Makalah Likuifaksi 1
Makalah Likuifaksi 1
Disusun Oleh:
Indra Tamara
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah
satu sarana untuk mengembangkan kreativitas siswa juga pengetahuan yang
dimiliki siswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis
untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah
diperoleh penulis. Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah
ditangkap oleh pembaca sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti
oleh pembaca. Pada akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam memahami persoalan gempa bumi beserta kejadian-
kejadiannya.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan dari penulisan makalah ini:
1) Mengetahui pengertian dari Likuifaksi Menurut Beberapa Ahli.
2) Mengetahui penyebab dari terjadinya Likuifaksi Menurut Beberapa
Ahli.
3) Mengerti tentang proses terjadinya Likuifaksi.
4) Mengetahui aktivitas Likuifkasi di Indonesia.
5) Mengetahui dampak Likuifaksi yang terjadi.
Rovicky yang sudah lebih dari 25 tahun berkecimpung di bidang geologi ini
mengatakan likuifaksi terjadi pada lapisan di bawah tanah ang biasanya
berupa butiran berukuran pasir. Air yang tersimpan di dalamnya akan ikut
terbawa keluar ketika terjadi likuifaksi.
Proses inilah yang kemudian membuat tanah bercampur air menjadi lumpur
yang keluar dari dalam perut Bumi. Untuk terhindar dari likufaksi, ia
mengatakan biasanya lapisan tanah yang berupa pasir dikeringkan sebelum
membuat bangunan di atasnya. Untuk konstruksi bangunan bertingkat tinggi,
menurutnya ada soil boring untuk melihat apakah ada hal-hal yang
dikhawatirkan terjadi likuifaksi.
Soil boring sendiri merupakan teknik yang dipakai untuk mensurvei tanah
dengan mengambil beberapa inti dangkal dari sedimen. Teknik ini sangat
penting digunakan sebelum melakukan pengeboran untuk investigasi lepas
pantai untuk menentukan kondisi tanah.
"Perlu dicatat likuifaksi ini bukan akibat beban di atasnya, tetapi akibat
getaran gempa. Namun, gejala likuifaksi bisa merusak konstruksi di atasnya,"
ucapnya.
"Likuifaksi ini membuat material tanah menjadi padat seperti lumpur. Terjadi
karena ada kemiringan tertentu akibat diguncang gempa, akibatnya ada
permukaan tanah yang naik dan turun," jelas Sutopo di tengah konferensi
media.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180930155918-199-
334437/mengenal-likuifaksi-fenomena-tanah-bergerak-gempa-palu
Fenomena likuifaksi (soil liquefaction) yang membuat bangunan dan pohon ‘berjalan’ muncul
setelah gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Tengah. Fenomena ini juga pernah dialami
di berbagai negara akibat gempa bumi.
Likuifaksi merupakan fenomena di mana kekuatan tanah berkurang karena gempa yang
mengakibatkan sifat tanah dari keadaan padat (solid) menjadi cair (liquid). Likuifaksi
disebabkan tekanan berulang (beban siklik) saat gempa sehingga tekanan air pori meningkat
atau melampaui tegangan vertikal. Inilah yang menyebabkan benda-benda di sekitar lokasi
jadi terseret.
“Likuifaksi (adalah) tanah yang kehilangan kekuatan akibat diguncang oleh gempa, yang
mengakibatkan tanah tidak memiliki daya ikat. Guncangan gempa meningkatkan tekanan air
sementara daya ikat tanah melemah, hal ini menyebabkan sifat tanah berubah dari padat
menjadi cair,” ujar Kepala Bagian Humas BMKG, Harry Tirto Djatmiko, Minggu
(30/9/2018).
https://turnbackhoax.id/2018/10/01/benar-mengenal-likuifaksi-fenomena-tanah-
bergerak-gempa-palu/
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/apa-itu-liquefaction-atau-
likuifaksi.html.
Menurut Soelarno et al.,1984 sebagaimana dikutip oleh Zulfikar (2008: 3),
likuifaksi adalah suatu gejala perubahan sifat tanah yaitu, dari sifat solid ke
sifat liquid. Perubahan sifat ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis
pembebanan sebagai berikut:
a) Disebabkan oleh pembebanan monotonic yang biasanya terjadi pada tanah
lempung yang mengalami tekanan dari gaya rembesan air atau arus pasang
sehingga menimbulkan gejala quick clay, sebagai akibatnya tanah lempung
kehilangan kekuatan gesernya yang dikenal dengan nama static liquefaction.
Kondisi ini walaupun mungkin tetapi jarang terjadi.
b) Disebabkan oleh pembebanan cyclic yang biasanya terjadi pada tanah
pasir jenuh air yang mengalami getaran gempa sehingga pasir kehilangan
daya dukungnya yang dikenal dengan cyclic liquefaction. Kondisi ini lazim
terjadi di lapangan.
c) Disebabkan oleh pembebanan yang bersifat shock wave yang biasa terjadi
pada tanah pasir kering berbutir halus yang mengalami getaran gempa yang
bersifat shock wave atau getaran dari bom sehingga menimbulkan gejala
fluidization yang berupa longsoran tanah yang dikenal dengan nama impact
liquefaction. Kondisi ini juga jarang ditemukan, karena pada umumnya terjadi
bila kondisi pasir jenuh.
Soelarno, 1986 sebagaimana dikutip oleh Zulfikar (2008: 4) menyebutkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi potensial likuifaksi:
a) Sifat butir tanah, pasir yang uniform (seragam) lebih mudah likuifaksi
dibandingkan well graded sand (pasir yang bergradasi baik), untuk
uniformity yang sama, butir pasir yang lebih halus akan lebih mudah
likuifaksi. Pasir yang mudah likuifaksi adalah pasir yang mempunyai harga
D10 antara 0,01-0,25 mm, D50 antara 0,075-2,0 mm, D20 antara 0,04-0,50
mm atau 0,004-1,20 mm dengan uniformity coefficient (Cu) antara 2-10.
b) Kepadatan relatif (Dr), makin kecil harga Dr makin mudah terjadi
likuifaksi.
c) Pengaruh kondisi stress mula-mula di lapangan, makin besar harganya
makin sulit tanah itu mencair (likuifaksi).
Ketika hal itu terjadi, kekuatan tanah akan berkurang, sehingga tanah tersebut tidak
mampu lagi untuk menopang beban bangunan di atasnya.
Oleh karena itu proses likuifaksi ditandai dengan munculnya semburan air dan pasir dari
dalam tanah ( sand boiling )
ika mengamati proses terjadinya Likuifaksi sebenarnya mudah, namun permasalahan
utamanya adalah likuifaksi ini tidak dapat dideteksi dulu berbeda dengan tsunami yang
bisa dideteksi menggunakan alat. Likuifaksi sangat bergantung pada getaran dan juga
gempa, sehingga anda tidak bisa menilai bahwa gempa tersebut bisa menyebabkan
pencairan tanah atau tidak.
Namun hal jelasnya bahwa fenomena gempa bumi yang terjadi di zona dengan tanah
yang mengandung air tinggi sangat beresiko untuk terjadi likuifaksi. Biasanya fenomena
ini terjadi untuk tanah yang dekat dengan laut atau pantai. Bisa juga terjadi gempa di
area yang kaya akan air dan juga tanahnya berpasir. Maka likuifaksi bisa terjadi begitu
saja.
Menurut Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada menjelaskan bahwa Likuifaksi terbagi
menjadi dua jenis, yaitu semburan air yang ada dari dalam tanah keluar memancar
layaknya air mancur dan merusak struktur tanah sekaligus. Bisa juga kejadian lapisan
pasir yang terbawa gempa sangat kuat sehingga air yang ada terperas dan mengalir
membawa lapisan tanah. Kejadian ini juga sama halnya dengan likuifaksi pertama, sama-
sama akan menghanyutkan tanah.
Berbicara soal bahaya semua bencana alam dan fenomena alam tentu membahayakan,
apalagi yang bersifat merusak dan terjadi secara besar-besaran layaknya likuifaksi yang
terjadi di Palu. Tentu bukan hal yang aneh jika semua bangunan dan benda yang terkena
likuifaksi hanyut dan tidak bersisa, bahkan menelan korban jiwa.
Untuk itu Likuifaksi memang sangat bahaya, karena sifatnya seperti banjir ditambah
dengan kandungan tanah. Jika ada yang terhanyut maka akan sulit menyelamatkan diri
karena bukan di air jernih atau air biasa. Namun bersamaan dengan struktur tanah dan
bangunan lainnya yang ikut hanyut.
Bagaimana mengangani likuifaksi ? sebenarnya fenomena ini tidak bsia ditangani, BMKG
sendiri hanya bisa memberi peringatan akan bahaya tsunami atau tidak setelah gempa
atau likuifaksi. Anda bisa membenahi dan kembali menata area yang terkena pencairan
tanah jika gempa sudah benar-benar selesai dan juga pergerakan tanah sudah tidak ada
kembali.
Selain itu, anda harus menunggu tanah kembali untuk solid jika ingin membangun
bangunan di area bekas terkena likuifaksi. Namun hal ini akan memakan waktu tahunan,
agar tanah bisa kembali kuat dan solid lagi.
2.4
1. Sulawesi Tengah
Likuifaksi terjadi sesaat setelah gempa bermagnitugo 7,4 di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9).
Rumah dan pohon amblas akibat likuifaksi.
“Ada video yang beredar rumah dan pohon yang kelihatannya berjalan, itu terjadi saat gempa
bukan satu hari atau dua hari kejadian. Termasuk rumah yang ada di perumahan Balaroa ini
kondisinya amblas. Menyebabkan bangunan rubuh hanyut dan sebagainya. Fenomena
liquefaction. Itu adalah fenomena alamiah,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas
BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Minggu
(30/9/2018).
2. Niigata, Jepang
Dikutip dari USGS, peristiwa di Niigata (1964) merupakan salah satu likuifaksi yang paling
terkenal. Akibatnya, bangunan apartemen amblas.
Fenomena ini terjadi pada 16 Juni 1964 pascagempa bermagnitudo 7,5. Ada sekitar 2.000
rumah yang dilaporkan hancur total.
Gempa bermagnitudo 6,3 terjadi pada tanggal 25 Februari 2011 yang mengakibatkan
likuifaksi. Dilansir dari The New Zealand Herald, sejumlah bangunan rusak akibat likuifaksi.
Fenomena ini terjadi tanggal 15 November 2017. Pemerintah Korea Selatan menyebutkan
likuifaksi yang terjadi tidak menimbulkan kerusakan signifikan di Pohang.
Dilansir dari Korea Times, Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel
mengkonfirmasi lima wilayah telah terkena pencairan. Tetapi tingkat keseriusan dari empat
lainnya bahkan lebih rendah.
Sebuah rumah di Mission District San Francisco mengalami kerusakan akibat likuifaksi yang
terjadi akibat gempa bumi pada 18 April tahun 1906. Guncangan gempa menyebabkan isi
buatan mencair dan kehilangan kemampuannya untuk menyangga rumah.
Likuifaksi juga terjadi di Dore Street, San Francisco di periode yang sama. Rumah-rumah di
lokasi amblas. Dilansir dari USGS, daerah tersebut dulunya merupakan tanah rawa.
(dkp/imk)”.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Likuifaksi adalah fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat adanya faktor
getaran (misalnya gempa bumi atau bisa juga karena adanya ledakan besar).
Likuifaksi terjadi pada daerah lapisan tanah yang jenuh air, yaitu tanah di mana ruang
antara partikelnya benar-benar penuh dengan air. Peristiwa ini biasanya sering terjadi
pada lapisan pasir.
Sebelum terjadi gempa, tekanan air di dalam tanah relatif rendah. Namun, pada saat
terjadi gempa, getaran yang ditimbulkan dapat menyebabkan peningkatan tekanan air
ke titik di mana partikel-partikel tanah dapat dengan mudah bergerak sehingga ikatan
antar partikel lapisan pasir tersebut menjadi luruh.
Ketika hal itu terjadi, kekuatan tanah akan berkurang, sehingga tanah tersebut tidak
mampu lagi untuk menopang beban bangunan di atasnya.
Oleh karena itu proses likuifaksi ditandai dengan munculnya semburan air dan pasir dari
dalam tanah ( sand boiling )
Dalam jangka pendek dapat menghambat proses evakuasi para korban dan
menghambat upaya tanggap darurat karena rusaknya infarastruktur seperti
jalan, jembatan, bahkan gedung rumah sakit.
Pada dasarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
resiko sebelum mendesain dan membangun sebuah konstruksi, yaitu :
Perbaikan tanah dengan cara pemadatan (deep compaction & vibro flotation)
3.2 Saran
Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang
sering terjadi di Indonesia dan pemerintah juga harus sering mengadakan
penyuluhan-penyuluhan serta pengetahuan bagi masyarakat agar mereka
mengerti dan dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan apabila
suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa bumi.
Pemerintah juga harus betindak cepat dalam menangani segala
bencana yang terjadi agar tidak memakan banyak korban jiwa. Apabila
dihadapkan dengan bencana gempa bumi, disaranakan yang pertama
paling penting adalah menyelamatkan diri dibandingkan harta benda yang
dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
http://friends.smansakra.sch.id/blogs/entry/PENGERTIAN-GEMPA-dan-letak-
indonesia
http://adelnriripunya.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-gempa.html
http://juanita.blog.uns.ac.id/2011/01/05/gelombang-seismik/
http://riyn.multiply.com/journal/item/47/Gelombang
http://www.riedhagookil.com/2009/09/penyebab-terjadinya-gempa-bumi-dan-
cara.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=13608.0
http://udhnr.blogspot.com/2009/02/lempeng-indonesia.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100915225510AAq636n