Dalam teks terjemahan LAI terdapat kalimat “sebab hal kerajaan Surga sama
seperti…” (25:14). Namun di dalam teks bahasa aslinya tidak ada kata “hal
dengan perumpamaan tentang talenta. Hal ini didukung juga oleh kata
sambung “sebab/ γαρ” (baca: gar) pada awal ayat 14 untuk menunjukkan
(satu ilustrasi) melainkan 2 ilustrasi berbeda yang masih memiliki tema yang
Jumlah yang berbeda ini sebenarnya membawa pesan yang cukup kuat
diberikan jumlah yang sama, bukankah memberikan jumlah yang sama lebih
Talenta bukanlah suatu satuan mata uang melainkan satuan berat atau
Satu talenta emas tentu saja berbeda nilainya dengan satu talenta perak,
jadi nilainya sangat tergantung pada jenis logam apa yang ditimbang
tersebut. Konversi talenta ke mata uang juga sangat beragam dari waktu ke
waktu dan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Beberap ahli
memperkirakan dalam konteks ini jumlah 5, 2 dan 1 talenta itu sama dengan
50.000, 20.000 dan 10.000 dinar. Nilai terendah (1 talenta) dari uang yang
yang diperoleh dari hasil kerja selama 10.000 hari. Jika upah kerja sehari
sekarang ini dianggap Rp. 50.000 maka nilai 1 talenta sama dengan Rp.
Hamba pertama dan kedua memiliki kisah-kisah yang serupa dan cenderung
ditulis dalam kalimat-kalimat yang bisa dikatakan persis sama. Kedua hamba
menunjukkan bahwa hamba yang pertama itu mengerti apa yang diinginkan
ini mengerjakan talenta yang diberikan kepadanya itu namun yang jelas
pada waktu tertentu talenta yang tadinya 5 telah berlaba dan menghasilkan
5 talenta lagi sehingga jumlah harta yang ada di tangan hamba pertama
menjadi 10 talenta.
Hamba kedua melakukan hal yang persis sama dengan hamba pertama. Jadi
kepadanya. Hasil yang diterima oleh hamba yang kedua juga sama dengan
secara jumlah secara signifikan dengan hamba yang pertama. Namun secara
persentase, jumlah laba yang dihasilkan hamba pertama dan hamba kedua
talenta. Apa respon tuan mereka? Dari seluruh kalimat yang diucapkan oleh
tuan tersebut klausa terpenting yang memberikan pesan kunci tentang apa
yang telah dikerjakan oleh hamba-hamba tersebut adalah “hamba yang baik
dan setia.” Kata “baik dan setia” tidak bisa dipisahkan karena kedua kata
tersebut mempunyai pesan yang sama. Baik yang dimaksud adalah karena
tersebut mengatakan bahwa perkara itu adalah perkara kecil karena ia akan
mempercayakan mereka perkara yang besar. Sikap setia pada perkara kecil
adalah sikap yang baik. Kesetiaan dan kebaikan mereka mendapatkan buah
Kontras dengan hamba pertama dan kedua, hamba ketiga ini tidak pergi
menggali lobang dan menyimpan yang itu di sana sehingga talenta itu tidak
berlaba, jumlahnya tetap sama. Pada waktu tuannya datang, yang lain
Berbeda dengan dua hamba yang lain, hamba ketiga tidak memulai dialog
adalah seorang yang kejam skleros. Kata yang hanya digunakan oleh Matius.
Kejam yang dimaksud oleh hamba ketiga ini lebih lanjut dijelaskan dalam 2
hal. Tuan itu kejam karena dia (a) menuai di tempat di mana tuan tidak
menabur, dan (b) memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Jika
utuh kepada tuannya, tidak kurang dan tidak lebih. Ia melihat tuannya itu
sebagai tuan yang kejam, yang bersikap picik dan hanya memanfaatkan
mengatakan bahwa hamba ketiga ini iri hati kepada 2 hamba yang lain
karena mereka diberikan lebih banyak dari pada dirinya. Jadi kegagalan
hamba ketiga ini bukan disebabkan karena ia tidak puas dengan pembagian
5, 2 dan 1.
hamba ketiga tidak bisa menghasilkan 1 talenta dari apa yang diharapkan
tuannya mengatakan “engkau hamba yang jahat dan malas.” Sama seperti
kasus dua hamba yang lain, kata jahat dan malas merupakan satu kesatuan,
lagi, di mata tuannya hamba ketiga ini adalah hamba yang malas tidak dapat
dipercaya, tidak mau maksimal oleh karena itu ia tidak akan dipercayakan
perkara-perkara yang besar karena hanya dengan perkara yang kecil saja ia
tidak becus.
Makna Perumpamaan
boleh dimaknai sebagai karunia rohani, uang, waktu, harta, dsb karena
Sejak awal, pada waktu ia pergi, tuan itu telah merencanakan untuk
talenta itu adalah ujian apakah mereka layak untuk mendapatkan atau
kemampuan mereka.
menghasilkan 2.
hamba tersebut kepada tuan mereka. Dan karena jumlah talenta yang
JAWAB atas semua yang Tuhan percayakan baik itu waktu, kemampuan,
Sebagian orang Kristen diberikan karunia yang luar biasa sehingga mereka
dapat melakukan banyak hal dengan sangat baik tetapi sebagian lagi hanya
baik. Oleh karena itu orang yang dipercayakan banyak harus bekerja lebih
keras dan orang-orang yang dipercayakan hanya sedikit tidak boleh merasa
diri kecil. Setiap orang memiliki bagiannya sendiri-sendiri karena itu setipa