Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Pemanfaatan Tegangan Tinggi AC sebagai Transmisi Daya


Tanpa Kabel menggunakan Prinsip Tesla coil”

Disusun oleh :

Angga Dwiki Wicaksono 165060301111050

Refli Maulana 165060300111038

Ramadhan Khansa Akabari 165060307111027

Muhammad Naufal Harist 1650603

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemanfaatan Tegangan Tinggi AC sebagai Transmisi Daya Tanpa Kabel menggunakan
Prinsip Tesla coil” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas Open Recruitment Asisten Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.

Malang, 15 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ………… i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................................. .. 1

I. LATAR BELAKANG ....................................................................................... .. 1

II. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 1

III. BATASAN MASALAH ....................................................................................... 2

IV. TUJUAN ..........................................................................................................… 2

BAB II ............................................................................................................................ .. 3

I. LANDASAN TEORI …........................................................................................ 3

II. PRINSIP KERJA TESLA COIL……….............................................................. 6

III. RANCANGAN SISTEM MINIATUR TESLA COIL (MTC) SKALA KECIL .. 8

BAB III ………………………………………………………………………………... 11

I. KESIMPULAN ………….…............................................................................... 11

II. SARAN …………………………….................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..………………………………………………………………… 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pada akhir abad ke 18, seorang ilmuan yang bernama Nikolas Tesla memiliki
pemikiran tentang bagaimana mentransmisikan tegangan dengan media udara atau
dengan kata lain tanpa perantara kabel (wireless). Dari percobaan yang dilakukan
tersebut dihasilkan sebuah alat yang dinamakan atas dirinya sendiri, yaitu tesla coil
(Tesla Coil). Dengan alat ini Nikola Tesla dapat menghasilkan tegangan yang sangat
tinggi, arus yang kecil, frekuensi yang sangat tinggi dan berhasil mengirimkan daya
listrik sebesar 1.000.000 volt tanpa melalui suatu kabel sejauh 26 mil untuk
menyalakan kurang lebih 200 lampu dan 1 motor listrik.

Tesla coil atau tesla coil merupakan alat yang mampu menghasilkan tegangan
tinggi mulai dari ribuan Volt sampai jutaan Volt (Habibi,. 2007). Penerapannya
teknologi ini memanfaatkan sistem induksi elektromagnetik, yang sudah diterapkan
dalam teknologi transformator yang bisa mengirimkan daya listrik dari sebuah lilitan
ke lilitan yang lain tanpa menghubungkan kedua lilitan tersebut, akan tetapi
memerlukan sebuah inti besi yang berfungsi sebagai tempat berjalannya sebuah
aliran induksi elektromagnetik pada transformator tersebut (Zhao ey al., 2013).
Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan medan magnet lebih aman bagi manusia
jika dibandingkan medan listrik, oleh karena itu dalam proses transfer daya listriknya
lebih cocok menggunakan induksi magnet (Sulistyo,. 2016).

Dalam makalah ini kami akan menjelaskan mengenai prinsip kerja dan
rancangan rangkaian dari suatu sistem tesla coil

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana prinsip kerja dan cara merancang suatu sistem tesla coil dengan
menggunakan tegangan tinggi AC sebagai sumber tegangan ?
2. Apa pengaplikasian dari suatu sistem tesla coil ?

1
III. BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini kita hanya berfokus dalam perancangan suatu sistem kumparan
koil dengan tegangan tinggi AC sebagai sumber tegangan dan menjelaskan
pengaplikasian sederhana dari suatu sistem tesla coil untuk menyalakan beban sekala
kecil berupa lampu.

IV. TUJUAN
1. Menjalaskan prinsip kerja dan cara merancang suatu sistem kumpran tesla
dengan menggunakan tegangan tinggi AC sebagai sumber tegangan.
2. Mengetahui pengaplikasian dari suatu sistem tesla coil.

2
BAB II
ISI

I. LANDASAN TEORI
2.1.1 Prinsip Induksi Elektromagnetik
Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar. Pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu. Galvanometer merupakan alat yang
dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika
sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan, jarum
galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan masuk pada
kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung
kumparan terdapat GGL(gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung
kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat magnet
bergerak. Jika magnet diam didalam kumparan, diujung kumparan tidak terjadi arus
listrik.

2.1.2 Penyebab Terjadi GGL Induksi


Percobaan Faraday untuk menentukan arus listrik dengan menggunakan medan
magnet. Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk kedalam kumparan,
jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat didalam kumparan, jumlah garis gaya-
gaya magnet yang terdapat didalam kumparan bertambah banyak. Bertambahnya
jumlah garis-garis gaya ini menimbulkan GGL Induksi pada ujung-ujung kumparan.
GGL Induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan
jarum galvanometer. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan
arah medan magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya
magnet listrik dalam kumparan bertambah. Akibat medan magnet, hasil arus induksi
bersifat mengurangi garis gaya magnet itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu
merupakan kutub utara sehingga arah arus induksi.

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah
garis-garis gaya magnet yang terdapat didalam kumparan berkurangnya jumlah garis-
garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL
induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir dan menggerakkan
jarum gaalvanometer. Sama halnya ketika magnet batang masuk ke kumparan. Pada
saat magnet keluar garis gaya magnet dalam kumparan berkurang. Akibatnya medan

3
magnet hasil arus induksi bersifat menambah garis gaya magnet itu. Dengan
demikian, ujung, kumparan itu merupakan kutub selatan, sehingga arah arus induksi.

Ketika kutub utara magnet batang diam di dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya
magnet di dalam kumparan tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis
gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL Induksi. Akibatnya,
tidak terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak bergerak. Dari hasil percobaan
diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa arus induksi yang timbul dalam
kumparan arahnya bolak-balik seperti yang ditunjukkan oleh penyimpangan jarum
galvanometer yaitu ke kanan dan ke kiri.

Karena arus induksi selalu bolak-balik, maka disebut arus bolak-balik (AC =
Alternating Current). Faraday menggunakan konsep garis gaya magnet untuk
menjelaskan peristiwa diatas. Perhatikan gambar.

1. Magnet didekatkan pada kumparan maka gaya magnet yang melingkupi


kumparan menjadi bertambah banyak, sehingga pada kedua ujung kumparan
timbul gaya gerak listrik (GGL).
2. Magnet dijauhkan terhadap kumparan maka garis gaya magnet yang melingkupi
kumparan menjadi berkurang, kedua ujung kumparan juga timbul GGL.
3. Magnet diam terhadap kumparan, jumlah garis gaya magnet yang melingkupi
kumparan tetap, sehingga tidak ada GGL.

2.1.3 Resonansi Elektromagnetik

Resonansi elektromagnetik erat hubungannya dengan fenomena medan


elektromagnet yang juga erat hubungannya dengan proses terjadinya aliran listrik.
Radiasi dari medan elektromagnet pada tingkat tertentu dapat menjadi bahaya bagi
kelangsungan hidup organisme yang berada didalam jangkauannya. Medan
elektromagnet dapat digolongkan dalam medan listrik dan medan magnet. Dan
karena medan magnet jauh lebih aman bila dibandingkan dengan medan listrik, maka
medan magnet menjadi pilihan yang paling tepat untuk digunakan sebagai media
pengiriman energi jika dibandingkan dengan medan listrik dalam pemanfaatannya
untuk perpindahan energi secara resonansi elektromagnet.

4
Gambar 2.1 Gelombang Elektromagnetik.

Dalam pembangkitan suatu medan elektromagnet, radiasi gelombang elektromagnet


yang dihasilkan akan memuat seljumlah energi yang dipancarkan ke lingkungan.
Energi ini akan terus terpancar, tidak bergantung pada ada atau tidaknya yang
menangkap gelombang tersebut. Apabila terdapat suatu benda yang mampu
menangkap radiasi elektromagnetnya, maka benda tersebut akan beresonansi dan
akan menerima energi tersebut dan terjadilah perpindahan energi secara resonansi
elektromagnetik.

Secara umum, sistem resonansi elektromagnetik dengan resonansi frekuensi


memiliki kesamaan, yaitu sama-sama memiliki nilai efektif dalam radius tertentu.
Apabila di dalam radius efektif tersebut terdapat sumber medan elektromagnet atau
penangkap gelombang elektromagnet lain yang memiliki frekuensi resonansi yang
sama dengan sistem sebelumnya, maka mereka akan dapat bergabung dengan sistem
resonansi elektromagnet yang telah ada dan akan membentuk hubungan resonansi
elektromagnet yang lebih besar.

2.1.4 Pembangkitan Tegangan Tinggi AC


Dalam membangkitkan tegangan tinggi AC maka digunakan transfomator step-up.
Prinsip kerja trafo yaitu dimana pada transformator apabila kumparan primer dialiri
arus listrik maka akan timbul sebuah medan magnet disekitar penghantar lilitan
primer dan aliran arus akan mengalir dari ujung penghantar keujung yang satunya
yang akan menibulkan gaya gerak listrik (GGL) induksi, dimana arah GGL induksi
dapat ditentukan dari arah arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut. Yaitu
dimana besarnya energy listrik yang timbul berbanding lurus dengan besarnya
induksi magnet yang diterima dan besarnya induksi magnet yang diterima
berbanding lurus dengan banyaknya lilitan pada kumparan tersebut. dimana dapat
diambil kesimpulan bahwa magnet dan listrik sangat berkaitan erat. dalam

5
penerapannya medan magnet lebih aman untuk manusia dibanding medan listrik,
sehingga dalam proses transfer energi lebih cocok menggunakan induksi medan
magnet.

II. PRINSIP KERJA TESLA COIL


2.2.1 Prinsip Kerja Tesla Coil

Sebuah kumparan Tesla adalah osilator frekuensi radio yang menggerakkan


transformator resonansi beralun inti-udara untuk menghasilkan tegangan tinggi pada
arus rendah. Rangkaian asli Tesla serta kumparan paling modern menggunakan celah
percikan sederhana untuk membangkitkan osilasi dalam transformator yang disetel.
Desain yang lebih canggih menggunakan transistor atau thyristor switch atau osilator
elektronik tabung vakum untuk menggerakkan transformator resonansi.

Tesla koil dapat menghasilkan tegangan output dari 50 kilovolt hingga beberapa juta
volt untuk koil besar. Output arus bolak-balik berada dalam rentang frekuensi radio
rendah, biasanya antara 50 kHz dan 1 MHz. Meskipun beberapa gulungan yang
digerakkan oleh oscillator menghasilkan arus bolak-balik yang kontinu, sebagian
besar kumparan Tesla memiliki output yang berdenyut, tegangan tinggi terdiri dari
deretan cepat dari frekuensi radio arus bolak-balik.

2.2.2 Rangkaian Tesla Coil

Gambar 2.1 Rangkaian Sistem Tesla Coil

6
Sirkuit kumparan Tesla spark-excited yang umum, ditunjukkan di bawah ini, terdiri
dari komponen-komponen berikut :

• Trafo step up mengubah tegangan AC sumber 220 V PLN menjadi tegangan


tinggi 30 kV. Karena muatan belum cukup untuk melompati spark gap, maka
arus mengisi kapasitor
• Ketika kapasitor terisi penuh, arus bergerak meloncati spark gap dan bergerak ke
lilitan primer.
• Lilitan primer yang dialiri listrik bertingkah sebagai induktor dan karena
terhubung dengan kapasitor dalam satu rangkaian, membentuk L – C seri
• Muatan yang melewati lilitan primer bergerak ke kapasitor lagi dan terus bergerak bolak
balik dengan frekuensi tertentu yang disebut frekuensi resonansi.
• Karena lilitan primer membentuk medan magnet setiap kali mendapat muatan, maka
sebagian dari energi itu ditangkap oleh lilitan ke 2 dan diubah menjadi listrik lagi
• Top Load bertingkah sebagai kapasitor dengan toroida dan bumi
• Rangkaian ini Juga Beresonansi dengan frekuensi tertentu
2.2.3 Bentuk keluaran dari rangkaian
 Unipolar - Salah satu ujung belitan sekunder terhubung ke terminal tegangan
tinggi tunggal, ujung lainnya dibumikan. Tipe ini digunakan dalam kumparan
modern yang dirancang untuk hiburan. Gulungan utama terletak di dekat
bagian bawah, potensi rendah akhir sekunder, untuk meminimalkan busur di
antara gulungan. Karena tanah (Bumi) berfungsi sebagai jalur kembali untuk
tegangan tinggi, busur streamer dari terminal cenderung melompat ke objek
ground yang berdekatan.
Gambar disamping merupakan desain dari
Unipolar coil yang biasa digunakan pada saat
ini.
Terminal tegangan tinggi adalah toroida
aluminium di bagian atas kumparan sekunder.

Gambar 2.3 Unipolar Coil

7
 Bipolar – Tidak ada ujung gulungan sekunder yang dibumikan, dan keduanya
dibawa ke terminal tegangan tinggi. Gulungan utama terletak di pusat
kumparan sekunder, berjarak sama antara dua terminal potensial tinggi, untuk
mencegah lengkung.
Bipolar coil, digunakan pada awal abad ke-20.
Ada dua terminal output tegangan tinggi,
masing-masing terhubung ke salah satu ujung
sekunder, dengan celah percikan di antara
mereka. Yang utama adalah 12 putaran kawat
berat, yang terletak di titik tengah sekunder
untuk mencegah busur di antara gulungan.

Gambar 2.4 Bipolar Coil

III. RANCANGAN SISTEM MINIATUR TESLA COIL (MTC) SKALA KECIL


2.3.1 Prinsip Kerja
Sebuah Tesla Coil adalah sebuah kumparan yang dapat menghasilkan medan listrik
tegangan tinggi dengan input daya yang kecil (9V), medan listrik tersebut cukup
untuk membangkitkan sebuah lampu fluorescent.
Miniatur Tesla Coil ini sangat sederhana dan dapat bekerja dengan bantuan baterai
9V dan beberapa komponen untuk dirangkai sehingga sangat sederhana untuk dibuat.

Miniature Tesla Coil yakni tesla coil tiruan dengan tegangan masukan sekitar 9V
mampu menyalakan lampu fluorescent karena gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan Miniature Tesla Coil tersebut akan menggerakkan atom-atom pada lampu
fluorescent. Prinsip kerja alat MTC menggunakan kumparan primer dan sekunder
yang beresonansi seperti pada trafo, tapi pada kumparan sekunder salah satu ujung
bagian atas dipotong dan dilepaskan 8nergy8. Medan elektromagnetik yang
dihasilkan oleh kumparan primer akan terinduksikan ke kumparan sekunder. Dari
bagian atas kumparan sekunder terdapat logam yang berfungsi menyebarkan
gelombang. Kumparan sekunder beresonansi karena salah satu ujung jika frekuensi
resonansi kumparan sekunder dan logam cukup dekat dengan frekuensi rangkaian

8
primer maka pada logam akan terbangkitkan tegangan cukup menghidupkan lampu
fluorescent. Lampu akan meredup bila kumparan sekunder ditarik keatas dan akan
terang jika ditarik kebawah serta mati jika dilepaskan dari kumparan sekunder.

2.3.2 Rangkaian Miniatur Tesla Coil

Gambar 2.5 Rangakaian MTC


Sebuah transistor frekuensi tinggi saat ini tinggi seperti 2N2222 digunakan untuk
memasok arus melalui kumparan primer (warna ungu). Rangkaian tersebut disupplai
oleh baterai 9V seperti yang ditunjukkan di atas. Ujung positif baterai mencapai
kolektor Transistor melalui kumparan primer, dan emitor dibumikan. Ini berarti
bahwa setiap kali transistor konduksi, arus akan mengalir melalui kumparan primer.
LED dan satu ujung kumparan primer juga terhubung ke basis transistor untuk
membuat rangkaian berosilasi, dengan cara ini transistor akan mengirim arus
berosilasi ke dalam kumparan primer.

Jadi, dengan pengaturan ini kita memiliki kumparan utama yang akan memiliki arus
berosilasi, dan karenanya akan menghasilkan fluks magnetik di sekitarnya. Sekarang,
kumparan ini melilit kumparan sekunder dan karenanya menurut hukum induksi
elektromagnetik tegangan akan diinduksikan dalam kumparan sekunder. Karena
jumlah putaran dalam kumparan sekunder sangat besar daripada kumparan primer,
tegangan ini akan menjadi tegangan yang sangat tinggi dan karenanya kumparan ini
akan memiliki fluks listrik yang sangat kuat di sekitarnya yang cukup kuat untuk
menyalakan bola lampu fluorescent normal dan digunakan dalam Transmisi Daya
Nirkabel.

9
Gambar 2.6 Lampu Menyala

Gambar diatas membuktikan bahwa lampu fluorescent dapat menyala akibat adanya
medan listrik disekitar Tesla Coil.

Untuk melihat tegangan yang dihasilkan Tesla Coil tersebut dapat diukur dengan
multimeter dengan mengukur antara ground dengan medan listrik yang ada disekitar
Tesla Coil.

Gambar 2.7 Tegangan Tesla Coil

Dapat dilihat bahwa tegangan pada Tesla Coil tersebut sebesar 1247V AC yang
dihasilkan dari supplai baterai 9V DC.

10
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Tesla Coil merupakan salah satu penemuan yang ditemukan oleh Nikola Tesla pada
tahun 1891. Tesla Coil mampu menghasilkan tegangan tinggi, arus kecil, frekuensi
tinggi listrik AC.
Tesla Coil menggunakan prinsip mirip trafo resonansi, prinsipnya mirip seperti trafo
tegangan AC pada umunya yang didesain untuk mentransfer energy secara efisien
dari kumparan primer ke sekunder. Akan tetapi trafo resonansi juga didesain sebagai
penyimpanan sementara 11nergy listrik.
Rangkaian Tesla Coil

Gambar 3.1 Rangkaian Sistem Tesla Coil


Sirkuit kumparan Tesla spark-excited yang umum, ditunjukkan di bawah ini, terdiri
dari komponen-komponen berikut :

• Trafo step up mengubah tegangan AC sumber 220 V PLN menjadi tegangan


tinggi 30 kV. Karena muatan belum cukup untuk melompati spark gap, maka
arus mengisi kapasitor
• Ketika kapasitor terisi penuh, arus bergerak meloncati spark gap dan bergerak ke
lilitan primer.
• Lilitan primer yang dialiri listrik bertingkah sebagai induktor dan karena
terhubung dengan kapasitor dalam satu rangkaian, membentuk L – C seri
• Muatan yang melewati lilitan primer bergerak ke kapasitor lagi dan terus bergerak bolak
balik dengan frekuensi tertentu yang disebut frekuensi resonansi.
• Karena lilitan primer membentuk medan magnet setiap kali mendapat muatan, maka
sebagian dari energi itu ditangkap oleh lilitan ke 2 dan diubah menjadi listrik lagi
• Top Load bertingkah sebagai kapasitor dengan toroida dan bumi
• Rangkaian ini Juga Beresonansi dengan frekuensi tertentu

11
Miniatur Tesla Coil
Miniatur Tesla Coil merupakan variasi skala kecil dari sebuah sistem Tesla Coil
dengan hanya menggunakan supplai baterai 9V dapat menghasilkan tegangan sampai
1kV lebih dan sedikit mengganti komponen tetapi tidak merubah prinsip dari Tesla
Coil pada dasarnya.

Gambar 3.2 Rangkaian MTC

Sebuah transistor frekuensi tinggi saat ini tinggi seperti 2N2222 digunakan untuk
memasok arus melalui kumparan primer (warna ungu). Rangkaian tersebut disupplai
oleh baterai 9V seperti yang ditunjukkan di atas. Ujung positif baterai mencapai
kolektor Transistor melalui kumparan primer, dan emitor dibumikan. Ini berarti
bahwa setiap kali transistor konduksi, arus akan mengalir melalui kumparan primer.
LED dan satu ujung kumparan primer juga terhubung ke basis transistor untuk
membuat rangkaian berosilasi, dengan cara ini transistor akan mengirim arus
berosilasi ke dalam kumparan primer. Fluks listrik yang sangat kuat di sekitarnya
yang cukup kuat untuk menyalakan bola lampu fluorescent normal dan digunakan
dalam Transmisi Daya Nirkabel.
Hasil dari Percobaan rangkaian diatas :

Lampu fluorescent (CFL) dapat menyala dan tegangan pada Miniatur Tesla Coil
mencapai 1247V AC

12
II. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Tesla_coil#Resonant_transformer

https://www.scribd.com/doc/258992770/Makalah-Mentransimisi-Daya-Listrik-
Tanpa-Kabel

https://dokumen.tips/documents/makalah-miniature-tesla-coil.html

https://circuitdigest.com/electronic-circuits/how-to-make-a-mini-tesla-coil-9v

https://www.youtube.com/watch?v=M-vz82dx6gQ&t=84s

14

Anda mungkin juga menyukai