Anda di halaman 1dari 12

1.

Pengertian Pembelajaran Terpadu Tipe Nested (Tersarang)


Menurut Trianto (2010: 50), Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)
merupakan pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus
meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin
dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk
ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu
meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill),
dan keterampilan mengorganisir (organizing skill)
Fogarty (1991: 24) mengatakan bahwa, the nested model of integration is a
rich design use by skilled teachers. They know how to get the most mileage from the
lesson-any lesson. But, in this nested approach to instruction, careful planning is
need to structure multiple targets for student learning. Artinya model bersarang/
nested adalah desain pembelajaran yang kaya digunakan oleh para guru yang
terampil. Mereka tahu bagaimana mendapatkan jarak tempuh paling banyak dari
esensi pelajaran apapun. Tapi dalam pendekatan ini, perencanaan yang matang
perlu menyusun beberapa target untuk pembelajaran siswa.
Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) merupakan salah satu tipe
pembelajaran terpadu yang memadukan tiga keterampilan, yaitu keterampilan
berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill). (Fogarty, 1991: 23)
Tabel 1. Unsur-unsur Keterampilan Berpikir, Keterampilan Sosial, dan
Keterampilan Mengorganisasi
Kemampuan Berpikir Kemampuan Sosial Kemampuan
mengorganisasi
Memprediksi Memperhatikan pendapat Jaringan (jaring laba-
Menyimpulkan orang laba)
Membuat hipotesis Mengklarifikasi Diagram venn
Membandingkan Menjelaskan Diagram alir
Mengklasifikasi Memberanikan diri Lingkaran sebab-akibat
Mengeneralisasi Menerima pendapat orang Diagram akur/ tidak akur
Membuat skala Menolak pendapat orang Kisi-kisi/ matrik
prioritas Menyepakati Peta konsep
Mengevaluasi Meringkaskan Diagram rangka ikan

1.1 Kelebihan Dan Kekurangan Model Nested


Kelebihan dari model nested (tersarang) adalah guru dapat memadukan
beberapa keterampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran di dalam satu mata
pelajaran. Dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam
pengalaman belajar siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan
berkembang. Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir,
keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup
banyak dimensi.
Kekurangan model nested (tersarang) terletak pada guru ketika tanpa
perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi target
dalam suatu pembelajaran. Hal ini berdampak pada siswa prioritas pelajaran akan
menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukan beberapa tugas belajar
sekaligus

1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Nested


Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) pembelajaran terpadu model nested
mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang
melitputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan,tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
1. Tahap Perecanaan
a. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Untuk
mata pelajaran sains dan matematika, dipadukan keterampilan berpikir
(thinking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizer skill).
b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
c. Mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing
keterampilan yang dapat diinttegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
d. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan dalam pelajaran dipadukan
keterampilan berpikir (thinking skill) dan keterampilan mengorganisir
(organizer skill), dimana masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan
yang dapat dipadukan.
e. Merumuskan indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi dasar dan sub
keterampilan yang telah dipilih dirumuskan indikator. Setiap indikator
dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: audience,
behavior, condition dan degree.
f. Menentukan langkah-langkah pembelajaran guru menentukan langkah-
langkah pembelajaran untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang
telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi:
Pertama, guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam
kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri; Kedua, pemberian tanggung
jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya
kerja sama kelompok; dan Ketiga, guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang
terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.

3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi
hasil pembelajaran. Berdasarkan karakteristik dan prinsip pembelajaran terpadu,
maka beberapa tahapan yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran terpadu
model nested dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1) Guru memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar,
keterampilan yang akan dipadukan.
2) Guru menentukan tema terlebih dahulu. Tema dapat dipilih berdasarkan
peristiwa-peristiwa yang ada dalam lingkungan siswa dan sesuai dengan
perkembangan psikolog anak. Kemudian dihubungkan dengan keterampilan
di dalam satu mata pelajaran.
3) Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi mengenai materi yang
akan dipelajari dan guru bertanya secara individu kepada beberapa siswa
untuk melakukan penilaian awal.
4) Siswa dibuat kelompok menjadi 5-6 orang dengan kemampuan yang
heterogen.
5) Kelompok siswa diberikan permasalahan berupa soal matematika yang
memadukan berbagai konsep dan keterampilan (dalam bentuk LKS) yang
menatang siswa, agar siswa mencari solusinya.
6) Siswa mengeksplorasi pengetahuan dengan cara memadukan keterampilan
berpikir (thinking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizer skill)
yang dimilikinya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, baik
secara berkelompok maupun individu.
7) Saat siswa mengerjakan LKS per kelompok, guru berkeliling kelas
bertindak sebagai fasilitator dan moderator, dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan.
8) Saat siswa selesai berdiskusi secara kelompok, guru meminta perwakilan
tiap kelompok yang representatif yang mewakili variasi jawaban untuk
mempresentasikan hasil diskusi, melalui interaksi siswa diajak membahas
permasalahan yang disajikan.
9) Di akhir pertemuan, diadakan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah
dilaksanakan. Siswa diajak merangkum hasil pembelajaran, selanjutnya
guru memberikan soal latihan sebagai pekerjaan rumah. Agar lebih mudah
untuk mengetahui proses pembelajaran terpadu model nested terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa, berikut ini disajikan bagan yang
menghubungkan antara pembelajaran terpadu model nested dengan
kemampuan pemecahan masalah.

Desain Pembelajaran Terpadu Model Nested dalam Pembelajaran

Belajar a dengan Pembelajaran Terpadu


Model Nested

Guru

Tema

Thinking skill Siswa Siswa Organizer skill

Mengklasifikasikan Kontruksi
Materi Pengetahuan dari
Thinking skill
Kemampuan
Pemecahan Masalah
Contoh Penerapannya Model Nested
Mata pelajaran : IPS
Kelas / semester : IV / I
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Organization Skill : Membuat Peta Konsep keberagaman yang ada di Indonesia


dalam bentuk tulisan
Social Skill : Mendengarkan, mengamati, menyimak
Thinking Skill : Mengklasifikasikan, Mendesripsikan, Menyimpulkan.
Langkah – langkah pembelajaran
Kegiatan awal ( +15menit)
1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru mengadakan apersepsi dengan menyanyikan lagu „‟Aku Anak
Indonesia”
Kegiatan inti ( +25menit)
1. Siswa mengamati peta budaya perbedaan pakaian adat, rumah adat, tarian
adat, dan alat musik tradisional. Salah seorang siswa menceritakan adat
daerahnya. (sosial skill = mengamati, menyimak, mendengarkan)
2. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai isi gambar
3. Guru membagikan lks dan media berupa teks bermacam-macam suku di
Indonesia lalu dicocokan dengan gambar yang disediakan.
4. Siswa dibagi menjadi beberapa berkelompok (satu kelompok terdiri atas 4
siswa)
5. Siswa bersama kelompoknya mengklasifikasi gambar-gambar tersebut.
(thinking skill : mengklaifikasikan)
Kegiatan inti ( +20menit)
1. Siswa bersama kelompoknya membaca kembali teks yang telah di berikan.
2. Siswa mengambil informasi penting dari teks yang dibacanya dan
menuliskannya dalam bentuk peta konsep. (organization skill: membuat
peta konsep)
3. Siswa berpasangan mendiskusikan jawaban dengan temannya. Guru dan
siswa mendiskusikan hasil jawaban tersebut di depan kelas. (thinking skill :
memdeskripsikan)
4. Salah seorang siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan peta
konsepnya, siswa lain menyimak dan menanggapi (social skill: menyimak)
5. Setelah membuat peta pikiran dan mendiskusikannya, siswa secara individu
menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
6. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang berani ke depan
Kegiatan akhir ( +10menit)
1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran
2. Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
3. Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah
4. Guru menutup pembelajaran

2. Pengertian Model Sequenced


Model Sequenced merupakan model pemaduan topik topik antar mata
pelajaran yang berbeda secara palarel atau dalam jam sama dapat dipadukan. model
Sequenced pembelajaran terpadu di mana pada saat guru mengajarkan suatu mata
pelajaran maka ia dapat menyusun kembali urutan topik suatu mata pelajaran dan
dimasukkannya topik mata pelajaran lain ke dalam urutan pengajarannya itu, tentu
saja dalam topik yang sama atau relevan. Pada intinya satu mata pelajaran
membawa serta pelajaran lain dan sebaliknya.(resmini & hernawan, 2009: 19)

Sedangkan menurut hamalik (2008:48), menyatakan bahwa Sequenced


Model adalah susunan atau urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-
langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum dengan lebih mengacu
pada ”kapan” dan ”di mana” pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan
dan dilaksanakan
Dari pendaat di atas, dapat disimpulkan bahwa model sequenced adalah
model pembelajaan terpadu dimana dua disiplin ilmu yang berbeda tetapi memiliki
topik yang relevan dirangkai sehingga materi dari kedua disiplin ilmu tersebut
diajarkan secara paralel

2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Sequenced


a. Kelebihan Model Sequenced
Melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru dapat menetapkan
prioritas kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti urutan yang ditetapkan
oleh redaksi buku teks. Dengan cara ini, guru dapat membuat keputusan penting
mengenai isi materi pelajaran yang akan diajarkan.
Dari sudut pandang siswa, pengurutan yang disengaja pada topik yang
berhubungan antar disiplin ilmu dapat membantu siswa memahami pelajaran
mereka baik pada subjek maupun konten. Pengintegrasian dapat membantu transfer
ilmu. Ketika siswa melihat guru pada area konten yang berbeda, ruangan yang
berbeda, periode yang berbeda, membuat pokokpokok yang sama, maka siswa
dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih
bermakna.
b. Kekurangan Model Sequenced
Sebuah kelemahan dari model sequenced adalah diperlukan kompromi
untuk membentuk model. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat
urutan kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak boleh
menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak mengalah
karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang bermitra. Untuk
urutan yang sesuai dengan kejadiankejadian yang terakhir membutuhkan kerjasama
yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang tinggi dari semua orang yang area
kontennya terlibat. Hal ini tidak semudah kedengarannya. Namun, dalam waktu
yang sangat singkat, bahkan dengan hanya satu sore bersama, mitra guru dapat
dengan mudah melakukan beberapa penataan ulang dan pengurutan sebagai
langkah awal. Jika usaha pertama ini dalam menghubungkan dua area subjek
berhasil, maka dua guru dapat mencoba mengurutkan lebih banyak unit untuk
pengajaran paralel.

2.2 Langkah-Langkah Model Sequenced


Hamalik (2008:48), menyatakan Langkah-langkah menyusun sequence
adalah :
1. Mulai dari yang paling sederhana menuju yang kompleks;
2. Mengikuti alur kronologis
3. Kebalikan dari alur kronologis
4. Mulai dari keadaan geografis yang dekat sampai ke yang jauh
5. Mulai dari keadaan geografis yang jauh menuju ke yang dekat.
6. Dari konkret ke abstrak
7. Dari umum menuju khusus,dan
8. Dari khusus menuju umum
Aplikasi model pembelajaran sequenced :
STANDAR KOMPETENSI:
1. IPS
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional
pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
2. PKn
Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
KOMPETENSI DASAR:
1. IPS
Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada Masa Hindu, Budha, dan Islam di
Indonsia
2. PKn
Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
A. Pemetaan konsep
IPS
1. Kerajaan Majapahit
2. Sumpah Palapa
3. Penyebaran Islam Walisongo
PKn
1. Makna perjuangan bangsa
2. Sejarah berdirinya NKRI
3. Sikap saling menghormati antar umat Beragama

IPS dan PKn


1. Kerajaan Majapahit
2. Makna perjuangan bangsa
3. Sumpah Palapa
4. Sejarah berdirinya NKRI
5. Penyebaran Islam Walisongo
6. Sikap saling menghormati antar umat Beragama

B. Tujuan pembelajaran
1. Menjelaskan sejarah kerajaan Majapahit.
2. Memaknai perjuangan bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjelaskan peran Walisongo dalam penyebaran islam.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dalam kehidupan masyarakat.

C. Media dan Metode Pembelajaran


1. Media Pembelajaran
a) Video Walisongo
b) Laptop
c) Gambar tentang kerukunan
d) Gambar tentang peninggalan kerajaan Hindu-Budha dan Islam
2. Metode Pembelajaran
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Pengamatan
d) Penugasan

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Persiapan alat dan bahan pembelajaran
1. Kegiatan Inti
a. Ekplorasi
 Guru mengkondisikan siswa agar siap untuk mengkuti pembelajaran dan
suasana kelas menjadi kondusif.
 Guru mengeksplorasi siswa dengan mengajak siswa untuk menonton
video tentang walisongo dan video perjuangan rakyat Indoensia
melawaqn penjajah, menugaskan siswa untuk mencatat hal-hal yang
penting dari video yang telah ditonton.
 Guru membagi siswa menjadi kelompok sesuai dengan minat belajar
mereka.
 Siswa mencatat hal-hal penting dalam video yang mereka tonton.
b. Elaborasi
 Siswa mengimpulkan infprmasi dari video yang telah mereka
tonton.
 Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi bersama kelompoknya
tentang video yang telah mereka tonton.
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya.
 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil prsentasi.
c. Konfirmasi
 Siswa menyepakati hasil diskusi dengan kelompok lain.
 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
 Guru mengadakan umpan balik tentang video yang ditonton oleh siswa.
 Guru menugaskan siswa untuk belajar di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. USA: IRI/Skylight


Publishing, Inc.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: KENCANA

Julianti, Atmojo dan Usodo. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Nested


Dan Think Pair Share (Tps) Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi
Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kecemasan Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII Mts Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/201.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol.2, No.8, hal 865-874,
ISSN: 2339-1685

Sambeka, Yana. 2015. Pembelajaran Ipa Terpadu “Model Sequenced”. Article


Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai