Anda di halaman 1dari 22

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA

ALIRAN FLUIDA
(ALF)

Disusun oleh:
Darren Kurnia
Paul Victor
Dr. Yogi Wibisono Budhi
Dr. Irwan Noezar
Dr. Ardiyan Harimawan

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 3

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5

BAB II TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN................................................................. 7

2.1. Tujuan Percobaan ........................................................................................................ 7

2.2. Sasaran Percobaan ....................................................................................................... 7

BAB III RANCANGAN PERCOBAAN .................................................................................. 8

3.1. Perangkat dan Alat Ukur ............................................................................................. 8

3.2. Bahan ........................................................................................................................... 8

3.3. Skema Alat .................................................................................................................. 8

BAB IV PROSEDUR KERJA ................................................................................................. 10

4.1. Penentuan Densitas Air Keran .................................................................................. 11

4.2. Penentuan Viskositas Air Keran ............................................................................... 12

4.3. Prosedur Start Up ...................................................................................................... 13

4.4. Prosedur Shut Down .................................................................................................. 14

PUSTAKA ............................................................................................................................... 15

LAMPIRAN A TABEL DATA MENTAH ............................................................................. 16

LAMPIRAN B PROSEDUR PERHITUNGAN ...................................................................... 18

LAMPIRAN C SPESIFIKASI LITERATUR ......................................................................... 20

ALF 2
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Alat perpipaan SOLTEQ ....................................................................................... 9

Gambar C.1. Moody Diagram ................................................................................................. 20

ALF 3
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Keterangan Gambar 3.1 ............................................................................................ 9

Tabel A.1. Pengukuran head loss alat ukur / fitting / pipa ...................................................... 16

Tabel A.2. Pengukuran densitas air keran ............................................................................... 16

Tabel A.3. Pengukuran viskositas air keran............................................................................. 17

Tabel C.1. Data Diameter Pipa, Fitting, dan Valve ................................................................. 21

ALF 4
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

BAB I
PENDAHULUAN

Fluida merupakan suatu jenis zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen, sehingga apabila terjadi perubahan bentuk di dalam fluida, maka akan terbentuk
lapisan-lapisan yang mengalir di atas lapisan lain dan terbentuklah lapisan baru. Pada proses
tersebut terdapat tegangan geser yang besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju alir
fluida relatif terhadap suatu arah. Tegangan geser ini akan hilang setelah fluida mencapai
keadaan kesetimbangan.

Berdasarkan densitas, fluida dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: fluida compressible dan
fluida incompressible. Fluida compressible mempunyai densitas yang peka terhadap
perubahan temperatur dan tekanan (misalnya: gas), dan fluida incompressible kebalikan dari
fluida compressible (misalnya: zat cair).

Dalam suatu sistem perpipaan transportasi fluida, terdapat beberapa komponen atau peralatan
umum yang digunakan, seperti: pipa/tabung, valve, blower, pompa, dll. Pipa merupakan
tempat mengalirnya fluida, dan valve dipasang untuk mengatur laju alir/bukaan fluida. Dalam
suatu sistem perpipaan dibutuhkan penambahan energi mekanik untuk mempercepat laju alir
fluida. Alat yang dapat digunakan antara lain pompa, blower, kipas, dan kompresor. Peralatan
pemindah fluida dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerja menggunakan tekanan langsung
ke fluida, atau dengan membangkitkan rotasi menggunakan momen punter.

Untuk menganalisis sistem pipa digunakan persamaan Bernoulli:

Keterangan:
A : bagian hisap pompa
B : bagian keluaran pompa

ALF 5
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

Jumlah kerja dari pompa bergantung pada kapasitas dan head. Kapasitas adalah laju alir
massa per volume fluida yang dialirkan, sedangkan head adalah perbedaan total tekanan
masuk dan keluar alat, yang dinyatakan dalam tinggi kolom fluida pada kondisi adiabatik.
Efisiensi pompa dinyatakan sebagai perbandingan daya output terhadap input. Dalam operasi
pompa harus dihindari fenomena kavitasi, yaitu fenomena berubahnya sebagian fluida
menjadi uap akibat tekanan hisap yang lebih tinggi dibandingkan tekanan uap fluida yang
menyebabkan timbulnya gelembung yang dapat merusak pompa. Agar tidak terjadi kavitasi,
nilai (NPSH)R harus terpenuhi. (NPSH)R merupakan total head cairan pada garis pusat
pompa, dikurangi tekanan uap P. NPSH dapat dihitung menggunakan persamaan:

(NPSH)A dalam instalasi pompa harus lebih besar atau sama dengan (NPSH)R untuk kapasitas
yang diinginkan.

Laju alir fluida dapat diukur dengan berbagai jenis alat ukur, contohnya pitot tube,
orificemeter, dan venturimeter. Ketiga alat ini menggunakan prinsip Bernoulli untuk
menentukan laju alir fluida.

ALF 6
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN

2.1. Tujuan Percobaan


Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari karakteristik sistem perpipaan,
serta fluida yang mengalir di dalamnya.

2.2. Sasaran Percobaan


Dari praktikum ini praktikan diharapkan dapat:
 Menentukan hubungan laju alir dan head loss
 Menentukan hubungan bilangan Reynold dengan pipe friction coefficient
 Menentukan nilai K masing-masing fitting
 Menghitung konstanta yang diperlukan pada perhitungan laju alir fluida

ALF 7
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN

3.1. Perangkat dan Alat Ukur


Perangkat dan alat ukur yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a) Satu set peralatan SOLTEQ
b) Viskometer Ostwald
c) Piknometer
d) Stopwatch
e) Gelas ukur 1 Liter
f) Neraca analitis
g) Ember, lap bersih, dan tissue

3.2. Bahan
Bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah:
a) Aqua dm
b) Air keran

3.3. Skema Alat


Rangkaian alat yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, dan
dengan keterangan yang ditampilkan pada Tabel 3.1.

ALF 8
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

A
B
C
D
E

F
G

J K L
C

H
I
C

R Q P O N M
C

S
T

Gambar 3.1. Alat perpipaan SOLTEQ

Tabel 3.1. Keterangan Gambar 3.1

Kode Keterangan Kode Keterangan

A 6 mm smooth bore pipe K In-line y strainer


B Sudden contraction L 90o elbow
C 10 mm smooth bore pipe M 90o bend
D Sudden enlargement N 90o T
E 17 mm smooth bore pipe O Pitot static tube
F 17 mm artificial roughened pipe P Venturimeter
G 45o elbow Q Orificemeter
H 45o Y R Outlet control valve
I Gate valve S Water manometer
J Globe valve T Digital manometer

ALF 9
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

BAB IV
PROSEDUR KERJA

Berikut merupakan langkah kerja praktikum modul Aliran Fluida.

ALF 10
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

4.1. Penentuan Densitas Air Keran

Mulai

Piknometer dan
aseton disiapkan

Piknometer dicuci, dan


dikeringkan

Piknometer kosong Massa


ditimbang; massa piknometer
dicatat kosong

Aqua dm dimasukkan ke Piknometer ditutup Dinding luar piknometer


dalam piknometer hingga rapat hingga aqua dm dikeringkan dengan tissue
tepat penuh meluap atau lap kering yang bersih

Diulang Suhu aqua dm Piknometer berisi


menggunakan air dalam piknometer aqua dm ditimbang;
keran diukur massa dicatat

Temperatur Massa
aqua dm piknometer
+ fluida

Piknometer dikosongkan;
Densitas air keran
dibilas dengan aseton; Selesai
dihitung
keringkan

Densitas
air keran

ALF 11
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

4.2. Penentuan Viskositas Air Keran

Mulai

Bersihkan dan keringkan


viskometer

Masukkan aqua dm ke
dalam viskometer

Cairan dihisap dari ujung atas


reservoir B hingga melewati m

Cairan dibiarkan mengalir; waktu dari Waktu m


titik m ke n dicatat ke n

Ulangi prosedur untuk mencari


waktu m ke n air keran

Viskositas air keran dicari


Viskositas
dengan membandingkan
air keran
terhadap viskositas aqua dm

Selesai

ALF 12
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

4.3. Prosedur Start Up

Mulai

Alat disiapkan

Isi bak penampung air dengan air


hingga mencapai setengah atau
lebih tinggi bak penampung

Buka seluruh keran; pompa dan


manometer disambungkan ke
power supply

Power supply
dinyalakan

Selesai

ALF 13
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

4.4. Prosedur Shut Down

Mulai

Seluruh valve dibuka

Power supply
dimatikan

Isi bak penampung


dikuras dan
dikeringkan

Bereskan peralatan

Selesai

ALF 14
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

PUSTAKA

Geankoplis, C. J., 2003, Transport Process and Separation 4th edition, USA: Prentice Hall
(halaman 90 – 107; 136 – 149)
SOLTEQ, Fluid Friction Measurements Apparatus Model : FM 100, Equipment for
Engineering Education & Research, 2011

ALF 15
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH

Contoh tabel pengamatan yang digunakan pada percobaan adalah sebagai berikut.

CONTOH

Tabel A.1. Pengukuran head loss alat ukur / fitting / pipa

Variasi Laju Alir ke- Volume (mL) Waktu (s) Head Loss (mm H2O)

Tabel A.2. Pengukuran densitas air keran

Massa piknometer kosong (g)


Massa piknometer kosong + aqua dm (g)
Massa piknometer kosong + air keran (g)
Temperatur aqua dm (oC)

ALF 16
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

Tabel A.3. Pengukuran viskositas air keran

Waktu tempuh aqua dm (s)


Waktu tempuh air keran (s)
Temperatur aqua dm (oC)

ALF 17
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN

Perhitungan yang dilakukan pada modul Aliran Fluida ini dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Perhitung densitas air keran


Densitas aqua dm diperoleh dari data literatur hubungan densitas terhadap temperatur
aqua dm. Densitas air keran dapat dihitung dengan persamaan berikut :

2. Perhitungan viskositas air keran


Viskositas aqua dm diperoleh dari data literatur hubungan viskositas terhadap
temperatur aqua dm. Viskositas air keran dapat dihitung dengan persamaan berikut :

3. Perhitungan hubungan laju alir dengan head loss pada pipa halus
Pertama-tama hitung kecepatan aliran fluida dalam pipa (u) dan hubungkan dengan
head loss (Δh) dengan menggunakan plot regresi linear sehingga diperoleh persamaan
berikut :

Hubungan laju alir dengan head loss dapat diketahui dengan menghitung nilai k

4. Perhitungan hubungan bilangan Reynold terhadap koefisien friksi pada pipa kasar
Hitung bilangan Reynold pada aliran pipa kasar dengan persamaan berikut :

ALF 18
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

Dengan = densitas air keran (kg/m3), kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s),

d = diameter pipa (m), = viskositas air keran (kg/m.s)

Setelah itu, hubungkan bilangan Reynold dengan koefisien friksi yang ada pada
Moody diagram yang terletak pada Lampiran C. Sehingga dapat diperoleh persamaan
hubungan antara bilangan Reynold dengan koefisien friksi pipa kasar secara linear.
5. Perhitungan karakteristik fitting dan valve
Hitung nilai hv (velocity head) terlebih dahulu dengan persamaan :

Dengan u = laju alir linear (m/s), dan g = konstanta percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
Setelah didapat nilai hv, plotkan hv terhadap h (head loss bacaan) secara linear agar
didapatkan nilai K ( = h / hv)

6. Karakteristik alat ukur


Hitung nilai Q (debit aliran air keran (m3/s)) dan hubungkan dengan plot secara linear
terhadap akar dari head loss (√Δh (m1/2)) agar didapatkan nilai k ( = Q/√Δh)

ALF 19
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

LAMPIRAN C
SPESIFIKASI LITERATUR

Gambar C.1. Moody Diagram

ALF 20
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

Tabel C.1. Data Diameter Pipa, Fitting, dan Valve

Section Diameter (cm)


6 mm smooth bore pipe 0,6
Sudden contraction 0,25 0,1
10 mm smooth bore pipe 0,1
Sudden enlargement 0,1 0,25
17 mm smooth bore pipe 0,17
17 mm artificial roughened pipe 0,17
45o elbow 2,5
45o Y 2,5
Gate valve 2,5
Globe valve 2,5
In-line y strainer 2,5
90o elbow 2,5
90o bend 2,5
90o T 2,5
Pitot static tube 2,5
Venturimeter 2,5
Orificemeter 2,5

ALF 21
Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Aliran Fluida

LAMPIRAN D
LEMBAR KENDALI KESELAMATAN KERJA

Nama / Kode modul : Aliran Fluida (ALF)


Asisten modul : Darren , Paul Victor
Dosen Pembimbing : Dr. Yogi Wibisono Budhi, Dr. Irwan Noezar
No Bahan Sifat Bahan Tindakan Penanggulangan
1 Air (H2O) • Titik leleh 0oC • Viskositas 0,860 Tidak memerlukan
• Titik didih 100oC cP pada 26oC penanggulangan secara khusus
• Stabil terhadap • Pelarut yang baik
reaksi

Kecelakaan yang mungkin terjadi Penanggulangan


Hubungan arus pendek akibat listrik Usahakan untuk memutuskan hubungan arus listrik pada
yang kontak dengan air. alat. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan, hubungi pihak
berwenang.
Terpleset akibat genangan air yang Pastikan semua sambungan selang terpasang dengan baik
diakibatkan oleh kebocoran sambungan dan benar, sehingga tidak ada air yang bocor dan
selang. menggenang. Bersihkan apabila terjadi genangan air.
Perlengkapan keselamatan kerja

Prosedur Keselamatan Kerja


Pengecekan Alat
• Pastikan sambungan selang pada alat
tersambung dengan baik dan terhubung Penentuan Densitas dan Viskositas
dengan saluran pembuangan. • Pastikan piknometer dan viskometer
• Pastikan listrik pada pompa terhubung Ostwald diletakkan pada tempat yang
dengan baik, kabel dan stop kontak aman.
jauhkan dari sumber air. • Hindari menggenggam kedua tangkai
viskometer Ostwald karena viskometer
Pasca Percobaan sangat rapuh.
• Bersihkan genangan air di sekitar alat.
• Putuskan hubungan listrik pada pompa. Percobaan
• Gulung kabel listrik dan manometer lalu • Berhati-hati dalam mengalirkan air.
letakkan pada tempatnya. Tekanan aliran air yang besar dapat
menyebabkan lepasnya sambungan selang
pada sight gauge.
• Hati-hati ketika menyentuh ketiga alat
ukur karena sambungannya mudah
terlepas.
Koordinator Laboratorium
Asisten modul,
Instruksional,
Dosen Pembimbing,

Darren ALF Paul Victor Dr. Ardiyan Harimawan 22


D Dr. Yogi W. Budhi Dr. Irwan Noezar

Anda mungkin juga menyukai