Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahan alam merupakan zat kimia murni yang sering digunakan

dalam bentuk obat berizin. Senyawa-senyawa ini terkadang di produksi

secara sintetis dan di kenal sebagai “senyawa identik alami” (jika itu

kasusnya), tetapi pada awalnya ditemukan dari obat-obat tanaman.

(Heinrich,M.2009)

Obat tradisional telah dikenal secara turun menurun dan digunakan

oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan.

Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan sebagai

upaya menjaga kesehatan atau preventif meskipun ada pula upaya

sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan semakin berkembangnya

obat tradisional, ditambah dengan gema kembali ke alam, telah

meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dari semakin

banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat

tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. (6)

Banyak alasan terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal.

Alasan tersebut berkisar dari daya tarik produk dari ‘alam’ dan persepsi

bahwa produk tersebut ‘aman’ (atau paling tidak ‘lebih aman’ daripada

obat konvensional, yang sering diremehkan sebagai” obat”.(6)

1
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi senyawa

kimia dari serbuk Bu’rung (Donnax canniformis) dengan menggunakan

beberapa pereaksi.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Memahami cara mengidentifikasi senyawa kimia dari daun Bu’rung

(Donnax canniformis).

I.3 Prinsip Percobaan

I.3.1 Identifikasi alkaloid digunakan larutan stok simplisia sebanyak 2 ml

dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian di tambahkan

HCl 2 N 1 ml dan ditambahkan pereaksi wagner. Apabila berubah

menjadi cokelat, maka didapat hasil positif untuk senyawa alkaloid.

Selain pereaksi wagner, dapat juga digantikan dengan pereaksi

Dragendorff. Apabila terbentuk endapan jingga, maka dapat

disimpulkan bahwa sampel mengandung senyawa alkaloid.

I.3.2 Identifikasi senyawa steroid dengan menggunakan larutan stok 2 ml

dan ditambahkan 1 ml asam asetat anhidrat dan 1 ml H2SO4 pekat.

Apabila terbentuk warnaungu berarti mengandung senyawa steroid,

tetapi jika berubah menjadi merah maka dapat disimpulkan bahwa

2
sampel Bu’rung (Donax canniformis) mengandung senyawa

terpenoid.

I.3.3 Identifikasi saponin dengan menggunakan larutan stok 2 ml yang

ditambahkan air panas 5 ml dan dikocok kurang vertical. Apabila

terbentuk busa, lanjutkan dengan menambahkan HCl 2 N. setelah

penambahan HCl, dan hasilnya berbusa, maka dapat disimpulkan

bahwa sampel Bu’rung (Donax canniformis) mengandung senyawa

saponin.

I.3.4 Identifikasi senyawa flavonoid dengan menggunakan larutan stok 2

ml ditambahkan serbuk Mg dan 1 ml HCl pekat. Apabila terdapat

warna kuning menunjukkan sampel Bu’rung (Donax canniformis)

positif mengandung flavonoid.

I.3.5 Identifikasi tannin dengan menggunakan 2 ml larutan stok di

tambahkan dengan 1 ml FeCl3 . apabila terjadi perubahan warna

menjadi biru tua, maka dapat disimpulkan bahwa sampel Bu’rung

(Donax canniformis) mengandung senyawa tanin.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Kandungan senyawa organik dihasilkan oleh tumbuhan dan hasil

metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer seperti karbohidrat yang

berfungsi sebagai sumber energi dan protein untuk pertumbuhan. Hal

tersebut berlaku secara umum pada semua makhluk hidup. Tumbuhan

dapat mengeluarkan atau menghasilkan senyawa tertentu yang dapat

melindungi dirinya dari pengaruh hujan atau panas. Senyawa-senyawa

yang dimaksud denagn metabolit sekunder (1).

Metabolit primer didistribusinya merata dalam tiap organisme,

berfungsi univesal, antara lain sumber energi dan pertumbuhan, struktur

kimia perbedaan kecil dan fisiologi berkaitan dengan struktur kimia.

Sedangkan metabolit sekunder didistribusisnya tidak merata , berfungsi

ekologis antara lain,penarik serangga dan pertahanan,struktur kimia

berbeda-beda, dan fisiologi tidak berikatan dengan struktur kimia (2).

Adapun uji-uji yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :

1. Identifikasi saponin

4
Saponin Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa

hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang

apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula

(aglikon). Saponin ini terdirin dari dua kelompok : Saponintriterpenoid dan

saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia,

salah satunya terdapat dalam perak yang dapat digunakan untuk bahan

pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh

daritumbuhan melalui metoda ekstraksi.

2. Identifikasi alkaloid

Merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya,

baik dari segi jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid menurut

Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa senyawa yang

bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuan dan

hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak

satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid

adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan mengandung

satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan

bersifat aktif biologis menonjol.

5
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai

rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik.Satu

contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan

penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi,

dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.

3. Identifikasi steroid

Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai

kerangka dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin

terpadu.Senyawa senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu.

Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani

yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan

hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang

kaya akan senyawa ini. Hormon hormon seks yang dihasilkan terutama

dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid.

4. Identifikasi flavonoid

6
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak

terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat

warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam

tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan

senyawa induk “ flavon “ yakni nama sejenis flavonoid yang terbesr

jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih

pada tumbuhan Primula.

Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada

molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali

dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan

campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya

antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu

disertai oleh flavon atau flavonol yan tak berwarna. Dewasa ini

diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.

Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi : 1) Sebagai pigmen

warna, 2) Fungsi fisiologi dan patologi, 3) Aktivitas Farmakologi, dan 4)

Flavonoid dalam makanan. Aktifitas Farmakologi dianggap berasal dari

rutin (glikosida flavonol) yang digunakan untuk menguatkan susunan

kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah,

dll.Gabor menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat

karena mempunyai bermacam macam bioakitfitas seperti antiinflamasi,

anti kanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, diuretic, dll.

7
5. Identifikasi tanin

Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari

senyawa fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada tahun

1796 oleh Seguil. Tanin terdiri dari sekelompok zat – zat kompleks

terdapat secara meluas dalam dunia tumbuh – tumbuhan, antara lain

terdapat pada bagian kulit kayu, batang, daun dan buah – buahan. Ada

beberapa jenis tumbuh – tumbuhan atau tanaman yang dapat

menghasilkan tanin, antara lain : tanaman pinang, tanaman akasia, gabus,

bakau, pinus dan gambir. Tanin juga yang dihasilkan dari tumbuh

tumbuhan mempunyai ukuran partikel dengan range besar. Tanin ini

disebut juga asam tanat, galotanin atau asamgalotanat.

Berbagai contoh tanaman yang mengandung senyawa alkaloid

misalnya :

a. Pepaya (Carica Papaya)

Pepaya mengandung senyawa papain di seluruh bagian

tanamannya yang berfungsi mengatasi masalah pencernaan.

Bagian daunnya dapat dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi dan

anti-tumor.(7)

8
b. Conium maculatum

Conium maculatum memiliki senyawa konhidrin, senyawa ini

berperan sebagai Antispasmoditikum, sedativum. Dan bagian yang

digunakan adalah Conii Fructus.

c. Pinang (Arace catechu)

pinang memiliki senyawa Arekolin yang berkhasiat untuk obat

cacing dan stimulansia. Pada bagian Aracea semen inilah yang dijadikan

sebagai simplisia untuk diekstraksi.

II.2 Identifikasi Tanaman

II.2.1. Klasifikasi Tanaman

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas: Commelinidae

Ordo: Zingiberales

Famili: Marantaceae

Genus: Donax

Spesies: Donax cannaeformis (G.Forst.) K.Sch

9
II.2.2. Deskripsi Sampel

Burung (Donax canniformis) Terna yang berumpun, membentuk

semak setinggi 1,5–4 (–5) m; dengan batang bulat torak berwarna hijau

tua, beruas panjang-panjang antara 1–2,5 m. Daun-daun tunggal

bertangkai 8–20 cm, dengan helaian bundar telur lebar hingga jorong, 10–

25 × 10–45 cm. Perbungaan sering bercabang di pangkal, panjang hingga

20 cm. Kelopak berwarna putih, bundar telur menyegitiga, gundul, 3–3,5

mm. Tabung mahkota 8–10 mm; taju mahkota bentuk garis, 1–1,4 cm ×

2–3 mm. Buah putih hingga krem pucat, diameter 1–1,5 cm, kering, tidak

memecah. Biji 1 atau 2, coklat.

II.2.3. Kandungan Kimia

Daun, batang dan akar Donax canniformis mengandung flavoniod

dan polifenol. Menurut Jurnal Phytochemicals Screening and Antioxidant

Activities of Malaysian Donax Grandis Extract tahun 2011, daun Burung

(Donax canniformis ) mengandung saponin yang tinggi pada bagian

buahnya. (5)

II.2.4. Manfaat Tanaman

Tanaman Burung (Donax canniformis) berkhasiat untuk mengobati

asbes (bisul). Burung (Donax canniformis ) juga bermanfaat sebagai

antioksidan dan menunjukkan aktivitas radikal yang kuat serta

antiproliferatif.(6). Daun bemban atau Bu’rung dimanfaatkan sebagai obat

10
bisul, mengempeskan bengkak, dan cairannya untuk tetes mata. Cairan

yang keluar dari batang bemban yang masih muda dimanfaatkan untuk

menyembuhkan gigitan ular

II.2.5. Cara Penggunaan

a. Bisul

Bahan : 30-60 gram daun Bu’rung (Donax canniformis)

Cara membuat :direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

selama 15 menit. Didinginkan dan kemudian

disaring.

Cara pemakaian :diminum tiga kali sehari sebelum makan,

masing-masing 1 gelas.

b. Sakit Mata

Bahan : air pada batang Bu’rung (Donax canniformis)

Cara membuat : kandungan air pada batang cukup di

kumpulkan dalam wadah.

Cara pemakaian :diteteskan lebih kurang 3 tetes pada mata 3

kali sehari.

II.2.7Daerah Asal

Tanaman Bu’rung (Donax canniformis) berasal dari Tepian

Kapuas Kalimantan barat

11
II.2.8 Nama Daerah

 Jawa/Sunda : Wuwu

 Batam : bomban, banban

 Gorontalo : wuwudu.

 Manado, Ternate : biawa, biara

II.2.9 Data Ekologi

Bu’rung sering ditemukan tumbuh liar di tepi-tepi air atau di

tempat yang basah; juga di hutan-hutan bambu. Tumbuhan ini diketahui

menyebar di Asia Tenggara (Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam) dan

Kepulauan Nusantara (Indonesia, Filipina), ke arah utara hingga Taiwan,

dan ke arah barat hingga India. Tumbuhan ini lebih menyukai lingkungan

yang basah seperti tepi sungai. (1)

II.3 Uraian Bahan

a. Methanol

Nama resmi : Metanol

Rumus molekul : CH3OH

Berat molekul : 34,00

Rumus struktur : CH3-OH

Pemerian : cairan tak berwarna, gliserin, bau kuat

Kelarutan :dapat bercampur dengan air, membentuk

cairan jenuh, yang tidak berarna

12
Wadah : dalam wadah tertutup rapat

b. HCl

Nama resmi :Acidum Hydrocloridum

Rumus molekul :HCL

Berat molekul :34,41

Pemerian :cairan tidak berwarna, berasap, bau

merangsang, jika diencerkan dengan dua

bagian

Kelarutan : larutan sangat encer, mash bereaksi dengan

asam kuat, terdapat kertas lakmus.

Wadah : dalam wadah tertutup rapat

c. FeCl3

Nama resmi :Ferri chloride

Nama lain :besi III clorida

Rumus molekul :112,5

Pemerian :Hablur atau serbuk hablur hitam kehijauan.

Bebaswarna jingga dari garam hidrat yang

telah berpengaruh dalam kelembapan.

Kelarutan : Larut dalam air, larutan berpotensi berwarna

jingga.

d. Asam asetat anhidrat

Nama resmi : Acidum sulfurium

Nama lain : Asam sulfut

13
Rumus molekul : H2SO4

Berat molekul : 98,07

Pemerian : cairan jenuh seperti minyak, tidak berwarna,

bau sangat tajam dan korosif

Kelarutan : bercampur dengan air dan dengan etanol, dan

menimbulkan panas.

Wadah : dalam wadah tertutup rapat.

e. Potassium Iodide ( FI V : 583)


Nama resmi : Potassium Iodide

Nama lain : Kalium iodida

Rumus : KI

molekul

Berat molekul : 166,00

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam

air mendidih; mudah larut dalam gliserin; larut

dalam metanol

Pemerian : Hablur heksahedral; transparan atau tidak

berwarna atau agak buram dan putih atau

serbuk granul putih; agak higroskopik.

Larutan menunjukkan reaksi netral atau basa

terhadap lakmus.

Wadah Dalam wadah tertutup baik

f. Asam Nitrat ( FI V : 153-154)

14
Nama resmi : ACIDUM NITRITUM

Nama lain : Asam nitrat

Rumus : HNO3

molekul

Berat molekul : 63,01

Kelarutan : -

Pemerian : Cairan berasap; sangat korosif; bau

khas,sangat merangsang. Mendidih pada

suhu lebih kurang 120 ; bobot jenis lebih

kurang 1,41. Merusak jaringan hewan

menjadi kuning.

Wadah Dalam wadah tertutup baik

15
BAB III

METODE KERJA

III.I Alat

Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, pipet tetes, pipet skala,

rak tabung reaksi, batanhg pengaduk, kertas saring dan gegep.

III.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel

yang di ekstrak, HCl, FeCl3, pereaksi wagner, pereaksi mayer, pereaksi

dragondroff, pereaksi lieber man burcard, serbu Mg, air hangat, methanol.

III.3 Cara kerja

a. Penyiapan Sampel

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat larutan stok dengan mengekstrak simplisia sebanyak 50 gr

dalam 20 ml methanol kocok hingga homogen selama 10 menit.

3. Saring ekstrak agar air dan ampasnya terpisah kemudian pipet

1 ml.

4. Masukkan delam dalam 2 tabung reaksi masing-masing 1 ml

5. Tambahkan HCl 2N 1ml pada tabung berisi ekstrak simplisia

b. Identifikasi senyawa alkaloid

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 2 ml

ekstrak simplisia.

16
2. Tambahkan 1ml pereaksi wagner dan mayer pada tabung

reaksi

3. Amati apabila pada pereaksi wagner berubah warna jadi coklat

maka hasilnya positif sedangkan pada pereaksi mayer hasil

positif apabila terbentuk endapan putih

c. Identifikasi Senyawa Steroid

1. Masukkan 2 ml larutan stok kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan pereaksi Lieberman buchard

3. Amati perubahan warna, apabila terbentuk warna hijau

berarti mengandung steroid sedangkan pada perubahan

warna ungu maka mengndung terpenoid.

d. Identifikasi Senyawa Saponin

1. Masukkan 2 ml larutan stok kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan air panas 10 ml kemudian kocok terus sampai

10 menit

3. Apabila terbentuk busa, lanjutkan denga menambahkan HCl

2N

4. Jika terdapat busa setelah penambahan bahan HCl 2N maka

positif mengadung saponin.

e. Identifikasi Senyawa Flavonoid

1. Masukkan 2 ml ekstrak larutan stok pada tabung reaksi

2. Tambahkan AlCl3 5% kemudian panaskan menit

17
3. Amati apabila arna berubah jadi merah kuning artinya positif

mengandung flavonoid.

f. Identifikasi senyawa tanin

1. Masukkan 2 ml ekstrak larutan stok pada tabung reaksi

2. Tambahkan 10ml air panas kemudian kocok tambah NaCl

3. Saring larutan tersebut dan tambahkan FeCl3

4. Amati perubahan warna apabila berwarna biru hijau berarti

mengandung firagalul dan katekol apabila berwarna hijau.

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan

Nama
Klp Alkaloid Flavanoid Tanin Saponin Steroid Terpenoid
sampel
1 D:

M:

W:

2 D:

M:

W:

3 D:

M:

W:

4 D:

M:

W:

5 D:

M:

W:

6 D:

M:

19
W:

7 D:

M:

W:

8 Bu’rung D:- + - + - -

(Donax M:-

canniformis) W:-

KETERANGAN : + (mengandung senyawa)

- (tidak mengandung senyawa)

D (pereaksi Dragendorff)

W (pereaksi Wagner)

M (pereaksi Mayor)

IV.2 Gambar Hasil Pengamatan

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI LABORATORIUM FARMAKOGNOSI


FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Keterangan : Pembuatan ekstrak Keterangan : Penyaringan Ekstark


simplisia dengan penambahan
untuk memperoleh larutan stock
metanol

20
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Keterangan : 2 ml larutan stok Keterangan : Hasil pengujian


pada tabung reaksi uji alkaloid
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Keterangan : hasil pengujian Keterangan : Hasil pengujian pada


tannin, saponin, flavonoid, steroid, plat tetes
dan terpenoid

IV.3 Reaksi Sampel Dengan Pereaksi Uji

a. Flavonoid

21
b. Alkaliod

Reaksi dengan menggunakan pereaksi Mayor jika menunjukkan

hasil positif.

Reaksi dengan pereaksi Dragon dorff adalah :

c. Saponin

22
d. Steroid

IV.2 Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan identifikasi kandungan kimia.

Diantaranya, identifikasi golongan alkaloid ,flavanoid ,tanin, saponin,

steroid ,dan terpenoid pada daun Bu’rung (Donax canniformis).

Pelarut yang digunakan dalam mengekstraksi adalah metanol, yang

bertujuan untuk menarik semua komponen kimia di dalam ekstrak daun

Bu’rung (Donax canniformis), karena pelarut metanol merupakan pelarut

universal yang dapat menarik senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut

non polar hingga polar dan memiliki indeks polaritas sebesar 5,2 (Snyder,

1997).

Flavonoid umumnya lebih mudah larut dalam air atau pelarut polar

dikarenakan memiliki ikatan dengan gugus gula (Markham, 1988).

Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air dan senyawa

aktifnya dapat diektraksi dengan metanol

23
Untuk identifikasi golongan flavanoid larutan stock ditambahkan Mg

dan HCl pekat yang menghasilkan warna kuning. Adapun hasil yang

diperoleh warna hijau (negatif) tidak mengandung flavanoid.

Uji flavonoid dengan HCl untuk mendeteksi senyawa yang

mengandung inti benzopiranon. Warna merah atau warna ungu yang

terbentuk merupakan garam benzopirilium, yang disebut juga garam

flavilium (Achmad, 1986).

Untuk identiifikasi golongan tanin, dibuat terlebih dahulu larutan

stock sebanyak 2 ml (sampel 250 mg dan 10 ml metanol) dan

ditambahkan larutan FeCl3 1%. Apabila larutan berubah menjadi warna

biru tua berarti sampel tersebut positif mengandung tanin. Adapun hasil

yang diperoleh yaitu warna hijau (negatif) tidak mengandung tanin.

Penambahan FeCl3 karena ion Fe3+ akan bereaksi dengan gugus fenol

yang merupakan kandungan dari tanin sehingga akan terbentuk senyawa

kompleks yang berwarna biru tua.

Untuk identifikasi golongan alkaloid, dilakukan 3 cara identifikasi

yang pertama larutan stock ditambahkan HCl 2 N dan pereaksi

dragondraff dan setelah itu diamati apakah menghasilkan endapan jingga

atau tidak. Adapun hasil yang diperoleh mengandung endapan jingga

(positif) berarti mengandung alkaloid. Dan yang kedua larutan stock

ditambahkan HCl 2 N dan pereaksi wagner dan menghasilkan warna

24
merah/coklat. Hal ini terjadi karena alkaloid golongan basa nitrogen yang

jika direaksikan dengan HCl akan membentuk garam yang tidak larut.

Alkaloid dapat tertarik pada pelarut metanol karena senyawa

alkaloid bersifat polar. Perlakuan ekstrak dengan HCl sebelum

penambahan pereaksi dilakukan untuk menghilangkan protein. Adanya

protein yang mengendap pada penambahan pereaksi yang mengandung

logam berat (pereaksi Mayer) dapat memberikan reaksi positif palsu pada

beberapa senyawa (Santos et al., 1998). Alkaloid mengandung atom

nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat

digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam

(McMurry, 2004). Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan

nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium

tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang

mengendap. Namun sayangnya pada praktikum tidak terbentuk endapan

putih dengan pereaksi mayer atau hasilnya negatif.

Sedangkan pengujian senyawa alkaloid dengan Dragondorff

menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan

coklat muda sampai kuning. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid.

Pada pembuatan pereaksi Dragendorff, bismut nitrat dilarutkan dalam HCl

agar tidak terjadi reaksi hidrolisis karena garam-garam bismut mudah

terhidrolisis membentuk ion bismutil (BiO+).

25
Untuk identifikasi golongan steroid/terpenoid, larutan stock

ditambahkan asam asetat anhidrat dan H2SO4 pekat, dan akan

menghasilkan warna merah untuk terpenoid dan biru/ungu untuk steroid.

Untuk identifikasi golongan saponin, larutan stock sebanyak 2 ml di

ditambahkan air panas lalu didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat

selama 10 detik sehingga akan terbentuk buih. Setelah itu ditambahkan

HCl pekat ±3 tetes. Adapun hasil yang diperoleh (positif) mengandung

saponin, karena buih tidak hilang atau busa stabil dan setelah

ditambahakan HCl pekat ±3 tetes. Busa/buih menandakan adanya

saponin, karena saponin merupakan senyawa golongan glikosida yang

mempunyai sifat khas yang dapat membentuk larutan koloidal dalam air

dan berbusa jika dikocok.

Menurut jurnal (5) Kehadiran senyawa fenolik menunjukkan bahwa

tanaman tersebut mungkin memiliki kemampuan sebagai agen anti-

mikroba (Harisharan Rao dkk, 2009). Ini dapat mendukung penggunaan

D. grandis tradisional dalam mengobati bisul dan herpes zoster (Fatan,

1990). Tanin memiliki sifat ketat yang mempercepat penyembuhan luka

dan selaput lendir meradang. Hal inilah yang menjadi alasan telah

digunakan oleh Suku Temuan untuk penyembuhan gigitan ular (Faridah &

Nurulhuda, 1999). Ekstrak non-polaritas dan rendah pelarut polaritas

menunjukkan tes positif steroid dalam bagian daun, sedangkan terpenoid

dan alkaloid yang positif ditemukan dalam heksana dalam 3 bagian

tanaman (menerima dalam daun). Saponin adalah glikosida dari triterpen

26
di mana sebagian besar dari agen antikanker berasal dari kelompok

senyawa (Bryan, 2005).

Namun, pada saat praktikum hanya diperoleh pengujian postif pada

uji senyawa saponin, flavonoid. Hal ini menunjukkan hanya uji saponin

pada proses pengujian menunjukkan hasil yang sama dengan literature

dan terdapat beberapa kesalah pengujian sehingga diperoleh hasil positif

pada uji flavonoid, dan hasil negative saat pengujian tannin dan terpenoid.

Beberapa faktor kesalahan yang memungkinkan hal tersebut terjadi

adalah :

a. Adanya reaksi antara pereaksi dan udara yang menyebabkan

kurang baiknya pereaksi yang digunakan.

b. Terlalu banyak pereaksi yang ditambahkan sehingga dapat

merusak senyawa yang terkandung pada sampel

27
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa tidak smeua tumbuhan memilki kandungan kimia seperti

alkaloid,saponin,steroid/terpenoid,tanin, secara bersamaan tetapi dari

hasil pengujian ekstrak simplisia tanaman Bu’rung (Donax

canniformis) memiliki kandungan senyawa seperti berupa flavonoid

dan saponin.

V.2 Saran

Untuk laboratorium, sebaiknya perlengkapan untuk

laboratorium dilengkapi seperti lemari bebas asam agar larutan,pelarut

yang ingin dipakai oleh praktikan farmakognosi tidak disimpan di

laboratorium fitokimia karena menyebabkan kebingungan dalam

penngerjaan.

Untuk asisten, pada saat praktikum berjalan, agar sekiranya

pada asiten senantiasa mengamati proses jalannya proses praktikum

agar jika terdapat kesalahan pengerjaan agar dapat diatasi sesegera

mungkin. Dan sebaiknya setiap asisten kelompok hadir saat praktikum

agar pembimbingan dapat berjalan maksimal.

28
Untuk praktikan, diharapkan pada saat pengerjaan agar lebih

teratur, agar suasana pada saat praktikum tenang dan tidak

menimbulkan keributan.

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Latief, Abdul. 2012. Obat Tradisional. Jakarta: EGC

2. Dirjen, POM. 1995. Farmakope Indonesi. Edisi IV. Jakarta: Depkes

RI

3. Simbala, H.E.I. 2009. Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis

Tumbuahan Obat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. (Pacific Jurnal.

Juli 2009. Vol 1

4. http://www.plantamor.com

(diakses 12 April 2015)

5. Phytochemicals Screening and Antioxidant Activities of Malaysian

Donax Grandis Extracts / Jamaludin Mohd Daud / European Journal

of Scientific Research ISSN 1450-216X Vol.61 No.4 (2011), pp.572-

577

6. HEYNE, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1:606-607 Terj.

Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta

7. Milind, Parle, et al. 2011. International Research Journal of

Pharmacy : Basketful Of Papaya. India ISSN 2230-8407

30

Anda mungkin juga menyukai