Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA FISIKA

KINETIKA KIMIA
KONSEP ENERGI PENGAKTIFAN DAN KATALIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Choiriah
Nur Fitriani
Yosy Andy Yonatan
Yan Aji Bintang Buwono

TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2014
A. ENERGI AKTIVASI
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus ada pada sistem kimia untuk
melangsungkan reaksi kimia. Energi aktivasi diperkenalkan oleh saintis dari Swedia
bernama Svante Arrhenius pada tahun 1889. Energi aktivasi juga dapat didefinisikan
sebagai energi minimum yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia. Energi aktivasi
suatu reaksi biasanya dilambangkan dengan Ea dalam satuan kilojoule per mol (kJ/mol).
Energi aktivasi dapat dianggap sebagai penghalang potensial (hambatan energi)
yang memisahkan energi potensial reaktan dan produk dari reaksi. Untuk melangsungkan
reaksi, setidaknya harus ada energi yang sama atau lebih dari energi aktivasi.

B. ENERGI AKTIVASI NEGATIF


Dalam beberapa kasus, laju reaksi menurun seiring meningkatnya suhu. Hal ini
menyebabkan adanya energi aktivasi negatif. Reaksi seperti ini disebut dengan reaksi tak
berhalangan. Dalam kasus seperti ini, peningkatan suhu justru menyebabkan menurunnya
kemungkinan tumbukan molekul satu sama lain.

C. PERSAMAAN ARHENIUS
Persamaan Arrhenius menyatakan hubungan antara energi aktivasi dan laju reaksi.
Dari persamaan Arrhenius, energi aktivasi dapat dinyatakan sebagai:
k = Ae-Ea/RT
dimana A adalah faktor frekuensi untuk reaksi, R adalah konstanta gas universal, T
adalah suhu (dalam Kelvin), dan k adalah koefisien laju reaksi. Persamaan ini
menunjukkan bahwa energi aktivasi tergantung pada suhu.
D. KATALIS
Katalis adalah suatu zat yang dapat menurunkan energi aktivasi. Di dalam biologi,
ada zat katalis yang disebut enzim . Penting untuk dicatat bahwa katalis meningkatkan
laju reaksi, namun pada akhir reaksi katalis tetap seperti keadaan awalnya (seakan-akan
tidak ikut bereaksi). Walaupun katalis menurunkan energi aktivasi, hal itu tidak
mengubah energi asli dari suatu reaktan maupun produk.

1. Pengertian Katalis
Menurut definisi, katalis adalah suatu senyawa kimia yang dapat mengarahkan
sekaligus meningkatkan kinetika suatu reaksi (jika reaksi tersebut secara
termodinamika memungkinkan terjadi). Namun senyawa tersebut (katalis) tidak
mengalami perubahan kimiawi diakhir reaksi, dan tidak mengubah kedudukan
kesetimbangan kimia dari reaksi.
Katalis sangat penting dalam proses kimia. Pentingnya katalis ditunjukkan oleh
kenyataan bahwa lebih dari 75% proses produksi bahan kimia di industri disintesis
dengan bantuan katalis. Contoh proses kimia yang sangat penting misalnya sintesis
metanol dari syngas (CO dan H2) dikatalisis oleh ZnO/Cr2O3, dan reaksi water gas
shift (WGS), CO + 2H2O == CO2 + H2 dikatalisis oleh besi oksida atau oksida
campuran Zn, Cu maupun Cr.
Teknologi katalis telah digunakan dalam industri kimia lebih dari 100 tahun
lamanya dan penelitian serta pengembangan teknologi katalis telah menjadi semacam
bidang kekhususan kimia.
Yang dikerjakan oleh katalis dalam sebuah reaksi. Dalam kazanah energi reaksi,
katalis menurunkan rintangan energi atau menurunkan besaran energi aktifasi sebuah
reaksi melalui aneka mekanisme fisikawi maupun kimiawi.
Ada pula yang menyebutkan bahwa Katalis adalah suatu zat yang
mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat pula katalisis). Suatu katalis berperan dalam
reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada
dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa
katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian
sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan katalis lebih
lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir
reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema
umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan
kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi:
A + B + C → AB + C
Katalis tidak termakan atau pun tercipta. Enzim adalah biokatalis. Penggunaan
istilah “katalis” dalam konteks budaya yang lebih luas, secara bisa dianalogikan
dengan konteks ini. beberapa katalis ternama yang pernah dikembangkan di
antaranya katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi
masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitik yang paling dikenal ialah proses
Haber untuk sintesis amoniak, yang menggunakan besi biasa sebagai
katalis. Konverter katalitik–yang dapat menghancurkan produk samping knalpot yang
paling bandel–dibuat dari platinadan rodium.
Definisi lain tentang katalis. Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam
suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut
terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen,
dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan
jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Katalis mempercepat reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Adanya
penambahan katalis akan menyebabkan terbentuknya tahap-tahap reaksi
tambahan,yaitu tahap pengikatan katalis dan tahap pelepasan katalis pada akhir reaksi.
Katalis ini bersifat spesifik, artinya hanya berfungsi untuk suatu reaksi tertentu.
Dengan kata lain penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang
memiliki energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga lebih banyak molekul yang
bertumbukan pada suhu normal dan laju reaksi semakin cepat.

2. Komponen Inti Katalis Menurut Derajat Kepentingannya


a. Selektifitas
Adalah kemampuan katalis untuk memberikan produk reaksi yang diinginkan
(dalam jumlah tinggi) dari sekian banyak produk yang mungkin dihasilkan.
Produk yang diinginkan tadi sering disebut sebagai yield sedangkan banyaknya
bahan baku yang berhasil diubah menjadi aneka produk dikatakan
sebagai konversi.
b. Stabilitas
Kemampuan sebuah katalis untuk menjaga aktifitas, produktifitas dan
selektifitasnya dalam jangka waktu tertentu
c. Aktifitas
Kemampuan katalis untuk mengubah bahan baku menjadi produk atau aneka
produk yang diinginkan (lebih dari satu). Aktifitas = massa (kg) bahan baku yang
terkonversi/(kg atau liter katalis x waktu) atau Konversi, yaitu persentase dari
bahan baku menjadi aneka produk. Atau TON (turnover Number), yaitu
banyaknya molekul yang bereaksi/(waktu, misalnya detik x setiap situs aktif)
3. Pengelompokan Katalis
Perlu diingat bahwa yang dimaksud katalis homogen artinya adalah katalis yang
memiliki atau bisa membentuk satu fasa dengan reaktan dan pelarutnya (misal fasa
cair-cair pada sistem katalis asam untuk reaksi esterifikasi). Sedangkan katalis
heterogen tidak memiliki fasa yang sama dengan reaktan maupun pelarut (misalnya
fasa padat-cair pada sistem katalis zeolit untuk perengkahan hidrokarbon).
Tipe Katalis
Katalis
Katalis Homogen Katalis Heterogen
Homo-Heterogen
Bulk katalis (alloy
Katalis asam/basa Biokatalis (enzim)
logam)
Kompleks logam Fungsional
Katalis yang diemban
transisi nanopartikel

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi (tidak ikut bereaksi).
Peran katalis sebenarnya adalah menurunkan energi aktifasi reaksi. Pemilihan katalis
untuk proses dapat didasarkan pada beberapa hal berikut:
a. Berumur panjang
b. Harganya murah
c. Mudah diregenerasi
d. Dapat diproduksi dalam jumlah besar
e. Tahan terhadap racun
f. Memiliki tahanan fisik yang besar

4. Kelemahan Katalis
Alangkah indahnya bila sebuah reaksi kimia tidak membutuhkan katalis agar
bisa berlangsung. Tapi kenyataannya jenis reaksi seperti ini jarang ditemui.
Keberadaan katalis dalam campuran reaksi kimia tentu saja memberikan masalah
tersendiri. Di industri kimia, masalah terutama berkaitan dengan pemisahan
(separation), daur ulang (recycle), usia (life time), dan deaktifasi katalis merupakan
isyu-isyu penting.
Problem pemisahan katalis dari zat pereaksi maupun produk lebih sering
ditemui pada sistem katalis homogen. Karena katalis homogen larut dalam campuran,
pemisahan tidak cukup dilakukan dengan penyaringan atau dekantasi. Teknik yang
umum digunakan adalah destilasi atau ekstraksi produk dari campuran, misalnya
katalis asam-basa pada reaksi esterifikasi biodiesel dipisahkan dengan ekstraksi untuk
kemudian campuran sisa reaktan-katalis yang tertinggal dialirkan lagi menuju bejana
reaksi. Namun demikian, ada beberapa katalis istimewa dari senyawa komplek logam
yang didesain sedemikian rupa sehingga bisa terpisah atau mengendap setelah reaksi
tuntas. Kasus pemisahan untuk katalis heterogen lebih mudah ditanggulangi karena
sudah terpisah dengan sendirinya tanpa membutuhkan usaha lain.
Daur ulang dan usia katalis memiliki kaitan. Selama bisa dipisahkan, katalis
homogen boleh dikatakan tetap aktif dan memiliki usia yang sangat panjang bahkan
nyaris tak terhingga dan bisa digunakan berulang-ulang. Nyawa katalis homogen
mungkin tamat jika mengalami deaktifasi akibat teracuni atau perubahan struktur
akibat proses ektrim. Katalis heterogen memiliki takdir berbeda. Sering kali katalis
heterogen harus diaktifasi dulu sebelum siap digunakan, misalnya dengan jalan
direduksi atau dioksidasi. Setelah mengalami proses reaksi berkali-kali, kereaktifan
katalis tersebut pelan-pelan menurun akibat perubahan mikrostruktur maupun
kimianya, misal terjadi penggumpalan (clustering), migrasi partikel aktif membentuk
kristal baru (sintering), oksidasi, karbonisasi, maupun teracuni (poisoned). Untuk
mengembalikan reaktifitas katalis heterogen perlu dilakukan regenerasi dengan cara,
misalnya kalsinasi, reduksi-oksidasi kembali, atau pencucian dengan larutan aktif.
Seringkali proses regenerasi tidak dapat mengembalikan 100% kereaktifan katalis
sehingga pada saatnya nanti katalis tersebut akhirnya mati juga dan perlu diganti yang
baru.

5. Fumgsi Katalis
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi)
dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-
tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang
sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternative dalam suatu
reaksi kimia. Dengan peranan yang sangat penting ini, maka katalis sangat di perlukan
oleh tubuh dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Fungsi penting katalis
(enzim) ini memberikan dampak besar terhadap kelancarna pencernaan makanan di
dalam tubuh.Misalnya saja adalah enzim amylase di dalam mulut (air liur) yang
membantu memecah amilosa menjadi maltosa. Selain peranan katalis di dalam tubuh,
katalis juga berperan dalam proses kimia lainnya
Reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan katalis
yang sesuai untuk reaksi tersebut. Katalis akan mempercepat reaksi karena katalis
akan mencari jalan dengan energi aktivasi yang lebih rendah sehingga reaksinya akan
berlangsung lebih cepat. Satu yang harus diketahui tentang prinsip kerja katalis adalah
bahwa katalis tersebut tetap ikut dalam jalannya reaksi, tetapi pada kondisi akhir,
katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama. Sifat-sifat kimia katalis akan sama
sebelum dan sesudah mengkatalis suatu reaksi.
Pentingnya katalis ditunjukkan oleh kenyataan bahwa lebih dari 75% proses
produksi bahan kimia di Industri disintesis dengan bantuan katalis. Contoh proses
kimia yang sangat penting misalnya sintesis metanol dari syngas (CO dan H2)
dikatalisis oleh ZnO/Cr2O3, dan reaksi water gas shift (WGS),
CO + 2H2O ==> CO2 + H2
dikatalisis oleh besi oksida atau oksida campuran Zn, Cu maupun Cr.
Teknologi katalis telah digunakan dalam industri kimia lebih dari 100 tahun
lamanya dan penelitian serta pengembangan teknologi katalis telah menjadi semacam
bidang kekhususan kimia.
Suatu reaksi eksoterm AB(g) + C(g) –> AC(g) + B(g). Reaksi ini berlangsung
lambat, karena energi aktivasinya (Ea) lebih besar dibanding energi molekulnya.
Hanya sebagian kecil molekul yang mencapai Ea.

Oleh karena itu untuk mempercepat reaksi ini, ditambahkan suatu katalis. Apa
fungsi katalis? Mengapa katalis dapat mempercepat reaksi? Bagaimana cara katalis
mempercepat reaksi itu? Berdasarkan diagram di atas, Ea’ dengan katalis lebih
rendah. Mengapa? Katalis itu berupa zat yang dicampurkan dengan reaktan. Jika
reaksi di atas tanpa katalis, AB dan C bertumbukan sampai mencapai Ea yang relatif
tinggi. Karena umumnya energi molekulnya rendah, jadi tumbukan yang terjadi tidak
efektif. Ea sangat sulit dicapai. Untuk itu maka ditambahkan zat yang bertindak
sebagai katalis.
Ternyata pada saat katalis dicampurkan reaksi makin cepat. Jelas bahwa katalis
itu dapat mempengaruhi salah satu reaktan. Misalnya dalam reaksi ini katalis cocok
sifatnya dengan AB. Maka seperti robot AB tertarik ke katalis membentuk KAB.
KAB tergolong kompleks teraktivasi yang merupakan tahap reaksi hipotesis; KAB
kemudian terurai menjadi KA dan B. Setelah itu terjadi tahap reaksi berikutnya, yaitu
C ditarik oleh KA menjadi KAC yang kemudian langsung K lepas dan terbentuklah
AC. Mekanisme reaksi di atas adalah :
K + AB –> KAB –> KA + B (lambat)
KA + C –> KAC –> K + AC (cepat)
K + AB + C –> K + AC + B
Jadi katalis ikut ambil bagian dalam reaksi, memberi jalan baru melalui
mekanisme reaksi baru yang energi aktivasinya lebih rendah, kemudian terbentuk
kembali dalam keadaan yang sama.

E. HUBUNGAN ANTARA KATALIS DENGAN ENERGI AKTIVASI


Dalam suatu reaksi, peran katalis adalah untuk menurunkan energi aktivasi dengan
jalan mengubah mekanisme reaksi, yaitu dengan jalan menambah tahap-tahap reaksi.
Katalis ikut serta dalam suatu tahap reaksi, akan tetapi pada akhir reaksi katalis terbentuk
kembali (James E. Brady, 1990).
Contoh :
O2(g) + 2SO2(g) → 2 SO3(g) (energi aktivasi tinggi)
Setelah ditambahkan gas NO yang bertindak sebagai katalis, tahap-tahap reaksi menjadi :

2 NO(g) + O2(g) → 2 NO2(g) (energi aktivasi rendah)


2 NO2(g) + 2 SO2(g) → 2 SO3(g) + 2NO(g) (energi aktivasi rendah)

O2(g) + 2SO2(g) → 2SO3(g)

Dengan adanya katalis ini, energi aktivasi menjadi lebih rendah, sehingga persentase
partikel yang mempunyai energi lebih besar dari energi aktivasi.

Anda mungkin juga menyukai