Anda di halaman 1dari 22

10

UNIVERSITAS INDONESIA

OBSERVASI INSTALASI LAUNDRY RSU ADHYAKSA

TUGAS MATA KULIAH


METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

NAMA : SYABILILA INDRASWARI


NPM : 1806254825

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOK
2019
11

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit


adalah melalui pelayanan penunjang medik, khususnya dalam
pengelolaan linen di rumah sakit. Dengan pengelolaan linen yang baik
diharapkan menurunkan angka kejadoian infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial adalah infeksi yang khas terjadi atau didapat di rumah sakit.
Infeksi ini telah dikenal sejak lama. Permasalahan yang terjadi akibat infeksi
nosokomial sangatlah kompleks dan dapat menyebabkan kerugian bagi
pasien maupun bagi rumah sakit. Mengingat bahwa penularan penyakit
dapat melalui udara, percikan dan kontak, sehingga indicator kejadian
infeksi nosokomial menjadi penting untuk diperhatikan. Selanjutnya salah
satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nosokomial adalah dengan
melakukan manajemen linen yang baik. Selain itu pengetahuan dan perilaku
petugas kesehatan juga mernpunyai peran yang sangat penting. Petugas
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain
(pasien dan pengunjung) serta bertanggung jawab sebagai pelaksana
kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Semua ruangan di rumah
sakit memerlukan dan menggunakan linen. Manajemen linen yang baik di
rumah sakit merupakan salah satu aspek penunjang medik, yang berperan
dalam upaya meningkatkan mutu layanan di rumah sakit. Manajemen
dimaksud dimulai dari perencanaan, penanganan linen bersih, penanganan
linen kotor pencucian hingga pemusnahan.

Secara khusus penanganan linen kotor sangat penting guna


mengurangi risiko infeksi nosokomial. Proses penanganan tersebut
mencakup pengumpulan, pesortiran, pencucian, penyimpanan hingga
distribusi ke ruangan ruangan di rumah sakit. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pelayanan di rumah sakit adalah melalui pemberian
pelayanan penunjang medik yang profesional, bemutu dan aman.
12

Mengingat bahwa linen digunakan disetiap ruangan di rumah sakit, maka


diperlukan pengelolaan linen secara komprehensif.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah Instalasi laundry RSU Adhyaksa telah memenuhi standar instalasi
laundry yang baik

1.3 Tujuan

Mengetahui apakah Instalasi Laundry RSU Adhyaksa sudah


termasuk memenuhi syarat dari segi bangunan dan penempatan sesuai
dengan ketentuan yang telah diatur oleh pemerintah dalam hal ini
kementrian kesehatan.
13

BAB 2

METODOLOGI

2.1 Cara
Observasi merupakan pencatan yang sistematis dan perekaman
peristiwa, perilaku dan benda-benda dilingkungan social tempat studi
berlangsung. Observasi adalah metode dasar yang sangat penting dalam
penelitian kualitatif. Metode ini digunakan untuk menemukan interaksi
dalam situasi social yang sebenarya. Metode observasi yang digunakan
adalah jenis observasi terbuka dimana observer mereka yang tengah diteliti
mengetahui dari awal bahwa peneliti melakukan kegiatan observasi.
Sedangkan jenis pencatatan observasi yang dilakukan adalah catatan
deskriptif yang merupakan penggambaran yang terinci dan akurat tentang
hal hal yang dialami, dilihat, dan didengar peneliti di lapangan
(Evi&Sudarto, 2016).
Studi dilaksanakan oleh observer sendiri dengan mengunjungi
langsung ke lokasi Instalasi Laundry RSU Adhyaksa dan mengamati secara
langsung semua proses yang terjadi. Selanjutnya observer mengamati focus
yang akan diobservasi yaitu bangunan serta penempatan peralatan. Hasil
dari pengamatan observer tuangkan dalam catatan yang dimiliki observer
untuk mencatat semua hasil pengamatan yang observer amati.

2.2 Sasaran

Studi Observasi dilaksanakan di Instalasi Laundry RSU Adhyaksa.


Rumah Sakit Umum Adhyaksa yang berlokasi di Jalan Hankam Raya No.
60, Ceger, Jakarta Timur, berdiri di atas lahan seluas 10.138m2. RSU
Adhyaksa terdiri atas dua gedung utama, yaitu gedung depan dan gedung
belakang. Sebelum tahun 2015 Kejaksaan RI sudah memiliki sarana
prasarana kesehatan berupa balai pengobatan umum dan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Pada tanggal 27
Juli 2014 telah dilakukan kesepakatan kerjasama bersama Kejaksaan RI
14

dengan Kementrian Kesehatan dalam peyelenggaraan pelayanan kesehatan


RS pusat kesehatan Kejaksaan RI dengan No.KEP-106/A/JA/07/2010 ,
No.997/Menkes/PB/VI/2010.
Pada tanggal 9 September 2014 dan tanggal 12 September 2014
telah dilakukan peresmian kawasan Adhyaksa Loka termasuk RSU
Adhyaksa oleh Presiden RI Bapak DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono,
Jaksa Agung RI Bapak Basrief Arief,SH, MH dan Gubernur DKI Jakarta
bapak Ir.H. Jokowi Widodo.
Pada tahun 2017 dilakukan perjanjian kerjasama asntara Kejaksaaan
RI dengan Pemprov DKI Jakarta nomor 2 tahun 2017 tentang penyerahan
pengelolaan RSU Adhyaksa, sehingga semenjak perjanjian tersebut keluar,
RSU Adhyaksa dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta

2.3 Tempat

Tempat pelaksanaan observasi yaitu di Instalasi Laundry RSU


Adhyaksa.

2.4 Waktu

Pelaksanaan observasi dilakukan pada tanggal 6 Maret 2019 pukul


09.30 WIB hingga pukul 10.30 WIB
15

BAB III

HASIL

Saat melakukan observasi, observer menggunakan kemeja polos putih


berbahan drill berlengan panjang dengan dua buah saku di kanan dan kiri
bawah. Observer menggunakan celana panjang berwarna coklat berbahan
kain drill. Observer menggunakan kerudung coklat tua dan dikancingkan
dengan bros kain bunga berwarna krem. Observer menggunakan jam tangan
berwarna hitam dan gelang tasbih kayu berwarna coklat tua. Observer
menggunakan sepatu fantofel karet berwarna hitam tanpa hak dan datang
mengobservasi membawa buku catatan serta handphone.
Instalasi Laundry RSU Adhyaksa terletak di lantai basement
berdekatan dengan instalasi gizi. Untuk menuju ke instalsi laudry harus
melewati lorong tertutup di depan instalasi gizi dengan dengan lebar 3
meter. Lorong etrsebut berpencahayaan redup dengan hanya ada 2 buah
lampu ukuran kecil. Setelah sampai diujung lorong terdapat tiga pintu yang
tampak terbuka semua, pintu pintu tersebut terbuat dari baja. Pintu pertama
berada di ujung lorong dengan lebar 2 meter dan tinggi dua meter, pintu ini
digunakan sebagai pintu keluar linen bersih. Di sebelah kiri terdapat pintu
baja dengan lebar 1,5 meter dan tinggi 2 meter, yang merupakan pintu linen
kotor. Di sebalah kanan lorong terdapat pintu kayu berwarna krem dengan
sedikit kaca yang merupakan akses masuk ke ruang istirahat sekaligus ruang
ganti baju pegawai instalasi laundry yang berukuran 2x1,5 meter, bercat
krem berlantai keramik warna krem, jarak antara lantai dan langit langit
sebesar 2,25 m. Di dalam ruang tersebut terdapat gantungan baju dengan
beberapa baju tergantung di sebelah kiri, twrdapat juga sebuah lemari kayu
berwarna krem yang digunakan untuk menyimpan tas para pegawai. Diatas
lemari tersebut terdapat dispenser air mineral, galon air dan beberapa gelas.
Terdapat sandal karyawan di lantai sebelah lemari, sandal diletakkan tidak
beraturan.
Saat masuk ke pintu linen kotor terdapat sebuah ruangan yang
digunakan sebagai ruang penerimaan linen kotor sekaligus ruang pencucian
16

linen non infeksius. Ruangan tersebut berukuran 4x4 meter dengan dinding
berwarna krem dan lantai terbuat dari keramik berwarna krem, jarak antara
lantai dan lengit langit sebesar 2,25 cm dengan langit langit berwarna putih.
Terdapat meja kayu di sebelah kiri yang digunakan petugas sebagai tempat
pencatatan linen kotor yang masuk. Diatas meja terdapat masker, sarung
tangan dan beberapa buku serta berkas administrasi instalasi laundry yang
diletakkan tidak beraturan. Di sebelah kiri pintu terdapat APAR dan botol
handrub yang tergantung di dinding diatas APAR tertempel tulisan APAR
dan petunjuk penggunaan APAR yang terbuat dari akrilik. Diatas botol
handrub tertempel stiker tentang tata cara handrub yang benar. Juga terdapat
timbangan elektrik berukuran 40x50 cm dengan tinggi 75 cm yang
digunakan untuk menimbang linen kotor yang masuk. Didepan pintu
berjarak 2,5 meter terdapat mesin pencucian linen non infeksius mesin
tersebit berwarna abu abu, setinggi 1,75 meter dengan panjang 1,25 meter
dan lebar 1,25 meter. Mesin tersebut mempunyai bukaan di depan untuk
memasukkan cucian. Mesin tersebut tersambung dengan selang mesin
dispenser chemical yang terdapat pada sebelah kanan belakang mesin cuci
dan tertempel di tembok yang berguna untuk menaikkan chemical dari
jirigen chemical ke dalam mesin cuci . Ada lima buah jirigen chemical di
belakang mesin cuci non infeksius, jirigen chemical tersebut berwarna putih
tersebut diletakkan diatas pallet kayu. Disebalah kiri diantara mesin cuci
dan dinding terdapat troli linen kotor, masing masing troli berukuran lebar
0,75 m dengan panjang 1 m dan tinggi 0,75 m. Troli dilapisi dengan pelapis
troli berwarna biru tua yang terbuat dari bahan plastik dan direkatkan di
sekeliling troli . Dua troli kosong sedangkan satu troli tampak penuh bahkan
sudah overload dengan linen kotor yang dibungkus dengan plastik infeksius
berwarna kuning. Didinding belakang mesin cuci sebelah kiri terdapat panel
listrik tertutup berwarna abu abu berukuran 0,5x40 cm.
Disebelah kalan dan kiri ruangan terdapat jalan akses tanpa pintu ke
ruangan lain, yang dibatasi dengan tirai plastik , sebagian tirai platik telah
copot . Jalan akses tersebut berukuran 2x2 mater menuju ruang pencucian
linen infeksius. Ruangan tersebut berukuran 2 x 4 m. Di sebelah kanan
17

terdapat mesin pencucian infeksius dengan merek elekrolux berukuran


setinggi 1,75 meter dengan panjang 1,25 meter dan lebar 1,25 meter.
Disamping sebelah kiri mesin cuci terdapat dispenser chemical yang
tersambung dengan selang mesin cuci, dan tertempel di tembok yang
berguna untuk menaikkan chemical dari jirigen chemical ke dalam mesin
cuci . Ada lima buah jirigen chemical, jirigen chemical tersebut berwarna
putih tersebut diletakkan diatas pallet kayu. Disamping kiri jalan masuk
terdapat tempat sampah infeksius berwarna kuning dan palet kayu
berukuran 30 x 120 cm. Diatas palet kayu tersebut terdapat dua ember berisi
chemichal bubuk laundry dan satu jirigen berwarna biru berisi cairan
chemical.
Di ujung ruangan cuci linen infeksius terdapat pintu baja berukuran
1,5 x 2 meter dengan 2 buah handel pintu, pada pintu tersebut dipasang dua
buah stiker. Stiker pertama bertuliskan gudang chemical dan stiker kedua
bertuliskan bahan berbahaya dan beracun. Disebelah pintu tersebut terdapat
kain pel yang disandarkan pada tembok samping pintu. Ruangan dibalik
pintu tersebut berbentuk seperti cone yang asimetris berukuran lebar 2
meter dan panjang 2 meter. Terdapat jirigen jirigen dan ember dan berisi
chemical namun ada juga jirigen jirigen kosong. Jirigen dan ember tersebut
diletakkan bertumpuk tumpuk. Sebagian jirigen chemical diletakkan diatas
pallet kayu namun sebagian lagi diletakkan diatas lantai. Disebelah kanan
pintu masuk gudang chemical terdapat sapu lidi, 3 buah alat pengepel,
timbangan injak, kardus baskom, selang, pipa, gayung dan plastik plastik
yang diletakkan tidak beraturan diatas jirigen chemical dan lantai.
Mesin pencucian infeksius dan non infeksius dioperasikan oleh
seorang operator. Dalam mengoperasikan mesin tersebut operator tampak
menggunakan baju kerja berlengan pendek dan bercelana panjang, baju
kerja tersebut berwarna hijau, operator juga tampak menggunakan masker,
tutup kepala dan sepatu boot, operator tidak menggunakan penutup kepala.
Di sebelah kanan ruang penerimaan linen kotor terdapat akses ke
ruangan pengeringan dan setrika. Ruang pengeringan dan ruang
penyetrikaan menjadi satu, tidak tersekat dan berukuran 8 kali 4 meter. Jalan
18

akses menuju ruangan tersebut tanpa pintu dan berukuran 2x2 meter, yang
dibatasi dengan tirai plastik, sebagian tirai platik telah copot . Di sebelah
kanan jalan masuk terdapat dua buah mesin pengering. Satu mesin bermerek
elektrolux berukuran setinggi 1,75 meter dengan panjang 1,25 meter dan
lebar 1,25 meter. Satu mesin lagi bermerek aquastar berukuran setinggi 1,75
meter dengan panjang 1,25 meter dan lebar 1,25 meter. Dibelakang mesin
cuci terssebut tampak pipa aliran udara yang tersambung dari mesin cuci ke
langit langit untuk selanjutnya terhubung dengan mesin bowler di luar
ruangan. Mesin tersebut dioperasikan oleh seorang operator dalam
pengoprasiannya operator tampak memasukkan cucian yang selesai dicuci
dari mesin pencucian ke mesin pengering. Operator menggunakan baju
kerja berwarna hijau berlengan pendek dan bercelana hijau panjang.
Operator tampak tidak memakai sarung tangan, penutup kepala dan masker
serta menggunakan sandal jepit.
Di depan mesin pengering terdapat sebuah meja kayu berwarna hitam
dan dua buah kursi, satu kursi berwarna oranye dan satu kursi berwarna
hitam. Meja dan kursi tersebut digunakan oleh petugas laudry untuk
mencatat jumlah cucian yang diambil oleh ruangan. Didinding di belakang
kursi terdapat papan putih tempat jadwal kerja instalasi laundry, juga
terdapat botol handrub berwarna putih sedikit transparan yang berisikan
cairan handrub, diatas cairan handrub dipasang petunjuk langkah langkah
melakukan handrub yang terbuat dari bahan akrilik. Diatas meja terdapat
perfurator, berkas pencatatan instalasi laundry dan kotak masker. Di
sebelah meja terdapat sebuah meja untuk melipat besar berukuran 2x2
meter dan dialasi kain berwarna putih. Di belakang meja tampak mesin
penyetrika otomatis sepanjang 2 meter dan setinggi 1 meter. Seorang
petugas laundry tampak sedang melakukan pelipatan cucian yang telah
dikeluarkan dari mesin pengering. Petugas tersebut tidak memakai masker,
tidak memakai penutup kepala dan menggunakan sandal jepit saja.
Di sepanjang dinding sebelah kanan mesin penyetrika terdapat lemari
lemari penyimpanan linen berjumlah 5 buah yang terbuat dari kayu dan
berwarna krem. Lemari lemari tersebut masing masing mempunyaai 3 pintu
19

dan berukuran 1,5 meter, setinggi 1,25 mater. Diatas lemari tersebut
diletakkan berbagai macam benda diantaranya linen bersih, selimut pasien
yang dibukus plastik, setrika, berkas berkas, bantex, bussines file, perlak
dan baju kerja. Sisamping lemari terdapat sofa hitam yang digunakan
operator untuk duduk dan beristirahat
Disebelah kanan lemari lemari tersebut terdapat pintu kayu berkaca
bertuliskan ruang penyimpanan linen bersih ruangan tersebut berukuran 2x
4 meter berisi 1 rak besi dan 4 lemari kayu berkaca. Rak besi bertingkat 4
setinggi 2 meter dengan panjang 1,5 meter digunakan sebagai tempat linen
bersih. Disamping itu terdapat juga lemari kayu bersekat 16 dengan 4 pintu
kaca yang digunakan sebagai tempat linen bersih. Penyimpanan linen
dalam lemari dibedakan sesuai dengan jenis linen, disetiap sekat hanya diisi
dengan satu jenis linen saja.
Ruangan pengeringan dan setrika tidak mempunyai akses jendela dan
hanya mempunyai 1 pintu keluar saja yaitu pintu linen bersih. Di sebelah
kanan pintu keluar terdapat wastafel cuci tangan yang terbuat dari bahan
keramik. Diatas wastafel tersebut terdapat dua botol pump berwarna putih
yang sedikit trasparan yang berisikan sabun cuci tangan berwarna pink dan
hijau. Diatas wastafel terdapat stiker petunjuk tentang cara mencuci tangan
menggunakan sabun. Dibawah sebelah kiri dari wastafel terdapat tempat
sampah injak setinggi 30 Cm berwarna hitam dan bagian dalam dilapisi
dengan plastik sampah berwarna hitam. Apa bila keluar dari pintu tersebut
maka kita akan sampai di lorong yang sama pada saat kita masuk
20

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa bangunan


pasar terpeliharan dengan baik, lingkungan pasar setiap hari bersih, jalan dan lorong
dalam pasar tidak ada sampah yang berserakan, pasar tidak berbau yang sampai
mengganggu pengunjung, cukup pengap Karena tidak memiliki lubang angin atau
ventilasi dan pencahayaan yang cukup baik. Lantai pasar tidak licin, meskipun ada
beberapa lantai yang retak dan mudah dibersihkan. Terdapat genangan air pada
bagian penjualan hewan laut, unggas dan daging potong. Semua bahan bahann dan
peralatan yang digunakan tidak diletakkan pada tempatnya sehingga menghalangi
jalan atau lorong. Semua fasilitas pasar terawat dengan baik dan cukup bersih
namun sebagian besar lorong pasar digunakan untuk berjualan. Berdasarkan hal
tersebut kondisi bangunan pasar pasar tradisional Depok Jaya termasuk dalam
kategori kurang (≤64%) sesuai dengan kriteria bangunan pasar yang terdapat dalam
kepmekes tahun 2008.
Kemenkes (2010) mengemukakan bahwa pasar sehat adalah kondisi pasar yang
bersih, nyaman, aman dan sehat melalui kerjasama seluruh stakeholder terkait
menyediakan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat. Berdasarkan
pedoman penylenggaraan pasar sehat, bangunan pasar yang sebaik dan sehat yaitu
memiliki penataan ruang dagang, ruang kantor pengelola, tempat penjualan bahan
pangan dan makanan tempat penjualan bahan kering dan tempat penjualan makanan
siap saji, konstruksi yang baik, terdapat tangga, ventilasi, pintu dan pencahayaan
(Kepmenkes, 2008).
Pesyaratan bangunan dalam Kepmenkes (2008) yaitu bangunan dan rancang
bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku. Yang terdiri dari; 1. Penataan Ruang dagang: pembagian area sesuai
dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan klasifikasinya seperti: basah, kering,
penjualan unggas hidup, pemotongan unggas. Pembagian zoning diberi indentitas
yg jelas. Tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat
khusus. Setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yg lebarnya minimal
1,5 meter, setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama pemilik dan
21

mudah dilihat. Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan


bangunan pasar utama minimal 10 m atau dibatasi tembok pembatas dengan
ketinggian minimal 1,5. 2. Ruang Kantor Pengelola: Ruang kantor memiliki
venilasi minimal 20 % dari luas lantai tingkat pencahayaan ruangan minimal 200
lux, tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit-langit dari lantai sesuai
ketentuan yang berlaku, tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan, tersedia tempat
cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir. 3. Tempat Penjualan
Bahan Pangan dan Makanan: tempat penjualan bahan pangan basah dan tempat
penjualan bahan pangan kering serta tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji. 4.
Area Parkir. 5. Konstruksi atap: atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya binatang penular penyakit, kemiringan atap harus
sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya genangan air pada atap
dan langit-langit, ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku, atap yang
mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal
petir. 6. Dinding: permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna
terang, permukaan dinding yg selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan
yg kuat dan kedap air, pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua
dinding lainnya harus berbentuk lengkung (conus). 7. Lantai: lantai terbuat dari
bahan yg kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan.
8. Tangga: tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan ketentuan yang
berlaku b. Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga, terbuat dari bahan yg
kuat dan tidak licin. 9. Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas
lantai dan saling berhadapan. 10. Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus
cukup untuk melakukan pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara efektif dan
kegiatan pembersihan makanan.
Berdasarkan hasil penelitian Nurcahya et al (2014) tentang identifikasi sanitasi
pasar di kabupaten Jember dapat diambil kesimpulan pasar tanjung termasuk dalam
kriteria pasar kurang sehat. Sementara Desti (2012) dalam hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi lokasi masuk dalam kategori memenuhi syarat
(100%), kondisi bangunan berada dalam kategori memenuhi syarat (95%), sarana
sanitasi dalam kategori tidak memenuhi syarat (59,4%), PHBS dalam kategori
tidak memenuhi syarat (16,6%), keamanan dalam kategori tidak memenuhi syarat
22

(35%), dan fasilitas pendukung dalam kategori memenuhi syarat (94%). Sehingga
kondisi sanitasi lingkungan Pasar Ibu Kota Payakumbuh masih dalam kategori
kurang sehat (60%).
3.2.2 Mengidentifikasi Bangunan Kios Pasar Tradisional Depok Jaya
Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa bangunan
kios pasar termasuk dalam kategori cukup (65%-79%). Hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil observasi yaitu dimana setiap kios bersih dan tidak ada tempat
sampah yang berserakan, tidak ada sampah menumpuk dan membusuk, ada meja
tempat berjualan dan kondisi bersih kecuali barang-barang seperti sembako dan
hasil laut atau unggas terlihat tidak terawat atau kotor dan tidka rapih.
Berdasarkan Kepmenkes No 519/Menkes/SK/VI/2008, penataan ruang dagang
atau pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan klasifikasinya
seperti: basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan unggas, tempat penjualan
daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus.
Penelitian yang dilakukan Artada dkk (2014) dalam (Frans, 2017), menyebutkan bahwa
pembagian area di pasar Tanjung yaitu masih banyak pedagang yang menjual barang-
barang dari plastik ataupun alat-alat dapur yang menjual dagangannya di lantai dua yang
seharusnya zona khusus untuk bahan pangan dan makanan, dan masih banyak juga penjual
buah-buahan dan bumbu dapur yang menjual dagangannya di lantai satu yang seharusnya
merupakan zona non pangan. Sementara itu hasil penelitian Frans (2017) yang dilakukan
pada lingkungan pasar Towoe tidak bersih, terdapat sampah berserahkan di jalan/lorong
pasar, peralatan yang digunakan penjual diletakan disembarang tempat dan menghalangi
jalan, seperti tempat bekas bawang, maupun sayur- mayur dan masih banyak pedagang
pasar yang berjualan di sembarang tempat sehingga membuat lorang-lorong pasar menjadi
sempit.
3.2.3 Mengidentifikasi Tempat Parkir Pasar Tradisional Depok Jaya
Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tempat
parkir pasar tradisional Depok Jaya termasuk dalam kategori baik (≥ 80%). Hal ini
dibuktikan dengan tersedianya tempat parkir untuk kendaraan roda dua, roda tiga,
roda empat, dan tempat bongkar muat barang dagangan. Selain itu tempat parkir
kendaraan pengangkut unggas hidup terpisah dari kendaraan lain dan jalur masuk
dan keluar kendaraan terpisah dengan jelas.
Kepmenkes (2008) pasar sebagai tempat umum wajib menyediakan tempat
parkir untuk kendaraan roda dua , roda tiga dan roda empat dan tempat bongkar
23

muat barang dangan, tempat parkir kendaraan pengangkut unggas hidup harus
terpisah dari kendaraan lain serta tersedianya jalur masuk dan keluar terpisah
dengan jelas.
Febri (2015) dalam penenlitiannya menyampaikan bahwa Area parkir di pasar
Flamboyan dan pasar Mawar belum di kelola dengan baik dan seperti tidak ada
tempat parkir dimana hanya memiliki lantai semen tidak memiliki atap
sehingga membuat kendaraan yang diparkirkan tidak nyaman dan aman dari
gangguan cuaca seperti hujan atau terik matahari, serta kurang aman dari aksi
pencurian sepeda motor. Tempat parkir yang disediakan belum teratur terlihat
bercampur aduk antara kendaraan roda dua roda tiga (becak) dan roda empat. Selain
itu kendaraan roda empat seperti mobil terlihat di parkirkan di depan toko di dalam
maupun diluar lokasi pasar Flamboyan hingga sampai pinggir jalan hal ini
sehingga dapat menyebabkan kemacetan jalan raya di depan pasar di tambah lagi
belum tersedianya jalur masuk dan keluar yang terpisah dengan jelas. Area parkir
khusus pengangkut hewan hidup dan hewan mati juga tidak tersedia, sehingga para
pengangkut hewan mati dan hidup ini memarkirkan angkutannya menggunakan
jalan di sekitar pasar sehingga area jalan yang tersedia menjadi sempit. Sementara
Elida, (2015) dalam (Febri, 2015) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Tentang
Sarana Dan Prasarana Pasar Medan Deli Di Kecamatan Medan Barat Kota
Medan diketahui bahwa di pasar medan deli terdapat satu unit area parkir. area
parkir di pasar medan deli ini tidak di kelola dengan baik dan seperti tidak ada
tempat parkir dimana hanya memiliki lantai tanah tidak memiliki atap sehingga
membuat kendaraan yang diparkirkan tidak nyaman dan aman dari gangguan cuaca
seperti hujan atau terik matahari, serta tidak aman dari aksi pencurian sepeda motor.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil observasi pada bangunan pasar dapat dikatakan bahwa


pasar tradisional Depok Jaya termasuk dalam kategori kurang (≤64%)
sesuai dengan kriteria bangunan pasar yang terdapat dalam kepmekes tahun
2008.
24

2. Berdasarkan hasil observasi pada kios pasar dapat dikatakan bahwa


bangunan kios pasar tradisional Depok Jaya termasuk dalam kategori cukup
(65%-79%) sesuai dengan kriteria bangunan pasar yang terdapat dalam
kepmekes tahun 2008.
3. Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
tempat parkir pasar tradisional Depok Jaya termasuk dalam kategori baik (≥
80%).
4.2 Saran
Sesuai dengan tindak lanjut kepmekes (2008) dari hasil penelitian pasar yng
telah dilakukan:
1. Diharapkan kepada pengelola pasar agar bermusyawarah dengan para
pedagang dan asoisasi pedagang dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapi dengan dilakukannya identifikasi komponen/bagian-bagian yang
belum memenuhi syarat untuk dilakukan tindak lanjut pada pasar dengan
kategori kurang sampai dengan cukup untuk meningkatkan kondisi pasar
2. Diharapkan kepada pengelola pasar dan para pedagang untuk tetap
mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas kondisi tempat parkir
pasar.
3. Untuk penyelesaian masalah yang memerlukan bantuan dari pemerintah
kabupaten/kota, pengelola pasar agar melakukan komunikasi dengan tim
Pembina kab/kota setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, MN, Kartasurya, MI. Mawarni, A. 2013. Manajemen Pengelolaan Linen di


Instalasi Rawat Inap RS Permata Bunda Purwodadi (Studi Kualitatif).
Jurnal Managemen Kesehatan Indonesia vol 1 No 3 Tahun 2013.
https://media.neliti.com/media/publications/113979-ID-none.pdf . Akses 7
Maret 2019

Depkes RI. 2004. Pedoman Manajemen Linen Rumah Sakit. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI
Martha Evi dan Kresno Sudarti. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bidang
Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.

DOKUMENTASI

Observer bersama dengan Ka, Instalasi penunjang Khusus RSU Adhyaksa.


Fajar Adi Wijaya, Amd Kep, SKM
Lorong Menuju Instalasi laundry

Ruang Penerimaan linen kotor


Ruang Penerimaan linen kotor

Ruang Pencucian Linen Non Infeksius

Ruang Pencucian Infeksius


Pinti Gudang Chemical

Ruang Chemical
Ruang Pengeringan

Ruang Setrika
Ruang Penyimpanan Linen Bersih
Pintu Keluar linen Bersih

Anda mungkin juga menyukai