Anda di halaman 1dari 238

dr. Syamsul Bachri, Sp.

OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Pasien diidentifikasi sebelum pemberian


SKP.I. 2 obat, darah, atau produk darah.

Pasien diidentifikasi sebelum pemberian


4 pengobatan dan tindakan / prosedur

Perintah atau hasil pemeriksaan


dikonfirmasi oleh individu yang memberi
SKP.II. 3 perintah atau hasil pemeriksaan tersebut

Rumah sakit menggunakan suatu tanda


yang jelas dan dapat dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
SKP.IV. 1 di dalam proses penandaan/ pemberi tanda.

Rumah sakit menerapkan proses asesmen


awal risiko pasien jatuh dan melakukan
asesmen ulang terhadap pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
SKP.VI. 1 pengobatan. (lihat juga AP.1.6, EP 4)
Langkah-langkah diterapkan untuk
mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko (lihat juga
2 AP.1.6, EP 5)

Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik


tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat
jatuh dan maupun dampak yang berkaitan
3 secara tidak disengaja
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi

Tingkatkan Re-edukasi tentang SPO Identifikasi


Pelaksanaan belum konsisten, masih ada staf pasien khususnya identifikasi sebelum
perawat belum mampu menyebutkan dengan pemberian obat, darah, atau produk darah, dan
benar identifikasi pasien sebelum memberikan lakukan monitoring evaluasi(monev) secara
obat, darah, produk darah. terukur

Tingkatkan Re-edukasi tentang SPO Identifikasi


Pelaksanaan belum konsisten, masih ada staf pasien khususnya identifikasi sebelum
perawat belum mampu menyebutkan dengan pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur
benar identifikasi pasien sebelum memberikan serta lakukan monitoring evaluasi(monev)
pengobatan dan tindakan /prosedur. secara terukur

Tingkatkan konsistensi pelaksanaan pemberian


konfirmasi (cap Read Back) oleh pemberi
perintah /instruksi khususnya pemberian waktu
(tgl dan jam ) pelaksanaan konfirmasi dengan
Pelaksanaan belum konsisten dengan regulasi melakukan re-edukasi tentang SPO penandaan
(SPO) komunikasi efektif. Pada telaah RM operasi kepada staf klinis : DPJP, staf medis,
tertutup dan terbuka masih ditemukan cap REAB perawat,bidan, analis laboratorium. buat bukti
BACK yg belum diisi tanggal dan jam re-edukasinya, monitoring kepatuhan
pelaksanaannya oleh pemberi perintah. pelaksanaannya secara terukur.

Tingkatkan konsistensi pelaksanaan pemberian


penandaan operasi dengan melakukan re-
Pelaksanaan belum konsisten, pada telaah RM edukasi tentang SPO penadaan operasi kepada
tertutup dan terbuka masih ditemukan staf klinis : DPJP, dr. operator, buat dokumentasi
pemberian penandaan operasi dengan tanda pelaksanaan re-edukasi, lakukan monitoring
panah ( --> )sedangkan dalam SPO terhadap kepatuhan pelaksanaannya secara
penandaan operasi dengan lingkaran (O) terukur.

Optimalkan pelaksanaan asesmen risiko jatuh


pasien rawat jalan dengan skala Get Up and GO.
RS sudah menyusun form asesmen risiko pasien Lakukan re-edukasi kepada staf
jatuh rawat inap dan rawat jalan, tetapi keperawatan(perawat dan bidan) tentang cara
pelaksaan asesmen risiko jatuh pasien rawat pengisisan form asesmen rawat jalan,
jalan belum optimal monitoring kepatuhan pelaksanaannya.
Optimalkan pelaksanaan langkah-langkah
mengurangi risiko jatuh pada pasien rawat jalan
dengan melakukan re-edukasi kepada staf
keperawatan (perawat dan bidan) rawat jalan ,
buat dokumen pelaksaan re-edukasi dan
Langkah-langkah mengurangi risiko jatuh untuk lakukan monitoring terhadap kepatuhan
pasien rawat jalan belum optimal. pelaksanaan secara terukur

Tingkatkan pelaksanaan monitoring


pencegahan risiko jatuh dan segera buat form
monitoring risiko jatuh untuk pasien rawat
jalan. Segera sosialisasi dan implementasikan.
Pelaksanaan belum optimal, RS belum memiliki Buat laporan angka kejadian jatuh secara
laporan angka kejadian jatuh. konsisten.
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Staf memahami kebijakan dan prosedur yang


berkaitan dengan hak pasien dan dapat
menjelaskan tanggung jawab mereka dalam
HPK. 1. 4 melindungi hak pasien.

Staf mempraktekan proses tersebut dan


memberikan pelayanan yang menghormati nilai
HPK. 1.1. 2 dan kepercayaan pasien.

Rumah sakit mempunyai proses untuk


merespon permintaan yang bersifat rutin atau
kompleks yang berkenaan dengan agama atau
HPK. 1.1.1 1 dukungan spiritual.

Rumah sakit merespon permintaan untuk


keperluan dukungan agama dan spiritual pasien.
2

Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan


HPK. 1.2. 1 privasi selama pelayanan dan pengobatan.

Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung


HPK. 1.3. 1 jawabnya terhadap milik pasien

Pasien memperoleh informasi tentang tanggung


jawab rumah sakit dalam melindungi barang
2 milik pribadi.

HPK. 1.4. 3 lndividu yang tidak memiliki identitas diperiksa

4 Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor


Staf memahami tanggung jawab mereka dalam
HPK. 1.5. 3 proses perlindungan.
Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan
kebijakan dan prosedur serta peran mereka
dalam mendukung partisipasi pasien dan
HPK. 2. 3 keluarganya dalam proses asuhan.

Pasien dan keluarganya memahami bagaimana


dan kapan mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat
HPK. 2.1. 2 juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).

Pasien dan keluarganya memahami kapan


persetujuan akan diminta dan proses bagaimana
3 cara memberikannya (lihat juga PPK.2, EP 4).

Pasien dan keluarganya memahami hak mereka


untuk berpartisipasi dalam keputusan
pelayanannya, bila mereka menghendakinya
(Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP 5;
4 APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).

Pasien dan keluarganya memahami bagaimana


mereka akan diberitahu dan siapa yang akan
memberitahu mereka tentang hasil dari
pelayanan dan pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP
HPK. 2.1.1 1 1)

Rumah sakit menghormati dan mendukung hak


pasien dengan cara asesmen manajemen nyeri
HPK. 2.4. 1 yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).

Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi,


budaya dan sosial pada hak pasien untuk
melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan
2 pengelolaan nyeri secara akurat.

Staf memahami peran mereka dalam


mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan
pasien maupun keluarganya serta bagaimana
nilai dan kepercayaan tersebut dihormati di
HPK. 4. 1 dalam proses asuhan.
Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab
pasien juga ditempel atau bisa diperoleh dari
HPK. 5. 2 staf rumah sakit pada setiap saat.

Rumah sakit mempunyai prosedur untuk


menjelaskan kepada pasien tentang hak dan
tanggung jawabnya bila komunikasi secara
3 tertulis tidak efektif dan tidak sesuai.

Rumah sakit telah menjabarkan dengan jelas


proses informed consent dalam kebijakan dan
HPK. 6. 1 prosedur.

Pasien diberikan penjelasan dan rencana


HPK. 6.1. 1 pengobatannya dari elemen a s/d h
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi

Belum semua staf memahami kebijakan dan Semua staf memahami kebijakan dan prosedur
prosedur yang berhubungan dengan tanggung yang berhubungan dengan taggung jawab dalam
jawab dalam melindungi hak pasien melindungi hak pasien

Staf belum bisa mempraktekkan proses


memberikan pelayanan yang menghormati nilai Praktekkan proses memberikan pelayanan yang
dan kepercayaan pasien menghormati nilai dan kepercayaan pasien

RS belummempunyai proses untuk merespon


berkenaan dengan agama atau dukungan Dibuat proses untuk merespon berkenaan
spriritual dengan agama atau dukungan spriritual

Buat kerjasama sengan sesama agama untuk


Kerjasama dengan rohaniawan baru 3 agama memberkan pelayanan spiritual sesuai
(islam,protestan dan khatolik) keyakinan pasien

Staf belum mengidentifikasi harapan dan


kebuthan privasi selama pelayanan dan Staf mengidentifikasi harapan dan kebuthan
pengobatan privasi selama pelayanan dan pengobata

Sosialisasikan kepada seluruh staf di IGD dan


Pelaksanaan perlindungan barang milik pasien unit terkait tentang perlindungan barang milik
sudah dilaksanakan namun belum di pahami pasien dan proses penerimaaan dan
oleh oleh semua staf. Penitipan barang milik penyerahan barang milik pasien harus
pasien hanya melibatkan securiti dan tidak melibatkan profesi lain yang berada di unit
melibatkan petugas IGD terkait ( IGD)

Seluruh pasien memperoleh informasi dari RS


dalam melindungi barang milik pribadi (bisa
Sebagian pasien memperoleh informasi dari RS berupa leaflet, spanduk atau informasi langsung
dalam melindungi barang milik pribadi dari ptugas)
Individu yang tidak memiliki identitas tidak Setiap individu yang tidak memiliki identitas
diperiksa harus diperiksa

Semua lokasi terpencil wajib di monitor,


pengunjung dapat mengakses pintu masuk dan
pintu keluar dari beberapa titik (rawan terjadi
hal2 yang tdk diinginkan), tidak semua security
Belum semua lokasi terpencil dimonitor standbye di ruangan khusus misalnya di Ruang
(CCTV,Finger Print, Security di setiap ruang Perinatologi ( finger print saja blm cukup untuk
khusus) memonitor lokasi tersebut)
Tidak semua staf memahami tanggung jawab Semua staf memahami tanggung jawab dalam
dalam proses perlindungan proses perlindungan
Jumlah staf yang mengikuti pelatihan dalam Tingkatkan pelatihan kepada staf terutama PPA
pelaksanaan kebijakan dan proses untuk dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur
mendukung partisipasi pasien dan keluarganya untuk mendukung partisipasi pasien dan
dalam proses asuhan masih terbatas keluarganya dalam proses asuhan

Berikan penjelasan dan pemahaman kepada


Belum semua pasien dan keluarganya di jelaskan semua pasien dan keluarganya tentang rencana
tentang rencana pelayanan dan pengobatannya pelayanan dan pengobatannya.

Belum semua pasien memahami kapan


persetujuan akan di minta oleh DPJP dan
bagaimana cara memberikan persetujuan Tingkatkan sosialisasi kepada pasien dan
tersebut keluarganya terhadap persetujuan tindakan

Belum semua pasien dan keluarganya


memaham hak mereka untuk berpartisipasi Berikan penjelasan kepada semua pasien dan
dalam keputusan pelayanannya , bila mereka keluarganya sehingga mereka memahami
menghendakinya ( tidak ada bukti dokumentasi haknya untuk berpartisipasi dalam keputusan
dalam status rekam medis pasien) pelayanannya, bila mereka menghendakinya

pasien dan keluarganya belum semua Tingkatkan penjelasan kepada semua pasien dan
memahami bagaimana mereka akan di beritahu keluarganya sehingga memahami bagaimana
dan siapa yang akan memberitahu mereka mereka akan diberitahu dan siapa yang akan
tentang hasil yang tidak diantisipasi dari memberitahu mereka tentang hasil dari
pelayanan dan pengobatannya pelayanan dan pengobatannya

Laksanakan assesmen nyeri kepada semua


Assesmen nyeri belum dilakukan kepada semua pasien dan laksanakan assesmen ulang nyeri
pasien dan assesmen ulang nyeri belum sesuai kebutuhan pasien serta dokumentasikan
dilakukan dengan konsisten dan belum dengan lengkap dalam status rekam medis
didokumntasikan dalam rekam medis pasien pasien

Pelaksanaan manajemen nyeri belum akurat 5


RM tertutup pasien 2 tidak dilakukan assesmen
pasien terminal Lakukan asessmen pada pasien terminal

Belum semua petugas khususnya PPA Tingkatkan pemahaman semua petugas


memahami peran mereka dalam khususnya PPA tentang eran mereka dalam
mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan
pasien maupun keluarganya pasien maupun keluarganya melalui sosialisasi
Tidak ada papan pengumuman untu menempel
pernyataan tentang hak dan tanggung jawab Dibuat papan untu menempel pernyataan hak
pasien dan tanggung jawab pasienb

Belum ada prosedur untuk menjelaskan kepada Dibuat prosedur untuk menjelaskan kepada
pasien tentang hak dan tanggung jawab bila pasien tentang hak dan tanggung jawab bila
komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak
sesuai sesuai

Penjelasan dan rencana pengobatan yang Lengkapi penjelasan dan rencana pengobatan
diberikan belum lengkap mencapai a)-h) kepada pasien dan keluarga mencakup a) -H)

Penjelasan dan rencana pengobatan yang Lengkapi penjelasan dan rencana pengobatan
diberikan belum lengkap mencapai a)-h) kepada pasien dan keluarga mencakup a) -H)
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi

Agar semua staf memahami kebijakan dan


Belum prosedur yang berhubungan dengan tanggung
dilaksanakan jawab dalam melindungi hak pasien.

Supaya semua staf bisa mempraktekkan proses


Belum memberikan pelayanan yang menghormati nilai
dilaksanakan dan kepercayaan.

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
Belum Agar setiap individu yang tidak memiliki
dilaksanakan identitas diperiksa.

Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan

Belum Agar semua pasien dan keluarganya dijelaskan


dilaksanakan tentang rencana pelayanan

Supaya semua pasien memahami kapan


persetujuan akan diminta oleh DPJP dan
Belum bagaimana cara memberikan persetujuan
dilaksanakan tersebut.

Agar semua pasien dan keluarganya memahami


Belum hak mereka untuk berpartisipasi dalam
dilaksanakan keputusan pelayanannya

Agar semua pasien dan keluarganya memahami


bagaimana mereka akan di beritahu dan siapa
yang akan memberitahu mereka tentang hasil
Belum yang tidak dkiantisipasi dari pelayanan dan
dilaksanakan pengobatannya.

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian


Uraian tugas mutakhir sesuai kebijakan
KPS. 1.1. 3 rumah sakit.

Anggota staf klinis baru dievaluasi saat


mereka mulai menjalankan tanggung jawab
KPS. 3. 2 pekerjaannya.

Departemen/unit kerja atau pelayanan,


dimana individu ditempatkan, melakukan
3 evaluasi

Staf nonklinis yang baru dievaluasi pada


saat mulai menjalankan tugas tanggungjawab
KPS. 4. 2 pekerjaannya.

Departemen/Unit kerja atau pelayanan


dimana individu ditugaskan melakukan evaluasi
3
Ada rencana tertulis untuk penempatan
KPS. 6. 1 staf/susunan kepegawaian di rumah sakit

Pimpinan mengembangkan rencana


2 tersebut secara kolaboratif

Jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang


dibutuhkan di identifikasi dalam rencana dengan
menggunakan metode penyusunan pegawai/
penempatan staf yang diakui. (lihat juga AP.6.3,
3 EP 5)

Efektifitas rencana penempatan


staf/susunan kepegawaian dimonitor secara
KPS. 6.1. 1 terus-menerus

2 Rencana direvisi dan diperbaharui bila perlu

Program pendidikan direncanakan


KPS. 8. 2 berdasarkan data dan informasi tersebut.

Staf rumah sakit diberi pendidikan dan


pelatihan in-service secara terus-menerus. (lihat
3 juga AP.5.1, EP6, dan AP.6.2, EP 7)
Tingkat pelatihan yang tepat diberikan
dengan frekuensi yang cukup untuk memenuhi
KPS. 8.1. 2 kebutuhan staf
Rumah sakit menyediakan mekanisme
KPS. 8.3. 1 untuk pengawasan program pelatihan

Rumah sakit mendapatkan dan menerima


parameter dari program akademis yang
2 mensubsidi;

Rumah sakit memahami dan menyediakan


tingkat supervisi yang dipersyaratkan untuk
5 setiap jenis dan tingkat peserta pelatihan
Ada kebijakan tentang pemberian vaksinasi
KPS. 8.4. 4 dan imunisasi bagi staf

Keputusan tentang pembaharuan tersebut


didokementasikan dalam file kredensial dari
KPS. 9.1. 3 anggota staf medis tersebut.
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi
Belum ada uraian tugas mutakhir yang sesuai Dibuat uraian tugas yang mutakhir sesuai
kebijakan RS kebijakan RS

Belum ada pelaksanaan evaluasi ketika mulai Dibuat evaluasi ketika mulai menjalankan
menjalankan pekerjaannya pekerjaannya (dibuat SPOnya)

Tidak ada bukti pelaksanaan evaluasi staf non


klinis baru pada saat mulai menjalankan tugas
(belum ada implemenatasinya) Lakukan evaluasi ketika individu ditempatkan

Tidak ada bukti pelaksanaan evaluasi staf non Dilaksanakan evaluasi staf non klinis baru pada
klinis baru pada saat mulai menjalankan tugas staf non klinis baru pada saat mulai menjalankan
(belum ada implemenatasinya) tugas dan didokumentasikan

sesuai kriteria tersebut belum ada bukti Ada bukti pelaksanaan evaluasi di unit kerja
pelaksanaan evaluasi tersebut
Belum ada program penempatan staf secara
tertulis Dibuat program penempatan staf/seleksi staf.

Untuk penempatan/susunan kepegawaian


Belum ada dokumentasi (rapat, notulen dll) dibuat proses kolaboratf untuk
tentang proses kolaboratif untuk penempatan/susunan kepegawaian dan
penempatan/susunan kepegawaian didokumentasikan

Belum ada bukti pelaksanaan identifikasi,jumlah Dilakukan identifikasi,jumlah dan kualifikasi staf
dan kualifikqsi staf sesuai dengan pola sesuai dengan pola ketenagaan dan
ketenagaan didokumentasikan

Dilaksanakan secara terus menerus dan


Belum ada bukti pelaksanaan secara terus kolaboratif rencana penempatan staf/susunan
menerus dan kolaboratif kepegawaian

Belum ada bukti pelaksanaan review dan atau Dilaksanakan review dan atau revisi rencana
revisi rencana pola ketenagaan berdasar hasil pola ketenagaan berdasar hasil monitoring dan
monitoring dan evalusi evaluasi dan didokumentasikan

Belum ada bukti program diklat kebutuhan staf Dibuat program diklat staf berdasar data dan
berdasar data dan informasi informasi kebutuhan staf dan didokumentasikan

Seluruh staf diberikan diklat in service secara


terus menerus dan berkesinambungan berdasar
Sebagian staf diberi diklat in service kebutuhan staf
Seluruh staf dilakukan training dan atau re
training secara konsisten dengan frekuensi dan
tingkat pelatihan yang tepat (update), misalnya
Sebagian ada pelaksanaan training dan re dokter dan perawat hari dan materi berbeda
training staf dengan non medis dsb
RS belum menyediakan pengawasan program Dibuat program pengawasan setiap program
pelatihan pe;atihan

Belum ada bukti penggunaan kurikulum dari Setiap institusi pedndidikan ada kurikulum dari
program akademik di suatu institusi pendidikan program akademik dan didokumentasikan

RS belum memahami dan menyediakan tingkat


supervisi yang dipersyaratkan untuk tingkat Dibuat tingkatan supervisi yang dipersyaratkan
peserta pelatihan untuk tingkat peserta pelatihan
Belum ada kebijakan tentang pemberian vaksin Dibuat kebijakan tentang pemberian vaksinasi
dan imunisasi bagi staf bagi staf

Belum ada perpanjangan SPK dan RKK yang Ada penetapan SPK dan RKK perpanjangan dari
ditretapkan direktur dalam file kredensial dari direktur dan difilekan di masing masing anggota
anggota staf medis medis
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi
Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Belum
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan

Tidak ada bukti rumah sakit mendapatkan dan


Belum menerima parameter dari program akademis
dilaksanakan yang mensubsidi.

Sudah
dilaksanakan
Belum Belum semua staf mendapatkan vaccinasi,
dilaksanakan terutama dokter belum sama sekali.

Belum Masih perlu pembaharuan SPK dari direktur RS


dilaksanakan setelah ada Kredential dari Komite Medik.
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Ada sistem manajemen informasi untuk


mendukung program pencegahan dan
PPI. 4. 3 pengendalian infeksi

Ada program komprehensif dan rencana


menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada tenaga kesehatan. (lihat juga
PPI. 5. 2 KPS.8.4)

Rumah sakit telah menetapkan fokus


program melalui pengumpulan data yang ada di
PPI. 6. 1 Maksud dan Tujuan a) sampai f)

Berdasarkan evaluasi/analisis data, maka


diambil tindakan memfokus atau memfokus
ulang program pencegahan dan pengendalian
3 infeksi.

Rumah sakit telah mengimplementasi


strategi penurunan risiko infeksi pada seluruh
PPI. 7. 2 proses (lihat juga MPO.5, EP 1)
Pembersihan peralatan dan metode
sterilisasi di pelayanan sterilisasi sentral sesuai
PPI. 7.1. 1 dengan tipe peralatan

PPI. 7.1.1 4 Kebijakan telah di monitor.

Pembuangan benda tajam dan jarum


konsisten dengan kebijakan pencegahan dan
PPI. 7.3. 3 pengendalian infeksi rumah sakit.

Ruangan bertekanan negatif tersedia dan di


monitor secara rutin untuk pasien infeksius yang
membutuhkan isolasi untuk infeksi airborne; bila
ruangan bertekanan negatif tidak segera
tersedia, ruangan dengan sistem filtrasi HEPA
PPI. 8. 5 yang diakui bisa digunakan.

Sarung tangan dan atau masker atau


pelindung mata digunakan secara tepat dan
PPI. 9. 2 benar

Kegiatan pencegahan dan pengendalian


infeksi diintegrasikan ke dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
PPI.10. 1 rumah sakit (lihat juga PMKP.1.1, EP)

Kepemimpinan dari program pencegahan


dan pengendalian infeksi termasuk dalam
mekanisme pengawasan dari program mutu dan
2 keselamatan pasien rumah sakit
Pengukuran tersebut mengidentifikasi
PPI.10.2. 2 infeksi penting secara epidemiologis

Proses di tata ulang berdasarkan risiko,


PPI.10.3. 1 angka dan kecenderungan data dan informasi

Proses di tata ulang untuk menurunkan


2 risiko infeksi ke level serendah mungkin

Rumah sakit memberikan pendidikan


tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
PPI.11. 3 kepada pasien dan keluarga.

Semua staf diberi pendidikan tentang


kebijakan, prosedur, dan praktek-praktek
program pencegahan dan pengendalian (lihat
4 juga KPS.7 dan TKP.5.4)

Edukasi staf secara periodik diberikan


sebagai respon terhadap kecenderungan yang
5 signifikan dalam data infeksi.
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi

RS belum mempergunakan sistem manajemen Upayakan kedepan laporan PPI didukung oleh
informasi dalam mendukung laporan PPI sistem informasi RS

Program kesehatan dan keselamatan staf Upayakan RS melaksanakan pemeriksaan


seperti pemeriksaan kesehatan, vaksinasi kesehatan dan vaksinasi khususnya bagi staf
(terkait KPS 8.4. )sudah dimasukkan dalam yang berisiko seperti: staf laboratorium, staf
program tetapi belum dilaksanakan pada kamar operasi, loundry, staf yang bekerja di
semua staf khususnya staf yang berisiko insenerator, dll. Buat laporan pelaksanaannya.

Tetapkan fokus program berdasarkan hasil


pengumpulan data infeksi( ISK,, IDO, phlebitis)
RS sudah mengumpulkan data dan analisa buat langkah-langkah mengatasinya secara
data a/f (data surveilen)tetapi belum dijadikan konsisten guna menurunkan angka infeksi
dasar pembuat fokus program serendah mungkin.

Buat program yang terpokus berdasarkan hasil


analisa data yang didapat sebagai respon angka
infeksi yang signifikan. misalnya : data infeksi
Flebitis yang signifikan dibuat sebagai dasar
penyusunan re-program atau program yang
RS sudah mengumpulkan data dan analisa terfokus dengan langkah-langkah kegiatan yang
data a/f (data surveilen)tetapi belum dijadikan jelas) lakukan monitoring dan evaluasi (Monev)
dasar pembuat fokus program terhadap pelaksanaannya

Tingkatkan strategi implementasi penurunan


RS sudah menyusun SPO terkait strategi infeksi pada seluruh proses untuk memastikan
penurunan risiko infeksi pada proses menjaga obat aman baik saat persiapan, pendistribusian,
keamanan obat2 an (SPO menyuntik yg aman) pemberian obat2 ke pada pasien,: bisa redisign
tetapi belum diimplentasikan pada seluruh Panduan atau SPO mempersiapkan ,
proses (MPO 5.1) memberikan obat- obatan .
Upayakan RS menyusun SPO pembersihan pintu
CSSD setelah dipakai untuk peralatan yg non
steril dari ruang rawat/kamar operasi, dan buat
jadual keluar masuk peralatan yang non
RS sudah melakukan pembersihan, sterilisasi steril/yang sudah disterilakan. Upayakan juga
peralatan secara tersentral di CSSD tetapi ruang kedepannya RS membuat perencanaan untuk
CSSD belum sesuai standar (hanya memiliki satu membangun CSSD sesuai standar. gunakan
pintu sebagai sarana keluar /masuk pelatan yang acuan PMK no 27 tahun 2017 tentang pedoman
non steril dan yang sudah disterilkan, hanya pelayanan PPI di sarana kesehatan, dan
dibedakan waktu pelaksanaan saja. pedoman sterilisasi peralatan (Kemenkes)

Lakukan monitoring terhadap


kebijakan,panduan, SPO untuk mengetahui
Belum ada bukti dokumen bahwa kebijakan, apakah kebijakan masih apdate sesuai
panduan dan SPO terkait di monitor. perkembangan pengetahuan terkini.

Pelaksanaan belum konsisten dengan SPO yang


disusun RS, dari hasil observasi saat telusur ke
insenerator masih ditemukan pengelolaan Upayakan ada jadual pembersihan pada alat
insenerator tdk sesuai standar (tdk ada jadual insenerator dan lingkungan disekitar insenarator,
pembersihan insenerator) area sekitar buat SPO APD yg terstandar bagi staf inserator
insenarator kotor, sarana APD sangat minim termasuk jumlah, jadual pembersihan APD,
(seadaanya). penempatan APD dll.

Upayakan kedepannya RS memiliki ruang


bertekanan negatif / ruangan dengan sistem
HEPA Filter untuk merawat pasien dengan
RS belum memiliki ruangan bertekanan negatif infeksi airbone.

Optimalkan pemakaian APD khususnya bagi staf


Pelaksanaan belum optimal, khususnya bagi staf insenerator, upayakan sarana APD sesuai
di insenerator , saat telusur sarana APD sangat standar dan lengkapi dengan sarana
minim belum sesuai standar. penyimpanan APD sesuai standar.

Regulasi sdh ada tetapi belum dilaksanakan. RS Bentuk unit kerja (unit kerja Mutu RS atau Mutu
belum memiliki unit kerja mutu (tim mutu RS keselamatan pasien), susun program kerjanya
atau Tim keselamatan pasien) dan segera laksanakan

Bentuk unit kerja (unit kerja Mutu RS atau Mutu


keselamatan pasien), susun program kerjanya
Belum ada bukti pelaksanaannya(RS belum dan segera laksanakan , buat bukti koordinasi
memiliki Tim mutu RS/ Tim Mutu keselamatan berupa rapat -rapat dengan tim PPI dan buat
pasien dokumennya
Lakukan analisis data (angka surveilen) ,
Data infeksi sudah di analisis tetapi belum misalnya : plebitis dengan distribusi 10 besar
tergambar secara epidemiologis penyakit di Ranap secara Epidemilogi

Tetapkan fokus program berdasarkan hasil


pengumpulan data infeksi( ISK,, IDO, phlebitis)
RS sudah mengumpulkan data dan analisa buat langkah-langkah mengatasinya secara
data a/f (data surveilen)tetapi belum dijadikan konsisten guna menurunkan angka infeksi
dasar pembuat fokus program serendah mungkin.

Tetapkan fokus program berdasarkan hasil


pengumpulan data infeksi( ISK, IDO, phlebitis)
RS sudah mengumpulkan data dan analisa buat langkah-langkah mengatasinya secara
data a/f (data surveilen)tetapi belum dijadikan konsisten guna menurunkan angka infeksi
dasar pembuat fokus program serendah mungkin.

Optimalkan pemberian edukasi PPI (cuci tangan,


etika batuk ) kepada pasien, monitoring
terhadap kepatuhan pelaksanaannya, libatkan
IPCLN secara aktif dalam pelaksanaan edukasi
Pelaksanaan belum optimal kepada pasien

Belum semua staf diberikan pendidikan tentang


PPI(masih ada staf yang belum diberikan Upayakan seluruh staf RS mendapat pendidikan
pelatihan PPI) PPI termasuk cleaining servise

Upayakan pelaksanaan pendidikan PPI dilakukan


secara periodik khususnya merespon angka
infeksi flebitis yang signifikan.Lakukan re-edukasi
Pelaksanaan belum optimal, pendidikan staf PPI khususnya regulasi (SPO) pemakaian APD,
sudah tercantum dalam jadual program kerja Pembersihan dan dekontaminasi peralatan,
tetapi belum tergambar dilaksanakan secara sterilisasi alat, penggunaan peralatan re-us dll.
periodik sebagai respon terhadap kecendrungan lakukan monitoring terhadap kepatuhan staf
angka infeksi yang signifikan secara terukur.
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi

Agar rumah sakit mempergunakan sistem


Belum manajemen informasi dalam mendukung
dilaksanakan laporan PPI

Program kesehatan dan keselamatan staf,


seperti pameriksaan kesehatan, vaksinasi agar
Belum sudah dimaksukkan dalam program dan
dilaksanakan dilaksanakan pada semua staf yang berisiko

Rumah sakit harus sudah mengumpulkan data


Belum dan analisa data a) s/d f) ( data surveilen) dan
dilaksanakan sudah dijadikan dasar pembuat fokus program.

Belum Rumah sakit sudah data dan analisa dan


dilaksanakan dijadikan dasar pembuat fokus program.

Rumah sakit sudah menyusun SPO terkait


strategi penurunan risiko infeksi pada proses
menjaga keamanan obat obatan (SPO menyuntik
Belum yang aman) dan sudah diimplementasikan pada
dilaksanakan seluruh proses.
Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Agar pembuangan benda tajam dan jarum


Belum konsisten dengan kebijakan pencegahan dan
dilaksanakan pengendalian infeksi rumah sakit.

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Belum
dilaksanakan

Belum
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan

Sudah
dilaksanakan
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Ada regulasi untuk proses skrining baik di dalam


maupun di luar rumah sakit termasuk
pemeriksaan penunjang yang
diperlukan/spesifik untuk menetapkan apakah
ARK.1 1 pasien diterima atau dirujuk. (R)
Ada pelaksanaan proses skrining baik di dalam
2 maupun di luar rumah sakit. (D,W)

Ada proses pemeriksaan penunjang yang


diperlukan/spesifik untuk menetapkan apakah
3 pasien diterima atau dirujuk. (D,W)

Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah


kebutuhan pasien sesuai dengan kemampuan
4 rumah sakit (lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)

Pasien diterima bila rumah sakit dapat memberi


pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang
5 dibutuhkan pasien.(D,O,W)

Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau


dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang
6 dibutuhkan tersedia.(D,O,W)
Ada regulasi tentang proses triase berbasis
ARK.1.1 1 bukti. (R)

Ada pelaksanaan penggunaan proses triase


berbasis bukti yang digunakan untuk
memprioritaskan pasien sesuai dengan
2 kegawatannya.(D,W)
Staf sudah terlatih menggunakan kriteria.
3 (D,W,S)
Pasien dengan kebutuhan mendesak diberikan
4 prioritas. (D,W,S)

Ada regulasi tentang skrining pasien masuk


rawat inap untuk menetapkan kebutuhan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan
ARK.1.2 1 rehabilitatif. (R)

Ada pelaksanaan skrining pasien masuk rawat


inap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan
2 preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D,W)

Temuan diproses skrining menentukan


3 pelayanan atau tindakan kepada pasien. (D,O,W)
Prioritas diberikan pada pelayanan terkait
4 preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D)

Ada regulasi tentang penundaan dan


kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun
rawat inap yang harus disampaikan kepada
ARK.1.3 1 pasien. (R)

Pasien diberi tahu alasan penundaan dan


kelambatan pelayanan dan diberi informasi
tentang alternatif yang tersedia sesuai
kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam
2 medis. (D,W)

Ada regulasi tentang proses pendaftaran pasien


rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat
darurat, proses penerimaan pasien gawat
darurat ke unit rawat inap, menahan pasien
untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak
tersedia tempat tidur pada unit yang dituju
ARK.2 1 maupun di seluruh rumah sakit. (R)

Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien


2 rawat inap dan pendaftaran rawat jalan. (D,W)

Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien


3 gawat darurat ke unit rawat inap. (D,W)
Ada pelaksanaan proses menahan pasien untuk
4 observasi. (D,W)

Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila


tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju
5 maupun di seluruh rumah sakit. (D,W)
Staf memahami dan melaksanakan semua
6 proses sesuai dengan regulasi. (D,W)

Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan


dan rawat inap secara online. (D,W) (lihat juga
7 MIRM 1)
Penjelasan termasuk rencana asuhan
ARK.2.1 1 didokumentasikan. (D,W)
Penjelasan termasuk hasil asuhan yang
2 diharapkan dan didokumentasikan. (D,W)
Penjelasan termasuk perkiraan biaya yang
3 ditanggung pasien atau keluarga. (D,W)
Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien
4 atau keluarga untuk membuat keputusan. (W)

Ada regulasi yang mengatur tentang proses


untuk mengatur alur pasien di rumah sakit
termasuk elemen a) sampai dengan g) di
ARK.2.2 1 maksud dan tujuan. (R)
Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk
2 menghindari penumpukan. (D,W)

Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur


pasien secara berkala dan melaksanakan upaya
3 perbaikannya. (D,O,W)

Ada regulasi tentang kriteria masuk dan keluar


intensive unit care (ICU), unit spesialistik lain,
ruang perawatan paliatif termasuk bila
digunakan untuk riset atau program-program
lain untuk memenuhi kebutuhan pasien
berdasar atas kriteria prioritas, diagnostik,
parameter objektif, serta kriteria berbasis
ARK.2.3 1 fisiologi dan kualitas hidup (quality of life). (R)

Staf yang kompeten dan berwenang dari unit


intensif atau unit spesialistik terlibat dalam
2 menentukan kriteria. (D,W)

3 Staf terlatih untuk melaksanakan kriteria. (D,W)

Catatan medis pasien yang diterima masuk di


atau keluar dari unit intensif atau unit
spesialistik memuat bukti bahwa pasien
4 memenuhi kriteria masuk atau keluar. (D,W)

Rumah sakit menetapkan proses penyusunan


perencanaan pemulangan pasien (P3), dimulai
pada asesmen awal rawat inap dan menetapkan
ARK.3 1 kriteria pasien yang membutuhkan P3. (R)

Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat direkam


medis sesuai regulasi RS.(D,W) (Lihat AP 2 dan
2 ARK 4)
Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan
untuk mendukung kesinambungan dan
koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit i)
sampai dengan m) di dalam maksud dan tujuan,
sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga TKRS 10).
ARK.3.1 1 (R)

Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas


antara lain dalam konteks menjaga
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi
individu pasien melalui komunikasi dan
kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit serta
mencakup butir a) sampai dengan h) di maksud
2 dan tujuan. (D,W)

Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan


3 manajemen pelayanan pasien (D,W)

Pasien yang mendapat pelayanan MPP,


pencatatannya dilakukan dalam Form MPP
selalu diperbaharui untuk menjamin komunikasi
4 dengan PPA. (D,W)

Kesinambungan dan koordinasi proses


pelayanan didukung dengan menggunakan
perangkat pendukung, seperti rencana asuhan
PPA, catatan MPP, panduan, atau perangkat
5 lainnya. (D,O,W)

Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan


6 di semua tingkat/fase asuhan pasien. (D,O,W)

Ada regulasi tentang dokter penanggung jawab


pelayanan (DPJP) yang bertanggung jawab
melakukan koordinasi asuhan dan bertugas
dalam seluruh fase asuhan rawat inap pasien
serta teridentifikasi dalam rekam medis pasien.
ARK.3.2 1 (R)

Regulasi juga menetapkan proses pengaturan


perpindahan tanggung jawab koordinasi asuhan
pasien dari satu dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila
2 terjadi perubahan DPJP Utama. (R)

DPJP yang ditetapkan telah memenuhi proses


3 kredensial, sesuai peraturan per UUan. (D,W)
Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan
DPJP Utama sebagai koordinator asuhan pasien.
4 (D,W)

Ada regulasi tentang transfer pasien antar unit


pelayanan di dalam rumah sakit dilengkapi
ARK.3.3 1 dengan form transfer pasien. (R)
Form tersebut memuat indikasi pasien masuk
2 dirawat. (D)

Form tersebut memuat riwayat kesehatan,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
3 (D)
Form tersebut memuat setiap diagnosis yang
4 dibuat. (D)
Form tersebut memuat setiap prosedur yang
5 dilakukan. (D)

Form tersebut memuat obat yang diberikan dan


6 tindakan lain yang dilakukan. (D)
Form tersebut memuat keadaan pasien pada
7 waktu dipindah (transfer). (D)
8 Ketentuan tersebut dilaksanakan. (D,O,W)

Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai


kriteria pemulangan pasien dan pasien yang
rencana pemulangannya kompleks (discharge
planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai
dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
ARK.4 1 pelayanan pasien. (R)
Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan
2 kriteria pemulangan pasien. (D,W)

Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang


pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan
3 rumah sakit selama periode waktu tertentu. (R)

Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang


diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit
4 selama periode waktu tertentu. (D,W)
Ada bukti pemulangan pasien yang rencana
pemulangannya kompleks (discharge planning)
dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap
melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi
oleh MPP, untuk kesinambungan asuhan sesuai
dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
ARK.4.1 1 pelayanan pasien. (D,W)

Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila


diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas
kesehatan baik perorangan ataupun institusi
yang berada di komunitas dimana pasien berada
yang bertujuan untuk memberikan bantuan
2 pelayanan.(D)

Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
ARK.4.2 1 (D)

Ringkasan pulang memuat indikasi pasien


dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain.
2 (D)
Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan
3 tindakan yang telah dikerjakan. (D)

Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan


termasuk obat setelah pasien keluar rumah
4 sakit. (D)

Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan


pasien (status present) saat akan pulang dari
5 rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)

Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut


6 dan dijelaskan kepada pasien dan keluarga. (D)
Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum
ARK.4.2.1 1 pasien pulang. (D,W)

Satu salinan ringkasan diberikan kepada pasien


dan bila diperlukan dapat diserahkan kepada
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
2 memberikan kelanjutan asuhan. (D,W)
Satu salinan ringkasan yang lengkap
3 ditempatkan di rekam medis pasien. (D)

Satu salinan ringkasan diberikan kepada pihak


penjamin pasien sesuai dengan regulasi rumah
4 sakit. (D)
Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan
asuhan yang kompleks atau yang diagnosisnya
kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat
Jalan (PRMRJ) yang sesuai dengan regulasi
ARK.4.3 1 rumah sakit. (R)

Ada regulasi yang menetapkan bahwa proses


PRMRJ mudah ditelusur (easy to retrieve) dan
2 mudah di-review. (R)

Informasi penting yang dimasukkan ke dalam


3 PRMRJ diidentifikasi oleh DPJP. (R,D)

Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi


kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu
4 serta keselamatan pasien. (D,W)

Ada regulasi untuk mengelola pasien rawat jalan


dan rawat inap yang menolak rencana asuhan
medis termasuk keluar rumah sakit atas
permintaan sendiri dan pasien yang
ARK.4.4 1 menghendaki penghentian pengobatan. (R)

Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien


tentang risiko medis akibat asuhan medis yang
2 belum lengkap. (D,O,W)

Pasien keluar rumah sakit atas permintaan


sendiri, tetapi tetap mengikuti proses
3 pemulangan pasien. (D)

Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang


memberi asuhan berikutnya dari pasien
4 diberitahu tentang kondisi tersebut. (D)

Ada dokumentasi rumah sakit melakukan


pengkajian untuk mengetahui alasan pasien
keluar rumah sakit atas apakah permintaan
sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak
5 melanjutkan program pengobatan. (D)

Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap


dan rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit
ARK.4.4.1 1 tanpa pemberitahuan (melarikan diri). (R)

Rumah sakit melakukan identifikasi pasien


menderita penyakit yang membahayakan dirinya
2 sendiri atau lingkungan. (D,W)
Rumah sakit melaporkan ke pada pihak yang
berwenang bila ada indikasi kondisi pasien yang
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
3 (D,W)

Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan


ARK.5 1 peraturan perundang-undangan. (R)

Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan


2 kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. (D)

Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa


fasilitas kesehatan yang menerima dapat
memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk.
3 (D,W)

Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk


dengan rumah sakit yang menerima rujukan
4 yang sering dirujuk. (R)

Ada staf yang bertanggung jawab dalam


pengelolaan rujukan termasuk untuk
memastikan pasien diterima di rumah sakit
rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan
ARK.5.1 1 pasien. (D,W)

Selama proses rujukan ada staf yang kompeten


sesuai dengan kondisi pasien yang selalu
memonitor dan mencatatnya dalam rekam
2 medis. (D,W)

Selama proses rujukan tersedia obat, bahan


medis habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan
medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien.
3 (D,O,W)
Ada proses serah terima pasien antara staf
4 pengantar dan yang menerima. (D,O,W)

Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan


5 yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. (D)

Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas


pelayanan kesehatan yang menerima dan nama
ARK.5.2 1 orang yang menyetujui menerima pasien. (D)

Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk,


memuat kondisi pasien, dan kebutuhan
2 pelayanan lebih lanjut. (D)
Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan
3 intervensi yang sudah dilakukan. (D)
Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan
4 keselamatan pasien. (lihat PMKP.7) (D,O.W)

Ada regulasi untuk proses transportasi pasien


sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi
asesmen kebutuhan transportasi, obat, bahan
medis habis pakai, serta alat kesehatan dan
peralatan medis sesuai dengan kebutuhan
ARK.6 1 pasien. ?

Berdasar atas hasil asesmen, alat transportasi


yang digunakan untuk rujukan harus sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan pasien dan
memenuhi ketentuan keselamatan transportasi
2 termasuk memenuhi persyaratan PPI. (D,O,W)

Bila alat transportasi yang digunakan


terkontaminasi cairan tubuh pasien atau pasien
dengan penyakit menular harus dilakukan
proses dekontaminasi. (lihat juga PPI 7.2)
3 (D,O,W)
Ada mekanisme untuk menangani keluhan
4 proses transportasi dalam rujukan. (D,W)
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis


asesmen awal pada disiplin medis dan
keperawatan sesuai d) sampai dengan n) di
AP.1 1 maksud dan tujuan (R)
Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis
2 asesmen awal disiplin medis. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis


3 asesmen awal disiplin keperawatan (D,W)

Ada bukti keterlibatan keluarga dalam


melengkapi asesmen awal. (D,W) (lihat HPK 2
4 EP1)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


rawat inap meliputi riwayat kesehatan pasien
AP.1.1 1 dan pemeriksaan fisik (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


rawat inap meliputi faktor bio-psiko-sosio-
2 kultural-spiritual. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


rawat inap menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK
3 3)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


rawat inap harus selesai dalam waktu 24 jam
atau lebih cepat sesuai dengan kondisi pasien.
4 (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


5 rawat inap menghasilkan rencana asuhan (D,W)

Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu


penyelesaian asesmen awal pasien rawat jalan.
AP.1.2 1 (R)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


rawat jalan meliputi riwayat kesehatan pasien
2 dan pemeriksaan fisik (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


rawat jalan meliputi faktor bio-psiko-sosio-
3 kultural-spiritual. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien
rawat jalan menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK
4 3)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


5 rawat jalan menghasilkan rencana asuhan (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan


dengan penyakit akut/non kronis, asesmen awal
6 diperbaharui setelah 1 (satu) bulan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan


dengan penyakit kronis, asesmen awal
7 diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan. (D,W)

Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu


penyelesaian asesmen awal pasien gawat
AP.1.3 1 darurat. (R)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


gawat darurat meliputi riwayat kesehatan pasien
2 dan pemeriksaan fisik. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


gawat darurat meliputi faktor bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual berfokus pada kondisi pasien.
3 (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


gawat darurat menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK
4 3)

Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien


gawat darurat menghasilkan rencana asuhan
5 (D,W)

Rumah Sakit menetapkan kriteria risiko


nutrisional yang dikembangkan bersama staf
AP.1.4 1 yang kompeten dan berwenang. (R)

Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai


bagian dari asesmen awal . (D,W) (lihat SKP 1 EP
2 4)
Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan
3 dengan asesmen gizi. (D,W)

RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan


fungsional dan risiko jatuh, yang dikembangkan
bersama staf yang kompeten dan berwenang.
AP.1.4.1 1 (R)
Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional
2 termasuk risiko jatuh. (lihat SKP 6) (D,W)

Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan


termasuk risiko jatuh, memperoleh asuhan yang
3 sesuai ketentuan RS. (D,W)
RS menetapkan regulasi pasien diskrining untuk
AP.1.5 1 rasa nyeri (lihat juga PAP.6, EP 1). (R)

Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada


asesmen awal, lakukan asesmen lebih
mendalam, sesuai dengan umur pasien, dan
pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti
karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan
2 lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1)

Asesmen dicatat sedemikian sehingga


memfasilitasi asesmen ulangan yang teratur dan
tindak lanjut sesuai kriteria yang dikembangkan
3 oleh RS dan kebutuhan pasien. (D,W)

RS menetapkan regulasi tentang asesmen


AP.1.6 1 tambahan untuk populasi pasien tertentu (R)

Terhadap populasi pasien tsb dilaksanakan


2 asesmen tambahan sesuai regulasi RS. (D,W)

Ada regulasi tentang asesmen ulang oleh DPJP,


perawat dan PPA lainnya utk evaluasi respons
pasien terhadap asuhan yang diberikan sebagai
tindak lanjut. (lihat juga, ARK 3, PAP.5; PAB.6.1;
AP.2 1 PKPO.7) (R)

Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang medis


dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk
2 akhir minggu / libur untuk pasien akut (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh


perawat minimal satu kali per shift atau sesuai
3 dengan perubahan kondisi pasien. (D,W)

Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya


dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi RS.
4 (D,W)
RS menetapkan pengaturan urutan
penyimpanan lembar-lembar RM agar mudah
dicari kembali diakses dan terstandar, PPA dapat
menemukan dan mencari kembali hasil asesmen
AP.2.1 1 di rekam medis. (R)

Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan


2 Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). (D)

Ada regulasi yang menetapkan PPA yang


kompeten dan berwenang melakukan asesmen
awal, asesmen ulang dan asesmen gawat
AP.3 1 darurat. (R)
PPA yang kompeten dan berwenang melakukan
2 asesmen (D,W)

Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA


3 yang kompeten dan berwenang. (D,W)

Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen


ulang oleh masing-masing PPA diintegrasikan.
AP.4 1 (D,W)
Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk
2 membuat rencana asuhan. (D,W)

Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan


PPA lainnya, DPJP mengintegrasikan rencana
asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat PAP 2.1, PAP
3 5) (D,W)

Ada regulasi tentang pengorganisasian dan


pengaturan pelayanan laboratorium secara
AP.5 1 terintegrasi. (R)
Ada pelaksanaan pelayanan laboratorium
2 tersedia 24 jam. (O,W)

Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik


khusus yang dapat dihubungi jika dibutuhkan
3 (W)

Ada bukti pemilihan laboratorium di luar RS


(pihak ketiga) untuk kerjasama berdasarkan
pada sertifikat mutu dan diikuti perjanjian
kerjasama sesuai peraturan perundang-
4 undangan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan rujukan laboratorium


keluar RS (pihak ketiga) harus melalui
5 laboratorium RS. (D,W)
RS menetapkan seorang (atau lebih) tenaga
professional untuk memimpin pelayanan
laboratorium terintegrasi disertai uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang sesuai butir a)
AP.5.1 1 s/d e) dalam Maksud dan Tujuan. (R)
Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan evaluasi
2 regulasi. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pelayanan laboratorium
3 sesuai regulasi. (D,W)
Ada bukti pengawasan pelaksanaan
4 administrasi. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu.
5 (D,W)

Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi


6 semua jenis pelayanan laboratorium. (D,W)

RS melakukan analisis pola ketenagaan staf


laboratorium yang adekuat untuk memenuhi
AP.5.2 1 kebutuhan pasien. (D,W)

Staf laboratorium yang membuat interpretasi,


memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga
2 KKS.10 ). (D,W)

Staf laboratorium dan staf lain yang


melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan
tes di ruang rawat (TRR / Point of Care Testing)
pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat
3 juga KKS.4, EP 1). (D,W)
Ada pelaksanaan supervisi pelayanan
4 laboratorium di RS. (D,W)

Ada program manajemen risiko menangani


potensi risiko di laboratorium, sesuai regulasi RS
AP.5.3 1 (R)

Ada bukti pelaksanaan program manajemen


risiko sebagai bagian dari manajemen risiko RS
dan program pencegahan dan pengendalian
2 infeksi (D,W)

Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling


sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian.
3 (D,W)
Ada pelaksanaan orientasi dan pelatihan
berkelanjutan (ongoing) bagi staf laboratorium
tentang prosedur keselamatan dan keamanan
untuk mengurangi risiko serta pelatihan tentang
prosedur baru yang menggunakan bahan
4 berbahaya. (lihat MFK.11; TKRS.9; KKS.8) (D,W)

Ada bukti unit laboratorium melaksanakan


manajemen risiko fasilitas dan risiko infeksi
AP.5.3.1 1 sesuai regulasi di RS (D,W)

Ada bukti pelaporan dan penanganan staf yang


terpapar di unit laboratorium dicatat sesuai
dengan regulasi PPI RS dan peraturan
2 perundang-undangan (D,W)

Ada bukti unit laboratorium menjalankan


ketentuan sesuai dengan butir a) s/d g) dalam
3 maksud dan tujuan (D,W)

Ada bukti dilakukan tindakan koreksi, dicatat,


dievaluasi dan dilaporkan kepada penanggung
jawab/koordinator K3 RS jika muncul masalah
4 dan terjadi kecelakaan (D,W)

Ada regulasi yang disusun secara kolaboratif


tentang hasil laboratorium yang kritis, pelaporan
oleh siapa dan kepada siapa, dan tindak
AP.5.3.2 1 lanjutnya. (R)

Hasil laboratorium yang kritis dicatat didalam


rekam medis pasien (lihat juga SKP 2 .1 EP 2 )
2 (D,W)

Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil


3 laboratorium yang kritis secara kolaboratif. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut


terhadap seluruh proses, agar memenuhi
ketentuan serta dimodifikasi sesuai kebutuhan.
4 (D,W)

RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian


AP.5.4 1 pemeriksaan laboratorium. (R)

Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu


2 penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (D,W)
Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu
3 penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W)
Ada regulasi dan program untuk pengelolaan
peralatan laboratorium yang meliputi butir a)
AP.5.5 1 s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji
2 fungsi dan didokumentasikan. (D,W)

Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan


3 inspeksi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan


pemeliharaan berkala dan didokumentasikan.
4 (D,W)

Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan


5 kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

6 Ada daftar inventaris peralatan laboratorium. (D)

Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan


terhadap kegagalan fungsi alat dan
7 didokumentasikan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses


8 penarikan (recall) dan didokumentasikan. (D,W)

Terhadap kegiatan a) s/d g ) dalam Maksud dan


tujuan dilakukan evaluasi berkala dan tindak
9 lanjut (D,W)

RS menetapkan pengelolaan logistik


laboratorium, reagensia esensial, bahan lain
yang diperlukan, termasuk kondisi bila terjadi
kekosongan sesuai peraturan perundang-
AP.5.6 1 undangan. (lihatjuga MFK.5, EP 1). (R)

Ada bukti pelaksanaan semua reagensia esensial


disimpan dan diberi label, serta didistribusi
sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi
pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2).
2 (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua
3 reagen. (D,W)

Ada regulasi tentang pengambilan,


pengumpulan, identifikasi, pengerjaan,
AP.5.7 1 pengiriman, pembuangan spesimen (R)
Ada bukti pelaksanaan permintaan pemeriksaan
2 oleh PPA yang kompeten dan berwenang (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pengambilan,


pengumpulan dan identifikasi spesimen sesuai
3 dengan regulasi (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pengiriman,


pembuangan, penyimpanan, pengawetan
4 spesimen sesuai dengan regulasi (D,W)

Ada bukti pelaksanaan penerimaan,


penyimpanan, telusur spesimen (tracking) sesuai
5 dengan regulasi. (D,W)

Ada bukti pengelolaan pemeriksaan


6 jaringan/cairan sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ditetapkan prosedur bila menggunakan
7 laboratorium rujukan. (D)

Ada regulasi tentang penetapan dan evaluasi


rentang nilai normal untuk interpretasi,
AP.5.8 1 pelaporan hasil laboratorium klinis. (R)

Pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi


dengan permintaan pemeriksaan tertulis disertai
2 dengan ringkasan klinis. (D,W)

Setiap hasil pemeriksaan laboratorium


3 dilengkapi dengan rentang nilai normal. (D)

RS menetapkan program mutu laboratorium


klinik meliputi a) s/d e) di Maksud dan tujuan.
AP.5.9 1 (R)
Ada bukti pelaksanaan validasi metoda tes.
2 (D,W)
Ada bukti pelaksanaan surveilans harian dan
3 pencatatan hasil pemeriksaan.(D,W)
4 Ada bukti pelaksanaan tes reagen. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat


dan dokumentasinya terhadap masalah yang
5 timbul. (D,W)
AP.5.9.1 1 Ada bukti pelaksanaan PME (D)
2 Ada bukti tindak lanjut dari hasil PME (D)
Ada bukti ijin dan atau sertifikasi laboratorium
AP.5.10 1 rujukan. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan PME laboratorium
2 rujukan. (D,W)
Ada staf yang bertanggung jawab mereview dan
menindak lanjuti hasil pemeriksaan
3 laboratorium yang diberikan. (D,W)

Laporan tahunan PME laboratorium rujukan


diserahkan kepada pimpinan RS untuk evaluasi
4 kontrak klinis tahunan. (D,W)

Ada regulasi tentang penyediaan dan pelayanan


darah meliputi a) s/d d) pada maksud dan tujuan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
AP.5.11 1 (R)

Pemberian darah harus mendapatkan


persetujuan dari pasien atau keluarga, yang
sebelumnya telah mendapatkan penjelasan
tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi
pemberian transfusi darah dan produk darah.
2 (D,W) (Lihat juga HPK.2.1 EP 4, SKP 1 EP 4)

Ada bukti dilaksanakan monitoring dan evaluasi


pemberian transfusi darah dan produk darah
dan dilaporkan bila terjadi reaksi transfusi. (D,W)
3 (Lihat juga PAP 3.3 dan PMKP 9.2 EP 2)

Seorang profesional yang kompeten dan


berwenang, ditetapkan bertanggungjawab
untuk pelayanan darah dan tranfusi (lihat juga,
AP.5.11.1 1 PAP.3.3; TKRS.9) (R)
Ada supervisi meliputi a) s/d d) di maksud dan
2 tujuan.(D,W)
AP.5.11.2 1 Ditetapkan program kendali mutu. (R)
Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu.
2 (D,W)

Ada regulasi tentang pengorganisasian dan


pengaturan pelayanan Radiodiagnostik, Imajing
dan Radiologi Intervensional (RIR ) secara
AP.6 1 terintegrasi (R)

Ada pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan


Radiologi Intervensional ((RIR ) tersedia 24 jam
2 (O, W)

Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik


3 khusus dapat dihubungi jika dibutuhkan ( D,W )
Pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) untuk
kerjasama berdasarkan pada sertifikat mutu dan
diikuti perjanjian kerjasama sesuai peraturan
4 perundang-undangan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR keluar RS


5 (pihak ketiga) harus melalui RIR RS. (D,W)

Rumah sakit menetapkan seorang (atau lebih)


tenaga profesional untuk memimpin pelayanan
RIR terintegrasi
disertai uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang sesuai butir a) sampai dengan e)
dalam maksud dan tujuan. (R)
AP.6.1 1
Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan evaluasi
2 regulasi. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pelayanan RIR sesuai
3 regulasi. (D,W)
Ada bukti pengawasan pelaksanaan
4 administrasi. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu.
5 (D,W)
Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi
6 semua jenis pelayanan RIR (D,W)

RS melakukan analisis pola ketenagaan staf RIR


yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
AP.6.2 1 pasien (D,W) (lihat juga TKRS 9.Ep2. PMKP 6 EP2)

Staf RIR dan staf lain yang melaksanakan tes


termasuk yang mengerjakan pelayanan pasien di
tempat tidur (point-of-care test) pasien,
memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga.
2 KKS 4, EP 1). (D,W)

Staf RIR yang membuat interpretasi / ekpertise,


memenuhi persyaratan kredensial. (lihat juga.
3 KKS 4, EP 1). (D,W)
Ada pelaksanaan supervisi pelayanan RIR di RS.
4 (D,W )

RS menetapkan program manajemen risiko


menangani potensi risiko keamanan radiasi di
pelayanan RIR sesuai butir a) s/d e) dalam
Maksud dan Tujuan. (R,)
( lihat juga MFK 4 EP 1)
AP.6.3 1
Ada bukti pelaksanaan program manajemen
risiko yang merupakan bagian dari manajemen
risiko RS (radiasi) dan program pencegahan dan
2 pengendalian infeksi (D,W )

Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling


sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian.
3 (D,W) (lihat juga MFK 3)

Diadakan orientasi dan pelatihan berkelanjutan


(ongoing) bagi staf RIR tentang prosedur
keselamatan dan keamanan untuk mengurangi
risiko serta pelatihan tentang prosedur baru
yang menggunakan bahan berbahaya (lihat juga,
4 MFK.11; TKRS.9;. KKS 8) (D,O,W)

RS menetapkan regulasi sebelum dilakukan


pemeriksaan RIR harus ada penjelasan dari
Radiolognya dan harus ada persetujuan dari
AP.6.3.1 1 pasien atau keluarga (R)

RS melaksanakan identifikasi dosis maksimun


2 radiasi untuk setiap pemeriksaan RIR , (D,W).
Ada pelaksanaan edukasi tentang dosis untuk
3 pemeriksaan imaging (D.W)

Ada bukti risiko radiasi diidentifikasi melalui


proses yang spesifik atau alat yang spesifik,
untuk staf dan pasien yang mengurangi risiko
(apron, TLD, thermoluminescent dosimeter, dan
4 yang sejenis) (lihat MFK 5 EP 3) (D,O,W)
RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian
AP.6.4 1 pemeriksaan RIR (R)
Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu
2 penyelesaian pemeriksaan RIR. (D,W)

Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu


penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W) (lihat juga,
3 PAB.7)

Ada regulasi dan program untuk pengelolaan


peralatan pelayanan RIR yang meliputi butir a)
AP.6.5 1 s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji
2 fungsi dan didokumentasikan. (D,W)
Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan
3 inspeksi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan


pemeliharaan berkala dan didokumentasikan.
4 (D,W)

Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan


5 kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

Ada daftar inventaris peralatan pelayanan


Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat juga MFK.8, EP
6 2)

Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan


terhadap kegagalan fungsi alat dan
7 didokumentasikan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses


8 penarikan (recall) dan didokumentasikan. (D,W)

Terhadap kegiatan a) sampai dengan h) dalam


Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi berkala
9 dan tindak lanjut ( D,W )

RS menetapkan film x-ray dan bahan lain yang


AP.6.6 1 diperlukan (lihat juga MFK.5, EP 1). (R)

Ada regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-


ray, reagens, dan bahan lainnya, termasuk
kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan
perundang-undangan. (R). (lihat juga MFK 5 EP
2 2)

Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta


didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya
atau instruksi pada kemasannya (lihat juga
3 MFK.5, EP 2). (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua


4 perbekalan terkait pemeriksaan. (D,W)

RS menetapkan program mutu pelayanan RIR


meliputi a) s/d e) sesuai maksud dan tujuan.
AP.6.7 1 (lihat juga TKRS 11 )(R)

2 Ada bukti pelaksanaan validasi tes metoda (D,W)


Ada bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan
imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan
3 berwenang. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan koreksi cepat jika
4 diketemukan masalah. (D,W)

Ada bukti audit terhadap antara lain : film,


kontras, kertas USG, cairan developer, fixer.
5 (D,W)
Ada dokumentasi hasil dan tindakan koreksi.
6 (D,W)

AP.6.8 1 Ada bukti ijin atau sertifikasi RIR rujukan ( D , W)


Ada bukti pelaksanaan kontrol mutu pelayanan
2 RIR rujukan. (D,W)

Ada Staf yang bertangg-jawab mereview dan


menindaklanjuti atas hasil kontrol mutu dari
pelayanan RIR rujukan, dan mereview hasil
3 kontrol mutu (D,W)

Laporan tahunan hasil kontrol mutu pelayanan


RIR rujukan diserahkan kepada pimpinan RS
4 untuk evaluasi kontrak klinis tahunan (D)
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Rumah sakit menetapkan regulasi bagi pimpinan


unit pelayanan untuk bekerja sama memberikan
proses asuhan seragam dan mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PAP.1 1 (R)

Asuhan seragam diberikan sesuai persyaratan


sesuai butir a) sampai dengan e) dimaksud dan
2 tujuan PAP 1. (D,W)

Ada regulasi yang mengatur pelayanan dan


asuhan terintegrasi di dan antar berbagai unit
PAP.2 1 pelayanan. (R)

Rencana asuhan diintegrasikan dan


dikoordinasikan di dan antar berbagai unit
2 pelayanan. (lihat juga ARK 2, EP 3). (D,O,W)

Pemberian asuhan diintegrasikan dan


dikoordinasikan di dan antar berbagai unit
3 pelayanan. (D,O,W)

Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau


diskusi lain tentang kerjasama
4 didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)

Ada regulasi asuhan untuk setiap pasien


direncanakan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP), perawat, dan PPA lainnya
PAP.2.1 1 sesudah pasien masuk rawat inap. (R)

Rencana asuhan dibuat untuk setiap pasien dan


dicatat oleh PPA yang memberikan asuhan di
2 rekam medis pasien. (D,W)

Rencana asuhan pasien terintegrasi dibuat


dengan sasaran berdasar atas data asesmen
3 awal dan kebutuhan pasien. (D,W)

Rencana asuhan dievaluasi secara berkala


sesuai dengan kondisi pasien, dimutakhirkan,
atau direvisi oleh tim PPA berdasar atas asesmen
4 ulang. (D,W)

Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala


dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai
dengan kebutuhan dan diverifikasi harian oleh
5 DPJP. (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi tata cara
PAP.2.2 1 pemberian instruksi. (R)
Instruksi diberikan hanya oleh mereka yang
2 kompeten dan berwenang (lihat KKS 3). (D,W)

Permintaan untuk pemeriksaan laboratorium


dan diagnostik imajing harus disertai indikasi
klinis apabila meminta hasilnya berupa
3 interpretasi. (D,W)

Instruksi didokumentasikan di lokasi tertentu di


4 dalam berkas rekam medis pasien. (D,W)

Ada regulasi tentang tindakan klinis dan


diagnostik serta pencatatannya di rekam medis.
PAP.2.3 1 (R)

Staf yang meminta beserta apa alasan dilakukan


2 tindakan dicatat di rekam medis pasien. (D)

3 Hasil tindakan dicatat di rekam medis pasien. (D)

Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan


diagnostik invasif/berisiko harus dilakukan
asesmen serta pencatatannya dalam rekam
4 medis. (D,W)

Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang


hasil asuhan dan pengobatan (lihat juga HPK
PAP.2.4 1 2.1.1, EP 1). (D,W)

Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang


hasil asuhan dan pengobatan yang tidak
2 diharapkan (lihat juga HPK 2.1.1, P 2). (D,W)

Ada regulasi proses identifikasi pasien risiko


tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan
populasi pasiennya serta penetapan risiko
tambahan yang mungkin berpengaruh pada
pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi.
PAP.3 1 (R)

Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada


pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi.
2 (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan


pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
3 tinggi. (D,O,W)

Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi


dimasukkan ke dalam program peningkatan
4 mutu rumah sakit. (D,W)
Ada regulasi pelaksanaan early warning system
PAP.3.1 1 (EWS). (R)
Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS.
2 (D,W)
Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS.
3 (D,W,S)
4 Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W)

Ada regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia


dan diberikan selama 24 jam setiap hari di
seluruh area rumah sakit, serta peralatan medis
untuk resusitasi dan obat untuk bantuan hidup
dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan
PAP.3.2 1 populasi pasien (lihat PAB 3, EP 3). (R)

Di seluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar


diberikan segera saat dikenali henti jantung-paru
dan tindak lanjut diberikan kurang dari 5 menit.
2 (W,S)

3 Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi. (D,W)

Ada regulasi pelayanan darah dan produk darah


meliputi butir a) sampai dengan f) pada maksud
PAP.3.3 1 dan tujuan (lihat AP 5.11 EP 2). (R)

Ada bukti pelaksanaan proses meliputi a) sampai


2 dengan f) pada maksud dan tujuan. (D,W)

Ada bukti staf yang kompeten dan berwenang


melaksanakan pelayanan darah dan produk
darah serta melakukan monitoring dan evaluasi
3 (lihat AP 5.11, EP 1). (D,W)
Ada regulasi asuhan pasien alat bantu hidup
PAP.3.4 1 dasar atau pasien koma. (R)

Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dengan


2 alat bantu hidup sesuai dengan regulasi. (D,W).
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien koma
3 sesuai dengan regulasi. (D,W).
Ada regulasi asuhan pasien penyakit menular
PAP.3.5 1 dan immuno-suppressed. (R)

Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien penyakit


2 menular sesuai dengan regulasi. (D,W).
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien immuno-
3 suppressed sesuai dengan regulasi. (D,W).
PAP.3.6 1 Ada regulasi asuhan pasien dialisis. (R)
Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis
2 sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien
3 secara berkala. (D,W)
Ada regulasi pelayanan penggunaan alat
PAP.3.7 1 penghalang (restraint). (R)

Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan


alat penghalang (restraint) sesuai dengan
2 regulasi. (D,W)
Ada bukti dilakukan evaluasi pasien secara
3 berkala. (D,W)

Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien


yang lemah, lanjut usia, anak, dan yang dengan
ketergantungan bantuan, serta populasi yang
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya
PAP.3.8 1 termasuk pasien dengan risiko bunuh diri. (R)

Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang


lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri
2 menerima asuhan sesuai dengan regulasi. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan


anak dengan ketergantungan sesuai dengan
3 regulasi. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap


populasi pasien dengan risiko kekerasan dan
risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan
4 risiko bunuh diri sesuai dengan regulasi. (D,W)

Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien


yang mendapat kemoterapi atau pelayanan lain
PAP.3.9 1 yang berisiko tinggi. (R)

Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yang


mendapat kemoterapi sesuai dengan regulasi.
2 (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi


lain (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan
radiologi intervensi) sesuai dengan regulasi.
3 (D,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi yang
PAP.4 1 berkaitan dengan pelayanan gizi. (R)
Rumah sakit menyediakan makanan sesuai
2 dengan kebutuhan pasien. (D,O,W)

Ada bukti proses pemesanan makanan pasien


sesuai dengan status gizi dan kebutuhan
3 pasien serta dicatat di rekam medis. (D,O,W)

Makanan disiapkan dan disimpan dengan


mengurangi risiko kontaminasi dan
4 pembusukan. (O,W)
Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu
5 sesuai dengan kebutuhan. (D,O,W)

Jika keluarga membawa makanan bagi pasien,


mereka diberi edukasi tentang pembatasan diet
pasien dan risiko kontaminasi serta pembusukan
6 sesuai dengan regulasi. (D,O,W,S)

Makanan yang dibawa keluarga atau orang lain


disimpan secara benar untuk mencegah
7 kontaminasi. (D,O,W)
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk terapi
PAP.5 1 gizi terintegrasi. (R)

Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada


2 pasien risiko nutrisi. (D,W)

Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana,


3 pemberian, dan monitor terapi gizi. (D,W)

Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di


4 rekam medis pasien. (lihat AP 2 EP 1). (D)(W)

Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan


PAP 6 1 pasien untuk mengatasi nyeri. (R)

Pasien nyeri menerima pelayanan untuk


2 mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan. (D,W)

Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang


pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan
latar belakang agama, budaya, nilai-nilai pasien,
3 dan keluarga. (D,W)
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang
kemungkinan timbulnya nyeri akibat tindakan
yang terencana, prosedur pemeriksaan, dan
pilihan yang tersedia untuk mengatasi nyeri.
4 (D,W,S)

Rumah sakit melaksanakan pelatihan pelayanan


5 mengatasi nyeri untuk staf. (D,W)

Ada regulasi asesmen awal dan ulang pasien


dalam tahap terminal meliputi butir a) sampai
PAP.7 1 dengan i) pada maksud dan tujuan. (R)

Ada bukti skrining dilakukan pada pasien yang


diputuskan dengan kondisi harapan hidup yang
2 kecil sesuai dengan regulasi. (D,W)
Pasien dalam tahap terminal dilakukan asesmen
3 awal dan asesmen ulang. (D,W)
Hasil asesmen menentukan asuhan dan layanan
4 yang diberikan. (D,W)

Asuhan dalam tahap terminal memperhatikan


5 rasa nyeri pasien. (lihat juga HPK 2.2). (D,W)

Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan


pasien dalam tahap terminal meliputi butir a)
PAP.7.1 1 sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (R)
Staf diedukasi tentang kebutuhan unik pasien
2 dalam tahap terminal. (D,W)

Pelayanan pasien dalam tahap terminal


memperhatikan gejala, kondisi, dan kebutuhan
kesehatan atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 EP
3 1). (D, W)

Pelayanan pasien dalam tahap terminal


memperhatikan upaya mengatasi rasa nyeri
4 pasien (lihat juga HPK 2.2). (D,W)

Pelayanan pasien dalam tahap terminal


memperhatikan kebutuhan biopsiko- sosial,
5 emosional, budaya, dan spiritual. (D,W)

Pasien dan keluarga dilibatkan dalam keputusan


asuhan termasuk keputusan do not
6 resuscitate/DNR. (lihat juga HPK 2). (D,W)
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang


pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
yg memenuhi standar profesi, peraturan
PAB.1 1 perundang-undangan (R)

Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam


yg adekuat, reguler dan nyaman, tersedia utk
2 memenuhi kebutuhan pasien (O,W)

Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam


(termasuk pelayanan yg diperlukan untuk
3 kegawat daruratan) tersedia 24 jam. (O,W)

Ada regulasi RS yangmengatur pelayanan


anestesi, sedasi moderat dan dalam seragam di
seluruh RS (lihat PAP 1 EP 1) dan berada
dibawah tanggung jawab seorang dokter
anestesi sesuai peraturan perundang-undangan
PAB.2 1 (lihat TKRS 5). (R )

2. Ada bukti penanggung jawab pelayanan


anestesi mengembangkan, melaksanakan,
menjaga regulasi seperti elemen a) s/d d) di
2 maksud dan tujuan. (D,W)
Ada bukti penanggung jawab menjalankan
3 program pengendalian mutu. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi dan evaluasi


pelaksanaan pelayanan anestesi, sedasi moderat
dan dalam di seluruh bagian Rumah Sakit .
4 (D,W)

RS menetapkan program mutu dan keselamatan


pasien dalam pelayanan anestesi, sedasi
PAB.2.1 1 moderat dan dalam (lihat PMKP 2.1). (R)

Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan


2 asesmen pra sedasi dan pra anestesi. (D,W)

Ada bukti monitoring dan evaluasi proses


monitoring status fisiologis selama anestesi.
3 (D,W)

Ada bukti monitoring dan evaluasi proses


monitoring ,proses pemulihan anestesi dan
4 sedasi dalam. (D,W)
Ada bukti monitoring dan evaluasi evaluasi ulang
bila terjadi konversi tindakan dari lokal/regional
5 ke general. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan program mutu dan


keselamatan pasien dalam anestesi, sedasi
moderat dan dalam dan diintegrasikan dgn
6 program mutu RS (lihat PMKP 2.1). (D,W)

Ada regulasi RS yg menetapkan pemberian


sedasi yg seragam di semua tempat di RS sesuai
peraturan perundang-undangan ditetapkan dan
dilaksanakan sesuai elemen a) s/d d) spt yg
PAB.3 1 disebut di maksud dan tujuan (R)
Ada bukti pelaksanaan sedasi sesuai regulasi
2 yang ditetapkan (D,O,W)

Peralatan emergency tersedia dan digunakan


sesuai dgn jenis sedasi, umur dan kondisi
3 pasien (D,O)

Staf yang terlatih dan berpengalaman dalam


memberikan bantuan hidup lanjut (advance)
harus selalu tersedia dan siaga selama tindakan
4 sedasi dikerjakan (D,O,W)

PPA yang bertanggung jawab memberikan


sedasi adalah staf yg kompeten dalam hal paling
PAB.3.1 1 sedikit a) s/d d) di maksud dan tujuan (R)

PPA yang bertanggung jawab melakukan


pemantauan selama diberikan sedasi adalah staf
yg kompeten dalam hal, paling sedikit e) s/d h)
2 di maksud dan tujuan (R)

Kompetensi semua staf yang terlibat dalam


sedasi tercatat dalam dokumen kepegawaian
3 (lihat KKS 5) (D,W)

Dilakukan asesmen pra sedasi dan dicatat dalam


rekam medis yg sekurang-kurangnya berisikan a)
s/d e) di maksud dan tujuan, utk evaluasi risiko
dan kelayakan tindakan sedasi bagi pasien
PAB.3.2 1 sesuai regulasi yg ditetapkan RS (D,W)

Seorang yang kompeten melakukan pemantauan


pasien selama sedasi dan mencatat hasil
2 monitor dalam rekam medis (D,W)
Kriteria pemulihan digunakan dan
didokumentasikan setelah selesai tindakan
3 sedasi.(D,W)

Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang


berwenang yang memberikan keputusan
dijelaskan tentang risiko, keuntungan dan
PAB.3.3 1 alternatif tindakan sedasi. (D,W)

Pasien dan keluarga atau pihak lain yangg


berwenang diberi edukasi tentang pemberian
2 analgesi pasca tindakan sedasi. (D,W)

Dokter spesialis anestesi melaksanakan edukasi


3 dan mendokumentasikannya. (D,W)

Asemen pra anestesi dilakukan untuk setiap


PAB.4 1 pasien yang akan operasi (Lihat AP.1) (D,W)
Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam
2 medis pasien.(D,W)
Asemen pra induksi dilakukan untuk setiap
PAB.4.1 1 pasien sebelum dilakukan induksi. (D,W)
Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam
2 medis pasien. (D,W)

Ada regulasi tentang pelayanan anestesi setiap


PAB.5 1 pasien direncanakan dan didokumentasikan (R)

Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta teknik


anestesi didokumentasikan di rekam medis
2 pasien. (D,W)

Dokter spesialis anestesi dan perawat yang


mendampingi / penata anestesi ditulis dalam
3 form anestesi (D,W)

Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yg


berwenang yg memberikan keputusan
dijelaskan tentang risiko, keuntungan dan
PAB.5.1 1 alternatif tindakan anestesi. (D,W)

Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yg


berwenang diberi edukasi tentang pemberian
2 analgesi pasca tindakan anestesi. (D,W)

Dokter spesialis anestesi melaksanakan edukasi


3 dan mendokumentasikannya .(R,D)
Ada regulasi jenis dan frekuensi monitoring
selama anestesi dan operasi dilakukan berdasar
status pasien pada pra anestesi, metoda
anestesi yg dipakai, dan tindakan operasi yg
PAB.6 1 dilakukan.(R)

Monitoring Pemantauan status fisiologis pasien


2 sesuai dengan panduan praktik klinis (D,W)

3 Hasil monitoring dicatat di form anestesi (D,W)

Pasien dipindahkan dari ruang pemulihan (atau


jika pemonitoran pemulihan dihentikan) sesuai
PAB.6.1 1 alternatif a) s/d c) di maksud dan tujuan. (R )

Waktu masuk ruang pemulihan dan dipindahkan


dari ruang pemulihan dicatat dalam form
2 anestesi (D,O,W)
Pasien dimonitor dalam masa pemulihan pasca
3 anestesi sesuai regulasi RS (D,O,W)

4 Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi (D)

Ada regulasi ttg asuhan setiap pasien bedah


direncanakan berdasar informasi dari hasil
PAB.7 1 asesmen (R)

Diagnosis pra operasi dan rencana operasi


dicatat di rekam medik pasien oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum
2 operasi dimulai (D,W)

Hasil asesmen yg digunakan utk menentukan


rencana operasi dicatat oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP) di rekam medis pasien
sebelum operasi dimulai (Lihat juga, AP.1.2.1;
3 AP 1.3.1) (D,W)

Pasien, keluarga dan mereka yg memutuskan


diberi edukasi ttg risiko, manfaat, komplikasi,
dampak dan alternatif prosedur/teknik terkait
PAB.7.1 1 rencana operasi. (D,W)

Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat dan


alternatif penggunaan darah dan produk darah
2 (D,W)
Edukasi oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) dan dicatat pada bagian
pemberian informasi dalam form persetujuan
3 tindakan kedokteran (D,W)

Ada regulasi ttg laporan operasi yg meliputi


sekurang-kurangnya a) s/d h) di dalam maksud
PAB.7.2 1 dan tujuan (R).

Ada bukti laporan operasi memuat paling sedikit


a) s/d h) di Maksud dan tujuan dan dicatat pada
form yg ditetapkan RS, tersedia segera setelah
operasi selesai dan sebelum pasien dipindah ke
2 area lain untuk asuhan biasa (D,W)
Laporan operasi dapat dicatat di area asuhan
3 intensif lanjutan (D,W)

Ada regulasi tentang rencana asuhan pasca


operasi dibuat oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP), perawat, dan profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya, utk memenuhi
PAB.7.3 1 kebutuhan segera pasien pasca operasi. (R)

Ada bukti pelaksanaan rencana Asuhan pasca


operasi dicatat di rekam medis pasien dalam
waktu 24 jam oleh DPJP atau di verifikasi oleh
DPJP bila ditulis oleh dokter bedah yg
2 didelegasikan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan pasca


operasi termasuk rencana asuhan medis,
keperawatan, dan PPA lainnya berdasar
3 kebutuhan pasien (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan pasca


operasi diubah berdasar asesmen ulang pasien.
4 (D,O,W)

Ada regulasi yg meliputi a) s/d h) pada maksud


PAB.7.4 1 dan tujuan. Lihat juga TKRS 7.1 EP.1. (R)

2 Ada daftar alat implan yg digunakan di RS. (D,W)

Bila implan yg dipasang dilakukan penarikan


kembali (recall), ada bukti RS dapat melakukan
3 telusur terhadap pasien terkait.(D,O,W)
Ada bukti alat implan dimasukkan dalam
4 prioritas monitoring unit terkait. (D,W)
Rumah sakit menetapkan jenis pelayanan bedah
PAB.8 1 yg dapat dilaksanakan. (R)

Ruang operasi memenuhi persyaratan tentang


pengaturan zona berdasarkan tingkat sterilitas
ruangan sesuai peraturan perundang-undangan.
2 (O,W)

Ruang operasi memenuhi persyaratan tentang


alur masuk barang-barang steril harus terpisah
3 dari alur keluar barang dan pakaian kotor. (O,W)

Ruang operasi memenuhi persyaratan koridor


steril dipisahkan/tidak boleh bersilangan alurnya
4 dengan koridor kotor. (OW)

Rumah Sakit menetapkan program mutu dan


PAB.8.1 1 keselamatan pasien dalam pelayanan bedah. (R)
Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan
2 asesmen pra bedah. (D,W)

Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan


3 penandaan lokasi operasi. (D,W)

Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan


4 surgical safety check List (lihat juga SKP 4). (D.W)

Ada bukti monitoring dan evaluasi pemantauan


diskrepansi diagnosis pre dan post operasi.
5 (D,W)

Program mutu pelayanan bedah diintegrasikan


dengan program mutu RS ( lihat PMKP 2.1 ).
6 (D,W)
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Ada regulasi organisasi yang mengelola


pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
yang menyeluruh atau mengarahkan semua
tahapan pelayanan obat aman sesuai dengan
PKPO.1 1 peraturan perundang-undangan (R)

Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin dan


melakukan supervisi sesuai dengan
2 penugasannya (D,W)

Ada bukti pelaksanaan sekurang-kurangnya satu


kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan
obat yang didokumentasikan selama 12 bulan
3 terakhir. (D,W)

Ada bukti sumber informasi obat yang tepat,


terkini, dan selalu tersedia bagi semua yang
4 terlibat dalam penggunaan obat. (D,O,W)

Terlaksananya pelaporan kesalahan penggunaan


obat sesuai dengan peraturan perundang-
5 undangan. (D,W)

Terlaksananya tindak lanjut terhadap kesalahan


penggunaan obat untuk memperbaiki sistem
manajemen dan penggunaan obat sesuai
6 peraturan perundang-undangan. (D,W)

Ada regulasi tentang organisasi yang menyusun


formularium RS berdasar atas kriteria yang
disusun secara kolaboratif sesuai dengan
PKPO.2 1 peraturan perundang-undangan. (R)

Ada bukti pelaksanaan apabila ada obat yang


baru ditambahkan dalam formularium, maka
ada proses untuk memantau bagaimana
penggunaan obat tersebut dan bila terjadi efek
obat yang tidak diharapkan, efek samping serta
2 medication error. (D,W)

Ada bukti implementasi untuk memantau


kepatuhan terhadap formularium baik dari
3 persediaan maupun penggunaanya. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan formularium sekurang-
kurangnya dikaji setahun sekali berdasar atas
informasi tentang keamanan dan efektivitas.
4 (D,W)

Ada regulasi pengadaan sediaan farmasi, alat


kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
aman, bermutu, bermanfaat, serta berkhasiat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
PKPO.2.1 1 (lihat juga TKRS 7). (R)

Ada bukti bahwa manajemen rantai pengadaan


(supply chain management) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (lihat
2 juga TKRS 7.1). (D,O,W)
Ada bukti pengadaan obat berdasar atas kontrak
3 (lihat juga TKRS 7). (D)

Ada regulasi pengadaan bila sediaan farmasi,


alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat
PKPO.2.1.1 1 dibutuhkan. (R)
Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis
2 serta saran substitusinya. (D,W)
Ada bukti bahwa staf memahami dan mematuhi
3 regulasi tersebut. (D, W)

Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan


sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang baik, benar, dan aman.
PKPO.3 1 (R)

Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan


untuk mempersiapkan obat diberi label yang
terdiri atas isi/nama obat, tanggal kadaluarsa,
dan peringatan khusus. (lihat juga MFK 5 EP 6).
2 (D,W)

Ada bukti implementasi proses penyimpanan


obat yang tepat agar kondisi obat tetap stabil,
termasuk obat yang disimpan di luar instalasi
3 farmasi. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi


secara teratur oleh apoteker untuk memastikan
4 penyimpanan obat dilakukan dengan baik. (D,W)
Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari
kehilangan serta pencurian di semua tempat
5 penyimpanan dan pelayanan. (D,W)

Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan


berbahaya, serta obat narkotika dan psikotropika
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan
PKPO.3.1 1 peraturan perundang- undangan. ?

Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang


baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi.
2 (O,W)

Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta


psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai
3 dengan regulasi. (O,W)

Ada bukti pelaporan obat narkotika serta


psikotropika secara akurat sesuai dengan
4 peraturan dan perundang-undangan. (D,W

Ada regulasi rumah sakit tentang proses


larangan menyimpan elektrolit konsentrat di
tempat rawat inap kecuali bila dibutuhkan
secara klinis dan apabila terpaksa disimpan di
area rawat inap harus diatur keamanannya
untuk menghindari kesalahan. (lihat juga SKP
PKPO.3.2 1 3.1). (R)

Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat


yang baik, benar, dan aman sesuai dengan
2 egulasi. (O,W)

Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus


diwaspadai (high alert) sesuai dengan regulasi.
3 (O,W)

Ada regulasi pengaturan penyimpanan obat


dengan ketentuan khusus meliputi butir a)
PKPO.3.3 1 sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)

Ada bukti penyimpanan produk nutrisi yang


baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi.
2 (lihat juga PAP 4). (O,W)

Ada bukti penyimpanan obat dan bahan


radioaktif yang baik, benar, dan aman sesuai
3 dengan regulasi. (O,W)

Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa


pasien sebelum rawat inap yang baik, benar, dan
4 aman sesuai dengan regulasi. (O,W)
Ada bukti penyimpanan obat program atau
bantuan pemerintah/pihak lain yang baik, benar,
5 dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

Ada bukti penyimpanan obat yang digunakan


untuk penelitian yang baik, benar, dan aman
6 sesuai dengan regulasi. (O,W)

Ada regulasi pengelolaan obat emergensi


yang tersedia di unit-unit layanan agar dapat
segera dipakai untuk memenuhi kebutuhan
darurat serta upaya pemeliharaan dan
pengamanan dari kemungkinan pencurian dan
PKPO.3.4 1 kehilangan. (R)
Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap
2 dan siap pakai. (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap


penyimpanan obat emergensi dan segera
diganti apabila dipakai, kadaluwarsa, atau rusak.
3 (D,O,W)

Ada regulasi penarikan kembali (recall) dan


pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang tidak layak
pakai karena rusak, mutu substandar, atau
PKPO.3.5 1 kadaluwarsa. (R)

Ada bukti pelaksanaan penarikan kembali


(recall) sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
2 (D,W)
Ada bukti pelaksanaan pemusnahan sesuai
3 dengan regulasi yang ditetapkan. (D,W)

Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan


instruksi pengobatan secara benar, lengkap, dan
terbaca, serta menetapkan staf medis yang
kompeten dan berwenang untuk melakukan
peresepan/permintaan obat dan instruksi
pengobatan. (lihat juga PAP 2.2 EP 1; AP 3 EP 1;
PKPO.4 1 dan SKP 2 EP 1). (R)

Ada bukti peresepan/permintaan obat dan


instruksi pengobatan dilaksanakan oleh staf
2 medis yang kompeten serta berwenang. (D,O,W)
Ada bukti pelaksanaan apoteker melakukan
rekonsiliasi obat pada saat pasien masuk, pindah
3 unit pelayanan, dan sebelum pulang. (D,W)
Rekam medis memuat riwayat penggunaan obat
4 pasien. (D,O)

Ada regulasi syarat elemen resep lengkap yang


meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud
dan tujuan serta penetapan dan penerapan
langkah langkah untuk pengelolaan peresepan/
permintaan obat, instruksi pengobatan yang
tidak benar, tidak lengkap, dan tidak terbaca
PKPO.4.1 1 agar hal tersebut tidak terulang kembali. (R)

Ada bukti pelaksanaan evaluasi syarat elemen


resep lengkap yang meliputi butir a) sampai
2 dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan proses pengelolaan resep


yang tidak benar, tidak lengkap, dan tidak
3 terbaca. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan proses untuk mengelola


resep khusus, seperti darurat, standing order,
berhenti automatis (automatic stop order),
4 tapering, dan lainnya. (D,W)

Ada daftar staf medis yang kompeten dan


berwenang membuat atau menulis resep yang
PKPO.4.2 1 tersedia di semua unit pelayanan. (D)

Ada bukti pelaksanaan rumah sakit menetapkan


dan melaksanakan proses untuk membatasi jika
diperlukan jumlah resep atau jumlah
pemesanan obat yang dapat dilakukan oleh staf
medis yang diberi kewenangan. (lihat juga KKS
2 10 EP 1). (R)

Ada bukti staf medis yang kompeten dan


berwenang membuat atau menulis resep atau
memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit
layanan farmasi atau oleh lainnya yang
3 menyalurkan obat. (D)
Ada bukti pelaksanaan obat yang diberikan
dicatat dalam satu daftar di rekam medis untuk
setiap pasien berisi: identitas pasien, nama obat,
dosis, rute pemberian, waktu pemberian, nama
dokter dan keterangan bila perlu tapering off,
PKPO.4.3 1 titrasi, dan rentang dosis. (D)

Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut di atas


disimpan dalam rekam medis pasien dan
menyertai pasien ketika pasien dipindahkan.
Salinan daftar resep obat pulang kepada pasien.
2 (D)( lihat ARK 4.2 EP 4)

Ada regulasi penyiapan dan penyerahan obat


yang sesuai dengan peraturan perundang-
PKPO.5 1 undangan dan praktik profesi. (R)

Ada bukti pelaksanaan staf yang menyiapkan


produk steril dilatih, memahami, serta
mempraktikkan prinsip penyiapan obat dan
2 teknik aseptik (lihat juga PPI). (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat


kemoterapi dilakukan sesuai dengan praktik
3 profesi. (lihat juga PPI 7). (O,W)

Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural


dan nutrisi parenteral serta pengemasan
kembali obat suntik dilakukan sesuai dengan
4 praktik profesi (O,W)

Ada regulasi penetapan sistem yang seragam


PKPO.5.1 1 untuk penyiapan dan penyerahan obat. (R)

Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep


yang meliputi butir a) sampai dengan g) pada
2 maksud dan tujuan. (D,W)

Setelah obat disiapkan, obat diberi label


meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau
konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian,
tanggal disiapkan, dan tanggal kadaluarsa.
3 (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi butir


1) sampai dengan 5) pada maksud dan tujuan.
4 (D,W)
Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat dalam
5 bentuk yang siap diberikan. (D,W)

6 Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. (D,O,W)

Ada penetapan staf klinis yang kompeten dan


berwenang untuk memberikan obat termasuk
PKPO.6 1 pembatasannya. ?

Ada bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf


klinis yang kompeten dan berwenang sesuai
dengan surat izin terkait profesinya dan
2 peraturan perundang- undangan .(D,W)

Ada bukti pelaksanaan pemberian obat


dilaksanakan sesuai dengan pembatasan yang
ditetapkan, misalnya obat kemoterapi, obat
3 radioaktif, atau obat untuk penelitian. (D,W)

Ada regulasi verifikasi sebelum penyerahan obat


kepada pasien yang meliputi butir a) sampai
PKPO.6.1 1 dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)
Ada bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat
2 diserahkan kepada pasien. (D,W,S)

Ada bukti pelaksanaan double check untuk obat


3 yang harus diwaspadai (high alert). (D,O,W,S)

PKPO.6.2 1 Ada regulasi pengobatan oleh pasien sendiri. (R)

Ada bukti pelaksanaan pengobatan obat oleh


2 pasien sendiri sesuai dengan regulasi. (D,W)
Ada proses monitoring terhadap pengobatan
3 oleh pasien sendiri. (D,W)

Ada regulasi pemantauan efek obat dan efek


samping obat serta dicatat dalam status pasien.
PKPO.7 1 (lihat juga AP 2 EP 1). ?
Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat.
2 (D,W)

Ada bukti pemantauan efek samping obat


dan pelaporannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. (D,W)
3
Ada regulasi medication safety yang bertujuan
mengarahkan penggunaan obat yang aman dan
meminimalisasi kemungkinan terjadi kesalahan
penggunaan obat sesuai dengan peraturan
PKPO.7.1 1 perundang-undangan. (R)

Ada bukti pelaksanaan rumah sakit


mengumpulkan dan memonitor seluruh angka
kesalahan penggunaan obat termasuk kejadian
tidak diharapkan, kejadian sentinel, kejadian
2 nyaris cedera, dan kejadian tidak cedera. (D,W)

Ada bukti instalasi farmasi mengirimkan


laporan kesalahan penggunaan obat
(medication error) kepada tim keselamatan
3 pasien rumah sakit. (D,W)

Ada bukti tim keselamatan pasien rumah sakit


menerima laporan kesalahan penggunaan obat
(medication error) dan mencari akar masalah
atau investigasi sederhana, solusi dan tindak
lanjutnya, serta melaporkan kepada Komite
Nasional Keselamatan Pasien. (lihat juga PMKP
4 7). (D,W)

Ada bukti pelaksanaan rumah sakit melakukan


upaya mencegah dan menurunkan kesalahan
penggunaan obat (medication error). (lihat juga
5 PMKP 7 EP 1).(D,W)
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi
dr. Syamsul Bachri, Sp.OG(K), PhD - Survei Verifikasi Ke-1 - RS Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Standar No urut Elemen Penilaian

Terdapat regulasi tentang pedoman komunikasi


efektif yang meliputi komunikasi dengan
masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta
MKE.1 1 antar staf klinis. (R)

Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif


antara rumah sakit dengan masyarakat. (D, W)
2 (Lihat juga TKRS.3.2)

Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif


dengan pasien dan keluarga. (D,W) (Lihat juga
3 HPK.2.1; HPK 2.2; ARK.1.3; PAP.2.4)

Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif


antar staf klinis.?(D,W) ( lihat juga AP, PAP, SKP 2,
4 TKRS 3.2 EP 2 )

Terdapat demografi populasi sebagai dasar


strategi komunikasi dengan komunitas dan
MKE.1.1 1 populasi yang dilayani rumah sakit (D,W).

Demografi sekurang-kurangnya dapat


menggambarkan usia, etnis, agama, tingkat
pendidikan, serta bahasa yang dipergunakan
2 termasuk hambatan dalam berkomunikasi. (D,W)

Rumah sakit menyediakan informasi tentang


jenis pelayanan, waktu pelayanan serta akses
dan proses untuk mendapatkan pelayanan.
3 (D,W)
Rumah sakit menyediakan informasi tentang
4 kualitas pelayanan.(D,W)

Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga


tentang asuhan dan pelayanan yang disediakan
oleh rumah sakit, dalam bentuk website atau
MKE.2 1 brosur. (D,O,W)

Informasi untuk pasien dan keluarga juga


menjelaskan akses terhadap pelayanan yang
2 disediakan oleh rumah sakit. (D,O,W)

Rumah sakit menyediakan informasi alternatif


asuhan dan pelayanan di tempat lain apabila
rumah sakit tidak dapat menyediakan asuhan
3 dan pelayanan yang dibutuhkan pasien. (D,W)
Sesuai dengan demografi komunitas dan
populasi, komunikasi dan edukasi pasien dan
keluarga menggunakan format yang praktis dan
MKE.3 1 mudah dipahami. (D,W)

Materi komunikasi dan edukasi pasien dan


keluarga diberikan dalam bahasa yang
2 dimengerti. (D,O)

Rumah sakit menyediakan penerjemah sesuai


kebutuhan, dan bila di RS tidak ada petugas
penterjemah maka diperlukan adanya kerja
3 sama dengan pihak terkait. (D,W)

RS menetapkan informasi yang harus


disampaikan secara akurat dan tepat waktu ke
MKE.4 1 seluruh rumah sakit. (R)?

Terdapat bukti proses penyampaian informasi


yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah
sakit termasuk yang ?urgent? antara lain code
2 blue dan code red. (D,W,S) ( lihat juga PAP 3.2. )
Terdapat regulasi tentang tata cara
MKE.5 1 berkomunikasi (R)

Informasi kondisi pasien antarstaf klinis


termasuk PPA berdasarkan pada proses yang
sedang berjalan atau pada saat penting tertentu
dalam proses asuhan ditulis dalam rekam medis.
2 (D,O)

Setiap pasien setelah rawat inap dibuat


3 ringkasan pulang. (D,W) (lihat juga MIRM.15)

Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis


kompleks dibuat profil ringkas medis rawat jalan.
4 (D,O,W) (lihat juga ARK.4.3)

Informasi yang dikomunikasikan termasuk


ringkasan asuhan dan pelayanan yang telah
diberikan pada proses transfer dan rujukan.
5 (D,O) (lihat juga PKPO.4.3 EP 2)

Terdapat bukti dokumentasi pada proses serah


6 terima (hand over). (D,W) (lihat juga SKP.2.2)

Terdapat penetapan organisasi promosi


kesehatan rumah sakit yang mengkoordinasikan
pemberian edukasi kepada pasien sesuai
MKE.6 1 peraturan perundang-undangan (R)
Terdapat bukti organisasi promosi kesehatan
rumah sakit telah berfungsi sesuai peraturan
2 perundang-undangan.(D,W)

Edukasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan


pasien dan keluarga di seluruh rumah sakit.
3 (D,O,W)

Profesional pemberi asuhan (PPA) sudah


MKE.7 1 terampil melakukan komunikasi efektif (D,W)

Profesional Pemberi Asuhan (PPA) memiliki


pengetahuan yang cukup tentang materi yang
2 diberikan (W)

Dilakukan asesmen kemampuan dan kemauan


belajar pasien dan keluarga yang meliputi a)
sampai dengan e) di maksud dan tujuan dan
MKE.8 1 dicatat di rekam medis.(D,O)

Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi untuk


2 pasien dan dicatat di rekam medis (D,O).
Hasil asesmen digunakan untuk membuat
3 perencanaan kebutuhan edukasi (D,O)

Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan


tentang hasil asesmen, diagnosis dan rencana
asuhan yang akan diberikan. (D,O) (Lihat juga
MKE.9 1 HPK.2.1)

Terdapat bukti pasien dijelaskan tentang hasil


asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan
dan pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W)
2 (Lihat juga PAP.2.4 dan HPK 2.1)
Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di
3 rumah. (D,W)

Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan


persetujuan tindakan kedokteran (informed
consent), pasien dan keluarga belajar tentang
risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk
4 dapat memberikan persetujuan. (D,W)

Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai


hak dan tanggung jawab mereka untuk
berpartisipasi pada proses asuhan (D,W) (lihat
5 juga HPK.2.2)
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
penggunaan obat-obatan secara efektif dan
aman, potensi efek samping obat, potensi
interaksi obat antarobat konvensional , obat
MKE.10 1 bebas serta suplemen atau makanan (D,W)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga


terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan
2 medis (D,W)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga


terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
diet dan nutrisi yang memadai (D,W) (lihat juga
3 PAP.4 EP 7)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga


terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
manajemen nyeri (D,W) (lihat juga HPK.2.5 dan
4 PAP.6 ; AP.1.5)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga


terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
5 teknik rehabilitasi (D,W)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga


terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
cara cuci tangan yang aman (D,W,S) (lihat juga
6 SKP.5 dan PPI.9 EP 6)

Profesional pemberi asuhan (PPA) harus


menyediakan waktu yang adekuat dalam
MKE.11 1 memberikan edukasi (W)

Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada


pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif
oleh professional pemberi asuhan (PPA) terkait.
2 (D,W)

Pada proses pemberian edukasi, staf harus


mendorong pasien dan keluarga untuk bertanya
dan memberi pendapat agar dapat sebagai
3 peserta aktif. (W,S)

Terdapat bukti dilakukan verifikasi untuk


memastikan pasien dan keluarga dapat
4 memahami materi edukasi yang diberikan (D,W)
Informasi verbal diperkuat dengan materi
5 tertulis. (D,W)

Rumah sakit mengidentifikasi sumber?sumber


yang ada di komunitas untuk mendukung
promosi kesehatan berkelanjutan dan edukasi
untuk menunjang asuhan pasien yang
MKE.12 1 berkelanjutan (D)

Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan


edukasi dan pelatihan yang diperlukan untuk
menunjang asuhan pasien berkelanjutan, agar
mencapai hasil asuhan yang optimal setelah
meninggalkan rumah sakit (D,W) (lihat juga ARK
2 4.1)

Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada


pasien yang rencana pemulangannya
3 kompleks. (D,W) (lihat juga ARK 3)
S Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
Surveyor Assessment
Fakta dan Analisis Rekomendasi
Surveior Verifikator
Hasil Survei Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai