Resume Teori Akuntansi Dan Perumusannya Uplot
Resume Teori Akuntansi Dan Perumusannya Uplot
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ……………….. 2
PENDAHULUAN
Para ahli berpendapat, semenjak manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran,
orang sudah menemukan berbagai cara untuk keluar masuknya uang, timbulnya utang-
piutang dan sebagainya, untuk kemudian dilakukan pencatatan atas kegiatan tersebut.
Awalnya pencatatan dilakukan di atas lempengan tanah liat, dan berkembang dengan
menggunakan daun lontar. Naskah-naskah yang menggunakan daun lontar itu berasal dari
Mesir. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal
Pada tahun abad ke 15 sebuah buku yang merupakan tonggak sejarah dalam bidang
dikarang oleh seorang ahli matematika yang juga seorang pendeta dari Italia bernama Luca
Pacioli. Dalam buku tersebut terdapat suatu bab berjudul Tractatus de Computies et
bookkeeping) yang disebut juga dengan sistem kontinental. Sistem ini mencatat semua
transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debet dan kredit. Kemudian kedua bagian tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga selalu seimbang. Cara seperti ini menghasilkan pembukuan yang
sistematis dan laporan keuangan yang terpadu, karena menghasilkan gambaran tentang laba
rugi usaha, kekayaan perusahaan serta hak pemilik. Karena gagasannya tersebut kemudian
Pada saat peran Romawi pada dunia sudah mulai surut pada akhir abad 15 dan adanya
penemuan belahan dunia dan jalur perdagangan baru, maka pusat perdagangan berpindah ke
Spanyol dan Portugal, kemudian ke Belanda. Sejalan dengan perpindahan pusat perdagangan
tersebut sistem akuntansi Romawi, yang telah dikembangkan sebelumnya, juga ikut pindah
Teori Akuntansi dan Perumusannya 3
tersebut adalah mulai dibuatnya perhitungan rugi laba tahunan. Hal ini kemudian mendorong
dikembangkannya penyusunan neraca pada setiap saat setelah jangka waktu tertentu.
juga terasa di bidang akuntansi. Dalam abad ini revolusi industri berkecamuk di daratan
Eropa. Dampak langsung dari perubahan teknologi industri tersebut adalah berkembangnya
bidang akuntansi biaya dan munculnya konsep penyusutan. Di abad 20 perkembangan besar
terjadi pada 1930. Pada saat itu untuk pertama kalinya diadakan pembahasan antara New York
Stock Exchange dengan American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) guna
menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh perusahaan yang saham-
Ada pendapat bahwa akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak 1642, namun
tanam paksa dihapuskan, pada tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum
Dunia usaha berkembang demikian pula kebutuhan akan akuntansi. Sistem pembukuan yang
dianut oleh para pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan Luca Pacioli.
Pada tahun 1850 orang Belanda menemukan metode pembukuan baru yang lebih
efisien. Selama periode 1850-1900 terjadi semacam dualisme antara yang menggunakan
metode lama dengan yang menggunakan metode baru. Baru pada awal abad 20, metode
pembukuan lama hilang dari sejarah akuntansi Belanda. Perkembangan ini juga di bawa ke
Indonesia. Sementara bidang-bidang usaha yang besar dikuasai Belanda, sedangkan bidang-
bidang usaha yang kecil dibiarkan dikuasai oeh kelompok timur asing, seperti Cina, Arab,
Teori Akuntansi dan Perumusannya 4
India dan lain-lain. Sebagai daya tarik, Pemerintahan kolonial Belanda tidak mencampuri
sistem pembukuan yang mereka gunakan. Dalam hubungan ini muncul system pembukuan
Cina (sistem Hokian, Canton, Hakha, Tio Tjoe), Arab,India dan lain-lain.
dengan dikirimnya Van Schagen, seorang anggota NIVA. Tugas pokoknya adalah menyusun
dan mengontrol pembukuan perusahaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal
dibukanya Jawatan Akuntan Negara (Government Accountant Dienst – GAD) yang resmi
didirikan pada 1915. Akuntan publik pertama adalah Frese&Hogeweg, yang mendirikan
kantonya di Indonesia, 1918. Pada 1920 berdiri kantor akuntan H.Y. Voerens. Dalam tahun
1921 didirikan Jawatan Akuntan Pajak (Belasting Accountant Dienst – BAD). Akuntan intern
pertama kali datang ke Indonesia adalah J.W. Labrijn yang sudah ada di Indonesia dalam
1896. Pada jaman penjajahan Belanda tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam
bidang akuntansi. Kalaupun ada, mereka hanya merupakan tenaga-tenaga pelaksana. Orang
Indonesia pertama yang bekerja dalam bidang akuntasi tercatat JD. Massie, yang diangkat
sebagai pemegang buku untuk Jawatan Akuntan Pajak pada 21 September 1929.
Undang-Undang Penanaman Modal Asing dalam tahun itu, yang kemudian disusul dengan
didirikan dalam rangka ke dua undang-undang tersebut maupun yang bukan, sebagai akibat
makin baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan tenaga
yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun non APBN di satu pihak, dan makin
disadarinya sistem pertanggungjawaban yang auditable dan accountable, di pihak lain, telah
TEORI AKUNTANSI
Definisi Akuntansi
“Accounting is the body knowledge and functions concerned with systematic originating,
dependable and significant information covering, transaction, and event which are, in
part at least, of financial character, required for the management and operation of an
entity and for report that have to be submitted there on to meet fiduciary and other
responsibilities.”
menjabarkan akuntansi dilihat dari sudut pandang seni, sains dan teknologi.
judgement) yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan yang
terbaik. Jadi, kalau akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara
sebagainya. Akuntansi tidak lagi membahas bagaimana tujuan pelaporan dicapai dan
bagaimana memperlakukan suatu obyek transaksi yang baik dan efektif. Akuntansi
juga tidak lagi membahas bagaimana menciptakan teknik, metoda, prinsip, atau
merupakan suatu teknologi dan oleh karenanya harus dikembangkan sesuai dengan
sifat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat dan memounyai pengaruh nyata dalam
keuangan”.
Teori Akuntansi
yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan dan praktik
akuntansi.
yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan
dengan menggunakan metoda yang diemulasi dari metoda ilmiah dalam ilmu alam
√ Teori Akuntansi sering dimaksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan
penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar
akuntansi atau menurut tradisi) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam
√ Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, Teori Akuntansi dapat dipandang sebagai
penjelasan atau pemikiran untuk menentukan apa dan bagaimana cara terbaik untuk
dapat disebut sebagai perekayasaan. Hasil perekayasaan dalam ini dapat berupa
Perumusan Teori
Gaffikin (2008) menyatakan bahwa suatu teori merupakan pengetahuan yang handal,
1. Ontologi, adalah keberadaan suatu teori, yang mana teori dirancang untuk
fenomena/realita sosial merupakan hal yang nyata dan independen terhadap penilaian
individu/subjek. Dalam hal ini teori bersifat objektif. Akan tetapi, terdapat alternatif
lain yaitu teori dirumuskan secara subjektif yang mana suatu fenomena/realita sosial
merupakan produk persepsi dan intuisi dari individu yang terlibat dalam aktivitas
fenomena sosial.
Terdiri dari bagaimana dan apakah ilmu pengetahuan diperoleh secara objektif melaui
fenomena pada dunia sosial dengan mencari kesamaan dan hubungan sebab akibat
antar elemen sosial. Selain itu teori dapat diperoleh secara subjektif dengan asumsi
bahwa fenomena sosial melibatkan aktivitas sosial dari individu yang hanya dapat
terhadap suatu pengetahuan. Metode adalah alat atau teknik untuk mengumpulkan
akan diperoleh dan mencakup metode berupa teknik dan alat yang digunakan untuk
Hendriksen dan Van Breda (1992) dan Suwardjono (2005) mengklasifikasikan teori
√ Sintaktika
Menelaah logika dan kaidah bahasa yaitu hubungan logis di antara tanda-tanda
√ Semantika
Menelaah hubungan antara tanda atau simbol dan dunia nyata (fakta) yang
disimbolkannya.
√ Pragmatika
keuangan.
perilaku pemakai laporan keuangan. Teori ini membahas berbagai hal dan
2. Berdasarkan penalarannya
A. Penalaran Deduktif
Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip
postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau
standar akuntansi.
B. Penalaran Induktif
khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam
atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan
prinsip akuntansi)
akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Lebih menjelaskan
sasaran.
atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Fakta sebagai sasaran,
adanya” (what it is) daripada ke istilah “seharusnya demikian” (it should be).
Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik
akuntansi. Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi
nyata. Validitas Teori Akuntansi Positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan
Watts dan Zimmerman (1979) menyatakan bahwa teori akuntansi normatif merupakan
barang ekonomi yang diproduksi untuk merespon permintaan teori untuk kemudian dilakukan
pengujian dengan dua cara yaitu dilakukan tanpa regulasi dan dilakukan dengan regulasi.
Regulasi pemerintah membuat dorongan bagi individu untuk melobi atau merencanakan
prosedur akuntansi. Dalam hal ini, teori akuntansi merupakan justifikasi yang berguna dalam
macam teori karena setiap kelompok mempengaruhi permintaan perubahan teori akuntansi
menghasilkan suatu kesepakatan umum dalam teori akuntansi yang bersifat normatif karena
teori ini digunakan sebagai “alat” lobi politik atau diperkenankan untuk melakukan tindakan
politik .
dan bagaimana perusahaan melakukan pencatatan, sehingga dinilai bernilai substantif lebih
sedikit dan berpengaruh terhadap praktik akuntansi dan perumusan kebijakan akuntansi. Hal
ini disebabkan keterbatasan metodologi penelitian yang diigunakan dalam perumusan teori
preskriptif yang lebih menekankan kepada tujuan implisit dan eksplisit atas laporan keuangan
dan metode turunan atas tujuannya. Adapun satu karakteristik dari preskriptif adalah
bagaimanapun tidak dapat memenuhi kebutuhan praktik akuntansi tidak dapat diterima oleh
dewan standar akuntansi. Dewan Asosiasi Akuntansi Amerika menyatakan bahwa teori
untuk menjelaskan peran teori akuntansi dalam praktik akuntansi. Watts dan Zimmerman
mengkritik teori normatif dan mencoba membangun suatu teori dalam menentukan teori
akuntansi yaitu teori positif yang didefinisikan sebagai suatu teori yang dapat menjelaskan
faktor-faktor yang menentukan hubungan yang terjadi dalam teori akuntansi sebagaimana
tersebut, dan menjelaskan peran teori dalam menentukan standar akuntansi. Hal ini selaras
dan diperkuat oleh Zeff (1974) yang menyatakan bahwa literatur akademik berpengaruh
terhadap praktik dan kebijakan akuntansi dan selama ini seringkali teori akuntansi tidak lebih
menjadi sebuah taktik untuk menyokong suatu pemikiran yang telah dipahami/direncanakan
merupakan produk politik yang bersifat logis dan empiris. Watts dan Zimmerman (1979)
memberikan kontribusi kepada Zeff dan Horngren dengan memberikan suatu ide berupa
struktur ekonomi yang dapat digunakan untuk memprediksi teori akuntansi. Watts dan
Zemmerman memandang teori akuntansi sebagai barang ekonomi sehingga perlu dilakukan
mengapa teori akuntansi merupakan atau dibentuk oleh suatu proses politik, yang mana
Suasana persaingan politik ini menyebabkan melakukan permintaan atas teori yang
terjadinya kesepakatan umum atas teori akuntansi. Dalam kondisi ini, terjadi permintaan atas
teori normatif yang dinilai mampu membuat preskripsi berdasarkan kepentingan publik.
Permintaan ini untuk mencapai hal yang rasional atau diperbolehkan. Oleh karena itu,
sehubungan dengan proses politik dan permintaan atas normatif, teori akuntansi yang
berorientasi terhadap kepentingan publik tergantung pada besarnya pengaruh atas peran
Watts dan Zimmerman (1979) menganalisa permintaan atas teori akuntansi normatif
Akuntansi tanpa regulasi ekonomi tercermin sebagaimana dalam teori agensi bahwa
mengakibatkan hubungan teori konflik yaitu perbedaan kepentingan antara prinsipal dan
agen yang harus disatukan pada satu kepentingan perusahaan (prinsipal) berupa laba
melalui bonding mechanism adalah audit atas laporan keuangan yang merupakan upaya
minimalisasi biaya keagenan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Watts (1979) bahwa
analisis hubungan agensi mengarahkan bahwa fungsi laporan keuangan dalam kondisi
tanpa regulasi ekonomi adalah untuk mengurangi biaya keagenan. Teori ini dapat
perolehan laba (tingkat biaya keagenan). Fungsi teori akuntansi dalam kondisi tanpa
terhadap biaya agensi), dan permintaan justifikasi (manager akan menggunakan prosedur
Akuntansi dan politik memiliki keterkaitan, yang mana laporan keuangan dipengaruhi
secara langsung dan tak langsung oleh proses politik. Contohnya, SEC mengatur
komponen laporan keuangan. Selain itu, pemerintah (SEC) juga menjadikan laporan
publik dan rasionalisasi bahwa teori disusun dengan dasar kepentingan publik.
Watts dan Zimmerman menyatakan bahwa penawaran dalam teori akuntansi adalah
bahwa suatu teori diperbolehkan dalam rangkan merespon permintaan tersebut. Contohnya
dalam transaksi perpajakan. Dengan adanya unsur regulasi pemerintah, sebagian besar teori
Teori Akuntansi dan Perumusannya 16
mengurangi biaya agensi. Hal ini konsisten dengan hipotesis sebelumnya bahwa teori
Watts dan Zimmerman menyimpulkan bahwa teori akuntansi memiliki peran penting
dalam menjelaskan komponen laporan keuangan yang akan menghasilkan suatu kerangka
konseptual pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar sebagai taktik untuk
berperan sebagai bentuk keputusan. Justifikasi atas teori akuntansi mencakup informasi,
pedagogic, dan intervensi / regulasi pemerintah. Fungsi teori akuntansi sekarang adalah
Watts dan Zimmerman menyatakan bahwa tidak ada satu teori-pun, termasuk teori
normatif dapat menjelaskan atau akan digunakan sebagai justifikasi terhadap standar
akuntansi karena standar akuntansi merupakan hasil justifikasi atas teori yang diperkenankan
sesuai kepentingan publik, tiap kelompok/pengguna menggunakan teori yang berbeda untuk
menghadapi isu yang berbeda, dan tiap kelompok/pengguna menghadapi isu yang berbeda.
Ketika suatu teori kepentingan individu menjelaskan standar akuntansi, tidak ada satu teori
pun yang akan digunakan untuk menjustifikasi standar akuntansi karena kepentingan individu
bersifat politis. Sebagai konsekuensinya, tidak ada teori akuntansi yang diterima umum
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Priciples Board. (1970). Basic Concepts and Accounting Principles Underlying
AICPA)
Grady, Paul. (1965). Investor of Generally Accepted Accounting Principles for Business
Hendriksen, E.S. & M.F, Van Breda. (1992). Accounting Theory. Irwin, Homewood, Illinois,
USA.
BPFE. Yogyakarta
Watts & Zimmerman. (1979). The Demand For And Supply Of Accounting Thoeries: The
Market For Excuses. The Accounting Review. LIV, 2: 273-305