Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik
Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik
(PROPOSAL PENELITIAN)
Oleh
DEBORA ELSYNA PORMES
0305020276
MENYETUJUI
Secara garis besar, metode seismik dibagi menjadi 3 tahap, yaitu acquitition,
processing dan interpretasi. Ketiga tahapan ini merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dan tiap-tiap tahapan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya karena satu
tahapan akan mempengaruhi tahapan yang lainnya. Artinya, kualitas akuisisi data yang
baik akan memberikan hasil yang baik pada pemrosesan data, yang kemudian
menghasilkan interpretasi yang baik yang mendekati kondisi bawah permukaan bumi.
Jadi, setiap tahapannya saling menunjang.
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam eksplorasi
hidrokarbon dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil
pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah permukaan
sebenarnya agar lebih mudah untuk dipahami. Pada tahapan interpretasi seismik ini
dibutuhkan pengetahuan dasar yang baik dari ilmu geofisika dan geologi mengenai
keberadaan dan karakterisasi sebuah reservoar hidrokarbon.
Salah satu metode yang digunakan dalam melakukan interpretasi data seismik adalah
metode inversi impedansi akustik. Metode inversi impedansi akustik merupakan suatu
proses konversi dari data seismik menjadi data impedansi akustik yang merupakan sifat
dasar dari suatu batuan. Apabila data seismik konvensional melihat batuan di bawah
permukaan sebagai interfacing antar lapisan batuan, maka data impedansi akustik melihat
batuan di bawah permukaan sebagai susunan lapisan batuan itu sendiri. Hal tersebut
menyebabkan data impedansi akuistik lebih mendekati gambaran nyata lapisan di bawah
permukaan sehingga menjadi lebih mudah untuk dimengerti.
II. Tujuan Penelitian
Adapun pembatasan masalah yang akan dikerjakan pada Tugas Akhir ini adalah
mempelajari pola litologi formasi daerah penelitian beserta struktur dan stratigrafi bawah
permukaan, dan juga mempelajari karakteristik impedansi akustik dari reservoar
hidrokarbon serta pola persebarannya pada daerah tersebut dengan menggunakan metode
inversi impedansi akustik.
Impedansi akustik merupakan sifat batuan yang dipengaruhi oleh jenis litologi,
porositas, kandungan fluida, kedalaman, tekanan dan temperatur. Hal tersebut menyebabkan
impedansi akustik dapat digunakan sebagai indikator litologi dan hidrokarbon, pemetaan
litologi, pemetaan satuan aliran sampai dengan analisa kuantitatif. Data seismik impedansi
akustik dapat digolongkan sebagai data atribut seismik yang diturunkan dari amplitudo.
Dalam proses akuisisi data seismik, tras seismik konvensional S(t) didapatkan dari
hasil konvolusi antara deret Koefisien Refleksi RC(t) dengan wavelet w(t):
S(t) = RC(t)* w(t)
Sebaliknya data seismik impedansi akustik di dapatkan dengan “membagi” atau dikenal
dengan istilah dekonvolusi pada tras seismik dengan wavelet yang sesuai.
RC(t) = (1/ w(t))* S(t)
dimana RC(t) = (AI2-AI1)/(AI2+AI1), dan 1/w(t) adalah inversi seismik.
Tujuan dari inversi seismik ini adalah untuk mendapatkan kembali koefisien
reflektifitas yang tak lain merupakan bidang batas antar laipsan batuan. Dalam proses inversi
seismik ini, data seismik yang bersifat band limited frequency karena kehilangan kandungan
frekuensi rendah dan tinggi akibat konvolusi dengan wavelet yang bersifat band limited,
mendapatkan kembali kandungan frekuensi yang hilang tersebut denagn cara menambahkan
kandungan frekuensi rendah dan tinggi yang diambil dari data log sumur, sehingga data
seismik tersebut kembali menjadi broad band frequency. Hasil akhir dari inverse seismik
adalah broad band impedance. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inverse seismik
merupakan suatu usaha untuk merubah data seismik yang semula merupakan amplitudo
sebagai fungsi waktu menjadi impedansi akustik sebagai fungsi waktu.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan data seismik impedansi
akustik, yaitu:
1. Data seismik yang dipakai harus diproses dengan menjaga keaslian amplitudonya.
2. Hasil interpretasi horizon
3. Data log sumur, minimal data log sonik dan densitas
4. Wavelet
Proses picking horison ini dapat membantu interpretasi struktur dan stratigrafi. Berikut
adalah gambaran singkat mengenai jenis-jenis interpretasi struktur dan stratigrafi.
Interpretasi Struktur
Sesar
• Adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison)
• Penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan dengan
stratigrafi
• Adanya pola difraksi pada zona patahan
• Adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar
Lipatan
Adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin maupun
sinklin
Intrusi
• dragging effect tidak jelas / sangat kecil.
• batuan sedimen yang tererobos intrusi mengalami melting sehingga struktur
perlapisannya menjadi tidak jelas / cenderung chaotic di kanan-kiri intrusi
Interpretasi stratigrafi
Analisis sekuen seismik
dibatasi oleh terminasi horizon seismik (toplap, downlap, dll) yang membatasi
sekuen pada bagian atas dan bawahnya.
Analisis fasies seismik
deskripsi dan interpretasi geologi berdasarkan parameter – parameter konfigurasi
pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan interval dan
geometri.
Analisis muka air laut
Penafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa sekuen dan fasies
seismik
V. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan pada Tugas Akhir ini secara umum mengikuti
alur proses sebagai berikut:
VII. Referensi
Elsyna, Debora. 2008. Laporan Kerja Praktek: Pemrosesan Data Seismik 2D Land .Depok:
Universitas Indonesia.
Haris, Abdul. 2006. Seismik Eksplorasi. Depok: Universitas Indonesia
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/seismik-attribute.html
http://petroleumgeoscience.blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-interpretasi-seismik.html