BIDANG KEGIATAN
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan oleh:
Rizal Surya Gemilang; 2041610023; 2016
Dewi Maysaroh; 2041610007; 2016
Muhammad Ashfatiffanny; 2041610017; 2016
Nurul Fadhillah Achmad; 2041610022; 2016
2018
PENGESAHAN PKM-KARSA CIPTA
Menyetujui
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................................................
Lampiran 1. Biodata ketua dan anggota serta Dosen Pembimbing ditandatangani ....................
Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan keanekaragaman nabati baik dalam
sektor perkebunan, pertanian, maupun kehutanan. Keanekaragaman ini menjadi peluang besar
bagi rakyat Indonesia untuk berinovasi menciptakan produk turunan baru.
Salah satu hasil keanekaragaman nabati pada sektor perkebunan adalah teh. Teh dapat
dijumpai didaratan tinggi, ataupun pegunungan. Teh adalah salah satu tumbuhan jenis daun-
daunan atau bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal dan sudah membudaya
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh dapat
memberi kesan warna, rasa dan aroma yang memuaskan peminumnya. Sehingga sampai saat
ini, teh adalah salah satu minuman penyegar yang banyak diminati. Salah satunya yaitu
senyawa alkoloid. Kandungan alkaloid dapat memberi efek menyegarkan badan saat
mengkonsumsinya. Meminum teh merupakan kebudayaan orang barat yang diikuti oleh orang
indonesia. hal ini disebabkan sejak masa penjajahan yang dilakukan oleh koloni dan bangsa
belanda. Rasanya yang enak dan mudah dibuat, hal ini yang membuat orang indonesia
mengikuti kebudayaan tersebut hingga sekarang. Dari sini seiring beriringnya zaman, tingkat
konsumsi teh di Indonesia semakin meningkat, terutama teh hijau dan teh putih. Diliput dari
kumparan.com, PTPN III memproduksi teh hijau, teh hitam dan teh putih dan produksi
ketiganya mencapai 30.000 hingga 50.000 ton per tahun. Namun dari ketiganya yang paling
banyak diminati adalah teh hijau dan putih. Harga teh putih pun cukup tergolong sangat tinggi,
per-kilonya mencapai Rp. 1,75 juta (bulky) sedangkan kemasan siap konsumsi sekitar Rp
250.000 per 50 gramnya
Melihat dari besarnya peluang pasar industri teh, perlu adanya inovasi bahan teh
sebagai substitusi teh putih yang harganya mahal. Daun mangga muda sangat mudah didapat,
mengingat Indonesia adalah negara tropis yang memiliki produktivitas mangga yang tinggi.
Dilihat dari tingginya produktifitas dan kemudahan ketersediaan bahan, sehingga menjadikan
daun mangga muda dapat dimanfaatkan menjadi alternatif substitusi teh. Daun mangga muda
sendiri memiliki efek menyegarkan dan aroma yang khas dari mangga. Selain itu, daun
mangga mengandung senyawa yang bermanfaat seperti antimikrobia, antioksidan dan
anthocyanidin. Senyawa dalam daun mangga ini bermanfaat mangobati asam urat, diabetes
angiopthy, darah tinggi dan mencegah kanker (Indah, 2013).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teh
Teh merupakan minuman yang sudah tidak asing lagi untuk masyarakat Indonesia.
Pada umumnya minuman teh mengandung kafein yang dapat meningkatkan sedikit kadar gula
darah sehingga penderita diabetes dan kegemukan hendaknya berhati-hati dan membatasi
konsumsi senyawa kafein ini. Teh herbal atau herbal tea adalah sebutan untuk ramuan bunga,
daun, biji, akar, atau buah kering yang biasanya digunakan sebagai minuman yang dapat
menunjang kesehatan, berkhasiat obat dan tidak mengandung kafein. teh dalam pembuatan teh.
Teh adalah minuman yang biasanya diperoleh dengan menyeduh daun atau pucuk daun
camellia sinensis menggunakan air panas. Proses pengolahan teh meliputi proses
pelayuan, fermentasi dan pengeringan. Ketiga proses ini akan mempengaruhi mutu teh yang
dihasilkan terutama aromanya (Hambali, dkk., 2005).
Teh merupakan pohon kecil, yang tumbuh dalam alam bebas, daunnya berbentuk
jorong atau bulat telur yang pucuknya dilayukan dan dikeringkan untuk dibuat minuman. Teh
termasuk tanaman perdu. Tanaman yang memiliki cabang tanaman yang banyak, mulai dari
bawah hingga atas. Cabang- cabang dari teh jarang sekali tanggal, oleh karena itu pohon yeh
dibiarkan tumbuh bisa menjadi perdu besar yang indah. Jarak penanaman pada pohon teh
diarea perkebunan sangat kecil, dan sering dipangkas agar batang tetap rendah dan tidak cepat
membesar/ meninggi. Biasanya tinggi pohon teh diarea perkebunan yaitu tidak lebih tinggi dari
1.2 -1.5 meter, agar saat memetik daun muda yang ada diujung ranting tidak mengalami
kesulitan.
Daun teh berjenis daun tunggal, yang memiliki helai daun berbentuk lanset dengan
ujung runcing dan bertulang menyirip. Tepi daun yanglicin atau bergeraji. Daun yang tua licin
pada kedua sisi daunnya, sedangkan sisi bawah dari daun muda diseliputi bulu-bulu halus yang
mengkilat.
Bunga teh yaitu berjenis bunga tungal, yang keluar dari ketiak daun dicabang- cabang
dan ujung batang. Dari sebuah ketiak daun hanya keluar satu bunga atau lebih. Bunga teh
memiliki kelopak yang terdiri dari 5-6 helai daun kelopak. Daun tajuk juga ada 5-6 helai,
berwarna putih dan berbau harum. Benang sarinya banyak sekali, kadang 0 kadang lebih dari
100 batang dalam sekuntum bunga teh. Namun sekarang sudah jarang ditemu bunga teh
dikarenakan seringangnya pemangkasan pada tanaman teh.hanya jika tanaman teh selama
beberapa waktu tidak dipangkas , mungkin tanaman teh tiak akan berbuah dan berbunga.
Bakal buah pada tanaman teh berbuah satu yang letaknya diatas dan terdiri dari 3 ruang.
Diatas bakal buah terdapat sebatang putik.buah teh dinamakan buah kotak. Setelah masak
dankering lalu buah tersebut akan pecah, sehingga biji didalamnya jatuh keluar. Awalnya
dalam tiap ruang terdapat 4-6 butir bakal biji. Akan tetapi tidak semua dapat menjadi bakal biji
. bisanya paling banyak hanya 2-3 butir. Biji pada tumbuhan teh termask digolongkan pada biji
tunggal dikarenakan dalam buah hanya sebutir, bulat dan sebesar kelereng kecil. Hal ini yang
dengan mudah dapat dibedakan degan penglan biji yang lain dikarenakan mempunyai keping
besar, mengandung banyak makanan dari lembaganya.
Tanaman teh memiliki akar tunggang. Akar cabang yang tidak banyak dan tidak
panjang. Akan tetapi jika akar tunggang putus atau dipotong yaitu misalnya pada proses ketika
pembibitan pada bibit teh yang telah dipindah ke kebun persemaiaman, maka beberapa akar
cabang akan tumbuh kebawa, seolah-olah mengganti pekerjaan akar tunggang. Oleh karena itu,
tanman teh tetap berdiri tegak dan kuat. Didalam kebun teh tumbuhnya akar-akar amat
dipengaruhi oleh pendeknya jarak tanaman dan pangkasan, yang seolah-ola merintangi
tumbuhan lain. Akar tersebut membutuhkan tanah yang gembur sampai lapisan agak dalam
tanah.
Dalam penanaman tanaman teh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain iklim dan
kondisi tanah. Tanaman teh yang paling baik tumbuh didaerah subtropis yang letaknya kira-
kiradiantara garis lebar 25 – 35o C sebelah utara khatulistiwa, dan jarak dari permukaan laut
sekitar 500 meter ataupun lebih, dan dapat tumbuh subur dengan baik pada ketinggian 250-
1.200 m dpl, curah hujan minimal 60 mm/bulan, cepat mendapat sinar matahari, karena jika
sinar matahari kurang maka pertumbuhan tanaman teh akan lambat, tidak boleh dilalui angin
kering, dan keadaan tanah subur. Seperti tanaman lainnya, tanaman teh juga membutuhkan
kondisi tanah yang subur, ang mengandung banyak makanan tanaman. Tanaman teh
membutuhkan tanah yang gembur yang artinya tidak padat, agak tebal, berhubung teh
mempunyai akar tunggang panjang. Akan tetapi tanah juga harus mampu meampung ar supaya
tidak cepat kering. Tanah yang paling baik untuk ditanami teh yaitu apabila tanah itu gembur,
subur, dan mempunyai reaksi masam dari pH 5.5 (Anggorowati, 2008).
Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat
dari permukaan laut, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin dingin. Demikian
juga intensitas matahari semakin berkurang. Hal ini menjadikan kualitas teh yang dihasilkan .
hal ini diakibatkan, dari beberapa faktor diatas hubungannya pada kualitas teh yaitu kebutuhan
tanaman teh akan hujan tercukupi serta menyebabkan kadar kafein semakin rendah jika letak
perkebunannya semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perbedaan
ketinggian tempat tanam terhadap kadar kafein daun teh, hasil uji resi linier menunjukkan
bahwa ketinggian tempat tanam berpengaruh tapi tidak terlalu nifikan.Kadar kafein daun teh
yang paling tinggi adalah pada ketinggian 800 m dpl yaitu 5,194022 mg/gram sampel (Karunia,
2010).
Proses pengolahan teh meliputi proses pelayuan, fermentasi dan pengeringan. Ketiga
proses ini akan mempengaruhi mutu teh yang dihasilkan terutama aromanya. Proses fermentasi
teh akan mengakibatkan terjadinya proses oksidasi dimana terjadinya perubahan katekin
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana yaitu senyawa polifenol flavonoid.
Pemberhentian proses fermentasi yang terlalu awal akan menghasilkan mutu teh yang belum
sempurna dan proses fermentasi yang terlalu lama akan menghasilkan mutu teh yang sangat
buruk (Kamal, 1985). Proses pengeringan biasanya digunakan untuk menghentikan proses
fermentasi dimana suhu yang semakin tinggi biasanya menyebabkan kadar air yang rendah dan
mutu teh yang lebih buruk serta waktu simpan yang lebih lama (Alf, 2004).
Komposisi Kandungan
Air 3.1 g
Protein 29.1 g
Lemak 4.1 g
Karbohidrat 33.8 g
Kafein 3.5 %
Tanin 10 %
Vitamin C 100 - 150 mg
Vitamin K 40 - 80 mg
Vitamin B12 15 - 25 mg
Inositol 1.0 mg
Teh hitam adalah teh yang dihasilkan dari proses fermentasi (proses pemeraman) yang
merupakan ciri khasnya. Teh hitam ini dihasilkan dari proses pelayuan (withering) untuk
menurunkan kadar air dan memudahkan penggulungan pada proses berikutnya. Pada proses
penggulungan, daun teh disortasi untuk memisahkan daun yang berukuran besar dan kecil
dengan tujuan agar proses fermentasi dapat dilakukan dengan sempurna dan merata hasilnya.
Kemudian dilakukan fermentasi dalam ruang khusus yang dijaga kelembabannya. Setelah
proses fermentasi, daun teh dikeringkan dalam mesin pengering yang dialiri udara panas.
Manfaat mengkonsumsi teh hitam yaitu memiliki efek penghangat sehingga cocok diminum
saat musim dingin. Serta menguatkan hati dan perut, mengatasi gejala flu dan lemah letih, baik
digunakan pada masa penyembuhan.
Teh hijau yaitu teh yang memiliki warna hijau, karena mengandung tanin yang tinggi.
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses tanpa di petik. Dihasilkan
melalui proses pengolahan tanpa proses fermentasi, hanya melalui proses pengeringan daun
setelah dipetik. Pengolahan dilakukan secara sederhana dengan proses pemanasan dengan dua
cara yaitu dengan udara kering dan pemanasan basah dngan uap panas. Pada pemanasan
dengan suhu 85o C selama 3 menit, aktivitas enzim yang polifenol teroksidase tinggal. Jika
dengan pemanggangan alat tradisional dilakukan dalam suhu 100-200o C , namun jika
menggunakan mesin skitar 220 – 300o C. menggunakan alat yang sederhana pula. Sebelum
dikonsumsi, umumnya teh hijau dicampur dengan daun melati yang telah dikeringkan.
Pencampuran ini berguna untuk menghilangkan bau yang tidak dapat hilang akibat tidak
difermentasi.
Manfaat pengunaan teh hijau memperlambat efek penuaan dan mencegah penumpukan
lemak, karena teh ini mengandung vitamin E yang berfungsi antioksidan, menghalau efek
alkohol, mencegah kanker karena adanya kandungan polifenol yang berfungsi anti kanker,
mengikis kolestrol jahat, mencegah osteoporosis, menurunkan tekanan darah dan memulihkan
korban serangan jantung, efektif megatasi pembusukan gigi,membantu penderita parkinson,
memperlambat proses infeksi HIV, membakar kalori yang membantu menurunkan berat badan,
kandungan vitamin c dapat menyembuhkan influenza, diare, dan mereda stress.
Senyawa katekin merupakan senyawa yang paling penting pada daun teh yang berfungsi
sebagai antioksidan yang menyehatkan tubuh. Hasil penelitian University of Kansas (2007)
yang dipresentasikan di America Chemical Society, menyatakan bahwa katekin dalam teh hijau
berkemampuan 100 kali lebih efektif untuk menetralisir radikal bebas daripada vitamin C dan
25 kali lebih ampuh dari vitamin E.
Selain itu senyawa katekin juga berperan dalam menentukan sifat produk teh seperti rasa,
warna, dan aroma. Senyawa katekin dalam reaksinya dengan kafein, protein, peptida, ion
tembaga dan siklodekstrin membentuk beberapa senyawa kompleks yang sangat berhubungan
dengan rasa dan aroma. Katekin menentukan warna seduhan terutama pada teh hitam, pada
proses oksidasi enzimatis (fermentasi) sebagaian katekin terurai menjadi senyawa theaflavin
yang berperan memberi warna kuning dan senyawa thearubigin yang berperan memberi warna
merah kecoklatan.
Selama proses pengolahan teh kandungan katekin akan berkurang. Kandungan katekin
akan mengalami penurunan akibat proses pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan, dan
pengeringan. Hasil penelitian Karori etal(2007) mendapatkan bahwa kandungan katekin yang
terdegradasi pada pengolahan teh oolong, teh hijau, dan teh hitam adalah seperti yang tertera
pada tabel.
Tabel 3 Senyawa kitekin yang terdegradasi pada pengolahan berbagai jenis teh
Klas Jumlah
Tipe komponen
komponen senyawa
1. Alipatik - Hidrokarbon 14
- Alkohol 51
- Aldehid 45
- Keton 30
- Asam 63
- Ester 52
2. Alisiklik - KEton 10
- Ester 3
3. Aromatik - Hidrokarbon 25
- Alkohol 5
- Aldehid 18
- Keton 16
- Asam 3
- Ester 19
- Terpenoid
33
hidrokarbon
4. Lainnya - Terpenoid aldehid 33
- Terpenoid keton 5
- Terpenoid keton 3
- Terpenoid asam 3
- Terpenoid ester 8
- Ionon 21
- Lakton 25
- Phenolik 22
- Pirol 12
- Piridin 17
- Pirazin 24
- Furanoid 17
- Senyawa sulfur 14
- Lainnnya 47
Jumlah 638
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan eksperimen. Penelitian deskriptif
digunakan untuk menganalisis potensi bahan baku. Penelitian eksperimental menggunakan
metode kuantitatif yang dilakukan adalah untuk menetapkan proses produksi dan penetapan
proporsi bahan baku produksi sehingga didapatkan teh dari daun mangga. Variabel yang
diamati meliputi varietas pohon mangga dan umur daun. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Proses Kampus C Universitas Internasonal Semen Indonesia pada bulan Mei-Oktober 2018.
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan teh daun mangga adalah daun mangga muda
berumur 3-4 minggu dari varietas Manalagi, Arumanis, Golek, dan Madu. Sedangkan alat yang
digunakan adalah Tempeh rotan, Blender, Sendok dan Tea Bag.
Tahapan penelitian merupakan urutan langkah pengerjaan penelitian yang terdiri dari tahap-
tahap yang saling berkaitan. Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir penelitian
Gambar 3.
Verifikasi Pustaka
Analisis Data :
1. Uji Organoleptik
2. Uji Kadar Antioksidan
3. Uji Kadar Katekin
4. Uji Kadar Asam Organik
Kesimpulan
P1 = A 3 minggu P5 = C 3 minggu
P2 = A 4 minggu P6 = C 4 minggu
P3 = B 3 minggu P7 = D 3 minggu
P4 = B 4 minggu P8 = D 4 minggu
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara : menyiapkan daun mangga muda lalu
dikeringkan dengan bantuan sinar matahari hingga bewarna kecoklatan dan kandar air sekitar
1-2%. Setelah dikeringkan, daun mangga kering selanjutkan dikecilkan ukuran dengan
meremas-remas daun hingga hancur, bisa juga dengan blender. Daun mangga yang sudah
dikecilkan ukurannya selanjutnya di seduh dengan air mendidih seperti meracik teh pada
umumnya.
Setelah itu melakukan uji organoleptik dan daya terima masyarakat yang ditentukan
panelis sebanyak 15 orang. Panelis diminta untuk mengamati, merasakan, mencium bau atau
aroma dan memberikan penilaiannya terhadap hasil penelitian.
Analisis uji keasaman diambil 1 ml sampel teh daun mangga. Uji keasaman dilakukan
dengan kertas indikator pH yang dicelupkan kedalam sampel teh. Setelah kertas indikator
kering, warna yang dihasilkan dicocokkan dengan indikator pH yang ada untuk menentukan
total keasaman pada sampel teh daun mangga.
Analisis uji aktivitas antioksidan diambil 0,2 ml sampel teh daun mangga, dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3,8 ml DPPH. Larutan di vortex hingga homogen lalu
diinikubasi selama 15 menit dan di vortex kembali. Selanjutnya sampel dimasukkan kedalam
kuvet dan dibaca aktivitas antioksidan pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 515
nm. Pembuatan blanko dilakukan dengan cara yang sama tetapi menggunakan akuades.
Analisis yang digunakan adalah deskripsi kualitatif dan analisis kuantitatif. Deskripsi
kualitatif digunakan untuk menguji keasaman, mutu organoleptik dan daya terima masyarakat.
Sedangkan analisis pengujian data secara kuantitatif menggunakan perhitungan rata-rata pada
analisis pengujian aktivitas antioksidan.
Pencucian
Pengeringan
Pengecilan
ukuran
Bulan
No Jenis Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus September
Pengumpulan bahan
1 baku (target 1 kg tiap
varietas)
Penelitian
2
pendahuluan
3 Produksi 1
4 Pelatihan
5 Produksi 2
Uji Kualitas
(Organoleptik, Kimia
6
dan daya terima
masyarakat)
Pelatihan
7
pengembangan bisnis
8 Produksi 3
Sosialisasi dan
9
promosi
10 Evaluasi
LAMPIRAN
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
Nama Pertemuan
No Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 5 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal
kegiatan PKM-KC
Pengusul,
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
Nama Pertemuan
No Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 5 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal
kegiatan PKM-KC
Pengusul,
(Muhammad Ashfatiffanny)
LAMPIRAN
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
Nama Pertemuan
No Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 5 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal
kegiatan PKM-KC
Pengusul,
(Dewi Maysaroh)
LAMPIRAN
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
Nama Pertemuan
No Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 5 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal
kegiatan PKM-KC
Pengusul,
Biodata Pendamping
A. Identitas Diri
Nama Pertemuan
No Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 5 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal
kegiatan PKM-KC
Pendamping
Alf, R., 2004. Tanaman Perkebunan Teh Camelia sinensis L.Medan: USU-Press
Anggorowati. 2008. Analisis Pemetikan Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) di Perkebunan
Rumpun Sari Kemuning, PT. Abadi Tirta Sentosa, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa
Tengah.Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Bandung: Pusat Penelitian Teh dan Kina.
Gembong
Balittri, Juniaty Tohawa. 2013. Kandungan Senyawa Kimia pada Daun Teh (Camellia
sinensis). [jurnal] Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 19
Nomor 3.
Hambali, E. M. Z. Nasution dan E. Herliana, 2005. Membuat Aneka Herbal Tea. Jakarta:
Penebar Swadaya
Karunia, K.A., 2010. Pengaruh Ketinggian Tempat (suhu) Terhadap Pertumbuhan Tanaman,
Ternak, Hama, Penyakit Tumbuhan, dan Gulma.