Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK

KERJA PROFESI
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI

DI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LEMBAGA PENYELENGGARA


PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA
(AIRNAV INDONESIA)

Disusun oleh:
LIA AYU NURMALITA (002134547173009)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS SURYA
TANGERANG
2017
LEMBAR PENGESAHAAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PROFESI

1. Judul : Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Perusahaan


Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia (LPPNPI) – AirNav Indonesia

2. Lokasi : Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi


Penerbangan Indonesia (LPPNPI) – AirNav Indonesia.
Gedung Kantor Pusat - Jl. Juanda No.1, Karang Anyar, Neglasari,
Kota Tangerang, Banten 15121

Pelaksana Praktik Kerja Profesi

1. Nama : Lia Ayu Nurmalita


NIM : 002134547173009
Program Studi : Ekonomi Pembangunan

2. Waktu Pelaksanaan : 1 s/d 28 Februari 2017

Tangerang, 3 Maret 2017

Lia Ayu Nurmalita


Pelaksana Praktik Kerja Profesi

Menyetujui,

Firman Zulfikar, M.Si. Imam Suryadi


Dosen Pembimbing Akademik Manajer Pengelolaan Kinerja Perusahaan

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat, rahmat, dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan praktik kerja
profesi di Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia (LPPNPI) – AirNav Indonesia. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan
sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus dilaksanakan dalam proses belajar di Program
Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Surya. Selain itu, bertujuan untuk menyiapkan
sumber daya manusia yang handal dan siap dalam menghadapi dunia kerja.
Penulis menyadari bahwa terdapat ketidaksempurnaan selama pelaksanaan dan
penyusunan laporan praktik kerja profesi. Hal ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dr. Siti Rahmi Utami selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ekonomi, Universitas Surya;
2. Ibu Victoria Lelu Sabon, Ph.D. selaku Kepala Program Studi Ekonomi Pembangunan,
Universitas Surya;
3. Bapak Ari Suryadharma selaku Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen
Risiko, dan GCG Perum LPPNPI – AirNav Indonesia;
4. Bapak Imam Suryadi dan Bapak Yayat Sarip H.M. selaku manajer unit Pengelolaan
Kinerja Perusahaan dan manajer Manajemen Risiko, dan Good Corporate Governance;
5. Ibu Adiarti Nursasanti selaku penanggung jawab praktik kerja profesi LPPNPI – AirNav
Indonesia (Unit Diklat Manajerial dan Non Mandatory)
6. Mbak Khusnul Khotimah, Mbak Wistin Octaviana, Mas Hanif Risnanto, Mas Wisnu
Handry, dan Mas Donny Prasetyo selaku rekan kerja di Biro Pengelolaan Kinerja
Perusahaan , dan beberapa pihak yang telah membantu jalannya proses praktik kerja
profesi di LPPNPI - AirNav Indonesia.

Tangerang, 3 Maret 2017

Lia Ayu Nurmalita

ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Kegiatan 2
Manfaat Kegiatan 2
BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan 4
Visi, Misi, dan Nilai 6
Cabang dan Struktur Organisasi 6
BAB III. HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PROFESI
Tempat dan Waktu Praktik Kerja Profesi 8
Kegiatan/Pekerjaan Harian 8
Hasil Kegiatan Praktik Kerja Profesi : Kriteria Penilaian Kinerja Unggul & Penerapan Good
Corporate Governance 11
BAB IV. PENUTUP
Kesimpulan 16
LAMPIRAN 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk sumber daya manusia menjadi
terampil dan berkualitas dalam kehidupannya ketika menghadapi dunia kerja. Pendidikan yang
dilakukan pada perguruan tinggi bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang siap
menghadapi dunia kerja. Pemberian materi pembelajaran berupa teori yang diterima oleh para
mahasiswa di dalam kelas sering kali berbeda kenyataan dan praktiknya di lapangan sehingga
dapat mengakibatkan kurangnya kualitas dan keahlian (skill) untuk bidang pekerjaan sesuai
dengan keahlian yang dimiliki. Sedangkan permintaan dari perusahaan membutuhkan sumber
daya manusia yang kompeten.
Oleh karena itu, pendidikan yang berupa materi pembelajaran disesuaikan dengan
kenyataan dunia kerja telah dituangkan dalam perguruan tinggi dengan tujuan untuk
menciptakan lulusan yang berkualitas dan memiliki keahlian (skill) sesuai dengan program
studinya. Salah satunya adalah Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Surya.
Dalam proses pendidikan di program studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Surya banyak
memberikan ilmu mengenai pengelolaan bisnis yang baik untuk skala perusahaan yang
terangkum dalam mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen, Pengantar Bisnis, Etika Bisnis, dan
Manajemen Keuangan. Selain itu, program studi Ekonomi Pembangunan juga mempelajari
mengenai peran pemerintah dalam mengelola bisnis dan membuat peraturan untuk para pelaku
bisnis agar menjalankan pengelolaan bisnis yang baik dan benar yang terangkum dalam mata
kuliah Ekonomi Publik, Ekonomi Pembangunan, Perkonomian Indonesia, dan Ekonomi
Internasional. Namun, ilmu tersebut masih dalam bersifat teoritis, oleh karena itu, mahasiswa
perlu melakukan praktek kerja profesi untuk menerapkan dan memahami ilmu yang diberikan
terhadap kenyataan yang sebenarnya.
Praktek kerja profesi merupakan salah satu cara bagi Universitas Surya dalam
menerapkan ilmu yang diberikan di dalam kelas ke dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu,
juga merupakan cara dalam membentuk kemampuan (skill) dan menambah wawasan
mahasiswa dalam menghadapi persaingan kerja di masa yang akan datang. Karena, sumber
daya manusia merupakan unsur penting bagi perusahaan dalam menjalankan sistem untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan materi yang diperoleh selama proses pendidikan di Program Studi Ekonomi
Pembangunan (Green Economy), maka penulis melakukan praktek kerja profesi di Biro
Pengelolaan Kinerja Perusahaan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia (LPPNPI), AirNav Indonesia. Hal ini didasarkan pada kesesuaian materi di Program
Studi Ekonomi Pembangunan agar ilmu yang diperoleh dapat diterapkan dengan tepat dan
dapat membandingkan sejauh mana kompetensi ilmu yang telah diberikan selama proses
pembelajaran dengan keadaan dunia kerja yang sesungguhnya.

1.2 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:


 Mengembangkan wawasan, keterampilan, dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
 Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis sehingga dapat memecahkan
masalah yang ada secara langsung.
 Meningkatkan pemahaman serta membandingkan ilmu yang diperoleh selama
pembelajaran di kelas dengan mempraktikkan secara langsung dengan keadaan yang
sebenarnya.
 Meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara perguruan tinggi, instansi/perusahaan
terkait, dan pemerintah.

1.3 Manfaat Kegiatan


1.3.1 Bagi Perusahaan
 Membantu pemerintah dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang kompeten di
bidang yang dijalankan.
 Sarana untuk memberikan penilaian dan evaluasi mengenai mahasiswa Program Studi
Ekonomi Pembangunan, Surya University.
 Menjembatani hubungan antara instansi/perusahaan dengan Surya University untuk
menjalin kerjasama lebih lanjut, baik bersifat akademis maupun organisasi.

1.3.2 Bagi Program Studi Ekonomi Pembangunan, Surya University


 Mendapatkan masukan untuk mengevaluasi sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

1
 Menjembatani hubungan kerjasama Program Studi Ekonomi Pembangunan dengan instansi
terkait.
 Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan Surya University kepada
instansi/perusahaan terkait.

1.2.3 Bagi Mahasiswa


 Mendapatkan pengalaman dan mengetahui keadaan praktis secara langsung dunia kerja
yang ada sebagai bekal mempersiapkan daya kreatif untuk menyesuaikan dengan
lingkungan kerja di masa yang akan dating.
 Mendapatkan ilmu praktis dari dunia kerja secara langsung terkait ilmu yang ditekuni
sehingga dapat menerapkan sekaligus membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
di bangku kuliah dengan dunia kerja.
 Sebagai media untuk menguji kemampuan, dan keterampilan pribadi sehingga dapat
memotivasi diri sendiri untuk lebih baik.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Pengelolaan sistem navigasi penerbangan bandara-bandara Unit Pelayanan Teknis di


Indonesia sebelumnya ditangani oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II
(Persero) serta Kementerian Perhubungan. Namun, pada saat ini dikelola oleh Perusahaan
Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI)
atau AirNav Indonesia setelah terbit UU nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum)
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI).

Lahirnya ide dalam membentuk pengelola tunggal pelayanan navigasi memiliki 2 alasan,
yaitu:

 Tugas rangkap yang diemban oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II
(Persero). Lembaga ini selain bertugas mengelola sektor darat Bandara dengan segala tugas
turunannya, juga bertanggung jawab mengelola navigasi penerbangan.
 Audit Internal Civil Aviation Organization (ICAO) terhadap penerbangan di Indonesia.
Dari audit ICAO USOAP (Universal Safety Oversight Audit Program and Safety
Performance) pada tahun 2005 dan 2007, disimpulkan bahwa penerbangan di Indonesia
tidak memenuhi syarat minimum requirement dari International Safety Standard sesuai
regulasi ICAO. Kemudian direkomendasikan agar Indonesia membentuk badan atau
lembaga yang khusus menangani pelayanan navigasi penerbangan.

Pada Bulan September 2009, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mulai disusun
sebagai landasan hukum berdirinya Perum LPPNPI. Pada 13 September 2012, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menetapkan RPP menjadi PP 77 Tahun 2012 yang menjadi dasar hukum
terbentuknya Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia.

Mulai 16 Januari 2013 pukul 22.00 WIB, seluruh pelayanan navigasi dialihkan ke AirNav
Indonesia. Alasan memilih pada pukul 22.00 WIB karena adanya perbedaan tiga waktu di
Indonesia, yaitu WIB, WITA, dan WIT. Pukul 22.00 WIB berarti pukul 24.00 WIT saat
pergantian hari. Sehingga, pesawat yang melintas di wilayah Indonesia Timur pada pukul 00.01
WIT atau 17 Januari 2013, pengelolaannya masuk ke AirNav Indonesia. Mulai saat itu seluruh

3
pelayanan navigasi yang berada di 26 bandara yang dikelola oleh PT Angkasa pura resmi
dialihkan, begitu juga dengan sumber daya manusia dan peralatannya.

Dengan berdirinya AirNav Indonesia maka keselamatan dan pelayanan navigasi


penerbangan dapat terselenggara dengan baik karena sebelumnya dilayani oleh beberapa
instansi seperti UPT Ditjen Perhubungan, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II
(Persero), dan bandar udara khusus yang mengakibatkan adanya perbedaan tingkat kualitas
pelayanan navigasi dan tidak fokusnya penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan.

Kepemilikan modal AirNav Indonesia dimiliki oleh Republik Indonesia yang diwakilkan
oleh Kementerian BUMN. Sedangkan Kementerian Perhubungan berperan sebagai Regulator
bagi AirNav Indonesia. Airnav Indonesia menjalankan Business Process dengan cara Cost
Recovery yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia.

AirNav Indonesia merupakan satu-satunya lembaga penyelenggara navigasi


penerbangan Indonesia yang terbagi menjadi 2 ruang udara berdasarkan Flight Information
Region (FIR) yaitu, FIR Jakarta yang terpusat di Kantor Cabang JATSC (Jakarta Air Traffic
Services Center) dan FIR Ujung Pandang yang terpusat di Kantor Cabang MATSC (Makassar
Air Traffic Services Center).

Bidang usaha berdasarkan PP No. 77 tahuun 2012 maksud dan tujuang pendirian Perum
LPPNPI adalah melaksanakan penyedia jasa pelayanan navigasi penerbangan sesuai dengan
standar yang berlaku untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penerbangan dalam lingkup
nasional dan internasional. Sebagai badan usaha, tolak ukur kinerja AirNav Indonesia dilihat
dari sisi safety yang terdiri atas banyak unsur seperti SDM, peralatan, prosedur dll. semuanya
harus mengikuti perkembangan dan standar yang diatur secara ketat dalam Civil Aviation
Safety Regulations (CASR).

Sesuai data per Februari 2016, AirNav Indonesia memiliki 1398 Air Traffic Controllers,
671 Ait Traffic Service Support, 652 Engineers, dan 700 Specialist & Busuness Support
Professionals.

4
2.2 Visi, Misi, dan Nilai

2.2.1 Visi

Perum LPPNPI/AirNav Indonesia mempunyai visi, yaitu: "The Best Air Navigation
Service Provider (ANSP) in South East Asia".

2.2.2 Misi

Menyediakan Layanan Lalu Lintas Penerbangan yang Mengutamakan Keselamatan,


Nyaman dan Ramah Lingkungan Demi Memenuhi Ekspetasi Pengguna Jasa.

2.2.3 Nilai

 Integrity : Menjunjung Kebenaran dan Etika Tinggi


 Solidity : Mengutamakan Kebenaran dan Etika Tinggi
 Accountability : Berani, Jujur dan Bertanggung Jawab
 Focus and Safety : Mengutamakan Keselamatan
 Excellent Service : Selalu Memberikan Pelayanan Terbaik

2.3 Struktur Organisasi

AirNav Indonesia memiliki 6 Direktur yang di pimpin oleh Direktur Utama, yaitu
Direktur Operasi, Direktur Teknik, Direktur Keselamatan, Kesehatan dan Standarisasi,
Direktur Pengembangan Pelayanan, Direktur Keuangan, dan Direktur Personalia dan Umum.

Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pusat

5
Penulis melakukan praktek kerja profesi di bawah Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan,
Manajemen Risiko dan GCG yang di kepalai oleh Bapak Ari Suryadharma. Kepala Biro
mempunyai dua Manajer, yaitu Bapak Imam Suryadi dan Bapak Yayat Sarip H. M.

Gambar 2. Struktur Organisasi Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan
GCG

6
BAB III

HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PROFESI

3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Profesi

Pelaksanaan praktek kerja profesi/magang dilakukan selama empat minggu. Dimulai dari
tanggal 1 sampai dengan 28 Februari 2017. Untuk pengganti izin dari tanggal 2 dan 3 Februari
adalah tanggal 1—3 Maret 2017. Mahasiswa magang diharuskan bekerja selama 8 jam per hari.

Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat Keterangan


Senin s/d Kamis 08.00 s/d 17.00 12.00 s/d 13.00
Jum’at 07.30 s/d 09.30 Olahraga
09.30 s/d 17.00 11.30 s/d 13.00
Tabel 1. Keterangan Waktu Magang

Tempat praktek kerja profesi/magang adalah Perusahaan Umum Lembaga


Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) – AirNav Indonesia.
Gedung Kantor Pusat - Jl. Juanda No.1, Karang Anyar, Neglasari, Kota Tangerang, Banten
15121. Dalam hal ini, penulis mendapat kesempatan bekerja di Biro Pengelolaan Kinerja
Perusahaan, Manajemen Risiko, dan GCG.

3.2 Kegiatan/Pekerjaan Harian

Selama melaksanakan praktek kerja profesi terdapat peraturan-peraturan yang harus


dipatuhi, antara lain yaitu:

 Setiap hari (Senin—Jum’at) berpakaian kemeja putih dan bawahan berwarna gelap dan
memakai sepatu pantofel.
 Mulai masuk dan pulang kerja sesuai jadwal yang sudah ditentukan dari pukul 08.00—
17.00 WIB).
 Memberi keterangan saat tidak hadir dalam pelaksanaan praktek kerja profesi.
 Menjaga nama baik perusahaan serta bertindak ramah, sopan, dan santun terhadap seluruh
pegawai AirNav Indonesia.

7
Kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja profesi bersifat fleksibel dengan perintah
dari supervisor tempat Praktek kerja profesi/magang. Selama pelaksanaan kegiatan magang,
penulis ditempatkan di Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko, dan GCG.
Berikut merupakan uraian dari kegiatan yang dilakukan penulis selama magang di AirNav
Indonesia:

No. Pelaksanaan Kegiatan


1. Minggu ke-1  Briefing mengenai peraturan tata tertib serta
pengenalan lingkungan perusahaan AirNav
Indonesia.
 Perkenalan dengan pegawai di Biro Pengelolaan
Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko, dan GCG
yang berhubungan dengan pelaksanaan praktek
kerja profesi/Magang.
 Pemberian arahan mengenai gambaran umum dan
struktur organisasi.
 Bersosialisasi terhadap lingkungan kerja serta
membaca materi mengenai GCG.
 Merevisi struktur organisasi secara umum sesuai
dengan Peraturan Direksi/PER 10 dan PER14 serta
melakukan review Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) di lingkungan
Perum LPPNPI.
 Melakukan persiapan dalam rangka assessment
penerapan GCG di Perum LPPNPI 2016 dengan
menyusun kuesioner yang akan diberikan kepada 8
responden, yaitu: Dewas, Direksi, Manajemen,
Pegawai, Sekper, Pemegang Saham, SPI, dan
Stakeholder.
 Mengikuti pembekalan materi mengenai
Peningkatan Awareness dan Pembekalan Materi
Good Governance (GCG) di lingkungan Perum

8
LPPNPI dari Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan.
 Membuat List Dokumen Safety & IT.
2. Minggu ke-2  Meriview, melakukan penyesuaian, serta merevisi
perhitungan tabulasi kuesioner GCG dengan list
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden.
 Pelaksanaan assessment di lingkungan PERUM
LPPNPI melalui wawancara, membagikan
kuesioner secara langsung untuk kantor pusat, dan
mengirimkan link kuesioner dari Google form ke 33
kantor cabang.
 Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari
responden yang telah masuk ke dalam tabulasi
kuesioner GCG.
 Membuat laporan (resume) untuk pegawai dan
manajemen dalam bentuk grafik.
 Melakukan packing poster dan banner yang berupa
himbauan penolakan gratifikasi untuk kantor
cabang LPPNPI.
3, Minggu ke-3  Merekapitulasi aging piutang dari customer AirNav
Indonesia untuk keperluan laporan manajemen.
 Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari
responden yang telah masuk ke dalam tabulasi
kuesioner GCG.
 Merekap, meriview, serta menyiapkan data hasil
kuesioner di tabulasi kuesioner GCG untuk
keperluan assessment.
 Mereview LPJ dan memastikan nota atau bukti
transaksi sesuai pada jumlah yang tertera di LPJ
4. Minggu ke-4  Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari
responden yang telah masuk ke dalam tabulasi
kuesioner GCG.

9
 Menyusun laporan praktek kerja profesi
 Mereview LPJ dan memastikan nota atau bukti
transaksi sesuai pada jumlah yang tertera di LPJ
Tabel 2. Kegiatan Magang

3.3 Hasil Kegiatan Praktik Kerja Profesi: Kriteria Penilaian Kinerja Unggul &
Penerapan Good Corporate Governance

3.3.1 Kriteria Penilaian Kinerja Unggul

Kriteria penilaian kinerja unggul (KPKU) adalah bagaimana bisnis perusahaan dikelola
dalam sehari-harinya. KPKU dirancang untuk mendorong dan membantu perusahaan untuk
mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan, meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dan
dimilikinya keunggulan daya saing perusahaan melalui keselarasan atas rencana perusahaan,
proses-proses yang dijalankan, pengambilan keputusan, fokus karyawan/tenaga kerja dan
seluruh tindakan yang pada akhirnya dapat ditunjukkan dengan pencapaian hasil yang unggul.
Selain itu, juga dirancang untuk dapat digunakan sebagai alat penilaian yang holistik mengukur
posisi perusahaan dan menunjukkan apa yang diperlukan oleh perusahaan ke depan untuk
perbaikan/peningkatan kinerja dalam jangka panjang.

Dengan KPKU, perusahaan ditunjukkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk
menilai/mengukur semua elemen sistem pengelolaan perusahaan dan faktor-faktor peningkatan
proses dan hasil untuk pertimbangan dalam melakukan penilaian.

Berikut merupakan kerangka kerja (Perspektif Kesisteman) KPKU:

Gambar 3. Kerangka Kerja (Perspektif Kesisteman) KPKU

10
Elemen yang harus diperhatikan:

 Profil perusahaan, merupakan pemandu atau langkah awal pengelolaan keunggulan kinerja
perusahaan. Profil perusahaan menjelaskan kontekstual cara perusahaan beroperasi,
lingkungan perusahaan, hubungan kerja perusahaan dengan pemangku kepentingan dan
situasi strategis termasuk lingkungan kompetitif, tantangan dan keunggulan strategis yang
dimiliki perusahaan serta penjelasan tentang sistem peningkatan kinerja yang dilakukan
oleh perusahaan.
 Sistem Kinerja, terdiri dari 7 kategori (bagian tengah gambar 3), 6 diantaranya adalah
kategori PROSES dan yang ke tujuh adalah HASIL. 7 kategori tersebut, yaitu
kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pelanggan, pengukuran, analisis dan
manajemen pengetahuan, fokus tenaga kerja, fokus operasi, dan hasil.
 Tiga serangkai kepemimpinan (berada di bagian kiri), pentingnya fokus kepemimpinan
pada strategi adalah pemimpin senior menetapkan arah dan mencari peluang bagi
perusahaan melalui penetapan visi, misi, dan budaya perusahaan yang disusun dalam
rencana strategis beserta aksi realisasinya. Selanjutnya, fokus kepemimpinan pada suara
pelanggan penting untuk mendasari kepemimpinan dan menyusun strategi perusahaan.
 Tiga serangkai hasil (berada di bagian kanan), pentingnya tenaga kerja bagi hasil adalah
ketika tenaga kerja memiliki kompetensi dan keahlian dalam bekerja untuk perusahaan,
kemudian perusahaan memiliki cara dan fokus akan proses operaional maka perusahaan
akan memperoleh hasil atau kinerja secara menyeluruh. Selain itu, pentingnya terhadap
operasi yang mengartikan seluruh kegiatan berorientasi kepada hasil yang meliputi kinerja
produk dan proses, fokus pelanggan, fokus tenaga kerja, kepemimpinan, dan pengelolaan
pengetahuan, serta kinerja finansial dan pasar.
 Fondasi sistem ditunjukkan oleh kategori 4, pengukuran, analisis dan pengelolaan
pengetahuan sangat penting untuk mewujudkan pengelolaan perusahaan yang efektif
berbasis fakta serta pengetahuan untuk kinerja daya saing perusahaan.

Terdapat 11 tata nilai inti (core values). Tata nilai iinti adalah keyakinan dan perilaku
yang melekat di perusahaan yang telah terbukti berkinerja tinggi. 11 tata nilai inti terdiri dari:

 Kepemimpinan yang visioner (visionary leadership), pemimpin harus menetapkan arah


dan menciptakan organisasi yang fokus pada pelanggan, tata nilai beserta pelaksanaan
yang jelas untuk menyeimbangkan kebutuhan seluruh pemangku kepentingan, dan
harapan tinggi untuk tenaga kerja.

11
 Keunggulan yang digerakkan pelanggan (customer-driven excellence), perusahaan harus
memperhatikan fitur dan karakteristik produk serta akses dan dukungan pelanggan yang
memberikan manfaat kepada pelanggan sehingga tercipta kesinambungan bisnis.
 Pembelajaran organisasi dan individu (organizational and personal learning), sumber
pembelajaran meliputi gagasan pegawai dan relawan, riset dan pengembangan (R&D),
masukkan pelanggan, sharing dan benchmark.
 Pengharkatan tenaga kerja dan mitra (valuing workforce and partners), menghargai
tenaga kerja dan pelanggan mengartikan bahwa perusahaan berkomitmen secara
profesional dan emosional.
 Kecekatan (agility), kemampuan untuk berubah dengan cepat serta fleksibilitas sesuai
dengan sistem kerja yang baru.
 Fokus pada masa depan (focus on the future), dibutuhkan orientasi masa depan yang kuat
dan kemauan membuat komitmen jangka panjang kepada pemangku kepentingan terutama
pelanggan, tenaga kerja, pemasok, mitra, pemegang saham dan masyarakat.
 Pengelolaan inovasi (innovation management), melakukan perubahan yang bermakna
untuk memperbaiki produk, jasa, program, proses, operasi, dan model bisnis suatu
perusahaan.
 Manajemen berdasarkan fakta (management by fact), pengukuran dan analisa kinerja harus
didasarkan pada kebutuhan dan strategi bisnis serta harus memberikan data dan informasi
yang penting tentang proses, output, dan hasil utama.
 Tanggung jawab kemasyarakatan (societal responsibility), pemimpin perusahaan harus
memperhatikan tanggung jawab pada masyarakat, perilaku beretika, dan perlunya
mempertimbangkan kesejahteraan bagi masyarakat. Selain itu, menjadi teladan di
perusahaan dalam aspek etika dalam kesehatan, keselamatan masyarakat dan lingkungan.
 Fokus pada hasil dan penciptaan nilai (focus on result and creating value), pengukuran
kinerja perusahaan perlu difokuskan pada hasil-hasil utama yang digunakan untuk
menciptakan dan menyeimbangkan nilai bagii pemangku kepentingan.
 Perspektif kesisteman (systems perspective), sistem penilaian membentuk fondasi dan
mekanisme terintegrasi untuk ketujuh kategori KPKU.

Pertanyaan yang dirancang dalam KPKU dalam sebuah kerangka kerja pengelolaan
perusahaan yang berkinerja unggul saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dengan
memahami dan menjawab pertanyaan tersebut, harapannya perusahaan akan termotivasi dan
terbantu untuk:

12
 Menyelaraskan semua sumberdayanya.
 Dapat menemukenali kekuatan dan kelemahan perusahaan atau bagian yang harus
diperbaiki.
 Memperbaiki dalam mengelola komunikasi, produktivitas dan efektivitas organisasi.
 Memudahkan dalam mencapai tujuan dan strategi yang telah ditetapkan.

Dengan mengelola seluruh sumber daya dan elemen organisasi yang selaras dan
terintegrasi, maka perusahaan akhirnya akan mencapai HASIL yang diharapkan, yaitu:

 Secara berkelanjutan, perusahaan mampu memberikan dan meningkatkan nilai kepada


pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya yang berkontribusi untuk menjamin
kelangsungan hidup perusahaan.
 Perusahaan lebih efektif dan berkemampuan diseluruh bagian organisasi.
 Perusahaan dapat mempelajari keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya.
 Menumbuhkan prestasi serta meningkatkan ilmu baru para karyawan/pegawainya.

3.3.2 Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) atau GCG adalah
prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

Tujuan penerapan GCG secara umum di Perum LPPNPI/AirNav Indonesia adalah:

 Mengoptimalkan nilai Perum LPPNPI agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat,
baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan
keberadaannya dan hidup berkelanjutan.
 Mendorong pengelolaan Perum LPPNPI secara profesional, efisien, dan efektif, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perum.
 Mendorong Organ Perum dalam membuat keputusan dan bertindak berlandaskan nilai
moral yang tinggi dan patuh terhadap UU, serta sadar akan tanggung jawab sosial terhadap
pemangku kepentingan maupun kelestarian lingkungn di sekitar Perum LPPNPI.
 Meningkatkan kontribusi Perum LPPNPI dalam perekonomian nasional.
 Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Organ-organ perusahaan yang dimaksud adalah pemilik modal dan menteri, dewan
pengawas, direksi, sekretaris dewan pengawas, komite audit, komite pemantau manajemen

13
resiko, komite nominasi dan remunerasi, dan komite pengembangan usaha, dan external
governance.

Maksud dari pemberlakuan pedoman GCG ialah untuk memastikan setiap kebijakan
yang ada di perusahaan akan mengandung prinsip-prinsip GCG yang bersifat universal, yaitu
Transparansi (Transparancy), Akuntabilitas (Accountability), Bertanggung jawab
(Responsibility), Kemandirian (Independency), dan Kewajaran (Fairness).

Dalam praktiknya, GCG tidak berhenti pada struktur dan proses governance di organ
perusahaan. Agar tata kelola terselenggara dengan baik maka perusahaan menetapkan
kebijakan yang berkaitan dengan GCG. Kebijakan tersebut merupakan aspek utama yang akan
menjadikan payung bagi kebijakan dan keputusan yang lebih teknis dan operasional demi
terselenggaranya GCG. Kebijakan tersebut diimplementasikan pada bisnis perusahaan,
perencanaan strategis, mutu dan pelayanan, pengendalian internal (mengamankan investasi dan
aset perusahaan, menjaga ketaatan dengan peraturan perundang-undangan yang relevan,
keakuratan informasi keuangan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses kegitan
perusahaan, serta mencegah terjadinya penyimpangan), penilaian kinerja, manajemen risiko.
Bentuk kebijakan lainnya seperti sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan
(Whistle Blowing System), pengendalian gratifikasi dan kepatuhan pelaporan harta kekayaan
penyelenggara negara.

Penilaian terhadap GCG dilakukan secara berkala dengan menelaah atas penerapan GCG
untuk memberikan keyakinan bahwa pengelolaan dan pengawasan perusahaan telah dilakukan
sesuai dengan prinsip. Pemantauan mengenai pelaksanaan praktik-praktik GCG dilakukan oleh
direksi atau pejabat lainnya. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan secara mandiri (self
assessment) maupun oleh pihak independen yang nantinya hasil akan disampaikan unuk pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan. Hal-hal yang dinilai adalah:

 Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan terkait corporate governance dan pedoman


GCG.
 Kebijakan penerapan GCG dan pelaksanannya.
 Kondisi yang tidak dapat dipenuhi atau tidak dapat dipatuhi dalam penerapan GCG.
 Langkah perbaikan yang diperlukan

Perusahaan melakukan sosialisi, implementasi, evaluasi, dan pelaporan terhadap


penerapan GCG. Dilaksanakan oleh Direksi yang dibantu oleh Tim Implementasi GCG.

14
Kriteria GCG ini bersifat dinamis, akan dikaji dan dimutakhirkan secara berkala untuk
disesuaikan dengan perubahan lingkungan perusahaan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses penting untuk mendapatkan kehidupan yang layak
untuk masa depan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seorang maka seseorang tersebut
memiliki kualitas yang lebih baik. Bahkan, saat ini jumlah mahasiswa perguruan tinggi sangat
banyak sehingga banyak pesaing ketika terjun kedalam dunia kerja. Tidak hanya itu,
perusahaan akan memilih sumber daya manusia yang kompeten untuk mencapai tujuannya.
Oleh karena itu, Perguruan tinggi memasukkan praktek kerja profesi/magang di dalam proses
pendidikannya. Salah satunya adalah Surya University yang menerapkan praktek kerja profesi
agar mahasiswanya dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat ketika di dalam kelas ke dalam
dunia kerja dan menjadikan mahasiswa mempunyai pengetahuan baru, pengalaman, serta
keahlian (skill) sehingga tercipta sumber daya manusia yang kompeten.

Penulis melakukan praktek kerja profesi di AirNav Indonesia yang merupakan BUMN
satu-satunya di Indonesia yang bergerak di bidang pelayanan navigasi. Penulis berada pada
Biro Pengelolaan Kinerja, Manajemen Risiko dan GCG. Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan
bertugas dalam merencanakan dan mengimplementasikan manajemen kinerja perusahaan
dalam rangka KPKU BUMN, memastikan setiap individu memahami konsep kinerja unggul
sebagai usaha membentuk karakter berkinerja unggul untuk memenuhi harapan stakeholder
lainnya. Selanjutnya, manajemen risiko dan GCG bertugas merumuskan konsep penajaman,
penyesuaian, dan pembinaan manajemen risiko perusahaan. Setelah itu melaporkan status
kemajuan penanganan risiko terkait potensi risiko yang belum/lambat ditangani. Selanjutnya,
merumuskan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memonitoring, review, serta
melaporkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di perusahaan dan
di luar perusahaan. Banyak hal yang penulis dapatkan ketika melakukan magang karena penulis
mendapatkan ilmu, wawasan, pengalaman, keahlian, bahkan teman baru yang belum di
dapatkan. Selain itu, penulis dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan di kelas di dalam
dunia kerja nyata ketika sedang mengerjakan kegiatan sesuai dengan tabel 2.

15
LAMPIRAN

1. Presensi dan Log Book

Presensi dan Buku Log Mahasiswa

(Student Logbook)

Nama Mahasiswa : Lia Ayu Nurmalita Tempat : AirNav Indonesia/ Biro Pengelolaan
Magang/Dept. Kinerja Perusahaan, Manajemen Risko &
GCG
NIM : 002134547173009 Supervisor Magang : Imam Suryadi
Prodi : Green Econmy Dosen Pembimbing : Firman Zulfikar, M.Si.

Tanggal Deskripsi Kegiatan Paraf Paraf Dosen/


Mahasiswa Supervisor
Februari
1.  Merevisi struktur organisasi secara umum sesuai dengan
Peraturan Direksi/PER 10 dan PER14 serta melakukan review
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di
lingkungan Perum LPPNPI.
 Pemberian arahan mengenai gambaran umum dan struktur
organisasi.
 Bersosialisasi terhadap lingkungan kerja serta membaca materi
mengenai GCG.

6.  Membuat List Dokumen Safety & IT


 Merevisi struktur organisasi secara umum sesuai dengan
Peraturan Direksi/PER 10 dan PER14 serta melakukan review
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di
lingkungan Perum LPPNPI;
 Membuat kuesioner GCG di Google Form untuk stakeholder
Perum LPPNPI

7.  review Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)


di lingkungan Perum LPPNPI.
 Mengikuti pembekalan materi mengenai Peningkatan
Awareness dan Pembekalan Materi Good Governance (GCG) di
lingkungan Perum LPPNPI dari Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan.

16
8.  Rekapitulasi target kinerja dalam rangka kontrak manajemen
 Menyesuaikan tabulasi (penilaian) GCG terhadap kuesioner GCG
serta memperbaiki rumus dalam penilaian

9.  Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden


yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.

10.
 Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden
yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.

13.  Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden


yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.

14.  Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden


yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.

15.  Libur pemilihan umum

16.  Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden


yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.
 Melakukan packing poster dan banner yang berupa himbauan
penolakan gratifikasi untuk kantor cabang LPPNPI.

17.
 Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden
yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG

 Membuat laporan (resume) untuk pegawai dan manajemen


dalam bentuk grafik.

20.
 Merekapitulasi aging piutang dari customer AirNav Indonesia
untuk keperluan laporan manajemen.

21.  Merekapitulasi aging piutang dari customer AirNav Indonesia


untuk keperluan laporan manajemen
 Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden
yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.

17
 Mereview kertas kerja untuk penilaian GCG.
22.
 Menyiapkan hasil nilai dari kuesioner pada tabulasi untuk
penilaian BPKP .

23.  Melakukan penyesuaian serta merevisi dokumen laporan


manajemen dengan laporan keuangan.

24.  Mereview LPJ dan memastikan nota atau bukti transaksi sesuai
pada jumlah yang tertera di LPJ

27.  Izin

28.  Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden


yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.

Maret

1.  Menyusun laporan praktek kerja profesi

2.  Menyusun laporan praktek kerja profesi

3.  Menyusun laporan praktek kerja profesi


 Melakukan penginputan data hasil kuesioner dari responden
yang telah masuk ke dalam tabulasi kuesioner GCG.

18
2. Kuesioner: Responden Pegawai

19
3. Perhitungan Data: Responden Pegawai

4. Tabulasi Penilaian Kuesioner

20
5. Kontrak Manajemen: Cabang Utama JATSC

6. Dokumentasi Kegiatan Magang (di Dalam CD-Room)

21

Anda mungkin juga menyukai