Anda di halaman 1dari 30

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI IRIGASI

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535


Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrokontroler

Disusun oleh :
Kelompok / kelas LT -2C
Chandra Widyatmoko (3.31.13.0.06)
Fahrul Hidayat (3.31.13.0.08)
Misbakhul Munir (3.31.13.0.15)
Robet Sugiarto (3.31.13.0.18)
Shinta Putri Merdeka (3.31.14.2.20)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Kami datang , kami bimbingan , kami ujian , kami revisi dan kami yang menang
2. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama
untuk menyelesaikannya
3. Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah
dalam menghadapi cobaan, yakin , ikhlas, istiqomah.
4. Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya.
5. Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja , karena atas kelengahan
kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.
6. Pengetahuan adalah kekuatan.

PERSEMBAHAN :

1. Orangtua dan keluarga yang selalu memberi dukungan kami baik dalam segi moral
maupun materi.
2. Dosen Pengajar kami, Bapak Syahid yang sudah membimbing kami dalam
pembuatan alat sampai dengan selesai.
3. Teman-teman LT-2C dan teman – teman Jurusan Elektro yang sudah mendukung
dan membantu kelancaran pembuatan alat.
4. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa di sebutkan satu persatu
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir Mikrokontroler yang berjudul “RANCANG BANGUN OTOMASI
IRIGASI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535”. Laporan Tugas Akhir
ini disusun untuk memenuhi syarat melengkapi tugas akhir mikrokontroler pada
Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang.

Selama menyusun laporan ini, penulis banyak menemukan kendala yang cukup
sulit untuk diselesaikan.Namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya kendala-
kendala tersebut dapat diatasi. Atas bantuan dan bimbingan yang penulis terima selama
pengerjaan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Syahid selaku Dosen pembimbing praktek mikrokontroller yang telah


membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
2. Orang Tua penulis tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan Do’a
bagi penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
3. Segenap teman – teman mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, khususnya kelas LT
2C yang selalu mendukung dalam proses pembelajaran praktek mikrokontroler di
Politeknik Negeri Semarang.
4. Semua pihak yang telah berperan serta dalam hingga terselesaikannya Tugas
Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Tugas Akhir Mikrokontroler


ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun
diperlukan untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 25 Juni 2016

Penulis
ABSTRAK

Seiring dengan kemajuan teknologi terutama pada sistem otomasi guna


mempermudah pekerjaan manusia baik dalam segi tenaga maupun biaya. Dan
meningkatnya permintaan akan kebutuhan pangan yang berbanding lurus dengan
meningkatnya populasi manusia.Dibutuhkannya suatu alat yang dapat mempermudah
pekerjaan dan meningkatkan produktivitas pangan dengan efektifitas yang tinggi. Untuk
itu penulis membuat alat (prototype) berupa otomasi irigasi yang menggunakan WLC
dan mikrokontroller Atmega8535. Dengan alat ini lebih mempermudah para petani
dalam mengatur pengairan lahan tanam sehingga lebih efisien dalam penggunaan biaya
dan tenaga tetapi tetap dengan hasil yang maksimal.

Secara keseluruhan alat ini dibagi ke dalam tiga blok sistem, yaitu masukan,
unit pemroses, dan keluaran. Masukan terdiri atas WLC yang akan terkontak apabila air
mengenai elektroda batas atas maupun elektroda batas bawah sebagai pengirim sinyal
(transmitter) , unit pemroses terdiri atas mikrokontroler Atmega8535, dan keluaran yaitu
pompa yang akan mengalirkan air ke lahan tanam. Makalah ini merupakan pedoman
untuk membuat “Rancang Bangun Otomasi Irigasi Berbasis Mikrokontroler Atmega
8535 .
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii

ABSTRAK .................................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Laporan ........................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian ........................................................................................ 2
1.6 Sistematika Penulisan Laporan ................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 5

2.1 Mikrokontroller Atmega8535 ...................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Mikrokontroller ................................................................ 5

2.1.2 Konfigurasi Pin Atmega8535 ............................................................. 6

2.1.3 EEPROM Atmega8535 ...................................................................... 11

2.2 Pompa Air .................................................................................................... 12

2.2.1 Pengertian Pompa Air Celu (Submersible) ........................................ 12

2.2.2 Cara Kerja Pompa Air Celup (Submersible) ...................................... 13

2.3 WLC (Water Level Control) ........................................................................ 13

2.3.1 Pengertian WLC ................................................................................. 13


2.3.2 Cara Kerja .......................................................................................... 14

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 15

3.1 Diksripsi Kerja ............................................................................................. 15

3.2 Rangkaian Alat ............................................................................................. 16

3.3 Daftar Komponen dan Fungsi ...................................................................... 16

3.3.1 Sistemm Minimum Atmega8535 .................................................. 16

3.3.2 Rangkaian ...................................................................................... 18

3.3.2.1 Rangkaian WLC ................................................................ 18

3.3.2.2 Gambar Rangkaian Relay ................................................. 18

3.4 Detail Sistem Rangkaian .............................................................................. 19

3.5 Program ........................................................................................................ 19

BAB IV PENGUJIAN .................................................................................................. 21

4.1 Diskripsi Kerja ............................................................................................. 21

4.2 Hasil Analisa ................................................................................................ 21

BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 23

5.1 Kesimpulan................................................................................................... 23

5.2 Saran ............................................................................................................. 23

LAMPIRAN .................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 25


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan kemajuan teknologi terutama pada sistem otomasi guna
mempermudah pekerjaan manusia baik dalam segi tenaga maupun biaya. Dan
meningkatnya permintaan akan kebutuhan pangan yang berbanding lurus dengan
meningkatnya populasi manusia.Dibutuhkannya suatu alat yang dapat
mempermudah pekerjaan dan meningkatkan produktivitas pangan dengan
efektifitas yang tinggi. Untuk itu penulis membuat alat (prototype) berupa
otomasi irigasi yang menggunakan WLC dan mikrokontroller Atmega8535.
Dengan alat ini lebih mempermudah para petani dalam mengatur pengairan
lahan tanam sehingga lebih efisien dalam penggunaan biaya dan tenaga tetapi
tetap dengan hasil yang maksimal.

Secara keseluruhan alat ini dibagi ke dalam tiga blok sistem, yaitu
masukan, unit pemroses, dan keluaran. Masukan terdiri atas WLC yang akan
terkontak apabila air mengenai elektroda batas atas maupun elektroda batas
bawah sebagai pengirim sinyal (transmitter) , unit pemroses terdiri atas
mikrokontroler Atmega8535, dan keluaran yaitu pompa yang akan mengalirkan
air ke lahan tanam. Makalah ini merupakan pedoman untuk membuat “Rancang
Bangun Otomasi Irigasi Berbasis Mikrokontroler Atmega

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas , rumusan masalah yang dapat
diambil secara umum yaitu bagaimana merancanag rangkaian otomasi irigasi berbasis
mikrokontroler Atmega 8535 . rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Bagaimana mendesain otomasi irigasi untuk pengairan lahan tanam berbasis
mikrokontroler Atmega 8535?
2. Bagaimana cara kerja dari rangkaian otomasi irigasi berbasis mikrokontroler
Atmega 8535?
1.3 Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan dilakukan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan mikrokontroller sebagai otomasi irigasi dalam pengairan lahan
tanam.
2. Pengaplikasian WLC sebagai sensor untuk mendeteksi jumlah air untuk dialirkan
pada lahan tanam.
3. Pengaplikasian pemrograman mikrokontroller pada kehidupan sehari-hari.

1.4 Batasan Masalah


Ruang lingkup pembahasan masalah mengacu pada masalah sistem otomasi
irigasi pada lahan tanam . Agar tidak terjadi perluasan pembahasan , maka perancangan
sistem otomasi irigasi ini perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah
tersebut diantaranya :

1. Mikrokontroller yang digunakan adalah mikrokontroller AVR Atmega8535.


2. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C yang diadaptasikan pada
software Code Vision AVR.
3. Sensor yang digunakan adalah sensor dengan menggunakan WLC.
4. Penggunaan elektroda sebagai indikator batas atas dan batas bawah air pada
sistem irigasi ini.

1.5 Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan perancang dalam mengumpulkan data secara teori
dalam melaksanakan proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan
Pada metode ini, perancang mengumpulkan data yang berkaitan dengan proyek
dengan cara mencari teori-teori yang terdapat pada buku-buku dan literatur lainnya
seperti jurnal penelitian dan sebagainya lalu membandingkannya dengan data yang
dibutuhkan baik dalam pelaksanaanproyek maupun dalam menyusun laporan
proyek ini.
b. Lembar data (Datasheet) komponen yang digunakan pada proyek. Pada metode
ini, perancang menggunakan data-data yang dikeluarkan oleh pabrik produsen
komponen elektronik yang digunakan pada proyek.
c. Pengujian Proyek.
Metode ini dilakukan setelah proyek selesai dikerjakan, dengan cara menguji
langsung sistem kerja rangkaian yang telah dibuat, lalu memastikan apakah
rangkaian yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
d. Analisa Proyek.
Analisa proyek dilakukan setelah rangkaian selesai diuji. Analisadilakukan
dengan mengambil kesimpulan dari kerja yang dilakukan oleh rangkaian yang
dibuat lalu dibandingkan dengan teori-teori yang berhubungan dengan kerja yang
dilakukan tiap rangkaian pada proyek.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat


sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja sistem otomasi irigasi
pada lahan tanam berbasis mikrokontroller, maka penulis menulis laporan ini
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja untuk rangkaian. Teori pendukung ini antara lain
tentang mikrokontroller ATmega8535 (hardware dan software), bahasa program
yang digunakan, serta karakteristik dari komponen – komponen pendukung.
BAB III. PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari
rangkaian, skematik dari masing – masing rangkaian dan diagram alir dari program
yang akan diisikan ke mikrokontroller ATmega8535.
BAB IV. PENGUJIAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisadari system kerjaalat melalui program yang
digunakan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan
yang dilakukan dari laporan ini serta saran apakah sistem yang telah dibuat ini
dapat dikemas lagi lebih efisien atau mungkin dalam perakitannya ada metode lain
yang dapat digunakan tetapi masih dengan prinsip kerja yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 MIKROKONTROLLER ATmega8535


2.1.1 Pengertian Mikrokontroler

Mikrokontroller merupakan sebuah system computer yang seluruh atau sebagian


besar elemennya dikemas dalam suatu chip IC, sehingga sering disebut single chip
microcomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan system computer yang
mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda daengan PC
(Personal Computer) yang memiliki beberapa fungsi. Perbedaan antara computer
dengan mikrokontroller.

Mikrokontroller adalah sebuah system microprocessor dimana didalamnya sudah


terdapat CPU, ROM, Ram, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah
saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas
dalam satu chip yang siap pakai, sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai
aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya menurut Winoto (2008:3).

Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR berbeda dengan


mikrokontroller seri MCS-51.AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set
Computer), sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set
Computer).Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu
keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT89RFxx.Pada
dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, kelengkapan
periperal dan fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki. Berikut ini penjelasan lebih
lengkap mengenai Mikrokontroller ATMega8535

Gambar 2.1 Mikrokontroller ATMega8535


ATMega8535 adalah mikrokontroller CMOS 8 bit daya rendah berbasis arsitektur
RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput
mendekati

1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan
tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah.Mikrokontroller ATmega8535
memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebuah solusi pengendali
yang efektif untuk berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas Port A, B, C dan D


2. ADC (Analog to Digital Converter)
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan
4. CPU yang terdiri atas 32 register
5. Watchdog Timer dengan osilatorinternal
6. SRAM sebesar 512 byte
7. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan read while write
8. Unit Interupsi Internal dan External
9. Port antarmuka SPI untuk men-download program ke flash
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi
11. Antarmuka komparator analog
12. Port USART untuk komunikasi serial.

2.1.2 KONFIGURASI PIN ATMega8535

Mikrokontroller AVR ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya


digunakan sebagai port paralel. Satu portparalel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah
port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D.
Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan port A.7,
demikian selanjutnya untuk port B, port C, port D. Diagram pin mikrokontroller dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Konfigurasi IC Mikrokontroller ATMega8535

Diagram Pin ATMega8535. Berikut ini adalah table penjelasan mengenai pin yang
terdapat pada mikrokontroller ATMega8535:

Tabel 2.1 Penjelasan pin pada mikrokontroller ATMega8535:

Vcc Tegangan suplai (5 volt)

GND Ground

Input reset levelrendah, pada pin ini selama lebih dari panjang
pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clock
RESET sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR.
Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2
machine cycle maka sistem akan di-reset

XTAL 1 Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian


operasi clock internal

XTAL 2 Output dari penguat osilator inverting

Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus
Avcc dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka
pin ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter
Aref pin referensi tegangan analog untuk ADC

pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND,


AGND
kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah

Berikut ini adalah penjelasan dari pin mikrokontroler ATMega8535 menurut port-
nya masing-masing:

1. Port A
Pin 33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit
directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor
(dapat diatur per bit). Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A
(DDRA) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA
diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input, atau
diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga memiliki fungsi-
fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel 2.2 Penjelasan pin pada port A

Pin Keterangan

PA.7 ADC7 (ADC Input Channel 7)

PA.6 ADC6 (ADC Input Channel 6)

PA.5 ADC7 (ADC Input Channel 5)

PA.5 ADC4 (ADC Input Channel 4)

PA.3 ADC3 (ADC Input Channel 3)

PA.2 ADC2 (ADC Input Channel 2)

PA.1 ADC1 (ADC Input Channel 1)

PA.0 ADC0 (ADC Input Channel 0)


2. Port B
Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit
directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor
(dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B
(DDRB) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB
diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pinport B yang disesuaikan sebagai input, atau
diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi
alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 2.3 Penjelasan pin pada port B

Pin Keterangan

PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB.5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

PB.4 SS (SPI Slave Select Input)

AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OCC


PB.3
(Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2 (External


PB.2
Interrupt2 Input)

PB.1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK (JSART


PB.0
External Clock Input/Output)

3. Port C
Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri
merupakan port input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up
resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat memberi arus 20 mA dan
dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C
(DDRC) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC
diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang disesuaikan sebagai input, atau
diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi
alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel 2.4 Penjelasan pin pada port C

Pin Keterangan

PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

PC.6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC.1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/OutputLine)

PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

4. Port D
Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit
directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor
(dapat diatur per bit). Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D
(DDRD) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD
diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang disesuaikan sebagai input, atau
diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi
alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 2.5 Penjelasan pin pada port D

Pin Keterangan

PD.0 RDX (UART input line)

PD.1 TDX (UART output line)

PD.2 INT0 (external interrupt 0 input)

PD.3 INT1 (external interrupt 1 input)

PD.4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)

PD.5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)


PD.6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

PD.7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)

2.1.3 EEPROM ATMega8535


Mikrokontroler ATMega8535 memiliki EEPROM sebesar 2 Kbyte untuk
tempat penyimpanan data dan 256 byte memory Ram. 128 byte dari memory tersebut
menempati ruang sejajar dengan register fungsi khusus. Hal ini berarti memory yang
128 byte tersebut memiliki alamat yang sama tetapi beda pada ruang yang terpisah
dengan SFR. Bila suatu perintah diperlukan menuju alamat memory dengan alamat di
atas 7FH, maka diperlukan mode pengalamatan yang berbeda sehingga CPU dapat
menuju RAM atau menuju memory. Sebagai contoh, perintah pengalamatan langsung
berikut akan menuju SFR dengan alamat 0A0H, yaitu P2. Mov 0A0H,#data. Sementara
perintah yang untuk menuju memory dengan alamat 0A0H dikerjakan dengan cara
pengalamatan tidak langsung, memory akan dituju buka alamat P2. Mov
@R0.#data.Dalam hal ini, operasi stack adalah contoh untuk pengalamatan tidak
langsung, sehingga memory dengan alamat di atas 128 pada RAM tersedia untuk
keperluan stack. Demikian juga dengan EEPROM yang ada pada ATMega8535, data
pada memori tersebut diset dengan memberikan nilai logika 1 pada bit EEMEM, yaitu
bit pada register WMCOM pada alamat SFR dengan nilai lokasi 96H. EEPROM
memiliki alamat mulai dari 000H sampai dengan 7FF. Untuk mencapai data dengan
alamat tersebut di atas digunakan MOVX, sementara untuk mencapai data dengan
alamat terdebut di atas digunakan perintah yang sama tetapi dengan mengatur nilai
EEMEN dengan logika LOW. Selama penulisan ke EEPROM dapat juga dilakukan
pembacaan tetapu harus dimulai dari bit MSB, sekali penulisan telah selesai data yang
benar telah tersimpan dengan baik pada lokasi memori EEPROM tersebut.
2.2 Pompa Air
2.2.1 P engertian Pompa Air Celup (Submersible)

Pompa Submersible (pompa benam) disebut juga dengan electric submersible pump
(ESP ) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan
jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-menerus. Jenis pompa ini
mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika bekerja
agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa sentrifugal. Pompa
sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi
energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.

Gambar 2.3 pompa air celup

Prinsip kerja pompa jenis ini berbeda dengan jenis Jet Pump. Jika pompa yang saya
sebut erakhir bekerja dengan cara menyedot air, jenis pompa submersible bekrja dengan
mendorong air ke permukaan.
Berikut kelebihan dari jenis pompa submersible :
1. Biaya perwatan yang rendah
2. Tidak bising, karena berada dalam sumur
3. Pompa memiliki pendingin alami, karena posisinya terendam dalam air
4. System pompa tidak menggunakan shaft penggerak yang panjang dan bearing,
jadi problem yang biasa terjadi pada pompa permukaan ( Jet Pump ) seperti keausan
bearing dan shaft tidak terjadi.
2.2.2 Cara Kerja Pompa Air Celup (Submersible)

Pompa ini biasadigunakan untuk pengadaan air bersih yang dioperasikan di


dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak
terdapat air secara terus-menerus. Jenis pompa ini harus mempunyai ketinggian
minimal air yang dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika pompa sedang bekerja
agar life time pompa tersebut dapat bertahan lama.

Pompa jenis ini merupakan pompa centrifugal bertingkat yang beroperasi dalam
posisi vertikal. Meskipun fitur konstruksi dan operasional mereka mengalami
evolusi yang berkelanjutan selama bertahun-tahun tetapi prinsip dasar operasional
mereka tetap sama. Prinsip kerja pompa jenis ini berbeda dengan pompa rumah
tangga model jet pump. Jika pompa jet pump bekerja dengan cara menghisap air,
jenis pompa submersible bekerja dengan cara mendorong air ke permukaan tanah

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Pompa Air

2.3 WLC (Water Level Control)


2.3.1 Pengertian WLC

Water Level Controller (WLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengatur atau
mengendalikan ketinggian air secara otomatis. Pada rancang bangun ini wlc digunakan
sebagai alat pemanggil kerja pompa air. Ketika sensor mendeteksi adanya air yang
melebihi batas maka pompa air akan bekerja, begitu pula sebalknya jika sensor tidak
mendeteksi adanya luapan air pompa akan berhenti bekerja.
2.3.2 Cara kerja

prinsip kerja WLC ini adalah mengatur kerja pompa air yang akan mengisi bak air/
tanki dengan ketinggian air sebagai acuannya.

Ketika air dalam tanki akan habis, maka sensor yang mengindra level paling bawah air
(ditentukan pada ketinggian sesuai keinginan) akan memberikan sinyal ke WLC, dan
selanjutnya WLC memberikan perintah untuk menyalakan pompa.Sebaliknya ketika air
dalam tanki yang diisikan oleh pompa tadi sudah mencapai level atas (sebelum meluber
keluar tanki) maka sensor yang mengindra level paling atas air akan memberikan sinyal
ke WLC, dan selanjutnya WLC memberikan perintah untuk mematikan pompa, begitu
seterusnya.

Gambar 2.5 skema rangkaian prinsip kerja WLC


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Diskripsi Kerja

Dalampenggunaanalatinimemilikicarakerja yang sangatsederhana, dengan basis


pemrogramanpadamikrokontroller. Cara kerjanya penunjuk lokasi parkir dua lantai
initerdapat sensor limit switch. Sensor iniberfungsisebagaiinputanmikrokontroller yang
mengkontrol system penunjuk lokasi parkir dua lantai pada lokasi parkir yang memiliki
dua lantai.

Gambar 3.1 diaram alir otomasi irigasi

Penjelasan Diagram:

1. Power Suplay ini digunakan untuk menghidupkan mikrokontroller ATMega8535,


WLC, dan pompa air.
2. Apabila WLC batas bawah tidak terkena air maka pompa akan bekerja, jika WLC
batas atas sudah terendam air maka pompa akan berhenti.
3. Setelah pompa bekerja, maka air akan disedot untuk dialirkan ke lahan
tanam/wadah.
3.2 Rangkaian Alat

Gambar 3.2Bagan Alir Kontrol Otomasi Irigasi

3.3 Daftar Komponen dan Fungsi


3.3.1 Sistem Minimum ATmega 8535

Gambar 3.3Sistem Minimum ATmega 8535

Gambar rangkaian diatas adalah gambar rangkaian Relay. Jika elektroda tidak
terhubung maka PORTB = 0 dan PORTD = 1, maka relay akan terhubung dan
mengaktifkan pomp air untuk mengalirkan air ke lahan tanam/wadah.
1. Power Supply
Power supply digunakansebagaiinputanmikrokontrolleratautegangan supply 5
Volt yangterhubungpada VCC (Port tegangan supply mikrokontroller) , AVCC
(Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC) , Aref (pin referensi tegangan analog
untuk ADC ) , Power on reset (sebagai reset padamikrokontroller).
2. Power on Reset
Power on reset iniberlogika 0 ( aktif low) yang dimanarangkaianiniterdapat supply
5 Volt dari power supply ,resistor 10k , Kapasitor polar 100µF/16 V. Yang
dimanacarakerjarangkaianiniadalahketikarangkaianterdapat supply
teganganmakaarus yang
timbulakanmemberikaninputanke RST sehinggamikrokontrolakanteresetdanpadasa
at yang samakapasitorakanterisiberangsur – angsurhinggapenuh,
makasecaraotomatisrangkaianakanterhubungdengan grounding secaracepatdan
reset pun tidakterberiinputan yang dimana proses
kerjarangkaianiniterjadisecaracepatdansesaatsaja. Rangkaianinibertujuan agar
mikrokontrollerselalumemulai program yang dijalankandariawal.
3. Port ISP (InsystemProggramming)
Rangkaianinibertujuansebagaitempatpenyaluratautempatdimana USB Downloader
dicolokansehingga program yang telahkita build
akanterdownloadkemikrokontroller.Keunggulanrangkaianiniadalahtidakperlukita
melepas IC dari system ketikaakandiberi program.
4. Oscilator
Rangkaianinibertujuanuntukmenentukan lama ataucepatnya IC
dalammengeksekusi data informasi per satuintruksi (instruksi assembler).
1
Denganrumuskecepatan T= . Jika XTAL yang digunakan 12Mhz maka
f
kecepatan untuk mengeksekusi instruksi setara 0,083µsec. XTAL
eksternalterhubungpada XTAL1 (Input penguat osilator inverting dan input pada
rangkaiano perasi clock internal) dan XTAL2 (Output dari penguat osilator
inverting).
3.3.2 Rangkaian
3.3.2.1 Rangkaian WLC

Gambar 3.4 rangkaian WLC

Rangkaian diatas adalah rangkaian WLC, dimana jika elektroda terendam air
maka elektroda terhubung (kondisi 1), jika elektroda tidak terendam air maka
elektroda tidak terhubung (kondisi 0)

3.3.2.2 Gambar Rangkaian Relay

Gambar 3.5Rangkaian Relay

Gambar rangkaian diatas adalah gambar rangkaian Relay. Jika elektroda tidak terhubung
maka PORTB = 0 dan PORTD = 1, maka relay akan terhubung dan mengaktifkan pomp air untuk
mengalirkan air ke lahan tanam/wadah.
3.4 Detail Sistem Rangkaian

Gambar 3.6Detail Sistem Rangkaian Otomasi Irigasi


3.5 Program
#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

void main(void){

DDRB = 0x00;

PORTB = 0x00;

DDRD = 0xFF;

PORTD = 0x00;
while(1){

if(PINB.0 == 1 && PINB.1==1)

{PORTD.0= 0;}

else if(PINB.0 == 0 && PINB.1== 0)

{PORTD.0= 1;}

if(PINB.2 == 1 && PINB.3==1)

{PORTD.1= 0;}

else if(PINB.2 == 0 && PINB.3== 0)

{PORTD.1= 1;}

BAB IV
PENGUJIAN

4.1 Diskripsi Kerja

Dalam penggunaan alat ini sangat sederhana. Power suply memberi tegangan 5V
pada WLC, relay, dan mikrokontroller Atmega8535, sedangkan pompa air mendapat
tegangan 220V. .
Gambar 4.1diagram alir otomasi irigasi

Penjelasan Diagram:
1. Power Suplay ini digunakan untuk menghidupkan mikrokontroller
ATMega8535, WLC, dan pompa air.
2. Apabila WLC batas bawah tidak terkena air maka pompa akan bekerja, jika
WLC batas atas sudah terendam air maka pompa akan berhenti.
3. Setelah pompa bekerja, maka air akan disedot untuk dialirkan ke lahan
tanam/wadah.

4.2 Hasil Analisa

WLC
NO PINB PORTD KETERANGAN
B. ATAS B. BAWAH
1. PINB.0 = 1; PINB.1 = 1 PORTD.0 = 0 1 1 POMPA 1 BEKERJA
POMPA 1
2. PINB.0 = 0; PINB.1 = 0 PORTD.0 = 1 0 0
BERHENTI
POMPA 2
3. PINB.2 = 1; PINB.3 = 1; PORTD.1 = 0 1 1
BEKERJA
PINB.2 = 0; POMPA 2
4. PORTD.1 = 1 0 0
PINB.3 = 0; BERHENTI
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pembuatan tugas akhir semester “ RANCANG BANGUN OTOMASI


IRIGASI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535” ini dapat diambil
kesimpulan :
1. Pengontrolan pada sistem ini menggunakan mikrokontroller ATMega 8535.
2. Output keluaran yang dihasilkan oleh input sensor sesuai yang diharapkan, yaitu :
a. Jika air tidak mengenai elektroda batas bawah maka pompa akan bekerja
menyedot air untuk dialirkan ke lahan tanam.
b. Jika air mengenai elektroda batas atas maka pompa akan berhenti bekerja
sehingga air tidak mengalir ke lahan tanam.

5.2 Saran
Berdasarkan proses selama pembuatan aplikasi yang telah dilakukan, berikut
adalah beberapa saran yang terpenting untuk diperhatikan :
1. Membuat perencanan waktu sebelum membuat alat ini.
2. Pastikan pompa berkerja dengan baik, saat pompa berhenti terkadang masih
mengalirkan air.
3. Alat ini bisa digunakan untuk pengairan lahan pertanian.
LAMPIRAN

.
Gambar 1. Konstruksi Otomasi Irigasi Gambar 2. Sistem minimum Atmega8535
DAFTAR PUSTAKA

Artanto (2009), Mikrokontroler adalah sebuah alat pengendali (kontroler) berukuran mikro.
Jakarta: Artanto.
Budiharto, W., (2004), Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Dr. Agfianto E. Putra., (2012), Mikrokontroler DSP & Embedded Electronics(Lecturer,
Consultant, Author) http://agfi.staff.ugm.ac.id).
Iswanto, (2008), Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroler ATMega8535
dengan Bahasa Basic, Bandung: Informatika.
Marry, (2010), Jenis-Jenis Mikrokontroler, http://m4rry.blogspot.com.
Next System., (2011), Pelatihan Mikrokontroler dan Robotik, http://edukasi.nextsys.web.id.
Prasimax Mikron., (2001), Kontrol Peralatan Listrik dgn Mikrokontroler
http://www.mikron123.com.
Winoto, A., (2008), Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya
dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung: Informatika.
http://dedylondong.blogspot.co.id/2012/11/memahami-pompa-rendam-submersible-
pump.html
http://pompaairmurah.com/index.php?route=product/category&path=18
https://kibareng.wordpress.com/2011/08/19/hello-world/

Anda mungkin juga menyukai