Anda di halaman 1dari 10

Pemberian Makanan Pendamping ASI Terhadap

Pertumbuhan Bayi
Ria Asriany Todingrante
102017220
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia
ria.2017fk220@civitas.ukrida.ac.id

Abstract
Pemberian makanan pendamping ASI mempunyai tujuan memberikan zat gizi yang cukup bagi
kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik yang
optimal. Untuk itu perlu diketahui variasi makanan, jumlah dan porsi yang sesuai dan perlu
mengetahui syarat-syarat apa saja yang diperlukan untuk mempersiapakan makanan
pendamping ASI. Selain itu, usia juga sangat berpengaruh terhadap pemberian makanan
pendamping asi. Ada berbagai jenis makanan pendamping ASI yang dapat diberikan sesuai
dengan usianya yaitu makanan lumat, makanan lunak dan makanan padat. Makanan
pendamping ASI sebaiknya diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Apabila diberi kurang dari
bulan tersebut maka ada beberapa resiko penyakit untuk bayi. Untuk itu sangat harus
diperhatikan usia yang cukup untuk makanan pendamping ASI
Kata kunci : jenis MPASI, syarat MPASI, tujuan MPASI

Abstract
Giving complementary food ASI has the purpose of providing adequate nutrients for the needs
of infants or toddlers for optimal growth and physical and psychomotor development. For this
reason, it is necessary to know the variation of food, amount and portion that is appropriate and
need to know what conditions are needed to prepare complementary foods for breast milk. In
addition, age is also very influential on the provision of complementary foods. There are
various types of complementary foods that can be given according to their age, namely
pulverized food, soft foods and solid foods. Complementary food for breast milk should be
given after a 6 month old baby. If given less than that month, there are several risks for the
baby's disease. For this reason, it is very important to pay attention to the adequate age for
complementary foods
Keywords : type of MPASI, MPASI requirements, MPASI goals

Pendahuluan

Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi
setelah usia 6 bulan sampai usia 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. ASI pun
harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Peranan makanan
tambahan bukan sebagai pengganti ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI.
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan
perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan
bayi dan anak, adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak
langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada
umur di bawah 2 tahun.

Anamnesis

Anamnesis mempunyai peran penting dalam mendiagnosa suatu penyakit yang dikeluhkan
oleh pasien. Dalam anamnesis ditanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan,
status pernikahan), keluhan utama dan penyerta, riwayat penyakit, riwayat kesehatan dan
sebagainya.6 Dari hasil anamnesis diketahui :

- Bayi lahir cukup bulan


- Berat badan lahir normal
- Persalinan spontan per vaginal
- Riwayat imunisasi : Polio 3x, Hepatitis B 2x, BCG 1x, DPT 2x
- Bayi aktif menyusui
- Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
- Perkembangan bayi normal sesuai usianya

Pengertian MPASI

Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi
setelah usia 6 bulan sampai usia 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. ASI pun
harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Peranan makanan
tambahan bukan sebagai pengganti ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI.1

Bayi berusia 6 bulan diberi MP ASI karena sudah mempunyai refleks dalam mengunyah
melalui pencernaan yang lebih baik, serta diikuti oleh pemenuhan kebutuhan gizinya. Hal-hal
yang harus diperhatikan terkait pemberian makanan bayi yaitu ketepatan waktu pemberian,
frekuensi, jenis, jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya. Kebiasaan pemberian
makanan bayi yang tidak tepat, seperti pemberian makanan yang terlalu dini atau terlambat,
makanan yang diberikan tidak cukup dan frekuensi yang kurang berdampak terhadap
pertumbuhan bayi.2

Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi,
setelah 6 bulan produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI
saja. Peranan makanan tambahan menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi
tersebut. Makanan pendamping ASI dapat disiapkan secara khusus untuk bayi atau
makanannya sama dengan makanan keluarga, namun teksturnya disesuaikan dengan usia bayi
dan kemampuan bayi dalam menerima makanan.3

Tujuan MPASI (Dasar pemberian MPASI)

Pada umur 0-6 bulan pertama dilahirkan, ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi,
namun setelah usia tersebut bayi mulai membutuhkan makanan tambahan selain ASI yang
disebut makanan pendamping ASI. Pemberian makanan pendamping ASI mempunyai tujuan
memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikomotorik yang optimal, selain itu untuk mendidik bayi supaya
memiliki kebiasaan makan yang baik. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik jika dalam
pemberian MP-ASI sesuai pertambahan umur, kualitas dan kuantitas makanan baik serta jenis
makanan yang beraneka ragam. MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu
bayi dalam proses belajar makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang
baik. Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang
diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus,
dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan
nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI. Pemberian MP-ASI
pemulihan sangat dianjurkan untuk penderita KEP, terlebih bayi berusia enam bulan ke atas
dengan harapan MP-ASI ini mampu memenuhi kebutuhan gizi dan mampu memperkecil
kehilangan zat gizi.3

Syarat Pemberian MPASI

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan sejak bayi berusia 6 bulan. Makanan ini
diberikan karena kebutuhan bayi akan nutrien-nutrien untuk pertumbuhan dan
perkembangannya tidak dapat dipenuhi lagi hanya dengan pemberian ASI. MP-ASI hendaknya
bersifat padat gizi, kandungan serat kasar dan bahan lain yang sukar dicerna seminimal
mungkin, sebab serat yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu proses pencernaan dan
penyerapan zat-zat gizi. Selain itu juga tidak boleh bersifat kamba, sebab akan cepat memberi
rasa kenyang pada bayi. MP-ASI jarang dibuat dari satu jenis bahan pangan, tetapi merupakan
suatu campuran dari beberapa bahan pangan dengan perbandingan tertentu agar diperoleh suatu
produk dengan nilai gizi yang tinggi. Pencampuran bahan pangan hendaknya didasarkan atas
konsep komplementasi protein, sehingga masing-masing bahan akan saling menutupi
kekurangan asam-asam amino esensial, serta diperlukan suplementasi vitamin, mineral serta
energi dari minyak atau gula untuk menambah kebutuhan gizi energi.3

Ciri-ciri bayi yang siap mendapat MPASI dapat dilihat dari kesiapan fisik dan psikologis.
Berdasar kesiapan fisik :

1. Reflex ektrusi (menjulurkan lidah) telah sangat berkurang atau sudah menghilang

2. Mampu menahan kepala tetap tegak

3. Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika
tangannya meraih benda di dekatnya.3

Berdasarkan kesiapan psikologis:

1. Mandiri dan eksploratif

2. Mampu menunjukan keinginan makan dengan membuka mulutnya

3. Menunjukan rasa lapar dan kenyang (mendorong tubuh maju atau menarik mundur)

Kebutuhan Gizi (jumlah, porsi, variasi)

Kandungan gizi adalah jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus ada di dalam
MP-ASI lokal setiap hari yaitu sebesar 250 Kalori, 6-8 gram protein untuk bayi usia 6 – 12
bulan dan 450 Kalori, 12 - 15 gram protein untuk anak usia 12 - 24 bulan. Kebutuhan gizi bayi
usia 6-12 bulan adalah 650 Kalori dan 16 gram protein. Kandungan gizi Air Susu Ibu (ASI)
adalah 400 Kalori dan 10 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah
250 Kalori dan 6 gram protein. Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24 bulan adalah sekitar 850
Kalori dan 20 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350 Kalori dan 8 gram protein,
maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah sekitar 500 Kalori dan 12 gram protein.2

Dimulai saat usia 6 bulan, bayi memerlukan tambahan makanan selain ASI. Lanjutkan
pemberian ASI sesuai permintaan, siang dan malam. ASI tetap akan menjadi bagian yang
terpenting dari makanan bayi. Berikan ASI terlebih dahulu sebelum memberikan makanan lain.
Saat memberikan makanan, ingatlah mengenai: Frekuensi, Jumlah, Kepekatan, Variasi,
Pemberian makan secara Aktif/Responsif, dan Kebersihan. 1. Frekuensi: Berikan makan pada
bayi 2 kali sehari. 2. Jumlah: Berikan 2 sampai 3 sendok setiap makan (sebagai pengenal rasa).
3. Kepekatan: Harus cukup pekat/kental untuk diberikan dengan tangan. 4. Variasi: Mulai
dengan makanan pokok (jagung, gandum, nasi, padi-padian, kentang, ubi), pisang atau kentang
yang dilumatkan.4

Pada usia 6-8 bulan diberikan 2-3 kali per hari, ditingkatkan menjadi 3-4 kali per hari pada usia
9-24 bulan. Di antara waktu makan apabila diperlukan bisa diberikan tambahan makanan
selingan 1-2 kali sesuai dengan kemampuan si anak. Pada akhirnya akan terjadi proses
penyapihan ASI menjadi makanan keluarga yang mulus tanpa masalah

Pengaruh MPASI terhadap tumbuh kembang bayi

Pemberian MP-ASI harus memperhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
berdasarkan kelompok umur dan tekstur makanan yang sesuai perkembangan usia balita.
Terkadang ada ibu-ibu yang sudah memberikannya pada usia dua atau tiga bulan, padahal di
usia tersebut kemampuan pencernaan bayi belum siap menerima makanan tambahan.
Akibatnya banyak bayi yang mengalami diare. Masalah gangguan pertumbuhan pada usia dini
yang terjadi di Indonesia diduga kuat berhubungan dengan banyaknya bayi yang sudah diberi
MP-ASI sejak usia satu bulan, bahkan sebelumnya. Pemberian MP-ASI terlalu dini juga akan
mengurangi konsumsi ASI, dan bila terlambat akan menyebabkan bayi kurang gizi. Sebenarnya
pencernaan bayi sudah mulai kuat sejak usia empat bulan.

Adapun resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini, yaitu:

1. Resiko Jangka Pendek

Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi keinginan bayi untuk menyusui
sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusui berkurang dengan akibat produksi ASI
berkurang. Selain itu pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi
penyerapan zat besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah, tetapi lebih
mudah diserap oleh tubuh bayi. Pemberian makanan dini seperti pisang, nasi didaerah pedesaan
di Indonesia sering menyebabkan penyumbatan saluran cerna/diare serta meningkatnya resiko
terkena infeksi.

2. Resiko Jangka Panjang

Resiko jangka panjang dihubungkan dengan obesitas, kelebihan dalam memberikan makanan
adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada
usia-usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.
Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml), namun jika masukan
dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi di kemudian
hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya gangguan hipertensi.
Selain itu, belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat
menyebabkan alergi terhadap makanan.3

Makanan Pendamping ASI tidak boleh diberikan lebih lambat dari usia 6 bulan (27 minggu)
karena setelah usia 6 bulan ASI eksklusif sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.3

Feeding Rules

Bayi usia 6-9 tahun dapat dikenalkan dengan makanan yang telah difotrifikasi dengan besi serta
susu sapi. Apabila ingin mengenalkan makanan baru, sebaiknya diberikan jarak 2 hari sehingga
bayi dapat mengenali rasa dan memudahkan indentifikasi apabila mengenali alergi. Pemberian
makanan tambahan dimulai dengan prosi kecil (1-3 sendok makan) dengan frekuensi 2-3 kali
sehari. Tekstur makanan dapat ditingkatkan secara berkala mulai dari bubur sampai makanan
lunak yang lebih kental. Pada usia 9-12 bulan orang tua sebaiknya melakukan motivasi untuk
makan mandiri dan memberi makanan tekstur yang lebih keras (makin menyerupai makanan
keluarga). Pada usia 12-24 bulan diberi makanan pelengkap atau tambahan yang mengandung
energi dalam jumlah besar, protein, mikronutrien (zat besi, seng, kalsium, vitamin A, vitamin
C dan folat), tidak pedas atau asin, mudah dimakan anak, disukai anak dan mampu dibeli orang
tua. Makanan yang diberikan sebaiknya bervariasi mengandung maknan dari hewan, produk
susu, produk biji-bijian, buah-buahan dan sayur hijau. Pada usia 12-18 bulan pertumbuhan
mulai melambat dibandingkan dengan satu tahun pertama kehidupan dan pada usia 15 bulan,
anak dapat makan mandiri dengan sendok dan jenis makanan yang dimakan adalah makanan
keluarga. Pada usia 18-24 bulan, anak sudah dapat mengonsumsi sebagian besar jenis
makananpada makanan keluarga.8

Responsive feeding

Pada tahun pertama, bayi dan orangtua belajar saling mengenali dan menginterpretasi bahasa
komunikasi verbal dan non-verbal antar mereka. Proses yang bersifat timbal-balik ini
membentuk dasar untuk ikatan atau perlekatan emosional antara bayi dan orangtua yang sangat
penting bagi perkembangan fungsi sosial-emosional yang sehat. Bayi akan menunjukkan tanda
lapar dan kenyang dengan bahasa tubuhnya (feeding cue). Jika ibu memperhatikan feeding cue
dari bayinya dan memberikan ASI sesuai dengan tanda-tanda tersebut maka akan tercipta suatu
jadwal makan yang paling sesuai untuk bayi tersebut yang berbeda dengan bayi lain. Pada usia
6-8 bulan diberikan 2-3 kali per hari, ditingkatkan menjadi 3-4 kali per hari pada usia 9-24
bulan. Di antara waktu makan apabila diperlukan bisa diberikan tambahan makanan selingan
1-2 kali sesuai dengan kemampuan si anak. Pada akhirnya akan terjadi proses penyapihan ASI
menjadi makanan keluarga yang mulus tanpa masalah. Sikap ibu/ pengasuh yang tanggap
terhadap tanda ini disebut responsive feeding. Responsive feeding mencakup:

1. Pemberian makan langsung kepada bayi oleh pengasuh dan pendampingan untuk anak yang
lebih tua yang makan sendiri.

2. Peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan bayi.

3. Berikan makanan secara perlahan dan sabar


4. Dorong anak untuk makan tanpa adanya paksaan.

5. Mencoba berbagai kombinasi makanan, rasa, tekstur serta cara agar anak mau bila anak
menolak banyak macam makanan.

6.Sesedikit mungkin distraktor selama makan bila anak mudah kehillangan perhatian sewaktu
makan.

7. Waktu makan merupakan periode pembelajaran, pemberian kasih sayang termasuk berbicara
kepada anak disertai kontak mata.7

Food hygiene

PHBS (Perilaku Bersih Sehat) penting untuk menghindari diare dan penyakit lain. Langkah-
langkah yang perlu diikuti adalah seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan
makanan dan memberi makan bayi, mencuci tangan Ibu dan bayi sebelum makan, mencuci
tangan dengan sabun setelah ke toilet dan setelah membersihkan kotoran bayi. Saat memberi
makan bayi pastikan dalam keadaan peralatan dan cangkir yang bersih. Menggunakan sendok
dan cangkir yang bersih untuk memberikan makanan dan cairan kepada bayi. Jangan gunakan
botol, kempeng atau cangkir dot karena peralatan tersebut sulit dibersihkan dan bisa
menyebabkan bayi sakit. Dan menyimpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat
yang bersih dan aman.6

Jenis-jenis MPASI

Jenis-jenis MP ASI menurut Kemenkes (2010) adalah sebagai berikut :

1. Makanan lumat, yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan
bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus. Contohnya bubur susu, bubur sumsum, pisang
saring yang dikerok, pepaya saring, tomat saring, nasi tim saring dll.

2. Makanan lunak, yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair.
Contohnya bubur nasi, bubur ayam, nasi tum, kentang puri dll.

3. Makanan padat, yaitu makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut
makanan keluarga. Contohnya lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit dll.
Makanan pendamping ASI harus mengandung 4 komponen yaitu makanan pokok (beras,
sereal, dsb), sumber protein baik nabati maupun hewani (kacang-kacangan, susu, daging, ayam,
ikan, telur), sumber vitamin dan mineral (sayuran dan buah) dan sumber energi lainnya
(minyak, lemak, gula).4

Untuk bayi berusia 6-9 bulan sebaiknya diberi makanan yang mengandung sumber karbohidrat,
sumber protein, sumber lemak dan sumber vitamin dan mineral. Sedangkan untuk bayi berusia
9-12 bulan beri makanan selingan 1 kali sehari yang bernilai gizi tinggi seperti bubur kacang
ijo dan buah. Usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihan terjamin. Beri
jenis makanan yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan gizi yaitu sumber karbohidrat dan
sumber protein.5

Kesimpulan

MPASI bertujuan sebagai pelengkap nutrisi bayi serta sebagai peralihan dari ASI ekslusif ke
makanan keluarga Pemberian imunisasi harus diberikan sesuai jadwal dari IDAI untuk
memberikan proteksi optimal kepada anak-anak. ASI eksklusif baiknya diberikan sampai umur
6 bulan, setelahnya dapat didampingi dengan MPASI.

Daftar Pustaka

1. Widyawati, Febry F, Destriatania S. 2016. Analisis pemberian mpasi dengan status gizi pada
anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja puskesmas lesung batu empat lawang. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat 7(1)

2. Rahmad AH. 2017. Pemberian asi dan mpasi terhadap pertumbuhan bayi usia 6-24 bulan.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 17(1):9-1

3. Mufida L, Widyaningsih TD, Maligan JM. 2015. Dasar makanan pendamping air susu ibu
untuk bayi 6-24 bulan. Jurnal Pangan dan Agroindustri 4(3): 1647-650

4. Tanto C. Kapita selekta kedokteran. 4th ed. Jakarta: Media Aesculapius; 2014. h. 117-19

5. http://repository.unimus.ac.id/403/3/BAB%20II.pdf. Diunduh 8 Januari 2019

6. https://www.unicef.org/indonesia/id/PaketKonseling-3Logos.pdf. Diunduh 8 januari 2019


7.https://hidupduniasehat.files.wordpress.com/2016/10/merged_document.pdf. Diunduh 8
Januari 2019

8. Azmi N. 2012. Gambaran pola pemberian makan pada bayi dan balita usia 0-59 bulan.
FKMUI.

Anda mungkin juga menyukai