Anda di halaman 1dari 2

Kampung Adat Praiyawang (Rende), Rindi, Sumba Timur, NTT.

Terrletak di 69 km sebelah Timur Kota Waingapu. Kampung tersebut merupakan ibukota kepala Swapraja
Rindi Mangili.

Menurut catatan sejarah, tahun 1819 kampung adat ini sudah ada dengan sistem kerajaan. Raja yg
memegang tahta adalah garis lurus keturunan raja sebelumnya dari istri pertama. Sistem kerajaan di
kampung ini mengharuskan membunuh salah satu Hamba (pengikut) apabila ada Raja yg meninggal.
Namun aturan ini sudah ditinggalkan. Pada tahun 1960 an sistem kerajaan sudah ditinggalkan dan mulai
bergabung dgn pemerintahan RI.

Kubur batu dari makam raja-raja terdahulu hingga kini masih berdiri kokoh. Setiap nisan dari makam raja
memiliki filosofi tersendiri disesuaikan dgn prestasi dan karakteristik raja. Makam raja pertama memiliki
batu nisan berbentuk orang utan yang sudah mulai lapuk dimakan usia.

Kampung adat Praiyawang juga memiliki hasil karya yang sangat menawan, yakni kain tenun songketnya.
Terbuat dari bahan-bahan alami yg dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menjadi karya yang begitu
memukau dunia. Bahkan kain hasil tenunan dari kampung ini telah ada di salah satu museum di Belanda.

Kain yang saya kenakan sebagai selendang ini disebut Kombu. Warna merahnya terbuat dari akar
mengkudu. Kain berbahan dasar alami seperti ini bisa dihargai hingga 1-2 jt rupiah.

Sedangkan sarung yang saya pakai adalah sarung tenun songket dengan motif asli sumba.

-Sumber : Wawancara dengan Mama Rambu Intan (salah satu keturunan Raja)-

Masih banyak sejarah dari kampung adat ini. �

Dari ajaran Aliran Kepercayaan Marapu hingga aturan kerajaan yang pernah mereka anut.

Indonesia memang kaya. Di tengah arus modernisasi tetap menjaga Tradisi. ���

Anda mungkin juga menyukai