PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS II
Susunan Panitia:
Penanggungjawab : Dekan Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Ketua : Dr. Zulfikar Noormansyah, S.P., M.P.
Sekretaris : Dr. drh. Agus Yuniawan Isyanto, M.P.
Bendahara : 1. Tito Hardiyanto, S.P., M.P.
2. Yanti Indrawari, S.E.
1. Seksi Kesekretariatan
Ketua : Cecep Pardani, S.P., M.P.
Anggota : Fitri Yuroh, S.P., M.P.
Saeful Aziz, S.P., M.P.
Ryo Teguh Lesmana, S.Kom.
Ivan Sayid Nurahman, S.P., M.P.
2. Seksi Acara
Ketua : Giri Nur Anggraeni, S.P.
Anggota : Asih Baniasih
Rachmawati Siti Sundari, S.P.
Dedeh Rohayati, S.Pd., M.Pd.
Raisa Tanjung, S.Pd., M.Hum.
3. Seksi Perlengkapan dan Dekorasi
Ketua : Ir. Sudradjat, M.P.
Anggota : Devi Sutriana, S.P., M.P.
Tiektiek Kurniawati, S.H., M.M.
4. Seksi Konsumsi
Ketua : Syafaah, S.E.
Anggota : Tati Sumiawaty R., S.P.
Ida Maesaroh, S.Pd., M.M.
Tita Rahayu, S.Pt., M.Hum.
5. Seksi Keamanan
Ketua : Ir. Dedi Herdiansah S., M.P.
Anggota : Dede Ahmad Farid, S.P., M.P.
Aceng Iskandar, S.Pd., M.Pd.
Hilman Munawar, S.P.
Daud Hoerudin, S.P., M.P.
6. Seksi Publikasi, Dokumentasi dan Humas
Ketua : Muhamad Nurdin Yusuf, S.E., M.P.
Anggota : Dr. Dani Lukman Hakim, S.P.
Iqbal Apriadi, S.P., M.P.
Ruhyana Kamal, S.P., M.P.
Fredi Nanda Kurnia, S.P., M.P.
Rian Kurnia, S.P., M.P.
Reviewer:
Dedi Herdiansah Sujaya
Mochamad Ramdan
Muhamad Nurdin Yusuf
Tito Hardiyanto
Editor:
Agus Yuniawan Isyanto
Zulfikar Noormansyah
Sudrajat
Cecep Pardani
Fitri Yuroh
ISBN : 978-602-61748-1-9
Editor :
Agus Yuniawan Isyanto (dkk.)
Desain Sampul :
Saepul Aziz
Penerbit :
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis
Redaksi :
Jl. R.E. Martadinata No. 150
Ciamis 46274
Tel +62265775018
Fax +6265776787
Email: agribisnisfaperta@unigal.ac.id
Analisis Fungsi Dan Peran Pedagang Perantara Dalam Pemasaran Biji Kopi
Robusta(Coffea Canephora)
(Studi Kasus Di Desa Kersaratu Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)
Cecep Pardani, Tito Hardiyanto................................................................................. 339
Inovasi Strategi Pemasaran Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Usaha Pada UKM
Produk Olahan Pangan Di Kabupaten Dan Kota Bogor
Popong Nurhayati, Sudradjat, Iin Solihin..................................................................... 356
Peranan Bahasa Inggris Bagi Penjual Hasil Laut Terhadap Wisatawan Asing Di
Bojong Salawe Parigi – Pangandaran
Raisa Siska Tanjung................................................................................................. 362
vi
PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN TERHADAP TENAGA PENDAMPING ALUMNI
PADA KEGIATAN PROGRAM PENGAWALAN/PENDAMPINGAN DI SENTRA PRODUKSI
BENIH/BIBIT DI KABUPATEN TASIKMALAYA
ABSTRAK
Kegiatan inti pendampingan adalah melakukan pengawalan di sentra produksi benih/bibit kedelai, hortikultura,
perkebunan dan peternakan yang melibatkan dosen, mahasiswa/alumni, penyuluh dan stakeholder terkait
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan kegiatan program
pendampingan/pengawalan di sentra produksi benih/bibit, dan 2) Persepsi penyuluh pertanian terhadap peran
tenaga pendamping alumni pada pelaksanaan program kegiatan pengawalan/pendampingan di sentra
produksi benih/bibit. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif,
penentuan lokasi ditentukan secara purposive sedangkan pengambilan sampel Penyuluh Pertanian dengan
metode simple random sampling di 15 Kecamatan/BPP penerima program sehingga diperoleh sebanyak 45
responden. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif menggunakan data kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alumni pendamping secara aktif mengikuti setiap kegiatan program pendampingan,
terutama dalam penyaluran bantuan kepada petani berupa sarana dan prasarana produksi, realisasi tanam
yang dicapai untuk komoditas yang didampingi meliputi kedelai sebesar 81,08%, cabai sebesar 66,67%, dan
kelapa dalam sebesar 6,67%. Secara umum persepsi Penyuluh Pertanian terhadap peran Tenaga
Pendamping Alumni menyatakan sudah baik (77,78%) dan sebagian responden menyatakan tidak berperan
baik (22,22%).
1. PENDAHULUAN
Undang Undang Pangan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 menyatakan bahwa
penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan
manfaat secara adil, merata dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian
pangan dan ketahanan pangan. Ketahanan pangan dinyatakan sebagai kondisi terpenuhinya
pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif
dan produktif secara berkelanjutan. Dalam rangka mencapai ketahanan pangan tersebut, negara
harus mandiri dan berdaulat dalam menentukan kebijakan pangannya sesuai dengan sumber daya
yang dimilikinya.
Sebagai upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan tersebut, Kementerian
Pertanian menjabarkan melalui kebijakan pembangunan pemerintah dengan melakukan Upaya
Khusus (UPSUS) Padi, Jagung, dan Kedelai (Pajale) dan telah berhasil mendorong terwujudnya
swasembada berkelanjutan untuk komoditas Padi dan Jagung. Pada tahun 2017, Kementerian
Pertanian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P),
mengalokasikan kegiatan dan anggaran untuk memperkuat perbenihan/pembibitan komoditas
Tanaman Pangan (kedelai), Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan (sinkronisasi akseptor
Inseminasi Buatan atau peningkatan kinerja Sapi Indukan Wajib Bunting/SIWAB). Penguatan
perbenihan/perbibitan dimaksudkan untuk meningkatkan produksi guna pemenuhan kebutuhan
dalam negeri, dan juga peningkatan nilai ekspor (BPPSDM Pertanian, 2017).
396
Dalam mendukung suksesnya pelaksanaan kegiatan APBN-P tahun 2017, Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Badan PPSDMP) sesuai tugas dan fungsinya,
mendapat mandat melaksanakan pengawalan dan pendampingan kepada petani, kelompoktani
(Poktan) penerima manfaat program mulai dari penerimaan benih/bibit, pengolahan tanah,
penanaman, dan benih/bibit tumbuh sehat. Demikian pula dengan pengawalan dan pendampingan
untuk peternakan yaitu tersedianya akseptor Inseminasi Buatan. Kegiatan tersebut melibatkan
berbagai komponen pelaksana yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan PPSDMP,
Widyaiswara, Dosen STPP maupun Dosen Perguruan Tinggi Mitra dan Dinas terkait. Adapun
sebagai pelaksana pendampingan ke Petani atau Kelompoktani yaitu dengan melibatkan Penyuluh
Pertanian, Petugas Teknis dan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian (RIHP) antara lain terdiri
atas Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman/POPT, Pengawas Benih Tanaman/Wasbitnak,
Pengawas Bibit Ternak/PBT, dan Paramedik Veteriner, Mahasiswa, Alumni, Pengelola Pusat
Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S), dan Pemuda Tani (BPPSDM Pertanian, 2017).
Secara umum, tujuan dari kegiatan pendampingan tersebut dimaksudkan untuk, a)
Mendorong pelaku utama dalam memproduksi kedelai, hortikultura, tanaman perkebunan dan
ternak agar sesuai dengan standar produksi. b) Memperkecil resiko kegagalan pelaku utama
dalam memproduksi kedelai, hortikultura, tanaman perkebunan dan ternak. c) Mendukung
tercapainya program swasembada kedelai, hortikultura, perkebunan dan daging (BPPSDM
Pertanian, 2017).
Peran pendampingan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa/alumni/pemuda
tani, dosen, tenaga teknis dan supervisor dalam rangka mendukung kegiatan pengawalan di sentra
produksi benih/bibit kedelai, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Departemen Sosial (2005),
mengemukakan bahwa pendampingan merupakan proses pembimbingan atau pemberian
kesempatan kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang dilakukan oleh para
pendamping atau fasilitator melalui serangkaian aktivitas yang memungkinkan komunitas tersebut
memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam menghadapi permasalahan di seputar
kehidupannya. Pendampingan merupakan suatu strategi yang sangat menentukan keberhasilan
program pemberdayaan masyarakat (Suharto, 2005).
Penyuluh Pertanian adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Lepas Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian (THL TBPP) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan
kegiatan penyuluhan pertanian (BPPSDM Pertanian, 2017).
Robbins (2003), mengemukakan bahwa persepsi merupakan kesan yang didapatkan oleh
individu melalui alat indera atau panca indera selanjutnya dianalisis (diorganisir), diintepretasi dan
dievaluasi, sehingga akhirnya individu tersebut memperoleh makna. Lebih lanjut Saputro (2013),
mendeskripsikan Persepsi sebagai proses dimana individu memilih, mengorganisir, dan
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran tentang kehidupan. Persepsi
Penyuluh Pertanian terhadap kegiatan pendampingan merupakan respon langsung mengenai
bagaimana tingkat capaian dan keberhasilan progam pendampingan dan apakah dengan adanya
program tersebut dapat diterima atau tidak. Keberhasilan peran pendamping alumni dapat dinilai
397
dari respon atau persepsi dari penyuluh pertanian terhadap kinerjanya selama melakukan
pendampingan.
Walaupun kegiatan pendampingan ini telah dilaksanakan, akan tetapi pada kenyataannya
belum ada sebuah kajian khusus yang mengkaji mengenai peran pendamping tersebut. Maka dari
itu, secara umum tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui pelaksanaan kegiatan program
pendampingan/pengawalan di sentra produksi benih/bibit di Kabupaten Tasikmalaya; 2)
Mengetahui persepsi penyuluh pertanian terhadap peran tenaga pendamping alumni pada
pelaksanaan program kegiatan pendampingan/pengawalan di sentra produksi benih/bibit di
Kabupaten Tasikmalaya.
2. METODE PENELITIAN
Metode dasar yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif. Surakhmad (1990), menyatakan bahwa metode analisis deskriptif adalah usaha untuk
mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut dan
ditampilkan untuk menggambarkan keadaan yang ada.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya, dengan pertimbangan bahwa
Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah yang termasuk menerima program pendampingan
yaitu sebanyak 15 kecamatan/BPP. Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari bulan
Oktober sampai dengan bulan Desember 2017.
Pengambilan sampel penyuluh pertanian dilakukan dengan metode simple random
sampling, dimana sampel diambil secara acak dari keseluruhan penyuluh pertanian yang ada di 15
kecamatan/BPP di Kabupaten Tasikmalaya yang mejadi lokasi pendampingan, kemudian diambil
secara acak sebanyak 3 responden dari masing-masing Kecamatan/BPP sehingga didapatkan
sebanyak 45 responden.
Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui persepsi penyuluh pertanian
terhadap peran tenaga pendamping alumni dilakukan dengan melihat tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi) pendampingan dalam program pendampingan/pengawalan di sentra produksi benih/bibit
kedelai, hortikultura, perkebunan dan peternakan tahun 2017. Analisis data dilakukan dengan
analisis deskriptif menggunakan data kuantitatif. Data yang diperoleh akan dipaparkan dan
dianalisis menggunakan tabel tunggal, sehingga data akan dapat dibaca dengan mudah untuk
mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti (Sugiyono, 2011). Skala pengukuran menggunakan
skala likert, dengan skala likert variabel yang tidak dapat diukur dijabarkan menjadi komponen
yang dapat diukur. Komponen yang dapat diukur ini dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun
item instrumen berupa pertanyaan dan dijawab oleh responden. Jawaban dari setiap pertanyaan
tersebut digolongkan menjadi 5 kategori yaitu sangat setuju, setuju kurang setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju, dengan tertinggi skor 5 dan terendah 1. Untuk mengetahui kategori data skor,
maka perhitungannya sebagai berikut :
(∑skor tertinggi- ∑skor terendah)
Rentang skor =
2
30-6 24
= = = 12
2 2
Dengan ketentuan:
398
Total skor 6 – 18 = kategori 0 (Pendamping alumni tidak berperan baik berdasarkan persepsi
penyuluh pertanian)
Total skor 19 – 30 = kategori 1 (Pendamping alumni berperan baik berdasarkan persepsi
penyuluh pertanian)
Kriteria objektif:
Hipotesis 0 = Tenaga pendamping alumni tidak berperan baik terhadap porgram pengawalan di
sentra produksi benih/bibit
Hipotesis 1 = Tenaga pendamping alumni berperan baik terhadap porgram pengawalan di
sentra produksi benih/bibit
a) Penyaluran bantuan
399
Pada kegiatan program ini, pemerintah memberikan bantuan kepada kelompok tani berupa
sarana dan prasarana produksi. Untuk komoditas kedelai, jenis bantuan yang diberikan berupa
Benih, Rhizobium, Pupuk Organik Cair (POC), Pupuk Hayati dan Pupuk NPK. Untuk komoditas
Cabai, jenis bantuan yang diberikan berupa Benih, Pupuk Organik Cair (POC), Pupuk NPK dan
Plastik Sungkup. Sedangkan untuk komoditas Kelapa Dalam, jenis bantuan yang diberikan berupa
Benih, Pupuk NPK, Herbisida dan Knapsack Sprayer. Setiap jenis batuan yang diberikan,
disesuaikan dengan luasan lahan dan kebutuhan Kelompoktani penerima bantuan.
Gambar 1. Target dan Realisasi Capaian Luas Tanam Komoditas Kedelai, Tanaman Cabai
dan Kelapa Dalam Program Pengawalan/Pendampingan di Kabupaten Tasikmalaya
Pada pelaksanaan program pendampingan ini terdapat beberapa kendala seperti benih-
benih yang diberikan berkualitas rendah, banyak yang rusak, benih yang tidak tumbuh maupun
kondisinya berjamur. Oleh karena itu, banyak petani yang sangat menyayangkan adanya hal
tersebut. Dari sisi pendamping, alumni juga mengalami kendala terkait waktu kegiatan
pendampingan yang tergolong singkat sehingga masa pendampingan dirasa kurang oleh petani
400
karena hanya mengalami pendampingan selama 2 bulan mulai dari persiapan tanam sampai
dengan penanaman sehingga tidak sampai dengan panen dan pascapanen.
Tabel 1. Kategori Jumlah dan Persentase Peran Pendamping Alumni berdasarkan Persepsi
Penyuluh Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
No. Kategori Jumlah Jawaban (Orang) Persentase (%)
1. 1 (Berperan Baik) 35 77,78
2. 0 (Tidak Berperan Baik) 10 22,22
Total 45 100,00
Sumber: data primer diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebanyak 35 orang responden atau 77,78% dari
total 45 orang responden yang menjawab kuesioner lebih dari 18, total skor tersebut dikategorikan
1 (Berperan Baik). Sedangkan sebanyak 10 orang responden atau 22,22% dari total 45 orang
responden yang menjawab kuesioner di bawah 18, dimana total skor tersebut dikategorikan 0
(Tidak Berperan Baik). Hal ini menunjukkan bahwa peran pendamping alumni pada kegiatan
pendampingan/pengawalan di sentra produksi benih/bibit di Kabupaten Tasikmalaya sudah
berperan baik berdasarkan persepsi Penyuluh Pertanian. Peran tersebut adalah peran yang
bersinggungan langsung dengan petani sebagai sasaran pendampingan. Suatu peran pendamping
alumni dikatakan baik apabila para pendamping alumni tersebut mampu memberikan
pendampingan secara intensif sesuai dengan program dan mendorong petani untuk melaksanakan
program dan menghasilkan produksi dimana dalam hal ini adalah melakukan kegiatan produksi
untuk menghasilkan benih/bibit sesuai dengan tujuan dari program.
Dari hasil tersebut juga dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan, rata-rata jawaban dari
responden pada penelitian ini termasuk dengan kategori 1 di atas 60%. Hal tersebut sesuai
dengan kriteria pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bagian metode analisis, yaitu dimana
jika kategori 1 > 60%, maka hipotesis penelitian diterima (terima H1 dan tolak H0), artinya bahwa
tenaga pendamping alumni berperan baik terhadap porgram pengawalan/pendampingan di sentra
produksi benih/bibit di Kabupaten Tasikmalaya.
401
1) Alumni pendamping secara aktif mengikuti setiap kegiatan program pendampingan, terutama
dalam penyaluran bantuan kepada petani. Jenis bantuan yang diberikan untuk Kedelai berupa
Benih, Rhizobium, Pupuk Organik Cair (POC), Pupuk Hayati dan Pupuk NPK. Untuk Tanaman
Cabai berupa Benih, Pupuk Organik Cair (POC), Pupuk NPK dan Plastik Sungkup. Sedangkan
Kelapa Dalam, bantuan yang diberikan berupa Benih, Pupuk NPK, Herbisida dan Knapsack
Sprayer. Adapun untuk capaian realisasi tanam, Kedelai sebesar 81,08%, Tanaman Cabai
sebesar 66,67%, dan Kelapa Dalam sebesar 6,67%.
2) Secara umum persepsi Penyuluh Pertanian terhadap peran Tenaga Pendamping Alumni
menyatakan sudah baik. Sebesar 77,78% dari semua responden menunjukkan bahwa tenaga
pendamping alumni terhadap porgram pengawalan/pendampingan di sentra produksi
benih/bibit di Kabupaten Tasikmalaya berperan baik, dan 22,22% responden menunjukkan
bahwa tenaga pendamping alumni terhadap porgram pengawalan/pendampingan di sentra
produksi benih/bibit di Kabupaten Tasikmalaya tidak berperan baik.
Adapun saran yang ingin disampaikan terkait dengan program ini, hendaknya pemerintah
memberikan jenis bantuan baik sarana maupun prasaranan yang berkualitas jangan sampai ada
yang rusak, sedangkan waktu pendampingan baiknya dilakukan selama satu musim tanam
sehingga pendampingan akan optimal dari mulai pengolahan lahan sampai dengan pengelolaan
pasca panen untuk dijadikan benih/bibit.
5. DAFTAR PUSTAKA
BPPSDM Pertanian. 2017. Pedoman Pelaksanaan Pengawalan/Pendampingan Kegiatan APBN-P
Tahun 2017. Jakarta.Kementerian Pertanian.
Departemen Sosial RI. 2005. Pedoman Pendamping Pada Rumah Perlindungan Dan Trauma
Center. Jakarta.Depsos RI.
Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Saputro, R dan Prof. Hatane Semuel. 2013. Analisa Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Xenia di Sidoarjo. Jurnal
Manajemen Pemasaran 1 (1): 1-12.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: Rafika
Persada.
Surakhmad, W. 1990.Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik. Bandung: Transito.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Kementerian Pertanian. Jakarta.
402