TUGAS OBSERVASI Instalasi Gizi
TUGAS OBSERVASI Instalasi Gizi
UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Cara
Observasi merupakan pencatan yang sistematis dan perekaman
peristiwa, perilaku dan benda-benda dilingkungan social tempat studi
berlangsung. Observasi adalah metode dasar yang sangat penting dalam
penelitian kualitatif. Metode ini digunakan untuk menemukan interaksi
dalam situasi social yang sebenarya. Metode observasi yang digunakan
adalah jenis observasi terbuka dimana observer mereka yang tengah diteliti
mengetahui dari awal bahwa peneliti melakukan kegiatan observasi.
Sedangkan jenis pencatatan observasi yang dilakukan adalah catatan
deskriptif yang merupakan penggambaran yang terinci dan akurat tentang
hal hal yang dialami, dilihat, dan didengar peneliti di lapangan
(Evi&Sudarto, 2016).
Studi dilaksanakan oleh observer sendiri dengan mengunjungi
langsung ke lokasi Instalasi Laundry RSU Adhyaksa dan mengamati secara
langsung semua proses yang terjadi. Selanjutnya observer mengamati focus
yang akan diobservasi yaitu bangunan serta penempatan peralatan. Hasil
dari pengamatan observer tuangkan dalam catatan yang dimiliki observer
untuk mencatat semua hasil pengamatan yang observer amati.
2.2 Sasaran
2.3 Tempat
2.4 Waktu
BAB III
HASIL
linen non infeksius. Ruangan tersebut berukuran 4x4 meter dengan dinding
berwarna krem dan lantai terbuat dari keramik berwarna krem, jarak antara
lantai dan lengit langit sebesar 2,25 cm dengan langit langit berwarna putih.
Terdapat meja kayu di sebelah kiri yang digunakan petugas sebagai tempat
pencatatan linen kotor yang masuk. Diatas meja terdapat masker, sarung
tangan dan beberapa buku serta berkas administrasi instalasi laundry yang
diletakkan tidak beraturan. Di sebelah kiri pintu terdapat APAR dan botol
handrub yang tergantung di dinding diatas APAR tertempel tulisan APAR
dan petunjuk penggunaan APAR yang terbuat dari akrilik. Diatas botol
handrub tertempel stiker tentang tata cara handrub yang benar. Juga terdapat
timbangan elektrik berukuran 40x50 cm dengan tinggi 75 cm yang
digunakan untuk menimbang linen kotor yang masuk. Didepan pintu
berjarak 2,5 meter terdapat mesin pencucian linen non infeksius mesin
tersebit berwarna abu abu, setinggi 1,75 meter dengan panjang 1,25 meter
dan lebar 1,25 meter. Mesin tersebut mempunyai bukaan di depan untuk
memasukkan cucian. Mesin tersebut tersambung dengan selang mesin
dispenser chemical yang terdapat pada sebelah kanan belakang mesin cuci
dan tertempel di tembok yang berguna untuk menaikkan chemical dari
jirigen chemical ke dalam mesin cuci . Ada lima buah jirigen chemical di
belakang mesin cuci non infeksius, jirigen chemical tersebut berwarna putih
tersebut diletakkan diatas pallet kayu. Disebalah kiri diantara mesin cuci
dan dinding terdapat troli linen kotor, masing masing troli berukuran lebar
0,75 m dengan panjang 1 m dan tinggi 0,75 m. Troli dilapisi dengan pelapis
troli berwarna biru tua yang terbuat dari bahan plastik dan direkatkan di
sekeliling troli . Dua troli kosong sedangkan satu troli tampak penuh bahkan
sudah overload dengan linen kotor yang dibungkus dengan plastik infeksius
berwarna kuning. Didinding belakang mesin cuci sebelah kiri terdapat panel
listrik tertutup berwarna abu abu berukuran 0,5x40 cm.
Disebelah kalan dan kiri ruangan terdapat jalan akses tanpa pintu ke
ruangan lain, yang dibatasi dengan tirai plastik , sebagian tirai platik telah
copot . Jalan akses tersebut berukuran 2x2 mater menuju ruang pencucian
linen infeksius. Ruangan tersebut berukuran 2 x 4 m. Di sebelah kanan
17
akses menuju ruangan tersebut tanpa pintu dan berukuran 2x2 meter, yang
dibatasi dengan tirai plastik, sebagian tirai platik telah copot . Di sebelah
kanan jalan masuk terdapat dua buah mesin pengering. Satu mesin bermerek
elektrolux berukuran setinggi 1,75 meter dengan panjang 1,25 meter dan
lebar 1,25 meter. Satu mesin lagi bermerek aquastar berukuran setinggi 1,75
meter dengan panjang 1,25 meter dan lebar 1,25 meter. Dibelakang mesin
cuci terssebut tampak pipa aliran udara yang tersambung dari mesin cuci ke
langit langit untuk selanjutnya terhubung dengan mesin bowler di luar
ruangan. Mesin tersebut dioperasikan oleh seorang operator dalam
pengoprasiannya operator tampak memasukkan cucian yang selesai dicuci
dari mesin pencucian ke mesin pengering. Operator menggunakan baju
kerja berwarna hijau berlengan pendek dan bercelana hijau panjang.
Operator tampak tidak memakai sarung tangan, penutup kepala dan masker
serta menggunakan sandal jepit.
Di depan mesin pengering terdapat sebuah meja kayu berwarna hitam
dan dua buah kursi, satu kursi berwarna oranye dan satu kursi berwarna
hitam. Meja dan kursi tersebut digunakan oleh petugas laudry untuk
mencatat jumlah cucian yang diambil oleh ruangan. Didinding di belakang
kursi terdapat papan putih tempat jadwal kerja instalasi laundry, juga
terdapat botol handrub berwarna putih sedikit transparan yang berisikan
cairan handrub, diatas cairan handrub dipasang petunjuk langkah langkah
melakukan handrub yang terbuat dari bahan akrilik. Diatas meja terdapat
perfurator, berkas pencatatan instalasi laundry dan kotak masker. Di
sebelah meja terdapat sebuah meja untuk melipat besar berukuran 2x2
meter dan dialasi kain berwarna putih. Di belakang meja tampak mesin
penyetrika otomatis sepanjang 2 meter dan setinggi 1 meter. Seorang
petugas laundry tampak sedang melakukan pelipatan cucian yang telah
dikeluarkan dari mesin pengering. Petugas tersebut tidak memakai masker,
tidak memakai penutup kepala dan menggunakan sandal jepit saja.
Di sepanjang dinding sebelah kanan mesin penyetrika terdapat lemari
lemari penyimpanan linen berjumlah 5 buah yang terbuat dari kayu dan
berwarna krem. Lemari lemari tersebut masing masing mempunyaai 3 pintu
19
dan berukuran 1,5 meter, setinggi 1,25 mater. Diatas lemari tersebut
diletakkan berbagai macam benda diantaranya linen bersih, selimut pasien
yang dibukus plastik, setrika, berkas berkas, bantex, bussines file, perlak
dan baju kerja. Sisamping lemari terdapat sofa hitam yang digunakan
operator untuk duduk dan beristirahat
Disebelah kanan lemari lemari tersebut terdapat pintu kayu berkaca
bertuliskan ruang penyimpanan linen bersih ruangan tersebut berukuran 2x
4 meter berisi 1 rak besi dan 4 lemari kayu berkaca. Rak besi bertingkat 4
setinggi 2 meter dengan panjang 1,5 meter digunakan sebagai tempat linen
bersih. Disamping itu terdapat juga lemari kayu bersekat 16 dengan 4 pintu
kaca yang digunakan sebagai tempat linen bersih. Penyimpanan linen
dalam lemari dibedakan sesuai dengan jenis linen, disetiap sekat hanya diisi
dengan satu jenis linen saja.
Ruangan pengeringan dan setrika tidak mempunyai akses jendela dan
hanya mempunyai 1 pintu keluar saja yaitu pintu linen bersih. Di sebelah
kanan pintu keluar terdapat wastafel cuci tangan yang terbuat dari bahan
keramik. Diatas wastafel tersebut terdapat dua botol pump berwarna putih
yang sedikit trasparan yang berisikan sabun cuci tangan berwarna pink dan
hijau. Diatas wastafel terdapat stiker petunjuk tentang cara mencuci tangan
menggunakan sabun. Dibawah sebelah kiri dari wastafel terdapat tempat
sampah injak setinggi 30 Cm berwarna hitam dan bagian dalam dilapisi
dengan plastik sampah berwarna hitam. Apa bila keluar dari pintu tersebut
maka kita akan sampai di lorong yang sama pada saat kita masuk
20
BAB V
PEMBAHASAN
(35%), dan fasilitas pendukung dalam kategori memenuhi syarat (94%). Sehingga
kondisi sanitasi lingkungan Pasar Ibu Kota Payakumbuh masih dalam kategori
kurang sehat (60%).
3.2.2 Mengidentifikasi Bangunan Kios Pasar Tradisional Depok Jaya
Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa bangunan
kios pasar termasuk dalam kategori cukup (65%-79%). Hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil observasi yaitu dimana setiap kios bersih dan tidak ada tempat
sampah yang berserakan, tidak ada sampah menumpuk dan membusuk, ada meja
tempat berjualan dan kondisi bersih kecuali barang-barang seperti sembako dan
hasil laut atau unggas terlihat tidak terawat atau kotor dan tidka rapih.
Berdasarkan Kepmenkes No 519/Menkes/SK/VI/2008, penataan ruang dagang
atau pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan klasifikasinya
seperti: basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan unggas, tempat penjualan
daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus.
Penelitian yang dilakukan Artada dkk (2014) dalam (Frans, 2017), menyebutkan bahwa
pembagian area di pasar Tanjung yaitu masih banyak pedagang yang menjual barang-
barang dari plastik ataupun alat-alat dapur yang menjual dagangannya di lantai dua yang
seharusnya zona khusus untuk bahan pangan dan makanan, dan masih banyak juga penjual
buah-buahan dan bumbu dapur yang menjual dagangannya di lantai satu yang seharusnya
merupakan zona non pangan. Sementara itu hasil penelitian Frans (2017) yang dilakukan
pada lingkungan pasar Towoe tidak bersih, terdapat sampah berserahkan di jalan/lorong
pasar, peralatan yang digunakan penjual diletakan disembarang tempat dan menghalangi
jalan, seperti tempat bekas bawang, maupun sayur- mayur dan masih banyak pedagang
pasar yang berjualan di sembarang tempat sehingga membuat lorang-lorong pasar menjadi
sempit.
3.2.3 Mengidentifikasi Tempat Parkir Pasar Tradisional Depok Jaya
Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tempat
parkir pasar tradisional Depok Jaya termasuk dalam kategori baik (≥ 80%). Hal ini
dibuktikan dengan tersedianya tempat parkir untuk kendaraan roda dua, roda tiga,
roda empat, dan tempat bongkar muat barang dagangan. Selain itu tempat parkir
kendaraan pengangkut unggas hidup terpisah dari kendaraan lain dan jalur masuk
dan keluar kendaraan terpisah dengan jelas.
Kepmenkes (2008) pasar sebagai tempat umum wajib menyediakan tempat
parkir untuk kendaraan roda dua , roda tiga dan roda empat dan tempat bongkar
23
muat barang dangan, tempat parkir kendaraan pengangkut unggas hidup harus
terpisah dari kendaraan lain serta tersedianya jalur masuk dan keluar terpisah
dengan jelas.
Febri (2015) dalam penenlitiannya menyampaikan bahwa Area parkir di pasar
Flamboyan dan pasar Mawar belum di kelola dengan baik dan seperti tidak ada
tempat parkir dimana hanya memiliki lantai semen tidak memiliki atap
sehingga membuat kendaraan yang diparkirkan tidak nyaman dan aman dari
gangguan cuaca seperti hujan atau terik matahari, serta kurang aman dari aksi
pencurian sepeda motor. Tempat parkir yang disediakan belum teratur terlihat
bercampur aduk antara kendaraan roda dua roda tiga (becak) dan roda empat. Selain
itu kendaraan roda empat seperti mobil terlihat di parkirkan di depan toko di dalam
maupun diluar lokasi pasar Flamboyan hingga sampai pinggir jalan hal ini
sehingga dapat menyebabkan kemacetan jalan raya di depan pasar di tambah lagi
belum tersedianya jalur masuk dan keluar yang terpisah dengan jelas. Area parkir
khusus pengangkut hewan hidup dan hewan mati juga tidak tersedia, sehingga para
pengangkut hewan mati dan hidup ini memarkirkan angkutannya menggunakan
jalan di sekitar pasar sehingga area jalan yang tersedia menjadi sempit. Sementara
Elida, (2015) dalam (Febri, 2015) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Tentang
Sarana Dan Prasarana Pasar Medan Deli Di Kecamatan Medan Barat Kota
Medan diketahui bahwa di pasar medan deli terdapat satu unit area parkir. area
parkir di pasar medan deli ini tidak di kelola dengan baik dan seperti tidak ada
tempat parkir dimana hanya memiliki lantai tanah tidak memiliki atap sehingga
membuat kendaraan yang diparkirkan tidak nyaman dan aman dari gangguan cuaca
seperti hujan atau terik matahari, serta tidak aman dari aksi pencurian sepeda motor.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2004. Pedoman Manajemen Linen Rumah Sakit. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI
Martha Evi dan Kresno Sudarti. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bidang
Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
DOKUMENTASI
Ruang Chemical
Ruang Pengeringan
Ruang Setrika
Ruang Penyimpanan Linen Bersih
Pintu Keluar linen Bersih