PENDAHULUAN
2.2 Definisi
Atelektasis berasal dari bahasa yunani “atel” (inkomplit atau tidak lengkap) dan
“ecatasisa” (ekspansi atau dilatasi), yang berarti ekspansi tidak lengkap.3
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami
hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama
sekali tidak berisi udara.4
Atelektasis merupakan suatu istilah untuk menyatakan kolapsnya paru yang
ditandai dengan pengurangan volume paru akibat tidak memadainya ekspansi rongga
dada.5
2.3 Etiologi
Etiologi terbanyak dari atelektasis adalah terbagi dua yaitu intrinsik dan
ekstrinsik.
Tidak adanya udara didalam paru terjadi karena saluran napas tersumbat sehingga
udara dari bronkus tidak dapat masuk kedalam alveolus, sedangkan udara yang
sebelumnya berada di alveolus diserap habis oleh dinding alveolus yang banyak
mengandung kapiler darah. Sumbatan dapat terjadi pada setiap percabangan
trakeobronkial. Obstruksi pada endobronkial umumnya disebabkan oleh neoplasma
jinak maupun ganas, mucus yang kental atau benda asing hingga malposisi
endotracheal tube.1
Obstruksi pada bronkus menyebabkan atelectasis pada paru atau lobus yang
terkena; namun tidak diikuti dengan kehilang volume udara yang signifikan. Setelah
resorbsi udara, sekresi paru dan transudate dapat mengisi saluran napas dan menjaga
volume paru-paru. Hal ini dikenal sebagai fenomena “drowned lung” dimana pada
CT scan tampak konsolidasi paru dengan massa sentral.1
Atelektasis yang disebabkan oleh kolaps paru sekunder akibat efek massa
yang berdekatan atau hilangnya tekanan negative intrapleural. Efek massa dapat
disebabkan oleh efusi pleura, tumor intratoraks, atau hernia diafragma. Hilangnya
tekanan negative intrapleural disebabkan pada kondisi pneumotoraks atau paralisis
diafragma, dengan diikuti berkurangnya volume paru.1
Atelektasis Adhesif
2.5 Diagnosis
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas
yang ringan. Penderita sindroma lobus medialis mungkin tidak mengalami gejala
sama sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-batuk pendek.6
Gambar 4. A) Atelektasis lobus kanan inferior paru pada pasien asma, batas
jantung kanan tetap dipertahankan, namun volume paru pada hemitoraks
kanan berkurang dan terdapat penarikan trakea ke sebelah kanan. B) Diagram
atelectasis lobus kanan inferior paru7
Atelektasis lobaris medial; pada atelektasis lobaris medial kanan (right middle
lobe) fissure horizontal dan setengah bawah fissure obliq tumpang tindih,
sehingga proyeksi lateral merupakan proyeksi yang terbaik. Sering disebabkan
peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah bening yang
membesar.
Gambar 7. Aletektasis lobaris superior kiri; A) pada pasien ini tampak tumor
luas mengakibatkan atelectasis lobaris superior kiri dan lingual. B) Diagram
atelectasis lobaris superior kiri.7
CT-Scan
2.6 Penatalaksanaan
Pemeriksaan bronkoskopi harus segera dilakukan, apabila atelektasis terjadi
karena sumbatan benda asing. Juga harus dilakukan terhadap atelektasis yang
terisolasi dan telah berlangsung lama. Pada saat itu pula sekaligus dilakukan
pengisapan lendir, sekaligus dilakukan pengembalian benda asing yang menyumbat
bronkus atau biopsi terhadap jaringan yang menyumbat yang dicurigai sebagai
penyebab obstruksi.9
Pemberian oksigenasi harus diberikan pada penderita sesak dan sianosis. Terapi
yang diberikan biasanya simptomatis seperti anti sesak, bronkodilator, antibiotik dan
kortikosteroid.9
Fisioterapi sangat berguna seperti perubahan posisi, masase, latihan pernapasan
sangat membantu dalam pengembangan kembali paru yang kempis.9
2.7 Komplikasi
Pada pasien yang mengalami atelektasis maka akan terjadi :9
1. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura di mana masukan
udara ke dalam rongga pleura, dapat dibedakan menjadi pneumothorak spontan, udara
lingkungan keluar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk, misalnya udara
melalui mediastinum yang disebabkan oleh trauma.
2. Efusi pleura
Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan
paru yang terserang dengan jaringan fibrosis dan juga atelektasis dapat menyebabkan
pirau (jalan pengalihan) intrapulmonal (perfusi ventilasi) dan bila meluas, dapat
menyebabkan hipoksemia.
2.8 Prognosis
Pada umumnya atelektasis dapat hilang jika penyebab obstruksi telah
dihilangkan kecuali jika ada infeksi sekunder. Cepat lambatnya penyembuhan
tergantung pula pada luasnya daerah atelektasis, letak atelektasis. Pada daerah
atelektasis umumnya mudah terjadi infeksi, karena gerakan mukosilier pada
bronkus yang bersangkutan terganggu, sehingga efek batuk tidak bekerja. Jika
infeksi ini berlangsung lebih lanjut, dapat pula mengakibatkan bronkiektasis atau
abses paru.9
DAFTAR PUSTAKA