Dari 5 pasien yang diterima untuk rawat inap ternyata hanya 2 orang yang
dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium yang diperlukannya
Ditemukan pasien TB yang dirawat bersama pasien lain di ruang rawat inap,
karena RS belum mempunyai ruang isolasi untuk pasien menular
Didapati 3 dari 5 pasien yang dirujuk tanpa menyertakan hasil tes yang
dibutuhkan
Dari 5 orang pasien di ruang IGD, ditemukan 2 orang pasien yang diobservasi
selama 2 hari sebelum dirawat
Dari 10 orang perawat IGD baru 5 orang yang telah mengikuti pelatihan
tentang pelaksanaan proses triase
Ditemukan pasien IGD telah menunggu selama satu jam dan belum diperiksa
oleh dokter
Dari 5 RM pasien IGD yang ditransfer 3 RM belum diisi tentang kondisi pasien
saat ditransfer
Belum ada regulasi tentang skrining pasien masuk rawat inap untuk
menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Pelaksanaan skrining untuk menetapkan kebutuhan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif dan rehabilitatif belum konsisten, dari 5 pasien hanya 2 pasien
yang diskrining untuk pelayanan rehabilitatifnya
Pelayanan / tindakan kepada pasien tidak konsisten karena proses skrining
yang tidak konsisten
Dari 5 pasien yang memerlukan prioritas pelayanan rehabilitatif, baru 2 orang
yang diprioritaskan
Dari 5 pasien IGD yang menunggu, baru 2 orang yang diberi informasi
tentang alasan penundaan / kelambatan pelayanan
Sudah ada regulasi tentang proses pendaftaran pasien rawat jalan,rawat
inap,gawat darurat, tapi belum ada regulasi tentang proses menahan pasien
untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada
unit yang dituju maupun di seluruh rumah sakit
Dari 10 pasien terdapat hanya 5 pasien yang terdapat bukti proses rawat inap
dan 6 pasien rawat jalan
Hanya 6 dari 10 pasien yang dilakukan proses penerimaan pasien gawat
darurat ke unit rawat inap
Tidak ada bukti pemberian edukasi pasien yang dilakukan penahanan untuk
observasi
Tidak ada bukti pemberian informasi rujukan dan pengelolaan pasien apabila
tempat tidur tidak tersedia
Hanya ada regulasi tentang kriteria masuk dan keluar intensif care unit,
sedangkan unit lain belum ada
Hanya 40 % staff yang kompeten dan berwenang dari unit intensif atau unit
spesialistik terlibat dalam menentukan kriteria
Saat telusur diruangan rawat inap ditemukan 3 dari 6 Rekam Medik belum
ada bukti dilakukan skrining tentang kebutuhan manajemen pelayanan
pasien
3 dari 5 dokter yang ditetapkan sebagai DPJP belum pernah dilakukan proses
kredensial ulang setelah bertugas selama lebih dari 3 tahun di RS tersebut
5 dari 5 pasien yang dirawat oleh lebih dari 1 DPJP tidak ditunjuk DPJP Utama
karena belum ada regulasinya
Belum ada regulasi tentang transfer pasien intra RS
Belum ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan
untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu.
Tidak ada bukti pelaksanaan pasien cuti, apabila ada pasien minta cuti
perawatan dianjurkan untuk menandatangani form pulang atas permintaan
sendiri
Belum ada bukti rencana tindak lanjut pemulangan pasien yang ditujukan
kepada fasilitas kesehatan di komunitas dimana pasien berada/tinggal
Instruksi tindak lanjut pada ringkasan pasien pulang sudah diisi, namun tidak
mencantumkan waktu kapan harus kontrol
Salinan ringkasan pasien pulang untuk unit rawat jalan tidak dibuat
Belum ada regulasi tentang PRMRJ untuk pasien rawat jalan dengan asuhan
kompleks, belum dibuat form PRMRJ
Belum ada regulasi yang menetapkan bahwa PRMRJ mudah ditelusur dan
mudah direview
Belum ada proses evaluasi untuk memenuhi kebutuhan DPJP dan untuk
meningkatkan mutu keselamatan pasien
Belum ada regulasi untuk mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap yang
menolak rencana asuhan medis termasuk keluar rumah sakit atas
permintaan sendiri dan pasien yang menghendaki penghentian pengobatan.
Dari 5 pasien yang diwawancara hanya 2 orang yang menyatakan telah diberi
edukasi tentang risiko medis akibat asuhan medis yang belum lengkap
Dari 5 pasien yang pulang APS , ternyata yang 2 orang kabur dari RS
Dari 5 pasien yang pulang APS , ternyata hanya 2 yang didokumentasikan apa
alasan pasien tersebut pulang APS
Belum ada regulasi tentang pasien yang melarikan diri dari unit rawat
jalan/rawat inap
Belum semua pasien yang menderita penyakit yang membahayakan diri
sendiri / lingkungan diidentifikasi
Dari 5 pasien yang dirujuk, didapati hanya 2 pasien yang dirujuk sesuai
kesinambungan asuhan
Dari 5 pasien yang dirujuk, hanya 2 pasien yang dirujuk ke RS yang dapat
memenuhi kebutuhan pasien
Proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang menerima 5
pasien, didapati 3 form yang tidak mencantumkan nama penerima
Belum ada bukti bahwa pasien dan keluarga diberi penjelasan apabila
rujukan tidak dapat dilaksanakan
Belum ada evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan keselamatan
pasien
Laksanakan proses skrining untuk pasien di dalam dan di luar RS sesuai regulasi yang telah
ditetapkan
Lengkapi seluruh pasien yang akan di rawat inap dengan pemeriksaan yang diperlukannya untuk
menetapkan diagnosis
Tetapkan dari hasil skrining bahwa penerimaan pasien hanya diterima apabila RS bisa menyediakan
unit rawat inap (menular) sesuai kemampuan RS
Sediakan hasil tes yang dibutuhkan pasien sebelum melakukan rujukan pasien
Dokumentasikan di RM apabila pasien sudah distabilisasi sebelum ditransfer ke ruang rawat inap
Buat regulasi skrining untuk menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitatif
Laksanakan skrining secara konsisten untuk menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif,
kuratif dan rehabilitatifnya
Berikan prioritas pada seluruh pasien yang memerlukan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitatif sesuai kebutuhannya
Buat regulasi tentang penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap
yang harus disampaikan kepada pasien.
Berikan informasi kepada seluruh pasien/keluarganya tentang alasan penundaan pelayanan dan
catat adanya penundaan tersebut dalam RM pasien
Agar dilengkapi regulasi tentang proses menahan pasienuntuk observasi dan mengelola pasien bila
tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju maupun di seluruh rumah sakit
Setiap pasien rawat inap dan rawat jalan proses penerimaan harus dilakukan
Semua pasien dari gawat darurat ke unit rawat inap harus dilakukan proses penerimaan
Agar diberikan informasi rujukan dan pengelolaan pasien apabila tempat tidur tidak tersedia
Semua staf medis agar memahami dan melaksanakan semua proses sesuai dengan regulasi
Agar dibuat dan dilaksanakan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara online
Semua pasien agar diberikan penjelasan tentang rencana asuhan saat admisi dan general consent
agar diisi lengkap oleh staf admisi
Semua pasien diberikan penjelasa perkiraan biaya yang ditangghung oleh staf admisi
Tingkatkan pemahaman pasien dan keluarga dalam membuat keputusan dengan melibatkan
secara aktif dalam proses pemberian edukasi
Pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari penumpukan agar dilakukan di semua
tempat pelayanan
Lakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan melaksanakan upaya
perbaikannya
Lengkapi regulasi tentang kriteria masuk dan keluar di setiap unit pelayanan
Melengkapi regulasi perencanaan pemulangan pasien dengan kriteria pasien yang membutuhkan
P3
Menekankan kembali kepada staf tentang keharusan mencatat pelaksanaan P3 dalam Rekam
Medik
Melengkapi pada regulasi tentang organisasi unit pemusalarana jenazah dan pelayanan mobil
jenazah
Manajemen melakukan sosialisasi ulang kepada staf yang ditunjuk sebagai MPP tentang uraian
tugasnya
Melengkapi Rekam Medik tentang skrining tentang kebutuhan manajemen pelayanan pasien
Pelayanan MPP yang telah dilaksanakan harus didokumentasikan dalam form yang telah
disediakan
Menekankan kembali kepada staf yang ditunjuk MPPtentang kewajiban melakukan pencatatan
form MPP
Melengkapi regulasi yang mengatur tentang DPJP dimana terjadi perpindahan DPJP atau DPJP
Utama
Melengkapi regulasi tentang DPJP dengan menambahkan tentang DPJP dimana terjadi
perpindahan DPJP atau DPJP Utama
Komite Medik melakukan kredensial ulang kepada dokter yang telah berdinas lebih dari 3 tahun
Menekankan kembali tentang kewajiban mengisi indikasi rawat inap pada form yang telah
disediakan oleh petugas
Melengkapi pengisian form transfer pasien pada Rekam Medik yang dimaksud
Cantumkan setiap prosedur tindakan yang dilakukan pada form transfer pasien
Cantumkan setiap obat yang diberika kpd pasien pada form transfer pasien
Buat regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan pasien dan pasien yang
rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai
dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.
Buat bukti untuk seluruh pasien yang pemulangannya kritis dilengkapi dengan rencana
pemulangan
Buat regulasi tentang pasien yang diijinkan meninggalkan RS selama periode tertentu
Buat bukti pasien yang minta ijin pulang untuk periode tertentu, apabila RS tidak mengijinkan
sebutkan dalam regulasi ketentuan bahwa pasien harus menandatangani form pulang atas
permintaan sendiri
Buat bukti pemulangan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning)
dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap dengan melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi
oleh MPP, untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
pelayanan pasien.
Pada tindak lanjut pemulangan pasien buat ringkasan pasien pulang yang ditujukan kepada fasilitas
kesehatan baik perorangan ataupun institusi yang berada di komunitas dimana pasien berada.
Lengkapi ringkasan pasien pulang dengan mencantumkan pemberian obat setelah pasien keluar
RS, selain obat-obat yang telah diberikan padasaat pasien dirawat
Seluruh ringkasan pasien pulang, baik dari IGD taupun rawat inap harus mencantumkan kondisi
kesehatan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga kapan waktunya harus kontrol, cantumkan juga dalam RM
Seluruh ringkasan pasien pulang harus diselesaikan oleh DPJP sebelum pasien pulang
Buat ringkasan pasien pulang untuk unit rawat inap dan unit rawat jalan, satu salinan harus
diberikan kepada pasien untuk diberikan kepada tenaga kesehatan yang memberi asuhan
kesehatan lanjutan
Untuk pasien dengan jaminan, seluruh salinan ringkasan pasien pulang harus diserahkan kepada
penjamin, sesuai dengan regulasi RS
Buat regulasi yang menetapkan bahwa PRMRJ harus mudah ditelusur dan mudah direview
Tetapkan informasi penting apa yang harus dicantumkan dalam PRMRJ dan tetapkan bahwa
informasi penting tersebut harus diindentifikasi oleh DPJP
Lakukan evaluasi proses untuk memenuhi kebutuhan DPJP dan meningkatkan mutu keselamatan
pasien
Berikan edukasi kepada seluruh pasien tentang risiko medis akibat asuhan bedis yang belum
lengkap
Semua pasien yang pulang APS, upayakan seluruh pasien harus mengikuti proses pemulangan RS
Dokter keluarga/pemberi asuhan harus diberitahu apabila ada pasien yang pulang APS
Buat regulasi tentang pasien yang melarikan diri dari unit rawat jalan/rawat inap
Lakukan identifikasi semua pasien yang menderita penyakit yang membahayakan diri sendiri atau
lingkungan
Bila ada indikasi pasien yang membahayakan diri sendiri atau lingkungan harus dilaporkan kepada
yang berwenang
Seluruh pasien yang dirujuk harus sesuai dengan kesinambungan asuhan yang dibutuhkannya
Pastikan bahwa seluruh pasien yang dirujuk menuju ke RS yang dapat memenuhi kebutuhan pasien
Petugas yang bertugas mengelola rujukan pasien harus memastikan bahwa RS tempat pasien
dirujuk dapat memenuhi kebutuhan pasien
Seluruh petugas yang ditunjuk harus kompeten dalam memonitor kondisi pasien yang dirujuk
Lengkapi seluruh dokumen serah terima pasien dengan nama dan tanda tangan pengirim dan
penerima pasien
Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya apabila rujukan tidak dapat dilakukan
Dokumen Rujukan harus mencantumkan nama orang yang menyetujui menerima pasien yang
dirujuk, selain nama Rsnya
Dokumen rujukan harus mencantumkan konsidi pasien dan kebutuhan pasien yang dirujuk selain
mencantumkan alasan pasien dirujuk
Dokumen rujukan harus mencantumkan prosedurn dan intervensi yang sudah dilakukan
lakukan evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan keselamatan pasien
Agar dibuat dan ditetapkan regulasi unrtuk proses transportasi sesuai kebutuhan pasien, baik
transportasi, obat, bahan medis serta alat kesehatan .
Agar ditingkatkan kepatuhan petugas transportasi dalam mempersiapkan alat2 transportasi, dan
pemeliharaan alat2 kesehatan selama dibutuhkan dlm transportasi agar siap saat dibutuhkan.
Dokumen pemeliharaan agar dilengkapi.
Agar dilakukan review/ dibuat SPO terkait pembersihan dan dekontaminasi alat transport.
Agar staf terkait diberikan sosialisasi/pembinaan masalah pembersihan alat transport setelah
pemakaian dan dekontaminasi sesuai prosedur yang benar. Dan didokumentasikan
Agar dibuat dokumentasi /pencatatan keluhan2 dan tindak lanjutnya untuk perbaikan.
KELOMPOK MEDIS 6
Masih ada DPJP yang tidak mempunyai SPK dan RKK yang
memberi asuhan pasien (assesmen awal dan ulang)
Masih ada Perawat yang tidak mempunyai SPK dan RKK yang
memberi asuhan pasien (assesmen awal dan ulang dan
asesmen gawat darurat )
Lengkapi isi, jumlah dan jenis asesmen awal medis dan keperawatan sesuai butir d) sampai n) di
maksud dan tujuan
Tingkatkan implementasi pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi riwayat kesehatan
pasien dan pemeriksaan fisik secara lebih konsisten
Melengkapi bukti pelaksanaan asesmen awal rawat inap mengenai faktor kultural
Asesmen awal pasien rawat inap harus selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai kondisi
pasien
Rumah sakit harus menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien rawat jalan.
Tingkatkan implementasi pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi riwayat kesehatan
pasien dan pemeriksaan fisik secara lebih konsisten
Melengkapi bukti pelaksanaan asesmen awal rawat jalan mengenai faktor kultural
Rumah sakit harus menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien gawat darurat.
Tingkatkan implementasi pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat meliputi riwayat
kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik secara lebih konsisten
Melengkapi bukti pelaksanaan asesmen awal gawat darurat mengenai faktor kultural
Rumah sakit harus menetapkan kriteria risiko nutrisional yang dikembangkan bersama staf yang
kompeten dan berwenang.
Harus dilakukan skrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian dari asesmen awal
Asesmen rasa nyeri secara mendalam (PQRST) harus dikerjakan sesuai kebijakan yang dibuat
Asesemen ulang oleh perawat harus konsisten dilaksanakan minimal satu kali per shift dan
dilakukan monitoring pelaksanaannnya
Asesemen ulang oleh PPA lain (gizi dan frmasi) harus konsisten dilaksanakan sesuai kebijakan
rumah sakit dan dilakukan monitoring pelaksanaannnya
Asesmen ulang harus didokumentasikan ke dalam rekam medis secara konsisten dan diverivikasi
oleh DPJP
Regulasi mengenai pengaturan urutan lembaran rekam medis dilengkapi dengan daftar isi
Asesmen ulang harus didokumentasikan ke dalam rekam medis secara konsisten, diverivikasi oleh
DPJP dan dilakukan monitoring
Semua DPJP yang memberikan asuhan kepada pasien harus mempunyai bukti SPK dan RKK yang
ditandatangani oleh direktur
Semua Perawat yang memberikan asuhan kepada pasien harus mempunyai bukti SPK dan RKK
yang ditandatangani oleh direktur
Semua PPA harusnya kompeten dan berwenang ( dapat menunjukkan SPK dan RKK)
Tingkatkan implementasi oleh PPA untuk mengintegrasikan asesmen awal dan asesmen ulang
rencana asuhan harus dibuat berdasarkan analisis dari asesmen yang dibuat
Tingkatkan peran DPJP sebagai ketua Tim asuhan seperti yang dimaksud EP ini
Rumah sakit menyediakan tenaga spesialis dalam bidang diagnostik khusus (Mikrobiologi klinik)
Dilakukan MOU dengan pihak ketiga untuk layanan laboratorium di luar rumah sakit berdasarkan
sertifikat mutu yang memadai
Rujukan laboratorium ke luar rumah sakit melalui laboratorium rumah sakit dan dilakukakan
monitoring pelaksanaannya
Bukti pelaksanaan program kendali mutu pelyanan laboratorium disusun secara PDSA
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium harus
didokumentasikan, dibuat laporan dan dilakukan evaluasi
Rumah sakit melakukan analisis pola ketenagaan staf laboratorium yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan pasien berdasarkan kriteria yang berlaku
Melengkapi persyaratan kredential staf laboratorium dan staf lain yang mengerjakan tes di ruang
rawat
Rumah sakit melaksanaan program manajemen risiko sebagai bagian dari manajemen risiko rumah
sakit dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
Laporan tentang manajemen risiko dan pengendalian infeksi kepada pimpinan rumah sakit paling
sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian.
Perlu dilaksankan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf laboratorium tentang
prosedur keselamatan dan keamanan untuk mengurangi risiko serta pelatihan tentang prosedur
baru yang menggunakan bahan berbahaya.
Unit laboratorium melaksanakan manajemen risiko fasilitas dan risiko infeksi sesuai regulasi di
rumah sakit
Unit laboratorium harus melakukan pelaporan dan penanganan staf yang terpapar di unit
laboratorium dicatat sesuai dengan regulasi PPI rumah sakit dan peraturan perundangan
Unit laboratorium menjalankan ketentuan sesuai dengan butir a) sampai dengan g) di maksud dan
tujuan.
Bukti dilakukan tindakan koreksi, dicatat, dievaluasi dan harus dilaporkan kepada Penanggung
jawab / koordinator K3 RS Jika muncul masalah dan terjadi kecelakaan. ( D,W )
Rumah sakit harus menyusun regulasi yang disusun secara kolaboratif tentang hasil laboratorium
yang kritis, pelaporan oleh siapa dan kepada siapa serta tindak lanjutnya..
Hasil laboratorium yang kritis harus dicatat didalam rekam medis pasien
Tindak lanjut pelapoan hasil laboratorium yang kritis harus selalu didokumentasikan
Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap seluruh proses agar memenuhi ketentuan serta
dimodifikasi sesuai kebutuhan (secara PDSA)
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium baik untuk
layanan biasa maupun cito.
Pencatatan waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium dilaksanakan secara konsisten,
dilakukan evaluasi dan dibuat laporannya
Pencatatan waktu penyelesaian pemeriksaan cito dilaksanakan secara konsisten, dilakukan
evaluasi dan dibuat laporannya
Dibuat program untuk pengelolaan peralatan laboratorium yang meliputi butir a) sampai dengan h)
dalam Maksud dan Tujuan
Tersdia taf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan didokumentasikan secara konsisten
Tersdia taf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan didokumentasikan secara konsisten
Tersdia taf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan didokumentasikan secara
konsisten
Tersdia taf yang terlatih melaksanakan kaliberasi berkala dan didokumentasikan secara konsisten
Dilakukakan pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan
didokumentasikan.
Ada bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai
pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya.
ermintaan pemeriksaan oleh profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang
harus mencatumkan indikasi permintaan pemeriksaan
Pelaksanaan telusur specimen (tracking) harus mengacu kepada regulasi yang ada
Disusun regulasi tentang penetapan dan evaluasi rentang nilai normal untuk interpretasi,
pelaporan hasil lab klinis.
Permintaan pemeriksaan laboratoi harus tertulis dan dilengkapi dengan ringkasan klinis.
Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan rentang nilai normal. (D)
Rumah sakit menetapkan program mutu laboratorium klinis meliputi a) sampai dengan e) di
maksud dan tujuan.
Dilaksanaan validasi metoda tes mengunakan metoda yang baku
Dilaksanaan surveilans harian dan pencatatan hasil pemeriksaan menggunakan metoda yang baku
Diaksanakan prosedur tes reagen sesuai prosedur yang baku
Dokumentasi tindakan koreksi cepat secara konsisten termasuk permasalahan yang timbul
Pelaksanaan PME sesuai regulasi yang ada
Dilaksanakan tindak lanjut dari hasil PME.
Memilih laboratorium rujukan yang masih memiliki ijin dan atau sertifikasi yang valid dan masih
berlaku
Memilih laboratorium rujukan yang melaksanakan PME yang memdai
Melengkapi persyaratan kredential staf laboratorium yang bertanggung jawab atas hasil pemerisaa
laboratorium
Diupayakan laporan tahunan PME laboratorium rujukan untuk diserahkan kepada pimpinan rumah
sakit untuk evaluasi kontrak klinis tahunan.
Disusun regulasi tentang penyediaan dan pelayanan darah meliputi a) sampai dengan d) di maksud
dan tujuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemberian darah harus mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga, yang sebelumnya
telah mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi pemberian transfusi
darah dan produk darah.
Setiap prosedur transfusi harus dilengkapi monitoring dan evaluasi pemberian transfusi darah dan
produk darah dan dilaporkan bila terjadi reaksi transfusi.
Rumah sakit menyiapkan profesional yang kompeten dan berwenang, ditetapkan bertanggung
jawab untuk pelayanan darah dan tranfusi.
Disusun MOU radiologi intervensional di luar rumah sakit (pihak ketiga) untuk kerjasama
berdasarkan pada sertifikat mutu sesuai peraturan perundang-undangan.
Rujukan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional keluar rumah sakit (pihak ketiga)
harus melalui radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional rumah sakit.
SK rumah sakit yang menetapkan seorang (atau lebih) tenaga profesional untuk memimpin
pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional terintegrasi harus memuat uraian
tugas, tanggung jawab dan wewenang belum sesuai butir a) sampai dengan e) dalam Maksud dan
Tujuan.
Pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi belum dibuktikan dengan undngan rapat, daftar
hadir dan notulen rapat dan keputusan
Pelaksanaan pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional sesuai regulasi yang
ada
Dilaksanakan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi
intervensional sesuai regulasi yang berlaku
Dilakukann analisis pola ketenagaan staf radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional (RIR)
yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai metoda yang baku.
Melengkapi persyaratan kredential staf radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional (RIR)
dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan pelayanan pasien di tempat tidur
(point-of-care test) pasien.
Melengkapi persyaratan kredential staf radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional (RIR)
yang membuat interpretasi/ekspertise.
Rumah sakit menetapkan program manajemen risiko menangani potensi risiko keamanan radiasi di
pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional (RIR) sesuai butir a) sampai dengan
e) di maksud dan tujuan.
Disusun program manajemen risiko yang merupakan bagian dari manajemen risiko rumah sakit
(radiasi) dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
Dibuat laporan kepada pimpinan rumah sakit tentang mamajemen risiko paling sedikit satu tahun
sekali dan bila ada kejadian.
Diadakan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf radiodiagnostik, imajing dan
radiologi intervensional (RIR) tentang prosedur keselamatan dan keamanan untuk mengurangi
risiko serta pelatihan tentang prosedur baru yang menggunakan bahan berbahaya.
Disusun regulasi yang mengatur bahwa sebelum dilakukan pemeriksaan radiodiagnostik, imajing
dan radiologi intervensional (RIR) harus ada penjelasan dari Radiolognya dan harus ada
persetujuan dari pasien atau keluarga.
Dilaksanakan identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan Radiodiagnostik,
Imajing Dan Radiologi Intervensional sesuai ketentuan yang berlaku.
Melengkapi setiap petugas radiologi dengan alat yang spesifik untuk mengurangi risiko radiasi (TLD
untuk setiap petugas laboratorium).
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing Dan
Radiologi Intervensional sesuai standar yang berlaku.
Lengkapi regulasi meliputi poin a sampai h pada maksud dan tujuan (Poin e,f,g )
Lakukan Pelatihan staf disertai sertifikat pelatihan tentang uji fungsi dan didokumentasikan
Lakukan pelatihan staf disertai sertifikat pelatihan tentang inspeksi berkala serta buat checklist
sebagai bukti inspeksi dan didokumentasikan dalam file kepegawaian
Lakukan pelatihan staf disertai sertifikat pelatihan tentang pemeliharaan berkala dan
didokumentasikan dalam file kepegawaian
Lakukan pelatihan staf disertai sertifikat pelatihan tentang kalibrasi berkala dan didokumentasikan
dalam file kepegawaian
lakukan inventarisasi semua peralatan pelayanan radiologi baik yang berada dalam ruang instalasi
radiologi maupun yang terdapat di unit yang lain
Laksanakan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat secara berkala sesuai
ketentuan rumah sakit
lakukan evaluasi secara menyeluruh mencakup kegiatan a sampai h dalam maksud dan tujuan
serta lakukan tindak lanjut atas hasil evaluasi tersebut
Buat regulasi tentang penetapan film x-ray dan bahan lain yang diperlukan
Lengkapi regulasi dengan memasukkan kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan
perundangan
Lakukan pemberian label pada semua film x-ray
Lengkapi program mutu pelayanan RIR dengan meliputi a sampai e dalam maksud dan tujuan
Buat kontrol mutu pelayanan radiologi secara menyeluruh termasuk radiologi intervensi rujukan
Tetapkan staf yang bertanggungjawab atas kontrol mutu pelayanan radiodiagnostik, imajing dan
radiologi intervensi rujukan serta laksanakan reviuw terhadap hasil kontrol mutu
Buat Laporan Tahunan hasil kontrol mutu pelayanan RIR rujukan dan diserahkan kepada pimpinan
RS sebagai bahan evaluasi kontrak klinis tahunan
KELOMPOK MEDIS 6
Ada 1 dari 3 staf anestesi yang belum ada SPK dan RKKnya
Ada 1 dari 3 staf anestesi yang belum ada SPK dan RKKnya
Alur masuk barang steril dan alur keluar barang kotor belum
terpisah
Masih ada beberapa titik dimana koridor steril bersilangan dengan
koridor kotor
Agar program unit kerja anestesi dapat dijalankan sesuai arah program pengendalian mutu RS
Pelaporan program mutu RS agar terintegrasi dengan program unit pelayanan anestesi
DIlengkapi
Dilengkapi bukti pelatihan bantuan hidup lanjut bagi semua nakes yang telah dilatih
dilengkapi SPK dan RKKnya atau staf yang bersangkutan sementara waktu tidak bertugas selama
belum ada SPK dan RKK
dilengkapi SPK dan RKKnya atau staf yang bersangkutan sementara waktu tidak bertugas selama
belum ada SPK dan RKK
pemantauan semua pasien selama sedasi dan hasil monitor harus semua dicatat dalam rekam
medis.
Kriteria pemulihan digunakan dan didokumentasikan pada seluruh pasien setelah selesai tindakan
sedasi.
dijelaskan tentang risiko, keuntungan, dan alternatif tentang tindakan sedasi secara lengkap dan
didokumentasikan
Semua pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang diberi edukasi tentang
pemberian analgesi pascatindakan sedasi dan didokumentasikan
Laksanakan Asesmen pra-anestesi dilakukan untuk setiap pasien yang akan dioperasi.
Agar Asesmen prainduksi dilakukan untuk setiap pasien sebelum dilakukan induksi.
Dokter spesialis anestesi dan perawat yang mendampingi/penata anestesi ditulis dalam form
anestesi pada semua pasien
Kepatuhan penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif tindakan anestesi dapat
ditingkatkan dengan pemberian pelatihan tentang komunikasi efektif
Edukasi pemberian analgesik pasca tindakan anestesi harus dikerjakan oleh DPJP anestesi dan
didokumentasikan perlu ditingkatkan
Dokter penanggung jawab atau ka- instalasi anestesi perlu melakukan review dan melakukan
perbaikan tentang kepatuhan DPJP anestesi memberi edukasi dan mendokumentasikan di RM
Buat regulasi jenis dan frekuensi pemantauan selama anestesi dan operasi dilakukan berdasar atas
status pasien pra-anestesi, metode anestesi yang dipakai, dan tindakan operasi yang dilakukan. (R)
Buat Dokumen Pemantauan status fisiologis pasien sesuai dengan panduan praktik klinis.
Buat dan catat Hasil monitoring di form anestesi.
Buat regulasi Pasien yang akan dipindahkan dari ruang pemulihan (atau jika monitoring pemulihan
dihentikan) sesuai dengan alternatif butir 1 sampai dengan 3 pada maksud dan tujuan PAB 6.1. (R)
Buat dokumen Waktu masuk ruang pemulihan dan dipindahkan dari ruang pemulihan dicatat
dalam form anestesi.
Buat dokumen Pasien dimonitor dalam masa pemulihan pasca-anestesi sesuai dengan regulasi
rumah sakit. (D,O,W)
Buat dokumen Hasil monitoring dicatat di form anestesi.
membuat regulasi tentang pelayanan bedah di RS yang meliputi asesmen pra bedah dengan
metode IAR
RS perlu membuat regulasi tentang pelayanan bedah yang meliputi asesmen pra bedah dan
mensosialisasikan ke DPJP bedah
RS perlu membuat regulasi tentang pelayanan bedah yang meliputi asesmen pra bedah dan
mensosialisasikan ke DPJP bedah
RS perlu melakukan sosialisasi kepada DPJP bedah tentang penjelasan tentang risiko, keuntungan
dan alternatif tindakan bedah, termasuk kemungkinan perluasan operasi untuk diterangkan
kepada pasien dan keluarga
RS perlu melakukansosialisasi kepada DPJP Bedah untuk memberikan penjelasan tentang risiko,
keuntungan dan alternatif penggunaan darah dan produk darah
RS perlu membuat regulasi tentang laporan operasi yang meliputi sekurang-kurangnya a-h didalam
maksud dan tujuan
RS perlu sosialisasi kepada DPJP Bedah untuk membuat laporan operasi di rekam medis setiap
selesai melakukan operasi
RS perlu sosialisasi kepada DPJP Bedah untuk membuat laporan operasi di rekam medis setiap
selesai melakukan operasi
RS perlu membuat regulasi tentang asuhan pasca operasi dari DPJP, perawat dan PPA lainnya
sesuai kebutuhan pasien
RS perlu melakukan sosialisasi kepada DPJP bedah tentang asuhan pasca operasi yang dicatat di
rekam medis
RS perlu melakukan sosialisasi kepada DPJP bedah, keperawatan dan PPA lainnya tentang asuhan
pasca operasi yang dicatat di rekam medis
RS perlu melakukan sosialisasi tentang asuhan pasca operasi yang diubah berdasar atas asesmen
ulang pasien yang harus dicatat di rekam medis
RS perlu membuat regulasi yang mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan
implan
RS perlu membuat regulasi yang mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan
implan dan mensosialisasikannya
RS perlu membuat regulasi yang mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan
implan yang mencakup prioritas monitoringnya dan mensosialisasikannya
RS membuat dan menetapkan regulasi tentang jenis pelayanan bedah yang dapat dilaksanakan
RS perlu mengatur ulang zona steril rendah dan zona steril sedang supaya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
RS perlu mengatur ulang ruang dan alur di ruang operasi sehingga alur masuk barang steril dan
alur keluar barang kotor terpisah
RS perlu mengatur ulang ruang di kamar operasi sehingga koridor steril tidak bersilangan dengan
koridor kotor
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen prabedah harus dilakukan juga untuk pasien
emergensi sesuai regulasi yang ada
RS perlu membuat regulasi tentang penandaan lokasi operasi dan melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaannya
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan surgical safety check list harus dilakukan juga untuk pasien-
pasien emergensi
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan posoperasi harus
dilakukan juga untuk pasien-pasien emergensi
RS perlu mengintegrasikan program mutu pelayanan bedah dengan program mutu rumah sakit
KELOMPOK MEDIS 6
Sudah ada kebijakan tentang asuhan namun belum memuat butir a), c)
dan d) seperti yang tercantum dalam maksud dan tujuan
5 dari 10 penerapan asuhan pasien yang terdokumentasi di rekam medis
belum mencerminkan butir a), c) dan d) seperti yang termuat dalam
maksud dan tujuan
Sudah ada regulasi tentang pelayanan dan asuhan terintegrasi tetapi
belum dilengkapi dengan regulasi terkait pengintegrasian pelayanan oleh
MPP, regulasi komunikasi antar PPA dan pendokumentasiannya sesuai EP
4
Sudah ada regulasi tentang rencana asuhan dengan metode IAR namun
belum menyebutkan semua PPA yang terlibat dalam pemberian asuhan
pasien
Sudah ada regulasi proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan
risiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya namun belum didapatkan
penetapan risiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi.
Belum dilakukan pelatihan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi pada staf yang terlibat dalam pemberian
asuhan
4 dari 10 pasien risiko tinggi dan pasien yang mendapatkan pelayanan
risiko tinggi tidak terdokumentasi dalam rekam medis
Tidak ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup
Tidak ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap pasien yang lemah dan
lanjut usia yang tidak mandiri.
Tidak ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap anak, dan anak dengan
ketergantungan bantuan.
Panduan pasien terminal belum memuat butir 5, 6 dan 9 pada maksud dan
tujuan
Tidak ada bukti pelaksanaan skrining pasien dengan harapan hidup kecil
Pasien fase terminal telah dilakukan asesmen awal tetapi belum ada bukti
pelaksanaan asesmen ulang di rekam medis
Belum ada bukti tindak lanjut asesmen awal yang menentukan asuhan
dan layanan yang diberikan, lihat fakta PAP 7 ep 3 di atas
3 dari 10 pasien tidak medapatkan reasesmen nyeri setelah mendapat
terapi
Panduan pasien terminal belum memuat butir 4, 5 dan 6 pada maksud dan
tujuan
Belum ada bukti edukasidan sosialisasi kebutuhan pasien yang unik pada
kondisi terminal
dokumen dan prosedur sudah ada tetapi belum semua staf dapat
melaksanakan nya karena belum sosialisasi
Lengkapi regulasi tentang asuhan pelayanan yang seragam dengan memuat butir a), c) dan d)
seperti yang termuat dalam maksud dan tujuan
Laksanakan dan dokumentasikan proses asuhan pasien yang seragam pada seluruh pasien yang
memuat butir a), c) dan d) seperti yang tercantum dalam maksud dan tujuan
Lengkapi regulasi tentang pelayanan dan asuhan terintegrasi dengan memasukkan proses
pengintegrasian pelayanan oleh MPP, regulasi komunikasi antar PPA dan pendokumentasiannya
sesuai EP 4
Lengkapi regulasi dan form MPP dalam dokumen Rekam Medis sehingga proses asuhan yang
terintegrasi dapat terlaksana
Lengkapi regulasi dan form MPP dalam dokumen Rekam Medis sehingga proses asuhan yang
terintegrasi dapat terlaksana
Laksanakan dan dokumentasikan hasil atau simpulan rapat dari tim PPA dalam rekam medis secara
konsisten
Lengkapi regulasi rencana asuhan dengan metode IAR yang melibatkan semua PPA dalam
pemberian asuhan pasien
Lengkapi rencana asuhan pasien baru oleh seluruh PPA dalam rekam medis
Rencana asuhan pasien oleh seluruh PPA yang terlibat dalam pemberian asuhan pasien harus
terintegrasi
Evaluasi rencana asuhan berkala sesuai regulasi harus dilengkapi dan didokumentasikan dalam
rekam medis
Permintaan untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing harus disertai dengan indikasi
klinis dan didokumentasikan
Penulisan instruksi oleh PPA dalam CPPT harus konsisten sesuai dengan juknis pengisian CPPT
Lengkapi regulasi tentang pencatatan tindakan klinis dan diagnostik dan harus didokumentasikan
dalam rekam medis
Permintaan untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostik harus mencantumkan alasan
permintaannya dengan lengkap
Lengkapi dan dokumentasikan dalam rekam medis setiap tindakan klinis dan diagnostik
Proses asesmen terhadap pasien rawat jalan yang dilakukan tindakan diagnostik invasif/beresiko
harus semua terdokumentasi dengan lengkap di rekm medis
Informasi tentang asuhan dan pengobatan harus diberikan kepada seluruh pasien dan keluarga
dan didokumentasikan
Informasi tentang asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan harus diberikan kepada seluruh
pasien dan keluarga dan didokumentasikan
Lengkapi regulasi proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan pasien risiko tinggi sesuai
dengan populasinya dan penetapan risiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasie risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi
Pelatihan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi pada staf yang
terlibat dalam pemberian asuhan harus dilaksanakan
Pasien risiko tinggi dan pasien yang mendapat pelayanan risiko tinggi harus didokumentasikan
dalam rekam medis
Pengembangan pelayanan risiko tinggi harus dimasukkan kedalam program peningkatan mutu
rumah sakit
Harus ada pencatatan direkam medis tentang early warning system dan didokumentasikan
Regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia di rumah sakit harus menyebutkan standar peralatan
medis untuk resusitasi dan obat untuk bantan hidup dasar
Pelaksanaaan bantuan hidup dasar yang disimulasikan saat aktivasi Tim Code Blue harus sesuai
dengan regulasi harus kurang dari 5 menit
Pelatihan pelayanan resusitasi harus dilakukan oleh seluruh staf rumah sakit
Lengkapi Regulasi tentang pelayanan darah dan produk darah dan mencantumkan proses
monitoring pasien serta identifikasi dan respon terhadap reaksi transfusi
Pelaksanaan pelayanan darah dan produk darah harus mencantumkan monitoring pasien serta
identifikasi dan respon terhadap reaksi transfusi dan didokumentasikan
Pelaksanaan pelayanan darah dan produk darah oleh staf yang kompeten dan berwenang harus
dilengkapi dengan monitoring dan evaluasi
Lengkapi regulasi yang mengatur tentang asuhan pesien dengan alat bantu hidup dasar atau
pasien koma
Pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup dasar harus didokumentasikan dalam rekam
medis
Pelaksanaan asuhan pasien penyakit menular harus didokumetasikan dalam rekam medis
Pelaksanaan evaluasi kondisi pasien secara berkala pada pasien dialisis harus didokumentasikan
Lengkapi regulasi yang mengatur tentang pelayanan khusus terhadap pasien yang lemah, lanjut
usia, anak dan ketergantuan bantuan, serta populasi yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya
termasuk pasien dengan risiko bunuh diri
Pelaksanaan asuhan terhadap pasien lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri harus
terdokumentasi
Pelaksanaan asuhan terhadap anak dan anak dengan ketergantungan bantuan harus
terdokumentasi
Pelaksanaan asuhan terhadap populasi pasien dengan risiko kekerasan dan risiko tinggi lainnya
termasuk pasien dengan risiko bunuh diri harus terdokumentasi
Lengkapi regulasi yang mengatur tentang pelayanan khusus terhadap pasien yang mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yang berisiko tinggi
Agar disusun SPO maupun format tentang penyediaan makanan sesuai kebutuhan pasien serta
brosur/leaflet tentang macam2 penyakit yang berhubungan dengan gizi/makanan
Agar disusun SPO maupun format tentang pemesanan makanan sesuai kebutuhan status gizi dan
kebutuhan pasien, serta dicatat dalam RM oasien. Disediakan juga brosur/leaflet tentang menu
sesuai status gizi
Prosedur penyiapan dan penyimpanan makanan agar dilaksanakan secara konsisten, penyimpanan
makanan dalam almari pendingin agar dimonitor secara konsisten serta dibuat pencatatan secara
teratur
Agar prosedur pendistribusian makanan bisa dilaksanakan sesuai denganjadwal waktu yang ada
Agar prosedur pemberian edukasi baik kepada pasien maupun keluarga dilaksanakan dengan baik
serta dibuktikan dengan menuliskan materi edukasi di lembar edukasi yang ada
Tempat penyimpanan makanan agar disediakan untuk semua ruang perawatan pasien serta
disediakan format khusus untuk mendata jumlah serta jenis makanan yang dibawa keluarga pasien
Lengkapi regulasi dengan SOP integrasi pelayanan terapi gizi antar PPA
Lakukan edukasi nyeri dengan memperhatikan latar belakang agama,budaya, nilai yang dianut
pasien atau keluarga.
Lakukan edukasi dengan menyampaikan prosedur dan pilihan yang tersedia untuk mengatasi nyeri.
Lengkapi regulasi yang memasukkan butir 5, 6 dan 9 maksud dan tujuan ke dalam panduan pasien
terminal di RS
Lengkapi regulasi tentang pelaksanaan skrining pasien dan memastikan pelaksanaannya sesuai
panduan pasien dengan harapan hidup kecil
Pelaksanaan asesmen awal pasien fase terminal harus dilaksanakan sesuai panduan dan
didokumentasikan
Pelaksanaan tindak lanjut asesmen awal yang menentukan asuhan dan layanan yang diberikan
harus terdokumentasi
Lengkapi regulasi yang memuat butir 4, 5 dan 6 maksud dan tujuan ke dalam panduan pasien
terminal di RS
Lakukan edukasi dan sosialisasi pada staf PPA tentang kebutuhan pasien terminal
Pelayanan pasien tahap terminal harus melibatkan keluarga dan staf yang bertangung jawab
dalam mengambil keputusan dan didokumentasin dalam rekam medik
Lengkapi regulasi yang memasukkan butir 6 maksud dan tujuan ke dalam panduan pasien terminal
di RS
Semua pasien dan keluarga harus dilibatkan dalam mengambil keputusan dan didokumentasikan
KELOMPOK MEDIS 6
2 Ada
Ada bukti
bukti pelatihan pelayanan
pelaksanaan programPONEK. (D,W)
tim PONEK. 5
3 (D,W) 5
Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi
4 persyaratan untuk PONEK. (D,O,W) 5
Regulasi dan program sudah ada namun belum sesuai dengan ketentuan
yang terstandarisasi
Dokumentasi mengenai bukti rapat penyusunan kegiatan PONEK tidak
lengkap
Belum ada ruang rawat jalan yang memenuhi pedoman dan pengendalian
infeksi tuberculosis
Rumah Sakit sudah memiliki ruang rawat inap untuk pasien tuberculosis
namun belum memenuhi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tuberculosis
Tidak ada kegiatan pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi
butir a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)
Agar dilengkapi bukti keterlibatan pimpinan rumah sakit di dalam menyusun kegiatan PONEK.
Agar dibuatkan daftar jaga di IGD, kamar operasi dan ruang bersalin
Agar dibuatkan bukti pelaksaan rujukan dalam rangka PONEK meliputi bukti pelqksaanaan rujukan
ke faskes, daftar pasien PONEK yang dirujuk, kerjasama dengan faskes rujukan
Lengkapi bukti pelaksaan program RSSIB meliputi intrumen penilaian dan bukti pelaksaan
instrumen penilaian
Bukti pelaporan dan analisis yang meliputi pengukuran mutu dan laporannya harus
terdokumentasi dengan lengkap
Agar dibuatkan daftar inventaris serta dilengkapi fasilitias ruang PONEK sesuai dengan standar
Agar edukasi menganai ASI eklusif dan IMD dcantumkan di rekam medis
Agar dilengkapi bukti pelaksanaan edukasi dan perawatan metode kangguru (PMK) pada bayi berat
badan lahir rendah (BBLR) dan di dokumentasikan dan materi edukasi dilengkapi
Kepala bidang dan unit rumah sakit agar aktif dalam menyusun rencana pelayanan
penanggulangan HIV/AIDS.
Lengkapi UTW
Dokumentasikan kegiatan pemberian edukasi mengenai tuberculosis, sesuai format yang ada
Dibuat atau disiapkan ruang rawat jalan yang memenuhi pedoman dan pengendalian infeksi
tuberculosis
Dibangun atau diseiapkan ruangan rawat inap yang memenuhi Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Tuberculosis
Harus disediakan ruang khusus untuk pengambilan spesimen yang memenuhi Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian infeksi Tuberculosis
Dibangun ruang laboratorium untuk pemeriksaan tuberkulosis yang sesuai dengan standar
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Ditetapkan petugas skrining pasien tuberkulosis di pendaftaran dan dibuat form skrining nya
Pastikan jumlah APD mencukupi dan petugas patuh untuk menggunakan APD saat kontak dengan
pasien atau spesimen
Pastikan bahwa semua pengunjung yang kontak dengan pasien , menggunakan APD
agar dibuat regulasi dan program tentang pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
sesuai peraturan perundang-undangan untuk panduan penggunaan antibiotik di rs
Pimpinan rumah sakit selain terlibat dalam menyusun program tetapi juga memahami PPRA
Agar dukungan anggaran operasional, kesekretariatan yang sudah ada juga dilengkapi dengan
sarana prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA (D,O,W)
direktur harus melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA. (D,W)
Agar organisasi yang mengelola kegiatan pengendalian resistensi antimikroba dan melaksanakan
program pengendalian resistensi antimikroba rumah sakit meliputi a) sampai dengan d) di maksud
dan tujuan dilengkapi sampai koordinasi indikator mutu PPRA terintegrasi dengan PMKP
Agar kegiatan organisasi yang meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan juga dipahami
oleh staff tentang PPRA
Dibuatkan penetapan indikator mutu yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan.
(D,W)
Dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap program pengendalian resistensi antimikroba yang
mengacu pada indikator pengendalian resistensi antimikroba (D,W)
Harus ada pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi butir a) sampai dengan e) di
maksud dan tujuan. (D,W)
Regulasi harus menyebutkan jenis-jenis pelayanan geriatrik secara lengkap, rawat jalan, home care,
rawat inap akut, klinik asuhan siang, rawat inap kronik, rawat inap psiko geriatrik sesuai dengan
tingkat jenis layanan.
Regulasi agar dilengkapi dengan uraian tugas dan rencana kerja serta laporan pelaksaan kegiatan
tim agar terdokumentasi
Bukti pelaksaan monitoring dan evaluasi agar dilengkapi dengan validasi dari ketua tim dan ada
rencana tinak lanjut
Agar dibuat regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service)
Agar dibuat program PPRS terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis
Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service)
Agar alat abantu edukasi dan leaflet memuat penyakit yang berhubungi dengan geriatrik dan agar
leaflet ditempatkan di ruang yang mudah di akses publik
Agar bukti pelaksaan kegiatan diselenggarakan secara rutin