Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Bismillahhirrohmanirohhim…
Puji syukur kami panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dalam rangka memenuhi tugas dalam mata pelajaran IPS Bab 1, kami dari
kelompok 1 telah menyusun makalah tentang “Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia”. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini. Tak lupa kami juga
berterimakasih kepada Bu Emi Nur, S.Pd selaku guru IPS yang membimbing dan mengajar
kami. Dalam makalah ini dirangkum beberapa peristiwa tentang pembentukan BPUPKI.

Setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Sekutu, Jepang pun kalah dalam
Perang Dunia II sehingga tidak ada yang menduduki wilayah Indonesia sebagai jajahan Jepang.
Akhirnya pihak Indonesia memanfaatkan kesempatan itu dan mengumunkan kemerdekaannya
setalah Jepang sempat melanggar janjinya akibat diperintah oleh sekutu. Dalam makalah ini akan
disebut dan jelaskan kronologis Indonesia menciptakan kemerdekaannya, dimulai dari
pembentukan BPUPKI.Semoga makalah yang kami buat ini sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dan dapat memenuhi nilai kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan
makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami harap makalah ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita senua. Amien.

Terima kasih,

Mojoagung, 10 September 2014

Penyusun
DAfTAr ISI

Daftar isi :

Kata pengantar ..............................................................................................................................

Daftar isi ........................................................................................................................................

Isi...................................................................................................................................................

Penutup ........................................................................................................................................

Daftar pustaka ..............................................................................................................................


A. Masa Sebelum Terbentuknya BPUPKI & Alasan Terbentuknya BPUPKI
Situasi pasukan Jepang semakin memburuk pada bulan Juli - Agustus 1944. Hal itu
menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo. Sebagai gantinya kemudian diangkat Jenderal Kuniaki
Koiso sebagai Perdana Menteri yang memimpin Kabinet Baru (Kabinet Koiso). Salah satu
langkah kebijakan yang diambil oleh Koiso di daerah-daerah pendudukan adalah
mengeluarkan pernyataan tentang “Janji Kemerdekaan kepada Indonesia di Kemudian Hari”.
Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso dalam sidang
Parlemen Jepang (Teikoku Gikei) ke-85 di Tokyo mengumumkan bahwa, daerah Hindia
Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka kelak dikemudian hari. Janji ini kemudian
direalisasi Jepang dengan membentuk badan-badan untuk mempelajari, mempersiapkan dan
melengkapi Indonesia yang akan menjadi negara merdeka. Namun, sebelum dibentuknya
badan tersebut, telah dibentuk sebuah organisasi, yaitu:
 Pembentukan Chuo Sangi In
Sebagaimana telah disebutkan, tahun 1942, posisi pasukan tentara Jepang di Pasifik
mulai terdesak. Untuk menarik dukungan penduduk di negara jajahan, Jepang
merencanakan memberi kemerdekaan kepada Birma dan Filipina. Rencana itu tidak
menyebut nasib Indonesia. Oleh karena itu, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta mengajukan
protes kepada Jepang
Menanggapi protes dan ancaman dan tokoh-tokoh nasionalis di Indonesia,
pemerintah Jepang kemudian menempuh kebijaksanaan partisipasi politik. Maksudnya,
memberikan peran aktif kepada tokoh-tokoh Indonesia di dalam lembaga pemerintahan.
Untuk ini telah diambil langkah-langkah sebagai berikut.
a. Pembentukan Dewan Pertimbangan Pusat (Chuo Sangi In).
b. Pembentukan Dewan Pertimbangan Keresidenan (Shu Shangi Kai).
c. Tokoh-tokoh Indonesia diangkat sebagai penasihat di berbagai departemen.
d. Pengangkatan orang-orang Indonesia ke dalam pemerintahan dan organisasi resmi
lainnya.
Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut, maka pada tanggal 5 September 1943,
Saiko Shikikan (Kumaikici Harada) mengeluarkan Osamu Seirei No. 36 dan 37 tentang
pembentukan Chuo Sangi In dan Chuo Sangi Kai. Hal yang boleh dibahas atau
dirundingkan dalam Chuo Shangi In antara lain :
a. pengembangan pemerintahan militer
b. mempertinggi derajat rakyat
c. Pendidikan dan penerangan
d. industri dan ekonomi,
e. kemakmuran dan bantuan sosial, serta
f. kesehatan.
Pada Sidang Chuo Sangi In I, tanggal 17 Oktober 1943 dilantik secara resmi, ketua
Chuo Sangi In, yakni Soekarno dan dua orang wakil ketua, yakni R.M.A.A. Kusumo Utoyo
dan dr. Buntaran Martoatmojo. Anggota Chuo Sangi In boleh mengajukan usul-usul,
tetapi semua keputusan tergantung pada pemerintah di Tokyo.
Pada tanggal 15 November 1943, delegasi Chuo Sangi In yang terdiri atas Ir.
Soekarno, Moh. Hatta, dan Bagus Hadikusumo diundang ke Jepang. Pada kesempatan
pertemuan dengan PM Tojo, delegasi Chuo Sangi In minta agar Indonesia diizinkan
mengibarkan bendera Sang Merah Putih dan diizinkan menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya, serta mendesak agar Indonesia disatukan dalam satu pemerintahan.
Permintaan ini ditolak PM. Tojo.
Dalam tahun 1944, Jepang semakin terdesak di dalam Perang Asia Timur Raya.
Kemunduran-kemunduran pasukan Jepang dan masalah-masalah lain yang dihadapi
menyebabkan jatuhnya kabinet Tojo. Ia kemudian digantikan oleh PM. Koiso pada
tanggal 18 Juli 1944.
Pada masa pemerintahan PM Koiso, situasi perang semakin memburuk. Jepang
semakin terdesak untuk mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dalam berbagai
pertempuran, pada tanggal 7 September 1944, PM Koiso mengeluarkan pemyataan bahwa
Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari. Pernyataan ini kemudian terkenal
dengan sebutan Janji Koiso.
Dari segi perjuangan untuk segera mencapai kemerdekaan, keberadaan Chuo Sangi
In tidak banyak berarti. Akan tetapi adanya badan itu semakin menambah wawasan dan
pengalaman-bagi para anggota. Hal ini penting, karena para anggota Chuo Sangi In
umumnya adalah para pejuang nasionalis yang bercita-cita mencapai kemerdekaan.

B. Pembentukan BPUPKI

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(独立準備調査会 Dokuritsu Junbi Chōsakai?) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh

pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan
hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan
dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses
kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng
Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase
Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat)
yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso
dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas
dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan
aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha
pembentukan negara Indonesia merdeka.

1. DAFTAR ANGGOTA BPUPKI

Nama anggota Nama anggota Tempat Tgl Pekerjaan


No Keterangan
dalam EYD dalam ejaan asli kelahiran kelahiran /Jabatan
Bekas Kapten
Sampang, 14-05- Mantan
1 Abdul Kaffar Kaffar, Abdoel -
Jatim 1913 Barisan
Madura
Peg Kantor
Abdul Kahar Moezakir, Abdoel Gading, 16-04- Kooti Zimu
2 -
Muzakir Kahar Yogyakarta 1907 Kyoku Yogya
bag Ekonomi
Pemimpin NV
Pabrik Tenun,
Agus Muhsin Dasaad, Agoes Sulu, 25-08- Wa Ketua
3 -
Dasaad Moechsin Filipina 1905 Jakarta
Tokubetu Si
Sangi Kai
11-09- Angg Tyuuoo Angg KNIP
4 AR Baswedan Baswedan, AR. Surabaya
1908 Sangi In 1946
Pembesar
Kawedanan
Poeroebojo,
Bandoro Pangeran 25-06- Kori Kraton
5 Bandoro Pangeran Yogyakarta -
Hario Purubojo 1906 Yogyakarta,
Hario
Angg Tyuuoo
Sangi In
Bendoro Kanjeng Soerjohamidjojo, Ajudan Sri
13-10-
6 Pangeran Ario Bendoro Kanjeng Solo Susuhunan -
1905
Suryohamijoyo. Pangeran Ario Surakarta
Bintoro', Pejabat di
Bendoro Pangeran 02-08-
7 Bendoro Yogyakarta Kesultanan -
Hario Bintoro 1914
Pangeran Hario Yogyakarta
Angg Tyuuoo
Sangi In,
Dr. Kanjeng Raden Wedyodiningrat,
Pertanian di
Tumenggung Radjiman, 21-04-
8 Yogyakarta Bulak -
Rajiman Kanjeng Raden 1879
Ngalaran
Wedyodiningrat Tumenggung, Dr
Walikukun
Kab Ngawi
Ka RSU
Negeri
Semarang, Wa
Martoatmodjo,
Dr. Raden Buntaran Loano, 11-01- Ketua Syuu
9 Boentaran, Raden, Men Kes I
Martoatmojo Purworejo 1896 Hookoo Kai
Dr.
Semarang dan
Tyuuoo Sangi
In
Koesoemaatmadj Ketua Tihoo
Dr. Raden Suleiman
a, Soleiman 08-09- Hooin
10 Effendi Purwakarta Ketua MA I
Effendi, Raden. 1898 Semarang,
Kusumaatmaja
Dr. Kendal,
Nama anggota Nama anggota Tempat Tgl Pekerjaan
No Keterangan
dalam EYD dalam ejaan asli kelahiran kelahiran /Jabatan
Semarang Ken
Kooto Hooin
Kinmu
Ka Kantor
Partikelir
Tatausaha dan
Dr. Samsi Sastrawidagda, 13-03-
11 Solo Pajak Men Keu I
Sastrawidagda Samsi, Dr. 1894
Surabaya,
Angg Tyuuoo
Sangi In
Dokter
Dr. Sukiman Wirjosandjojo, Sewor, 19-06-
12 Partikelir di -
Wiryosanjoyo Soekiman, Dr. Solo 1896
Yogyakarta
Drs. Kanjeng Raden Sosrodiningrat, Solo Kooti
01-12-
13 Mas Hario Kanjeng Raden Solo Soomuu -
1902
Sosrodiningrat Mas Hario, Drs. Tyookan
Angg Tyuuoo
Bukit Sangi In, Wa
Drs. Muhammad Hatta, 12-08- Wakil
14 Tinggi, Ketua Hookoo
Hatta Mohammad, Drs. 1902 Presiden I
Sumbar Kaigi Jawa
Hookookai
Angg Bogor
Sanoesi, A.A., Cantayan, 18-09-
15 Haji A.A. Sanusi Syuu Sangi -
Haji Sukabumi 1888
Kai
Berniaga,
Penasehat
Haji Abdul Wahid Hasjim, Abdoel 12-02-
16 Jombang Kantor -
Hasyim Wachid, Haji. 1913
Penyelidikan
Surabaya.
Koto
Gadang, IV
Salim, Agoes, 08-10-
17 Haji Agus Salim Koto, N/A -
Haji. 1884
Agam,
Sumbar
Pemimpin
Noor, Martapura, Gubernur
Ir. Pangeran 24-07- Kantor
18 Mohammad, Banjarmasi Kalimantan
Muhammad Nur 1901 Pengairan
Pangeran, Ir. n I
Bondowoso
Ingenieur
Seibu Jawa
Moenandar, Siluwak Denki Zidyoo
Ir. Raden Ashar 30-04-
19 Ashar Soetedjo, Sawangan Koosya Bogor -
Sutejo Munandar 1914
Raden, Ir. Batang [versi: Suisin
Taityoo
Ngawi]
Tjokroadisoerjo, Pem Kantor
Ir. Raden Mas Panji Men
Soerachman, 30-08- Pusat
20 Surahman Wonosobo Kemakmura
Raden Mas Panji, 1894 Kerajinan dan
Cokroadisuryo nI
Ir. Jawata Tera
Ingenieur,
Soerjohadikoesoe
Ir. Raden Ruseno 08-08- Pem distrik II
21 mo, Rooseno, Madiun -
Suryohadikusumo 1908 Pengairan
Raden, Ir.
Jatim Kediri,
Nama anggota Nama anggota Tempat Tgl Pekerjaan
No Keterangan
dalam EYD dalam ejaan asli kelahiran kelahiran /Jabatan
Angg Tyuuoo
Sangi In, Wa
Penasehat
Syuu Sangi
Kai Kediri
Penasehat
Tyuuoo Sangi
06-06-
22 Ir. Sukarno. Soekarno, Ir. Surabaya In, Sango Presiden I
1901
Soomubu
Jakarta
Penasehat
Perikatan
K.H. Abdul Halim Halim, Abdul Umat Islam
Majalengk 17-06-
23 (Muhammad (Mohammad Majalengka, -
a 1887
Syatari) Sjatari), K.H. Angg Tyuuoo
Sangi In
Jakarta.
Woerjaningrat, Bupati
Kanjeng Raden Mas Kanjeng Raden Nayoko
12-03-
24 Tumenggung Ario Mas Solo Kaprah -
1885
Wuryaningrat. Toemenggoeng Tengan di
Ario. Kraton Solo
Angg Tyuuoo
Sangi In,
Ki Bagus Hadikoesoemo, xx-xx-
25 Yogyakarta Ketua -
Hadikusumo Bagoes, Ki 1890
Muhammadiya
h.
Angg Tyuuoo
Paku Sangi In
Ki Hajar Dewantara, Hajar, 08-05- Menteri
26 Alaman, Soomu Jawa
Dewantara Ki 1889 P&K I
Yogyakarta Hookookai
Yogyakarta.
Bojonegaro
, Cilegon Angg Banten
Kiai Haji Abdul Hasan, Abdul xx-xx-
27 atau Menes Syuu Sangi -
Fatah Hasan Fatah, Kiai Haji. 1912
(Banten Kai.
Selatan) (?)
Kamon
Kiai Haji Mas Mansoer, Mas, 25-06- Shuumubu,
28 Surabaya -
Mansoer. Kiai Haji. 1896 Masyumi
Jakarta.
Masjkoer, Kiai Singasari 30-12-
29 Kiai Haji Masjkur. Tokoh NU -
Haji. Malang 1902
Pindah
Banjarmasi xx-xx-
30 Liem Koen Hian Liem, Koen Hian. N/A kewarga-
n 1896
negaraan
Ketua Pati
Karangany Syuu Sangi
02-01-
31 Mas Aris. Aris, Mas. ar, Kai, Angg -
1901
Kebumen Tyuuoo Sangi
In.
Mas Sutarjo Kartohadikoesoe Kunduran, 22-10- Syuutyookan Gubernur
32
Kartohadikusumo mo, Soetardjo. Blora 1892 Jakarta. Jabar I
Nama anggota Nama anggota Tempat Tgl Pekerjaan
No Keterangan
dalam EYD dalam ejaan asli kelahiran kelahiran /Jabatan
Mas
Maramis, A. A., 20-06- Advokat Meneg
33 Mr. A.A. Maramis Manado
Mr. 1897 Jakarta. Kabinet I
Wongsonagoro,
Mr. Kanjeng Raden Kanjeng Raden
20-04-
34 Mas Tumenggung Mas Solo Bupati Sragen Residen
1897
Wongsonagoro. Toemenggoeng,
Mr.
Mr. Mas Besar Martokoesoemo, 08-07- Walikota
35 Brebes -
Martokusumo. Mas Besar, Mr. 1893 Tegal
Tirtoprodjo,
Mr. Mas Susanto 03-03-
36 Soesanto, Mas, Solo Madiun Sityoo -
Tirtoprojo 1900
Mr.
Penasehat
Sendenbu-
Mr. Muhammad Yamin, Sawahlunt 23-08-
37 sendenka -
Yamin Muhammad, Mr. o, Sumbar 1903
(Sanyoo-
Sendenbu)
Men LN I
Pem bag Pembesar
Soebardjo, Informasi Umum
Mr. Raden Ahmad 23-03-
38 Ahmad, Raden, Krawang Gunseikanbu Naimuu
Subarjo 1897
Mr. cabang I Koseika
Jakarta Tyoo
Jakarta
Shokuin
Mr. Raden Hindromartono, Gunem, 31-12-
39 Naimobu -
Hindromartono, Raden, Mr. Rembang 1908
Roodo Kyoku
Advokat,
Mr. Raden Mas Sartono, Raden 05-08- Men Neg
40 Wonogiri Angg Tyuuoo
Sartono. Mas. Mr. 1900 Kabinet I
Sangi In
Mr. Raden Panji Singgih, Raden 17-10-
41 Malang -
Singgih. Panji, Mr. 1894
Mr. Raden Sjamsoedin, 01-01- Ketua Gerakan Walikota
42 Sukabumi
Syamsudin Raden, Mr. 1908 3A Sukabumi I
Sanyo
Mr. Raden Soewandi, Raden, 31-10-
43 Ngawi Bunkyoo -
Suwandi. Mr. 1898
Kyoku
Hakim Kootoo
Hooin dan
Mr. Raden, Sastromoeljono, 16-10-
44 Kudus Tihoo Hooin -
Sastromulyono. Raden, Mr. 1898
Jakarta
Tangerang
Mr. Yohanes Latuharhary, Saparua, 06-07- Peg. Somubu Gubernur
45
Latuharhary Johanes. Mr. Ambon 1900 Jakarta Maluku I
Ny. Mr. Raden Ayu Santoso, Maria
18-08- Peg Syhobu Men Sos
46 Maria Ulfah Ulfah, Raden Ayu, Semarang
1911 Jakarta 1946
Santoso Mr.
Ny. Raden Nganten Mangoenpoespito Kabag Wanita
Siti Sukaptinah , Siti Soekaptinah 28-12- Kantor Pus
47 Yogyakarta -
Sunaryo Soenarjo, Raden 1907 Jawa Hookoo
Mangunpuspito Nganten Kai Jakarta
Nama anggota Nama anggota Tempat Tgl Pekerjaan
No Keterangan
dalam EYD dalam ejaan asli kelahiran kelahiran /Jabatan
Angg Tyuuoo
Sangi In,
xx-xx-
48 Oey Tiang Tjoei Oey, Tiang Tjoei. Jakarta Presiden Hua -
1893
Chiao Tong
Hui
xx-xx- Angg Tyuuoo
49 Oey Tjong Hauw Oey, Tjong Hauw. Semarang -
1904 Sangi In
21-02-
50 P.F. Dahler Dahler, P.F. Semarang N/A -
1883
Direktur
Gelar
Percetakan
Pargarutan, 15-12- Maharaja
51 Parada Harahap Harahap, Parada dan Harian
Sumut 1899 Goenoeng
Sinar Baru
Moeda
Semarang
Pem. Hooki
Prof. Dr. Mr. Raden Soepomo, Raden, Sukoharjo, 22-01-
52 Kyoku, Angg Men Keh I
Supomo. Prof. Mr. Dr. Solo 1903
Saikoo Hooin
Syumubutyoo,
Prof. Dr. Pangeran Djajadiningrat, Kramat
08-12- Angg Tyuuoo
53 Ario Husein Husein, Pangeran Watu, -
1886 Sangi In
Jayadiningrat Ario, Prof. Dr. Serang
Jakarta.
Wa Pemimpin
Mononjaya
Prof. Dr. Raden Koesoema, Djenal RSU Negeri,
, 07-06-
54 Jenal Asikin Wijaya Asikin Widjaja, Guru Tinggi -
Tasikmalay 1891
Kusuma Raden. Prof. Dr. Ika Dai Gaku
a
Jakarta
Kadir, Abdul, Binjai, 06-06-
55 Raden Abdul Kadir Opsir PETA -
Raden Sumut 1906
Pratalykrama,
Raden Abdulrahim Sumenep, 10-06- Wa Residen Residen
56 Abdoelrahim,
Pratalykrama Jatim 1898 Kediri Kediri
Raden
Architectpartic
ulir, Ketua bag
Raden Abikusno Tjokrosoejoso, 16-06-
57 Ponorogo Umum kantor Men PU I
Cokrosuyoso Abikoesno, Raden 1897
pusat Jawa
Hookoo Kai
Raden Adipati Ario Kolopaking,
Purbonegoro Poerbonegoro, Papringan, 14-06- Bupati
58 -
Sumitro Soemitro, Raden Banyumas 1887 Banjarnegara
Kolopaking Adipati Ario.
Raden Adipati Wiranatakoesoe
08-08- Bupati
59 Wiranatakoesoem ma, Raden Bandung Men Dagri I
1888 Bandung
a V. Adipati.
Raden Asikin Natanegara, 23-12- Ikyu Keishi
60 Bogor -
Natanegara Asikin, Raden 1902 pada Keimubu
Penulis
Koperasi
Raden Mas Djojohadikoesoe
Purbolingg 16-05- Kantor Pusat Pendiri BNI
61 Margono mo, Margono,
o 1894 Koperasi 46
Joyohadikusumo Raden Mas.
Perdagangan
Dagri Jakarta
62 Raden Mas Soerjo, Raden Magetan 09-07- Residen Gubernur
Nama anggota Nama anggota Tempat Tgl Pekerjaan
No Keterangan
dalam EYD dalam ejaan asli kelahiran kelahiran /Jabatan
Tumenggung Ario Mas 1895 Bojonegoro Jatim I
Suryo Toemenggoeng
Ario
Angg Tyuuoo
Sangi In,
Bojongsoa
Raden Oto Iskandardinata, 31-03- Zissenkyokuty Meneg
63 ng, Kab
Iskandardinata Oto, Raden 1897 oo Jawa Kabinet I
Bandung
Hookookai
Jakarta
Wa Ketua
Soeroso, Raden Porong, 03-11- Gubernur
64 Raden Panji Suroso Syuu Hookoo
Pandji Sidoarjo 1893 Jateng I
Kai Malang
Wa Ketua
Perseroan
Tanggungan
Tanah Jiwa
Raden Ruslan Wongsokoesoemo Merah, 15-10- Bumiputera
65 -
Wongsokusumo , Roeslan, Raden Sampang, 1901 Jatim,
Madura Pembantu
kantor cab
Asia Raya dan
Jawa Shimbun
Wa Ketua
Syuu Hookoo
Soedirman, 24-12- Kai dan Residen
66 Raden Sudirman Semarang
Raden 1890 Penasehat Surabaya
Surabaya Syuu
Sangi Kai
Pem Surat
Raden Sukarjo Wirjopranoto, Kasugihan, 05-06- Jurubicara
67 Kabar Aria
Wiryopranoto Soekardjo, Raden Cilacap 1903 Negara
Raya
xx-xx-
68 Tan Eng Hoa Tan, Eng Hoa Semarang N/A -
1907
69 Itibangase Yosio Ichibangase Yosio N/A N/A N/A -
Boo-e ki
70 Matuura Mitukiyo Mitukiyo, Matuura N/A N/A Kenkyushotyo -
o
71 Miyano Syoozoo Syoozoo, Miyano N/A N/A Tianbutyoo -
Kenkoku
72 Tanaka Minoru Minoru, Tanaka N/A N/A -
Gakuintyoo
73 Tokonami Tokuzi Tokuzi, Tokonami N/A N/A Nainubutyoo -
Ika Daigo
74 Itagaki Masumitu Masumitu ,Itagaki N/A N/A -
Kutyoo
Jawa Shinbun
75 Masuda Toyohiko Toyohiko, Masuda N/A N/A -
Hensyukutyoo
Eks Anggota
Panitia Adat
76 Ide Teitiroo Teitiroo, Ide N/A N/A -
dan Tata
Negara
2. KEGIATAN BPUPKI

Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali persidangan resmi BPUPKI dan
pertemuan - pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah
sebagai berikut :

a. SIDANG PERTAMA (29 Mei-1 Juni 1945)


Sidang pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta
yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung
tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada zaman kolonial Belanda.
Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan
harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Pada sidang pertama ini terdapat 3
orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.

 Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945), mengemukakan lima asas, yaitu:
1. Peri kebangsaan
2. Peri ke Tuhanan
3. Kesejahteraan rakyat
4. Peri kemanusiaan
5. Peri kerakyatan
 Prof. Dr. Mr. Soepomo (31 Mei 1945), mengusulkan lima asas yaitu
1. Persatuan
2. Mufakat dan demokrasi
3. Keadilan sosial
4. Kekeluargaan
5. Musyawarah
 Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945) mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila
yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa

Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana
diperlukan dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu:
a. Sosionasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan yang berkebudayaan
Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila diperas kembali
disebutnya sebagai Ekasila yaitu merupakan sila Gotong Royong merupakan
upaya Soekarno dalam menjelaskan bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-
kesatuan. Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah Pancasila,. Dalam
menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik
Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-
kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang
pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni
ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI
yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda
atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan,
dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia
Sembilan" dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari
konsep para anggota BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia.
Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI
mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

b. Masa antara sidang resmi pertama dan sidang resmi kedua

Naskah Asli "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" yang dihasilkan oleh
"Panitia Sembilan" pada tanggal 22 Juni 1945. Sampai akhir dari masa persidangan
BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam
perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga
dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut di atas guna menggodok berbagai masukan
dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI
itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut :

1. Ir. Soekarno (ketua)


2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota)
5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)
6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
8. Haji Agus Salim (anggota)
9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)

Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari kaum
kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"),
maka pada tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal
sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut
juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement". Setelah itu sebagai ketua "Panitia
Sembilan", Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada
anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka"
yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara
Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa


persidangan BPUPKI yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 Juli 1945.

Di antara dua masa persidangan resmi BPUPKI itu, berlangsung pula


persidangan tak resmi yang dihadiri 38 orang anggota BPUPKI. Persidangan tak resmi
ini dipimpin sendiri oleh Bung Karno yang membahas mengenai rancangan
"Pembukaan (bahasa Belanda: "Preambule") Undang-Undang Dasar 1945", yang
kemudian dilanjutkan pembahasannya pada masa persidangan BPUPKI yang kedua
(10 Juli-17 Juli 1945).

c. SIDANG KEDUA

Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara,
wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan
keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dibentuk
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir.
Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan
Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka
yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua,
Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia
Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu:

1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)


2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Soekiman

Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk
membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut. Pada tanggal 14 Juli
1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan
oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu:
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang tubuh UUD , yang isinya meliputi :
 Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas wilayah Hindia-Belanda
dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang adalah wilayah
Sabah dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei
Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang adalah wilayah negara Timor
Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya,
 Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
 Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,
 Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih,
 Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.

Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil


tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir
seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
Kesimpulan
Tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memperoleh kemerdekaan, namun
kemerdekaan itu tidak diperoleh dengan mudah atau pun kemerdekaan itu pemberian
bangsa lain. Semua itu ditempuh dengan perjuangan yang sangat panjang dan melelah.
Tidak sedikit jiwa yang berjatuh bermandikan darah dan keringat, istri yang menjadi
janda ditinggal kepala rumah tangga yang berselimutkan baju berbau darah dan anak-anak
yang menjadi yatim kerena tubuh sang ayah dipenuhi peluru-peluru penjajah.
Kemerdekaan di negeri ini tidak instan, tapi melalui tahap demi tahap. Tidak lelahnya
para pejuang kita bertempur, baik melalui peperangan maupun diplomatik.

BPUPKI adalah salah satu pintu pembuka dari beberapa pintu pembuka jalan
harus dilewati para pejuang kita untuk memperoleh kemerdekaan. Walaupun BPUPKI ada
ikut campur Jepang, namun semua keputusan murni dari pejuang kita semata dengan
tujuan yang satu yaitu kemerdekaan Indonesia. BPUPKI suatu sejarah yang perlu di tulis
dengan tinta emas dalam sejarah negeri ini.

Untuk kita generasi penerus, wajib bagi kita mengetahui sejarah kemerdekaan di
negeri ini. Agar kita bisa menghormati para pejuang, kerena merekalah kita dapat
menghirup udara kemerdekaan. Perjuangan mereka kita teruskan dengan mengisi
kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif.
PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami
semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

Anda mungkin juga menyukai