Pembimbing:
Disusun oleh:
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan telaah jurnal ini
guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
Medan
Makalah ini bertujuan agar bagian SMF Ilmu Kesehatan Mata di RSUD Dr. Pirngadi
Medan dengan judul “Pemeriksaan Gonioskopi pada pasien Glaukoma” penulis dapat
memahami lebih dalam teori-teori yang diberikan selama menjalani Kepaniteraan Klinik SMF
Ilmu Kesehatan Mata di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dan mengaplikasikannya
untuk kepentingan klinis kepada pasien. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dokter
pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan refarat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa telaah jurnal ini masih memiliki kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari semua pihak yang
membaca telaah jurnal ini. Harapan penulis semoga telaah jurnal ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Medan,
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................... 5
1.1LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 5
BAB II .......................................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma
ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optic, dan menciutnya
lapang pandang. Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraocular ini disebabkan
oleh; bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar, berkurangnya pengeluaran cairan
mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil).
Diseluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yag tinggi. Hampir
80.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga penyakit ini menjadi
penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat
diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma. Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan
10-15% kasus pada orang kaukasus. Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama
diantara orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara. Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000
orang yang berusia di atas 40 tahun dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia.
Perbandingan wanita dan pria pada penyakit ini adalah 4:1 yang artinya penyakit ini lebih
Gonioskopi adalah alat diagnostik penting dan teknik pemeriksaan yang digunakan untuk
memvisualisasikan sudut karena dalam kondisi normal, cahaya yang dipantulkan dari struktur
sudut mengalami refleksi internal total pada antarmuka air mata-udara. Pada antarmuka air
mata-udara, tercapai sudut kritis (sekitar 46°) dan cahaya benar-benar dipantulkan kembali ke
stroma kornea. Hal ini mencegah visualisasi langsung dari struktur sudut. Lensa genioskopi
mengeliminasi antarmuka air mata-udara dengan menempatkan permukaan plastik atau kaca
yang berdekatan dengan permukaan depan mata. Ruang kecil di antara lensa dan kornea diisi
oleh air mata pasien, larutan garam, atau zat kental yang jernih. Bergantung pada jenis lensa
yang digunakan, sudut dapat diperiksa dengan sistem langsung (misalnya Koeppe) atau sistem
Gonioskopi merupakan alat pemeriksaan yang penting untuk diagnostik dan merupakan
menguasai berbagai variasi teknik pemeriksaan gonioskopi penting untuk mengevaluasi pasien
glaucoma, sayangnya, prosedur ini sering kurang dimanfaatkan dalam praktik klinis, yang
gonioskopi adalah sebagai menegakkan tipe dari glaucoma, mengevaluasi gejala dari pasien,
yang biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular pada papil saraf optik. Iskemia
tersendiri pada papil saraf optik juga penting. Hilangnya akson menyebabkan defek lapangan
pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang sentral terkena. Penurunan
ketajaman mata akibat glaukoma dianggap sebagai masalah yang cukup mengambil andil di
negara berkembang dan lebih banyak mempengaruhi dewasa daripada anak-anak. Riwayat
keluarga dianggap sebagai faktor resiko dari glaucoma. Wanita beresiko menderita glaukoma
TINJAUAN PUSTAKA
Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar iris. Ciri-ciri
anatomi utama sudut ini adalah garis Schwalbe, jalinan trabekula (yang terletak di atas kanalis
Schlemm) dan taji-taji sclera. Garis Schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea. Jalinan
trabekula berbentuk segitiga pada potongan melintang yang dasarnya mengarah ke korpus
siliare. Garis ini tersusun dari lembar-lembar berlobang jaringan kolagenelastik yang
membentuk suatu filter dengan memperkecil ukuran pori ketika mendekati kanalis Schlemm.
Bagian dalam jalinan ini, yang menghadap ke kamera anterior, dikenal sebagai jalinan uvea;
bagian luar, yang berada di dekat kanalis Schlemm, disebut jalinan korneoskleral. Serat-serat
longitudinal otot siliaris menyisip ke dalam jalinan trabekula tersebut. Taji sclera merupakan
penonjolan sclera kearah dalam di antara korpus siliare dan kanalis Schlemm, tempat iris dan
Korpus siliaris secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang
ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6mm). Korpus siliaris terdiri dari
suatu zona anterior yang berombak-ombak, pars plana dan zona datar, pars plikata. Prosesus
siliaris berasal dari kapiler-kapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena korteks.Prosesus
Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik mata.
Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang
menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membran Bowman. Akhir dari membran
kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari arteri siliaris
anterior.
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri dari :
1. Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi
2. Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur (insersi dari
Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya diliputi oleh
endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bila ada darah di
Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada dinding sebelah dalam,
terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan langsung antara trabekula dan kanalis
Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran kolektor, 20-30 buah, yang menuju ke pleksus
vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan vena siliaris anterior di badan siliar.
Gambar : Anatomi Badan Siliar
2.1.4. Fisiologi Akuos Humor
tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang
mengisi kamera anterior dan posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250 μL/menit dan
osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi humor akueus serupa dengan plasma
kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi
Pada dasarnya, terdapat 2 rute dalam pengeluaran humor akueus, yaitu 1) melalui
jaringan trabekular, sekitar 90% humor akueus dikeluarkan melalui jaringan trabekular,
kemudian akan disalurkan ke kanal schlemm hingga berakhir di vena episklera, 2) melalui
Humor akueus diproduksi oleh korpus siliaris. Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan di
stroma prosessus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosessus sekretorius epitel
siliaris. Setelah masuk ke kamera posterior, humor akueus mengalir melalui pupil ke kamera
anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior. Selama periode ini, terjadi
intraokuler dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi protein. Hal ini disebut humor akueus
dibungkus oleh sel-sel traabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori
semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui
sehingga kecepatan drainase humor akueus juga meningkat. Aliran humor akueus ke dalam
kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran- saluran transelular siklik di lapisan
endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena
akueus) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil humor akueus keluar dari
mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).
2.2 Gonioskopi
Gonioskopi adalah alat diagnostik penting dan teknik pemeriksaan yang digunakan
untuk memvisualisasikan struktur sudut bilik mata depan. Gonioskopi diperlukan untuk
memvisualisasikan sudut karena dalam kondisi normal, cahaya yang dipantulkan dari struktur
sudut mengalami refleksi internal total pada antarmuka air mata-udara. Dengan lensa
gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata yang dapat menimbulkan glaucoma.
Penentuan gambaran sudut bilik mata dilakukan pada setiap kasus yang dicurigai adanya
glaucoma. Pemeriksaan ini dilakukan meletakkan lensa sudut (goniolens) didataran depan
kornea setelah diberikan lokal anestetikum. Lensa ini dapat dipergunakan untuk melihat
Pemeriksaan gonioskopi dilakukan dengan lampu ruangan redup dan sinar tipis yang
pendek agar meminimalkan jumlah cahaya yang masuk ke pupil. Jumlah cahaya yang
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan penyempitan pupil dan perubahan tampilan sudut
periferal yang dapat secara salah membuka sudut, sehingga mencegah identifikasi sudut
pandang yang sempit atau tersumbat dengan benar. Pemeriksaan gonioskopi terbagi dalam 2
atau slit lamp, dan lensa geniolen langsung, seperti lensa Koeppe, Barkan, Wurst, Swan-Jacob,
atau Richardson. Lensa diletakkan di mata dan larutan garam digunakan untuk mengisi ruang
antara kornea dan lensa. Garam bertindak sebagai coupler optik antara 2 permukaan. Lensa
memberikan visualisasi langsung dari sudut bilik mata depan (yaitu cahaya yang dipantulkan
langsung dari sudut divisualisasikan). Dengan lensa gonioskopi langsung, klinisi memiliki
pandangan tegak terhadap struktur sudut, yang penting saat goniotomi dilakukan. Gonioskopi
langsung paling mudah dilakukan pada pasien dalam posisi terlentang dan biasanya digunakan
Genioskopi tidak langsung juga menghilangkan refleksi internal total pada permukaan
kornea. Cahaya yang dipantulkan dari sudut melewati lensa genioskopi tidak langsung dan
direfleksikan dari cermin di dalam lensa. Gonioskopi tidak langsung dapat digunakan dengan
pasien dalam posisi tegak lurus, dengan pencahayaan dan pembesaran yang diberikan oleh slit
lamp. Sebuah goniolens, yang berisi 1 atau lebih cermin, menghasilkan bayangan terbalik dan
sedikit diperkecil dari sudut yang berlawanan. Meskipun gambar terbalik dengan goniolens
tidak langsung, orientasi kiri-kanan cermin horisontal dan orientasi ke atas dari cermin vertikal
tetap tidak berubah. Objek yang diperkecil dikombinasikan dengan posisi tegak pasien,
membuat sudut tampak sedikit dangkal daripada yang dihasilkan dengan sistem gonioskopi
langsung. Goniolens tipe Goldmann membutuhkan cairan kental seperti metilselulosa untuk
kopling optik dengan kornea. Bila goniolens hanya memiliki 1 cermin, lensa harus diputar
untuk melihat keseluruhan sudut. Tekanan posterior pada lensa, terutama jika dimiringkan,
menyebabkan indentasi sklera dan mungkin menyempitkan sudutnya secara semu. Lensa ini
memberikan visualisasi paling jelas dari struktur sudut bilik mata depan dan lensa ini dapat
kuadran dari sudut bilik mata depan divisualisasikan tanpa rotasi lensa selama pemeriksaan.
Karena lensa tipe Goldmann memiliki radius kelengkungan yang sama seperti kornea, mereka
digabungkan secara optik oleh air mata pasien. Namun, tekanan pada kornea dapat mendistorsi
sudut. Pemeriksa dapat mendeteksi tekanan ini dengan mencatat lipatan membran Descemet
yang diinduksi. Meskipun tekanan dapat secara salah membuka sudut, teknik gonioskopi
dinamis terkadang penting untuk membedakan aposisi iridokorneal dari penutupan sinekia.
Banyak klinisi yang lebih memilih lensa ini karena kemudahan penggunaan dan pekerjaan
Karena diameter posterior goniolens ini lebih kecil dari diameter kornea, tekanan
posterior dapat digunakan untuk memaksa membuka sudut yang menyempit. Dengan
gonioskopi dinamis (kompresi atau indentasi gonioskopi), tekanan lembut diberikan pada
kornea, dan aqueous humor dipaksakan ke sudut. Pada tangan yang tidak berpengalaman,
gonioskopi dinamis mungkin menyesatkan, karena tekanan yang tidak semestinya pada
permukaan anterior kornea dapat mendistorsi sudut atau mungkin memberi kesan palsu kepada
pengamat dari sudut terbuka. Dengan semua teknik gonioskopi tidak langsung, pengamat dapat
memanipulasi sudut bilik mata depan dengan memposisikan ulang mata pasien (meminta
pasien melihat ke cermin) atau dengan memberi tekanan pada permukaan posterior lensa untuk
memberikan evaluasi sudut yang lebih lengkap. Namun, diperlukan kehati-hatian agar tidak
menimbulkan pembukaan atau penutupan buatan pada sudut dengan teknik ini.
permukaan kontak lebih kurang 12 mm. Gonioskopi ini relatif mudah digunakan dan
memberikan gambaran sudut yang bagus. Lensa ini stabil dan lengket pada bola mata dan dapat
diperlukan cairan viskous yang mempunyai indeks bias yang sama untuk mengisi celah antrara
lensa dan kornea. Setelah penggunaan zat ini menyebabkan pandangan pasien menjadi kabur
dan viskus sukar dinilai. Jadi pemeriksaan perimetri, oftalmoskop, foto fundus harus dilakukan
sebelum pemeriksaan gonioskopi ini. Modifikasi lensa Goldman dengan 1 atau 2 kaca cermin
dan dilapisi anti reflektif dibuat untuk digunakan pada laser trabekuloplasti. Memberikan
2. Zeiss.
Merupakam gonioskopi indirek yang memiliki 4 cermin dengan pegangan.
Permukaan kontak lensa lebih kurang 9 mm dan memiliki kelengkungan lebih datar
dibandingkan kornea dan tidak membutuhkan zat tambahan. Air mata cukup sebagai
zat kontrol dan lubrikan lensa. Sehingga pemeriksaan lebih cepat dan nyaman, yang
penting tidak mempengaruhi pemeriksaan fundus. Dengan adanya keempat cermin ini
kita bisa memeriksa sekeliling sudut dengan putaran yang minimal. Lensa ini penting
untuk gonioskopi indentasi namun karena tidak stabil di permukaan bola mata, lensa
3. Koeppe
Merupakan lensa gonioskopi direk yang berbentuk kubah dengan ukuran yang
bermacam – macam. Mudah digunakan dan memberikan gambaran sudut yang lebih
luas. Lensa ini berguna khususnya untuk membandingkan gambaran sudut yang
lainnya. Dengan posisi pasien telentang COA akan lebih dalam dan sudut lebih mudah
terlihat. Jika digunakan bersama dengan mikroskop akan memberikan gambaran yang
detail, baik dengan penyinaran langsung maupun tidak langsung. Lensa ini dapat
4. Swan Jacob
Merupakan lensa gonioskopi direct untuk operasi yang memiliki pegangan diletakkan
dipermukaan kornea.
2.3 Kasifikasi Teknik Gonioskopi.
Thickness ).
2. Grade :
Moderate : 4-5CT(2,0–2,5mm)
1 Kedalaman COA perifer (PAC) dibandingkan ketebalan kornea (CT) pada limbus
2 Grade :
Grade 4 : PAC>1CT
Grade 3 : PAC>1⁄4-1⁄2 CT
Grade 2 : PAC=1⁄4 CT
Grade 1 : PAC1⁄4CT
apakah sudutnya terbuka atau tertutup, tetapi juga apakah temuan patologis lainnya, seperti
resesi sudut atau sinekia anterior perifer (PAS) ada. Pada sudut tertutup, iris perifer
Lebar sudut ditentukan oleh lokasi insersi iris pada wajah siliaris, konveksitas iris, dan
menonjolnya irisan iris perifer. Dalam banyak kasus, sudut tampak terbuka tapi sangat sempit.
Seringkali sulit membedakan sudut sempit tapi terbuka dari sudut dengan penutupan parsial.
Metode terbaik untuk menggambarkan sudut adalah dengan menggunakan sistem gradasi
standar atau menggambar kontur iris, lokasi insersi iris, dan sudut antara iris dan jaring
memfasilitasi deskripsi standar struktur sudut dan menyingkat deskripsi itu. Perlu diingat,
dengan penyingkatan deskripsi, beberapa rincian struktur sudut akan dihilangkan. Sistem
penilaian gonioskopi yang paling umum digunakan adalah sistem Shaffer dan Spaeth.
Deskripsi narasi kuadran-kuadran tentang sudut bilik mata yang mencatat temuan lokal seperti
berkas neovaskular, resesi sudut, atau PAS juga dapat digunakan untuk mendokumentasikan
temuan gonioskopi serial. Jika digunakan sistem penilaian, klinisi harus menentukan sistem
yang digunakan. Sistem Shaffer menggambarkan sudut antara jaring-jaring trabekuler dan iris
sebagai berikut:
Grade 4: Sudut antara iris dan permukaan jaring trabekular adalah 45°.
Grade 3: Sudut antara iris dan permukaan jaring trabekular lebih besar dari 20° tapi kurang dari
45°.
Grade 2: Sudut antara iris dan permukaan jaring trabekular adalah 20°. Penutupan sudut
mungkin terjadi.
Grade 1: Sudut antara iris dan permukaan jaring trabekular adalah 10°. Penutupan jarak
mungkin terjadi pada waktu tersebut. Slit: Sudut antara iris dan permukaan jaring trabekular
kurang dari 10°. Penutupan sudut sangat mungkin terjadi. Iris mendorong jaring-jaring
deskripsi kontur iris perifer, insersi akar iris, dan efek gonioskopi dinamis pada konfigurasi
sudut
Klasifikasi Spaeth untuk gonioskopik sudut bilik mata depan, berdasarkan pada 3
variabel: lebar sudut reses sudut (A); konfigurasi iris perifer (B); dan insersi akar iris
(C) yang jelas. (Direproduksi dengan izin dari Shields MB. Textbook of Glaucoma. 3rd
ed. Baltimore: Williams & Wilkins; 1992.)
Penting untuk membedakan PAS dari prosesus iris (jaring-jaring uveal), yang terbuka
dan berenda serta mengikuti kurva normal sudut. Struktur sudut terlihat di ruang terbuka di
antara prosesus. Sinekia lebih padat atau seperti lembaran. Mereka terdiri dari iris stroma dan
1. Ilyas, Sidarta, Rahayu Sri. Ilmu Penyakit Mata, ed 5 cetakan ke-5. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI., 2015. Hal: 222-29.
2. Ilyas, sidarta. Dasar-teknik Pemeriksaan Dalam ILmu Penyakit Mata, ed 4 cetakan
ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2012. Hal 295-98.
3. Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi Umum,
ed. Suyono Joko, edisi 14. Jakarta: Widya Medika. 2000. Hal : 220-32.
4. Luciana dos Mares, Ronilson Ferreria, dkk. Clinical and epidemiological study in
patients with primary open-angle glaucoma. URL:
http://www.scielo.br/pdf/rbof/v77n1/0034-7280-rbof-77-01-0009.pdf Diakses
pada tanggal 6/01/2019.
5.