Bahkan As-Sunnah/hadits adalah wahyu, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur-an) dan yang sepertinya bersamanya.
IKHWATAL IMAN
Dengan demikian, Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berasal dari Allah Ta’ala sebagaimanan Al-
Qur`ân.
كاَ للن إجيبإرييتل يلينإزتل لعللىَ الننبإني إباَلسسننإة لكلماَ يلينإزتل لعللييإه إباَيلقتيرآْإن
“Dahulu, Malaikat Jibrîl turun kepada Nabi n dengan membawa as-Sunnah, sebagaimana ia turun
membawa Al-Qur`ân”.[11]
IKHWATAL IMAN
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mengikuti Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil amri di antara kamu. …”
(QS An-Nisa’ [4]: 59)
Dan yang dimaksud taat kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallamadalah mengikuti Sunnahnya
IKHWATAL IMAN
Allah menjadikan orang yang menghidupkan sunnah sebagai tanda bahwa dia adalah orang yang
mencintai Nabi-Nya.
{ْ لوات لغفتيوُرْر لرإحييرْم،}قتيل إإين تكينتتيم تتإحسبيوُلن ال فاَتنبإتعوُإني يتيحبإيبتكتم ات ويليغفإير للتكيم تذنتيوُبلتكيم
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali
‘Imran:31).
Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus
perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (sunnah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut
dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya”[1].
IKHWATAL IMAN
Orang yang menghidupkan sunnah maka dia mencintai Nabi dan orang yang mencintai Nabimaka
baginya surga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Anas bin Malik,
َلمين أليحلياَ تسننإتي فلقليد أللحبنإني لولمين أللحبنإني لكاَلن لمإعي إفي ايللجننإةل
Dan barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah
mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga”.[2]
IKHWATAL IMAN
((ْ ل ينقص من أجوُرهم شيئاَ ا،َْ كاَن له مثل أجر من عمل بها،))من أحياَ سنة من سنتي فعمل بهاَ الناَس
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh
manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya,
dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“[9].
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan besar bagi orang yang menghidupkan sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih lagi sunnah yang telah ditinggalkan kebanyakan orang.
IKHWATAL IMAN
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh
beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
IKHWATAL IMAN
Diantara sunnah2/ajaran Nabi yang telah asing atau ditinggalkan oleh sebagian kaum muslimin adalah:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berpesan kepada mu’adzin pada saat hujan,
“Apabila engkau selesai mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaha illalloh, asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah’, maka janganlah engkau ucapkan ‘Hayya ’alash sholaah’. Tetapi ucapkanlah ‘Sholluu fii
buyutikum’ [Sholatlah di rumah kalian].
Masyarakat pun mengingkari perkataan Ibnu Abbas tersebut. Lalu Ibnu Abbas mengatakan, “Apakah
kalian merasa heran dengan hal ini, padahal hal ini telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku
(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). (HR. Muslim no. 1637 dan Abu Daud no. 1066).
____________________________________
IKHWATAL IMAN
2. Bolehnya tidak menghadiri shalat Jumat tatkala berbarengan dengan shalat 'Iedul Fitri/'Iedul Adha
Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi
Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom,
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘ied
(hari Idul Fitri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian
Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan
memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan.” (HR. Abu Daud no. 1070, An-Nasai no.
1592, dan Ibnu Majah no. 1310. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Inilah salah satu sunnah/ajaran Nabi yang sebagian kaum muslimin tidak mengetahuinya.
IKHWATAL IMAN
3. Memelihara jenggot
“Selisilah orang-orang musyrik. Biarkanlah jenggot dan pendekkanlah kumis.” (HR. Bukhari no. 5892)
Hadits ini jelas bahwa Nabi memerintahkan untuk memotong/memendekkan kumis dan memerintahkan
memanjangkan/memelohara jenggot.
IKHWATAL IMAN
Hadits-hadits yang mengharamkan isbal secara mutlak baik karena sombong ataupun tidak ada banyak.
Diantaranya hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka” (HR. Bukhari 5787)
Dan masih banyak sunnah2/ajaran Nabi yang asing dan dianggap remeh oleh sebagian kaum muslimin
itu sendiri, semisal berhijab secara syar'i atau bercadar, hal itu masih dianggap asing.
IKHWATAL IMAN
Kita akhiri khutbah ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'al
_____________________________
DOA:
Pujian
Shalawat
Ya Hayyu Ya Qoyyum...
لربنلناَ ايغفإير لللناَ لو إ إليخلوُانإلناَ النإذييلن لسبلقتيوُلناَ إباَ ي إلييلماَإن لولل تليجلعيل فإيي قتلتيوُبإلناَ إغ ال لإلنإذييلن آْلمتنوُا لربنلناَ إإنن ل
ْك لرتءو ر
ف لرإحيرْم
Rabbana hablana...
Allahummaktubin nashro...
ب ايللعاَللإمييلن
.لاللنهتنم ألإعينهتيم لعللىَ ايلقإلياَإم بإلملهاَإمإهيم لكلماَ أللميرتلهتيم لياَ لر ن
Walhamdulillahi...