Anda di halaman 1dari 8

E-Journal SPEKTRUM

EVALUASI DYNAMIC ADAPTIVE STREAMING OVER HTTP


(DASH) UNTUK LAYANAN MULTIMEDIA VIDEO STREAMING
PADA KONDISI BANDWIDTH YANG BERAGAM
M.A.Bazly1, I M.O. Widyantara 2, N. Indra 3
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana
Email: audybazly@gmail.com 1 , oka.widyantara@unud.ac.id2, indra@unud.ac.id3

ABSTRAK

Video streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio secara langsung
ataupun dengan pre-recorded dari sebuah mesin server (Web Server). Dalam waktu sepersekian detik,
buffer telah terisi penuh dan secara otomatis file video/audio akan dijalankan oleh system. Dalam
implementasinya, kendala bagi para menikmat video streaming adalah masalah kapasitas saluran pada
jaringan server ke klien terutama pada klien yang menggunakan perangkat mobile (bergerak) atau
memakai WLAN (Wireless Local Area Network) yang kapasitasnya tidak sama degan pengguna Kabel
LAN (Local Area Network) yang selalu stabil pada tranmisi data dari server ke klien. Dari kendala yang di
alami oleh klien, pada penelitian ini akan di implementasikan suatu teknik untuk mengadaptasi kapasitas
jaringan pada perangkat bergerak yaitu dengan menggunakan teknik adaptive bit rate streaming berbasis
MPEG-DASH (Dynamic Adaptive Streaming over HTTP). Penelitian telah mengevaluasi kinerja DASH
dengan skema point to point dan menggunakan jaringan eksisting. Dengan menggunakan format video
dari video sumber yang di encoded menjadi H.264 lalu di segmentasi video menggunakan MP4Box dan
hasil dari segmentasi menjadi format MPD (Media Presentation Description) yang di tampilkan media
player pada klien. Hasil pada penelitian ini berupa data perbandingan streaming DASH dengan streaming
tradisional yang menunjukan perbedaan dari segi PSNR, QoS, dan MOS.

Kata kunci: MPEG-DASH, Video Streaming, H.264, Bit Rate

1. PENDAHULUAN Dari latar belakang tersebut, penelitian ini


Video streaming adalah sebuah teknologi melakukan implementasinya kendala bagi para
untuk memainkan file video atau audio secara menikmat video streaming yaitu: masalah
langsung ataupun dengan pre-recorded dari kapasitas saluran pada jaringan server ke klien
sebuah mesin server (Web Server). Dengan terutama pada klien yang menggunakan
kata lain, file video atau audio yang terletak perangkat mobile (bergerak) atau memakai
pada sebuah server dapat secara langsung WLAN (Wireless Local Area Network) yang
dijalankan pada komputer klien sesaat setelah kapasitasnya tidak sama dengan pengguna
ada permintaan dari klien sehingga proses Kabel LAN (Local Area Network) yang selalu
download video atau audio yang menghabiskan stabil pada tranmisi data dari server ke klien.
waktu cukup lama dapat dihindari. Saat file Dari kendala yang di alami oleh klien, penikmat
video atau audio di stream maka akan terbentuk video streaming, maka pada penelitian ini akan
sebuah buffer di computer klien dan data di implementasikan suatu teknik untuk
video/audio tersebut akan mulai didownload ke mengadaptasi kapasitas jaringan pada
dalam buffer yang telah terbentuk pada mesin perangkat bergerak yaitu dengan menggunakan
klien. Dalam waktu sepersekian detik, buffer teknik adaptive bitrate streaming yang dimana
telah terisi penuh dan secara otomatis file teknik tersebut digunakan dalam streaming
video/audio akan dijalankan oleh sistem. Sistem multimedia melalui transmisi jaringan antara
akan membaca informasi dari buffer sambil server dan klien.
tetap melakukan proses download file sehingga Sementara sebagian besar teknologi video
proses streaming tetap berlangsung ke mesin streaming pada umumnya menggunakan
klien. Delay waktu sesaat sebelum file protokol streaming seperti RTP (Real-time
video/audio dijalankan berkisar antara 10 – 30 Transport Protocol) dan RTSP (Real Time
detik. File Video/Audio streaming secara Streaming Protocol), tapi pada kenyataannya
keseluruhan. [1] pada RTP banyak paket yang terbuang pada
saat transmisi jaringan antara server ke klien

M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.


1
E-Journal SPEKTRUM

yang menyebabkan pengulangan paket dan dan player. Membutuhkan server streaming
berakibatnya delay pada pemutaran video yang dapat meningkatkan biaya pelaksanaan,
streaming maka dari itu untuk mengoptimalkan sedangkan paket RTMP berbasis dapat diblokir
transmisi pada jaringan tersebut maka oleh firewall.
muncullah teknologi adaptive streaming yang Sambungan near-continuous berarti bahwa
saat ini hampir secara eksklusif didasarkan pada RTMP tidak dapat mengambil keuntungan dari
HTTP dan dirancang untuk bekerja secara caching pada server plain-vanili seperti yang
efisien melalui jaringan HTTP yang distribusikan digunakan untuk pengiriman Hypertext Transfer
besar seperti Internet Protocol (HTTP), protokol pengiriman yang
Salah satu standar pertama tentang digunakan oleh Apple HTTP Live Streaming
bagaimana untuk menangani bandwidth yang (HLS), Halus Streaming Microsoft, dan Adobe
kondisinya bervariasi dengan streaming HTTP berbasis HTTP Dinamis Streaming (HDS).
telah diusulkan oleh 3GPP (3rd Generation Ketiga solusi pengiriman ini menggunakan
Partnership Project) sebagai Adaptive HTTP server HTTP web standar untuk menyampaikan
Streaming (AHS) (3GPP TS 26.234, 2010). Ide konten streaming. Menghindarkan kebutuhan
dasarnya adalah untuk memecah up file media untuk server streaming. Selain itu, paket HTTP
ke segmen dengan panjang yang sama dan bisa adalah firewall ramah dan dapat memanfaatkan
dikodekan pada resolusi yang berbeda dan mekanisme HTTP caching di web. Kemampuan
bitrate yang berbeda. Segmen akan disimpan yang terakhir ini harus baik, penurunan biaya
pada web server dan dapat diakses melalui total bandwidth yang terkait dengan pengiriman
HTTP GET yang diminta oleh klien. Akibatnya video, karena data yang lebih dapat dilayani dari
seluruh sistem logika streaming di kendalikan di cache berbasis web dari pada server asalnya,
sisi klien. Ini berarti bahwa klien sepenuhnya dan meningkatkan kualitas layanan, karena data
mengendalikan bitrate. Jadi pada teknik cache umumnya lebih dekat dengan penonton
adaptive streaming, server sudah menyediakan dan lebih mudah dinikmati.
beberapa segmen yang disiapkan untuk Sementara sebagian besar video streaming
mencocokan dengan kapasitas jaringan klien melalui web saat ini masih disampaikan melalui
untuk menstreaming video yang di minta. RTMP, peningkatan jumlah perusahaan akan
mengkonversi pengiriman HTTP dari waktu ke
Terkait dengan paper ini, penelitian waktu. Semua teknologi adaptive streaming
dilakukan dengan mengevaluasi dan yang berbasis HTTP menggunakan kombinasi
implementasi DASH. Dalam paper ini penulis file media dikodekan dan file manifest yang
mencoba memperlihatkan metode MPEG-DASH mengidentifikasi aliran alternatif dan URL
berbasis HTTP streaming sebagai solusi masing-masing. Para klien dengan masing-
pertama yang merupakan standar internasional masing memonitor status buffer (HLS) dan
(ISO / IEC DIS 23.009-1, 2012. utilisasi CPU (Smooth Streaming dan HTTP
Dinamis Streaming) dan mengubah aliran yang
2.1 MPEG-DASH diperlukan, lokasi alternatif stream dari URL
Adaptive Streaming melibatkan yang ditentukan dalam file manifest. HLS
memproduksi beberapa contoh dari file sumber menggunakan MPEG-2 Transport Stream
atau on-demand dan membuat mereka tersedia (M2TS) segmen, disimpan sebagai ribuan file
untuk berbagai klien tergantung pada bandwidth M2TS kecil, sementara Smooth Streaming dan
pengiriman dan kekuatan pada CPU (Central HDS menggunakan waktu-kode untuk
processing unit). Dengan utilisasi CPU menemukan fragmen yang diperlukan dari MP4
pemantauan atau status penyangga, adaptive yang sesuai dasar sungai.
teknologi streaming dapat mengubah aliran Ada teknologi adaptive streaming yang
untuk memastikan pemutaran terus menerus berbasis HTTP sangat mirip bahwa pada
atau untuk meningkatkan tampilan pada video Streaming Media Barat pada bulan November
streaming yang di putar oleh klien. 2011, Will Hukum, arsitek utama Akamai untuk
Satu perbedaan utama antara adaptive rekayasa media, berkomentar, "Kami telah
teknologi streaming dengan protokol streaming menghabiskan lima tahun terakhir memberikan
yang digunakan. Sebagai contoh, Adobe RTMP berbagai video adaptif format-SmoothHD ,
berbasis Dinamis Streaming menggunakan HDNI, HLS dan HDS-yang semuanya 80 persen
Adobe milik Real Time Messaging Protocol sama tetapi 100 persen kompatibel. "DASH
(RTMP), yang membutuhkan server streaming merupakan upaya untuk menggabungkan fitur
dan koneksi-dekat terus menerus antara server terbaik dari semua teknologi adaptive streaming

M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.


2
E-Journal SPEKTRUM

yang berbasis HTTP ke standar yang dapat 𝑡𝑖 … Length of Segment i


dimanfaatkan dari ponsel ke perangkat (Over 𝑡𝑛 … Length of the Session
the Top Services) OTT. 𝑠𝑖 … Segment i
𝑓 (𝑠𝑖 ) … The function return the Bitrate of
2.2 Metode Dynamic Adaptive Streaming Segment i
over HTTP (DASH)
Dynamic adaptive streaming adalah teknik Jumlah kualitas switch metrik lainnya yang
yang mendeteksi bandwidth yang tersedia untuk menggambarkan varians sesi. Nilai-nilai tinggi
pengguna dan kapasitas CPU (Computer menunjukkan sangat sering beralih dapat
Protocol Unit) untuk menyesuaikan kualitas menyebabkan penurunan kualitas. Rumus ini
video yang diberikan kepada pengguna. Hal ini digunakan untuk menghitung jumlah switch
membutuhkan encoder untuk menyediakan bitrate. [3]
video dengan beberapa variasi bit rate dan
dapat diimplementasikan pada CDN (Content 2.4 Bitdash
delivery network) untuk memberikan Bitdash ™ adalah paket yang sangat
peningkatan skalabilitas. Sehingga pengguna mengoptimal MPEG-DASH platform variouse
dapat memperoleh hasil pengiriman media dan perangkat pada sisi, serta memberikan
dengan kualitas tertinggi. Teknik untuk kinerja terbaik streaming dan kenyamanan
menyesuaikan bit rate video dengan streaming pada sisi klien, khususnya di samping
ketersediaan bandwidth diklasifikasikan kedalam kondisi jaringan. Bitdash ™ adalah hasil dari R
3 kategori yaitu: transcoding, scalable encoding, & D investasi dan menggabungkan patent
dan stream switching. pending technology sehingga MPEG-DASH
Proses adaptive streaming yang adalah solusi klien yang sesuai, yang
menyesuaikan kualitas video yang dikirim ke memberikan hingga 101% lebih tinggi efektif
halaman web berdasarkan perubahan kondisi throughput serta kualitas lebih tinggi secara
jaringan untuk memastikan penampil signifikan dari Quality of Experience (QoE)
pengalaman terbaik. Kecepatan koneksi internet dibandingkan dengan bitrate adaptive
sangat bervariasi, dan kecepatan masing- technology streaming yang ada pada saat ini.
masing jenis koneksi juga bervariasi tergantung Platform bitdash didukung oleh:
pada berbagai kondisi. Adaptive Streaming • Web: HTML5 Media Source Extensions
menyesuaikan kecepatan bit rate video untuk (MSE) + JavaScript, Flash using OSMF.
beradaptasi dengan perubahan kondisi jaringan. • Android: HTML5 Media Source
[2] Extensions (MSE) for browser-based
playout dan App-integration via WebView
2.3 Stream Switching (> Android 4.2), C++ level native & Java
Stream switching merupakan sebuah upaya libraries.
mengkodekan raw video dengan bit rate yang • C++ Implementation: Embedded client
bervariasi dari konten yang sama. Metode ini libraries for Windows, Linux, and Mac
menggunakan sebuah algoritma untuk memiliki (32/64 bit).
level video dengan bit rate yang sesuai dengan Bitdash sangat efektif terhadap streaming
ketersediaan bandwidth dari pengguna. Jika klien, tidak memerlukan plugin tertentu. Bitdash
terjadi perubahan bandwidth, maka algoritma tersedia sebagai implementasi berbasis
tersebut memutuskan untuk beralih pada level JavaScript untuk platform HTML5
video dengan bit rate yang cocok agar (menggunakan Media Sumber Extensions),
pemutaran video pada pengguna dapat terus serta Client berbasis Adobe Flash untuk
dilakukan. penggunaan di dalam browser web yang tidak
Rata-rata bit rate dapat dilihat sebagai mendukung adaptive streaming HTML5
kinerja keseluruhan sistem pada setup tes (misalnya Firefox). [4]
tertentu dan akan dihitung dengan persamaan di
bawah ini: 3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan skema video
𝑛
∑𝑖=0 𝑓(𝑠𝑖 )∗ 𝑡𝑖 streaming yang akan direalisasikan
𝜇𝑏𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡𝑒 = …………(2.1) menggunakan aplikasi DASH untuk memperoleh
𝑡𝑛
perfomansi kualitas video streaming di saat
Dimana : kondisi jaringan bandwidth yang beragam. Dan
𝑖 ∈ [0, 𝑁] … Segment Index pengujian ini menggunakan 2 pengujian, yaitu:
M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.
3
E-Journal SPEKTRUM

1. Pengujian secara test bed


2. Pengujian pada jaringan eksisting
Untuk pengukuran QoS (Quality of Service)
dan memonitoring kinerja switch, pada
penelitian ini akan dipasang trafik monitoring
dan juga dipasangkan bandwidth management
untuk mengatur besar kecilnya kapasitas
jaringan yang diperlukan pada saat pemutaran
video streaming dan mencapture data paket
yang akan diambil pada saat video streaming
diujikan. Sasarannya adalah mendapatkan
peformansi kualitas video streaming yang baik
pada kondisi jaringan bandwidth yang beragam Gambar 3.2 Skema Pengujian Secara Existing dari Server
serta mendapatkan data nilai QoS. ke Klien memakai jaringan Universitas Udayana.

3.5 Perangkat Keras dan Perangkat


3.1 Pengujian Secara Test Bed
Lunak Pendukung
Pengujian Secara Test bed dilakukan
Penelitian ini menggunakan perangkat
dengan menggunakan jaringan Point-to-Point
keras komputer dengan spesifikasi sebagai
Protocol (PPP) dari server ke klien secara
berikut :
lagsung tanpa adanya background trafik supaya
 2 CPU (server) : Intel Core 2 Duo @
pada pengambilan data tidak ada gangguan dari
2,40 GHz, 2 GB, System operasi 32 bit.
jarangan atau paket lain yang menganggu pada
saat pengambilan data tersebut. Skema  1 Laptop (klien) : Interl Core i5 @ 1,6
Pengujian Test bed bisa di lihat pada Gambar GHz, 4GB, System operasi 64 bit.
3.1  Program dibuat memakai OS Ubuntu
12.04 (server) dan Windows 8 (klien).
 Software Wireshark: sebagai monitoring
bandwidth.
 Software Wondershaper : sebagai
Network Traffik Shaping

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Instalasi dan Konfigurasi Sistem
Penelitian ini menggunakan aplikasi
website bitdas sebagai server. Hal pertama
yang dilakukan adalah encode video source
dengan format avi menjadi format DASH player
hasil encode berupa sebuah file dengan
ektensitas (Media Presentation Description)
Gambar 3.1 Skema Pengujian Secara Test bed dari Server MPD. Dua alat yang akan digunakan adalah
ke Klien memakai jaringan Point-to-Point Protocol (PPP) x264 untuk mempersiapkan konten video dan
MP4Box sebagai pengolahan file segmen dan
3.2 Pengujian pada Jaringan Eksisting
membuat file MPD. Berikut alur prosuder
Pengujian pada jaringan eksisting dilakukan
pengencoded sumber video menjadi format
dengan menggunakan jaringan Universitas
dash bisa dilihat pada Gambar 4.1:
Udayana. Server dari PUSKOM ke Laboraturium
Teknik Elektro (klien) yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas layanan video streaming Segmentasi Segmentasi
Encoded
Video Video
untuk pengujian secara real dan pengujian Sumber Video Sumber Video MPD
Menggunakan Diencodedkan
fungsi DASH yang nantinya bandwidth tersebut ke H.264
MP4Box Menjadi MPD
dibatasi jaringannya sebesar 1Megabyte (Mb)
supaya video mendapatkan buffer (delay) maka
dari itu dibutuhkannya pembatasan jaringan dari Gambar 4.1 Diagram yang menunjukan alur prosuder video
dibawah bitrate video yang diujikan. Skema sumber menjadi video MPD.
Pengujian Secara Existing bisa dilihat pada
Gambar 3.2 sebagai berikut:

M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.


4
E-Journal SPEKTRUM

4.2. Hasil Data Segmentasi Dengan melakukan prosedur


Pada pegujian ini penelitian sebuah video segmentasi dalam dimensi waktu yang di
akan di ubah dari video source menjadi format tetapkan, MPEG-4 mampu menyediakan
MPD berbasis web HTML yang akan di putar kualitas video yang adaptive. Hal ini
pada bitdash yang aslinya video source dikarenakan MPEG-4 memiliki scalable.
mempunyai 1 bit rate menjadi di segmentasi Kompresi yang scalable, yaitu mempunyai lebih
menjadi 5 waktu yang di tetapkan dalam 5 video dari 1 bit rate. Jumlah segmentasi pada setiap
tersebut mempunyai masing-masing 15 bit rate: segmentnya bisa dilihat pada Tabel 4.3 sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Spesifikasi Sumber Video
Tabel 4.3 Hasil Segmentasi
Video Resulosi Jumlah Jumlah Segment
Deskripsi
name (Pixel) Frame Bit 15
2 5 8 10
Rate deti
Big Bug detik detik detik detik
k
(1280x720) 15000 Animasi
Bunny 100
200
300
Sumber video yang digunakan sebagai 400
input video untuk avi. Proses pengkodean 500
dilakukan. MPEG-4 encoding video bisa 600 150 120 75 60 40
dilakukan menggunakan DivX265 berdasarkan 700
variasi bit rate yang diinginkan. Variasi tingkat 800
bit video digunakan untuk tingkat video untuk 900
MPEG-DASH. Tingkat video bit rate 1000
berdasarkan H.264 encoding ditunjukkan pada 1100
Tabel 4.2 sebagai berikut : 1200
Table 4.2 Target Video Coding
1300 150 120 75 60 40
Bit rate Resolusi Frame 1400
1500
(Kbps) (Pixel) Rate (fps) Total 2250 1800 1125 900 600
100
4.3 Hasil Data Pengujian PSNR
200 Hasil proses PSNR encoding video MPEG-
300 4 dengan resolusi 1280x720 dan frame rate 24
frame per detik. Ada 15 tingkat yang dihasilkan
400 video ke mendukung pengiriman video melalui
500 MPEG-DASH. PSNR dihitung dengan
membandingkan sumber video dan video yang
600 telah dikodekan. Berikut hasil PSNR bisa dilihat
pada Gambar 4.2 sebagai berikut :
700
800 1280 x 720 24

900
1000
1100
1200
1300
1400 Gambar 4.2 Perbandingan PSNR Trace dari Masing –
Masing Segmentasi pada Rate 100kbps
1500

M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.


5
E-Journal SPEKTRUM

Pada Gambar 4.2 menunjukan Gambar 4.4 Penggunaan Bandwidth untuk Video pada
Setiap Segmentasi
perbandingan secara umum,nilai PSNR
mengalami fluktuasi yang sama pada PNSR
Trace antar segment 2 detik, 5 detik, 8 detik, 10 Pada Gambar 4.4 menunjukan laju grafik
detik dan 15 detik mengalami perubahan yang rate setiap segmentasi yang distreaming
sama akan tetapi hanya jumlah nilai PSNR yang masing-masing video dari server ke klien. Hasil
berbeda. Hal ini terlihat seperti pada frame 27 dari laju grafik tersebut bisa di lihat dari Tabel
ke 53 semua ikut berubah, sampai akhir frame 4.4:
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Test Bed
semua mengikuti perubahan yang sama hanya
saja nilai PSNR yang tidak sama. Hasil rata-rata Rata-Rata
PSNR dari setiap sagment bisa dilihat pada Video Throughput Delay
Gambar 4.3 ini: Bit Rate
Segment (Mbit/detik) (ms)
(kbps)
2 detik 2006310 1,6 11,5
5 detik 2015006 1,6 12,3
8 detik 2041070 1,6 1,05
10 detik 2005265 1,6 1,04
15 detik 2004910 1,6 0,92

Gambar 4.3 Nilai Perbandingan PSNR antara Video Sumber


dengan Video DASH per Bit Rate Dari hasil data QoS diatas dapat disimpulkan
jumlah segmentasi waktu mempengaruhi QoS pada
video terutama pada delay karena semakin kecil
Semakin kecil bit rate maka semakin kecil segmentasi waktunya, maka semakin besar waktunya
juga nilai PSNRnya, sedangkan semakin besar dikarenakan potongan pada video semakin banyak
nilai bit rate maka semakin besar nilai PSNR. pada video yang distreamingkan.

4.4 Hasil Data Pengujian QoS 2. Pengujian Tanpa DASH


Hasil pengujian QoS ada 2 yaitu secara Pengujian video dilakukan melalui test bed
pengujian secara test bed dan pengujian pada dari server ke client. Video yang distreamingkan
jaringan eksisting: adalah video yang sama dengan DASH yang
berbeda hanyalah format videonya, yaitu: MP4.
4.4.1 Hasil Pengujian Test Bed Berikut Gambar 4.5 menunjukan laju grafik pada
1. Pengujian DASH video MP4 yang distreamingkan:
Pengujian video dilakukan melalui test bed
dari server ke klien. Video yang distreamingkan
adalah setiap segment pada DASH yaitu:
segment 2 detik, 5 detik, 10 detik, hingga 15
detik. Berikut Gambar 4.4 menunjukan laju
Gambar 4.5 Grafik Delay yang Terlihat pada Wireshark,
grafik pada setiap segment dengan Pengujian Video Mp4
menggunakan aplikasi DASH:
Dari Gambar 4.5 maka dapat nilai QoS
pada pemutaran video streaming yang diujikan,
nilai bisa dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Data Pengujian Tanpa DASH

M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.


6
E-Journal SPEKTRUM

4.4.2 Hasil Pengujian pada Jaringan bisa di lihat pada Tabel 4.6 di mana rata-rata bit
Eksisting rate pada DASH 174,87 kbps sedangkan tanpa
Pengujian ini akan diberikan batas DASH 1182875,089 kbps, troughtput dan delay
bandwidth 1 Megabyte, supaya laju rate dan perbandingannya DASH lebih kecil 2 kali dari
bandwidth pada pemutaran video mendapatkan pada tanpa DASH. Di sini membuktikan bahwa
bandwidth yang bervariasi dan video DASH mampu mengatasi buffer (delay) lebih
mendapatkan buffer (delay), diperlukan adanya baik dalam keadaan bandwidth yng bervariasi
buffer (delay) pada pengujian ini dikarenakan untuk pmutaran video streaming.
untuk menguji fungsi DASH pada bandwidth
yang bervariasi dan video yang digunakan pada 4.5 Hasil Data MOS
DASH memakai video segment 15 detik karena Dalam penelitian ini, kualitas delay
mempunyai QoS terbaik dari segment yang lain, merupakan ukuran dari aktivitas streaming
sedangkan tanpa DASH menggunakan video video. Untuk mengetahui kualitas masing-
MP4 sama dengan pada pengujian test bed. masing video maka dapat diujikan dari hasil
Berikut adalah hasil dari pemutaran video pengujian secara subjektif. Pengukuran MOS ini
streaming DASH ditunjukan pada pada Gambar dilakukan oleh 10 audiensi.
4.6, sedangkan MP4 ditunjukan pada Gambar Ada 2 skema penelian yang di ambil pada
4.7 : penelitian MOS ini, yaitu:

1. Penelition MOS dengan menggunakan


bandwidth penuh pada kualitas terbaik
2. Penelition MOS dengan dibatasi
bandwidth 1 Mb (Megabyte) pada
kualitas buruk
Gambar 4.6 Laju Grafik pada Pemutaran Streaming DASH
dengan Bandwidth 1Mb Dibaginya menjadi 2 skema tersebut agar
menunjukan kualitas video pada saat kualitas
penampilan terbaik (maksimal) dan menunjukan
saat kualitas penampilan buruk (minimal) pada
saat streaming video.

Gambar 4.7 Laju Grafik pada Pemutaran Streaming Tanpa


DASH dengan Bandwidth 1Mb

Dari Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 maka didapat


hasil pegujian eksisting data QoS pada Tabel
4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Secara Eksisting antara DASH


dengan Tanpa DASH Kapasitas Bandwidth 1Mb
(a) (b)

Gambar 4.8 Penilaian Secara Subjektif MOS (a) Kualitas


Terbaik dan (b) Kualitas Buruk
Hasil penilaian rata-rata MOS yang didapat
dari penelitian ini terdapat pada Tabel 4.10
sebagai berikut:
Dilihat dari Gambar 4.6 dan 4.7 laju grafik
pada DASH tetap setabil sama seperti pengujian Tabel 4.10 Data MOS Pada Setiap Video yang Diujikan
pada test bed, rate yang dipakai menyesuaikan
dengan jaringan yang di kirim ke klien,
sedangkan tanpa DASH laju rate mentok pada
kisaran 1 Mbps dikarenakan pembatasan
bandwidth lebih kecil dari bandwidth yang
ditetapkan pada video MP4 tersebut. Dan pada
QoS DASH lebih baik dari pada tanpa DASH

M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.


7
E-Journal SPEKTRUM

Streams in Wireless Networks. United State


of America.
5. SIMPULAN [3] Yao, J., Kandere S. S., 2010. Emperical
Dari hasil pengujian dan analisis yang telah Evalution of HTTP Adaptive Streaming
dilakukan pada transmisi layanan live video under Vehicular Mobility. NSW 2052,
streaming, maka dapat ditarik kesimpulan Australia: University of New South Wales
sebagai berikut: Sydney. [4] Parekh, R. Principles Of
1. Pada jaringan dengan kualitas trafik Multimedia. New Delhi : Tata MCGraw Hill.
bandwidth yang bervariasi, video DASH 2006.
menerapkan sebuah teknik dimana video [4] Muller, C. Leaderer, S. Timmerer, C., 2011.
yang distreamingkan mempunyai beberapa .Dynamic Adaptive Streaming over HTTP
lajut bit rate pengeluaran dari pada video Dataset.. Klagenfurt am Worthesee,
pada umumnya yang mempunyai 1 bit rate. Austria.
Pada masing-masing bit rate, video [5] Muller, C. Leaderer, S. Timmerer, C A VLC
streaming di potong dalam beberapa Media Player Plugin Enabling Dynamic
segment (detik). Adaptive Streaming over HTTP. Klagenfurt
2. Evaluasi terhadap nilai kualitas tampilan am Worthesee, Austria.
video (PSNR) menunjukan bahwa nilai [6] Tian, G. Liu, Y. 2012. Towards Agile and
PSNR pada bit rate 100 kbps adalah 19,5 Smooth Video Adaption in Dynamic HTTP
dB sedangkan nilai PSNR pada laju bit rate Streaming. Brooklyn, New York, USA.
1500 kbps adalah 22 dB. Hal ini
menunjukan bahwa: semakin kecil laju bit
rate maka semakin kecil juga nilai
PSNRnya, sedangkan semakin besar nilai
laju bit rate maka semakin besar nilai
PSNRnya.
3. Evaluasi terhadapap nilai QoS menunjukan
bahwa: semakin kecil nilai segmentasi
(detik) pada video DASH semakin besar
nilai QoS yang didapat, begitu juga
sebaliknya.
4. Hasil pengujian perbandingan antara video
DASH dengan video MP4 (tanpa DASH)
dilihat dari nilai QoS sebagai berikut: video
DASH bisa mengatasi dan beradaptasi
pada jaringan bervariasi dengan dilihat dari
nilai QoS dan laju trafik bit rate video yang
distreamingkan, sedangkan video MP4
(tanpa DASH) tidak mampu mengatasi,
bisa dilihat dari bit rate dan pemutaran
pada video yang mengalami delay buffer
disaat bandwidth yang didapat tidak sesuai
dengan bit rate video.
5. Analisis subyektif berupa penilian MOS
menunjukan bahwa tingkat kenyamanan
pemirsa penonton video, tidak baik ketika
parameter sebuah video mengalami delay
buffer secara konstan.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Austerberry, D., 2005. The Techonology of
Video and Audio Streaming. ELSEVIER,
Second Edition, United State of America.
[2] Antoniou, P. Pitsillides, A,. 2000. Adaptive
Methods for the Transmission of Video

M. A. Bazly , I M.. Widyantara, N. Indra.


8

Anda mungkin juga menyukai