Disusun Oleh:
Mentari Rahmah 1310070120018
i
penulis. Akhirnya penulis berharap semoga laporan magang ini dapat memberi
manfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan .......................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum .............................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................3
1.3 Manfaat Magang .......................................................................................3
1.3.1 Bagi Perusahaan .........................................................................4
1.3.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat .........................................4
1.3.3 Bagi Mahasiswa .........................................................................4
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Magang ............................................................4
iii
3.2
Tahapan Kegiatan Magang .......................................................................22
3.2.1 Pembekalan Magang ..................................................................22
3.2.2 Pelaksanaan Magang ..................................................................22
3.2.3 Seminar Laporan Magang ..........................................................22
BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Situasi .........................................................................................24
4.1.1 Gambaran Perusahaan ................................................................24
4.1.2 Letak Geografi ............................................................................25
4.1.3 Data Tenaga Kerja ......................................................................25
4.1.4 Sarana dan Prasarana ..................................................................27
4.1.5 Proses Produksi PT. P&P Lembah Karet ...................................30
4.2 Identifikasi Masalah .................................................................................31
4.3 Prioritas Masalah ......................................................................................56
4.4 Akar Penyebab Masalah (Fishbone) ........................................................57
4.5 Tujuan .....................................................................................................58
4.6 Alternatif Pemecahan Masalah ................................................................58
4.7 Prioritas Pemecahan Masalah ...................................................................59
4.8 Rencana Kegiatan/ POA ...........................................................................60
4.9 Rencana Monitoring dan Evaluasi ............................................................62
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kebisingan merupakan salah satu aspek lingkungan yang perlu diperhatikan.
Karena termasuk polusi yang mengganggu dan bersumber pada suara/bunyi. Oleh
karena itu bila bising tidak dapat dicegah atau dihilangkan,maka yang dapat
dilakukan yaitu mereduksi dengan melakukan pengendalian melalui berbagai
macam cara. Menurut teori yang telah dipelajari,upaya pengendalian kebisingan
dapat dilakukan dengan cara pengendalian teknik,pengendalian teknik secara
administrative dan pengendalian dengan alat pelindung diri (APD).
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-
48/11/1996 Bising adalah Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan (Yuliando,2012).
BerdasarkanPeraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.PER13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dn faktor kimia
ditempat kerja,ditetapkan sebesar 85 dBa. Nilai ambang batas adalah standar
faktor tempat kerja yang diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8
jam sehari atau 40 jam seminggu.
Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam
satuan desibel disingkat dB dan kebisingan memiliki baku tingkat kebisingan
dimana adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke
lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan(Cindy, 2016).
Tahun 1969, perusahaan mengajukan izin penanaman modal dalam negeri
dengan mendapat persetujuan dari mentri perdagangan RI No.293/KP/69 tentang
pendirian pabrik Crum Rubber,yang mana setelah itu perusahaan mulai
memasukkan barang modal untuk memproduksi Crum Rubber dengan jenis
produksi yang dihasilkan beruapa Standar Indonesia Rubber No.20&50. Crumb
Rubber di ekspor ke Negara-negara besar yaitu Amerika,Canada,Cina.
2
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mampu melakukan analisis sistem terhadap proses manajemen K3 di
PT&P Lembah Karet.
2. Mampu membandingkan teori yang didapat selama perkuliahan
dengan pelaksanaan manajemen K3 yang ada di PT.P&P Lembah
Karet.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan analisis situasi di PT P&P lembah karet tahun 2018.
2. Melakukan identifikasi masalah pada program di PT P&P lembah
karet tahun 2018.
3. Menetapkan prioritas masalah dari program PT.P&P lembah karet
tahun 2018.
4. Menetapkan akar penyebab masalah di PT.P&P lembah karet tahun
2018.
5. Menetapkan alternatif pemecahan masalah di PT.P&P lembah karet
tahun 2018.
6. Menentukan prioritas pemecahan masalah di PT.P&P lembah karet
tahun 2018.
7. Menentukan rekomendasi kegiatan dalam pemecahan masalah di
PT.P&P Lembah Karet tahun 2018
8. Menyusun rencana operasional pemecahan masalah di PT.P&P lembah
karet tahun 2018.
9. Menyusun rencana monitoring dan evaluasi dalam pemecahan masalah
di PT.P&P Lembah Karet tahun 2018.
3
1.3 Manfaat Magang
1.3.1 Bagi Perusahaan
1. Membantu kegiatan manajemen K3 di PT.P&P Lembah Karet.
2. Membantu kegiatan operasional di PT.P&P lembah karet
3. Mengembangkan keterampilan dengan FKM-UNBRAH baik dalam
kegiatanpenelitian maupun pengembangan.
4. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi dalam menciptakan lulusan yaang berkualitas,terampil dan
memiliki pengalaman bekerja.
1.3.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
1. Laporan magang dapat menjadi sumbangan wawasan bagi
perkembangan ilmu kesehatan masyarakat mengenai program
keselamatan dan kesehatan kerja serta dapat dijadikan panduan bagi
mahasiswa/mahasiswi yang akan magang selanjutnya.
2. Terbina jaringan kerjasama dengan tempat magang dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik
dengan pembangunan masyarakat.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif.
2. Bekerjasama dengan perusahaan dalam memecahkan masalah K3.
3. Implementasi metode yang relevan dan ilmiah dalam menganalisis
situasI,dentifikasimasalah,menentukan prioritas masalah, menetapkan
alternatif pemecahan masalah, merencanakan program
intervesnsi,monitoring dan evaluasi.
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Magang
Sejalan dengan pendekatan siklus pemecahan masalah program keselamatan
dan kesehatan kerja yang digunakan,maka ruang lingkup kegiatan magang
di PT.P&P lembah karet ini antara lain :
1. Mengikuti kegiatan disetiap proses kerja/unit di PT.P&P lembah karet.
2. Diskusi tentang manajemen K3/program K3 di PT.P&P Lembah karet
baik aspek perencanaan ,pelaksanaan,maupun evaluasi.
4
3. Melihat gambaran mengenai sistem infomasi/pelaporan K3 di PT.P&P
lembah karet.
4. Melakukan pengumpulan dan analisis data K3 di PT.P&P lembah
karet.
5. Melakukan identifikasi masalah dan analisis masalah K3 di PT.P&P
Lembah karet dengan pendekatan problem solving cycle(PSC).
6. Membuat alternatif pemecahan masalah K3 di PT.P&P lembah karet.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Guidelines, API HSE MS Guidelines, Oil and Gas Producer Forum
(OGP) HSEMS Guidelines, ISRS dari DNV, dan lainnya.
c. Sebagai Dasar Penghargaan (award)
Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian
penghargaan K3 atas pencapaian atas pencapaian kinerja K3, penghargaan
K3 diberikan baik oleh instansi pemerintah maupun lembaga independen
lainnya seperti Sword of Honour dari British Safety Council, Five Star
Safety Rating System dari DNV atau National Safety Council Award, dan
SMK3 dari Depnaker. Penghargaan K3 diberikan atas pencapaian kinerja
K3 sesuai dengan tolok ukur masing-masing karena bersifat penghargaan,
maka penilaian hanya berlaku untuk periode tertentu.
d. Sebagai sertifikasi
Sistem manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan
manajemen K3 dalam organisasi. Sertifikasi diberikan oleh lembaga
sertifikasi yang telah diakreditasi. Sistem sertifikasi dewasa ini telah
berkembang secara global karena dapat diacu di seluruh dunia.
2.1.3 Dasar Hukum SMK3
a. Dasar Hukum SMK3 yaitu:
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.PER/04MEN/1987.
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.PER/125/MEN/1984.
d. Peraturan perundangan No.1 Tahun 1970.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.05/MEN/1996.
f. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
g. Standar nasional maupun internasional.
7
2.1.4 Proses Sistem Manajemen K3
Action Plan
Tinjauan Perencanaan
Manajemen SMO
Check
Do
Pengukuran
Implementa
dan
si
Pemantauan
Gambar 2.1
Proses Sistem Manajamen K3
8
2.1.5 Pengertian Perusahaan
Menurut UU. Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perusahaan
adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milih persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja atau buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
Tenaga kerja menurut UU. Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, perusahaan adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
2.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi di PT. P&P Lembah Karet Padang berbentuk garis
lurus, yang mana struktur organisasinya adalah sebagai berikut :
1. Direktur
Untuk mempelancar pekerjaan Direktur dibantu oleh seorang kepala
pabrik yang bertugas mengawasi kelancaran produksi.
2. Kepala Pabrik
Untuk mempelancar pekerjaan, kepala pabrik dibantu oleh kepala bagian
antara lain :
a. Kepala bagian gudang yang bertugas mengawasi bagian mesin,
peralatan dan bahan. Kepala bagian gudang dibantu oleh beberapa
orang pelaksana.
b. Kepala bagian teknik, yang bertugas mengawasi dan memperbaiki
mesin dan peralatan yang rusak agar produksi tetap berlangsung
dan demi kelancaran kepala bagian teknik dibantu oleh beberapa
ahli listrik dan perbengkelan.
9
c. Kepala bagian pengendali mutu dan produksi, yang bertugas
mengawasi mutu dan produksi, agar kualitas dan mutu karet tetap
pada mutu utama dan untuk membantu mempelancar pekerjaan di
bantu oleh bagian Survisi dan beberapa mandor agar produksi
berjalan lancar.
d. Kepala bagian pembelian, yang bertugas pada bagian pembelian
bahan baku produksi yang dibantu oleh beberapa orang pelaksana.
e. Kepala bagian Laboratorium, yang bertugas menganalisa hasil
produksi perusahaan.
f. Kepala bagian personalia, yang bertugas mengawasi segala urusan
perkantoran yang dalam tugasnya dibantu oleh beberapa orang
pelaksana.
2.1.7 Peran dan Fungsi SMK3 di PT.P&P Lembah Karet
1. Pengertian Manajemen Perusahaan
Sebelum mengetahui tentang proses manajemen perusahaan, terlebih dahulu
kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen dan manajer.
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan semua sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran organisasi.
Manajer adalah individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk
memastikan kegiatan dalam sebuah organisasi dijalankan bersama para anggota
dari organisasi Menurut Ernie & Kurniawan (2005) dalam Husna (2017) yaitu:
Manajer dibagi dalam beberapa tingkatan :
a. Manajer puncak (top manager)
Eksekutif puncak yang jumlahnya sedikit dan bertanggung jawab atas
keseluruhan kinerja perusahaan besar. Jabatan meliputi President, Vice
President, Chief Excecutive Officer (CEO), dan Chief Financial Officer
(CFO).
b. Manajer menengah (middle manager)
Manajer yang mengimplementasikan strategi, kebijakan, dan keputusan
yang diambil oleh manajer puncak.Jabatan seperti manajer pabrik, manajer
operasi, dan manajer divisi.
10
c. Manajer lini pertama (first-line manager)
Manajer yang bekerja dengan menyelia karyawan yang melapor kepada
mereka. Jabatan seperti manajer kantor dan pimpinan kelompok.
Bidang – Bidang Manajemen (Tipe Keahlian Manajerial):
a. Manajer SDM
Merekrut dan melatih karyawan, menilai kinerja, dana menetapkan
kompensasi.
b. Manajer Operasi
Bertanggung jawab atas produksi, inventori, dan kendali mutu.
c. Manajer Pemasaran
Bertanggung jawab untuk menyerahkan produk dari produsen ke
konsumen.
d. Manajer Informasi
Merancang dan mengimplementasikan system untuk mengumpulkan,
menggorganisasi, dan mendistribusikan informasi.
e. Manajer Finansial
Mengawasi fungsi akuntansi dan sumber daya keuangan.
2.1.8 Visi dan Misi PT. P&P Lembah Karet
Visi dari PT. P&P Lembah Karet Padang adalah mewujudkan tenaga kerja
yang sehat selamat, kompotitif dan produktif. Misi dari PT. P&P Lembah Karet
Padang adalah:
1. Peningkatan dukungan kebijakan dan standar keselamatan dan kesehatan
kerja.
2. Melakukan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
3. Meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja
4. Peningkatan kualitas SDM di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Peningkatan pelayanan teknik dan informasi di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja.
6. Memenuhi terwujudnya peraturan perundangan – undangan keselamatan
dan kesehatan kerja.
7. Terwujudnya zero accident (nihil kecelakaan kerja).
11
2.1.9 Pembentukan P2K3
Pembentukan P2K3
a. Syarat Pembentukan
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu,pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3.
b. Syarat Keanggotaan
1. Keanggotaan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja terdiri
atas unsur pengusaha dan tenaga kerja yang susunanya terdiri atas
ketua,sekretaris,anggota.
2. Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
sudah mendapatkan penunjukan dari Menteri atau Petugas Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di perusahaan.
3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan
Perusahaan yang ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra
industri).
4. Jumlah dan susunan P2K3 adalah sebagai berikut :
12
d. Kelompok perusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang 50
(lima puluh) orang untuk setiap anggota kelompok, jumlah anggota
sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang
mewakili tenaga kerja.
2.1.10 Bentuk Organisasi dan Kepengurusan
Suatu organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung pada
besarnya, jenisnya bidang, bentuknya kegiatan dari perusahaan dan sebagainya.
Kepengurusan dari pada organisasi P2K3 terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua,
seorang atau lebih Sekretaris dan beberapa anggota yang terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja.
Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan
(Presdir/Direktur) yang mempunyai kewenangan dalam menetapkan
kebijaksanaan di perusahaan.
Sekeretaris dijabat oleh Ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau
calon yang dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam
perusahaan dan telah memahami permasalahan K3 (akan
mendapatkan pelatihan khusus dari Depnaker).
2.1.11 Tugas – Tugas Pengurus P2K3
Tugas-tugas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota-anggota harus
diuraikan secara jelas dalam pembagian tugas (Job Desecription) sebagai berikut
1. Ketua
Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk
memimpin rapat pleno.
Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-
program P2K3.
Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada
Depnaker melalui perusahaan.
Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan
pelaksanaanya kepada Direksi.
13
Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di
perusahaan.
2. Wakil Ketua
Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal
ketua berhalangan.
3. Sekretaris
Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.
Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi,
demi suksesnya program-program K3.
Membuat laporan ke departemen-departemen yang bersangkutan
mengenai adanya tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi
tidak aman (unsafe condition) di tempat kerja.
4. Anggota
a. Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab terhadap
hasil pelaksanaan yang telah ditetapkan sesuai dengan lingkup
kerja/bagian/seksi masing-masing.
b. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yangdilaksanakan.
c. Memberikan masukan dan usulan program perlindungan dan lain-
lain.
2.1.12 Program Kerja Panitia Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3)
a. Identifikasi masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Pendidikan dan Pelatihan.
c. Sidang-sidang.
d. Rekomendasi.
e. Audit.
2.1.13 Peran Dan Fungsi Panitia Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3)
a. Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
sebagai badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan
pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus
14
tempat kerja yang bersangkutan mengenai masalah-masalah keselamatan
dan kesehatan kerja.
b. Fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah
menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang
bersangkutan, serta , mendorong ditingkatkannya penyuluhan,
pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
2.1.2 Dasar Hukum
a. Dasar Hukum SMK3 yaitu:
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.PER/04MEN/1987.
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.PER/125/MEN/1984.
d. Peraturan perundangan No.1 Tahun 1970.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.05/MEN/1996.
f. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3.
g. Standar nasional maupun internasional.
2.1.4 Pembentukan
c. Syarat Pembentukan
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu,pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3.
d. Syarat Keanggotaan
5. Keanggotaan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja terdiri
atas unsur pengusaha dan tenaga kerja yang susunanya terdiri atas
ketua,sekretaris,anggota.
6. Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
sudah mendapatkan penunjukan dari Menteri atau Petugas Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di perusahaan.
7. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan
Perusahaan yang ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra
industri).
15
8. Jumlah dan susunan P2K3 adalah sebagai berikut :
16
6. Memenuhi terwujudnya peraturan perundangan – undangan keselamatan
dan kesehatan kerja.
7. Terwujudnya zero accident (nihil kecelakaan kerja).
17
2.1.5 Struktur Organisasi P2K3
KETUA P2K3
BINTORO SURYONO. T SEKRETARIS P2K3
KETUA HARIAN P2k3 1.FENNY RINALDI,SH
H. RINALDI HADI 2.WINDA INDRATIS MARDIA,Amd
OPERATOR BAG. TEKNIK BAG. GUDANG BAG. GUDANG BAG. BAG. BAG. CUCI BAG. BAG. BAG. IPAL
FORKLIFT 1. JHONNY. R PEMBELIAN PROSES PROSES LORY LABOR PEMBELIAN 1. SUHART
1. YULIUS 2. MARDIS 1.MAYASARI BHN PENGERING PENCUCIAN 1. DASRIZAL ONO
1. HARRY
3. SUMARYANTO PENOLONG AN 1. APRIZAL 1. YASRIZAL HALIM
1. EDI HERMAN 1. ZAKARIA
Gambar 2.1
Struktur Organisasi P2K3
PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
18
2.1.6 Struktur Organisasi
1. Bentuk Organisasi dan Kepengurusan
Suatu organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung pada
besarnya, jenisnya bidang, bentuknya kegiatan dari perusahaan dan sebagainya.
Kepengurusan dari pada organisasi P2K3 terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua,
seorang atau lebih Sekretaris dan beberapa anggota yang terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja.
a. Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan (Presdir/Direktur)
yang mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di
perusahaan.
b. Sekeretaris dijabat oleh Ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon
yang dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
c. Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan
dan telah memahami permasalahan K3 (akan mendapatkan pelatihan
khusus dari Depnaker).
2. Tugas – Tugas Pengurus P2K3
Tugas-tugas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota-anggota harus
diuraikan secara jelas dalam pembagian tugas (Job Desecription) sebagai berikut
Ketua
a. Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota
untuk memimpin rapat pleno.
b. Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan
program-program P2K3.
c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan
kepada Depnaker melalui perusahaan.
d. Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan
pelaksanaanya kepada Direksi.
e. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3
di perusahaan.
19
Wakil Ketua
Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal
ketua berhalangan.
Sekretaris
a. Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.
b. Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
c. Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
d. Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi
suksesnya program-program K3.
e. Membuat laporan ke departemen-departemen yang bersangkutan
mengenai adanya tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak
aman (unsafe condition) di tempat kerja.
Anggota
d. Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab terhadap hasil
pelaksanaan yang telah ditetapkan sesuai dengan lingkup
kerja/bagian/seksi masing-masing.
e. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yangdilaksanakan.
f. Memberikan masukan dan usulan program perlindungan dll.
3. Program Kerja Panitia Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2k3)
a. Identifikasi masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Pendidikan dan Pelatihan.
c. Sidang-sidang.
d. Rekomendasi.
e. Audit.
2.1.7 Peran Dan Fungsi Panitia Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2k3)
2.1 Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
sebagai badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan
pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus
tempat kerja yang bersangkutan mengenai masalah-masalah keselamatan
dan kesehatan kerja.
20
2.2 Fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah
menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang
bersangkutan, serta , mendorong ditingkatkannya penyuluhan,
pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
21
2.2 Gambaran Proses Kerja
Berikut proses kerja yang ada di PT. P&P Lembah Karet yaitu:
DIAGRAM ALIR PRODUKSI SIR NO. DOKUMEN : PP-SPI-04
NO. REVISI : 00 HAL 1 DARI 1
TESTING K.K.K PEMBELIAN 1 PENERIMAAN
TESTING D.C, A.C, P.R.I BOKAR
PEMBELIAN 2 PENUMPUKAN
BOKAR
PRODUKSI 3 PENCACAHAN/
PENCAMPURAN
TESTING D.C, A.C PRODUKSI 4 PENGGILINGAN/
CREPING
TESTING P.O & P.R.I PRODUKSI 5 PENGERINGAN
ANGIN
6 PEREMAHAN
TESTING P.O (S.P.C) PRODUKSI 7 PENGERINGAN
DENGAN DRYER
ANALISA 8 PENIMBANGAN
LABORATORIUM DAN
ACUAN SNI 06-1903-2000 PENGEMPAAN
9 PENGEMASAN
PENCATATAN 10 PENYIMPANAN
HASIL ANALISA PADA
BUKU INDUK
PENERBITAN 11 PENGIRIMAN
SERTIFIKAT
22
2.3 Kebisingan
2.3.1 Pengertian Kebisingan
Kebisingan merupakan faktor lingkungan fisik yang berpengaruh pada
kesehatan kerja dan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan beban
tambahan bagi tenaga kerja. Kebisingan juga dapat menyebabkan gangguan yang
berpotensi mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama berasal
darikegiatan operasional peralatan pabrik,sedangkan operator (karyawan yang
mengoperasikan peralatan pabrik) merupakan komponen lingkungan yangterkena
pengaruh yang diakibatkan adanyapeningkatan kebisingan menurut Sasongko dkk
(2000) dalam Fithri (2015).
Dalam rangka perlindungan kesehatan tenaga kerja kebisingan diartikan
sebagai semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Terdapat 2 karakteristik utama yang
menentukan kualitas suatu bunyi atau suara, yaitu frekuensi dan intensitasnya.
Telinga manusia mampu mendengar frekuensi bunyi atau suara antara 16-20.000
Hz. Intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam satuan
logaritmis yang disebut desibel (dB) dengan memperbandingkannya dengan
kekuatan standar 0,0002 dine(dyne)/cm yaitu kekuatan bunyi dengan frekuensi
1.000 Hz yang tepat dapat didengar telinga normal (suma’mur,2009).
Kebisingan atau noise pollution sering disebut sebagai suara atau bunyi
yang tidak dikehendaki atau dapat diartikan pula sebagai suara yang salah pada
tempat dan waktu yang salah (Budiman Chandra,2007).
Defenisi lain adalah semua bunyi yang mengalihkan perhatian,
menganggu atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari (kerja, istirahat, hiburan atau
belajar) (Leslie L.Doelle,2006). Sedangkan defenisi kebisingan menurut Depnaker
(1999) adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.
23
2.3.2 Jenis-jenis kebisingan
2.3.3 Jenis kebisingan yang sering ditemukan menurut Suma’mur (2014) adalah:
1. Kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus-putus dengan spektrum
frekuensi yanglebar (steady state, wide band noise), misalnya bising
mesin, kipas angin, dapur pijar dan lain-lain.
2. Kebisingan menetap berkelanjutan dengan spektrum frekuensi tipis
(steady state, narrow band noise), misalnya bising gergaji sirkuler, katup
gas dan lain-lain.
3. Kebisingan terputus-putus (intermittent, misalnya lalu lintas, suara
kapalterbang dibandara.
4. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), seperti bising pukulan
palu, tembakan bedil atau meriam dan ledakan.\
5. Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan atau
tempaan tiang pancang bangunan.
Sedangkan menurut Anizar (2009) kebisingan dapat dikelaskan kepada
beberapa jenis yaitu :
1. Bising secara terus-menerus adalah bising yang mempunyai perbedaan
tingkat intensitas bunyi diantara maksimum dan minimum yang kurang
dari 3dB(A). Contohnya adalah bunyi yang dihasilkan oleh mesin penenun
tekstil.
2. Bising fluktuasi adalah bunyi bising yang mempunyai perbedaan tingkat
diantara intensitas yang tinggi dengan yang rendah lebih dari 3dB(A).
3. Bising impuls adalah bunyi bising yang mempunyai intensitas yang sangat
tinggi dalam waktu yang singkat seperti tembakan senjata api, lagan besi
dan sebagainya.
4. Bising bersela adalah bunyi yang terjadi di dalam jangka waktu tertentu
serta berulang, contohnya bising ketika memotong besi akan berhenti
apabila gergaji itu dihentikan.
24
2.3.4 Pengukuran Kebisingan
Maksud pengukuran kebisingan adalah memperoleh data tentang frekuensi
dan intensitas kebisingan di perusahaan atau dimana saja serta menggunakan data
hasil pengukuran kebisingan untuk mengurangi intensitas kebisingan tersebut,
sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam rangka upaya konservasi
pendengaran tenaga kerja atau perlindungan masyarakat dari gangguan kebisingan
atas ketenagan dalam kehidupan masyarakat atau tujuan lainnya
(Suma’mur,2009). Untuk mendapatkan hasil pengukuran tingkat kebisingan yang
akurat, diperlukan alat-alat khusus.
Dua perangkat keras yang populer digunakan untuk menganalisis tingkat
kebisingan pada berbagai jenis industri, lalu lintas dan ilmiah adalah Sound level
meter dan noise dosimeter (Sihar Tigor Benjamin Tambunan,2005). Alat utama
untuk mengukur tingkat kebisingan adalah sound level meter. Alat ini berfungsi
mengukur kebisingan yang berada dalam kisaran 30-130 Db dengan frekuensi
antara 20-20.000 Hz (Budiman Chandra,2007). Noise dosimeteradalah alat yang
digunakan untuk memonitor dosis kebisingan yang telah dialami oleh seorang
pekerja (Sihar Tigor Benjamin,2005). Pengukuran intensitas kebisingan tempat
kerja di penggiligan padi di Sukoharjo menggunakan alat ukur kebisingan Sound
Level Meter.
2.3.5 Nilai Ambang Batas
Nilai Ambang Batas kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja
adalah standar sebagai pedoman pengendalian agar tenaga
kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari
dan 5 hari kerja seminggu atau40 jam seminggu (Suma’mur, 2014). NAB
kebisingan di tempat kerja berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 13/MEN/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, besarnya rata-
rata adalah 85 dB(A) jam/minggu. Apabila tenaga kerja menerima pemaparan
kebisingan lebih dari ketetapan tersebut, maka harus dilakukan pengurangan
waktu pemaparan seperti .
25
2.3.6 Pengaruh Kebisingan
Kebisingan dapat menyebabkan berbagai pengaruh terhadap tenaga kerja,
seperti pengaruh fisiologis, pengaruh psikologis berupa gangguan (mengganggu
atau annoying), pengaruh pada komunikasi dan pengaruh yang paling serius
adalah gangguan terjadinya ketulian (Soeripto, 2008). Pengaruh kebisingan
terhadap tenaga kerja (Budiono, 2009) adalah :
1. Mengurangi kenyamanan dalam bekerja.Batas waktu pemaparan per hari
kerja Intensitaskebisingan dalam dB(A)
2. Mengganggu percakapan atau komunikasi antar pekerja
3. Mengurangi konsentrasi
4. Menurunkan daya dengar
5. Tuli akibat kebisingan
Menurut Buchari (2007) bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap
tenaga kerja seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan
komunikasi dan ketulian, atau ada yang menggolongkan gangguannya berupa
gangguan auditori, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan
nonauditori seperti komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan,
menurunnya performance kerja, kelelahan dan stres kerja. Lebih rinci lagi, maka
dapatlah digambarkan pengaruh bising terhadap kesehatan tenaga kerja, sebagai
berikut :
1. Gangguan Fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatandenyut
nadi, basal metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama dibagian kaki,
dapat menyebabkan pucatdan gangguan sensoris.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
susah tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama
dapatmenimbulkan penyakit psikosomatik, seperti : gastristis, penyakit jantung
koroner dan lain-lain.
26
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi ini dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan,
bahkan mungkin terjadi kesalahan terutama bagi pekerja yang belum
berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan bahaya keselamatan dan kesehatan tenaga kerja karena tidak
mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunya akan dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan produktivitas kerja.
4. Gangguan Keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini menyebabkan gangguan fisiologis, seperti
:kepala pusing, mual dan lain-lain.
5. Gangguan terhadap pendengaran
Dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini
dapat bersifat progresif atau awalnya bersifat sementara tapi bila bekerja terus-
menerusdi tempat bising tersebut maka daya dengar akan menghilang secara
menetap atau tuli.
2.3.7 Pengendalian Kebisingan
Dalam hal pengendalian suara yang menjadi bagian utamanya adalah
sumber, penghubung dan penerima. Secara skematik adalah sebagai berikut :
Sumber (source) adalah tempat dimana suara tersebut dihasilkan dan
penghubung (path) adalah jalur suara di udara sehingga suara dapat sampai ke
penerima (receivers) atau telinga (Anizar, 2009). Menurut Tarwaka (2014)
sebelum dilakukan langkah pengendalian kebisingan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat rencana pengendalian yang didasarkan pada hasil
penilaian kebisingan dan dampak yang ditimbulkan. Rencana pengendalian
dapatdisusun berdasarkan jenis-jenis dari akibat-akibat kebisingan yang dilakukan
dengan pendekatan melalui perspektif manajemen resiko kebisingan. Langkah
manajemen risiko kebisingan tersebut adalah :
1. Mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan yang ada di tempat kerja
yang berpotensi menimbulkan penyakit atau cidera akibat kerja.
2. Menilai risiko kebisingan yang berakibat serius terhadap penyakit dan
cideraakibat kerja.
27
3. Mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengendalikan atau
meminimalisasi risiko kebisingan.
Kebisingan dapat dikendalikan dengan berbagai cara (Chandra, 2007),
antara lain :
1. Pengurangan sumber kebisingan Hal ini dapat dilakukan dengan
menempatkan peredam suara pada sumber kebisingan, melakukan
modifikasi mesin atau bangunan, mengganti mesin dan menyusun
perencanaan bangunan baru.
2. Penempatan penghalang pada transmisi suaraIsolasi antara ruangan kerja
dengan ruangan mesin merupakan upaya yang cepat dan baik untuk
mengurangi kebisingan. Agar efektif, harus disusun rencana yang sebaik
mungkin dan bahan-bahan yang dipakai untuk penutup harus dibuat cukup
berat dan dilapisi oleh bahan yang dapat menyerap suara agar tidak
menimbulkan getaran yang kuat.
3. Perlindungan dengan sumbat atau tutup telingaTutup telinga biasanya
lebih efektif dari penyumbat telinga. Alat seperti ini harus diseleksi agar
terpilih yang paling tepat. Alat semacam ini dapat mengurangi intensitas
kebisingan sampai sekitar 20-25 dB.Selain itu sebagai akibat penggunaan
alat tersebut, upaya perbaikan komunikasi harus dilakukan. Masalah utama
pemakaian alat pelindung pendengaran adalah kedisiplinan pekerja
didalam menggunakannya. Masalah ini dapat diatasi dengan
menyelenggarakan pendidikan tenaga kerjatentang kegunaan alat itu
28
BAB III
ALUR DAN JADWAL KEGIATAN MAGANG
29
laporan hasil kegiatan yang dilaksanakan selama magang di PT. P&P Lembah
Karet Padang.
30
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
31
Panduan Dewan standarisasi Nasional (DSN 01 – 1991 ) Persatuan umum
Laboratorium Penguji
d. Standar Nasional Indonesia (SNI seri 01 – 9000 ) Manajemen Mutu.
Pedoman mutu yang dipergunakan adalah :
1) Kesepakatan Nasional GAPAKINDO (Gabungan Perusahaan
Karet Indonesia)
2) Bahan Peralihan dari GAPAKINDO dan PPMB Departemen
Perdagangan.
4.1.2 Letak Geografi
Luas perusahaan adalah 6 Ha, batas perusahaan antara lain :
Utara : Berbatas dengan pabrik tahu
Selatan : Berbatas dengan sungai kandis
Barat : Berbatas dengan Jalan Raya By Pass
Timur : Berbatas dengan perumahan karyawan
4.1.3 Data Tenaga Kerja
a. Jumlah dan Jenis Pekerjaan
Karyawan dan tenaga kerja yang bekerja di PT. P&P Lembah Karet Padang
ada yang lulusan Sarjana, SLTA, SLTP, dan ada juga yang tamatan SD. Jumlah
karyawan yang bekerja di PT. P&P Lembah Karet Padang sebanyak 308 orang
yang terbagi atas 3 personil yaitu :
1. Tenaga kerja bulanan sebanyak 81 orang.
2. Tenaga kerja harian sebanyak 227 orang.
Berdasarkan jumlah tersebut, maka tugas tenaga kerja tersebut dibagi atas
beberapa bagian yaitu :
1. Bagian Staf
Terdiri dari 81 orang karyawan, dengan sistim gaji perbulan.
2. Proses Kering
Terdiri dari 92 orang tenaga kerja, dengan sistim upah borongan dan
harian.
3. Proses Basah
Terdiri dari 134 orang tenaga kerja, dengan sistim upah borongan dan harian.
32
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pekerja
Pada Produksi di PT. P&P Lembah Karet Padang
Tahun 2017
No Jenis Kelamin Pendidikan Total
SD SLTP SLTA S1
1 Pria 15 45 197 3 260 orang
2 Wanita 6 13 25 4 48 orang
Jumlah 21 58 222 7 308 orang
Sumber: PT. P&P Lembah Karet Padang Tahun 2017
Demi menunjang kelancaran proses produksi, perusahaan juga menyediakan
perumahan atau pemukiman bagi tenaga kerja, yaitu di bagian belakang dari
pabrik yang mana memudahkan tenaga kerja untuk menuju tempat bekerja, dan
tidak mempunyai kendaraan, maka perusahaan menyediakan transportasi antar
jemput kerumah tenaga kerja berupa bus perusahaan.
b. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
Hak dan kewajiban tenaga kerja di suatu PT.P&P.Lembah Karet Padang
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan keterangan dengan benar bila diminta oleh pegawai
pengawas dan atau keselamatan kerja
b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan dan
keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain
olehpegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat di
pertanggung jawab
33
a. BPJS
Semua karyawan memiliki kartu BPJS dan mendapatkan jaminan
kesehatan tenaga kerja selama bekerja di PT.P&P Lembah Karet.
b. Pelayanan Kesehatan
Perusahaan bekerja sama dengan dokter sebanyak 11 orang, 2
klinik gigi, 5 klinik untuk rawat inap jalan di RS.M,Djamil Padang,
ditambah 2 apotik dan 3 optik.
c. Transportasi / bus karyawan
Perusahaan menyediakan bus sebanyak 3 unit yang digunakan
karyawan sebagai saran transportasi ke PT.P&P Lembah Karet
Padang.
d. Kantin
Perusahaan menyediakan 2 buah kantin yang letaknya didekat
ruang istirahat.
e. Laboratorium
PT.P&P Lembah Karet Padang memiliki 2 buah laboratorium
sendiri, yaitu laboratorium pengkajian mutu dan laboratorium
lingkungan.
f. Ruang istirahat karyawan
Ruang istirahat karyawan terpisah antara pria dan wanita, tersedia
loker dan tempat shalat, serta toilet.
g. Toilet/kamar mandi
Perusahaan menyediakan 11 toilet.
h. Gardu satpam
Terdapat 2 gardu satpam yang terletak di gerbang pertama dan
gerbang kedua (gerbang dalam).
i. Alat Pelindung Diri (APD)
Perusahaan sudah menyediakan APD yang cukup aman, APD yang
disediakan kurang dimanfaatkan karyawan.
34
j. Alat Pemadam Kebakaran
Alat pemadam kebakaran perusahaan menyediakan APAR dalam
jumlah yang cukup dan letakkan ditempat yang berpotensi terjadi
kebakaran.
35
Tabel 4.2
Daftar Tabel Pelindung Diri Di PT.P&P Lembah Karet Padang
36
4.1.4 Proses Produksi PT. P&P Lembah Karet Padang
a. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan PT. P&P Lembah Karet yaitu bahan lupin
mangkok dan slab tebal.
b. Proses Produksi
Sortasi bahan baku
Sebelum bahan baku sampai ke perusahaan maka bahan baku tersebut
diuji terlebih dahulu. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian kadar
kering pada bahan baku dengan ketepatan sekitar 50-60%. Jika tidak
sesuai dengan ketentuan maka bahan baku tersebut ditolak. Setelah bahan
baku dibeli kemudian diangkut oleh truk untuk disimpan dalam gudang
penyimpanan,setelah itu baru dibawa ke proses pengolahan karet.
c. Proses Pengolahan
Proses pengolahan terbagi 2, yaitu proses basah dan proses kering:
1.Proses Basah
Terdiri dari pencacahaan, pencampuran, dan penggilingan.
2.Proses Kering
Merupakan lanjutan dari proses basah. Lama proses pengeringan yaitu
berkisar 14-18 hari atau sesuai dengan permintaan pelanggan.
Selanjutkan blanket yang sudah dikeringkan, dirempah. Kemudian
dicuci kembali dan dikeringkan dengan oven dengan suhu 70ºC -
110ºC selama 10 menit.
d. Penimbangan dan Pengemasan
Setelah keluar dari oven dilakukan penimbangan bandela yang mempunyai
berat 15 kg, lalu dimasukkan ke dalam mesin press hingga didapat
bongkahan yang berukuran lebar 35 cm, panjang 70 cm, dan tebal 12 cm.
Kemudian bandela – bandela tersebut dingkus dengan plastik.
37
4.2 Identifikasi Masalah
PT. P&P Lembah Karet memiliki data kecelakaan kerja pada tahun 2017
sebanyak 15 kasus kecelakaan kerja yaitu: kecelakaan lalu lintas ketika berangkat
kerja pada bagian bengkel sebanyak 1 orang pekerja, tangan terkena pisau ketika
memotong getah pada bagian gilingan sebanyak 1 orang pekerja, kecelakaan kerja
terkena gancu pada bagian bahan baku sebanyak 6 orang pekerja dan pada bagian
gilingan sebanyak 2 orang pekerja, mata kena air getah pada bagian bahan baku
sebanyak 1 orang pekerja, kaki kanan terhimpit/ terjepit papan timbangan pada
bagian bahan baku sebanyak 1 orang pekerja, kaki tertimpa besi pada bagian
mesin sebanyak 1 orang pekerja, jari jempol terpotong gunting ketika bekerja
pada bagian laboratorium sebanyak 1 orang pekerja, dan jari tangan terkena
gilingan pada bagian gilingan sebanyak 1 orang pekerja. Sesuai dengan tabel 4.3
dibawah ini:
Tabel 4.3
Data Kecelakaan Kerja
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2017
No Bagian/ Unit Jenis Kecelakaan Jumlah Penyebab Kecelakaan
Kerja Kerja Korban
1 Bagian Bengkel Kecelaka lalu 1 orang Pekerja membawa motor
lintas ketika kurang hati-hati ketika
berangkat kerja hendak berangkat kerja
2 Bagian Gilingan Tangan terkena 1 orang Pekerja kurang hati-hati
pisau ketika ketika bekerja
memotong Pekerja bekerja sambil
getah ngobrol sehingga tidak
fokus pada pekerjaan
Pekerja melakukan
tindakan tidak aman
seperti bercanda sambil
bekerja
Kaki kena 1 orang Pekerja tidak
gancu ketika menggunakan APD
bekerja ketika bekerja
Pekerja melakukan
tindakan tidak aman
seperti bercanda ketika
bekerja
Kaki kanan 1 orang Pekerja tidak
kena gancu menggunakan APD
38
ketika bekerja ketika bekerja
Pekerja melakukan
tindakan tidak aman
seperti bercanda ketika
bekerja
Jari tangan 1 orang Pekerja bekerja
terkena gilingan melakukan tindakan
tidak aman seperti
bercanda ketika bekerja
yang mengakibatkan
pekerja tidak fokus
dengan pekerjaan
sehingga menyebabkan
kecelakaan kerja
3 Bagian Bahan Siku kena gancu 1 orang Pekerja bekerja tidak
Baku ketika bekerja menggunakan APD
Bekerja sambil bercanda
yang merupakan
termasuk tindakan tidak
aman
Kaki kanan 2 orang Pekerja bekerja tidak
kena gancu menggunakan APD
ketika bekerja Bekerja sambil bercanda
yang merupakan
termasuk tindakan tidak
aman
Kaki kena 3 orang Pekerja bekerja tidak
gancu ketika menggunakan APD
bekerja Bekerja sambil bercanda
yang merupakan
termasuk tindakan tidak
aman
Mata kena air 1 orang Pekerja bekerja tidak
getah menggunakan APD
Bekerja sambil bercanda
yang merupakan
termasuk tindakan tidak
aman
Kaki kanan 1 orang Pekerja bekerja tidak
terhimpit/ menggunakan APD
terjepit papan Bekerja sambil bercanda
timbangan yang merupakan
termasuk tindakan tidak
aman
4 Bagian Mesin Kaki tertimpa 1 orang Pekerja bekerja tidak
39
besi menggunakan APD
seperti safety shoes
Pekerja melakukan
tindakan tidak aman
seperti bekerja sambil
bercanda, buru-buru
yang menyebabkan besi
jatuh dan tertimpa kaki
pekerja
5 Bagian Jari jempol 1 orang Bekerja kurang hati-hati
Laboratorium terpotong ketika bekerja
gunting ketika Kemungkinan bekerja
bekerja secara terburu-buru
sehingga jari jempol
terpotong gunting
Kurangnya skill/
keahlian dalam bekerja
Tabel 4.4
Tindakan Tidak Aman
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Tindakan Tidak Aman Ya Tidak
1 Pekerja yang tidak melakukan pekerjaan tanpa
wewenang(bukan pekerjaannya/ tanpa perintah atasan?
2 Pekerjayang menjalankan mesin/ mobil/ kendaraan dalam
kecepatan yang cepat
3 Pekerjayang bekerja pada objek/ mesin yang sedang
bekerja yang membahayakan pekerja tersebut
4 Pekerjayang bekerja tanpa menggunakan peralatan yang
sesuai
5 Pekerjayang menggunakan alat kerja dalam keadaan
rusak atau kondisi tidak baik
6 Pekerjayang bekerja tidak memperhatikan prosedur kerja
7 Pekerjayang melakukan pekerjaan sambil bercanda
8 Pekerjayang mengabaikan tanda peringatan bahaya dalam
bekerja
9 Pekerjayang menempatkan barang tidak sesuai dengan
tempat tempat yang seharusnya
10 Pekerjayang membongkar barang dalam jumlah banyak
tanpa menggunakan alat bantuan mekanik
11 Pekerja yang mengangkat beban dengan cara yang salah
12 Pekerjayang bekerja sambil mengagetkan orang lain
13 Pekerjayang bekerja sambil merokok
14 Pekerja yang bekerja sambil makan dan minum
15 Pekerjayang bekerja sambil meminum minuman alcohol
40
16 Pekerjayang bekerja sambil mengkonsumsi obat-obatan
terlarang
17 Pekerjaada yang tidak menggunakan safety shoes dalam
bekerja
18 Pekerjaada yang tidak menggunakan pakaian pekerja
selama bekerja
19 Pekerjaada yang tidak menggunakan masker selama
bekerja (Jika diperlukan selama bekerja)
20 Pekerjaada yang tidak menggunakan kacamata selama
bekerja (Jika diperlukan selama bekerja)
21 Pekerjaada yang tidak menggunakan sarung tangan
selama bekerja (Jika diperlukan selama bekerja)
22 Pekerjaada yang tidak menggunakan helm kerja selama
bekerja (Jika diperlukan selama bekerja)
23 Pekerjaada yang tidak menggunakan safety belt selama
bekerja (Jika diperlukan selama bekerja)
24 Pekerjaada yang tidak menggunakan apron selama
bekerja (Jika diperlukan selama bekerja)
25 Pekerjayang sakit tapi masih tetap melakukan pekerjaan
26 pekerja yang merasa kelelahan selama tidak bekerja
Tabel 4.5
Kondisi Tidak Aman
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Kondisi Tidak Aman Ya Tidak
1 Alat pengaman mesin yang digunakan tidak sempurna
2 Alat pengaman mesin yang digunakan sudah rusak
3 desain mesin yang digunakan tidak aman
4 alat/ mesin yang digunakan dalam keadaan macet/ agak
rusak
5 Mesin yang digunakan berisiko kontak sengatan listrik
dengan pekerja
6 Mesinyang digunakan beresiko untuk anggota badan
terkena tarikan (rantai, gilingan bertekanan)
7 Mesinyang digunakan berisiko menyebabkan pekerja
terjepit pada bagian mesin tersebut
8 Mesin yang digunakan memungkinkan jari terjepit pada
saat proses pengadukan/ penggerindaan/ pemotongan, dsb
9 ada kemungkinan bahan-bahan yang terpental yang akan
menciderai pekerja
10 mesin bergetar, berpindah, atau berjalan saat dioperasikan
11 ruangan yang disediakan untuk operator mesin sudah
mencukupi, sehingga operator mempunyai ruang yang
cukup untuk bergerak
12 perusahaan melakukan pemeliharaan mesin secara teratur/
41
rutin
13 Lantai ditempat kerja licin/ berbahaya
14 tangga yang digunakan dalam bentuk yang tidak aman
(kemiringan kurang dari 45O atau menggunakan tangga
spral)
15 Prosedur kerja yang berbahaya
16 Perusahaanmenyediakan tanda-tanda/ rambu-rambu
peringatan
17 Tempatkerja yang kotor/ berantakan (tidak memenuhi
hygiene dan sanitasi)
18 perusahaan menyediakan APD safety shoes dalam
keadaan baik
19 Perusahaan menyediakan APD pakaian kerja dalam
keadaan baik
20 Perusahaanmenyediakan APD masker dalam keadaan
baik
21 Perusahaan menyediakan APD kaca mata dalam keadaan
baik
22 Perusahaan menyediakan APD sarung tangan dalam
keadaan baik
23 perusahaan menyediakan APD helm dalam keadaan baik
24 Perusahaan menyediakan APD safety belt dalam keadaan
baik
25 Perusahaanmenyediakan APD apron dalam keadaan baik
26 Adagang-gang yang terhalang oleh barang-barang
sehingga menyulitkan untuk melewati gang tersebut
27 Perusahaanmenyediakan APAR di tempat kerja
28 Perusahaanmenyediakan alarm peringatan bahaya di
tempat kerja
29 Tersediaruangan untuk menampung barang masuk?
(bahan mentah)
30 tersedia ruangan untuk menanmpung barang yang saudah
selesai (bahan jadi)
Tabel 4.6
Intensitas Kebisingan Secara Kualitatif
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Intensitas Kebisingan Ya Tidak
1 Apakah pekerja mengalami kesulitan komunikasi pada 53,3% 46,5%
jarak 1-1,5 meter?
2 Apakah pekerja sering berteriak dalam berkomunikasi 66,6% 33,4%
pada saat bekerja?
3 Apakah setelah bekerja, pekerja pernah merasakan 46,6% 53,3%
gangguan pendengaran sapaerti telinga berdenging?
4 Apakah pekerja mengeluh telinganya berbunyi setelah 13,3% 86,6%
10-12 hari kerja?
42
Pengukuran intensitas kebisingan dapat diukur secara kuantitatif dengan
menggunakan Sound Level Meter yang akan dicantumkan pada tabel 4.6 dibawah
ini yaitu :
Tabel 4.6
Intensitas Kebisingan Secara Kuantitatif
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Bagian Produksi Intensitas
1 Bagian Bahan Baku (Breaker I, II, III) 95, 43 dB
2 Bagian Penggilingan 96, 32 dB
3 Bagian Penjemuran 92 dB
4 Bagian Basah II (Cutter Mill) 100,3 dB
5 Bagian Oven 87 dB
6 Bagian Packingan 85 dB
7 Bagian Gudang 83 dB
8 Bagian Cuci Lory 87 dB
Tabel 4.7
Intensitas Cahaya
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Intensitas Cahaya Ya Tidak
1 Pekerja merasakan pencahayaan terlalu redup 13,3% 86,6%
2 Pekerja gampang mengantuk selama bekerja 46,6% 53,3%
Tabel 4.8
Suhu Ektrim Secara Kualitatif
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Suhu Ekstrim Ya Tidak
1 Pekerja merasakan panas selama bekerja 53,3% 46,5%
2 Pekerja sering minum dalam jumlah yang banyak selama 80% 20%
bekerja
3 Pekerja sering menunjukkan upaya menurunkan tekanan 53,3% 46,5%
panas selama bekerja?(mengipas-kipas)
4 Pekerja sering berkeringat selama bekerja 80% 20%
Pengukuran suhu kerja dapat diukur secara kuantitatif dengan
menggunakan alat yaitu Temperature Hygrometer yang akan dicantumkan pada
tabel 4.8 yaitu:
43
Tabel 4.8
Suhu Ekstrim Secara Kuantitatif
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Bagian Produksi Suhu Kelembaban
O
( C) (%)
1 BagianBahan Baku 32 76
(Breaker I, II, III)
2 Bagian Penggilingan 31 80
3 Bagian Penjemuran 33 82
4 Bagian Basah II (Cutter 34 99
Mill)
5 Bagian Oven 32 78
6 Bagian Packingan 34 68
7 Bagian Gudang 34 68
8 Bagian Cuci Lory 31 86
Tabel 4.9
Getaran Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Getaran Ya Tidak
1 Pekerja sering menggunakan mesin-mesin yang
menghasilkan getaran pada tangan atau seluruh tubuh
2 Pekerja sering menggunakan mobil/ traktor/ forklift
selama bekerja
3 Pekerjayang bekerja dengan sumber getarab sering
merasakan nyeri dada/ sakit perut/ sakit akibat goyangan
organ didalam rongga dada dan perut
4 Pekerjayang bekerja dengan sumber getaran sering
merasakan penglihatan kabur
5 Pekerja yang bekerja dengan sumber getaran sering
mengalami gangguan bicara
6 Ada pekerja yang terpapar pajanan getaran seluruh tubuh
mengalami keluhan nyeri pada tulang belakang/
punggung
Tabel 4.10
Faktor Kimia Di PT.P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Faktor Kimia Ya Tidak
1 Di tempat kerja, ada menggunakan bahan-bahan kimia
yang berbahaya seperti gas berbahaya
2 Ditempat kerja, ada menggunakan bahanbahan kimia
yang berbahaya seperti penggunaan bahan bakar?
(premium/ minyak tanah/ solar/ dll)
3 Di tempat kerja menggunakan bahan pestisida dalam
44
bekerja
4 Di tempat kerja menggunakan alcohol dalam bekerja
5 Di tempat kerja , ada menggunakan bahan-bahan kimia
berbahaya lainnya selainn gas/ minyak bumi
6 Di tempat kerja ditemukan adanya debu yang bertebangan
yang mengganggu pekerja
7 Di tempat kerja di temukan asap yang mengganggu
pekerja selama bekerja
8 Ditempat kerja ditemukana uap metal yang berisiko
terhadap kesehatan pekerja? (biasanya pada proses
peleburan baja)
Tabel 4.11
Faktor Biologi Di PT. P&P Lembah Karet 2018
No Faktor Biologi Ya Tidak
1 Di tempat kerja ditemukan tikus
2 Ditempat kerja ditemukan banyak nyamuk
3 Di tempat kerja ditemukan banyak lalat
4 Di tempat kerja di temukan kecoa
5 Ditempat kerja ditemukan tempat perindukan jentik
nyamuk (kaleng-kaleng bekas yang diisi air, tempat-
tempat yang berisi air bersih tergenang)
6 Di tempat kerja ditemukan pekerja dengan masalah kulit
(dermatitis kontak)
Tabel 4.12
Faktor Ergonomi Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Faktor Ergonomi Ya Tidak
Beban Kerja
1 Pekerjamelakukan pekerjaan dengan membutuhkan 53,3% 46,6%
kekuatan fisik yang kuat (mengangkat dan mengangkut
barang-barang berat)
Kapasitas Kerja
1 Ada pekerja yang kurus mengerjakan aktivitas yang berat 20% 80%
2 Adapekerja perempuan yang mengerjakan pekerja berat 13,3% 86,6%
yang seharusnya dikerjakan oleh laki-laki
3 Adapekerja yang makannya tidak teratur/ tidak memenuhi 20% 80%
gizi
4 Adapekerja lembur tidak mengkonsumsi makanan 13,3% 86,6%
tambahan seperti susu dan telur
5 ada pekerja yang bekerja pada usia tua?(>60 tahun) 6,66% 93,3%
Beban Tambahan Akibat Lingkungan Ya Tidak
1 Pekerja bekerja dengan suhu ekstrim 73,3% 26,6%
2 Pekerja bekerja dengan intesitas kebisingan yang tinggi 46,6% 53,3%
Desain Stasiun Kerja Ya Tidak
45
1 Alat kerja/ mesin memiliki ketinggian yang sesuai dengan 100% 0
pekerja?
2 ketinggian meja kerja yang digunakan sudah sesuai 100% 0
dengan tinggi pekerja/ ukuran tubuh pekerja
3 kursi kerja sudah sesuai dengan tubuh pekerja 100% 0
Sikap Kerja Ya Tidak
1 Pekerja sering membungkuk selama melakukan pekerjaan 73,3% 26,6%
2 Pekerja sering memutarkan badan selama melakukan 46,6% 53,3%
pekerjaan
3 Pekerja sering mengadahkan keatas selama melakukan 40% 60%
pekerjaan
4 Pekerja sering bekerja dalam posisi duduk dalam waktu 60% 40%
yang lama
5 Pekerja sering bekerja dalam posisi berdiri dalam waktu 60% 40%
yang lama
6 Pekerja sering melakukan aktivitas yang berulang selama 60% 40%
bekerja
Keluhan Muskuloskletal Ya Tidak
1 Pekerja sering merasakan nyeri pada punggung selama 40% 60%
bekerja
2 Pekerja sering merasakan nyeri pinggang selama bekerja 93,3% 6,66%
3 Pekerja sering merasakan nyeri pada tangan pada saat 53,3% 46,5%
bekerja dengan computer
4 Pekerja sering merasakan nyeri pada leher pada saat 46,5% 53,3%
bekerja dengan computer
Kelelahan Kerja
1 Pekerja sering merasakan mengantuk selama bekerja 26,6% 73,4%
2 Pekerja sering merasakan berat di kepala selama bekerja 13,3% 86,7%
3 Pekerja sering merasakan sulit berkonsentrasi selama 13,3% 86,7%
bekerja
4 Pekerja sering sakit kepala selama bekerja 13,3% 86,7%
Tabel 4.13
Psikologi Industri Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Psikologi Industri/ Kerja Ya Tidak
Kepuasan Kerja
1 Pekerja merasa puas dengan pendapatan yang didapat 46,7% 53,3%
selama bekerja
2 Pekerja mendapatkan jaminan sosial (BPJS) dari tempat 100% -
kerja
3 Pekerja diberikan kesempatan untuk berkarir lebih baik di 40% 60%
tempat ia bekerja
4 Pekerja merasa memiliki hubungan yang baik dengan 13,3% 86,7%
sesame pekerja
Motivasi Kerja
46
1 Pekerja berkeinginan tinggi untuk bekerja lebih baik 6,67% 93,3%
2 Pekerja merasa visi perusahaan sudah sesuai dengan visi 13,4% 86,6%
pribadi si pekerja tersebut
3 Pekerja mendapatkan motivasi dalam bekerja dari rekan 33,4% 66,6%
kerja lainnya
4 Perusahaan pernah memberikan penghargaan kepada 0 100%
pekerja karena prestasi selama bekerja
Stress Kerja
1 Ada pekerja yang merokok secara terus menerus 60% 40%
2 Pekerja sering sakit kepala/ pusing tanpa sebab selama 40% 60%
bekerja
3 Pekerja sering susah tidur setelah pulang dari tempat 26,7% 73,3%
kerja
4 Pekerja sering marah selama bekerja 13,4% 86,6%
5 Pekerja mudah tersinggung selama bekerja 33,4% 66,6%
6 Pekerja merasakan terlalu banyak tekanan dala, bekerja 60% 40%
Konflik Kerja
1 pekerja merasa tidak senang/ tidak nyaman dengan 40% 60%
pekerja lain
2 Pekerja merasa tidak senang/ tidak nyaman dengan atasan 60% 40%
mereka
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui analisis situasi dan
wawancara sesuai dengan pertanyaan yang ada di kuesioner dengan pekerja di PT.
P&P Lembah Karet tahun 2018. Setelah melakukan wawancara pada bagian
bongkar, bagian pencucian, bagian pengeringan, bagian cuci lori, bagian IPAL,
dan bagian Gudang. Tetapi dalam melakukan wawancara penulis mengalami
beberapa hambatan yaitu tidak dapat melakukan wawancara pada beberapa bagian
diantaranya, bagian operator forklift, bagian teknik, bagian gudang pembelian
bahan penolong, bagian labor, dan bagian pembelian dikarenakan beberapa hal
oleh pihak perusahaan. Dilihat dari hasil wawancara ada beberapa identifikasi
masalah di PT. P&P Lembah Karet sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah di Bagian Penerimaan Bongkar
Ruang lingkup kerja di penerimaan bongkar meliputi penimbangan bahan
baku, pembongkaran bahan baku, dan penumpukan bahan baku. yang
berhubungan dengan penerimaan bahan baku sebelum bahan baku diproduksi
menjadi bahan setengah jadi. Berdasarkan bagian tersebut didapat bebarapa
identifikasi masalah seperti dilihat dari aspek keselamatan kerja di antaranya
tindakan tidak aman seperti pekerja bekerja pada saat bahan baku diterima. Dilihat
47
dari aspek kesehatan kerja diantaranya faktor fisik seperti suhu panas pada proses
pekerjaan, getaran yang dihasilkan dari mesin. Bisa dilihat pada tabel 4.4 dibawah
ini
Tabel 4.14
Identifikasi Masalah Pada Bagian Penerimaan Bongkar Bahan Baku
di PT. P&P Lembah Karet Padang
Tahun 2018
Jenis Jumlah Akibat (Cidera/
No Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan Korban Kerugian)
Pekerja bekerja sambil
Siku, kaki, dan tangan
bercanda
1 Kena Gancu 8 Orang terluka serta mata kena
air getah Pekerja bekerja tidak
menggunakan APD
Tidak menggunakan
Mata kena Mata kena getah ketika APD ketika bekerja
2
getah bekerja Bekerja sambil
bercanda antar pekerja
Masalah
I. Keselamatan Kerja
A. Tindakan Tidak Aman
No Masalah
1 Pekerja menjalankan mesin/ mobil/ kendaraan dalam kecepatan cepat
2 Pekerja bekerja sambil bercanda
3 Pekerja bekerja sambil mengagetkan orang lain
4 Pekerja bekerja tidak menggunakan safety shoes
5 Pekerja bekerja tidak menggunakan masker
6 Pekerja bekerja tidak menggunakan kacamata
7 Pekerja bekerja tidak menggunakan sarung tangan
8 Pekerja merasakan kelelahan selama bekerja
B. Kondisi Tidak Aman
1 Ada kemungkinan bahan-bahan terpental menciderai pekerja
2 Pekerja bekerja memiliki prosedur kerja yang berbahaya
3 Perusahaan tidak menyediakan safety shoes
II. Kesehatan Kerja
A. Faktor Fisik
1 Pekerja sering teriak dalam berkomunikasi
2 Panas selama bekerja
3 Sering minum selama bekerja
4 Pekerja berkeringat selama bekerja
48
B. Faktor Biologi
1 Di tempat kerja sering ditemukan lalat
C. Faktor Ergonomi
1 Pekerja melakukan pekerjaan membutuhkan kekuatan fisik yang kuat
2 Pekerja lembur tidak mengkonsumsi makanan tambahan seperti telur dan
susu
3 Pekerja bekerja sering membungkuk
4 Pekerja bekerja sering posisi berdiri dalam waktu lama
5 Pekerja sering melakukan aktivitas berulang
6 Pekerja nyeri pada pinggang
D. Faktor Psikologi
1 Pekerja merasakan tidak puas dengan pendapatan selama bekerja
2 Pekerja tidak mendapatkan motivasi dalam bekerja dari rekan kerjanya
3 Perusahaan tidak memberi penghargaan bagi pekerja yang berprestasi
4 Pekerja sering merokok
5 Pekerja memiliki banyak tekanan dalam bekerja
49
bercanda
2 Kena Gancu 2 orang Kaki terluka akibat Bekerja sambil
terkena gancu bercana
Tidak
menggunakan
APD
3 Terkena gilingan 1 orang Jari tangan terkena Tidak fokus
gilingan ketika bekerja
Tidak
menggunakan
APD
Kurang hati-hati
ketika bekerja
Masalah
I. Keselamatan Kerja
A. Tindakan Tidak Aman
1 Mesin yang sedang berjalan membahayakan pekerja
2 Pekerja bekerja sambil bercanda
3 Pekerja bekerja sambil mengagetkan orang lain
4 Pekerja bekerja tidak menggunakan baju kerja
5 Pekerja bekerja tidak menggunakan safety shoes
6 Pekerja bekerja tidak menggunakan masker
7 Pekerja bekerja tidak menggunakan sarung tangan
8 Pekerja merasakan kelelahan selama bekerja
B. Kondisi Tidak Aman
1 Mesin yang digunakan memungkinkan jari terjepit pada saat proses
penggilingan
2 Kemungkinan bahan-bahan yang terpental yang akan mencinderai
pekerja
3 Ada tangga yang digunakan dalam bentuk yang tidak aman <45O
4 Ada procedure kerja yang berbahaya
5 Lantai tempat kerja yang licin
6 Tidak menggunakan safety shoes
7 Tidak menggunakan masker
8 Tidak menggunakan sarung tangan
II. Kesehatan Kerja
A. Intensitas Kebisingan
1 Pekerja mengalami kesulitan komunikasi pada jarak 1-1,5 meter
50
2 Pekerja bekerja sering berteriak
3 Setelah bekerja, pekerja merasakan gangguan pendengaran seperti telinga
berdenging
B. Intensitas Cahaya
1 Pekerja gampang mengantuk selama bekerja
2 Pekerja sering sakit kepala selama bekerja
C. Suhu Ekstrim
1 Pekerja merasakan panas selama bekerja
2 Pekerja sering minum dalam jumlah yang banyak selama bekerja
3 Pekerja sering berkeringat selama bekerja
D. Faktor Biologi
1 Di tempat kerja ditemukan banyak lalat
E. Faktor Ergonomi
1 Pekerja melakukan pekerjaan dengan membutuhkan kekuatan fisik
2 Pekerja kurus mengerjakan aktivitas yang berat
3 Pekerja sering membungkuk selama melakukan pekerjaan
4 Pekerja sering bekerja dalam posisi duduk dalam waktu lama
5 Pekerja sering bekerja dalam posisi berdiri dalam waktu lama
6 Pekerja sering melakukan aktivitas yang berulang selama bekerja
7 Pekerja serng merasakan nyeri pada pinggang selama bekerja
8 Pekerja bekerja sering merasakan ngantuk selama bekerja
9 Pekerja sering sakit kepala selama bekerja
F.Faktor Psikologi Industri/ Kerja
1 Pekerja merokok secara terus-menerus
2 Pekerja sering pusing tanpa sebab
3 Pekerja merasa banyak tekanan dalam bekerja
4 Pekerja tidak pernah diberi penghargaan oleh perusahaan apabila
berprestasi
51
Tabel 4.16
Identifikasi Masalah pada Bagian Pengeringan Karet
PT. P&P Lembah Karet Padang
Tahun 2018
Masalah
I. Keselamatan Kerja
A. Tindakan Tidak Aman
1 Bekerja dengan objek/ mesin yang membahayakan pekerja
2 Pekerja bekerja sambil bercanda
3 Pekerja tidak menggunakan safety shoes
4 Pekerja tidak menggunakan baju kerja
5 Pekerja merasakan kelelahan selama bekerja
B. Kondisi Tidak Aman
1 Mesin beresiko untuk anggota badan terkena tarikan
2 Ada tangga yang digunakan dalam bentuk <45O
3 Memiliki prosedur kerja yang berbahaya
II. Kesehatan Kerja
A. Intensitas Kebisingan
1 Pekerja kesulitan komunikasi pada jarak 1-1,5 meter
2 Pekerja sering berteriak berkomunikasi
3 Pekerja setelah bekerja merasakan gangguan pendengaran seperti telinga
berdenging
B. Intensitas Cahaya
1 Pekerja gampang mengantuk selama bekerja
C. Suhu Ekstrim
1 Pekerja merasakan panas selama bekerja
2 Pekerja sering minum dalam jumlah yang banyak selama bekerja
D. Faktor Kimia
1 Adanya debu yang berterbangan
E. Faktor Biologi
1 Di tempat kerja ditemukan banyak lalat
F.Faktor Ergonomi
1 Pekerja melakukan pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik yang
kuat
2 Pekerja kurus mengerjakan aktivitas yang berat
3 Pekerja lembur tidak mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu dan
telur
4 Pekerja sering membungkuk selama melakukan pekerjaan
5 Pekerjaan sering bekerja dalam posisi berdiri dalam waktu lama
52
6 Pekerja sering melakukan aktivitas yang berulang selama bekerja
7 Pekerja merasakan nyeri punggung
8 Pekerja merasakan nyeri pinggang
9 Pekerja sering merasakan ngantuk selama bekerja
10 Pekerja sering merasakan berat di kepala selama bekerja
G. Faktor Psikologi Industri/ Kerja
1 Pekerja tidak mendapatkan motivasi bekerja dari rekan kerja
2 Pekerja sering susah tidur ketika pulang dari tempat kerja
3 Pekerja merasakan terlalu banyak tekanan dalam bekerja
4 Pekerja tidak pernah diberi penghargaan apabila mendapatkan prestasi
53
1 Pekerja sering minum dalam jumlah yang banyak selama bekerja
D. Faktor Biologi
1 Di tempat kerja ditemukan banyak lalat
E. Faktor Ergonomi
1 Pekerja lembur tidak mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu dan
telur
2 Pekerja bekerja dengan posisi berdiri dalam waktu yang lama
3 Melakukan aktivitas pekerjaan secara berulang
4 Merasakan nyeri pada pinggang
5 Merasakan nyeri pada leher
F.Psikologi Industri/ Kerja
1 Pekerjaan tidak memberikan penghargaan kepada pekerja karena prestasi
selama bekerja
2 Pekerja merasakan terlalu banyak tekanan dalam bekerja
54
II. Kesehatan Kerja
A. Intensitas Kebisingan
1 Pekerja sering berteriak dalam berkomunikasi pada saat bekerja
B. Intensitas Cahaya
1 Pekerja sering merasakan sakit kepala selama bekerja
C. Suhu Ekstrim
1 Pekerja sering merasakan panas selama bekerja
2 Pekerja sering minum dalam jumlah yang banyak selama bekerja
3 Pekerja sering berkeringat selama bekerja
D. Faktor Kimia
1 Di tempat kerja menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya (soda
api)
E. Faktor Biologi
1 Di tempat kerja ditemukan banyak nyamuk
2 Di tempat kerja ditemukan banyak lalat
3 Di tempat kerja ditemukan kecoa
F. Faktor Ergonomi
1 Pekerja sering membungkuk selama bekerja
2 Pekerja sering memutar badan selama melakukan pekerjaan
3 pekerja merasakan nyeri pinggang selama bekerja
4 Pekerja merasakan nyeri leher selama bekerja
5 Pekerja sering merasakan mengantuk selama bekerja
G. Faktor Psikologi Industri/ Kerja
1 Pekerja merokok secara terus menerus
2 Pekerja merasakan terlalu banyak tekanan dalam bekerja
3 Pekerja merasakan tidak senang/ nyaman dengan pekerja lain
4 Pekerja merasakan tidak senang/ nyaman dengan atasan
55
Tabel 4.19
Identifikasi Masalah Pada Bagian IPAL
PT. P&P Lembah Karet Padang
Tahun 2018
Masalah
I. Keselamatan Kerja
A. Tindakan Tidak Aman
1 Pekerja melakukan pekerjaan tanpa wewenang
2 Pekerja bekerja sambil bercanda
3 Pekerja tidak menggunakan safety shoes
4 Pekerja merasa kelelahan selama bekerja
B. Kondisi Tidak Aman
1 Mesin yang digunakan berisiko kontak sengatan listrik dengan pekerja
2 Tangga digunakan dalam bentuk yang tidak aman <45O
II. Keselamatan Kerja
A. Suhu Ekstrim
1 Pekerja sering minum dalam jumlah banyak
2 Pekerja sering mengipas-kipas
3 Pekerja sering berkeringat selama bekerja
B. Faktor Biologi
1 Di tempat kerja ditemukan banyak tikus
2 Di tempat kerja ditemukan banyak nyamuk
3 Di tempat kerja ditemukan banyak lalat
4 Di tempat kerja ditemukan kecoa
C. Faktor Psikologi Industri/ Kerja
1 Pekerja tidak mendapatkan motivasi dari rekan kerja lain
2 Pekerja tidak diberikan pengharagaan atas prestasi yang capai pekerja
3 Pekerja pusing tanpa sebab
4 Pekerja merasakan terlalu banyak tekanan dalam bekerja
5 Pekerja tidak nyaman dengan atasan mereka
Berdasarkan uraian diatas, diperoleh beberapa masalah yang diidentifikasi
sebagai berikut :
Tabel 4.20
Identifikasi Masalah
Di PT. P&P Lembah Karet Padang Tahun 2018
No Identifikasi Masalah
1 Terjadinya kecelakaan kerja di beberapa bagian proses kerja terutama di
bagian bongkar bahan baku di PT. P&P Lembah Karet Padang
2 Terjadinya keluhan muskuloskletal pada pekerja di PT. P&P Lembah Karet
56
Padang
3 Stres kerja yang terjadi di PT. P&P Lembah Karet Padang
4 Faktor biologi yang ada di PT. P&P Lembah Karet Padang
5 Kebisingan yang terjadi di PT. P&P Lembah Karet Padang
6 Suhu ekstrim yang terjadi di PT. P&P Lembah Karet Padang
7 Faktor kimia yang ada di PT. P&P Lembah Karet Padang
57
Tabel 4.21
Skor Prioritas Masalah
Di PT. P&P Lembah Karet Tahun 2018
No Masalah U S G Total Rank
1 Kecelakaan kerja 8 9 7 24 I
2 Keluhan muskoloskeletal 6 7 8 18 V
3 Psikologi kerja(stres kerja) 6 8 7 21 II
4 Faktor biologi 5 6 4 15 VI
5 Suhu ekstrim 6 7 6 19 IV
6 Kebisingan 7 8 5 20 III
7 Faktor kimia 2 3 3 8 VII
58
4.4 Akar Penyebab Masalah
Manusia Metode
59
4.4.1 Pembahasan
1. Man
a. Sikap kurang pedulinya pekerja terhadap kesehatannya dikarenakan
kurangnya pengetahuan pekerja terhadap kesehatan yang mengakibatkan
pekerja tidak memperhatikan kesehataannya. Sebagai contoh ada beberapa
pekerja tidak menggunak ear plugg/ear muff saat bekerja dan sebagian
pekerja menggunakan headshet untuk mendengarkan musik disaat
bekerja.Teori Lawrence Green (1980) Green mencoba menganalisis
perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan
seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku(behavior
causes ) dan faktor diluar perilaku (non behaviorcauses ).
b. Oemarjoedi dalam (Indahyani, 2015) pengetahuan adalah faktor penentu
bagaimana manusia berpikir, merasa dan bertindak. Kurangya
pengetahuan tentang dampak dari kebisingan . akibat kurangnya
penyuluhan yang dilakukan oleh perusahaan kepada pekerja tentang
dampak atau gangguan kesehatan yang akan dialami oleh pekerja apabila
tidak memakai alat pelindung telinga disaat melakukan pekerjaan di area
yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi.
c. Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan alat peindung telinga
(earplug/ear muff) . akibat kurangnya penyuluhan yang dilakukan oleh
pihak perusahaan terhadap penting dan kegunaan alat pelindung telinga
ear plugg/ear muff pekerja menjadi tidak peduli dan tidak paham akibat
yang akan ditimbulkan oleh kebisingan yang akan merusak pendengaran
pekerja.
2. Metode
a. Kurangnya pengawasan K3 dari supervisor menyebabkan pekerja tidak
menggunakan ear plugg/ear muff sehingga mengakibatkan gangguan
pendengaran pada pekerja.
b. kurangya rotasi kerja menyebabkan terpapar yang cukup lama dengan
kebisingan sehingga dapat menganggu fungsi pendengaran pekerja. Dan
sebaiknya diperlukan adanya jam istirahat yang cukup sehingga pekerja
60
tidak terkena dampak kebisingan secara continue. Didalam pekerjaan
terdapat rotasi kerja secara beraturan sehingga dapat meminimalisir
dampak kebisingan pada karyawan.
3. Peralatan
Sumber bising belum di isolasi (mesin masih terbuka). isolasi merupakan salah
satu pengendalian bagian tekhnik yang dilakukan apabila memungkinkan dilihat
dari segi dana perusahaan.
4. Material
Manajemen perusahaan tidak menyediakan alat pelindung telinga
(earplug/earmuff) .Perusahaan seharusnya menyediakan alat pelindung diri sesuai
kebutuhan pekerja untuk menghindari gangguan kesehatan pendengaran pekerja.
4.5 Tujuan
Tujuan dari pemecahan masalah pada prioritas masalah adalah untuk
memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk melakukan pengendalian
kebisingan serta meningkatan pengetahuan pekerja tentang bahaya kebisingan dan
penyakit akibat kebisingan, serta menciptakan lingkungan bebas bising.
4.6 Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 4.22
Alternatif Pemecahan Masalah
Di PT.P&P Lembah Karet Padang
Manusia
No Masalah Alternatif
1. Kurangnya pengetahuan tentang Memberikan penyuluhan atau promosi
penggunaan alat pelindung K3 tentang penggunaan alat pelindung
telinga (ear plug/ear muff). telinga
2. Sikap kurang peduli serta kurang Meningkatkan pengetahuan pekerja
peduli pekerja terhadap tentang penyakit akibat
kesehatannya kerja,meningkatkan pengawasan dari
supervisor terhadap pekerja
3. Kurangnya pengetahuan tentang Memberikan penyuluhan tentang
dampak dari kebisingan dampak dari kebisingan.
Memasang poster K3 ditempat kerja.
61
Metode Kerja
No Masalah Alternatif
1. Kurangnya rotasi kerja Diadakan rotasi kerja minimal 2 tahun
sekali karena dapat menyebabkan
gangguan kesehatan.
2. Kurangnya pengawasan dari Memberikan pengawasan yang lebih
supervisor kepada pekerja terkait K3 ditempat
kerja
Peralatan
No Masalah Alternatif
1. Sumber bising belum di isolasi Untuk mengurangi kebisingan
(mesin masih terbuka). perusahaan menggunakan alat peredam
suara pada mesin.
Material
No Masalah Alternatif
1. Manajemen perusahaan tidak Advokasi kepada pimpinan perusahaan
menyediakan alat pelindung untuk menyediakan alat pelindung
telinga(ear plug/ear muff) telinga(ear plug/ear muff)
62
4.7 Prioritas Masalah
Tabel 4.23
Prioritas Pemecahan Masalah
Di PT.P&P Lembah Karet Padang
63
4.8 Rencana Kegiatan
Tabel 4.24
Rencana kegiatan (POA) Bahaya Kebisingan
Serta Manfaat Penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT)
Di PT.P&P Lembah Karet Kota Padang Tahun 2018
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Tempat P. jawab Tolak Ukur
11 Persiapan Pembentukan panitia Pekerja 1 kali Pihak Sesuai Aula Pimpinan
1. Sarana/prasarana,fasilitas penyuluhan di PT.P&P dalam perusahaan kebutuhan perusahaan Meningkat
lembah karet Padang. setahun dan
nya
mahasiswa
2. Pelaksanaan Pekerja 1 bulan Pihak Sesuai Aula Pimpinan pengetahuan
Promosi k3 Meningkatkan sekali perusahaan kebutuhan perusahaan pekerja
Penyuluhan dan pengetahuan pekerja dan
tentang
advokasi tentang bahaya mengenai bahaya mahasiswa
kebisingan serta manfaat kebisingan serta bahaya
penggunaan alat penggunaan APT. kebisingan
pelindung telinga (APT) Advokasi kepada serta
kepada pekerja. manajemen
penggunaan
perusahaan agar
menyediakan APT.
64
3. Monev Memantau pelaksanaan K3 Pekerja Januari Pihak Sesuai Aula Pimpinan APT
Monitoring guna untuk melakukan revisi 2018 perusahaan kebutuhan perusahaan
dan
mahasiswa
Plan Of Action (POA) disebut juga rencana usulan kegiatan merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran
kegiatan dalam bentuk rangkaian sasaran yang lebih spesifik dalam jangka waktu yang lebih pendek, rangkaian kegiatan yang saling
terkait akibat dipilihnya alternative pemecahan masalah dan rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu yang spesifik, kebutuhan
sumber daya yang spesifik, dan akuntabilitas untuk setiap tahapnya (Supriyanto dan Nyoman, 2007).
Didalam rencana menyusun kegiatan (POA) pengendalian kebisingan adapun kegiatan yang telah disusun yaitu melakukan
persiapan sarana/prasarana,fasilitas dan pelaksanaan promosi K3,penyuluhan dan advokasi tentang bahaya kebisingan serta manfaat
penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT) kepada pekerja dan melakukan monitoring dan evaluasi.
65
4.9 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Tabel 4.25
Rencana Monitoring Dan Evaluasi
Di PT.P&P Lembah Karet Kota Padang Tahun 2018
No Kegiatan Input Proses Output outcome impact Realisasi presenta
se
1. Promosi K3, penyuluhan dan Panitia Advokasi Perusahaan bersedia Tersedianya Semakin
advokasi tentang bahaya LCD Penyuluhan menyediakan APT APT berkurangn
kebisingan serta pentingnya ATK Pekerja lebih Pekerja sadar ya kasus
penggunaan alat pelindung telinga mengetahui tentang akan atau
(ATP) bahaya kebisingan pentingnya kejadian
Penyuluhan dan penting APT saat dari
Advokasi menggunakan APT. melakukan gangguan
pekerjaan pendengara
n
Perusahaan
menjadi
lebih
mematuhi
peraturan
pemerintah
tentang UU
K3
66
Monitoring merupakan kegiatan untuk memantau proses/jalannya suatu program/kegiatan. Monitoring dilakukan sejalan
dengan evaluasi agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapian program sesuai perencanaan baik waktunya maupun
jeni kegiatannya. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan.
Didalam rencana monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan di PT.P&P Lembah Karet Promosi K3, penyuluhan dan
advokasi tentang bahaya kebisingan serta pentingnya penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT).
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. PT. P&P Lembah Karet memiliki 10 bagian yaitubagian operator forklift,
bagian teknik, bagian gudang, bagian gudang pembelian bahan penolong,
bagian proses pengeringan, bagian proses pencucian, bagian cuci lory, bagian
labor, bagian pembelian dan bagian IPAL.
2. Ditemukan 7 permasalahan yaitu kecelakaan kerja, keluhan muskuloskletal,
psikologi kerja (stres kerja), faktor biologi, suhu ekstrim, kebisingan dan faktor
kimia.
3. Setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada di PT. P&P Lembah Karet
mahasiswa memprioritaskan 5 permasalahan dengan menggunakan teori
“USG” yaitu kecelakaan kerja, kelelahan kerja, stress kerja, keluhan
muskuloskeletal dan ketidakdisiplinan penggunaan APD.
4. Akar penyebab masalah digunakan metode diagram fishbone, dimana terdapat
pada masalah manusia, metode, lingkungan dan material.
5. Untuk permasalahan adanya kebisingan kerja di perusahaan terdapat 4 alternatif
pemecahan masalah.
6. Penetapan prioritas pemecahan masalah yaitu kurangnya pengetahuan pekerja
tentang penggunaan alat pelindung telinga (ear plug/ear muff).
7. memberikan penyuluhan kepada pekerja tentang pentingnya penggunaan APD
(ear plug/ear muff).
8. Membuat rencana atau rekomendasi dari kegiatan promosi K3 tentang bahay
kebisingan serta manfaat penggunaan alat pelindung telinga (APT).
9. Untuk memantau berjalannya kegiatan Promosi K3 tentang bahaya kebisingan
serta manfaat penggunaan alat pelindung telinga (APT) adanya kegiatan
monitoring dan evaluasi dari pihak perusahaan.
68
5.2 Saran
1. Sebaiknya perusahaan menyediakan alat pelindung telinga (ear plug/ear muff).
2. Sebaiknya perusahaan melakukan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya
penggunaan alat pelindung telinga selama pekerjaan berlangsung.
3. Perlunya pengawasan yang lebih dari supervisor,dalam keselamatan dan
kesehatan pekerja saat bekerja.
4. Agar perusahaan membuat pengendalian kebisingan dengan melakukan isolasi
pada mesin produksi atau memberi sekat serta menutup mesin yang terbuka,
agar intensitas bising menjadi berkurang.Perusahaan seharusnya menyediakan
alat pelindung telinga (ear plug/ear muff).
69
DAFTAR PUSTAKA
PENCUCIAN
• KONTAMINASI
• (PEMISAHAN SAMPAH
• DARI KARET)
69
PENGGILINGAN
PENGGULUNGAN
PENJEMURAN
PEMOTONGAN
DAN PEMBAHASAN-2
• MASUKKAN KARET
• KE LORY
MASUKKAN KE OVEN
• PENGANGKATAN DARI
• LORY
PENIMBANGAN
PEMBUNGKUSAN
PENGEPAKAN
GUDANG
IPAL KE-1
IPAL KE-2
IPAL KE-3
IPAL KE-4
WAWANCARA KUESIONER
WAWANCARA KUESIONER
WAWANCARA KUESIONER
• MEMBERI KENANG-
• KENANGAN