W)

Rumah sakit menyusun daftar semua pengobatan / tindakan / prosedur


3 yang memerlukan persetujuan khusus (informed consent). (D,W)

Identitas DPJP dan orang yang membantu memberikan informasi kepada


4 pasien dan keluarga dicatat di rekam medik pasien. (D,W)

Ada regulasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang


menetapkan proses dan siapa yang menandatangani persetujuan khusus
HPK 5.3 1 (informed consent) bila pasien tidak kompeten (R)
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses, apabila orang lain
2 yang memberi perse

Nama orang yang menggantikan pemberi persetujuan dalam persetujuan


khusus (informed consent) sesuai peraturan perundang-undangan,
3 tercatat di rekam medik. (D,W)
Ada regulasi yang menetapkan dimana pimpinan rumah sakit
bertanggung jawab atas perlindungan terhadap pasien yang menjadi
subyek peserta penelitian, dan mempromosikan kode etik dan perilaku
professional serta mendorong kepatuhan terhadap kode etik profesi dan
perilaku professional termasuk dalam penelitian serta menyediakan
sumber daya yang layak agar program penelitian berjalan dengan efektif
HPK 6 1 (R)

Pimpinan rumah sakit, secara lisan dan tertulis, mengkomunikasikan ke


seluruh staf rumah sakit mengenai komitmen mereka untuk melindungi
manusia/pasien sebagai subjek peserta penelitian dan mendukung
perilaku yang sesuai dengan kode etik profesi/penelitian. (D,O,W) (lihat
2 juga TKRS.12)

Pimpinan rumah sakit menentukan komite yang bertanggung jawab atas


kesinambungan perkembangan dan kepatuhan terhadap semua
peraturan perundang-undangan serta regulasi rumah sakit tentang
3 penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek. (D,W)

Ada regulasi dimana pimpinan rumah sakit bersama komite memahami


dan menyusun mekanisme untuk memastikan ketaatan terhadap semua
peraturan perundang-undangan dan persyaratan profesi yang berkaitan
HPK 6.1 1 dengan penelitian. (R)

Pimpinan rumah sakit dan komite memiliki proses penyusunan anggaran


untuk menyediakan sumber daya yang adekuat agar program penelitian
2 berjalan efektif. (D,W)

Pimpinan rumah sakit menyediakan atau memastikan terdapat jaminan


asuransi yang adekuat untuk menanggung pasien yang berpartisipasi
dalam uji klinis yang mengalami kejadian yang tidak diharapkan (adverse
3 event).(D,W)

Ada regulasi yang mengarahkan informasi dan proses pengambilan


keputusan untuk penelitian / uji klinis (clinical trial), serta pasien dan
keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang
bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian / uji klinis (clinical trial)
HPK 6.2 1 yang relevan dengan kebutuhan pengobatan mereka (R)
Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang
2 manfaat yang diharapkan. (D,W)
Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang
3 potensi ketidak nyamanan dan risiko. (D,W)
Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang
4 altenatif yang dapat menolong mereka. (D,W)
Pasien yang diminta untuk berpartisipasi, kepadanya diberikan
5 penjelasan tentang prosedur yang harus diikuti. (D,W)
Pasien diyakinkan bahwa penolakan untuk berpartisipasi atau
pengunduran diri dari partisipasi tidak mempengaruhi akses mereka
6 terhadap pelayanan rumah sakit. (D,W)
Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah
HPK 6.3 1 Sakit untuk menelaah protokol penelitian. (D,W)

Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah


2 sakit untuk menimbang manfaat dan risiko bagi peserta. (D,W)
Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah
3 sakit untuk mendapatkan persetujuan. (D,W)
Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah
4 sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan. (D,W)
Ada regulasi tentang persetujuan yang didokumentasikan dalam rekam
HPK 6.4 1 medis pasien disertai tanda tangan persetujuan. (R)

Persetujuan khusus (informed consent) penelitian diperoleh saat pasien


2 memutuskan ikut serta dalam penelitian / uji klinis (clinical trial). (D,W)
Keputusan persetujuan khusus (informed consent) penelitian
3 didokumentasikan sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

Identitas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan


4 persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien. (D,W)

Ada komite atau mekanisme lain yang ditetapkan oleh rumah sakit yang
melibatkan perwakilan masyarakat untuk mengawasi seluruh kegiatan
penelitian di rumah sakit, termasuk suatu pernyataan yang jelas
HPK 7 1 mengenai maksud dari pengawasan kegiatan. (R)

2 Kegiatan pengawasan tersebut mencakup penelaahan prosedur. (D,W)


Kegiatan pengawasan tersebut mencakup prosedur untuk menimbang
3 risiko dan manfaat yang relatif bagi subyek. (D,W)
Kegiatan pengawasan tersebut mencakup prosedur menjaga kerahasiaan
4 dan keamanan informasi penelitian. (D,W)

5 Kegiatan meliputi pengawasan saat pelaksanaan penelitian (D,W)

Ada regulasi yang mendukung pasien dan keluarga untuk memberikan


donasi organ atau jaringan lain sesuai peraturan perundang-undangan.
HPK 8 1 (R)
Rumah sakit memberi informasi kepada pasien dan keluarga tentang
2 proses donasi sesuai regulasi. (D,W)
Rumah sakit memberi informasi kepada pasien dan keluarga tentang
3 organisasi penyediaan organ sesuai regulasi. (D,W)

Rumah sakit memastikan terselenggaranya pengawasan yang cukup


untuk mencegah pasien merasa dipaksa untuk donasi sesuai regulasi.
4 (D,W)
Ada regulasi yang menetapkan proses donasi organ dan jaringan dan
memastikan bahwa proses sesuai dengan peraturan perundang-
HPK 8.1 1 undangan, agama dan nilai nilai budaya setempat (R)
Rumah sakit menetapkan proses untuk mendapatkan persetujuan sesuai
2 regulasi. (D,W)
Staf dilatih tentang isu dan masalah terkini terkait donasi organ dan
3 tersedianya tranplantasi (D,W)

Rumah sakit bekerja sama dengan rumah sakit lain dan perkumpulan di
masyarakat untuk menghargai dan melaksanakan pilihannya melakukan
4 donasi (D,W)?

Ada regulasi yang menjadi acuan untuk pengawasan proses dalam


mendapatkan dan mendonasi organ atau jaringan serta proses
HPK 8.2 1 transplantasi. (R)
2 Staf dilatih untuk regulasi tersebut. (D,W)
Staf dilatih mengenai isu dan persoalan tentang donasi organ dan
3 ketersediaan transplan. (D,W)
4 Rumah sakit mendapat persetujuan dari donor hidup. (D,W)
Capaian HPK

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada
1 disiplin medis dan keperawatan sesuai d) sampai dengan n) di maksud 10
AP.1 dan tujuan (R)

2 Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin medis. 10
(D,W)

3 Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin 10
keperawatan (D,W)

4 Ada bukti keterlibatan keluarga dalam melengkapi asesmen awal. (D,W) 10


(lihat HPK 2 EP1)

1 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi riwayat 10
AP.1.1 kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik (D,W)

2 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi faktor 10
bio-psiko-sosio-kultural-spiritual. (D,W)

3 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap menghasilkan 10


diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap harus selesai
4 dalam waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai dengan kondisi pasien. 10
(D,W)

5 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap menghasilkan 10


rencana asuhan (D,W)

1 Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal 10


AP.1.2 pasien rawat jalan. (R)

2 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi riwayat 10
kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik (D,W)

3 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi faktor 10
bio-psiko-sosio-kultural-spiritual. (D,W)

4 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan 10


diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)

5 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan 10


rencana asuhan (D,W)

6 Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit akut/non 10


kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan. (D,W)

7 Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit kronis, 10


asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan. (D,W)

1 Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal 10


AP.1.3 pasien gawat darurat. (R)

2 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat meliputi 10


riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat meliputi
3 faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual berfokus pada kondisi pasien. 10
(D,W)

4 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan 10


diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3 )

5 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan 10


rencana asuhan (D,W)

1 Rumah Sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional yang dikembangkan 10


AP.1.4 bersama staf yang kompeten dan berwenang. (R)

2 Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian dari asesmen 10


awal . (D,W) (lihat SKP 1 EP 4)

3 10
Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan asesmen gizi. (D,W)

1 RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan fungsional dan risiko jatuh, 10


AP.1.4.1 yang dikembangkan bersama staf yang kompeten dan berwenang. (R)

2 Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh. (lihat 10


SKP 6) (D,W)

3 Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan termasuk risiko jatuh, 5


memperoleh asuhan yang sesuai ketentuan RS. (D,W)

1 RS menetapkan regulasi pasien diskrining untuk rasa nyeri (lihat juga 10


AP.1.5 PAP.6, EP 1). (R)

2 Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada asesmen awal, lakukan 10


asesmen lebih mendalam, sesuai dengan umur pasien, dan pengukuran
intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi
dan lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1)

Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi asesmen ulangan


3 yang teratur dan tindak lanjut sesuai kriteria yang dikembangkan oleh RS 5
dan kebutuhan pasien. (D,W)

1 RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi 10


AP.1.6 pasien tertentu (R)

2 Terhadap populasi pasien tsb dilaksanakan asesmen tambahan sesuai 10


regulasi RS. (D,W)

1 Ada regulasi tentang asesmen ulang oleh DPJP, perawat dan PPA lainnya 10
utk evaluasi respons pasien terhadap asuhan yang diberikan sebagai
AP.2 tindak lanjut. (lihat juga, ARK 3, PAP.5; PAB.6.1; PKPO.7) (R)

2 Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang medis dilaksanakan minimal satu 10


kali sehari, termasuk akhir minggu / libur untuk pasien akut (D,W)

3 Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh perawat minimal satu kali per 10
shift atau sesuai dengan perubahan kondisi pasien. (D,W)
4 Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dengan interval 10
sesuai regulasi RS. (D,W)

1 RS menetapkan pengaturan urutan penyimpanan lembar-lembar RM 10


agar mudah dicari kembali diakses dan terstandar, PPA dapat
AP.2.1 menemukan dan mencari kembali hasil asesmen di rekam medis. (R)

2 Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan Perkembangan Pasien 10


Terintegrasi (CPPT). (D)

Ada regulasi yang menetapkan PPA yang kompeten dan berwenang


1 melakukan asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen gawat darurat. 10
AP.3 (R)
2 PPA yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen (D,W) 10

3 Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yang kompeten dan 10


berwenang. (D,W)

1 Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-masing 10
AP.4 PPA diintegrasikan. (D,W)

2 Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk membuat rencana asuhan. 10


(D,W)

Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya, DPJP


3 mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat PAP 2.1, 10
PAP 5) (D,W)

1 Ada regulasi tentang pengorganisasian dan pengaturan pelayanan 10


AP.5 laboratorium secara terintegrasi. (R)
2 Ada pelaksanaan pelayanan laboratorium tersedia 24 jam. (O,W) 10

3 Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus yang dapat 5


dihubungi jika dibutuhkan (W)

4 Ada bukti pemilihan laboratorium di luar RS (pihak ketiga) untuk 10


kerjasama berdasarkan pada sertifikat mutu dan diikuti perjanjian
kerjasama sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

5 Ada bukti pelaksanaan rujukan laboratorium keluar RS (pihak ketiga) 10


harus melalui laboratorium RS. (D,W)

RS menetapkan seorang (atau lebih) tenaga professional untuk


1 memimpin pelayanan laboratorium terintegrasi disertai uraian tugas, 10
tanggung jawab dan wewenang sesuai butir a) s/d e) dalam Maksud dan
AP.5.1 Tujuan. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi. (D,W)

3
Ada bukti pelaksanaan pelayanan laboratorium sesuai regulasi. (D,W)
4 Ada bukti pengawasan pelaksanaan administrasi. (D,W) 10
5 Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu. (D,W) 10

6 Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan


laboratorium. (D,W)

1 RS melakukan analisis pola ketenagaan staf laboratorium yang adekuat 10


AP.5.2 untuk memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)
2 Staf laboratorium yang membuat interpretasi, memenuhi persyaratan 10
kredensial (lihat juga KKS.10 ). (D,W)

3 Staf laboratorium dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang 10
mengerjakan tes di ruang rawat (TRR / Point of Care Testing) pasien,
memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga KKS.4, EP 1). (D,W)
4 Ada pelaksanaan supervisi pelayanan laboratorium di RS. (D,W)

1 Ada program manajemen risiko menangani potensi risiko di 10


AP.5.3 laboratorium, sesuai regulasi RS (R)

Ada bukti pelaksanaan program manajemen risiko sebagai bagian dari


2 manajemen risiko RS dan program pencegahan dan pengendalian infeksi
(D,W)

3 Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling sedikit satu tahun sekali
dan bila ada kejadian. (D,W)

4 Ada pelaksanaan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi


staf laboratorium tentang prosedur keselamatan dan keamanan untuk
mengurangi risiko serta pelatihan tentang prosedur baru yang
menggunakan bahan berbahaya. (lihat MFK.11; TKRS.9; KKS.8) (D,W)

1 Ada bukti unit laboratorium melaksanakan manajemen risiko fasilitas dan


AP.5.3.1 risiko infeksi sesuai regulasi di RS (D,W)

Ada bukti pelaporan dan penanganan staf yang terpapar di unit


2 laboratorium dicatat sesuai dengan regulasi PPI RS dan peraturan
perundang-undangan (D,W)

3 Ada bukti unit laboratorium menjalankan ketentuan sesuai dengan butir


a) s/d g) dalam maksud dan tujuan (D,W)

Ada bukti dilakukan tindakan koreksi, dicatat, dievaluasi dan dilaporkan


4 kepada penanggung jawab/koordinator K3 RS jika muncul masalah dan
terjadi kecelakaan (D,W)

Ada regulasi yang disusun secara kolaboratif tentang hasil laboratorium


1 yang kritis, pelaporan oleh siapa dan kepada siapa, dan tindak lanjutnya. 10
AP.5.3.2 (R)

2 Hasil laboratorium yang kritis dicatat didalam rekam medis pasien (lihat 5
juga SKP 2 .1 EP 2 ) (D,W)

3 Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil laboratorium yang kritis 10
secara kolaboratif. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut terhadap seluruh


4 proses, agar memenuhi ketentuan serta dimodifikasi sesuai kebutuhan.
(D,W)

1 RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan 10


AP.5.4 laboratorium. (R)

2 Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan 10


laboratorium. (D,W)

3 Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito. 10


(D,W)
1 Ada regulasi dan program untuk pengelolaan peralatan laboratorium 10
AP.5.5 yang meliputi butir a) s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)

2 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan 5


didokumentasikan. (D,W)

3 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan 5


didokumentasikan. (D,W)

4 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan 5


didokumentasikan. (D,W)

5 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan kalibrasi berkala dan 5


didokumentasikan. (D,W)
6 Ada daftar inventaris peralatan laboratorium. (D) 10

7 Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan


fungsi alat dan didokumentasikan. (D,W)

8 Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan (recall) dan


didokumentasikan. (D,W)

9 Terhadap kegiatan a) s/d g ) dalam Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi


berkala dan tindak lanjut (D,W)

1 RS menetapkan pengelolaan logistik laboratorium, reagensia esensial, 10


bahan lain yang diperlukan, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan
AP.5.6 sesuai peraturan perundang-undangan. (lihatjuga MFK.5, EP 1). (R)

Ada bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan diberi


2 label, serta didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi 5
pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)
3 Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen. (D,W) 5

1 Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, 10


AP.5.7 pengerjaan, pengiriman, pembuangan spesimen (R)

2 Ada bukti pelaksanaan permintaan pemeriksaan oleh PPA yang 10


kompeten dan berwenang (D,W)

3 Ada bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan identifikasi 10


spesimen sesuai dengan regulasi (D,W)

4 Ada bukti pelaksanaan pengiriman, pembuangan, penyimpanan,


pengawetan spesimen sesuai dengan regulasi (D,W)

5 Ada bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen


(tracking) sesuai dengan regulasi. (D,W)

6 Ada bukti pengelolaan pemeriksaan jaringan/cairan sesuai dengan 5


regulasi. (D,W)

7
Ditetapkan prosedur bila menggunakan laboratorium rujukan. (D)

1 Ada regulasi tentang penetapan dan evaluasi rentang nilai normal untuk 10
AP.5.8 interpretasi, pelaporan hasil laboratorium klinis. (R)

2 Pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan permintaan 10


pemeriksaan tertulis disertai dengan ringkasan klinis. (D,W)
3 Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan rentang nilai 10
normal. (D)

1 RS menetapkan program mutu laboratorium klinik meliputi a) s/d e) di 10


AP.5.9 Maksud dan tujuan. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan validasi metoda tes. (D,W)

3 Ada bukti pelaksanaan surveilans harian dan pencatatan hasil 10


pemeriksaan.(D,W)
4 Ada bukti pelaksanaan tes reagen. (D,W) 10

5 Ada bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat dan dokumentasinya


terhadap masalah yang timbul. (D,W)
AP.5.9.1 1 Ada bukti pelaksanaan PME (D) 10
2 Ada bukti tindak lanjut dari hasil PME (D)
AP.5.10 1 Ada bukti ijin dan atau sertifikasi laboratorium rujukan. (D,W) 10
2 Ada bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan. (D,W) 10

3 Ada staf yang bertanggung jawab mereview dan menindak lanjuti hasil 10
pemeriksaan laboratorium yang diberikan. (D,W)

4 Laporan tahunan PME laboratorium rujukan diserahkan kepada


pimpinan RS untuk evaluasi kontrak klinis tahunan. (D,W)

Ada regulasi tentang penyediaan dan pelayanan darah meliputi a) s/d d)


1 pada maksud dan tujuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 10
AP.5.11 (R)

2 Pemberian darah harus mendapatkan persetujuan dari pasien atau 10


keluarga, yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tentang
tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi pemberian transfusi darah dan
produk darah. (D,W) (Lihat juga HPK.2.1 EP 4, SKP 1 EP 4)

Ada bukti dilaksanakan monitoring dan evaluasi pemberian transfusi


3 darah dan produk darah dan dilaporkan bila terjadi reaksi transfusi. 5
(D,W) (Lihat juga PAP 3.3 dan PMKP 9.2 EP 2)

Seorang profesional yang kompeten dan berwenang, ditetapkan


1 bertanggungjawab untuk pelayanan darah dan tranfusi (lihat juga,
AP.5.11.1 PAP.3.3; TKRS.9) (R)
2 Ada supervisi meliputi a) s/d d) di maksud dan tujuan.(D,W)
AP.5.11.2 1 Ditetapkan program kendali mutu. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu. (D,W)

Ada regulasi tentang pengorganisasian dan pengaturan pelayanan


1 Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR ) secara 10
AP.6 terintegrasi (R)

2 Ada pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional 10


((RIR ) tersedia 24 jam (O, W)

3 Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus dapat dihubungi jika
dibutuhkan ( D,W )

Pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama berdasarkan


4 pada sertifikat mutu dan diikuti perjanjian kerjasama sesuai peraturan 10
perundang-undangan. (D,W)
5 Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR keluar RS (pihak ketiga) harus melalui 10
RIR RS. (D,W)

Rumah sakit menetapkan seorang (atau lebih) tenaga profesional untuk


1 memimpin pelayanan RIR terintegrasi 10
disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai butir a)
sampai dengan e) dalam maksud dan tujuan. (R)
AP.6.1
2 Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi. (D,W) 10
3 Ada bukti pelaksanaan pelayanan RIR sesuai regulasi. (D,W) 10
4 Ada bukti pengawasan pelaksanaan administrasi. (D,W) 10
5 Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu. (D,W) 10

6 Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan 10


RIR (D,W)

1 RS melakukan analisis pola ketenagaan staf RIR yang adekuat untuk 10


AP.6.2 memenuhi kebutuhan pasien (D,W) (lihat juga TKRS 9.Ep2. PMKP 6 EP2)

2 Staf RIR dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang 10
mengerjakan pelayanan pasien di tempat tidur (point-of-care test)
pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga. KKS 4, EP 1). (D,W)

3 Staf RIR yang membuat interpretasi / ekpertise, memenuhi persyaratan 10


kredensial. (lihat juga. KKS 4, EP 1). (D,W)
4 Ada pelaksanaan supervisi pelayanan RIR di RS. (D,W )

RS menetapkan program manajemen risiko menangani potensi risiko


1 keamanan radiasi di pelayanan RIR sesuai butir a) s/d e) dalam Maksud 10
dan Tujuan. (R,)
( lihat juga MFK 4 EP 1)
AP.6.3

Ada bukti pelaksanaan program manajemen risiko yang merupakan


2 bagian dari manajemen risiko RS (radiasi) dan program pencegahan dan 10
pengendalian infeksi (D,W )

3 Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling sedikit satu tahun sekali 10
dan bila ada kejadian. (D,W) (lihat juga MFK 3)

4 Diadakan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf RIR 10


tentang prosedur keselamatan dan keamanan untuk mengurangi risiko
serta pelatihan tentang prosedur baru yang menggunakan bahan
berbahaya (lihat juga, MFK.11; TKRS.9;. KKS 8) (D,O,W)

RS menetapkan regulasi sebelum dilakukan pemeriksaan RIR harus ada


1 penjelasan dari Radiolognya dan harus ada persetujuan dari pasien atau 10
AP.6.3.1 keluarga (R)

2 RS melaksanakan identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap 10


pemeriksaan RIR , (D,W).

3 Ada pelaksanaan edukasi tentang dosis untuk pemeriksaan imaging 10


(D.W)
Ada bukti risiko radiasi diidentifikasi melalui proses yang spesifik atau
4 alat yang spesifik, untuk staf dan pasien yang mengurangi risiko (apron, 10
TLD, thermoluminescent dosimeter, dan yang sejenis) (lihat MFK 5 EP 3)
(D,O,W)

1 10
AP.6.4 RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan RIR (R)

2 Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan RIR. 10


(D,W)

3 Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan 10


cito. (D,W) (lihat juga, PAB.7)

1 Ada regulasi dan program untuk pengelolaan peralatan pelayanan RIR 10


AP.6.5 yang meliputi butir a) s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)

2 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan 10


didokumentasikan. (D,W)

3 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan 10


didokumentasikan. (D,W)

4 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan 10


didokumentasikan. (D,W)

5 Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan kalibrasi berkala dan 10


didokumentasikan. (D,W)

6 Ada daftar inventaris peralatan pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan 10


Radiologi Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat juga MFK.8, EP 2)

7 Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan 10


fungsi alat dan didokumentasikan. (D,W)

8 Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan (recall) dan 10


didokumentasikan. (D,W)

9 Terhadap kegiatan a) sampai dengan h) dalam Maksud dan tujuan 10


dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut ( D,W )

1 RS menetapkan film x-ray dan bahan lain yang diperlukan (lihat juga 10
AP.6.6 MFK.5, EP 1). (R)

2 Ada regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray, reagens, dan bahan 10
lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan
perundang-undangan. (R). (lihat juga MFK 5 EP 2)

Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai
3 pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya (lihat juga 10
MFK.5, EP 2). (D,O,W)

4 Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua perbekalan terkait 10


pemeriksaan. (D,W)

1 RS menetapkan program mutu pelayanan RIR meliputi a) s/d e) sesuai 10


AP.6.7 maksud dan tujuan. (lihat juga TKRS 11 )(R)
2 Ada bukti pelaksanaan validasi tes metoda (D,W) 10
3 Ada bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf 10
radiologi yang kompeten dan berwenang. (D,W)

4 10
Ada bukti pelaksanaan koreksi cepat jika diketemukan masalah. (D,W)

5 Ada bukti audit terhadap antara lain : film, kontras, kertas USG, cairan TDD
developer, fixer. (D,W)
6 Ada dokumentasi hasil dan tindakan koreksi. (D,W) 10
AP.6.8 1 Ada bukti ijin atau sertifikasi RIR rujukan ( D , W) 10

2 10
Ada bukti pelaksanaan kontrol mutu pelayanan RIR rujukan. (D,W)

Ada Staf yang bertangg-jawab mereview dan menindaklanjuti atas hasil


3 kontrol mutu dari pelayanan RIR rujukan, dan mereview hasil kontrol 10
mutu (D,W)

4 Laporan tahunan hasil kontrol mutu pelayanan RIR rujukan diserahkan 10


kepada pimpinan RS untuk evaluasi kontrak klinis tahunan (D)
Capaian AP

79.01%
Form pengkajian ulang
resiko jatuh (-)

form pengkajian ulang


nyeri (-)
SIP dr. Margareth
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Rumah sakit menetapkan regulasi bagi pimpinan unit pelayanan untuk


bekerja sama memberikan proses asuhan seragam dan mengacu pada
PAP.1 1 peraturan perundang-undangan yang berlaku. (R)
Asuhan seragam diberikan sesuai persyaratan sesuai butir a) sampai
2 dengan e) dimaksud dan tujuan PAP 1. (D,W)
Ada regulasi yang mengatur pelayanan dan asuhan terintegrasi di dan
PAP.2 1 antar berbagai unit pelayanan. (R)
Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
2 berbagai unit pelayanan. (lihat juga ARK 2, EP 3). (D,O,W)
Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
3 berbagai unit pelayanan. (D,O,W)
Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi lain tentang
4 kerjasama didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)

Ada regulasi asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter


penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat, dan PPA lainnya sesudah
PAP.2.1 1 pasien masuk rawat inap. (R)
Rencana asuhan dibuat untuk setiap pasien dan dicatat oleh PPA yang
2 memberikan asuhan di rekam medis pasien. (D,W)
Rencana asuhan pasien terintegrasi dibuat dengan sasaran berdasar atas
3 data asesmen awal dan kebutuhan pasien. (D,W)

Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai dengan kondisi


pasien, dimutakhirkan, atau direvisi oleh tim PPA berdasar atas asesmen
4 ulang. (D,W)

Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada


CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan dan diverifikasi harian oleh
5 DPJP. (D,W)

PAP.2.2 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tata cara pemberian instruksi. (R)
Instruksi diberikan hanya oleh mereka yang kompeten dan berwenang
2 (lihat KKS 3). (D,W)

Permintaan untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing


harus disertai indikasi klinis apabila meminta hasilnya berupa
3 interpretasi. (D,W)
Instruksi didokumentasikan di lokasi tertentu di dalam berkas rekam
4 medis pasien. (D,W)
Ada regulasi tentang tindakan klinis dan diagnostik serta pencatatannya
PAP.2.3 1 di rekam medis. (R)
Staf yang meminta beserta apa alasan dilakukan tindakan dicatat di
2 rekam medis pasien. (D)
3 Hasil tindakan dicatat di rekam medis pasien. (D)
Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik
invasif/berisiko harus dilakukan asesmen serta pencatatannya dalam
4 rekam medis. (D,W)
Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang hasil asuhan dan
PAP.2.4 1 pengobatan (lihat juga HPK 2.1.1, EP 1). (D,W)

Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang hasil asuhan dan


2 pengobatan yang tidak diharapkan (lihat juga HPK 2.1.1, P 2). (D,W)

Ada regulasi proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi sesuai dengan populasi pasiennya serta penetapan risiko
tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien risiko tinggi dan
PAP.3 1 pelayanan risiko tinggi. (R)
Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan
2 pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko
3 tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)
Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam
4 program peningkatan mutu rumah sakit. (D,W)
PAP.3.1 1 Ada regulasi pelaksanaan early warning system (EWS). (R)
2 Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS. (D,W)
3 Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS. (D,W,S)
4 Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W)

Ada regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia dan diberikan selama 24


jam setiap hari di seluruh area rumah sakit, serta peralatan medis untuk
resusitasi dan obat untuk bantuan hidup dasar terstandar sesuai dengan
PAP.3.2 1 kebutuhan populasi pasien (lihat PAB 3, EP 3). (R)

Di seluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar diberikan segera saat
dikenali henti jantung-paru dan tindak lanjut diberikan kurang dari 5
2 menit. (W,S)
3 Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi. (D,W)
Ada regulasi pelayanan darah dan produk darah meliputi butir a) sampai
PAP.3.3 1 dengan f) pada maksud dan tujuan (lihat AP 5.11 EP 2). (R)
Ada bukti pelaksanaan proses meliputi a) sampai dengan f) pada
2 maksud dan tujuan. (D,W)

Ada bukti staf yang kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan


darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi (lihat
3 AP 5.11, EP 1). (D,W)

PAP.3.4 1 Ada regulasi asuhan pasien alat bantu hidup dasar atau pasien koma. (R)
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup sesuai
2 dengan regulasi. (D,W).
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien koma sesuai dengan regulasi.
3 (D,W).
Ada regulasi asuhan pasien penyakit menular dan immuno-suppressed.
PAP.3.5 1 (R)
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien penyakit menular sesuai dengan
2 regulasi. (D,W).
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien immuno-suppressed sesuai dengan
3 regulasi. (D,W).
PAP.3.6 1 Ada regulasi asuhan pasien dialisis. (R)
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis sesuai dengan regulasi.
2 (D,W)

3 Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien secara berkala. (D,W)

PAP.3.7 1 Ada regulasi pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint). (R)


Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan alat penghalang
2 (restraint) sesuai dengan regulasi. (D,W)
3 Ada bukti dilakukan evaluasi pasien secara berkala. (D,W)

Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien yang lemah, lanjut usia,
anak, dan yang dengan ketergantungan bantuan, serta populasi yang
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko
PAP.3.8 1 bunuh diri. (R)

Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang lemah dan lanjut usia yang
2 tidak mandiri menerima asuhan sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dengan
3 ketergantungan sesuai dengan regulasi. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap populasi pasien dengan risiko


kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh
4 diri sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien yang mendapat
PAP.3.9 1 kemoterapi atau pelayanan lain yang berisiko tinggi. (R)
Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi
2 sesuai dengan regulasi. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain (misalnya terapi


hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi) sesuai dengan regulasi.
3 (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi yang berkaitan dengan pelayanan gizi.
PAP.4 1 (R)
Rumah sakit menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien.
2 (D,O,W)

Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai dengan status


3 gizi dan kebutuhan pasien serta dicatat di rekam medis. (D,O,W)
Makanan disiapkan dan disimpan dengan mengurangi risiko
4 kontaminasi dan pembusukan. (O,W)
Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan.
5 (D,O,W)

Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, mereka diberi edukasi


tentang pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi serta
6 pembusukan sesuai dengan regulasi. (D,O,W,S)
Makanan yang dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara benar
7 untuk mencegah kontaminasi. (D,O,W)

PAP.5 1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk terapi gizi terintegrasi. (R)
Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada pasien risiko nutrisi.
2 (D,W)
Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana, pemberian, dan monitor
3 terapi gizi. (D,W)
Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam medis pasien. (lihat
4 AP 2 EP 1). (D)(W)
Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan pasien untuk mengatasi
PAP 6 1 nyeri. (R)
Pasien nyeri menerima pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan
2 kebutuhan. (D,W)

Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang pelayanan untuk


mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai
3 pasien, dan keluarga. (D,W)

Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang kemungkinan timbulnya


nyeri akibat tindakan yang terencana, prosedur pemeriksaan, dan pilihan
4 yang tersedia untuk mengatasi nyeri. (D,W,S)
Rumah sakit melaksanakan pelatihan pelayanan mengatasi nyeri untuk
5 staf. (D,W)

Ada regulasi asesmen awal dan ulang pasien dalam tahap terminal
PAP.7 1 meliputi butir a) sampai dengan i) pada maksud dan tujuan. (R)

Ada bukti skrining dilakukan pada pasien yang diputuskan dengan kondisi
2 harapan hidup yang kecil sesuai dengan regulasi. (D,W)
Pasien dalam tahap terminal dilakukan asesmen awal dan asesmen
3 ulang. (D,W)

4 Hasil asesmen menentukan asuhan dan layanan yang diberikan. (D,W)


Asuhan dalam tahap terminal memperhatikan rasa nyeri pasien. (lihat
5 juga HPK 2.2). (D,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan pasien dalam tahap


PAP.7.1 1 terminal meliputi butir a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (R)
Staf diedukasi tentang kebutuhan unik pasien dalam tahap terminal.
2 (D,W)
Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan gejala,
kondisi, dan kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 EP
3 1). (D, W)
Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan upaya
4 mengatasi rasa nyeri pasien (lihat juga HPK 2.2). (D,W)

Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan kebutuhan


5 biopsiko- sosial, emosional, budaya, dan spiritual. (D,W)

Pasien dan keluarga dilibatkan dalam keputusan asuhan termasuk


6 keputusan do not resuscitate/DNR. (lihat juga HPK 2). (D,W)
Capaian PAP

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan anestesi, sedasi


moderat dan dalam yg memenuhi standar profesi, peraturan
PAB.1 1 perundang-undangan (R)

Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yg adekuat, reguler dan


2 nyaman, tersedia utk memenuhi kebutuhan pasien (O,W)

Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam (termasuk pelayanan yg


3 diperlukan untuk kegawat daruratan) tersedia 24 jam. (O,W)

Ada regulasi RS yangmengatur pelayanan anestesi, sedasi moderat dan


dalam seragam di seluruh RS (lihat PAP 1 EP 1) dan berada dibawah
tanggung jawab seorang dokter anestesi sesuai peraturan perundang-
PAB.2 1 undangan (lihat TKRS 5). (R )

2. Ada bukti penanggung jawab pelayanan anestesi mengembangkan,


melaksanakan, menjaga regulasi seperti elemen a) s/d d) di maksud dan
2 tujuan. (D,W)
Ada bukti penanggung jawab menjalankan program pengendalian mutu.
3 (D,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan evaluasi pelaksanaan pelayanan


anestesi, sedasi moderat dan dalam di seluruh bagian Rumah Sakit .
4 (D,W)

RS menetapkan program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan


PAB.2.1 1 anestesi, sedasi moderat dan dalam (lihat PMKP 2.1). (R)
Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra sedasi dan
2 pra anestesi. (D,W)
Ada bukti monitoring dan evaluasi proses monitoring status fisiologis
3 selama anestesi. (D,W)
Ada bukti monitoring dan evaluasi proses monitoring ,proses pemulihan
4 anestesi dan sedasi dalam. (D,W)
Ada bukti monitoring dan evaluasi evaluasi ulang bila terjadi konversi
5 tindakan dari lokal/regional ke general. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien dalam


anestesi, sedasi moderat dan dalam dan diintegrasikan dgn program
6 mutu RS (lihat PMKP 2.1). (D,W)

Ada regulasi RS yg menetapkan pemberian sedasi yg seragam di semua


tempat di RS sesuai peraturan perundang-undangan ditetapkan dan
dilaksanakan sesuai elemen a) s/d d) spt yg disebut di maksud dan tujuan
PAB.3 1 (R)

2 Ada bukti pelaksanaan sedasi sesuai regulasi yang ditetapkan (D,O,W)


Peralatan emergency tersedia dan digunakan sesuai dgn jenis sedasi,
3 umur dan kondisi pasien (D,O)

Staf yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan bantuan


hidup lanjut (advance) harus selalu tersedia dan siaga selama tindakan
4 sedasi dikerjakan (D,O,W)

PPA yang bertanggung jawab memberikan sedasi adalah staf yg


PAB.3.1 1 kompeten dalam hal paling sedikit a) s/d d) di maksud dan tujuan (R)

PPA yang bertanggung jawab melakukan pemantauan selama diberikan


sedasi adalah staf yg kompeten dalam hal, paling sedikit e) s/d h) di
2 maksud dan tujuan (R)
Kompetensi semua staf yang terlibat dalam sedasi tercatat dalam
3 dokumen kepegawaian (lihat KKS 5) (D,W)

Dilakukan asesmen pra sedasi dan dicatat dalam rekam medis yg


sekurang-kurangnya berisikan a) s/d e) di maksud dan tujuan, utk
evaluasi risiko dan kelayakan tindakan sedasi bagi pasien sesuai regulasi
PAB.3.2 1 yg ditetapkan RS (D,W)
Seorang yang kompeten melakukan pemantauan pasien selama sedasi
2 dan mencatat hasil monitor dalam rekam medis (D,W)
Kriteria pemulihan digunakan dan didokumentasikan setelah selesai
3 tindakan sedasi.(D,W)

Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang
memberikan keputusan dijelaskan tentang risiko, keuntungan dan
PAB.3.3 1 alternatif tindakan sedasi. (D,W)

Pasien dan keluarga atau pihak lain yangg berwenang diberi edukasi
2 tentang pemberian analgesi pasca tindakan sedasi. (D,W)
Dokter spesialis anestesi melaksanakan edukasi dan
3 mendokumentasikannya. (D,W)
Asemen pra anestesi dilakukan untuk setiap pasien yang akan operasi
PAB.4 1 (Lihat AP.1) (D,W)

2 Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien.(D,W)


Asemen pra induksi dilakukan untuk setiap pasien sebelum dilakukan
PAB.4.1 1 induksi. (D,W)

2 Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien. (D,W)


Ada regulasi tentang pelayanan anestesi setiap pasien direncanakan dan
PAB.5 1 didokumentasikan (R)
Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta teknik anestesi
2 didokumentasikan di rekam medis pasien. (D,W)
Dokter spesialis anestesi dan perawat yang mendampingi / penata
3 anestesi ditulis dalam form anestesi (D,W)
Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yg berwenang yg memberikan
keputusan dijelaskan tentang risiko, keuntungan dan alternatif tindakan
PAB.5.1 1 anestesi. (D,W)

Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yg berwenang diberi edukasi
2 tentang pemberian analgesi pasca tindakan anestesi. (D,W)
Dokter spesialis anestesi melaksanakan edukasi dan
3 mendokumentasikannya .(R,D)

Ada regulasi jenis dan frekuensi monitoring selama anestesi dan operasi
dilakukan berdasar status pasien pada pra anestesi, metoda anestesi yg
PAB.6 1 dipakai, dan tindakan operasi yg dilakukan.(R)
Monitoring Pemantauan status fisiologis pasien sesuai dengan panduan
2 praktik klinis (D,W)
3 Hasil monitoring dicatat di form anestesi (D,W)

Pasien dipindahkan dari ruang pemulihan (atau jika pemonitoran


pemulihan dihentikan) sesuai alternatif a) s/d c) di maksud dan tujuan. (R
PAB.6.1 1)
Waktu masuk ruang pemulihan dan dipindahkan dari ruang pemulihan
2 dicatat dalam form anestesi (D,O,W)
Pasien dimonitor dalam masa pemulihan pasca anestesi sesuai regulasi
3 RS (D,O,W)
4 Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi (D)
Ada regulasi ttg asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar
PAB.7 1 informasi dari hasil asesmen (R)

Diagnosis pra operasi dan rencana operasi dicatat di rekam medik pasien
oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi
2 dimulai (D,W)

Hasil asesmen yg digunakan utk menentukan rencana operasi dicatat


oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di rekam medis pasien
3 sebelum operasi dimulai (Lihat juga, AP.1.2.1; AP 1.3.1) (D,W)

Pasien, keluarga dan mereka yg memutuskan diberi edukasi ttg risiko,


manfaat, komplikasi, dampak dan alternatif prosedur/teknik terkait
PAB.7.1 1 rencana operasi. (D,W)
Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat dan alternatif penggunaan
2 darah dan produk darah (D,W)

Edukasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan dicatat


pada bagian pemberian informasi dalam form persetujuan tindakan
3 kedokteran (D,W)
Ada regulasi ttg laporan operasi yg meliputi sekurang-kurangnya a) s/d h)
PAB.7.2 1 di dalam maksud dan tujuan (R).
Ada bukti laporan operasi memuat paling sedikit a) s/d h) di Maksud dan
tujuan dan dicatat pada form yg ditetapkan RS, tersedia segera setelah
operasi selesai dan sebelum pasien dipindah ke area lain untuk asuhan
2 biasa (D,W)

3 Laporan operasi dapat dicatat di area asuhan intensif lanjutan (D,W)

Ada regulasi tentang rencana asuhan pasca operasi dibuat oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat, dan profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya, utk memenuhi kebutuhan segera pasien pasca
PAB.7.3 1 operasi. (R)

Ada bukti pelaksanaan rencana Asuhan pasca operasi dicatat di rekam


medis pasien dalam waktu 24 jam oleh DPJP atau di verifikasi oleh DPJP
2 bila ditulis oleh dokter bedah yg didelegasikan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan pasca operasi termasuk rencana


asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya berdasar kebutuhan pasien
3 (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan pasca operasi diubah berdasar
4 asesmen ulang pasien. (D,O,W)
Ada regulasi yg meliputi a) s/d h) pada maksud dan tujuan. Lihat juga
PAB.7.4 1 TKRS 7.1 EP.1. (R)
2 Ada daftar alat implan yg digunakan di RS. (D,W)

Bila implan yg dipasang dilakukan penarikan kembali (recall), ada bukti


3 RS dapat melakukan telusur terhadap pasien terkait.(D,O,W)
Ada bukti alat implan dimasukkan dalam prioritas monitoring unit terkait.
4 (D,W)
Rumah sakit menetapkan jenis pelayanan bedah yg dapat dilaksanakan.
PAB.8 1 (R)

Ruang operasi memenuhi persyaratan tentang pengaturan zona


berdasarkan tingkat sterilitas ruangan sesuai peraturan perundang-
2 undangan. (O,W)

Ruang operasi memenuhi persyaratan tentang alur masuk barang-barang


3 steril harus terpisah dari alur keluar barang dan pakaian kotor. (O,W)

Ruang operasi memenuhi persyaratan koridor steril dipisahkan/tidak


4 boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor. (OW)
Rumah Sakit menetapkan program mutu dan keselamatan pasien dalam
PAB.8.1 1 pelayanan bedah. (R)
Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra bedah.
2 (D,W)
Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan penandaan lokasi
3 operasi. (D,W)
Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan surgical safety check List
4 (lihat juga SKP 4). (D.W)
Ada bukti monitoring dan evaluasi pemantauan diskrepansi diagnosis pre
5 dan post operasi. (D,W)
Program mutu pelayanan bedah diintegrasikan dengan program mutu RS
6 ( lihat PMKP 2.1 ). (D,W)
Capaian PAB

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Ada regulasi organisasi yang mengelola pelayanan kefarmasian dan


penggunaan obat yang menyeluruh atau mengarahkan semua tahapan
PKPO.1 1 pelayanan obat aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan (R)
Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin dan melakukan supervisi sesuai
2 dengan penugasannya (D,W)

Ada bukti pelaksanaan sekurang-kurangnya satu kajian pelayanan


kefarmasian dan penggunaan obat yang didokumentasikan selama 12
3 bulan terakhir. (D,W)

Ada bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu tersedia
4 bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat. (D,O,W)
Terlaksananya pelaporan kesalahan penggunaan obat sesuai dengan
5 peraturan perundang-undangan. (D,W)

Terlaksananya tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan obat untuk


memperbaiki sistem manajemen dan penggunaan obat sesuai peraturan
6 perundang-undangan. (D,W)

Ada regulasi tentang organisasi yang menyusun formularium RS berdasar


atas kriteria yang disusun secara kolaboratif sesuai dengan peraturan
PKPO.2 1 perundang-undangan. (R)

Ada bukti pelaksanaan apabila ada obat yang baru ditambahkan dalam
formularium, maka ada proses untuk memantau bagaimana penggunaan
obat tersebut dan bila terjadi efek obat yang tidak diharapkan, efek
2 samping serta medication error. (D,W)
Ada bukti implementasi untuk memantau kepatuhan terhadap
3 formularium baik dari persediaan maupun penggunaanya. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan formularium sekurang-kurangnya dikaji setahun


4 sekali berdasar atas informasi tentang keamanan dan efektivitas. (D,W)

Ada regulasi pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan


medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, serta berkhasiat
PKPO.2.1 1 sesuai dengan peraturan perundang-undangan (lihat juga TKRS 7). (R)

Ada bukti bahwa manajemen rantai pengadaan (supply chain


management) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
2 undangan (lihat juga TKRS 7.1). (D,O,W)

3 Ada bukti pengadaan obat berdasar atas kontrak (lihat juga TKRS 7). (D)

Ada regulasi pengadaan bila sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat
PKPO.2.1.1 1 dibutuhkan. (R)
Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis serta saran substitusinya.
2 (D,W)

3 Ada bukti bahwa staf memahami dan mematuhi regulasi tersebut. (D, W)

Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat


PKPO.3 1 kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, dan aman. (R)

Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat
diberi label yang terdiri atas isi/nama obat, tanggal kadaluarsa, dan
2 peringatan khusus. (lihat juga MFK 5 EP 6). (D,W)

Ada bukti implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar


kondisi obat tetap stabil, termasuk obat yang disimpan di luar instalasi
3 farmasi. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi secara teratur oleh apoteker


4 untuk memastikan penyimpanan obat dilakukan dengan baik. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari kehilangan serta pencurian di
5 semua tempat penyimpanan dan pelayanan. (D,W)

Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan berbahaya, serta obat


narkotika dan psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan
PKPO.3.1 1 peraturan perundang- undangan. ?
Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar, dan aman
2 sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik,
3 benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti pelaporan obat narkotika serta psikotropika secara akurat
4 sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. (D,W

Ada regulasi rumah sakit tentang proses larangan menyimpan elektrolit


konsentrat di tempat rawat inap kecuali bila dibutuhkan secara klinis dan
apabila terpaksa disimpan di area rawat inap harus diatur keamanannya
PKPO.3.2 1 untuk menghindari kesalahan. (lihat juga SKP 3.1). (R)
Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman
2 sesuai dengan egulasi. (O,W)
Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus diwaspadai (high alert)
3 sesuai dengan regulasi. (O,W)

Ada regulasi pengaturan penyimpanan obat dengan ketentuan khusus


PKPO.3.3 1 meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)
Ada bukti penyimpanan produk nutrisi yang baik, benar, dan aman sesuai
2 dengan regulasi. (lihat juga PAP 4). (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat dan bahan radioaktif yang baik, benar, dan
3 aman sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap
4 yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

Ada bukti penyimpanan obat program atau bantuan pemerintah/pihak


5 lain yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat yang digunakan untuk penelitian yang baik,
6 benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

Ada regulasi pengelolaan obat emergensi yang tersedia di unit-unit


layanan agar dapat segera dipakai untuk memenuhi kebutuhan darurat
serta upaya pemeliharaan dan pengamanan dari kemungkinan pencurian
PKPO.3.4 1 dan kehilangan. (R)

2 Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap dan siap pakai. (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap penyimpanan obat


emergensi dan segera diganti apabila dipakai, kadaluwarsa, atau rusak.
3 (D,O,W)

Ada regulasi penarikan kembali (recall) dan pemusnahan sediaan


farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak layak
PKPO.3.5 1 pakai karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa. (R)
Ada bukti pelaksanaan penarikan kembali (recall) sesuai dengan regulasi
2 yang ditetapkan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pemusnahan sesuai dengan regulasi yang
3 ditetapkan. (D,W)

Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan


secara benar, lengkap, dan terbaca, serta menetapkan staf medis yang
kompeten dan berwenang untuk melakukan peresepan/permintaan obat
dan instruksi pengobatan. (lihat juga PAP 2.2 EP 1; AP 3 EP 1; dan SKP 2
PKPO.4 1 EP 1). (R)

Ada bukti peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan


2 dilaksanakan oleh staf medis yang kompeten serta berwenang. (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan apoteker melakukan rekonsiliasi obat pada saat


3 pasien masuk, pindah unit pelayanan, dan sebelum pulang. (D,W)
4 Rekam medis memuat riwayat penggunaan obat pasien. (D,O)

Ada regulasi syarat elemen resep lengkap yang meliputi butir a) sampai
dengan g) pada maksud dan tujuan serta penetapan dan penerapan
langkah langkah untuk pengelolaan peresepan/ permintaan obat,
instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap, dan tidak terbaca
PKPO.4.1 1 agar hal tersebut tidak terulang kembali. (R)

Ada bukti pelaksanaan evaluasi syarat elemen resep lengkap yang


2 meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan proses pengelolaan resep yang tidak benar, tidak
3 lengkap, dan tidak terbaca. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan proses untuk mengelola resep khusus, seperti


darurat, standing order, berhenti automatis (automatic stop order),
4 tapering, dan lainnya. (D,W)
Ada daftar staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau
PKPO.4.2 1 menulis resep yang tersedia di semua unit pelayanan. (D)

Ada bukti pelaksanaan rumah sakit menetapkan dan melaksanakan


proses untuk membatasi jika diperlukan jumlah resep atau jumlah
pemesanan obat yang dapat dilakukan oleh staf medis yang diberi
2 kewenangan. (lihat juga KKS 10 EP 1). (R)

Ada bukti staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau
menulis resep atau memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit
3 layanan farmasi atau oleh lainnya yang menyalurkan obat. (D)

Ada bukti pelaksanaan obat yang diberikan dicatat dalam satu daftar di
rekam medis untuk setiap pasien berisi: identitas pasien, nama obat,
dosis, rute pemberian, waktu pemberian, nama dokter dan keterangan
PKPO.4.3 1 bila perlu tapering off, titrasi, dan rentang dosis. (D)

Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut di atas disimpan dalam rekam


medis pasien dan menyertai pasien ketika pasien dipindahkan. Salinan
2 daftar resep obat pulang kepada pasien. (D)( lihat ARK 4.2 EP 4)
Ada regulasi penyiapan dan penyerahan obat yang sesuai dengan
PKPO.5 1 peraturan perundang-undangan dan praktik profesi. (R)

Ada bukti pelaksanaan staf yang menyiapkan produk steril dilatih,


memahami, serta mempraktikkan prinsip penyiapan obat dan teknik
2 aseptik (lihat juga PPI). (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat kemoterapi dilakukan sesuai
3 dengan praktik profesi. (lihat juga PPI 7). (O,W)

Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parenteral


serta pengemasan kembali obat suntik dilakukan sesuai dengan praktik
4 profesi (O,W)
Ada regulasi penetapan sistem yang seragam untuk penyiapan dan
PKPO.5.1 1 penyerahan obat. (R)
Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep yang meliputi butir a)
2 sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,W)

Setelah obat disiapkan, obat diberi label meliputi identitas pasien, nama
obat, dosis atau konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal
3 disiapkan, dan tanggal kadaluarsa. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi butir 1) sampai dengan 5)
4 pada maksud dan tujuan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat dalam bentuk yang siap
5 diberikan. (D,W)
6 Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. (D,O,W)
Ada penetapan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk
PKPO.6 1 memberikan obat termasuk pembatasannya. ?

Ada bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis yang kompeten
dan berwenang sesuai dengan surat izin terkait profesinya dan peraturan
2 perundang- undangan .(D,W)

Ada bukti pelaksanaan pemberian obat dilaksanakan sesuai dengan


pembatasan yang ditetapkan, misalnya obat kemoterapi, obat radioaktif,
3 atau obat untuk penelitian. (D,W)

Ada regulasi verifikasi sebelum penyerahan obat kepada pasien yang


PKPO.6.1 1 meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)
Ada bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat diserahkan kepada pasien.
2 (D,W,S)
Ada bukti pelaksanaan double check untuk obat yang harus diwaspadai
3 (high alert). (D,O,W,S)
PKPO.6.2 1 Ada regulasi pengobatan oleh pasien sendiri. (R)
Ada bukti pelaksanaan pengobatan obat oleh pasien sendiri sesuai
2 dengan regulasi. (D,W)

3 Ada proses monitoring terhadap pengobatan oleh pasien sendiri. (D,W)


Ada regulasi pemantauan efek obat dan efek samping obat serta dicatat
PKPO.7 1 dalam status pasien. (lihat juga AP 2 EP 1). ?
2 Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat. (D,W)

Ada bukti pemantauan efek samping obat dan pelaporannya sesuai


dengan
peraturan perundang-undangan. (D,W)
3

Ada regulasi medication safety yang bertujuan mengarahkan


penggunaan obat yang aman dan meminimalisasi kemungkinan terjadi
kesalahan penggunaan obat sesuai dengan peraturan perundang-
PKPO.7.1 1 undangan. (R)

Ada bukti pelaksanaan rumah sakit mengumpulkan dan memonitor


seluruh angka kesalahan penggunaan obat termasuk kejadian tidak
diharapkan, kejadian sentinel, kejadian nyaris cedera, dan kejadian tidak
2 cedera. (D,W)

Ada bukti instalasi farmasi mengirimkan laporan kesalahan


penggunaan obat (medication error) kepada tim keselamatan pasien
3 rumah sakit. (D,W)
Ada bukti tim keselamatan pasien rumah sakit menerima laporan
kesalahan penggunaan obat (medication error) dan mencari akar
masalah atau investigasi sederhana, solusi dan tindak lanjutnya, serta
melaporkan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien. (lihat juga
4 PMKP 7). (D,W)

Ada bukti pelaksanaan rumah sakit melakukan upaya mencegah dan


menurunkan kesalahan penggunaan obat (medication error). (lihat juga
5 PMKP 7 EP 1).(D,W)
Capaian PKPO

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Terdapat regulasi tentang pedoman komunikasi efektif yang meliputi


komunikasi dengan masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta antar
MKE.1 1 staf klinis. (R)
Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara rumah sakit
2 dengan masyarakat. (D, W) (Lihat juga TKRS.3.2)

Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif dengan pasien dan


3 keluarga. (D,W) (Lihat juga HPK.2.1; HPK 2.2; ARK.1.3; PAP.2.4)
Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif antar staf klinis.?(D,W)
4 ( lihat juga AP, PAP, SKP 2, TKRS 3.2 EP 2 )
Terdapat demografi populasi sebagai dasar strategi komunikasi dengan
MKE.1.1 1 komunitas dan populasi yang dilayani rumah sakit (D,W).

Demografi sekurang-kurangnya dapat menggambarkan usia, etnis,


agama, tingkat pendidikan, serta bahasa yang dipergunakan termasuk
2 hambatan dalam berkomunikasi. (D,W)

Rumah sakit menyediakan informasi tentang jenis pelayanan, waktu


3 pelayanan serta akses dan proses untuk mendapatkan pelayanan. (D,W)

4 Rumah sakit menyediakan informasi tentang kualitas pelayanan.(D,W)

Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga tentang asuhan dan


pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, dalam bentuk website atau
MKE.2 1 brosur. (D,O,W)
Informasi untuk pasien dan keluarga juga menjelaskan akses terhadap
2 pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit. (D,O,W)

Rumah sakit menyediakan informasi alternatif asuhan dan pelayanan di


tempat lain apabila rumah sakit tidak dapat menyediakan asuhan dan
3 pelayanan yang dibutuhkan pasien. (D,W)

Sesuai dengan demografi komunitas dan populasi, komunikasi dan


edukasi pasien dan keluarga menggunakan format yang praktis dan
MKE.3 1 mudah dipahami. (D,W)
Materi komunikasi dan edukasi pasien dan keluarga diberikan dalam
2 bahasa yang dimengerti. (D,O)

Rumah sakit menyediakan penerjemah sesuai kebutuhan, dan bila di RS


tidak ada petugas penterjemah maka diperlukan adanya kerja sama
3 dengan pihak terkait. (D,W)
RS menetapkan informasi yang harus disampaikan secara akurat dan
MKE.4 1 tepat waktu ke seluruh rumah sakit. (R)?

Terdapat bukti proses penyampaian informasi yang akurat dan tepat


waktu di seluruh rumah sakit termasuk yang ?urgent? antara lain code
2 blue dan code red. (D,W,S) ( lihat juga PAP 3.2. )
MKE.5 1 Terdapat regulasi tentang tata cara berkomunikasi (R)

Informasi kondisi pasien antarstaf klinis termasuk PPA berdasarkan pada


proses yang sedang berjalan atau pada saat penting tertentu dalam
2 proses asuhan ditulis dalam rekam medis. (D,O)
Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang. (D,W) (lihat
3 juga MIRM.15)
Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks dibuat profil
4 ringkas medis rawat jalan. (D,O,W) (lihat juga ARK.4.3)

Informasi yang dikomunikasikan termasuk ringkasan asuhan dan


pelayanan yang telah diberikan pada proses transfer dan rujukan. (D,O)
5 (lihat juga PKPO.4.3 EP 2)
Terdapat bukti dokumentasi pada proses serah terima (hand over). (D,W)
6 (lihat juga SKP.2.2)

Terdapat penetapan organisasi promosi kesehatan rumah sakit yang


mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien sesuai peraturan
MKE.6 1 perundang-undangan (R)
Terdapat bukti organisasi promosi kesehatan rumah sakit telah berfungsi
2 sesuai peraturan perundang-undangan.(D,W)
Edukasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga di
3 seluruh rumah sakit.(D,O,W)
Profesional pemberi asuhan (PPA) sudah terampil melakukan komunikasi
MKE.7 1 efektif (D,W)
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) memiliki pengetahuan yang cukup
2 tentang materi yang diberikan (W)

Dilakukan asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan


keluarga yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan dan
MKE.8 1 dicatat di rekam medis.(D,O)
Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi untuk pasien dan dicatat di
2 rekam medis (D,O).
Hasil asesmen digunakan untuk membuat perencanaan kebutuhan
3 edukasi (D,O)

Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan tentang hasil asesmen,


diagnosis dan rencana asuhan yang akan diberikan. (D,O) (Lihat juga
MKE.9 1 HPK.2.1)

Terdapat bukti pasien dijelaskan tentang hasil asuhan dan pengobatan


termasuk hasil asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W)
2 (Lihat juga PAP.2.4 dan HPK 2.1)
3 Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D,W)

Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan tindakan


kedokteran (informed consent), pasien dan keluarga belajar tentang
risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat memberikan
4 persetujuan. (D,W)
Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung
jawab mereka untuk berpartisipasi pada proses asuhan (D,W) (lihat juga
5 HPK.2.2)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan


yang diberikan meliputi penggunaan obat-obatan secara efektif dan
aman, potensi efek samping obat, potensi interaksi obat antarobat
MKE.10 1 konvensional , obat bebas serta suplemen atau makanan (D,W)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan


yang diberikan meliputi keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan
2 medis (D,W)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan


yang diberikan meliputi diet dan nutrisi yang memadai (D,W) (lihat juga
3 PAP.4 EP 7)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan


yang diberikan meliputi manajemen nyeri (D,W) (lihat juga HPK.2.5 dan
4 PAP.6 ; AP.1.5)
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan
5 yang diberikan meliputi teknik rehabilitasi (D,W)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan


yang diberikan meliputi cara cuci tangan yang aman (D,W,S) (lihat juga
6 SKP.5 dan PPI.9 EP 6)
Profesional pemberi asuhan (PPA) harus menyediakan waktu yang
MKE.11 1 adekuat dalam memberikan edukasi (W)

Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga


diberikan secara kolaboratif oleh professional pemberi asuhan (PPA)
2 terkait. (D,W)

Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan


keluarga untuk bertanya dan memberi pendapat agar dapat sebagai
3 peserta aktif. (W,S)
Terdapat bukti dilakukan verifikasi untuk memastikan pasien dan
4 keluarga dapat memahami materi edukasi yang diberikan (D,W)
5 Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis. (D,W)

Rumah sakit mengidentifikasi sumber?sumber yang ada di komunitas


untuk mendukung promosi kesehatan berkelanjutan dan edukasi
MKE.12 1 untuk menunjang asuhan pasien yang berkelanjutan (D)

Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan edukasi dan pelatihan


yang diperlukan untuk menunjang asuhan pasien berkelanjutan, agar
mencapai hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit
2 (D,W) (lihat juga ARK 4.1)
Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien yang rencana
3 pemulangannya kompleks. (D,W) (lihat juga ARK 3)
Capaian MKE

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Direktur rumah sakit telah membentuk komite/tim PMKP atau bentuk


organisasi lainnya untuk mengelola kegiatan sesuai peraturan
perundang-undangan termasuk uraian tugas yang meliputi a) sampai
PMKP.1 1 dengan j) yg ada di maksud dan tujuan (R)
Direktur RS menetapkan penanggung jawab data di masing-masing unit
2 kerja. (R)

Individu didalam komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya dan


3 penanggung jawab data telah dilatih dan kompeten. (D,W)
Komite/tim PMKP atau bentuk org. lainnya telah melaksanakan
4 kegiatannya. (D,W)

Rumah sakit mempunyai pedoman peningkatan mutu dan keselamatan


PMKP.2 1 pasien sesuai dengan referensi terkini. (lihat juga TKRS 4 EP 1) (R)

RS mempunyai referensi yang dipergunakan untuk meningkatkan mutu


asuhan klinis dan proses kegiatan manajemen yang lebih baik, yang
antara lain meliputi a) sampai dengan e) yang ada di maksud tujuan
untuk rumah sakit pendidikan dan kecuali b) untuk rumah sakit non
2 pendidikan. (D,W)
Komite medis dan komite keperawatan mempunyai referensi
3 peningkatan mutu asuhan klinis terkini. (D,W)

RS mempunyai regulasi sistem manajemen data program PMKP yang


PMKP.2.1 1 terintegrasi meliputi data a) sampai dengan f) dimaksud dan tujuan. (R)

RS menyediakan teknologi, fasilitas dan dukungan lain untuk


menerapkan sistem manajemen data di RS sesuai dengan sumber daya
2 yang ada di rumah sakit. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan program PMKP yang meliputi data a) sampai
3 dengan f) dimaksud dan tujuan. (D,O)
RS mempunyai program pelatihan PMKP yang diberikan oleh
PMKP.3 1 narasumber yang kompeten (R)
Pimpinan di rumah sakit, termasuk omite medis dan komite keperawatan
2 telah mengikuti pelatihan PMKP (D,W)

Semua individu yang terlibat di dalam pengumpulan, analisa dan validasi


data telah mengikuti pelatihan PMKP khususnya tentang sistem
3 manajemen data (D,W)
Staf di semua unit kerja termasuk staf klinis dilatih sesuai dengan
4 pekerjaan mereka sehari-hari. (D,W)

Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk


organisasi lainnya memfasilitasi pemilihan prioritas pengukuran
PMKP.4 1 pelayanan klinis yang akan dievaluasi (D,W)
Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk
organisasi lainnya melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan
2 pengukuran mutu di unit pelayanan dan pelaporannya. (D,W)

Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk


organisasi lainnya melaksanakan supervisi terhadap progres
3 pengumpulan data sesuai yang direncanakan. (D,W)

Direktur rumah sakit berkoordinasi dengan para kepala bidang/divisi


dalam memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan
PMKP.5 1 klinis yang akan dievaluasi. (R)
Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan pengukuran mutu dengan
2 menggunakan indikator area klinis. (D,W)
Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan pengukuran mutu dengan
3 menggunakan indikator area manajemen. (D,W)
Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan pengukuran mutu dng
4 menggunakan indikator sasaran keselamatan pasien. (D,W)

Setiap indikator yang ditetapkan dilengkapi dengan profil indikator yang


5 meliputi a) sampai m) di maksud dan tujuan. (D) (lihat juga TKRS 5)
Direktur rumah sakit dan komite/tim PMKP melakukan supervisi
6 terhadap proses pengumpulan data. (D,W)
Rumah sakit menetapkan evaluasi pelayanan kedokteran dengan
PMKP.5.1 1 panduan praktik klinis, alur klinis atau protokol. (R)
Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya perbaikan variasi dalam lima
2 fokus area pada pemberian pelayanan. (D,W)

Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis dan atau audit medis pada
3 panduan praktik klinis /alur klinis prioritas di tingkat rumah sakit (D,W)

Rumah sakit mempunyai regulasi tentang pengukuran mutu dan cara


pemilihan indikator mutu di unit kerja yang antara lain meliputi a) sampai
PMKP.6 1 dengan c) yang ada di maksud dan tujuan (R)
Setiap unit kerja dan pelayanan melakukan telah memilih dan
2 menetapkan indikator mutu unit (lihat juga TKRS 11 EP 1) (D,W)

Setiap indikator mutu telah dilengkapi profil indikator meliputi a) sampai


3 dengan m) yang ada di maksud dan tujuan di PMKP 5 (D,W)
Setiap unit kerja melaksanakan proses pengumpulan data dan pelaporan
4 (D,W)

Pimpinan unit kerja melakukan supervisi terhadap proses pengumpulan


data dan pelaporan serta melakukan perbaikan mutu berdasarkan hasil
5 capaian indikator mutu (D,W)

RS mempunyai regulasi tentang manajemen data yang meliputi a)


sampai dengan c) yang ada di maksud dan tujuan (Lihat juga PMKP 2.1 )
PMKP.7 1 (R)
Komite/Tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya melakukan koordinasi
2 dengan unit pelayanan dalam pengumpulan data (D,W)

RS telah melakukan pengumpulan data dan informasi untuk mendukung


asuhan pasien, manajemen RS, pengkajian praktik profesional serta
3 program PMKP secara menyeluruh (D,W)
Kumpulan data dan informasi disampaikan kepada badan diluar RS sesuai
4 peraturan dan perundangan-undangan. (D,W)
Rumah sakit berkontribusi terhadap database ekternal dengan menjamin
5 keamanan dan kerahasiaan (D,W)
RS mempunyai regulasi tentang analisis data yang meliputi a) sampai
PMKP.7.1 1 dengan b) yang ada di maksud dan tujuan (R)

RS telah melakukan pengumpulan data, analisis dan menyediakan


informasi yang berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk
2 perbaikan (D,W)
Analisis data telah dilakukan dng menggunakan metode dan teknik2
3 statistik, sesuai kebutuhan (D,W)

Analisa data telah dilakukan dng melakukan perbadingan dari waktu ke


waktu di dalam RS, dengan melakukan perbandingan database eksternal
dari RS sejenis atau data nasional/internasional, dan melakukan
perbandingan dengan standar dan praktik terbaik berdasarkan referensi
4 terkini (D,W)

Pelaksana analisis data yaitu staf komite/tim PMKP dan penanggung


jawab data di unit pelayanan/kerja sudah mempunyai pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan yang tepat sehingga dapat berpartisipasi
5 dalam proses tersebut dengan baik. (D,W)
Hasil analisis data telah disampaikan kepada Direktur, para kepala
6 bidang/divisi dan kepala unit untuk ditindaklanjuti. (D,W)

Komite/Tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya telah mengumpulkan


dan menganalisis data program PMKP prioritas yang meliputi a) sampai
PMKP.7.2 1 dengan d) yang ada di maksud dan tujuan (lihat PMKP 5) (D,W)

Ada bukti Direktur rumah sakit telah menindaklanjuti hasil analisis data
2 yang meliputi a) sampai d) yang ada dimaksud dan tujuan (D,W)
Ada bukti program PMKP prioritas telah menghasilkan perbaikan di
3 rumah sakit secara keseluruhan (D,W)
Ada bukti program PMKP prioritas telah menghasilkan efisiensi
4 penggunaan sumber daya (D,W)
Rumah sakit mempunyai regulasi validasi data sesuai dengan a) sampai
PMKP.8 1 c) yang ada di maksud dan tujuan (R)

Rumah sakit telah melakukan validasi data pada pengukuran mutu area
2 klinik yang baru dan bila terjadi perubahan sesuai dengan regulasi (D,W)
Rumah sakit telah melakukan validai data yang akan dipublikasikan di
web site atau media lainnya termasuk kerahasiaan pasien dan
3 keakuratan sesuai regulasi (D,W)
Rumah sakit telah melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi data.
4 (D,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi sistem pelaporan insiden internal dan


eksternal sesuai peraturan perundang-undangan yang meliputi a) sampai
PMKP.9 1 dengan g) yang ada di maksud dan tujuan. (R)

2 Ada bukti unit kerja telah melaporkan insiden keselamatan pasien (D,W)

Rumah sakit mengintegrasikan pelaporan kejadian dan pengukuran mutu


3 agar solusi dan perbaikan yang dilakukan terintegrasi. (D,W)

Ada bukti RS telah melaporkan insiden keselamatan pasien setiap 6 bulan


kepada representasi pemilik dan bila ada kejadian sentinel telah
4 dilaporkan di setiap kejadian. (D,W) (Lihat juga TKRS 4.1)

Ada bukti RS telah melaporkan insiden IKP kpd Komite Nasional


5 Keselamatan Pasien sesuai peraturan perundang-undangan. (D, W)

Pimpinan rumah sakit menetapkan regulasi tentang jenis kejadian


sentinel sekurang - kurangnya, seperti diuraikan pada a) sampai f) di
PMKP.9.1 1 Maksud dan Tujuan (lihat juga PMKP 9 EP1) (R)

RS telah melakukan RCA/AAM setiap ada kejadian sentinel di RS & tidak


melewati waktu 45 hari terhitung sejak terjadi kejadian atau sejak diberi
2 tahu ttg adanya kejadian (D,W)
Ada bukti rencana tindak lanjut & pelaksanaan langkah-langkah sesuai
3 hasil AAM/RCA (D,O,W)
RS mempunyai regulasi jenis kejadian yang tidak diharapkan, proses
PMKP.9.2 1 pelaporan dan analisisnya (Lihat juga PMKP 9 EP 1) (R)

Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai yang


didefinisikan untuk rumah sakit, sudah dianalisis (Lihat juga PAP.3.3)
2 (D,W)

Semua kejadian serius akibat efek samping obat (adverse drug event) jika
sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh RS, sudah dianalisis
3 (Lihat juga PKPO.7) (D,W)

Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan jika


sesuai & sebagai mana yg didefinisikan oleh RS, sudah dianalisis (Lihat
4 juga PKPO.7.1) (D,W)

Semua perbedaan besar (discrepancy) antara diagnosis praoperasi dan


5 diagnosis pascaoperasi sudah dianalisis (Lihat juga PAB.7.2) (D,W)
Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau
mendalam dan pemakaian anestesi sudah dianalisis (Lihat juga PAB.3.2
6 dan PAB .5) (D,W)
Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh rumah sakit sesuai dengan f)
7 yang ada di maksud dan tujuan sudah dianalisis.(D,W)
Rumah sakit menetapkan definisi, jenis yang dilaporkan dan sistem
PMKP.9.3 1 pelaporan dari KNC dan KTC (lihat juga PMKP 9 EP 1) (R)
2 Ada analisis data KNC dan KTC (D,W)
Ada regulasi tentang pengukuran budaya keselamatan (lihat juga TKRS
PMKP.10 1 13) (R)
Direktur rumah sakit telah melaksanakan pengukuran budaya
2 keselamatan. (D,W)

1.?????? Rumah sakit telah membuat rencana perbaikan terhadap mutu


PMKP.11 1 dan keselamatan berdasarkan hasil capaian mutu (D,W)
2.?????? Rumah sakit telah melakukan uji coba rencana perbaikan
2 terhadap mutu dan keselamatan pasien (D,W)
3.?????? Rumah sakit telah menerapkan/melaksanakan rencana
3 perbaikan terhadap mutu dan keselamatan pasien (D,W)
Tersedia data yang menunjukkan bahwa perbaikan bersifat efektif dan
4 berkesinambungan (Lihat juga TKRS 11, EP 2) (D,W)

Ada bukti perubahan-perubahan regulasi yang diperlukan dalam


membuat rencana , melaksanakan dan mempertahankan perbaikan
5 (D,W)
Keberhasilan-keberhasilan telah didokumentasikan dan dijadikan
6 laporan PMKP (D,W)
RS mempunyai program manajemen risiko rumah sakit yang meliputi 1)
PMKP.12 1 sampai dengan 6) yang ada di Maksud dan Tujuan (R)

RS mempunyai daftar risiko di tingkat rumah sakit yang sekurang-


kurangnya meliputi risiko yang ada di a) sampai f) di Maksud dan Tujuan
2 (D,W)
Rumah sakit telah membuat strategi untuk mengurangi risiko yang ada
3 di a) sampai dengan f) (D,W)

Ada bukti rumah sakit telah melakukan failure mode effect analysis
(analisis efek modus kegagalan) setahun sekali pada proses berisiko
4 tinggi yang di prioritaskan (D,W)
Rumah sakit telah melaksanakan tindak lanjut hasil analisa modus
5 dampak kegagalan (FMEA) (D,W)
Capaian PMKP

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Ada penetapan Komite atau Tim pencegahan pengendalian infeksi,


dilengkapi dengan tanggung jawab dan tugas meliputi 1) sampai 4) pada
maksud dan tujuan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PPI.1 1 (R)

Ada bukti kegiatan pelaksanaan koordinasi ketua Komite atau Tim PPI
dengan IPCN sesuai dengan ukuran dan kompleksitas pelayanan rumah
2 sakit. (D,W)
Ada bukti pelaporan pelaksanaan kegiatan PPI oleh ketua organisasi
3 kepada pimpinan rumah sakit setiap 3 bulan. (D,W).

Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN (Infection Prevention and


PPI.2 1 Control Nurse) dengan jumlah dan kualifikasi sesuai dengan regulasi. (R )

Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan pengawasan serta supervisi


2 semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi. (D,W )
Ada bukti terlaksana pelaporan perawat PPI/IPCN kepada ketua
3 Komite/Tim PPI. (D,W)

Rumah sakit menetapkan perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection


Prevention and Control Link Nurse) dengan jumlah dan kualifikasi sesuai
PPI.3 1 dengan peraturan perundang undangan (R )

Ada bukti pelaksanaan tugas perawat penghubung PPI/IPCLN sesuai


2 dengan a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (D,W)
Tersedia anggaran yang cukup untuk menunjang pelaksanaan program
PPI.4 1 PPI. (R)
Tersedia fasilitas yang cukup untuk menunjang pelaksanaan program PPI.
2 (O,W)

Rumah sakit mempunyai sistem informasi untuk mendukung program


3 PPI, khususnya terkait dengan data dan analisis angka infeksi. (D,O,W)

Rumah sakit menyediakan sumber informasi dan referensi terkini yang


dapat diperoleh dari a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan.
4 (D,O,W)

Ada program PPI dan kesehatan kerja yang komprehensif di seluruh


rumah sakit untuk menurunkan risiko infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan pada pasien yang mengacu dan sesuai dengan ilmu
pengetahuan terkini, pedoman praktik terkini, standar kesehatan
PPI.5 1 lingkungan terkini, dan peraturan perundang-undangan. (R)
Ada bukti pelaksanaan program PPI untuk menurunkan risiko tertular
2 infeksi pada pasien. (D,O,W,S)
Ada bukti pelaksanaan program PPI untuk menurunkan risiko tertular
infeksi pada staf klinis dan nonklinis (kesehatan kerja). ( lihat juga KKS
3 8.4). (D,O,W,S)

Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan surveilans


PPI.6 1 meliputi butir a) sampai dengan f), pada maksud dan tujuan. (R)

Ada bukti pelaksanaan pengumpulan data dari butir a) sampai dengan f),
analisis dan interpretasi data, serta membuat prioritas untuk
2 menurunkan tingkat infeksi. (D,W )
Ada bukti pelaksanaan strategi pengendalian infeksi berdasar atas
3 prioritas untuk menurunkan tingkat infeksi. (D,W )
Ada bukti rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah
4 sakit dengan kejadian di rumah sakit lain. (D,W)

Ada bukti rumah sakit telah melakukan investigasi dan analisis risiko
infeksi serta diintegrasikan dengan program mutu dan keselamatan
PPI.6.1 1 pasien. (D,W)
Ada bukti rumah sakit telah merancang ulang penurunan infeksi berdasar
2 atas investigasi dan hasil analisis. (D,W)
Ada bukti rumah sakit telah melaksanakan rancang ulang yang ada di EP
3 2 (D,W)
Ada bukti rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi
PPI.6.2 1 yang dapat terjadi paling sedikit setahun sekali. (D,W)
Ada bukti rumah sakit menyusun strategi untuk menurunkan risiko
2 infeksi tersebut. (D,W)

Rumah sakit menetapkan risiko infeksi pada prosedur dan proses asuhan
invasif yang berisiko infeksi serta strategi untuk menurunkan risiko
PPI.7 1 infeksi. (R)
Ada bukti identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif serta strategi
2 untuk menurunkan risiko infeksi. (D,W)

Rumah sakit melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi


3 pada prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi. (D,O,W,S)

Rumah sakit telah melaksanakan kegiatan pelatihan untuk menurunkan


4 risiko infeksi di dalam proses-proses kegiatan tersebut. (D,W)

Rumah sakit menetapkan risiko infeksi pada proses kegiatan penunjang


pelayanan (medik dan nonmedik) yang berisiko terjadi infeksi serta
strategi pencegahannya meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud
PPI.7.1 1 dan tujuan. (R)
Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada
2 kegiatan sterilisasi alat. (D,W)
3.??? Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi
3 pada kegiatan pengelolaan linen/londri. (D,W)
4.??? Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi
4 pada kegiatan pengelolaan sampah. (D,W)
5.??? Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi
5 pada kegiatan penyediaan makanan. (D,W)
6.??? Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi
6 di kamar jenazah. (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan sterilisasi sesuai
PPI.7.2 1 dengan peraturan perundang-undangan. (R)

Ada bukti alur dekontaminasi, precleaning, cleaning, desinfeksi, dan


sterilisasi peralatan medis di pusat sterilisasi sudah sesuai dengan
2 prinsip-prinsip PPI. (D,O,W)
Rumah sakit mengoordinasikan pelayanan sterilisasi dan disinfeksi di luar
3 pusat sterilisasi. (D,O,W)
Rumah sakit menjamin proses sterilisasi dan disinfeksi di luar pusat
4 sterilisasi seragam. (D,O,W)

Ada regulasi tentang penetapan batas kadaluarsa bahan medis habis


paka dan yang akan digunakan kembali (reuse) meliputi butir a) sampai
PPI.7.2.1 1 dengan g) pada maksud dan tujuan. (R)

Ada bukti monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan


penggunaan kembali (reuse) bahan medis habis pakai sesuai butir a)
2 sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,O,W)

Ada unit kerja atau penanggungjawab pengelola linen/londri yang


menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan peraturan
PPI.7.3 1 perundang-undangan. (R)
Bangunan, alur, dan fasilitas londri sesuai dengan peraturan perundang-
2 undangan. (O,W)

Bila linen/londri dilaksanakan oleh pihak di luar rumah sakit, harus


memenuhi sertifikasi mutu dan sesuai dengan peraturan perundang
3 undangan (O, W)
Ada regulasi pengelolaan linen/londri sesuai dengan peraturan
PPI.7.3.1 1 perundang-undangan. (R)

Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan linen/londri, termasuk


pemilahan, transportasi, pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan
2 distribusi. (O,W)
Petugas pada unit londri menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai
3 dengan ketentuan. (O,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap


pengelolaan linen/londri sesuai dengan prinsip PPI termasuk bila
4 dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit. (D,O,W)

Ada regulasi tentang pengelolaan limbah rumah sakit untuk


meminimalkan risiko infeksi yang meliputi butir a) sampai dengan e)
PPI.7.4 1 pada maksud dan tujuan. (R)

Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius sesuai dengan regulasi dan


2 dilaksanakan monitoring, evaluasi, serta tindak lanjutnya. (D,O,W)
Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah sesuai
dengan regulasi dan dilaksanakan monitoring, evaluasi, juga tindak
3 lanjutnya. (D,O,W)
4 Pengelolaan limbah cair sesuai dengan regulasi. (D,O,W)

Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan regulasi dan


5 dilaksanakan monitoring, evaluasi, serta tindak lanjutnya. (D,O,W)

Ada bukti penanganan (handling) serta pembuangan darah dan


komponen darah sudah dikelola sesuai dengan peraturan perundang-
6 undangan. (O,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring terhadap kegiatan butir


7 a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (D,O,W)

Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus
berdasar atas kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi
mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan (lihat MFK 5.1 WP
8 4). (D,O,W)

PPI.7.4.1 1 Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat sudah dikelola
2 sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (O,W)
Ada bukti pelaksanaan supervisi dan kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai
3 dengan peraturan perundang-undangan. (D,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pengelolaan benda tajam dan


jarum untuk menurunkan cedera serta mengurangi risiko infeksi yang
PPI.7.5 1 meliputi butir a) dan b) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan, disimpan di dalam wadah


yang tidak tembus, tidak bocor, berwarna kuning, diberi label infeksius,
dan dipergunakan hanya sekali pakai sesuai dengan peraturan
2 perundang- undangan. (O,W)
Pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan sesuai dengan regulasi.
3 (O,W)

Bila pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan oleh pihak luar
rumah sakit harus berdasar atas kerjasama dengan pihak yang memiliki
izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4 (D,O,W)
Ada bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum. ( lihat juga di
5 PPI 7.2). (D,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap


pengelolaan benda tajam dan jarum sesuai dengan prinsip PPI, termasuk
6 bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit. (D,O,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan makanan di rumah
PPI.7.6 1 sakit yang meliputi butir a) dan b) pada maksud dan tujuan. (R )

sudah sesuai dengan peraturan perundang-


2 undangan. (O,W)

Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan, bahan makanan dan


produk nutrisi dengan memperhatikan kesehatan lingkungan meliputi
sanitasi, suhu, pencahayaan, kelembapan, ventilasi, dan keamanan untuk
3 mengurangi risiko infeksi. (O,W)
Ada bukti pelaksanaan monitoring kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai
4 dengan peraturan perundang-undangan. (D,W )

Rumah sakit menetapkan regulasi pengendalian mekanis dan teknis


(mechanical dan engineering control) minimal untuk fasilitas yang
tercantum pada butir a) sampai dengan e) yang ada pada maksud dan
PPI.7.7 1 tujuan. (R)

Fasilitas yang tercantum pada butir a) sampai dengan e) sudah dilakukan


pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering control).
2 (D, O, W)

Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penilaian risiko pengendalian


infeksi (infection control risk assessment/ICRA) bila ada renovasi,
kontruksi dan demolisi yang minimal meliputi butir 1) sampai dengan 6)
PPI. 7.1.1 1 yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi


(infection control risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi
2 dan demolisi sesuai dengan regulasi. (D,O,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi penempatan pasien dengan penyakit


menular dan pasien yang mengalami imunitas rendah
PPI.8 1 (immunocompromised). (R)

Rumah sakit menyediakan ruangan untuk pasien yang mengalami


imunitas rendah (immunocompromised) sesuai dengan peraturan
2 perundang- undangan. (O,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap


3 penempatan pasien dengan immunocompromised). (D)

Penempatan dan transfer pasien airborne diseases sesuai dengan


peraturan perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan
PPI.8.1 1 ruang lainnya. (O,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap


penempatan dan proses transfer pasien airborne diseases wsesuai
2 dengan prinsip PPI. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan monitoring ruang tekanan negatif dan
3 penempatan pasien secara rutin. (D,O,W)
Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan dengan rumah sakit lainnya.
4 (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi penempatan pasien infeksi ?air borne?
dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan
PPI.8.2 1 tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).(R)

Penempatan pasien infeksi ?air borne? dalam waktu singkat jika rumah
sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan
2 ruang lainnya. (O,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap


penempatan pasien infeksi air borne dalam waktu singkat jika rumah
sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif sesuai dengan
3 prinsip PPI. (D,O,W)

Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien


infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit menular
atau rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif
4 (ventilasi alamiah dan mekanik). (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi bila terjadi ledakan pasien (outbreak)
PPI.8.3 1 penyakit infeksi air borne. (R)

Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan tekanan negatif bila


terjadi ledakan pasien (outbreak) sesuai dengan peraturan perundangan.
2 (O,W)

Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien


infeksius jika terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne.
3 (D,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi hand hygiene yang mencakup kapan,


di mana, dan bagaimana melakukan cuci tangan mempergunakan sabun
(hand wash) dan atau dengan disinfektan (hand rubs) serta ketersediaan
PPI.9 1 fasilitas hand hygiene. (R)
Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat
2 cuci tangan dan tempat melakukan disinfeksi tangan. (O)
3 Hand hygiene sudah dilaksanakan dengan baik. (S,O)
Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada semua pegawai
4 termasuk tenaga kontrak. (D,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi penggunaan alat pelindung diri,


tempat yang harus menyediakan alat pelindung diri, dan pelatihan cara
PPI.9.1 1 memakainya. (R)

2 Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat dan benar. (O,W)

3 Ketersediaan alat pelindung diri sudah cukup sesuai dengan regulasi. (O)
Ada bukti pelaksanaan pelatihan penggunaan alat pelindung diri kepada
4 semua pegawai termasuk tenaga kontrak. (D,W)
Ada regulasi sistem manajemen data terintegrasi antara data surveilans
PPI.10 1 dan data indikator mutu (lihat PMKP 2.1 EP 1). (R)
Ada bukti pertemuan berkala antara Komite PMKP (Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien) dengan Komite atau Tim PPI untuk membahas
2 hasil surveilans dan merancang ulang untuk perbaikan. (D,W)

Ada bukti data dikumpulkan dan dianalisis untuk mendukung kegiatan


PPI termasuk data infeksi berdasar atas epidemiologik penting dimonitor
3 dan didokumentasikan (lihat PPI 6 EP 2 dan EP 3). (D,W)

Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi kepada


4 Komite PMKP setiap tiga bulan (lihat PPI 6 EP 2 dan EP 3). (D,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi program pelatihan dan edukasi


tentang PPI yang meliputi butir a) sampai dengan e) yang ada pada
PPI.11 1 maksud dan tujuan. (R)

Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf klinis dan nonklinis
sebagai bagian dari orientasi pegawai baru tentang regulasi dan praktik
2 program PPI. ( slihat KKS 7 dan TKRS 5.4). (D,W)

Ada bukti pelaksanaan edukasi secara berkala bila ada perubahan


regulasi, serta praktik program PPI dan bila ada kecenderungan khusus
(new/re-emerging diseases) data infeksi untuk staf klinis dan nonklinis.
3 (D,W)
Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, keluarga, dan pengunjung
4 tentang program PPI. (D,W)

Ada bukti pelaksanan penyampaian temuan dan data berasal dari


kegiatan pengukuran mutu/indikator mutu (measurement) ke seluruh
5 unit di rumah sakit sebagai bagian dari edukasi berkala rumah sakit (D)
Capaian PPI

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) s/d g) yang ada di dalam


maksud dan tujuan, yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan
TKRS.1 1 internal atau dokumen lainnya yang serupa. (R)

Ada penetapan struktur organisasi pemilik termasuk representasi pemilik


sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan RS dan sesuai
peraturan perundang undangan. Nama jabatan di dalam strukur
2 organisasi tersebut harus secara jelas disebutkan (R)
Ada penetapan struktur organisasi RS sesuai peraturan perundang-
3 undangan (R)

4 Ada penetapan Direktur RS sesuai peraturan perundang-undangan. (R)

Ada persetujuan dan ketersediaan anggaran/budget investasi/modal dan


operasional serta sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan
Rumah Sakit sesuai dengan misi dan rencana strategis Rumah Sakit.
TKRS.1.1 1 (D,W)
Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari representasi pemilik, sekurang-
2 kurangnya setahun sekali (D,W)
Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari direktur Rumah Sakit sekurang-
3 kurangnya setahun sekali. (D,W)

Ada bukti persetujuan, review berkala dan publikasi/sosialisasi ke


TKRS.1.2 1 masyarakat tentang misi Rumah Sakit sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ada persetujuan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran Rumah
2 Sakit sehari-hari sesuai dengan regulasi. (D,W)

Ada persetujuan atas strategi dan program pendidikan dan penelitian


staf klinis dan pengawasan mutu program pendidikan tersebut. Elemen
3 penilaian ini hanya untuk Rumah Sakit pendidikan. (D,W )
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit telah
TKRS.1.3 1 disetujui oleh pemilik atau representasi pemilik. (D,W)

Pemilik atau representasi pemilik telah menerima laporan program


peningkatan mutu dan keselamatan pasien tepat waktu, sesuai dengan
a) s/d c) yang ada di maksud dan tujuan .(lihat juga, TKRS 4.1 ,PMKP.5.EP
2 5) (D,W)
3 Representasi pemilik menindak lanjuti laporan dari RS. (D,W)

Ada regulasi tentang kualifikasi Direktur RS dan uraian tugas, tanggung


jawab dan wewenang, sebagaimana tercantum pada a) sampai dengan g)
TKRS.2 1 di maksud dan tujuan. (R)
Kualifikasi Direktur RS sudah sesuai dengan persyaratan dan peraturan
2 perundang-undangan. (D,W)
Direktur/Direksi RS patuh terhadap peraturan perundang-undangan
3 (lihat MFK 1 EP 4) (D,O,W)

Direktur Rumah Sakit telah mengatur operasional rumah sakit setiap


hari, termasuk semua tanggung jawab yang dijelaskan dalam uraian
4 tugas (D,W)

Direktur/Direksi Rumah Sakit telah menyusun dan mengusulkan rencana


strategis dan anggaran biaya kepada pemilik atau representasi pemilik
5 sesuai regulasi (lihat juga TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2). (D,W)

Direktur/Direksi Rumah Sakit telah memastikan kepatuhan staf Rumah


6 Sakit terhadap regulasi Rumah Sakit yang sudah ditetapkan. (D,W)

Direktur/Direksi Rumah Sakit menindaklanjuti semua hasil laporan


pemeriksaan internal dari pemerintah atau badan ekternal lainnya yang
7 mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan rumah sakit. (D,W)

Rumah Sakit telah menetapkan persyaratan jabatan, uraian tugas,


tanggung jawab dan wewenang dari Kepala bidang/divisi Rumah Sakit
TKRS.3 1 secara tertulis. (R)
Kualifikasi kepala bidang/divisi sudah sesuai dengan persyaratan jabatan
2 serta tugas pokoknya. (D,W)
Ada bukti koordinasi antar kepala bidang/divisi dalam menjalankan misi
3 Rumah Sakit. (D,W)

Ada bukti peran serta secara kolaboratif para kepala bidang/divisi dalam
menyusun berbagai regulasi yang diperlukan untuk menjalankan misi
4 (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pengawasan oleh para kepala bidang/divisi untuk


menjamin kepatuhan staf terhadap pelaksanaan regulasi Rumah Sakit
5 sesuai misi Rumah Sakit. (D,W)
Ada penetapan jenis pelayanan yang diberikan di RS sesuai dengan misi
TKRS.3.1 1 Rumah Sakit (Lihat juga ARK 1 EP 1). (R)

Ada penetapan kualifikasi kepala unit pelayanan termasuk koordinator


pelayanan baik untuk unit pelayanan diagnostik, therapeutik maupun
2 rehabilitatif. (R)

Kepala bidang/divisi RS bersama dengan Kepala unit pelayanan telah


menyusun cakupan dan jenis pelayanan yang disediakan di masing-
masing unit sesuai kebutuhan pasien yang dilayani di RS (Lihat juga
3 ARK.1, EP 1). (D,W)

Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan


kepada tokoh masyarakat, pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan
kesehatan di sekitar rumah sakit, dan dapat menerima masukan untuk
4 peningkatan pelayanannya. (D,W)
Direktur RS memberikan data dan informasi sesuai dengan a) dan b)
5 pada maksud dan tujuan (D,W)
Ada regulasi yang mengatur pertemuan di setiap dan antar tingkat di
TKRS.3.2 1 rumah sakit. (R)

Ada regulasi komunikasi efektif antar professional pemberi asuhan (PPA)


2 dan antar unit/instalasi/ departemen pelayanan. (R)
Ada bukti terselenggaranya pertemuan di setiap dan antar tingkat di
3 rumah sakit. (D,W)
Ada bukti komunikasi efektif antar PPA dan antar
4 unit/instalasi/departemen pelayanan sudah dilaksanakan (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pemberian informasi yang tepat waktu, akurat
5 dan relevan di lingkungan Rumah Sakit. (D, W)

Direktur/direksi dan para kepala bidang/ divisi Rumah Sakit sudah


menyampaikan informasi tentang capaian program sesuai visi, misi dan
6 rencana strategik kepada staf Rumah Sakit. (lihat MKE 4). (D,W)

RS memiliki regulasi proses perencanaan dan pelaksanaan rekruimen,


pengembangan staf serta kompensasi yang melibatkan kepala bidang
TKRS.3.3 1 /divisi dan kepala unit pelayanan. (R)

Ada bukti proses perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen, telah


melibatkan kepala bidang /divisi dan kepala unit pelayanan. (lihat juga,
2 KKS.2 dan KKS.8) D,W)
Ada bukti Rumah Sakit telah melaksanakan proses kompensasi untuk
3 retensi staf (D,W)

Ada bukti pengembangan diri setiap staf dan pendidikan melibatkan


kepala bidang/bagian/diklat dan kepala unit pelayanan Rumah Sakit
4 sesuai profesi yang dibutuhkan. (D,W)

Direktur Rumah Sakit menetapkan regulasi berupa pedoman


peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang meliputi point a) sampai
dengan h) di maksud dan tujuan beserta programnya serta penetapan
TKRS.4 1 indikatornya. (lihat PMKP 2.EP 1. dan PMKP 2.1) (R)

Ada bukti Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang /divisi telah
berpartisipasi dalam merencanakan, mengembangkan, melaksanakan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2 (D,W)

Ada bukti keterlibatan Direktur RS dan para kepala bidang /divisi dalam
memilih indikator mutu di tingkat RS, merencanakan perbaikan dan
mempertahankan perbaikan mutu dan keselamatan pasien serta
menyediakan staf terlatih untuk program peningkatan mutu dan
3 keselamatan pasien. (lihat PMKP 1, PMKP 3, PMKP 4) (D,W)
Direktur Rumah Sakit telah menyediakan teknologi informasi (IT) untuk
sistem manajemen data indikator mutu dan sumber daya yang cukup
untuk pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
4 setiap harinya (lihat juga PMKP 2.1 EP 2). (D,O,W)

1.??? Direktur RS telah melaksanakan pemantauan dan koordinasi


program PMKP pada perbaikan struktur dan proses serta hasil (D, O,
TKRS.4.1 1 W)

Direktur RS melaporkan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau


representasi pemilik sebagaimana diatur di 1) sampai dengan 3) yang ada
2 di maksud dan tujuan. (Lihat juga TKRS 1.3 EP2, PMKP 5 EP 5). (D,W)

3.??? Informasi tentang program PMKP pasien secara berkala


dikomunikasikan kepada staf, termasuk perkembangan dalam
3 pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien (D,W)

Rumah Sakit mempunyai program peningkatan mutu prioritas dengan


memperhatikan poin a) sampai dengan f) yang ada di maksud dan
TKRS.5 1 tujuan (lihat juga PMKP 4 EP 1. (R)

Ada bukti peran Direktur Rumah Sakit dan para Kepala Bidang/Divisi
dalam proses penyusunan program peningkatan mutu prioritas,
monitoring pelaksanaan dan rencana perbaikan mutu (lihat PMKP 4)
2 (D,W)

3.??? Ada bukti riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan
sebagai salah satu program peningkatan mutu prioritas di Rumah Sakit
3 Pendidikan. (D,W)

Ada pengukuran pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien tercantum


4 pada program peningkatan mutu prioritas (lihat PMKP 5 EP 4) (D,W)

Ada bukti kajian dampak perbaikan di Rumah Sakit secara keseluruhan


dan juga pada tingkatan departemen/unit layanan terhadap efisiensi dan
5 sumber daya yang digunakan. (Lihat juga PMKP.7.2) (D)

Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang kontrak atau perjanjian lainnya


TKRS.6 1 yang antara lain meliputi a) s/d g) yang ada di maksud dan tujuan. (R)

Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang perjanjian kerja staf medis


yang antara lain meliputi kredensial, rekredensial dan penilaian kinerja.
2 (R)
Rumah Sakit mempunyai dokumen kontrak untuk semua kontrak yang
3 sudah dilaksanakan (D,W)

Setiap dokter yang memberikan pelayanan di Rumah Sakit, sudah


menandatangani perjanjian sesuai regulasi rumah sakit. (D,W) Lihat KKS
4 9 EP 2
Ada bukti Kepala bidang/divisi pelayanan klinis dan Kepala unit
pelayanan telah berpartisipasi dan bertanggung jawab terhadap
peninjauan, pemilihan, dan pemantauan kontrak pelayanan klinis
termasuk kontrak peralatan medis dan telah dilaksanakan. (Lihat juga
5 AP.5.1,EP 5 dan AP.6.1, EP 5) (D,W )

Ada bukti Kepala bidang/divisi manajemen dan Kepala unit kerja


berpartisasi dan bertanggung jawab terhadap peninjauan, pemilihan,
6 dan pemantauan kontrak manajemen (D,O,W)

Ada bukti apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau dihentikan, Rumah


7 Sakit tetap menjaga kontinuitas dari pelayanan pasien.(D,O,W)

Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang monitoring mutu pelayanan


TKRS.6.1 1 yang disediakan berdasarkan kontrak atau perjanjian lainnya (R,W)

Semua kontrak mempunyai indikator mutu yang harus dilaporkan


2 kepada RS sesuai mekanisme pelaporan mutu di RS. (R)
Komite/Tim PMKP telah melakukan analisis data dan feedback data dan
3 laporan (D,W)

Kepala bidang/kepala divisi klinis dan manajemen ikut berpartisipasi


dalam program peningkatan mutu dengan menindaklanjuti hasil analisis
informasi mutu pelayanan yang yang dilaksanakan melalui kontrak/pihak
4 ketiga. (D,W)
Direktur Rumah Sakit menentukan pelayanan yang akan diberikan oleh
TKRS.6.2 1 dokter praktik mandiri dari luar Rumah Sakit. (R)

Dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit yang memberikan pelayanan
diagnostik, konsultasi, dan layanan perawatan dari luar Rumah Sakit,
seperti kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak jauh
(teleradiology), dan interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik lain,
seperti elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa, telah
dilakukan proses kredensial dan pemberian kewenangan klinik oleh
2 Rumah Sakit sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

Mutu pelayanan yang diberikan oleh dokter praktik mandiri seperti


tersebut pada EP 2 telah dipantau sebagai bagian dari program
3 peningkatan mutu Rumah Sakit. (D,W)

Rumah sakit mempunyai regulasi pemilihan teknologi medik dan obat


sesuai dengan a) dan b) yang ada di maksud dan tujuan serta regulasi
penggunaan teknologi medik dan obat baru yang masih dalam taraf uji
coba (trial) sesuai dengan 1) sampai dengan 3) yang ada di maksud dan
TKRS.7 1 tujuan serta memiliki tim penapisan teknologi bidang kesehatan. (R)
Tim penapisan teknologi bidang kesehatan telah menggunakan data dan
informasi dalam pemilihan teknologi medik serta obat sesuai dengan
2 regulasi rumah sakit yang ada di EP 1. (D,W)

Tim penapisan teknologi bidang kesehatan telah menggunakan


rekomendasi dari staf klinis dan atau pemerintah dan organisasi profesi
nasional atau internasional dalam pemilihan teknologi medik dan obat di
3 rumah sakit. (D,W)

Direktur Rumah Sakit telah melaksanakan regulasi terkait dengan


penggunaan teknologi medik dan obat baru yang masih dalam taraf uji
4 coba (trial). (D,W)

Kepala bidang/divisi telah melakukan evaluasi mutu dan keselamatan


pasien terhadap hasil dari pengadaan dan penggunaan teknologi medik
serta obat menggunakan indikator mutu dan laporan insiden
5 keselamatan pasien. (D,W)

RS mempunyai regulasi tentang pengelolaan pengadaan alat kesehatan,


bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin dengan
memperhatikan alur rantai distribusi sesuai peraturan perundang-
TKRS.7.1 1 undangan (Lihat juga PKPO 2). (R)

RS telah melakukan identifikasi risiko penting dari rantai distribusi alat


kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk
2 vaksin dan melaksanakan tindak lanjut untuk menghindari risiko. (D,W)
RS telah melakukan evaluasi tentang integritas setiap pemasok di rantai
3 distribusi. (D,W)

Direktur RS menelusuri rantai distribusi pengadaan alat kesehatan,


bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin untuk
4 mencegah penggelapan dan pemalsuan. (D,W)
Ada penetapan struktur organisasi rumah sakit sampai dengan unit
TKRS.8 1 pelayanan. (R)

Ada penetapan struktur organisasi komite medis dan komite


keperawatan dan tata hubungan kerja dengan para pimpinan di rumah
2 sakit. (R)
Struktur organisasi dapat mendukung proses budaya keselamatan di
3 rumah sakit dan komunikasi antar profesi. ?
Struktur organisasi dapat mendukung proses perencanaan pelayanan
4 klinik dan penyusunan regulasi pelayanan. (R)
Struktur organisasi dapat mendukung proses pengawasan atas berbagai
5 isu etika profesi. (R)
Struktur organisasi dapat mendukung proses pengawasan atas mutu
6 pelayanan klinis. ?
Ada regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk setiap kepala unit pelayanan dan termasuk bila
ada koordinator pelayanan, yang tertuang didalam pedoman
pengorganisasian unit pelayanan tersebut (lihat juga AP.5.1, EP1; AP.6.1,
TKRS.9 1 EP 1; dan PKPO 1.EP1, PKPO.1.1). (R)

Setiap Kepala unit pelayanan dan koordinator pelayanan (bila ada) telah
2 sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditetapkan. (D,W)

Setiap kepala unit pelayanan telah melakukan identifikasi dan


mengusulkan kebutuhan ruangan, teknologi medis, peralatan,
ketenagakerjaan sesuai dengan standar, kepada Direktur RS dan telah
mempunyai proses yang dapat diterapkan untuk menanggapi
kekurangan (Catatan : bila di unit pelayanan ada koordinator pelayanan
maka usulan kepada Direktur RS diajukan melalui koordinator
3 pelayanan). (D,W)

Setiap kepala unit pelayanan telah menyusun pola ketenagaan yang


dipergunakan untuk rekruitmen yang akan ditugaskan di unit pelayanan
tersebut sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W) (Lihat juga KKS.2
4 EP 1 dan EP 2)

Setiap kepala unit pelayanan telah menyelenggarakan orientasi bagi


semua staf baru mengenai tugas dan tanggung jawab serta wewenang
mereka di unit pelayanan dimana mereka bekerja. (D,W) (Lihat juga KKS
5 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)

Dalam orientasi, diberikan materi tentang Peningkatan Mutu dan


Keselamatan Pasien serta Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. (D,W)
6 (Lihat juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)

Setiap unit pelayanan telah mempunyai pedoman pelayanan yang


menguraikan tentang pelayanan saat ini dan program kerja yang
menguraikan tentang pelayanan yang direncanakan dan mengatur
pengetahuan dan ketrampilan staf klinis yang melakukan asesmen pasien
TKRS.10 1 dan kebutuhan pasien. (R)

Rumah sakit mempunyai regulasi untuk unit pelayanan yang mengatur


2 format dan isi yang seragam untuk dokumen perencanaan. (R)
Rumah sakit mempunyai regulasi yang mengatur sistem pengaduan
3 pelayanan di unit pelayanan. (R)
Kepala unit pelayanan telah menggunakan format dan isi yang seragam
4 untuk dokumen perencanaan. (D,O,W)
Pengaduan pelayanan di unit pelayanan telah sesuai dengan regulasi
5 (D,W)
Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis di unit pelayanan telah sesuai
6 dengan regulasi. (D,W)
Pelayanan yang disediakan di unit pelayanan telah sesuai dengan
7 regulasi. (D,O,W)
Ada koordinasi dan integrasi pelayanan di unit pelayanan dan antar unit
8 pelayanan (D,W)

RS mempunyai regulasi tentang kriteria pemilihan indikator mutu unit


TKRS.11 1 seperti di a ) sampai dengan c ), yang ada di maksud dan tujuan (R)

Kepala unit mengusulkan indikator mutu untuk setiap unit pelayanan


sesuai dengan a) sampai dengan c) yang ada di maksud dan tujuan (Lihat
2 juga PMKP 4 EP 1 dan PAB.8.1) (D,W)
Kepala unit telah melakukan pengumpulan data dan membuat laporan
3 terintegrasi secara berkala. (D,W)

Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk


melakukan evaluasi terhadap praktik profesional berkelanjutan dari
dokter yang memberikan layanan di Unit tersebut, sesuai regulasi rumah
TKRS.11.1 1 sakit (lihat juga, KKS.11 EP 2 dan PMKP 4 EP 1). (D,W)

Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk


melakukan evaluasi terhadap kinerja staf perawat, sesuai regulasi rumah
2 sakit (periksa juga, KKS.15 EP 2 dan PMKP 4.EP 1. (D,W)

Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk


melakukan evaluasi staf klinis pemberi asuhan lainnya sesuai regulasi
3 rumah sakit (lihat juga, KKS.18 EP 2 dan PMKP 4. EP 1). (D,W)

Ada regulasi yang mengatur bahwa setiap Kelompok Staf Medis (KSM)
setiap th memilih 5 (lima) panduan praktik klinis, alur atau protokol klinis
prioritas untuk dievaluasi sesuai kriteria yang ada di maksud dan tujuan
TKRS.11.2 1 point a) sampai dengan g) dan point 1) dan 2). (R)
Ada bukti bahwa setiap tahun, panduan praktik klinis, alur klinis atau
2 protokol dipilih sesuai regulasi. (D,W)
Ada bukti bahwa panduan praktik klinis, alur klinis dan atau protokol
3 tersebut telah dilaksanakan sesuai regulasi. (D,W)

Ada bukti bahwa Komite Medik telah melakukan monitoring dan evaluasi
penerapan panduan praktik klinik, alur dan atau protokol klinis sehingga
4 berhasil menekan terjadinya keberagaman proses dan hasil. (D,W)

Direktur rumah sakit menetapkan regulasi tentang tata kelola etik


rumah sakit yang mengacu pada kode etik rumah sakit nasional,
membentuk komite etik yang mengelola etika Rumah Sakit dan
mengkoordinasikan sub komite etik profesi dan menetapkan kode etik
TKRS.12 1 pegawai rumah sakit. (R)
Direktur rumah sakit memastikan asuhan pasien tidak melanggar norma-
2 norma bisnis, norma keuangan, etik dan hukum. (D,W)
Direktur rumah sakit memastikan praktek non diskriminatif dalam
hubungan kerja dan ketentuan atas asuhan pasien dengan mengingat
3 norma hukum dan budaya. (D,W)
Direktur rumah sakit memastikan kepatuhan staf terhadap etika pegawai
4 rumah sakit. (D,W)

Rumah sakit mengungkapkan kepemilikannya serta mencegah konflik


TKRS.12.1 1 kepentingan bila melakukan rujukan (lihat juga AP 5, dan AP 6). (D,O,W )
Rumah Sakit secara jujur menjelaskan pelayanan yang disediakan kepada
2 pasien (lihat MKE 1 EP 3). (D,O,W)

Rumah sakit membuat tagihan yang akurat untuk layanannya dan


memastikan bahwa insentif finansial dan pengaturan pembayaran tidak
3 mempengaruhi asuhan pasien. (D,W)
Rumah sakit mempunyai sistem pelaporan bila terjadi dilema etis dalam
TKRS 12.2 1 asuhan pasien dan dalam pelayanan non klinis. (R)

Regulasi tentang manajemen etis yang mendukung hal-hal yang


dikonfrontasi pada dilema etis dalam asuhan pasien telah dilaksanakan.
2 (D,W)

Regulasi untuk manajemen etis yang mendukung hal-hal yang


dikonfrontasikan pada dilema etis dalam pelayanan nonklinis telah
3 dilaksanakan (D,W)
Pelaporan bila terjadi dilema etis dalam asuhan pasien dan dalam
4 pelayanan non klinis telah dilaksanakan (D,W)
Direktur rumah sakit mendukung terciptanya budaya keterbukaan yang
TKRS.13 1 dilandasi akuntabilitas. (W)

Direktur Rumah Sakit mengidentifikasi, mendokumentasikan dan


2 melaksanakan perbaikan perilaku yang tidak dapat diterima. (D,O,W )

3.??? Direktur rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan


menyediakan informasi (seperti bahan pustaka dan laporan) yang
terkait dengan budaya keselamatan Rumah Sakit bagi semua individu
3 yang bekerja dalam Rumah Sakit. (D,O,W )

Direktur Rumah Sakit menjelaskan bagaimana masalah terkait budaya


keselamatan dalam Rumah Sakit dapat diidentifikasi dan dikendalikan.
4 (W)

Direktur rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung


5 dan mendorong budaya keselamatan di dalam Rumah Sakit.(D,O,W)

Direktur rumah sakit menetapkan regulasi pengaturan sistem


menjaga kerahasiaan, sederhana dan mudah diakses oleh fihak yang
mempunyai kewenangan untuk melaporkan masalah yang terkait
TKRS.13.1 1 dengan budaya keselamatan dalam Rumah Sakit secara tepat waktu (R)
Sistem yang rahasia, sederhana dan mudah diakses oleh fihak yang
mempunyai kewenangan untuk melaporkan masalah yang terkait
2 dengan budaya keselamatan dalam RS telah disediakan (O, W)
Semua laporan terkait budaya keselamatan rumah sakit telah di
3 investigasi secara tepat waktu. (D,W)

Ada bukti bahwa identifikasi masalah pada sistem yang menyebabkan


tenaga kesehatan melakukan perilaku yang berbahaya telah
4 dilaksanakan. (D,W)?

Direktur Rumah Sakit telah menggunakan pengukuran/indikator mutu


untuk mengevaluasi dan memantau budaya keselamatan dalam rumah
sakit serta melaksanakan perbaikan yang telah teridentifikasi dari
5 pengukuran dan evaluasi tersebut. (D,W)

Direktur Rumah Sakit menerapkan sebuah proses untuk mencegah


kerugian/dampak terhadap individu yang melaporkan masalah terkait
6 dengan budaya keselamatan tersebut. (D,O,W)
Capaian TKRS

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Direktur rumah sakit dan mereka yang bertanggung jawab terhadap


manajemen fasilitas di rumah sakit, mempunyai dan memahami
peraturan perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku
MFK.1 1 untuk bangunan dan fasilitas rumah sakit. (D,W)
2.?????? Direktur rumah sakit menerapkan persyaratan yang berlaku dan
2 peraturan perundang ? undangan. (D, W)

3.?????? Rumah sakit mempunyai izin-izin sebagaimana diuraikan a)


sampai dengan m) di maksud dan tujuan sesuai fasilitas yang ada di
3 rumah sakit dan sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

4.?????? Direktur rumah sakit memastikan rumah sakit memenuhi


kondisi seperti hasil pemeriksaan fasilitas atau catatan pemeriksaan
4 yang dilakukan oleh otoritas setempat di luar rumah sakit. (D,W)

Ada program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang dapat


terjadi pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung, tertulis, meliputi
risiko yang ada a) sampai f) di maksud dan tujuan yang merupakan satu
program induk atau beberapa program terpisah serta ada regulasi untuk
menerapkan program manajemen meliputi 1) sampai dengan 2) di
MFK.2 1 maksud dan tujuan (R)
Program tersebut masih berlaku dan sudah diterapkan sepenuhnya
2 (D,W)

Ada bukti peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut bila


terjadi perubahan dalam lingkungan rumah sakit, atau sekurang-
3 kurangnya setiap tahun. (D,W)

Ada bukti tenant/penyewa lahan di dalam lingkungan rumah sakit sudah


mematuhi semua aspek program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan yang teridentifikasi dalam a) sampai d) di maksud dan tujuan.
4 (D,W)

Rumah sakit telah menetapkan individu atau organisasi yang kompeten


yang ditugasi mengawasi perencanaan dan penerapan program
manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang meliputi a) sampai
MFK.3 1 dengan g) di maksud dan tujuan. (R)

Rumah sakit mempunyai program pengawasan terhadap perencanaan


dan penerapan manajemen risiko yang disusun oleh individu atau
organisasi yang ditunjuk yang meliputi a) sampai dengan g) di maksud
2 dan tujuan. (R)
Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk sudah mengikuti
3 pelatihan manajemen risiko rumah sakit. (D,W)
Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk tersebut telah
melaksanakan kegiatan yang diatur di a) sampai dengan g) di maksud dan
4 tujuan. (D,W)

RS mempunyai regulasi termasuk program tentang pengelolaan


keselamatan dan keamanan yang meliputi a) sampai dengan f) di maksud
MFK.4 1 dan tujuan.(R)
Ada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
2 keselamatan dan keamanan. (D,W)

RS telah melakukan identifikasi area-area yang berisiko mempunyai risk


register (daftar risiko) yang berhubungan dengan keselamatan dan
3 keamanan fasilitas. (D,W)

Regulasi pemberian identitas pada penunggu pasien, pengunjung


(termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang
yang bekerja di rumah sakit sudah dimplementasikan (lihat juga SKP1).
4 (D,O,W)

Rumah sakit telah melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala,


membuat rencana perbaikan dan telah melaksanakan perbaikan.
5 (D,O,W)
Rumah sakit telah memasang monitoring pada area yang berisiko
6 keselamatan dan keamanannya (O,W)
RS telah menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan
7 perundang-undangan. (O,W)
RS mempunyai regulasi yang mengatur tentang asesmen risiko pra
MFK.4.1 1 konstruksi (PCRA) (Lihat juga PPI 7.5) (R)

RS melakukan asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) bila ada rencana


kontruksi, renovasi atau demolis/ pembongkaran yang meliputi a) sampai
2 h) di maksud dan tujuan. (D,W)

RS mengambil tindakan berdasarkan hasil asesmen risiko untuk


meminimalkan risiko selama pembongkaran, konstruksi dan renovasi.
3 (D,O,W)
RS memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan
4 didokumentasikan (lihat juga MFK 3). (D,O,W )

RS menyediakan anggaran untuk memenuhi peraturan perundang-


MFK.4.2 1 undangan yang terkait fasilitas RS (lihat juga AP.5 dan AP.6) (D,W)

RS menyediakan anggaran untuk meningkatkan, memperbaiki atau


mengganti sistem, bangunan, atau komponen yang diperlukan agar
2 fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan efektif. (D,O,W)
Rumah sakit menyediakan anggaran untuk penerapan PCRA dan ICRA
3 bila ada renovasi, kontruksi dan pembongkaran (D,W)

RS mempunyai regulasi yang mengatur B3 dan limbahnya sesuai katagori


WHO dan peraturan perundangan, meliputi a) sampai g) di maksud dan
MFK.5 1 tujuan (Lihat juga AP.5.3.1; AP.5.6; AP.6.3; AP.6.6 danPKPO.3). (R)
RS mempunyai daftar B3 dan limbahnya lengkap dan terbaru sesuai
kategori WHO dan peraturan perundang-undangan meliputi jenis, lokasi,
dan jumlah dari semua bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya.
2 (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.6) (D,O,W)
Ada bukti bahwa untuk pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier)
3 sudah melampirkan MSDS. (D,O,W)

Petugas telah menggunakan APD yang benar pada waktu menangani


(handling) B3 dan limbahnya dan di area tertentu juga sudah ada eye
4 washer. (lihat juga AP.5.3.1) (O,W)

B3 dan limbahnya sudah diberi label/rambu-rambu sesuai peraturan dan


5 perundang-undangan. (lihat juga PKPO.3 EP 2) (O,W)
Ada laporan dan analisis tentang tumpahan, paparan/pajanan (exposure)
6 dan insiden lainnya. (D,W)
Ada bukti dokumentasi persyaratan yang meliputi izin, lisensi atau
7 ketentuan persyaratan lainnya. (D,W)

RS mempunyai regulasi untuk penyimpanan dan pengolahan limbah B3


secara benar dan aman sesuai ketentuan peraturan perundang ?
MFK.5.1 1 undangan (lihat juga AP.6.2, EP 4, MFK. 1 EP 3) (R)
Penyimpanan limbah B3 sudah mempunyai izin TPS B3 yang masih
2 berlaku dan sesuai dengan perundang - undangan.(D,O,W)

Rumah Sakit sudah mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


dengan izin yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang -
3 undangan (D,O,W)

4.??? RS mempunyai Instalasi Pengolah B3 dengan izin yang masih


berlaku atau melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dengan izin
sebagai transporter dan pengolah B3 yang masih berlaku sesuai dengan
4 peraturan perundang - undangan (D,O,W)
1.??? RS mempunyai regulasi manajemen disaster meliputi a) sampai h)
MFK.6 1 di maksud dan tujuan.(R)

2.??? RS mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang besar


seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau
bencana lainnya, serta kejadian wabah besar yang bisa menyebabkan
2 terjadinya risiko yang signifikan. (D,W)

3.? Rumah sakit telah melakukan self assessment kesiapan menghadapi


3 bencana dengan menggunakan hospital safety index dari WHO. (D,W)

4.? Instalasi gawat darurat telah mempunyai ruang dekontaminasi sesuai


4 dengan 1) sampai dengan 6) di maksud dan tujuan. (D,O,W)

Seluruh program, atau setidaknya elemen-elemen kritis program dari c)


MFK.6.1 1 hingga h) di maksud dan tujuan MFK 6 disimulasikan setiap tahun. (D, W)
Pada akhir setiap simulasi, dilakukan diskusi (debriefing) mengenai
2 simulasi tersebut dan dibuat laporan dan tindak lanjut (D,W)
Peserta simulasi adalah semua pegawai/staf rumah sakit, pegawai
3 kontrak dan pegawai dari tenant/penyewa lahan. (D,W)

Rumah sakit mempunyai program proteksi kebakaran (fire safety) yang


memastikan bahwa semua penghuni rumah sakit selamat dari bahaya
api, asap atau keadaan darurat non kebakaran lainnya meliputi 1) sampai
MFK.7 1 5) yang ada di maksud dan tujuan. (R)

Rumah sakit telah melakukan asesmen risiko kebakaran yang tertulis,


termasuk saat terdapat proyek pembangunan di dalam atau berdekatan
dengan fasilitas rumah sakit meliputi a) sampai dengan h) di maksud dan
2 tujuan. (D,W)
Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil asesmen risiko kebakaran.
3 (D,O,W)

Rumah sakit mempunyai sistem deteksi dini (smoke detector dan heat
detector) dan alarm kebakaran sesuai dengan peraturan perundang -
4 undangan (O,W)

Rumah sakit mempunyai sistem kebakaran aktif yang meliputi, sprinkle,


APAR, hidran dan pompa kebakaran sesuai peraturan perundang-
5 undangan. (O,W)

Rumah sakit mempunyai jalur evakuasi yang aman dan bebas hambatan
6 bila terjadi kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran. (O, W)

Semua staf mengikuti pelatihan penanggulangan kebakaran minimal 1


(satu) kali dalam setahun (Lihat juga MFK.11 sampai dengan MFK 11.3).
MFK.7.1 1 (D,W)

Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ketempat aman dan


2 mendemonstrasikan bagaimana cara menyelamatkan pasien. (S,W)

Sistem dan peralatan pemadam kebakaran diperiksa, diujicoba dan


dipelihara sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
3 didokumentasikan (D,W)

Rumah sakit mempunyai regulasi tentang rumah sakit sebagai kawasan


tanpa rokok dan asap rokok, larangan merokok bagi pasien, keluarga,
pengunjung dan staf, termasuk larangan menjual rokok di lingkungan
MFK.7.2 1 rumah sakit. (R)

2 Ada bukti pelaksanaan dan evaluasi dari regulasi tersebut. (D,O,W)

RS mempunyai regulasi pengelolaan peralatan medis yang digunakan di


rumah sakit meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan (lihat
MFK.8 1 juga AP.5.5, dan AP.6.5). (R)
Ada daftar inventaris dan identifikasi risiko untuk seluruh peralatan
medis yang digunakan di rumah sakit (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5).
2 (D,W)
Ada bukti peralatan medis diperiksa secara teratur (lihat juga AP.5.5, dan
3 AP.6.5) .(D,O,W)

Peralatan medis diuji fungsi sejak baru dan sesuai umur, penggunaan dan
4 rekomendasi pabrik (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5) (D, W)
Ada program pemeliharaan preventif termasuk kalibrasi (lihat juga
5 AP.5.5, dan AP.6.5).(D,O,W)
6 Staf yang kompeten melaksanakan kegiatan ini.(D,W)

RS mempunyai sistem pemantauan dan bertindak terhadap


pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya,
recall/penarikan kembali, laporan insiden, masalah, dan kegagalan pada
MFK.8.1 1 peralatan medis. (R)

RS membahas pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, alat


medis dalam penarikan (under recall), laporan insiden, masalah dan
2 kegagalan pada peralatan medis. (D,W)

RS telah melaporkan seluruh insiden keselamatan sesuai peraturan


perundang-undangan bila terjadi kematian, cedera serius atau penyakit
3 yang disebabkan oleh peralatan medis. (D,W)

Rumah sakit mempunyai regulasi pengelolaan sistem utilitas meliputi


MFK.9 1 sekurang-kurangnya a) sampai dengan f) di maksud dan tujuan. (R)
RS mempunyai daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitasnya
2 dan memetakan pendistribusiannya. (D,W)

RS telah melaksanakan jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan


semua sistem utilitas berdasar kriteria seperti rekomendasi dari pabrik,
tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit sendiri serta sudah
3 dilaksanakan. (D,W)

RS mempunyai regulasi tentang inventarisasi, pemeliharaan, inspeksi


dengan kriteria yang ditentukan untuk sistem utilitas penting yang
MFK.9.1 1 dilakukan secara berkala (R)
RS mempunyai daftar sistem utilitas di rumah sakit dan daftar sistem
2 utilitas penting (D,W)
Sistem utilitas dan komponen telah diinspeksi secara
3 teratur/berdasarkan kriteria yang disusun RS (D,O)
Sistem utilitas dan komponen diuji secara teratur berdasarkan kriteria
4 yang sudah ditetapkan. (D,W)
Sistem utilitas dan komponen dipelihara berdasarkan kriteria yang sudah
5 ditetapkan. (D,O)
6 Sistem utilitas dan komponen diperbaiki bila diperlukan (D,O)
RS mempunyai regulasi tentang sistem utilitas yang meliputi a) sampai
MFK.9.2 1 dengan e) dimaksud dan tujuan. (R)
Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam
2 seminggu. (O,W)
3 Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu. (O,W)

RS mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila


terjadi kegagalan listrik atau air bersih terkontaminasi atau terganggu.
4 (D,W)
RS berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu terjadi (tata kelola
5 risiko). (D,W)
RS mempunyai sumber listrik dan air bersih alternatif dalam keadaan
6 emergensi. (D,O,W)

RS mempunyai regulasi uji coba sumber air bersih dan listrik alternatif
sekurangnya 6 bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh
peraturan perundang-undanganan yang berlaku atau oleh kondisi
MFK.9.2.1 1 sumber air (R)
RS mendokumentasi hasil uji coba sumber air bersih alternatif tersebut.
2 (D,W)

3 RS mendokumentasi hasil uji sumber listrik alternatif tersebut. (D,W)


RS mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk sumber listrik
4 alternatif yang mencukupi. (O,W)
RS mempunyai regulasi sekurang-kurangnya meliputi a) sampai dengan
MFK.9.3 1 e) di maksud dan tujuan (R)
RS telah melakukan monitoring mutu air sesuai dengan peraturan
2 perundang-undangan dan terdokumentasi (D,W)
RS telah melakukan pemeriksaan air limbah sesuai dengan peraturan
3 perundang-undangan dan terdokumentasi. (D,W)

RS telah melakukan pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis


ginjal yang meliputi pertumbuhan bakteri dan endotoksin dan
kontaminasi zat kimia sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4 dan terdokumentasi. (D,W)
RS telah menindak lanjuti hasil pemeriksaan mutu air yang bermasalah
5 dan didokumentasikan. (D, W)

RS mempunyai regulasi Sistem pelaporan data insiden/


MFK.10 1 kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko fasilitas (R)
Ada laporan data insiden/kejadian/kecelakaan dari setiap program
2 manajemen risiko fasilitas dan sudah dianalisis. (D,W)

Hasil analisis sudah ditindaklanjuti dengan mengganti atau meningkatkan


fungsi (upgrade) teknologi medis, peralatan, sistem dan menurunkan
3 risiko di lingkungan. (D,O,W)

Seorang atau lebih individu yang ditunjuk mengawasi pelaksanaan


program manajemen risiko fasilitas telah membuat laporan kepada
4 direktur rumah sakit setiap 3 bulan (lihat juga MFK 3) (D,W)
RS mempunyai program pelatihan tentang manajemen fasilitas dan
MFK.11 1 keselamatan (R)

Edukasi diadakan setiap tahun mengenai setiap komponen dari program


manajemen fasilitas dan keselamatan untuk menjamin semua staf dapat
melaksanakan dengan efektif tanggung jawabnya. (Lihat juga
2 AP.5.3;AP.6.3) (D,W)
Edukasi diikuti oleh pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lain-lain
3 sesuai regulasi rumah sakit (D,W)

Pengetahuan staf dites dan disimulasikan sesuai peran mereka dalam


setiap program manajamen fasilitas. Kegiatan pelatihan dan hasil
4 pelatihan setiap staf didokumentasikan. (D,W)
Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan peran mereka dalam
MFK.11.1 1 menghadapi kebakaran. (W,S)

Staf dapat menjelaskandan/atau memperagakan tindakan untuk


menghilangkan, mengurangi/ meminimalisir atau melaporkan tentang
2 keselamatan, keamanan dan risiko lainnya.(W,S)

Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan tindakan,


kewaspadaan, prosedur dan partisipasi dalam penyimpanan,
3 penanganan dan pembuangan gas medis, serta limbah B3. (W,S)

Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan prosedur dan peran


mereka dalam penanganan kedaruratan serta bencana internal atau
4 eksternal (community). (W,S)
Staf diberi pelatihan untuk menjalankan peralatan medis sesuai uraian
MFK.11.2 1 tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)
Staf diberi pelatihan untuk menjalankan sistem utilitas sesuai uraian
2 tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)
Staf diberi pelatihan untuk memelihara peralatan medis sesuai uraian
3 tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. (D,W)
Staf diberi pelatihan untuk memelihara sistem utilitas sesuai uraian
4 tugasnya dan dilakukan tes secara berkala.(D,W,S)

RS telah memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk


membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
MFK.9 4 (O,W)
Capaian MFK

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit yang


berdasarkan perencanaan strategis dan perencanaan tahunan sesuai
KKS.1 1 kebutuhan rumah sakit. (R).
Ada kejelasan hubungan antara perencanaan strategis, perencanaan
2 tahunan dan perencanaan kebutuhan staf. (D,W)

Ada bukti perencanaan kebutuhan staf berdasarkan kebutuhan dari


3 masing-masing unit kerja khususnya unit kerja pelayanan. (D,W)

Ada kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit tentang pola
ketenagaan dan kebutuhan jumlah staf sesuai yang dijadikan dasar untuk
menyusun perencanaan staf, Panduan mengatur tentang penempatan
KKS.2 1 dan penempatan kembali staf (R)

Ada pelaksanaan pola ketenagaan secara kolaborasi dengan


perencanaan staf yang meliputi jumlah, jenis, kualifikasi. (D,W) (lihat juga
2 AP 6.2)
Ada pelaksanaan pengaturan penempatan dan penempatan kembali staf
3 sesuai panduan (D,W)
Ada regulasi tentang evaluasi dan pemutakhiran terus menerus pola
KKS.2.1 1 ketenagaan (R)
Ada pelaksanaan perencanaan staf yang efektif dan selalu di evaluasi
2 berdasarkan kebutuhan. (D,W)
Ada revisi dan pembaharuan perencanaan staf bila dibutuhkan minimal 1
3 (satu) tahun sekali. (D,W)

Rumah sakit menetapkan jumlah staf rumah sakit dengan


mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan
KKS.2.2 1 dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien. (R)

2 Ada dokumen kebutuhan staf dari masing-masing unit kerja. (D,W)


Perencanaan jumlah staf juga mempertimbangkan rencana
3 pengembangan pelayanan. (D,W)

Rumah sakit menetapkan pendidikan, keterampilan dan pengetahuan


disertai penetapan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai
KKS.2.3 1 peraturan perundang-undangan. (R) (lihat juga TKRS.3)
Setiap nama jabatan ada persyaratan pendidikan keterampilan dan
2 pengetahuan. (D,W)

Setiap staf rumah sakit memiliki uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang termasuk staf klinis yang melaksanakan tugas manajemen
3 dan yang tidak diijinkan melakukan praktik mandiri. (D,W)
Ada regulasi tentang pengaturan penempatan kembali dari satu unit
layanan ke lain unit layanan karena alasan kompetensi, kebutuhan
pasien atau kekurangan staf, termasuk mempertimbangkan nilai-nilai,
KKS.2.4 1 kepercayaan dan agama staf. (R)
Ada dokumen perencanaan kebutuhan staf rumah sakit berdasarkan
2 pengaturan penempatan kembali. (D,W)
Ada dokumen pengaturan penempatan kembali berdasarkan
3 pertimbangan nilai kepercayaan dan agama. (D,W)

KKS.3 1 Ada regulasi tentang proses rekrutmen staf (lihat juga,TKRS 3.3). (R)
2 Proses rekrutmen dilaksanakan sesuai regulasi. (D,W)
3 Proses rekrutmen dilaksanakan seragam (D,W)

Ada regulasi yang menetapkan proses seleksi untuk memastikan


pengetahuan, keterampilan dan kompetensi staf klinis sesuai dengan
KKS.4 1 kebutuhan pasien.(R)
Proses seleksi dilaksanakan seragam sesuai regulasi. (lihat juga TKRS.3.3)
2 (D,W)
Anggota staf klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja, sesuai
3 dengan tanggung jawabnya. (D,W)
Unit kerja menyediakan data yang digunakan untuk evaluasi kinerja staf
4 klinis (lihat TKRS.11.1). (D,W)

Evaluasi staf klinis dilakukan dan didokumentasikan secara berkala


5 minimal 1 (satu) tahun sekali sesuai regulasi. (lihat juga KKS.11) (D,W)

Ada regulasi yang menetapkan proses seleksi untuk memastikan


pengetahuan, keterampilan dan kompetensi staf non klinis sesuai
KKS.5 1 dengan kebutuhan rumah sakit. (R)

2 Proses seleksi staf non klinis dilaksanakan seragam sesuai regulasi. (D,W)
Anggota staf non klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja, sesuai
3 dengan tanggung jawabnya. (D,W)
4 Unit kerja melaksanakan evaluasi kinerja staf non klinis.(D,W)

Evaluasi staf non klinis dilakukan dan didokumentasikan secara berkala


5 minimal 1 (satu) tahun sekali sesuai regulasi. (lihat juga KKS.11) (D,W)
File kepegawaian memuat kualifikasi, pendidikan, pelatihan dan
KKS.6 1 kompetensi staf. (D,W)
2 File kepegawaian memuat uraian tugas anggota staf. (D,W)
3 File kepegawaian memuat proses rekrutmen staf. (D,W)
4 File kepegawaian memuat riwayat pekerjaan staf (D,W)

5 File kepegawaian memuat hasil evaluasi dan penilaian kinerja staf (D,W)
File kepegawaian memuat salinan sertifikat pelatihan didalam maupun
6 diluar RS. (D,W)
7 File kepegawaian selalu diperbaharui. (D,W)
Ada regulasi yang menetapkan orientasi umum dan khusus bagi staf
KKS.7 1 klinis dan non klinis baru. (R)
Ada bukti staf klinis dan non klinis baru diberikan orientasi umum dan
2 khusus. (D,W)
Staf kontrak, magang dan peserta didik mendapat pelatihan tentang
3 orientasi umum dan khusus. (D,W)
Ada program pendidikan dan pelatihan berdasarkan sumber data yang
KKS.8 1 meliputi a) sampai dengan f) di maksud dan tujuan. (R)
2 Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan sesuai program. (D,W)

Staf rumah sakit diberi pendidikan dan pelatihan berkelanjutan di dalam


dan di luar rumah sakit yang relevan untuk meningkatkan
3 kemampuannya. (D,W)

Rumah sakit menyediakan waktu, anggaran dan fasilitas untuk semua


staf dalam berpartisipasi mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
4 diperlukan. (D,W)

Ada regulasi yang menetapkan tentang pelatihan teknik resusitasi


jantung paru tingkat dasar pada seluruh staf dan tingkat lanjut bagi staf
KKS.8.1 1 yang ditentukan oleh rumah sakit. (R)
Staf yang menjadi tim kode biru diberi latihan bantuan hidup lanjut.
2 (D,W)
Ada bukti staf telah lulus dari pelatihan dan dapat memperagakan.
3 (D,W,S)
Pelatihan untuk setiap staf diulang sesuai program atau minimal dua
4 tahun sekali. (D,W)
Ada regulasi tentang kesehatan dan keselamatan staf dan penanganan
KKS.8.2 1 kekerasan di tempat kerja. (R)

Berdasarkan epidemologi penyakit-penyakit infeksi, rumah sakit


mengidentifikasi risiko staf terpapar atau tertular dan melaksanakan
2 pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi. (lihat juga PPI.5). (D,W)

Rumah sakit melaksanakan evaluasi, memberikan konseling dan tindak


lanjut kepada staf yang terpapar penyakit infeksi serta dikoordinasikan
dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi. (lihat juga PPI.5).
3 (D,W)

Rumah sakit mengidentifikasi area yang berpotensi terjadinya kekerasan


di tempat kerja dan melaksanakan upaya-upaya terukur untuk
4 mengurangi risiko tersebut. (D,O,W)

Rumah sakit melaksanakan evaluasi, memberikan konseling dan


melaksanakan tindak lanjut terhadap staf yang cedera akibat kekerasan
5 di tempat kerja. (D,W)
Kejadian staf terpapar infeksi dan mengalami kekerasan dicatat dan
6 didokumentasikan. (D,W)

Proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja dan rekredensial staf


medis diatur dalam peraturan internal staf medis (medical staf bylaws).
KKS.9 1 (R)
Setiap dokter yang memberikan pelayanan di rumah sakit, wajib
menandatangani perjanjian sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga TKRS.6
2 EP 4) (D,W)

Ada proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis oleh rumah


sakit untuk pelayanan diagnostik, konsultasi, dan tata laksana yang
diberikan oleh dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit, seperti
kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak jauh (teleradiology),
dan interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik lain, seperti
elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa, (lihat juga
3 TKRS.6.2 EP 2) (D,W)

Ada bukti dilaksanakannya verifikasi dari sumber utama terhadap


kredensial terkait pendidikan, izin/sertifikat dan kredensial lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan atau yang dikeluarkan oleh
KKS.9.1 1 instansi pendidikan atau organisasi profesional yang diakui. (D,W)

Ada bukti dilaksanakannya kredensial tambahan dari sumber yang


mengeluarkan kredensial bila staf medis meminta kewenangan klinis
2 canggih atau subspesialisasi. (D,W)

Pengangkatan staf medis dibuat berdasarkan kebijakan rumah sakit dan


konsisten dengan populasi pasien rumah sakit, misi, dan pelayanan yang
KKS.9.2 1 diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)

Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya izin/surat tanda


registrasi sudah diverifikasi dari sumber primer, dan anggota staf medis
kemudian melakukan pelayanan perawatan pasien di bawah supervisi
sampai semua kredensial yang disyaratkan undang-undang dan
2 peraturan sudah diverifikasi dari sumber asli. (D,W)

Untuk staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri,


dilakukan metode supervisi, frekuensi supervisi dan supervisor yang
3 ditunjuk didokumentasikan di arsip kredensial individu tersebut. (D,W)

Direktur menetapkan kewenangan klinis setelah mendapat rekomendasi


KKS.10 1 dari Komite Medis termasuk kewenangan tambahan. (R)
Ada bukti pemberian kewenangan klinis berdasarkan rekomendasi
2 kewenangan klinis dari Komite Medis. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pemberian kewenangan tambahan setelah


3 melakukan verifikasi dari sumber yang mengeluarkan kredensial. (D,W)
Surat Penugasan klinis dan Rincian Kewenangan klinis anggota staf medis
dalam bentuk tercetak atau elektronik (softcopy) atau media lain
tersedia di semua unit pelayanan (contoh,kamar operasi, unit darurat,
nurse station) dimana anggota staf medistersebut memberikan
4 pelayanan. (D,W)
Setiap anggota staf medis hanya memberikan pelayanan spesifik yang
5 ditentukan oleh rumah sakit. (D,W)

Ada regulasi tentang penilaian kinerja untuk evaluasi mutu praktik


profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis (lihat juga TKRS.11
KKS.11 1 EP 2 dan TKRS 12 EP 1). (R)

Ada bukti monitoring dan evaluasi mutu praktik profesional


berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis untuk peningkatan mutu
2 pelayanan dan keselamatan pasien. (D,W)

Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari staf klinis direview secara
obyektif dan berdasar bukti, jika ada, dilakukan benchmarking dengan
3 pihak eksternal rumah sakit (lihat juga. TKRS.11.1). (D,W)

Data dan informasi berasal dari proses monitoring dikaji sekurang-


kurangnya setiap 12 bulan oleh kepala unit layanan, ketua kelompok staf
medis, sub komite mutu, manajer pelayanan medisdan hasilnya,
kesimpulannya dan tindakan yang dilakukan didokumentasikan di dalam
4 file kredensial staf medis atau dokumen lain yang relevan (D,W)

Bila ada temuan yang berdampak terhadap pemberian kewenangan staf


klinis, ada proses untuk tindak lanjut terhadap temuan dan tindakan
tersebut didokumentasi dalam file staf medis dan disampaikan ke tempat
5 staf medis memberikan pelayanan. (D,W)

Berdasarkan monitoring dan evaluasi berkelanjutan kredensial anggota


staf medis yang dilaksanakan paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun
KKS.12 1 ditetapkan kewenangan klinisnya tetap, bertambah atau berkurang. (R)
Ada bukti dokumen setiap anggota staf medis selalu diperbaharui secara
2 periodik.(D,W)

Ada bukti pemberian kewenangan tambahan didasarkan pada kredensial


yang telah diverifikasi dari sumber aslinya sesuai peraturan perundang-
3 undangan. (D)

Ada regulasi rumah sakit untuk proses yg efektif untuk mengumpulkan,


verifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (pendidikan,
KKS.13 1 registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman). (R)
Tersedia dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan
2 dan pengalaman. (D,W)

3 Terdapat pelaksanaan verifikasi dari sumber aslinya yang seragam. (D,W)


Ada dokumen kredensial yang dipelihara dari setiap anggota staf
4 keperawatan . (D,W)

Ada penetapan rincian kewenangan klinis perawat berdasarkan


pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman anggota
KKS.14 1 staf keperawatan. (R)
Ada pelaksanaan proses pembuatan rincian kewenangan klinis sesuai
2 dengan peraturan perundang-undangan.(D,W)

3 Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap staf keperawatan.(D,W)


Ada dokumentasi penilaian mutu staf keperawatan berpatisipasi di
KKS.15 1 dalam program peningkatan mutu rumah sakit. (D,W)
Kinerja individual staf keperawatan dikaji bila ada temuan dalam aktivitas
2 peningkatan mutu. (D,W)

Seluruh data proses review kinerja staf keperawatan didokumentasikan


3 dalam kredesial perawat atau dokumen lainnya. (D,W)

Ada regulasi rumah sakit untuk proses yang efektif untuk


mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan,
KKS.16 1 registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman). (R)
Tersedia dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan
2 dan pengalaman. (D,W)

3 Terdapat pelaksanaan verifikasi dari sumber aslinya yang seragam. (D,W)

Ada dokumen kredensial yang dipelihara dari setiap anggota profesional


4 pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya. (D,W)

Ada penetapan rincian kewenangan klinis profesional pemberi asuhan


(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya berdasarkan pendidikan, registrasi,
KKS.17 1 sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman anggota staf klinis lainnya. (R)
Ada pelaksanaan proses pembuatan rincian kewenangan klinis sesuai
2 dengan peraturan perundang-undangan.(D,W)
Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap profesional pemberi
3 asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (D,W)

Ada dokumentasi penilaian mutu profesional pemberi asuhan (PPA)


lainnya dan staf klinis lainnya berpatisipasi di dalam program
KKS.18 1 peningkatan mutu rumah sakit. (D,W)

Kinerja individual profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf


klinis lainnya dikaji bila ada temuan dalam aktivitas peningkatan mutu.
2 (D,W)
Seluruh data proses review kinerja professional pemberi asuhan (PPA)
lainnya dan staf klinis lainnya didokumentasikan dalam kredensial
professional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya atau
3 dokumen lainnya (D,W)
Capaian KKS

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai


MIRM.1 1 Ada unit kerja yang mengelola SIM-RS. (R)
RS memiliki proses pendaftaran rawat jalan berbasis SIM-RS. (O,W) (lihat
2 juga ARK.2)
MIRM.1.1 1 Terdapat regulasi tentang pengelolaan data dan informasi. (R)

Data serta informasi klinik dan manajerial diintegrasikan sesuai dengan


2 kebutuhan untuk mendukung pengambilan keputusan. (D,W)
Proses perencanaan kebutuhan informasi melibatkan a) sampai dengan
MIRM.2 1 c) sesuai dengan maksud dan tujuan. (D,W)
Proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan
2 perundang-undangan. (D,W)
Perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit.
3 (D,W)
Dalam membangun system informasi rumah sakit melibatkan profesional
MIRM.3 1 pemberi asuhan (PPA). (D,W)
Dalam membangun system informasi rumah sakit melibatkan kepala
2 bidang/divisi dan kepala unit pelayanan. (D,W)

Rumah sakit menyediakan kumpulan data a) s.d. c) sesuai dengan


maksud dan tujuan yang harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pengguna, yaitu PPA, kepala bidang/divisi, dan kepala unit pelayanan.
MIRM.4 1 (D,W) (lihat juga MFK 10)

Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di


luar rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,W)
2 (lihat juga PMKP 6 dan TKRS 5)
Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
MIRM.5 1 mendukung asuhan pasien. (D,W)
Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
2 mendukung manajemen rumah sakit. (D,W)
Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
3 mendukung program manajemen mutu. (D,W)
Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
4 mendukung pendidikan dan penelitian. (D,W)

MIRM.6 1 Data dan informasi disampaikan sesuai kebutuhan pengguna (D,W)


Pengguna menerima data dan informasi dalam format yang sesuai
2 dengan yang dibutuhkan (D,W)
3 Pengguna menerima data dan informasi tepat waktu. (D,W)
Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan informasi yang
4 dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya. (W,S)

Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan informasi ilmiah


terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung asuhan
MIRM.7 1 pasien. (D,O,W)
Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan Informasi ilmiah
terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung
2 pendidikan klinik. (D,O,W)

Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan informasi ilmiah


terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung
3 penelitian. (D,O,W)

Rumah sakit menyediakan fasilitas internet untuk mendapatkan


informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk
4 mendukung manajemen (D,O,W)

Terdapat unit kerja yang mengelola rekam medis yang memiliki regulasi
dan program untuk mengelola rekam medis sesuai dengan peraturan
MIRM.8 1 perundangan-undangan. (R)

Organisasi pengelola rekam medis dipimpin tenaga rekam medis yang


memiliki kompetensi dan kewenangan mengelola rekam medis sesuai
2 dengan peraturan perundangan-undangan. (D, W)
Tersedia tempat penyimpanan rekam medis yang menjamin keamanan
3 dan kerahasiaan rekam medis. (D,O,W)
Terdapat regulasi yang menetapkan tenaga kesehatan yang mempunyai
MIRM.9 1 hak akses pada berkas rekam medis. ( R )

Berkas rekam medis tersedia bagi semua profesional pemberi asuhan


2 (PPA) sesuai dengan regulasi rumah sakit. (D,O) (lihat juga AP 1)

Terdapat bukti bahwa form rekam medis dievaluasi dan diperbaharui


3 (terkini) sesuai dengan kebutuhan dan secara periodik. (D,O,W)
Rekam medis pasien terisi dengan lengkap dan dengan tulisan yang
4 dapat dibaca. (D,O)

Terdapat regulasi tentang jangka waktu penyimpanan berkas rekam


MIRM.10 1 medis pasien, serta data dan informasi lainnya terkait dengan pasien. (R)
Dalam rentang waktu penyimpanan berkas rekam medis, Rumah Sakit
2 menjamin keamanan dan kerahasiaan rekam medis (O,W)

Dokumen, data dan informasi dalam bentuk berkas dimusnahkan setelah


melampaui periode waktu penyimpanan sesuai peraturan perundangan
3 (D,W)

Terdapat regulasi yang ditetapkan untuk mencegah akses penggunaan


MIRM.11 1 rekam medis bentuk kertas dan atau elektronik tanpa izin. (R)
Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau elektronik dilindungi dari
2 kehilangan dan kerusakan. (O,W) (lihat juga ARK.4.1)

Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau elektronik dilindungi dari
3 gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah. (D,S,W)
Ruang dan tempat penyimpanan berkas rekam medis menjamin
4 perlindungan terhadap akses dari yang tidak berhak. (O,W)
Ada regulasi tentang Standardisasi kode diagnosis, kode
prosedur/tindakan, definisi, simbol yang digunakan dan yang tidak boleh
digunakan, singkatan yang digunakan dan yang tidak boleh digunakan,
MIRM.12 1 serta dimonitor pelaksanaannya. ?
2 Ketentuan tersebut dilaksanakan dan dievaluasi. (D,W)

Ada regulasi bahwa, setiap pasien memiliki RM dengan satu nomor RM


sesuai dengan sistem penomoran unit, pengaturan urutan berkas RM,
baik untuk rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan pemeriksaan
MIRM.13 1 penunjang (R)
Rekam medis pasien digunakan untuk mencatat hasil asesmen, rencana
2 asuhan dan perkembangan kondisi pasien (D,O)
Ada bukti rekam medis pasien menggunakan satu unit penomoran RM
3 untuk setiap pasien (D,W,O)
Rekam medis pasien tersedia untuk rawat jalan, rawap inap, gawat
4 darurat, dan pemeriksaan penunjang (D,O)
5 Berkas RM pasien tersusun sesuai regulasi. (D,O) (lihat juga AP)

Ada regulasi tentang isi spesifik dari berkas rekam medis pasien
MIRM.13.1 1 ditentukan oleh rumah sakit untuk kesinambungan asuhan oleh PPA. (R)
Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mengidentifikasi
2 pasien. (D,O)
Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mendukung
3 diagnosis. (D,O)
Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi
4 asuhan dan pengobatan. (D,O)
Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mendokumentasikan
5 pemberian dan hasil pengobatan. (D,O)
Aktivitas manajer pelayanan pasien dicatat dalam rekam medis. (MPP)
6 (D,O)

Ada regulasi tentang RM pasien gawat darurat yang memuat waktu


kedatangan dan keluar pasien, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari
MIRM.13.1 1 gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan. (R)
Rekam medis pasien gawat darurat memuat waktu kedatangan dan
2 keluar dari unit pelayanan gawat darurat. (D,O)
Rekam medis pasien gawat darurat memuat ringkasan kondisi pasien
3 saat keluar dari unit pelayanan gawat darurat. (D,O)
Rekam medis pasien gawat darurat memuat instruksi tindak lanjut
4 asuhan. (D,O)
Terdapat regulasi yang menetapkan individu yang berwenang mengisi
MIRM.13.2 1 rekam medis dan memahami cara melakukan koreksi (R)
Terdapat bukti yang mengisi rekam medis hanya individu yang
2 mendapat otoritas untuk mengisi rekam medis. (D, O)
Terdapat bukti individu yang berwenang mengisi rekam medis dan
3 memahami cara melakukan koreksi. (W,O)
Pada setiap pengisian rekam medis dapat diidentifikasi dengan jelas PPA
MIRM.13.3 1 yang mengisi. (D,O)

2 Tanggal dan jam pengisian rekam medis dapat diidentifikasi. (D,O)


Rumah sakit menetapkan individu atau tim yang melakukan review
MIRM.13.4 1 rekam medis secara berkala. (R)
2 Rekam medis pasien direview secara berkala. (D,W)
3 Review menggunakan sampel yang mewakili. (D,W)
Fokus review adalah pada ketepatan waktu, keterbacaan dan
4 kelengkapan rekam medis. (D,W)
Proses review termasuk isi rekam medis harus sesuai dengan peraturan
5 dan perundang-undangan. (D, W)
Proses review termasuk rekam medis pasien yang masih dirawat dan
6 pasien yang sudah pulang. (D, W)
Hasil review dilaporkan secara berkala kepada Direktur rumah sakit.
7 (D,W)

Terdapat regulasi mengenai privasi dan kerahasiaan informasi terkait


data pasien dan hak akses terhadap isi rekam medis berdasarkan
MIRM.14 1 peraturan perundang-undangan. (R)
2 Terdapat bukti regulasi dilaksanakan. (D, W)
3 Kepatuhan pelaksanaan regulasi dimonitor. (D,W)
Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisis, dan
MIRM.15 1 pemeriksaan diagnostik. (D,W)
Ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan
2 komorbiditas lain. (D,W)
Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah
3 dikerjakan. (D,W)
Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan, termasuk obat setelah
4 pasien keluar rumah sakit. (D,W)
Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat
5 akan pulang rumah sakit. (D,W)
Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut, serta dijelaskan dan
6 ditanda tangani oleh pasien dan keluarga. (D,W)

RS memiliki proses pendaftaran rawat inap berbasis SIM-RS sehingga


publik dapat mengetahui tempat / fasilitas yang masih tersedia. (O,W)
MIRM.1 3 (lihat juga ARK.2)
Sumber daya manusia dalam unit kerja SIM-RS memiliki kompetensi dan
4 sudah terlatih. (D,W)
Capaian MIRM
0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai

Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan PONEK 24 jam di rumah


PN.1 1 sakit dan ada rencana kegiatan PONEK dalam perencanaan rumah sakit.
Ada bukti keterlibatan pimpinan rumah sakit di dalam menyusun
2 kegiatan PONEK. (D,W)

Ada bukti upaya peningkatan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan


fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat
3 daruratan (PONEK 24 Jam). (D,W)
Ada bukti pelaksanaan rujukan dalam rangka PONEK (lihat juga ARK 5).
4 (D,W)
Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program rumah
5 sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB). (D,W)
Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi 1) sampai dengan 4) di
6 maksud dan tujuan. (D,W)
PN.1.1 1 Ada bukti terbentuknya tim PONEK dan program kerjanya. (R)
2 Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK. (D,W)
3 Ada bukti pelaksanaan program tim PONEK. (D,W)
Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK.
4 (D,O,W)
PN.1.2 1 Terlaksananya rawat gabung. (O,W)
Ada bukti RS melaksanakan IMD dan mendorong pemberian ASI Ekslusif.
2 (O,W)
Ada bukti pelaksanaan edukasi dan perawatan metode kangguru (PMK)
3 pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).(D,O,W)
Adanya regulasi rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam
PN.2 1 pelayanan penanggulangan HIV/AIDS. (R)
Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan
2 penanggulangan HIV/AIDS. (D,W)

Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan


proses/mekanisme dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
3 termasuk pelaporannya. (D,W)
4 Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS rumah sakit (D,W)
Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim
5 HIV/AIDS sesuai standar. (D,W)
Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan
6 kebijakan yang berlaku. (D)
Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dengan faktor
7 risiko IDU, penunjang sesuai dengan kebijakan. (D)

Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan penanggulangan


tuberkulosis di rumah sakit dan ada rencana kegiatan penanggulangan
PN.3 1 tuberkulosis dengan strategi DOTS dalam perencanaan rumah sakit. (R)
Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan
proses/mekanisme dalam program pelayanan tuberkulosis termasuk
2 pelaporannya. (D,W)
Ada bukti upaya pelaksanaan promosi kesehatan tentang tuberkulosis.
3 (D,W)

4 Ada bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis dan pelaporannya. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan upaya pencegahan tuberkulosis melalui


5 pemberian kekebalan dengan vaksinasi atau obat pencegahan. (D,W)
PN.3.1 1 Ada bukti terbentuknya tim DOTS dan program kerjanya. (R)
Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya penanggulangan tuberkulosis.
2 (D,W)
3 Ada bukti pelaksanaan program tim DOTS. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program
4 penanggulangan tuberkulosis. (D,W)
Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi a) sampai dengan f) di
5 maksud dan tujuan. (D,W)
Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman
PN.3.2 1 pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)

Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien


tuberkulosis paru dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat
inap yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
2 tuberkulosis. (O,W)

Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi


3 pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)

Tersedia ruang laboratorarium tuberkulosis yang memenuhi pedoman


4 pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
PN.3.3 1 Rumah sakit memiliki panduan praktik klinis tuberkulosis. (R)
Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap panduan praktik klinis
2 tuberkulosis. (D,O,W)

3 Terlaksana proses skrining pasien tuberkulosis saat pendaftaran. (D,O,W)


Ada bukti staf mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) saat
4 kontak dengan pasien atau specimen. (O,W)
Ada bukti pengunjung mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD)
5 saat kontak dengan pasien. (O,W)

Ada regulasi dan program tentang pengendalian resistensi antimikroba


PN.4 1 di rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan.(R)
Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat dalam menyusun program.
2 (D,W)
Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan, sarana
prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA.
3 (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan pengendalian penggunaan antibiotik terapi dan


4 profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien. (D,O,W)

5 Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA. (D,W)

Ada organisasi yang mengelola kegiatan pengendalian resistensi


antimikroba dan melaksanakan program pengendalian resistensi
antimikroba rumah sakit meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan
PN.4.1 1 tujuan. (R)
Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a) sampai dengan d) di
2 maksud dan tujuan. (D,W)
Ada penetapan indikator mutu yang meliputi a) sampai dengan e) di
3 maksud dan tujuan. (D,W)

Ada monitoring dan evaluasi terhadap program pengendalian resistensi


antimikroba yang mengacu pada indikator pengendalian resistensi
4 antimikroba (D,W)
Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi butir a)
5 sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)
Ada regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit
PN.5 1 sesuai dengan tingkat jenis layanan. (R)
Terbentuk dan berfungsi-nya tim terpadu geriatri sesuai tingkat jenis
2 layanan. (R,D,W)

3 Terlaksananya proses pemantauan dan evaluasi kegiatan. (D,O,W)

4 Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit. (D,W)

Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan


Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (HospitalBased
PN.5.1 1 Community Geriatric Service). (R)

Ada program PKRS terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di


Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric
2 Service). (D,W)
3 Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur, leaflet dll). (D,W)
4 Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W)
5 Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan. (D,W)
Capaian PN

0.00%
Annisa - Survei Reguler - RS Ibu dan Anak Cahaya Bunda

Standar No urut Elemen Penilaian Nilai


IPKP.1 1 Ada penetapan rumah sakit pendidikan yang masih berlaku. (D)
Ada kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang
2 sudah terakreditasi. (D)
Jumlah penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas rumah sakit
3 harus dicantumkan dalam perjanjian kerjasama. (D)

Ada regulasi tentang pengelolaan dan pengawasan pelaksananaan


pendidikan klinis yang telah disepakati bersama meliputi 1) sampai
IPKP.2 1 dengan 3) di maksud dan tujuan. (R)
Ada daftar lengkap memuat nama semua peserta pendidikan klinis yang
2 saat ini ada di rumah sakit. (D)

Untuk setiap peserta pendidikan klinis terdapat dokumentasi yang berisi


3 paling sedikit meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D)

Ada perhitungan rasio peserta pendidikan dengan staf yang memberikan


pendidikan klinis untuk seluruh peserta dari setiap program pendidikan
profesi yang disepakati oleh rumah sakit dan institusi pendidikan sesuai
IPKP.3 1 dengan peraturan perundang-undangan. (D)

Ada dokumentasi perhitungan peserta didik yang diterima di rumah sakit


per periode untuk proses pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien
2 untuk menjamin mutu dan keselamatan pasien. (D,W)

Ada penetapan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis dan


penetapan penugasan klinis serta rincian kewenangan klinis dari rumah
IPKP.4 1 sakit. (R)

Ada daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis secara lengkap
(akademik dan profesi) sesuai dengan jenis pendidikan yang dilaksanakan
2 di RS. (D,W)

Ada uraian tugas, tanggung jawab, dan juga wewenang untuk setiap staf
yang memberikan pendidikan klinis. (lihat juga KKS 10, KKS 13, dan KKS
3 16) (D,W)
Ada bukti staf klinis yang memberikan pendidikan klinis telah mengikuti
4 pendidikan keprofesian berkelanjutan. (D)

Ada tingkat supervisi yang diperlukan oleh setiap peserta pendidikan


IPKP.5 1 klinis di rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan. (R)
Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat, frekuensi, dan
2 dokumentasi untuk supervisinya. (D,O,W)

Ada format spesifik untuk mendokumentasikan supervisi yang sesuai


dengan kebijakan rumah sakit, sasaran program, serta mutu dan
3 keselamatan asuhan pasien. (D)
Ada batasan kewenangan peserta pendidikan yang mempunyai akses
4 dalam mengisi rekam medis (lihat juga MIRM 13.4). (D)

Ada program orientasi peserta pendidikan staf klinis dengan materi


orientasi yang meliputi a) sampai dengan d) mengenai maksud dan
IPKP.6 1 tujuan (lihat juga KKS 7 EP 1). (R)
Ada bukti pelaksanaan dan sertifikat program orientasi peserta
2 pendidikan klinis. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan dan dokumentasi peserta didik yang


diikutsertakan dalam semua program peningkatan mutu dan
3 keselamatan pasien di rumah sakit. (D,W)

Ada pemantauan dan evaluasi bahwa pelaksanaan pendidikan klinis tidak


menurunkan mutu dan keselamatan pasien yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya sekali setahun yang terintegrasi dengan program mutu dan
4 keselamatan pasien (lihat TKRS 1.2 dan TKRS 5 EP 3). (D)

Ada survei mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit


atas dilaksanakannya pendidikan klinis sekurang-kurangnya sekali
5 setahun. (D,W)
Capaian IPKP
0.00%

Anda mungkin juga menyukai