ENERGETIKA KIMIA
Keadanan sistem dinyatakan oleh parameter sistem. Parameter sistem di antaranya adalah
1. temperatur; variabel yang berhubungan langsung dengan derajat panas suatu materi. Dalam
termodinamika, temperatur didefinisikan sebagai sifat yang tidak bergantung pada jenis
materi, hanya bergantung pada derajat panas suatu materi
2. tekanan; tekanan fluida merupakan gaya yang diberikan oleh fluida persatuan luas
permukaan fluida
3. volume; jumlah ruang tiga dimensi yang ditempati oleh materi dan bergantung pada massa
materi. Volume spesifik adalah volume/massa atau mol materi sedang massa jenis adalah
massa per volume.
Sifat/parameter sistem dapat bersifat ekstensif dan intensif. Sifat ekstensif adalah sifat yang
bergantung pada ukuran sistem seperti volume. Sifat intensif adalah sifat yang tidak bergantung
pada ukuran sistem di antaranya massa jenis, temperatur, kapasitas kalor, dan viskositas.
Perubahan keadaan sistem dari keadaan awal menjadi keadaan akhir (sering disebut dari keadaan
satu ke keadaan dua) atau keadaan proses dapat dilakukan dalam berbagai cara
1. reversibel dan ireversibel
Suatu proses disebut reversibel jika sistem dan lingkungannya selalu berada dalam keadaan
setimbang. Proses disebut ireversibel bila proses tidak dapat balik, atau kalau dapat balik akan
meninggalkan perubahan tetap pada lingkungannya. Syarat proses dikatakan reversibel adalah;
i. semua bagian sistem berada dalam keadaan setimbang secara termodinamika dan tetap dalam
keadaan setimbang. Misal, kesetimbangan termal (semua bagian sistem memiliki temperatur
yang sama), kesetimbangan mekanik (setiap bagian ssstem memiliki tekanan yang sama), dan
kesetimbangan kimia.
ii. sistem dan lingkungan bebas saling memberi energi, namun tetap dalam keadaan setimbang.
Misalnya, terjadi pertukaran energi panas antara sistem dan lingkungan maka tetap terjadi
kesetimbangan termal antara sistem dan lingkungan, terjadi pertukaran kerja mekanik antara
sistem dan lingkungan namun tekanan yang diterima sistem harus sama dengan
lingkungannya. Demikian juga dengan pertukaran energi lainnya.
Perhatikan piston dengan luas permukaan A di atas (a). Bila piston memberikan gaya kepada
gas di dalam piston sebesar F = PA dan jarak tempuh piston adalah V/A, maka
dw = F dS = PA d(V/A) = PLdV, dengan w = kerja
V = Volume
PL = Tekanan lingkungan
Kerja yang dilakukan oleh piston atau diterima oleh gas adalah kerja kompresi (b). Bila piston
∫dw = ∫Ps dV
Gas/sistem melakukan kerja, maka ∫dW = ∫Ps dV, dan V berubah dari V1 ke V2, dengan
V2
V2>V1, ↔ ∫dw = ∫Pl dV ↔ w > 0
V1
Bila gas menerima kerja akibat tekanan piston/lingkungan (P l), dan Vgas berubah dari V1 ke V2,
dengan V2<V1
V2
∫dw = ∫Pl dV ↔ w < 0
V1
Kerja adalah parameter termodinamika yang bergantung pada proses (bukan fungsi keadaan)
karena itu ∫dw = w.
5. Panas/Kalor (q)
Panas/kalor dapat mengalir dari dan ke sistem melalui dinding sistem karena adanya perbedaan
temperatur antara sistem dan lingkungan. Panas juga merupakan parameter termodinamika
yang bukan fungsi keadaan atau bergantung pada proses, sehingga ∫dq = q.
Panas akan bertanda positif jika sistem menerima panas/kalor (endotermal) dan bertanda negatif
bila sistem melepaskan kalor ke lingkungan (eksotermal).
Latihan 1
Berapa kerja (dalam Joule) yang dilakukan kepada sistemi jika gas dikompresi oleh tekanan luar
konstan sebesar 1 atm sehingga volume gas berubah dari 5 menjadi 1 dm3,
Jawab
V1=5 dm3dan V2 = 1 dm3 , 1 dm3= 1 L, sehingga w = 1 atm (1-5)L = -4 L atm.
R = 0,082 L.atm (mol.K) -1 = 8,314 J(mol.K) -1
1 L.atm = 8,314/0,082 J = 101,39 J
Latihan 2
1 mol gas ideal, tekanan 3 atm berada dalam piston dan ekspansi melawan tekanan eksternal
konstan 1,5 atm. Tentukan kerja yang dilakukan gas bila proses berlangsung isothermal pada 25 oC.
Jawab
Pada gas ideal berlaku persamaan gas, PV = nRT, dengan P = tekanan, V = volume, T =
temperatur, n = mol gas dan R = tetapan gas, sehingga
V gas = nRT/P = 1, 0,082 L.atm (mol.K)-1 298 K/3 atm = 8,2 L
Karena gas diekspansi (perhatikan tekanan gas mula mula 3 atm), ekspansi akan berhenti sampai
tekanan gas sama dengan tekanan luar, 1,5 atm sehingga volume gas setelah diekspansi menjadi
V gas = nRT/P = 1, 0,082 L.atm (mol.K)-1 298 K/1,5 atm = 16,4 L
Jadi w = PL ∆V = 1,5 atm (16,4-8,2)L = 12,3 Latm
Latihan 3
10 mol gas ideal 25oC dan 10 atm mengalami ekspansi secara reversibel dan isothermal sehingga
tekanan sistem menjadi 2 atm. Hitunglah kerja yang dilakukan gas terhadap lingkungan.
Jawab
Proses ekspansi/kompresi dikatakan reversibel jika setiap saat selama proses berlangasung PL=PS.
V2 V2
∫dw = ∫Pl dV ↔ ∫dw = ∫PS dV
V1 V1
V2
∫dw = ∫nRT/V dV
V1
w = nRT ln (V2/V1)
V2 = 10 mol 0,082 L.atm (mol.K) -1 298K/2 atm = 122,18 L
V1 = 10 mol 0,082 L.atm (mol.K) -1 298K/10 atm = 24, 436 L
w = 10 mol 0,082 L.atm (mol.K)-1 298K ln(122,18 L/ 24, 436 L) = 393,282 L atm
Latihan 1,
Satu mol gas menyerap kalor sebesar 500 J dan volume gas tetap sehingga temperatur gas naik dari
20 menjadi 25oC. Hitunglah perubahan energi dalam gas dan kerja yang dilakukan gas.
Jawab
Karena volume gas tetap ketika menerima kalor (q = 500 J), w = 0,
∆U = q –w, ∆U = q = 500 J
Latihan 2
50 gr O2 1 atm dan 25oC dikompresi secara adiabatik oleh tekanan luar tetap 30 atm hingga gas
memiliki temperatur 50oC . Hitunglah ∆U, q, w yang diterima gas.
Jawab
Latihan
CH4 (g)+ 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g)
Jika ∆H pada 298K = 282,5 kJ/mol, tentukanlah q, ∆U reaksi dan w yang dihasilkan oleh reaksi di
atas
Jawab
∆n = (2+1)-(2+1) = 0
w = RT ∆n = 0
q = ∆H = 282,5 kJ/mol
∆U = ∆H - RT ∆n = 282,5 kJ/mol - 0 = 282,5 kJ/mol
1. 7 Kapasitas Panas
Kapasitas panas suatu zat didefinisikan sebagai
Latihan. 1
Temperatur 2 kg air turun dari 95 menjadi 40 oC ketika 1,25 kg potongan logam dengan temperatur
25oC dicelupkan kedalam air. Jika diketahui kapasitas panas air adalah 4,184 J/gr.K, hitunglah
kapasitas panas logam.
Jawab
Panas yang diterima logam, q = Clogam dT = Clogam [(40+273)K – (25+273)K] = 15 K Clogam
Untuk 1,25 kg logam , q = 1,25 kg x 15K Clogam = 18,75 Kg = 18750 gr K Clogam
Panas yang diberikan oleh air, q = Cair dT = 4,184 J/gr.K [(95+273)K – (40+273)K] = 230,12 J/gr
Untuk 2 kg air = 230,12 J/gr x 2000 gr = 460 240 J
Panas yang diterima logam = Panas yang diberikan oleh air
↔ 18750 gr K Clogam = 460 240 J
↔ Clogam = 460 240 J/18750 gr K = 24,55 J/gr. K
Latihan 2
Tentukanlah perubahan entalpi dan q yang diserap sistem, kerja dan perubahan energi dalam jika 1
mol CO2 dipanaskan dari 300 K menjadi 1000 K pada tekanan konstan 1 atm jika diketahui a, b dan
c CO2 berturut turut 26, 86 J (mol.K) -1, 6,966 10-3 J (mol-1,K-2) dan 8,243 10-7 J (mol-1,K-3).
Jawab
1000
2 2 3
dH = Cp dT ↔ ∆H = ∫Cp dT = ∫ a + bT + cT dT = a T + b/2 T + c/3 T |
300
-3 2 2 -7 3 3
↔ ∆H = 26, 86 (1000-300) + 6,966/2 10 (1000 -300 ) + 8,243 10 /3 (1000 -300 )
↔ ∆H = 22,24 kJ/mol
↔ ∆H = 22,24 kJ/mol x 1 mol = 22,24 kJ
↔ q = ∆H = 22,24 kJ
Pada P konsan
V1 = nRT/P1 = 1 mol x 0,082 L.atm/mol.K x 300K/1 atm = 24,6 L
V2 = nRT/P2 = 1 mol x 0,082 L.atm/mol.K x 1000K/1 atm = 82 L
Latihan 3
Kapasitas panas logam diukur pada temperatur yang sangat rendah dan diperoleh data pada tabel
dibawah ini. Tentukanlah nilai a, b dan c jika diketahui Cp logam = a + bT.+ cT2
T (K) Cp (J/mol.K)
0,2604 0,5852
0,6901 2,303
1,013 4,899
2,13 31,36
2,914 79,98
3,53 146,4
4,10 236,2
Jawab
Dengan menggunakan program excel yang ada di dalam microsof word, dibuatlah kurva Cp
terhadap T, Cp sebagai sumbu y dan T sebagai sumbu x (kurva (a) dibawah ini) dengan memilih
menu scatter. Klik kanan salah satu titik, pilih addterdline. Pilih trend/regression polynomial dan
isikan orde dengan angka dua karena Cp memiliki fungsi polinom orde 2, klik display equation on
chart dan display R squared value on chart, maka pada kurva tampil persamaan dan nilai R2 (kurva
(b)).
(a) (b)
Dari kurva (b) terlihat persamaan y = 23,64 x2 – 45,59 x + 18,88, Karena y = Cp dan x = T,
persamaan ini merupakan persamaan Cp fungsi T, dengan persamaan Cp = 18,88 – 45,59 T +
23,64T2, Cp logam = a + bT.+ cT2 = 18,88 - 45,59 T + 23,64 T2
↔ a = 18,88 J (mol.K) -1
↔ b = - 45,59 J (mol-1,K-2)
↔ c = 23,64 J (mol-1,K-3)
Nilai R2 menunjukkan kesesuaian model/trend/regression dengan data percobaan. Nilai R 2 = 1
menunjukkan bahwa data benar benar (100%) sama dengan persamaan. Dalam percobaan nilai
R2→1, Bila angka R2 mendekati satu, pengukuran Cp pada berbagai temperatur dapat dipercaya.
Latihan
Tentukanlah perubahan energi dalam, entalpi, kerja dan panas yang dihasilkan bila 2 mol gas CO2
mengalami ekspansi isothermal dan reversibel dari 2,4 L menjadi 5,6 L pada temperatur 10oC dan
pada 100oC.
Jawab
Pada sistem gas yang mengalami perubahan/proses isothermal ∆U = 0 dan ∆H = 0
2. Gas mengalami ekspansi/kompresi secara isothermal dan isobarik (tekanan konstan), maka
sistem tidak akan mengalami perubahan energi dalam dan entalpi (jelaskan argumen ini) atau
∆U = 0 dan ∆H = 0 sehingga dari hukum pertama termodinamika dU = dq – dw,
↔ q = w = ∫Pl dV = P (V2-V1)
Latihan
1 mol gas ideal dikompresi secara isothermal pada 300 K dibawah tekanan luar 200 atm. Hitunglah
q, w, ∆U dan ∆H sistem gas, jika tekanan gas mula mula adalah 2 atm dan setelah kompresi
menjadi 100 atm.
Jawab
Latihan
1 mol air diuapkan pada 100oC dan 1 atm, hitunglah q, w, ∆H dan ∆U, jika diketahui massa jenis
air pada 100oC adalah 0,9573 gr/mL dan kalor penguapan air pada 100oC adalah 40,7 kJ/mol
Jawab
H2O(l) → H2O(g)
q = ∆H = 40,7 kJ/mol x 1 mol = 40,7 kJ
w = p∆V
V1 = volume air (fasa cair) pada 100oC
massa/massa jenis = 1 mol x 18 gr/mol/0,9573 gr/L = 18,8 mL
V1 = volume air (fasa gas) pada 100oC
= nRT/P = 1 mol x 0,082 L atm/mol.K x 373 K/1 atm = 30,586 L
↔ w = 1 atm (30,586 L-0,0188L) = 30,5672 L atm
↔ w = 30,5672 x 101,39 J = 3099 J = 3,099 kJ
∆U = q-w
↔ ∆U = 40,7 kJ – 3,099 kJ = 37, 601 kJ
Latihan
1 mol gas dikompresikan secara adiabatik dan isobarik oleh tekanan luar 15 atm. Bila temperatur
mula-mula gas adalah 27 oC dan volumenya 6 L dan setelah kompresi volume menjadi 2 L,
tentukanlah nilai q, w, ∆U dan ∆H, jika diketahui Cv 20,91 J/mol.K
Jawab
q = 0 (proses adiabatik) karena proses juga isobar, maka
∆U = ∫Cv dT
W = P ∆V
∆U = - w
∆U = ∫Cv dT = Cv ∆T = 20,91 J/mol.K x 1 mol x (T2 – 300K)
w = 15 atm x (2- 6) L = 60 L.atm = -60 x 101,39 J
karena ∆U = - w
20,91 J/mol.K x 1 mol x (T2 – 300K) = 60 x 101,39 J
20,91 T2 – (20,91 x 300) = 6083,4
T2 = ( 6083,4 J/ + 6273 J)/ 20,91 J/K = 590,9 K
∆U = ∫Cv dT = 20,91 J/K (590,9 K – 300K) = 6083,4 J
w = 15 atm ((2- 6)L = - 60 L.atm = - 60 x 101,39 J = - 6083,4 J
Cp = Cv + nR = 20,91 + 1 x 8.314 = 29,224 J/K
∆H = ∫Cp dT = 29,224 J/K (590,9 K – 300K) = 8502,2 J
Reaktan → Produk
Reaktan adalah zat yang bereaksi (keadaan awal sistem) dan produk adalah hasil reaksi (keadaan
akhir sistem), maka berdasarkan hukum pertama termodinamika
q = panas yang dihasilkan dalam reaksi = ∆U (perubahan energi dalam sistem) jika reaksi
berlangsung pada volume tetap.
q = panas yang dihasilkan dalam reaksi = ∆H (perubahan entalpi sistem) jika reaksi berlangsung
pada tekanan tekanan tetap.
Umumnya, reaksi dilangsungkan pada tekanan tetap sehingga panas reaksi dapat dihitung melalui
cara berikut ini:
1, Melalui data entalpi pembentukan standar
Panas pembentukan dari setiap 1 mol senyawa adalah entalpi reaksi setiap pembentukan
senyawa dari unsurnya. Jika pembentukan senyawa dari unsurnya dilakukan dalam keadaan
standar (298 K dan 1 atm), entalpinya disebut entalpi pembentukan standar (∆HfΘ). Beberapa
panas/entalpi pembentukan standar senyawa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Dengan menggunakan data di atas, maka panas reaksi pada keadaan standar adalah
q = ∆H = ∑ (∆HfΘ)produk - ∑ (∆HfΘ)pereaksi
Misal reaksi adalah
αA + βB → γC + δD, maka
q = ∆H = (γ (∆HfΘ)C + δ (∆HfΘ)D ) - (α (∆HfΘ)A+ β (∆HfΘ)B)
Latihan
Tentukanlah panas yang dihasilkan/dibutuhkan pada reaksi 2 mol gas metan (CH4) yang dibakar
sempurna pada 298 K dan tekanan 1 atm.
Jawab
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O (g)
Dengan menggunakan data diatas
q = ∆H = (1 (∆HfΘ) CO2 + 2 (∆HfΘ)H2O ) - (1 (∆HfΘ)CH4+2 (∆HfΘ) O2)
↔ q = ∆H = [(-393,52 + 2 (-241,82)) – (-74,85 + 2,0)] kJ/mol = -802,31 kJ/mol
↔ q = ∆H = -802,31 kJ/mol x 2 mol = -1604,62 kJ
2, Menggunakan hukum Hess
Suatu reaksi kimia yang diinginkan dapat merupakan rangkaian beberapa reaksi kimia. Jika
panas masing-masing reaksi diketahui, panas reaksi yang diinginkan dapat dihitung dengan
menambah atau mengurangi panas reaksi tahap reaksi. Cara ini dapat pula digunakan untuk
menghitung panas dari suatu reaksi yang belum memiliki data entalpi pembentukan standar.
Misalkan suatu reaksi terdiri dari beberapa tahap reaksi seperti rangkaian reaksi dibawah ini
Latihan
Hitunglah panas reaksi pada reaksi berikut ini
C grafit + H2O (g) → CO + H2
Jika data berikut ini diketahui
C grafit + ½ O2 (g) → CO ∆H = -110,50 kJ/mol
H2 + ½ O2 → H2O ∆H = -241,4 kJ/mol
Jawab
Panas reaksi diatas dapat dihitung menggunakan hukum Hess
C grafit + ½ O2 (g) → CO ∆H = -110,50 kJ/mol
Latihan
Tentukanlah panas reaksi pembakaran metanol di bawah ini menggunakan data energi ikatan
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O (g)
Jawab
q = ∆H = ∑ ni (Energi Ikatan)i. pereaksi - ∑ nj (Energi Ikatan)j, produk
↔ q = ∆H = (4 EI C-H+ 2 EI O=O) – (2 EI C=O + 2 x 2 EI O-H)
↔ q = ∆H = ( 4 x 415 + 2 x 495) – (2 x 724 + 4 x 463) = 250 kJ/mol
Reaksi yang dapat ditentukan panas yang dihasilkan atau dibutuhkan adalah
1, Panas netralisasi
Panas netralisasi adalah panas yang dihasilkan bila 1 mol asam dinetralisasi dengan 1 mol basa
2, Panas pelarutan
Ada dua jenis panas pelarutan; panas pelarutan integral (perubahan entalpi jika 1 mol zat
dilarutkan dalam n mol pelarut) dan panas diferensial (perubahan entalpi jika 1 mol zat
dilarutkan dalam tak terhingga pelarut atau encer tak terhingga)
3, Panas pembakaran
Panas pembakaran adalah panas reaksi dimana 1 mol zat dibakar secara sempurna.
Latihan 1
Tentukanlah perubahan entalpi reaksi pembakaran sempurna 2 mol metana pada 373 K
Jawab
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O (g)
Dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar yang ada pada tabel, perubahan entalpi
pada 298 K dapat dihitung;
q = ∆H = (1 (∆HfΘ) CO2 + 2 (∆HfΘ)H2O ) - (1 (∆HfΘ)CH4+2 (∆HfΘ) O2)
↔ q = ∆H = [(-393,52 + 2 (-241,82)) – (-74,85 + 2,0)] kJ/mol = -802,31 kJ/mol
↔ q = ∆H = -802,31 kJ/mol x 2 mol = -1604,62 kJ
∆Cp = (γ(Cp)A + δ (Cp)D ) - (αCp)A+ β (Cp)B)
↔ ∆Cp = (1(Cp) CO2 + 2 (Cp)H2O ) - (1Cp)CH4+2 (Cp) O2)
Data Cp CO2 = 37,05 (J/mol.K)
H2O = 33,6 (J/mol.K)
O2 = 29,34 (J/mol.K)
CH4 = 35,73 (J/mol.K)
↔ ∆Cp = [37,05 + 2 x 33,6 – (2 x 29,34 +35,73)] (J/mol.K) = 9,84 (J/mol.K)
(∆H)2 = (∆H)1 + (∆Cp) (T2 - T1)
↔ (∆H)373 = (∆H)298 + (9,84 (J/mol.K)) (373- 298)
(∆H)373 = -1604,62 kJ + 2 mol x 9,84 (J/mol.K) (75 K) = -1604,62 kJ + 1476 J
(∆H)373 = -1604,62 kJ + 1,476 kJ = -1603,144 kJ
Jadi perubahan entalpi pada 373 K pembakaran sempurna 2 mol metana = -1603,144 kJ
Latihan 2
Tentukanlah perubahan entalpi reaksi pembakaran sempurna 2 mol metana pada 1000 K, jika
diketahui pada temperatur tersebut Cp merupakan fungsi temperatur sesuai dengan data berikut
ini
Cp CO2 = 26,68 + 42,258 10-3T -142,465 10-7T2
H2O = 30,204 + 9,933 10-3T + 11,171 10-7T2
O2 = 25,503 + 13,612 10-3T – 42,555 10-7T2
T2
↔ (∆H)2 = (∆H)1 + ∫ (21,936 – 40,596 10-3T + 144,892 10-7T2) dT
T1
↔ (∆H)2 = (∆H)1 + 2 mol{21,936 (1000-298) – 40,596 10-3/2 (10002-2982) + 144,892 10-7
(10003- 2983)} J/mol
↔ (∆H)2 = -1604,62 kJ + 2 mol {21,936 (1000-298) – 40,596 10-3/2 (10002-2982)
+ 144,892 10-7 (10003- 2983)} 10-3 kJ/mol
↔ (∆H)2 = -1601,42 kJ
Entropi hanya bisa dihitung jika proses reversibel, jika proses tidak reversibel maka dicari proses
reversibel pada setiap keadaan antara dari proses keseluruhan.
dS = dqrev/T
2
↔ ∫ dS = ∫dqrev/T . Bila T konstan pada T reversibel maka persamaan ini akan menjadi
1
S2-S1 = ∆S = q/T
Bila proses berlangsung isothermal pada T reversibel dan tekanan juga konstan, persaman akan
menjadi;
2 2 2 T2
↔ ∫ dS = ∫dqrev/T = ∫dH/T = ∫Cp dT/T
1 1 1 T1
∆S = q/T = ∆H/T
Untuk proses yang berupa reaksi kimia dan berlangsung pada 298 K dan 1 atm (keadaan
standar), entropi reaksi berikut ini dapat ditentukan.
αA + βB → γC + δD, mka
∆S = ∑ (∆SfΘ)produk - ∑ (∆SfΘ)pereaksi
↔ ∆S = (γ (∆SfΘ)C + δ (∆SfΘ)D ) - (α (∆SfΘ)A+ β (∆SfΘ)B)
Latihan
Berapakah perubahan entalpi dan entropi bila 1 mol air mengembun (berubah dari fasa gas
menjadi fasa cair) pada 298K dan apakah reaksi berlangsung spontan?
Jawab
H2Og → H2Ol
Dari tabel data diketahui
∆HfΘ (kJ/mol) ∆SfΘ (J/mol.K)
H2Og -237 188,72
H2Ol -286 70
Untuk suatu reaksi, ∆S dapat dihitung dari harga entropi pembentukan standar senyawa, dan
perubahan entropi reaksi yang diperoleh adalah perubahan entropi dalam keadaan standar. Untuk
dapat menghitung perubahan entropi suatu reaksi pada sembarang temperatur,
αA + βB → γC + δD
d(∆S) = d (∆H)/T = ∆Cp/T dT
1 1 T2
↔ ∫d(∆S) = ∫d(∆H)/T = ∫∆Cp/T dT
2 2 T1
Bila Cp adalah suatu konstanta, maka
↔ ∆S2-∆S1 = ∆Cp ln(T2/T1), dengan ∆Cp = (γ(Cp)C + δ (Cp)D ) - (αCp)A+ β (Cp)B)
Latihan 1
Tentukanlah perubahan entropi pembakaran gas metana pada 100oC jika diketahui kapasitas
kalor pada 298 K 35,73 J/mol.K dan jika Cp merupakan fungsi T, Cp = 14,146 + 75,496 10-3T -
179,91 10-7T2
Jawab
Bila Cp adalah suatu konstanta maka
∆S = Cp ln (T2/T1) = 35,73 ln (373/298)
Bila Cp = f(T)
∆S = a ln (T2/T1) + b ((T2-T1) + ½ c (T22-T12)
= 14,146 ln (373/298) + 75,496 10-3 (373-298) -179,91 10-7/2 (3732 – 2982) = 7,99 j/mol.K
Latihan 2
Tentukanlah perubahan entropi reaksi pembakaran sempurna 2 mol metana pada 1000 K, jika
diketahui pada temperatur tersebut Cp merupakan fungsi temperatur sesuai dengan data berikut
ini
Cp CO2 = 26,68 + 42,258 10-3T -142,465 10-7T2
H2O = 30,204 + 9,933 10-3T + 11,171 10-7T2
O2 = 25,503 + 13,612 10-3T – 42,555 10-7T2
CH4 = 14,146 + 75,496 10-3T -179,91 10-7T2
Jawab
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O (g)
Dengan menggunakan data entropi pembentukan standar yang ada pada tabel, perubahan entalpi
pada 298 K dapat dihitung;
∆SfΘ CO2 = 213,69 (J/mol.K)
H2O = 188,72 (J/mol.K)
O2 = 205,04 (J/mol.K)
CH4 = 186,3(J/mol.K)
1. 14 Rangkuman
Di dalam energetika kimia dipelajari hukum pertama, kedua dan ketiga termodinamika.
Hukum pertama menyatakan bahwa bila suatu sistem mengalami perubahan/proses di
dalam sisten akan terjadi perubahan energi dalam (U) sebesar q-w atau ∆U = q-w, dengan
q adalah kalor dan w adalah kerja yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan.
Kapasitas kalor zat didefinisikan sebagai C = dq/dT, pada V konstan Cv = dU/dT dan pada
P konstan Cp = dH/dT. Pernyataan Cp atau Cv suatu zat dapat berupa suatu konstanta
maupun suatu fungsi temperatur, C = f(T)
Perubahan yang terjadi pada sistem gas dapat berupa ekspansi/kompresi isotermal
reversibel, isothermal isobar, perubahan fase isotermal dan reversibel, adiabatik reversibel
dan adiabatik isobar
Proses q w ∆U ∆H
isotermal reversibel nRT ln(V2/V1) nRT ln(V2/V1) 0 0,
isotermal isobar P (V2-V1) P (V2-V1) 0 0
perubahan fase isotermal = ∆H P (V2-V1) = q-w =q
dan reversibel
adiabatis reversibel 0 ∆U ∫Cv dT ∫Cp dT
adiabatis isobar 0 P (V2-V1) ∫Cv dT ∫Cp dT
1. 15 Soal Latihan
1. Hitunglah kapasitas panas (Cp) rata rata propan pada 25 dan 200 oC, jika diketahui nilai
Cp propana =10,08 J/mol.K+239,3 10-3T – 733,58 10-7T2
2. Dengan menggunakan data Cp pada tabel, tentukanlah panas pembakara sempurna
propan pada 500K.
3. Gunakan harga Cp propana pada soal 1, Gas 32,5 gr propane dalam wadah 10 L
dipanaskan dari 25 sampai 200oC pada tekanan 1 atm. Hitunglah volume akhir, q, w, ∆U
dan ∆H.
4. Ulangi soal no 3, volume konstan
5. Satu mol gas ideal pada 300 K dan 1 atm dikompresi secara isothermal sehingga
tekanan menjadi 2 kali semula lalu gas dipanaskan pada volume konstan hingga tekanan
menjadi P3 kemudian diekspansi secara reversibel dan adiabatis hingga kembali ke
keadaan semula.Tentukanlah q, w, ∆H dan ∆U tiap proses dan total proses. Diketahui
Cp gas = 29,239 J/mol.K
6, Hitunglah banyak gas metana yang dibutuhkan untuk membuat 1000 gr uap air yang
memiliki temperatur 200oC
1. 16 Referensi
1. Humilton, Brady,1982, General Chemistry, Principles and Structure, Willey
International Edition
2. Tupamahu, MS dan Achmad, Hiskia ,1992, Stoikiometri dan Energetika Kimia, PT
Citra Adyria Bakti
3. Dogra, S K dan Dogra, S, 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, Jakarta, UI
4. Daubert, E., Thomas, 1985, Chemical Engineering Thermodynamics, McGraw-Hill
Book Company