Anda di halaman 1dari 8

Imunisasi Dasar untuk Anak

Dhimas Garin Dewa Agista

E3/ 102015008

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510, Indonesia. Tlp : (021) 56942061,
Fax: (021) 563-1731
email: dhimas.2015fk008@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-
bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan
satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap sesuai jadwal pemberiannya.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya terutama anak-anak. Terdapat 5 imunisasi dasar yang harus
diberikan pada anak yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. Cara pemberian suatu
imunisasi berbeda-beda, begitu pula dengan dosis dan juga perbedaan pada kontraindikasi serta
efek samping yang terjadi.

Kata kunci: Imunisasi,vaksin,jadwal

Abstrac

Immunization is a process for enhancing the immune system by introducing the vaccine, the virus
or bacteria that have been attenuated, killed, or parts of bacteria (virus) has been modified.
Immunization is not enough just to do one, but it must be done gradually and a complete
schedule of administration. Purpose the immunity of an immunization is to reduce the number of
patients with a disease that is very harmful to health can even cause death to the sufferer,
especially children. There are 5 basic immunization should be given to children, namely BCG,
DPT, Polio, Measles and Hepatitis B. Granting each immunization assortment, as well as
dosage and also differences on contraindications and side effects that occur.

Keywords:Immunization, vaccine, schedule


Pendahuluan

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-
bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. Imunisasi bisa saja diberikan pada semua
umur, hanya saja beberapa imunisasi efektif diberikan pada usia tertentu. Ada yang pada bayi,
anak-anak, remaja, wanita hamil, bahkan manula, tergantung jenis imunisasi yang diinginkan.1

Di Indonesia, imunisasi bayi dan anak dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok pertama
berisi jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah melalui program pengembangan
imunisasi (PPI) seperti BCG (Bacillus Calmette GuerinK), Hepatitis B, Polio, DPT (tetanus), dan
Campak. Kelompok imunisasi yang diwajibkan ini dibiayai seluruhnya oleh pemerintah.
Kelompok kedua adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) seperti Hepatitis A, MMR (measles, mumps, rubella) Hib, dan lain-lain. Jenis vaksin
dalam kelompok ini belum diwajibkan pemerintah.1

Imunisasi

Imunisasi adalah program pencegahan penyakit menular yang diterapkan dengan


memberikan vaksin dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membuat zat anti untuk
melindungi tubuh dari penyakit tertentu. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikankekebalan atau resistensi
pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh
mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit
berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara
bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan
hidup anak. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi
angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya.2
Secara umumnya imunisasi dalam dibagi menjadi imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Menurut Farlax, imunisasi aktif adalah kapasitas tubuh untuk membedakan bahan asing dari diri
sendiri dan untuk menetralisir, menghilangkan atau memetabolisme benda asing (non-self)
dengan mekanisme fisiologis respon imun. Imunisasi aktif bisa dibagi menjadi alami dan buatan.
Aktif alami adalah mekanisme kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh kita karena masuknya
antigen asing ke dalam sistem normal tubuh kita secara alami atau dengan kata lain ketika kita
jatuh sakit, diinfeksi oleh virus atau bakteri. Sedangkan aktif buatan adalah kekebalan tubuh
yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapat perlindungan dari suatu penyakit.
Bila imunisasi pasif yaitu kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan
tubuhnya didapatkan dari luar. Imunisasi pasif juga bisa dibagi menjadi alami dan buatan. Pasif
alami adalah mekanisme kekebalan seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan
orangtua kandung langsung ketika berada didalam kandungan. Sedangkan pasif buatan yaitu
kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu.
Terdapat tiga jenis vaksin yang digunakan dalam dunia medis. Pertama adalah life-atteneuted-
bactery or virus. Vaksin ini mengandung bakteri atau virus yang masih hidup tetapi yang sudah
dilemahkan. Contoh vaksin dalam katagori ini adalah vaksin BCG. Salanjutnya terdapat vaksin
dead bakteri or virus yang mengandung bakteri dan virus yang telah mati. Contoh vaksin dalam
golongan ini ialah kolera dan tifus. Manakala golongan ketiga adalah jenis vaksin toksoid. Jenis
ini sangat khas karena selalulanya dikombinasikan dengan logam untuk pemakaian yang lebih
lama. Misalnya, Toxol+Al=formal toxoid al precipitate. Contoh toxoid yang sering diguna pakai
adalah pada penyakit tetanus.3

Jenis Imunisasi dan Jadwal Pemberian

Menurut peraturan kesehatan mentari kesehatan Indonesia nomor 42 tahnu 2013,


Imunisasi dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat diberikan pada bayi sebelum berusia
1 (satu) tahun.3 Antara jenis imunisasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat di atas terdiri
dari:
a. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
b. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib);
c. Hepatitis B pada bayi baru lahir;
d. Polio; dan
e. Campak
Jadwal pemberian tiap imunisasi berbeda-beda. Lihat gambar 1.

Gambar 1: Jadwal Imunisasi Dasar

BCG
Vaksin ini diberikan sebagai langkah preventif penyakit Tuberculosis (TBC).
Pemberiannya cuma sekali sebelum bulan kedua stelah bayi lahir. Sekiranya sudah 2 bulan dan
masih belum vaksinisasi BCG, DEPKES menganjurkan untuk melakukan tes Mantaux dulu
untuk memastikan bayi tidak menderita TBC. Jika tes Mantaux positif, maka serum TBC
diberikan dahulu sebelem Vaksin BCG. 4

DPT
Vaksin DPT diberikan sebagai pencegahan penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus. Difteri
merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Cornybacterium diphtheria, Cornybacterium
ulcerans. Vaksin ini diberikan sebanyak 5 kali. Yang pertama adalah pada 3 bulan setelah bayi
lahir, diteruskan dengan 4 bulan, 5 bulan, usia masuk sekolah dan usia keluar sekolah yaitu
antara umur 10-12 tahun. Vaksin ini bisa dibekukan tetapi tidak tahan panas atau cahaya
matahari. Vaksin ini jika tidak dibuka bisa disimpan selama 2 tahun.4

Polio
Vakisn polio merupakan satu obat pencegahan bagi penyakit Poliomielities. Penyakit ini
merupakan satu penyakit yang mampu mengakibatkan gangguan saraf. Poliomielities ditransmisi
melewati oral-faecal route. Vaksin polio diberikan sebanyak 6 kali yaitu pada bulan 2,3,4,5 serta
satu tahun setelah kali ke 4. Kali terakhir vaksin diadministrasi pada usia masuk sekolah anak-
anak. Terdapat dua tipe vaksin polio ini. Jika tidak dibuka, vaksin ini bisa tahan selama 2 tahun
dari waktu produksinya.5

Campak
Seperti namanya vaksin campak digunakan sebagai obat preventif bagi penyakit campak.
Pemberiannya pada usia 9 bulan setelah bayi lahir. Hal ini karena sampai bulan ke Sembilan bayi
masih mempunyai imunisasi pasif alami yang didapti dari ibunya.6

Hepatitis B
Vaksin ini bertujuan untuk mencagah penyakit Hepatitis B. Vaksin Hepatitis B diberikan
3 kali dengan kali pertama sesegara mungkin. Vaksinisasi kali kedua diberikan setelah 6 bulan
dari kali ke pertama dan vaksin terakhir diberikan 5 tahun setelah kali pertama.4,5

Efek Samping Pemberian Imunisasi

BCG
Kejadian pasca imunisasi vaksin BCG termasuklah reaksi lokal, demam untuk beberapa
hari dan sikatriks pada tempat penyuntikan yang juga dikenali sebagai sikatriks BCG. Spesifikasi
vaksin ini bisa digolongkan dalam life-atteneuted bactery or virus yaitu virus atau bakteri yang
setengah mati. Vaksin ini dibuat dari Bacillus Calmette Guerrin dan manufacturer hamper selalu
membekalkan vaksin ini dalam suhu 2-8*C. Vaksin ini masih digunakan walaupun telah
dibekuin tetapi tidak tahan panas.4
DPT
Vaksin ini memiliki masa inkubasinya selama 2-5 hari. Suatu gambaran klinis yang bisa
kita lihat dari penyakit ini adalah terbenttuknya satu lapisan abu-abuan yang menutupi
tenggorokkan. Selain itu, pasein yang menderita difteri selalunya akan mengalami demam, sakit
tenggorokkan, lemas, sulit napas dan sebagainya. Transmisi penyakit ini bisa terjadi dari kontak
langsung dari penderita ke masyarakat normal yang sehat atau dari konsumsi susus sapi.4

Polio
Virus ini merupakan sejenis virus RNA yang berkolonisasi di usus pasien dengan masa
inkubasi 1-3 minggu. Setelah masa inkubasi, virus ini masuk ke dalam aliran darah dan aliran
limfe.5

Campak
Terjadi panas dan kemerahan dan biasanya pada anak-anak mungkin panas selama 1 – 3
hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.6

Hepatitis B

Kejadian pasca imunisasi Hepatitis B adalah local pain pada tempat suntikan vaksin dan
indikasi sistemis yang termasuklah demam, lesu dan perasaan tidak enak pada saluran
pencernaan untuk beberapa hari setelah vaksin diberikan.4,5

Cara Pemberian dan Kontraindikasi

BCG

Vaksin ini secara umumnya bisa mengakibatakan dua jenis reaksi. Yang pertama adalah
reaksi local tanpa demam. Reaksi local bisa mengekal dalam tubuh pasien selama 1-2 minggu
selepas vaksinisasi BCG. Selalunya juga terdapat perubahan pada tempat suntikan. Pertama akan
timbul indurasi yaitu kulit akan menjadi tebal dank eras yang selanjutnya akan menjadi eritema
atau kemerahan pada kulit, pustule dengan inflamasi, ulkus dan jaringan parut. Jaringan parut
bisa aja terjadi selama 8 hingga 12 minggu pada tempat suntikan tersebut. Tambahan, Vaksin
BCG juga bisa mengakibatkan rekasi reagional. Bermulanya reaksi ini ditandai dengan
pembesaran kelenjar aksila atau servikal yang akan terjadi selama 3 hingga 6 bulan. Poin penting
yang harus kita ingat adalah pada reaksi regional terdapat demam pada pasien. Vaksin BCG
diberikan subkutan pada deltoid atau paha atas kanan. Dosisnya adalah 0.05ml.4,7

DPT
Vaksin ini diberikan secara intramuscular dan dosisnya 0.5ml. Kontraindikasinya bisa
terjadi pada anak-anak yang sering mengalami kejang atau dalam pengobatan antipiretik ataupun
analgetik. Demam bisa terjadi sebagai kejadian pasca imun karena pertusis. Jika anak yang telah
diimunisasi dengan DPT mengalami gangguan neurologic seperti kejang, syok atau penurunan
kesadaran maka vaksin yang selanjutnya bisa diberikan setelah anak itu mencapai 7 tahun. Jika
kejang tidak berhenti atau timbul semula setelah imunisasi kali kedua maka vaksin kali ketiga
hanya diberikan vaksin DT bukan DPT. Spesifikasi vaksin yang dalam pasaran dini adalah jenis
Flakon dengan dosis 5ml yang mengandungi toxoid difteri, toxoid tetanus, bakteri mati
pertusis.4,7

Polio
Terdapat dua tipe vaksin polio ini. Tipe pertama adalaha tipe sabin yang mengandung
virus yang mati dan diteteskan sebanyak 2 tetes peroral. Manakala tipe kedua adalah tipe salk
yang mengandungi virus yang lemah dan masih hidup dan diberikan secara parenteral. Bayi
dengan diare berat merupakan kontraindikasi bagi vaksin ini.5

Campak
Vakisn ini diberikan secara subkutan dan dosisnya 0.5ml. Kontaindikasi bagi vaksin ini
adalah demam, defisiensi immunologis, allergi putih telor, hipersensitivitas kanamisin dan
eritromisin. Pasien imunosupresif dan wanita hamil juga harus berhati-hati ketika mendapatkan
vaksin ini.6
Hepatitis B
Vaksin ini diberikan pada intrumuskular dengan dosis 0.5ml pada paha atau pangkal
lengan atas. Vaksin Hepatitis B diberikan 3 kali dengan kali pertama sesegara mungkin.
Kontraindikasinya adalah reaksi alergi terhadap komponen vaksin termasuk thimerosal
merupakan kontraindikasi pemberian vaksin.4,7

Kesimpulan
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Pemberian vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Imunisasi tidak cukup hanya
dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap sesuai jadwal
pemberiannya. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi
angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya.

Daftar Pustaka

1. Syah E. Pengertian, tujuan dan jadwal imunisasi lengkap. 20 Januari 2014 [diakses
tanggal 15 Januari 2017]. Tersedia di http://www.medkes.com/2014/01/pengertian-
tujuan-dan-jadwal-imunisasi-lengkap.html
2. Soedjatmiko. Pedoman imunisisasi di Indonesia. Ed ke-3. Jakarta. Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2008. H. 2-9
3. WHO. Global immunization vision and strategy Januari 2009. Diunduh dari
http://www.who.imt/immunization/givs/ en/index.html. Diunduh pada 20 Januari 2017.
4. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Ed ke-1. Jakarta. EGC; 1995
5. Mansjoer, Arif M. Kapita Selekta Kedokteran. Ed ke-3. Jilid 2. Jakarta. Media
Aesculapius; 2009. h. 39
6. Cahyono B. Vaksinasi Cara Cegah Atasi Penyakit Infeksi. Yogyakarta. Kanisius; 2010.
Hal 73-8.
7. Santoso A, Pusponegoro A, Sani A, Aziz A, Lelo A, Azwar A dan et al. MIMS
Indonesia. Ed ke-126. Singapore. MIM Pte Ltd; 2013

Anda mungkin juga menyukai