Anda di halaman 1dari 8

Nama : Jan William

NIM : 072001600016
Lab. : Petrografi
Tugas : Tekstur Khusus Batuan Beku

TEKSTUR KHUSUS PADA BATUAN BEKU DAN PETROGENESISNYA

Dalam pendeskripsian batuan beku, tekstur merupakan salah satu hal yangpenting dalam
penentuan jenis batuan beku di samping komposisi batuan bekuitu sendiri. Tekstur pada batuan beku
sendiri merupakan aspek yang dapatmerepresentasikan genesa dari suatu batuan beku. Oleh karena
itu, berikut akandijelaskan tekstur khusus pada batuan beku beserta petrogenesa dari teksturkhusus
tersebut.

1. Porfiritik

Porfiritik merupakan tekstur khusus pada batuan beku yangterbentuk akibat adanya
perbedaan ukuran kristal mineral yang menyusun suatu batuan beku. Dalam tekstur khusus ini
dikenal 2 terminologi yaitu fenokris (mineral dengan ukuran lebih besar) dan masa dasar
(penyusun batuan dengan ukuran lebih kecil). Tekstur ini terbentuk akibat adanya kristalisasi
magma yang terjadi padadua kondisi berbeda. Fenokris akan cenderung terbentuk terlebih
dahulu ketika magma masih mengalami pendinginan relatif lambat, lalu saat magma bergerak
naik, suhu sekitar membuat magma mendingin lebih cepat sehingga akan terbentuk kristal
berukuran relatif lebih kecil daripada kristal yang terbentuk terlebih dahulu.Terdapat 2 jenis
tekstur porfiritik, yaitu faneroporfiritik (masa dasardan fenokris berukuran sedang atau > 0,05
mm) dan porfiroafanitik (fenokris berukuran >0,05 mm sedangkan masa dasar berukuranhalus
atau berukuran <0,05 mm).

Tekstur faneroporfiritik
Tekstur porfiroafinitik

2. Cummulate texture

Tekstur ini memiliki kenampakan yang dicirikan dengan adanya agregat kristal mineral dengan
densitas tinggi pada bagian dasar tubuh intrusi batuan beku. Tekstur ini terbentuk akibat berat
jenis mineral yang terbentuk pada awal pendinginan magma yang cenderung lebih berat daripada
magma sehingga menyebabkan terjadinya gravity settling yang menyebabkan mineral tersebut
terkumpul di bagian bawah tubuh batuan beku.

Cumulate texture dari mineral olivine, piroksen, plagiaklas dan magnetit

3. Intersertal

Tekstur ini tercirikan dengan adanya kenampakan gelas vulkanik yang mengisi ruang-ruang di
antara tubuh kristal mineral plagioklas.Tekstur ini sering ditemukan pada batuan beku vulkanik
intermediet atau basa seperti andesit hingga basalt. Tekstur ini terbentuk melalui proses yang
hampir mirip dengan tekstur porfiritik, di mana mineral plagioklas terbentuk terlebih dahulu lalu
ketika magma muncul ke permukaan terjadi pendinginan yang cepat yang menyebabkan lava
cenderung membentuk gelas vulkanik yang seolah-olah mengelilingi tubuh mineral plagioklas
yang terbentuk terlebih dahulu.
tekstur intersertal

4. Ofitik dan Subofitik

Tekstur ofitik dan subofitik memiliki kenampakan khas yang menampakkan hubungan khusus
antara mineral plagioklas dan mineral piroksen. Pada tekstur ofitik, mineral plagioklas ditemukan
dikelilingi oleh mineral piroksen. Tekstur ini dapat dianalogikan seperti plagioklas euhedral
sebagai fenokris pada masa dasar piroksen dengan ukuran yang relatif lebih besar namun
bentuknya subhedral. Sedangkan pada tekstur subofitik, kenampakan khas yang ditunjukkan
berupa mineral piroksen yang seolah-olah dikelilingi oleh mineral plagioklas karena ukuran
plagioklas yang cenderung lebih besar atau merupakan kebalikan dari tekstur ofitik.Tekstur ofitik
sendiri terbentuk melalui pendinginan magma basaltic yang berlangsung relatif lambat. Ketika
pendinginan terjadi intergrowth antara mineral plagioklas dan piroksen, namun plagioklas telah
terbentuk terlebih dahulu sehingga plagioklas cenderung memiliki bentuk euhedral hingga
subhedral. Selanjutnya dilanjutkan kristalisasi mineral piroksen yang mengisi ruang antar
plagioklas.
Tekstur subofitik terbentuk oleh pendinginan magma basaltic dengan pembentukan mineral
piroksen terlebih dahulu selanjutnya dilanjutkan intergrowth dengan mineral plagioklas.

tekstur ofitik
tekstur subofitik

5. Mikroporfiritik

Tekstur ini memiliki kenampakan khas yang menyerupai tekstur khusus porfiritik, namun yang
membedakan adalah kenampakan tekstur mikroporfiritik ini hanya dapat diamati melalui
pengamatan mikroskopis. Tekstur ini memiliki genesa yang relatif sama dengan tekstur porfiritik,
hanya saja batuan beku dengan tekstur ini cenderung ditemukan pada batuan beku vulkanik
ataupun hipabisal yang dekat dengan permukaan. Tempat pendinginan yang sedemikian rupa ini
menyebabkan pendinginan berlangsung cepat sehingga kristal-kristal mineral cenderung
terbentuk dalam ukuran kecil atau halus

tekstur mikroporfiritik

6. Trakhitik

Tekstur ini memiliki kenampakan yang cukup menarik berupa adanya mikrolit atau
cryptocrystalline plagioklas yang menunjukkan kesejajaran di antara mineral lain. Tekstur
trakhitik sering ditemukan pada batuan beku vulkanik. Tekstur ini terbentuk akibat adanya aliran
magma atau lava yang membuat orientasi penyusunan mineral menjadi sejajar. Hal ini cenderung
disebabkan karena bentuk kristal plagioklas yang cenderung memanjang akan lebih mudah
mengikuti arah aliran lava atau magma sesuai dengan arah memanjangnya kristal. Hal tersebut
dapat dianalogikan dengan aerodinamika.
tekstur trakhitik

7. Pilotasitik

Tekstur ini memiliki kemiripan dengan tekstur trakhitik dimana terdapat penyejajaran mikroli-
mikrolit plagioklas. Namun letak perbedaannya adalah pada tekstur ini penyusunan mikrolit-
mikrolit plagioklasnya cenderung sub-paralel. Kehadiran mikrolit plagioklas ini juga sering disertai
mikrokristalin lain. Tekstur ini terbentuk juga karena aliran magma atau lava yang
memperngaruhi penyusunan mikrolit-mikrolit plagioklas pada batuan beku, namun pengaruh
aliran tidak terlalu dominan sehingga penyusunannya cenderung sub-paralel. Aliran seperti ini
bisa terjadi karena aliran lambat atau aliran lava kental.

tekstur pilotasitik

8. Poikilitik

Tekstur ini menunjukkan kenampakan adanya inklusi mineral-mineral secara acak dan tidak
teratur pada suatu tubuh kristal mineral yang besar. Tekstur ini terbentuk akibat mineral-mineral
yang menginklusi terbentuk terbentuk terlebih dahulu. Selanjutnya terjadi pembentukan mineral
yang diinklusi melalui pendinginan magma secara lambat akibat perubahan kondisi sekitar
sehingga mineral yang terbentuk ini memiliki waktu lebih untuk tumbuh dengan nukleasi yang
lambat. Keadaan ini akan menyebabkan mineral yang besar tampak diinklusi oleh mineral-
mineral yang lebih kecil.
tekstur poikilitik (inklusi mineral mafik pada plagioklas)

9. Intergranular

Tekstur ini memiliki kenampakan berupa adanya kumpulan mineral mafik (biasanya piroksen)
dengan ukuran relatif lebih kecil di antara mineral plagioklas yang tersusun secara acak dan tidak
teratur. Tekstur ini terbentuk akibat dari jenis magma sumber yang menyebabkan dominasi
mineral yang terbentuk berupa mineral mafik dan mineral Ca plagioklas. Proses pendinginan
berlangsung secara bertahap dari mineral Ca plagioklas selanjutnya mineral piroksen yang
terbentuk pada proses pendinginan lebih cepat.Karena mineral piroksen terbentuk setelah
plagioklas, mineral ini cenderung mengisi ruang-ruang antara plagioklas.

tekstur intergranular

10. Intergrowth

Tekstur ini secara umum menunjukkan kenampakan pertumbuhan bersama antara 2 jenis
mineral yang berbeda jenisnya. Secara umum tekstur ini dapat dijelaskan menggunakan diagram
fase dengan melihat suhu kristalisasi suatu mineral hingga mencapai titik euthetic. Tekstur ini
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Graphic

Pada tekstur ini tampak bahwa mineral kuarsa tertanam secara acak dalam mineral
K-feldspar. Kedua mineral initumbuh secara bersama-sama dengan tingkat kristalisasi yang
berbeda. Hal ini terjadi karena adanya kehadiran fase aqueous yang menyebabkan terjadinya
intergrowth antara mineral kuarsa dengan mineral ortoklas (K-feldspar).

intergrowth jenis graphic

b. Granophiric

Terdapat kuarsa berbentuk anhedral dengan letak tidak teratur. Hal ini disebabkan
mineral kuarsa yang mengkristal bersama mineral feldspar terbentuk pada daerah batas
kristal lain.

intergrowth jenis granophyric

c. Myrmekitic

Menunjukkan intergrowth antara kuarsa dan plagioklas dengan ciri khas berupa bentuk kuarsa
yang berbentuk seperti cacing di antara plagioklas. Hal ini terbentuk ketika kristalisasi
plagioklas belum sempurna di saat itulah kuarsa masuk mengisi rongga yang belum
terkristalisasi sempurna.
intergrowth jenis myrmekitic

11. Perthite dan Antiperthite

Tekstur ini secara umum menunjukkan kenampakan intergrowth antara mineral ortoklas dan
plagioklas. Perthite menampakkan intergrowth ortoklas di dalam plagioklas dengan orientasi
mineral ortoklas cenderung sejajar bidang belahan mineral plagioklas.Sedangkan antiperthite
merupakan kebalikan dari perthite. Pembentukan tekstur ini juga dapat dijelaskan melalui
diagram fase hingga menuju titik euthetic. Pada perthite mineral plagioklas terbentuk terlebih
dahulu dan saat belum sempurna mineral ortoklas terkristalisasi pada bidang belahan yang belum
sempurna terbentuk.

tekstur perthite

Anda mungkin juga menyukai