Bismillahhirrohmanirohhim…
Puji syukur kami panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dalam rangka memenuhi tugas dalam mata pelajaran IPS Bab 1, kami dari
kelompok 1 telah menyusun makalah tentang “Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia”. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini. Tak lupa kami juga
berterimakasih kepada Bu Emi Nur, S.Pd selaku guru IPS yang membimbing dan mengajar
kami. Dalam makalah ini dirangkum beberapa peristiwa tentang pembentukan BPUPKI.
Setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Sekutu, Jepang pun kalah dalam
Perang Dunia II sehingga tidak ada yang menduduki wilayah Indonesia sebagai jajahan Jepang.
Akhirnya pihak Indonesia memanfaatkan kesempatan itu dan mengumunkan kemerdekaannya
setalah Jepang sempat melanggar janjinya akibat diperintah oleh sekutu. Dalam makalah ini akan
disebut dan jelaskan kronologis Indonesia menciptakan kemerdekaannya, dimulai dari
pembentukan BPUPKI.Semoga makalah yang kami buat ini sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dan dapat memenuhi nilai kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi perbaikan
makalah ini di kemudian hari.
Demikian, kami harap makalah ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita senua. Amien.
Terima kasih,
Penyusun
DAfTAr ISI
Daftar isi :
Isi...................................................................................................................................................
Penutup ........................................................................................................................................
B. Pembentukan BPUPKI
(独立準備調査会 Dokuritsu Junbi Chōsakai?) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh
pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan
hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan
dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses
kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng
Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase
Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat)
yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso
dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas
dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan
aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha
pembentukan negara Indonesia merdeka.
Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali persidangan resmi BPUPKI dan
pertemuan - pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah
sebagai berikut :
Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945), mengemukakan lima asas, yaitu:
1. Peri kebangsaan
2. Peri ke Tuhanan
3. Kesejahteraan rakyat
4. Peri kemanusiaan
5. Peri kerakyatan
Prof. Dr. Mr. Soepomo (31 Mei 1945), mengusulkan lima asas yaitu
1. Persatuan
2. Mufakat dan demokrasi
3. Keadilan sosial
4. Kekeluargaan
5. Musyawarah
Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945) mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila
yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana
diperlukan dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu:
a. Sosionasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan yang berkebudayaan
Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila diperas kembali
disebutnya sebagai Ekasila yaitu merupakan sila Gotong Royong merupakan
upaya Soekarno dalam menjelaskan bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-
kesatuan. Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah Pancasila,. Dalam
menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik
Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-
kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang
pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni
ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI
yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda
atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan,
dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia
Sembilan" dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari
konsep para anggota BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia.
Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI
mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru.
Naskah Asli "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" yang dihasilkan oleh
"Panitia Sembilan" pada tanggal 22 Juni 1945. Sampai akhir dari masa persidangan
BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam
perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga
dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut di atas guna menggodok berbagai masukan
dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI
itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut :
Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari kaum
kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"),
maka pada tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal
sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut
juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement". Setelah itu sebagai ketua "Panitia
Sembilan", Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada
anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka"
yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara
Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. SIDANG KEDUA
Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara,
wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan
keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dibentuk
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir.
Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan
Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka
yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua,
Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia
Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu:
Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk
membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut. Pada tanggal 14 Juli
1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan
oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu:
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang tubuh UUD , yang isinya meliputi :
Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas wilayah Hindia-Belanda
dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang adalah wilayah
Sabah dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei
Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang adalah wilayah negara Timor
Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya,
Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,
Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih,
Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
BPUPKI adalah salah satu pintu pembuka dari beberapa pintu pembuka jalan
harus dilewati para pejuang kita untuk memperoleh kemerdekaan. Walaupun BPUPKI ada
ikut campur Jepang, namun semua keputusan murni dari pejuang kita semata dengan
tujuan yang satu yaitu kemerdekaan Indonesia. BPUPKI suatu sejarah yang perlu di tulis
dengan tinta emas dalam sejarah negeri ini.
Untuk kita generasi penerus, wajib bagi kita mengetahui sejarah kemerdekaan di
negeri ini. Agar kita bisa menghormati para pejuang, kerena merekalah kita dapat
menghirup udara kemerdekaan. Perjuangan mereka kita teruskan dengan mengisi
kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif.
PENUTUP