Sop Mastitis
Sop Mastitis
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :2
1. Pengertian Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa
nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan.
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis mastitis dan melakukan
pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan mastitis.
3. Kebijakan Berdasarkan Keputusan Kepala Puskesmas Dempo Nomor
:440/ /UKP/SK/VII/2016 Tanggal , tentang Pelayanan Klinis
Puskesmas Dempo
4. Referensi Permenkes No.5 Tahun 2013, Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi hal
Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer, hal 543
5. Alat dan Bahan Tensimeter
Stetoskop
Termometer
6. Langkah-langkah a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut,
b. Petugas menulis identitas pasien di buku register,
c. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri,
d. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien
mengalami nyeri didaerah payudara dan demam disertai menggigil.
e. Petugas menanyakan faktor risiko, yaitu primipara, stress, tehnik
meneteki yang tidak benar sehingga proses pengosongan payudara
tidak terjadi dengan baik, pemakaian kutang yang terlalu ketat, luka
pada payudara, penghisapan bayi yang kurang kuat dapat
menyebabkan statis dan obstruksi kelenjar payudara, dan bentuk
mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate) dapat menimbulkan
trauma pada puting susu.
f. Petugas mencuci tangan, mempersilahkan pasien berbaring di bed
pasien dan meminta izin untuk melakukan pemeriksaan fisik,
g. Petugas melakukan pemeriksaan generalis yang meliputi tekanan
darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh. Dapat
ditemukan demam dan takikardi.
h. Petugas melakukan pemeriksaan fisik spesifik dari head to toe.
Apakah payudara membengkak, teraba hangat, nyeri tekan,
kemerahan dengan batas tegas dan unilateral.Dapat pula ditemukan
luka pada payudara
i. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
j. Tatalaksana:
1. Bedrest, cairan yang cukup, laktasi adekuat dan pengosongan
payudara.
2. Perawatan payudara yang baik, membersihkan sisa air susu di
kulit payudara.
3. Kompres hangat
4. Massase pada punggung untuk merangsang pengeluaran
oksitosin agar ASI keluar.
5. Bila terjadi abses lakukan insisi dan drainase. Sayatan
sebaiknya sejajar dengan duktus laktiferus untuk mencegah
kerusakan pada jalannya duktus tersebut.
6. Farmakoterapi:
- Penghilang rasa sakit
- Antiinflamasi
- Antibiotik:
a. Amoxicilin: 875 mg, 2x sehari; atau
b. Cephalexin: 500 mg, 4x sehari; atau
c. Ciprofloxacin: 500 mg, 2x sehari; atau
d. Clindamicin: 300 mg, 4x sehari; atau
e. Trimethoprim/sulfamethoxazole: 160 mg/800 mg, 2x
sehari.
k. Rujuk apabila didapatkan komplikasi seperti sepsis.
l. Petugas menulis resep.
m. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik,
mengucapkan semoga lekas sembuh dan terima kasih
n. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa dan
terapi ke dalam rekam medik pasien
o. Petugas menandatangani rekam medik.
p. Petugas menulis diagnosa ke buku register rawat jalan dan cuci
tangan
7. Diagram Alir
Memanggil Petugas
pasien sesuai Menulis identitas pasien mengucapkan salam
nomor urut di buku register dan memperkenalkan
diri.
9. Unit Terkait
Poli KIA, KB dan Imunisasi
Poli Umum
Poli Anak
Unit Reproduksi
10. Dokumen Terkait
Catatan Medik
Buku Register
Blanko Laboratorium
Blanko Resep
Blanko Rujukan
11. Rekaman Historis Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
MASTITIS
No. Dokumen : 440/ /UKP/SOP/IX/2016
No. Revisi :
DAFTAR
TILIK Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS DEMPO
CR: …………………………………………%.
Palembang…………………
Pelaksana/ Auditor
(………………………………)