Anda di halaman 1dari 8

ASkep Reumatoid artritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


dengan REMATOID ARTRITIS
(Iwan, S.Kp)

DEFINISI
Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan
lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun.

ETIOLOGI
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi
dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
1. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari
imunoglobulin dengan rhematoid faktor
2. Faktor metabolik
3. Infeksi dengan kecenderungan virus

PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila


kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan
bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari
tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang
lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
TANDA DAN GEJALA

Created By Iwan, S.Kp 67 a


Kep. Medikal Bedah III
ASkep Reumatoid artritis

1. Tanda dan gejala setempat


 Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning
stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari
30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.
Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya
tidak berlangsung lama.
 Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
 Poli artritis simetris sendi perifer  Semua sendi bisa terserang,
panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling
sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan,
meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga
 Artritis erosif  sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang
kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat
pada penyinaran sinar X
 Deformitas  pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi
yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan
kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami
ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total
 Rematoid nodul  merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3
pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa
olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah,
bentuknya oval atau bulat dan padat.
 Kronik  Ciri khas rematoid artritis

2. Tanda dan gejala sistemik


 Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada
tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
3. Stadium deformitas

Created By Iwan, S.Kp 68 a


Kep. Medikal Bedah III
ASkep Reumatoid artritis

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi
diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis
fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes serologi
 Sedimentasi eritrosit meningkat
 Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
 Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
 Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
 Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
 Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi adalah:
1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal
penderita.
3. Mencegah atau memperbaiki deformitas

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang
merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar
salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b. Natrium kolin dan asetamenofen  meningkatkan toleransi
saluran cerna terhadap terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600
mg/hari  mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing
sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d. Garam emas

Created By Iwan, S.Kp 69 a


Kep. Medikal Bedah III
ASkep Reumatoid artritis

e. Kortikosteroid
5. Nutrisi  diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,


pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki
fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:
1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan
tangan.
4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada
persendian.

PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Riwayat Keperawatan
o Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

Created By Iwan, S.Kp 70 a


Kep. Medikal Bedah III
ASkep Reumatoid artritis

o Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien


mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

Pemeriksaan Fisik
o Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
o Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
 Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
 Catat bila ada krepitasi
 Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet
secara bilateral
 Catat bia ada atrofi, tonus yang
berkurang
 Ukur kekuatan otot
o Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
o Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

Riwayat Psiko Sosial


Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan
sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis
ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa
keperawatan yang sering muncul yaitu:
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan
tubuh, sendi, bengkok, deformitas.
2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.
3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.
4. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. gangguan mobilitas

Created By Iwan, S.Kp 71 a


Kep. Medikal Bedah III
ASkep Reumatoid artritis

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan


penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas.
Tujuan : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses
penyakit
Recana/tindakan Keperawatan
o Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya
mengahdapi proses penyakit. Kondisi ini dapat membantu untuk
menyadari keadaan diri.
o Berikan support yang sesuai. Hal ini dapat membantu meningkatkan
upaya menerima dirinya.
o Dorong klien untuk mandiri. Kemandirian membantu meningkatkan
harga diri.
o Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien

2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis


rhematoid.
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari
rasa nyeri
Recana/tindakan Keperawatan
o Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu
menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan
meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya
nyeri.
o Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atai body alignment yang
baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi
pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut,
tetapi letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.
o Bila direncanakan klien dapat menggunakan splint, atau brace. Hal ini
dapat mencegah deformitas lebih lanjut.
o Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan
dislokasi dan stres pada sendi-sendi
o Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota
tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin
menimbulkan nyeri
o Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh
yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot,

Created By Iwan, S.Kp 72 a


Kep. Medikal Bedah III
ASkep Reumatoid artritis

mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu


pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.
o Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu
meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-
impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.
o Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik,
antipiretik, anti inflamasi.

3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan


sendi
Tujuan : Klien terhindar dari cedera
Recana/tindakan Keperawatan
o Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin,
menggunakan pegangan dikamar mandi.
o Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan
mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan
fungsi semaksimal mungkin
o Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada
perdarahan pada lambung, hematemesis.

4. Gangguan aktifitas sehari-hari (defisit self care) berhubungan


dengan terbatasnya gerakan.
Tujuan : Klien akan mandiri sesuai kemampuan daam memenuhi aktifitas
sehari-hari
Recana/tindakan Keperawatan
o Ajarkan aktifitas sehari-hari agar klien mulai terkondisi untuk
melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuanyya dan bertahap.
o Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selam
memang diperlukan.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi
Tujuan : Mobilitas persendian klien dapat meningkat
Recana/tindakan Keperawatan
o Bantu klien untuk melakukan ROM aktif maupun pasif. Untuk
memelihara fungsi sendi dan kekuatan otot meningkatkan elasitias
serabut- serabut otot.
o Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerja sama
dengan dokter dan fisioterapi)
o Lakukan observasi untuk setiap kali latihan

Created By Iwan, S.Kp 73 a


Kep. Medikal Bedah III
ASkep Reumatoid artritis

o Berikan istirahat secara periode


o Berikan lingkungan yang aman misal, menggunakan pegangan
saat dikamar mandi, tongkat yang ujungnya sejenis karet sehingga
tidak licin

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.


Tujuan : Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah.
Recana/tindakan Keperawatan
o Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktivitas yang
dianjurkan, proses penyakit dan keterbatasan-keterbatasannya.
o Diskusi tentang diit, dan hindarkan peningkatan berat badan
o Berikan jadwal obat-obatan yang ada, anam dosis, tujuan/efek, efek
samping dan tanda keracunan obat.
o Jelaskan bahwa klien harus menghindari terjadinya konstipasi
o Jelaskan, kapan klien harus periksa ulang

EVALUASI
1. Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah
konsep diri
2. Nyeri dapat berkurang
3. Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari
4. Komplikasi dapat dihindari
5. Meningkatkan mobilitas
6. memahami cara perawatan di rumah

Created By Iwan, S.Kp 74 a


Kep. Medikal Bedah III

Anda mungkin juga menyukai