Glaukoma Juvenil
Oleh :
Aa Noval Ubaedillah 1210312072
Chaliq Akbar 1210312011
Chintya Dwi Putri 1110312017
Preseptor
dr. Fitratul Ilahi, Sp.M
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
berjudul “Glaukoma Juvenil”. Referat ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Djamil Padang.
sebagai preseptor atas bimbingannya. Penulis menyadari bahwa referat ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang membaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga
pemahaman tentang “Glaukoma Juvenil” terutama bagi penulis dan bagi rekan-
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Glaukoma adalah penyakit yang ditandai oleh adanya neuropati optik yang
berhubungan dengan defek lapangan pandang, dengan peningkatan tekanan
intraokuler sebagai salah satu faktor resiko utama. Glaukoma juvenile adalah
bentuk glaukoma sudut terbuka primer dengan peningkatan tekanan intraokular
yang terjadi pada usia 4 tahun hingga 35 tahun. 1
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
5
pada TIGR ini dapat meningkatkan TIO. Masih dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai bagaimana peran gen myocilin ini dalam menyebabkan glaukoma.4
6
Gambar 2. Iris dan corpus ciliaris
Humor Aqueous adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior
dan posterior mata. Volumnya sekitar 250 µL dan kecepatan pembentukannya
sekitar 2,5µL/menit. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dari plasma.
Komposisi serupa dengan plasma tetapi cairan ini memiliki komposisi
askorbat,piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein,urea, dan glukosa yang
lebih rendah.2
7
Gambar 3. Proses pembentukan aqueous humor oleh epitel siliaris
Organ yang berperan pada outflow aqueous pada sudut COA disebut
trabekulum (trabecular meshwork). Struktur seperti ayakan Terdiri dari tiga
bagian yakni: uveal meshwork, korneoskleral meshwork, dan endothelial
meshwork (juxta canalicullar).5
8
Gambar 4. Sirkulasi dan drainase Humor Aqueous
Glaukoma akan terjadi apabila cairan mata di dalam bola mata alirannya
tidak seimbang antara produksi aqueous dan aliran aqueous keluar bola mata
(outflow).
2.5 Patogenesis
9
Peningkatan tekanan intraokular mendahului kelainan diskus optikus dan
lapangan pandang selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Walaupun
terdapat hubungan yang jelas antara besarnya tekanan intraokular dan keparahan
penurunan penglihatan, efek yang ditimbulkan pengingkatan tekanan pada nervis
opticus sangant bervariasi antar-individu.2
10
Gambar 6. Iris dengan insersi letak tinggi pada gonioscopy
11
1. Tonometri dengan digital atau palpasi. Pemeriksaan ini subjektif namun
pada kelopak mata atas diberikan tekanan dengan jari telunjuk kedua
tangan bergantaian. Nilai daya tahan bola mata terhadap tekanan jari. Pada
2. Miopia
3. Lapangan pandang
Tes konfrontasi merupakan pemeriksaan paling sederhana. Melihat
gangguan lapangan pandang pasien, dengan dasar membandingkan
lapangan pandang pasien dengan pemeriksa. Pada glaukoma juvenil
terdapat kehilangan lapangan pandang
4. Pemeriksaan slit lamp: normal
goniolens. Selain itu juga bisa menilai apakah terdapat sinekia, pembuluh
darah atau robekan di akar iris. Selain untuk diagnosis, berguna juga untuk
menilai jenis operasi apa yang akan dilakukan. Pada glaukoma juvenil,
2.7 Diagnosis
Anamnesis
12
Pada pasien JOAG (juvenile open-angle glaucoma) memperlihatkan tekanan
intra okuler yang normal. Saat pertama kali di periksa sebaliknya pada pasien
yang terjadi peningkatan intra okuler tidak semata-mata berarti bahwa pasien
mengidap galukoma primer sudut terbuka, karena untuk menegakkan diagnosis
perlu adanya bukti-bukti lain berupa adanya diskus optikus atau kelainan lapangan
pandang. Umumnya pasein dengan JOAG datang dengan keluhan:
Pemeriksaan fisik
2. Funduskopi : papil atrofi, CDR > 0,6 atau lebih, medialisasi, penipisan
neuroretinal rim, dan excavatio glaucomatous.
3. Slit lamp: konjungtiva tidak hiperemis, kornea tidak edem, COA kesan
dalam, sudut iridocornealis terbuka.
Dasar:
Alat:
13
Jari telunjuk kedua tangan
Teknik:
Mata ditutup
Pandangan kedua mata menghadap kebawah
Jari-jari lainnya bersandar pada dahi dan pipi pasien
Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea
bergantian
Satu telunjuk menyeimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan
bola mata
Nilai:
Sangat baik bila tonometer tidak dapat dipakai atau sulit dinilai, seperti
pada sikatrik kornea, kornea ireguler dan infeksi kornea. Tetapi
pemeriksaan ini memerlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat faktor
subjektif.
Tujuan
Dasar
Teknik
14
Mata kanan pemeriksa dan mata kiri pasien saling berpandangan,
sebuah benda diletakkan antara pasien dengan pemeriksa pada jarak
yang sama
Benda mulai digerakkan dari perifer ke arah sentral sehingga mulai
terlihat oleh pemeriksa.
Bila pemeriksa sudah melihat benda maka ditanya apakah benda
sudah terlihat oleh pasien, hal ini dilakukan untuk semua arah.
Percobaan dilakukan pada mata yang satunya baik pada pemeriksa
maupun pada pasien.
Nilai
Jika benda yang dilihat pemeriksa sama dengan pasien berarti lapangan
pandangan sama. Bila pasien melihat terlambat, berarti lapangan pandang
pasien lebih sempit daripada pemeriksa.
1. Gonioskpi
Tujuan
Melihat langsung keadaan patologik sudut bilik mata, dan untuk melihat
hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing.
Dasar
Dengan sistem prisma dan penerangan yang cukup sudut bilik mata dapat
dilihat
15
Teknik
2. Tonometri
a. Tonometri Schiotz
Dasar:
16
Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan
permukaan kornea dengan beban yang dapat bergerak bebas pada
sumbunya. Benda yang ditaruh pada kornea akan menekan bola mata
kedalam dan mendapat perlawanan tekanan dari dalam melalui kornea.
Keseimbangan tekanan tergantung pada beban tonometer.
Tujuan:
Alat:
Teknik:
17
Telapak tonometer Schiotz diletakkan pada permukaan kornea
Setelah telapak tonometer menunjukkan angka yang tetap, dibaca
nilai tekanan pada skala busur Schiotz.
Nilai:
b. Tonometri Aplanasi
Tujuan:
Dasar:
Alat:
2. Tonometer aplanasi
18
3. Flouresein strip/tetes
Teknik:
Nilai:
19
Dengan tonometer aplanasi tekanan bola mata lebih dari 21 mmHg
dianggap menderita glaukoma.
3. Perimetri
Perimetri Goldman
Tujuan
Dasar
20
Teknik
21
Gambar 11. Pemeriksaan perimetri Goldman
4. Funduskopi
Tujuan
Dasar
Nilai
22
Pada papil saraf optik dapat terlihat apakah ada papil edema,
hilangnya pulsasi vena, saraf optik, ekskavasi papil pada glaukoma dan
atrofi saraf optik. Pada retina dapat dinilai kelainan seperti perdarahan
subhialoid, perdarahan intraretina, lidah api, dots, blots, edema retina dan
edema makula. Pembuluh darah retina dapat dilihat perbandingan atau
ratio arteri vena, perdarahan arteri dan vena dan adanya mikroaneurisma
dari vena.
23
ini memberikan lapangan pandang yang jauh lebih lebar dengan
pembesaran yang lebih lemah
2.8 Tatalaksana
2.8.1 Medikamentosa:
24
Diindikasikan untuk penurunan TIO pada pasien dengan
glaukoma sudut terbuka primer.
Timolol/brimonidine (Combigan)
Setiap agen ini menurunkan TIO, apakah terkait atau tidak
dengan glaukoma.
Timolol/dorzolamide (Cosopt)
Dorzolamide adalah inhibitor karbonat anhidrase yang
menurunkan sekresi aqueous humor, yang menyebabkan
penurunan TIO. Agen ini mungkin memperlambat pembentukan
ion bikarbonat dengan pengurangan berikutnya di sodium dan
transportasi cairan. Timolol adalah blocker reseptor beta-
adrenergik nonselektif yang menurunkan TIO dengan
mengurangi sekresi aqueous humor.3
Jenis operasi yang dapar dilakukan dalam penatalaksaan glaukoma sudut terbuka
adalah :
1. Laser trabekuloplasti
25
LTP diindikasikan pada pasien glaukoma yang telah mendapat dosis
maksimal obat yang bisa ditoleransi dimana dengan gonioskopi merupakan
glaukoma sudut terbuka dan menuntut penurunan TIO. Selain efektif pada
pasien dengan glaukoma sudut terbuka, LTP juga efektif pada pasien
dengan pigmentasi glaukoma. LTP tidak efektif untuk mengobati glaukoma
tekanan rendah dan glaukoma sekunder seperti uveitis galukoma. LTP dapat
menurunkan sekitar 20-25% TIO awal pasien.
2. Trabekulektomi
2.9 Komplikasi
2.10 Prognosis
26
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
-Nama : Tn. FO
-Usia : 15 tahun
-Pekerjaan : Pelajar
-Agama : Islam
Anamnesa
Keluhan Utama
- Pasien telah dikenal dengan diagnosa glaukoma juvenile sejak awal tahun 2015.
- Awalnya pasien mengeluhkan mata merah sejak 5 tahun yang lalu, kemudian di
bawa ke beberapa rumah sakit dan awal tahun 2015 ditegakkan pasien
menderita glaukoma juvenile
27
- Keluhan mata gatal (-), berair (-), silau (+)
- Tidak Ada
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CMC
Status oftalmikus :
28
Status oftalmikus :
SO OD OS
Refleks fundus + +
Margo palpebra Hordeolum (-), khalazion (-) Hordeolum (-), khalazion (-)
Konjungtiva tarsalis
Konjungtiva fornicis Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Konjungtiva bulbi
Kamera Okuli
VH3 VH3
Anterior
Fundus
Papila N. Optikus Bulat, batas tegas,c/d 0,4- Bulat, batas tegas,c/d 0,8-0,9
Retina 0,5 Perdarahan (-), eksudat (-)
Makula Perdarahan (-), eksudat (-) Refleks fundus (+)
aa/vv Retina Refleks fundus (+) 2/3
Media 2/3 Bening
Bening
29
Tekanan bulbus okuli 6/5,5 ~ 14,6 mmHg 7/5,5 ~ 12,2
Gambaran klinis :
30
BAB IV.
DISKUSI KASUS
31
DAFTAR PUSTAKA
32