Anda di halaman 1dari 14

FISIOLOGI TUMBUHAN

DISTRIBUSI STOMATA PADA BERBAGAI MACAM TANAMAN DAN

TRANSPORTASI TUMBUHAN

Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Tumbuhan

Yang Dibina Oleh Ir. Nugrahaningsih, M.P

DisusunOleh:

Alfan firdaus 170342615500

Delia Wahyu P 170342615524

FatmaYuni R 170342615516

Inayatul Hasanah 170342615527

Reni Krisdayana 170342615548

Offering I 2018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI S1 BIOLOGI

SEPTEMBER 2018
A. Tujuan
Mahasiswa diharapkan terampil
1. Menghitung jumlah stomata pada satuan luas tertentu
2. Membandingkan distribusi stoma pada berbagai jenis daun berdasarkan lingkungan
hidupnya
B. Dasar Teori

Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya, yang menutupi
tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat dihubungkan dengan peranan jaringan
tersebut sebagai lapisan yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak,
kutin dan kutikula dapat membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannnya kompak
dan keras, sehingga dapat dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel epidermis
terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika dan sel gabus
(Hidayat, 1995).

Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya berbentuk pipih
bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan
dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas O2, CO2,
dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya (Sumardi, 2010). Stomata adalah celah
diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis khusus yang disebut sel penutup. Di dekat
sel penutup terdapat sel-sel yang mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup dapat
membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-
sel tetangga turut serta dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel –
sel penutup. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah ke udara, tetapi
lebih banyak terdapat pada daun (Pandey, 1982)

Distribusi stomata tanaman darat umumnya terdapat pada permukaan daun bagian bawah
rata-rata berbentuk oval diameter 6-18 mikron dan luas 90 mikron persegi (Dwijoseputro,
1978). Pada tumbuhan air tertentu yang daunnya terapung di atas permukaan air misal
Nymphaea stomata hanya ditemukan di daun permukaan atas saja. Penelitian dengan daun Iris
yang ditumbuhkan pada intensitas cahaya yang berbeda menunjukkan jumlah stomata
berkurang dengan menurunnya intensitas cahaya (Fahn, 1992), jadi frekuensinya tergantung
pada lingkungannya (Suradinata, l997). Stomata terletak pada sisi atas dan bawah daun, atau
hanya terletak pada permukaan bawah saja. Daun dengan pertulangan menyirip seperti pada
tumbuhan dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun monokotil dengan pertulangan sejajar,
seperti pada Graminae, stomatanya tersusun berderet sejajar (Mulyani 2006). Distribusi
stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu
misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak
porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan
dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti, 2010)

Banyaknya jumlah stomata mempengaruhi besarnya transpirasi akan tetapi baik untuk
tanaman penghijauan. Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang
baru yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di
dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang
membahayakan dapat dicegah karena sebagian dari sinar matahari yang memancar itu
digunakan untuk penguapan air (Dwijoseputro, 1980).

Proses membuka dan menutupnya stomata sangat dipengaruhi oleh cahaya. Sel penutup
mengandung amilum, dimana konsentrasinya lebih tinggi pada malam hari dari pada siang
karena telah berubah menjadi glukosa. Adanya cahaya membangkitkan klorofil untuk
fotosintesis, sehingga kadar CO2 dalam sel tersebut menurun (mereduksi menjadi CH2O).
Kenaikan pH lingkungan memacu posporilase mengubah amilum menjadi glukosa-1-pospat.
Terjadi kenaikan osmose sehingga air masuk dari sel tetangga ke sel penutup, bertambahnya
volume menyebabkan turgor, sehingga terbukalah porus stomata (Dwijoseputro, 1978).

C. Prosedur

Dioleskan cairan kolektor pada permukaan bawah daun


secara merata dan tidak tebal. Dan dibiarkan sampai
kering

Diletakkan isolasi pada tersebut. Ditunggu beberapa saat


kemudian di lepaskan isolasi dari daun tersebut

Diamati kemudian dihitung jumlah stomata pada 4 medan


pandang mikroskop

Diulangi dengan memakai permukaan atas daun


D. Hasil Pengamatan dan Analisis Data
no Nama daun Permukaan atas jumlah Permukaan bawah jumlah
menutup membuka menutup membuka
1 Anredera 11 16 27 33 15 48
Cordifolia
2 Rhoeo Discolor 0 0 0 12 8 20
3 Schefflera 0 0 0 55 159 204
Arboricola Syn.
Heptapleurum
Arboricola

no Nama daun R Luas


1 Anredera Cordifolia 1mm atas 3,14 atas
1mm bawah 3,14 bawah
2 Rhoeo Discolor 0,5mm atas 0,785 atas
0,5mm bawah 0,785 bawah
3 Schefflera Arboricola Syn. 0,5mm atas 0,785 atas
Heptapleurum Arbricola 1,5mm bawah 7,065 bawah

Pada pengamatan distribusi stomata yang telah kami lakukan, kelompok kami
mendapatkan hasil pada daun Anredera Cordifolia bagian atas dan bagian bawah distribusi
stomatanya berbeda, pada daun Anredera Cordifolia bagian adaksial (atas) terdapat 27 stomata
yang 11 stomatanya tertutup dan 16 stomatanya terbuka, sedangkan pada daun Anredera
Cordifolia bagian abaksial (bawah) memiliki jumlah stomata yang lebih banyak daripada
bagian abaksial, yaitu terdapat 48 stomata diantaranya terdapat 33 stomata yang tertutup dan
15 stomata yang membuka.
Pada daun Rhoeo Discolor, distribusi stomata yang banyak terdapat pada daun Rhoeo
Discolor bagian abaksial. Pada daun Rhoeo Discolor bagian adaksial terdapat 0 stomata baik
menutup maupun membuka, sedangkan pada daun Rhoeo Discolor bagian abaksial terdapat 20
stomata, diantaranya terdapat 8 stomata yang membuka dan 12 stomata yang menutup.

Pada daun Schefflera Arboricola Syn. Heptapleurum Arboricola, distribusi stomata


yang banyak terdapat pada daun Schefflera Arboricola Syn. Heptapleurum Arboricola bagian
abaksial. Pada daun Rhoeo Discolor bagian adaksial terdapat 0 stomata baik menutup maupun
membuka, sedangkan pada daun Rhoeo Discolor bagian abaksial terdapat 204 stomata,
diantaranya terdapat 159 stomata yang membuka dan 55 stomata yang menutup.

Pada pengamatan permukaan daun dapat dihitung rata-rata stomata dalam satu bidang
pengamatan.
Pada daun Anredera Cordifolia bagian adaksial diketahui jari-jari (r) penampang nya
yaitu 1mm, sehingga didapatkan luas penampang dengan perkalian jari-jari dan π, yaitu 3,14
mm2, pada daun Anredera Cordifolia bagian abaksial diketahui jari-jari (r) penampang nya
yaitu 1 mm, sehingga didapatkan luas penampang dengan perkalian jari-jari dan π, yaitu 3,14
mm2.
Pada daun Rhoeo Discolor bagian adaksial diketahui jari-jari (r) penampang nya yaitu
0,5 mm, sehingga didapatkan luas penampang dengan perkalian jari-jari dan π, yaitu 0,785
mm2, pada daun allamanda bagian abaksial diketahui jari-jari (r) penampang nya yaitu 0,5 mm,
sehingga didapatkan luas penampang dengan perkalian jari-jari dan π, yaitu 0,785 mm2.
Pada daun Schefflera Arboricola Syn. Heptapleurum Arboricola bagian adaksial
diketahui jari-jari (r) penampang nya yaitu 0,5 mm, sehingga didapatkan luas penampang
dengan perkalian jari-jari dan π, yaitu 0,785 mm2, pada daun Schefflera Arboricola Syn.
Heptapleurum Arboricola bagian abaksial diketahui jari-jari (r) penampang nya yaitu 1,5 mm,
sehingga didapatkan luas penampang dengan perkalian jari-jari dan π, yaitu 7,065 mm2.

E. Diskusi
1. Amphistomatik adalah tipe penyebaran stomata dimana terdapat stomata dipermukaan
atas dan permukaan bawah dari epidermis daun, epistomatik adalah tipe penyebaran
stomata dimana penyebaran terjadi di permukaan atas daun saja sedangkan hypostomatik
adalah penyebaran stomata yang terletak di permukaan daun bagian bawah. Lokasi
pendistribusian stomata juga berpengaruh terhadap proses transpirasi tumbuhan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Dwidjoseputro, 1978 dimana Proses transpirasi dipengaruhi
oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain seperti ukuran
daun, tebal tipisnya daun, tebal lapisan lilin jumlah rambut daun, jumlah, bentuk dan
lokasi stomata. Transpirasi sendiri merupakan proses penguapan atau hilangnya uap air
dari permukaan tubuh tumbuhan akibat adanya penguapan (evaporasi). Transpirasi
terjadi melalui lubang stomata dan lazim disebut dengan transpirasi stomal. Pada
praktikum kelompok kami amfistomatik terdapat pada tumbuhan Andredera Cordifolia,
tipe hypostomatik terdapat pada daun Rhoeo Discolor dan Schefflera Arboricola Syn.
Heptapleurum Arboricola sedangkan tipe epistomatik tidak dijumpai karena bahan yang
kami amati bukan termasuk tanaman air dimana memerlukan penguapan besar sehingga
memiliki stomata di permukaan bawah daun. Pada tumbuhan Andredera Cordifolia
meski memiliki stomata dipermukaan atas daun tetapi jumlahnya tidak lebih banyak jika
dibandingkan dengan sjumlah stomata dibagian permukaan bawahnya.
2. Daun yang kelompok kami amati adalah sebagai berikut Andredera Cordifolia,
tumbuhan ini memiliki penyebaran stoma yang berbeda disbanding yang lain nya. Pada
tumbuhan ini distribusi stoma berada dipermukaan atas dan permukaan bawah daun
sehingga disebut amfistomatik, penyebaran stoma nya bagian atas stoma yang membuka
11 yang menutup 16 sedangkan pada bagian bawah yang membuka 33 dan menutup 15.
Lalu tumbuhan selanjutnya yaitu Rhoeo Discolor dan Schefflera Arboricola Syn.
Heptapleurum Arboricola memiliki tipe stoma sama yaitu hypostomatik dimana
persebaran stoma berada dipermukaan daun bagian bawah Rhoeo Discolor memeiliki
persebaran stoma terbuka 17, tertutup 8 sedangkan pada Schefflera Arboricola Syn.
Heptapleurum Arboricola memiliki persebaran stoma terbuka 55, tertutup 159.
3. Ketebalan daging dengan distribusi stoma tidak ada kaitannya. Yang berkaian adalah
jumah penyebaran dan letak penyebaran stoma dimana semkin banyak jumlah stoma
pada suatu tumbuhan akan meningkatkan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun
namun jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu
akan menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti, 2010).
4. Tumbuhan yang kelompok kami gunakan untuk praktikum memiliki lingkungan hidup
di darat sehingga memiliki didtribusi stoma dibagian permukaan bawah daun untuk
mengurangi transpirasi yaitu Rhoeo Discolor dan Schefflera Arboricola Syn.
Heptapleurum Arboricola, meski pada Andredera Cordifolia memiliki distribusi stoma
di permukaan atasa daun tetapi juga memiliki stoma dibagian permukaan bawah daun
dan memiliki jumlah stoma yang lebih banyak oleh karena itu ketiga tumbuhan tersebut
termasuk kedalam tumbuhan mesofit.
F. Kesimpulan
Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pendistribusian stoma tergantung dari
lingkungan habitat dari tanaman tersebut. Pada tumbuhan air akan dijumpai stoma pada
bagian permukaan atas daun sedangkan pada tanaman darat pendistribusian stoma berada
dibagian permukaan bawah daun untuk menurangi transpirasi. Kerapatan stomata tidak saja
bervariasi antar jenis tetapi juga antar daun dari tumbuhan yang sama. Tingkat kerapatan
stomata dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu, intensitas cahaya, dan
kelembaban. Semakin tinggi intensitas cahaya, kerapatan stomata di kedua permukaan daun
juga semakin meningkat.

G. Daftar Pustaka

Hidayat, E.B. 1985. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB

Sumardi, I., Nugroho, H., dan Purnomo. 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta
Penebar Swadaya

Pandey, B.P. 1982. Palnt Anatomy.New Delhi: S Chand and Company

Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia

Fahn, A . 1992. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press

Suradinata, T. S. 1997. Struktur Tumbuhan. Bandung : F. Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam ITB

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.

Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi . Vol. XVIII, No. 2
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari peristiwa transport air pada tanaman.
B. Dasar Teori
Proses penyerapan air dan mineral dari dalam tanah dilakukan oleh bulu-bulu akar dan
berlangsung secara difusi dan osmosis. Proses penyerepan air oleh akar tumbuhan harus
terjadi setiap saat, hal itu di lakukan agar tumbuhan dapat selalu menjaga tekanan osmotik
selnya agar lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan osmotik air tanah. Sistem
pengangkutan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua macam yaitu pengangkutan
ekstravasikuler dan pengangkutan intravasikuler. Pengangkutan ekstravasikuler merupakan
pengankutan air dan mineral yang berlangsung di luar berkas pengangkutan. Dan
pengankutan itu berlangsung dengan dua cara: yaitu secara apoplas (berlangsung melalui
ruang-ruang antar sel) dan simplas (berlangsung melalui sitoplasma dengan bantuan
plamodesmata). Pada perpindahan dari korteks ke endodermis dan endodermis menuju ke
perisikel yang berlangsung secara transport aktif. Sedangkan pengangkutan intravasikuler
pengankutan zat melalui berkas pengangkut yaitu oleh xilem disebut transportasi.
(Firmansyah, Mawardi, dan Riandi, 2007)

Air sebagai sarana transport bagi unsur hara dari tanah ke tanaman, diperlukan dalam
proses metabolisme tanaman, seperti proses fotosintesis, transpirasi tanaman dan pelarut
sejumlah bahan organik bagi tanaman. Peran air bagi proses fotosintesis jelas sebagai salah
satu bahan dasar bagi terbentuknya senyawa kompleks berupa karbohidrat, potein, lemak
dalam tanaman. Didalam tubuh tanaman air dapat masuk ke jaringan tanaman berlangsung
melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya karena:
perbedaan konsentrasi air dan adanya faktor lingkungan yang berperan dalam proses
keseimbangan air yang ada pada sistem tanah, tanama dan udara. (Suhartono et al, 2008)

Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai
macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang
sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat.
Xilem terdiri dari trakeid dan unsur pembuluh. Trakeid ditemukan di dalam xilem hampir
semua tumbuhan vaskuler. Selain trakeid, sebagian besar angiosperma, serta segelintir
gimnosperma dan tumbuhan vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh
(Campbell, 2008: 323).
Menurut Nugroho dkk (2012: 97), floem merupakan jaringan pengangkut yang
berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke
bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat
hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada
gimnosperma), serat-serat floem, dan parenkim floem.

B. Prosedur

Menghitung kecepatan transpirasi dengan perbedaan


perlakuan terhadap akar tumbuhan pacar air

Dipotong akar dari tumbuhan pacar air dan tumbuhan yang


satunya di biarkan tanpa dipotong akarnya

Kedua tumbuhan pacar air dimasukkan kedalam larutan


safranin 20 ml

Diamati dan dihitung sampai 1 jam

Diukur panjang transportasi larutan pada tumbuhan pacar


air dan dihitung kecepatan tranpirasinya

Diiris penampang melintang masih masing batang yang


dipotong akarnya dan yang tidak dipotong batas antara
yang transportasi larutan yang digunakan

C. Hasil dan Analisis Data

Transportasi akar pada Impatiens Balsamina (pacar air)

no deskripsi panjang
1 Ada akar 8,5 cm
2 Tidak ada akar 13 cm

Pada pengamatan transportasi nutrisi pada tanaman pacar air didapatkan hasil bahwa,
pada tanaman pacar air yang akarnya telah dipotong dan yang belum di potong kemudian
direndam dengan 20ml safranin selama 1 jam didapatkan pada pacar air yang tidak dipotong
akarnya menghasilkan safranin naik sampai 8,5cm, sedangkan pacar air yang telah dipotong
akarnya transportasi safranin lebih cepat yaitu sampai 13 cm.

D. Pembahasan

Pada praktikum yang kelompok kami lakukan, kami melakukan perlakuan yaitu salah satu
tanaman pacar air di potong akarnya dengan jumlah daun sebanyak 12 dan tanaman pacar air
yang tidak dipotong akarnya dengan jumlah daun sebanyak 11. Diamati selama 1 jam. Dari
pengamatan didapatkan bahwa panjang transportasi tanaman pacar air yang akarnya dipotong
lebih cepat dibandingkan dengan tanaman pacar air yang akarnya tidak dipotong. Hal tersebut
di karenakan pada tumbuhan pacar air yang akarnya di potong, maka transportasi larutannya
langsung menembus xylem yang ada pada batang tersebut tanpa melalui perantara apapun.
Sehingga kecepatan transportasi tumbuhan pacar air yang akarnya di potong mengalami
peningkatan daripada tanaman pacar air yang tidak dipotong akarnya. Dengan kecepatan
transportasinya yaitu 13 cm/jam. Dan tanaman pacar air yang akarnya tidak dipotong memiliki
kecepatan 8,5 cm/jam. Namun, untuk jangka waktu yang lama, tanaman pacar air yang tidak
dipotong akarnya memiliki akar, batang dan daun yang lebih kokoh dibandingkan tanaman
pacar air yang dipotong akarya dan apabila untuk penyerapan nutrisi nutrisi yang diberikan,
tanaman pacar air yang di potong akarnya lebih cepat namun tidak bias dalam jangka waktu
yang lama karena sudah tidak sekokoh tanaman pacar air lainnya yang memiliki akar.

E. Daftar Pustaka

Campbell, Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Ke-8. Jakarta:
Erlangga.

Firmansyah, R. , Mawardi, A. dan , Riandi, M. U. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi.
Bandung: PT Setia Purna Inves

Nugroho, L. Hartanto, dkk., 2012. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Suhartono, R. A et al. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kedelai (Glicine Max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. Embryo,
5 (1). 98-112.
Anredera Cordifolia atas Anredera Cordifolia bawah

Rhoeo Discolor atas Rhoeo Discolor bawah


Schefflera Arboricola Syn. Heptapleurum
Schefflera Arboricola Syn. Heptapleurum
Arboricola atas
Arboricola bawah

Impatiens balsamina dengan akar Impatiens balsamina tanpa akar

Anda mungkin juga menyukai