Anda di halaman 1dari 11

Riandi Fauzan

21070112130038
Kelas B

TUGAS PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

ACCEPTANCE SAMPLING ATRIBUTE

 Definisi Acceptance Sampling


Acceptance Sampling adalah sebuah metode inspeksi yang dilakukan
pada beberapa barang yang dipilih secara random dari sebuah lot tertentu untuk
membuat keputusan apakah lot tersebut diterima (accept) atau ditolak (reject).
Acceptance Sampling menggunakan pendekatan probabilitas dan statistika untuk
memungkinkan pembuatan ketputusan berdasarkan sample tersebut.
Acceptance Sampling digunakan pada beberapa kasus inspeksi tertentu
sehingga inspeksi tidak perlu dilakukan pada semua barang di dalam lot
tersebut. Proses inspeksi pada seluruh barang di dalam lot tidak memungkinkan
untuk dilakukan terutama jika proses inspeksi bersifat destructive (merusak),
time-consuming (memakan waktu), atau expensive (biaya mahal). Untuk itu,
Acceptance Sampling menjadi pilihan yang tepat untuk memberikan keputusan
apakah barang-barang dalam sebuah lot bersama-sama diterima atau ditolak.
Jika dilihat melalui diagram SIPOC, yang banyak dikenal di dunia
process improvement, acceptance sampling digunakan baik pada entitas Input
maupun Output. Pada entitas Input, Acceptance Sampling bertujuan untuk
menentukan apakah lot-lot yang berisi barang-barang (bahan baku) yang akan
digunakan dalam entitas Process telah memenuhi kualifikasi tertentu yang telah
ditetapkan dalam entitas Process. Sebaliknya, pada entitas Output, Acceptance
Sampling bertujuan untuk menentukan apakah lot-lot yang berisi barang-barang
(barang jadi) hasil entitas Process telah memenuhi kualifikasi yang telah
ditetapkan oleh pelanggan dalam entitas Customer. Jadi, Acceptance Sampling
tidak ditujukan untuk menentukan kualitas suatu proses melainkan hanya
menentukan apakah barang-barang dalam lot telah memenuhi kualitas tertentu.
Terdapat beberapa tools dan variabel performansi pada Acceptance
Sampling, yaitu :
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

1 Kurva OC (Operating Characteristic)


Operating Characteristic (OC) Curves ialah kurva yang
menggambarkan hubungan antara proporsi defektif barang-barang dalam
suatu lot (kualitas lot) dan probability of accepting lot jika digunakan
sampling plan tertentu. Dengan begitu, bentuk OC Curves akan dengan
mudah memberikan informasi seberapa baik suatu sampling plan dalam
mendiskriminasi lot yang berkualitas baik dan lot yang berkualitas buruk.
Probability of accepting lot dapat dicari dengan bantuan statistika yang
berhubungan dengan proses Acceptance Sampling. Menurut Montgomery
(2001), distribusi binomial (kumulatif) biasa digunakan untuk menentukan
probability of accepting lot yang diperlukan untuk menggambar suatu OC
Curves.

Gambar Kurva OC
2 AQL (Acceptable Quality Level)
Acceptable Quality Level (AQL) ialah tingkat Defect Percentage (p)
sebuah lot yang diharapkan memiliki Probability of rejecting lot (1 –
Probability of accepting lot) sebesar error Tipe-I (alpha error – producen
risk). Pada kasus nyata, AQL muncul sebagai tingkat Defect Percentage
yang masih dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Secara statistika, makna AQL adalah sebagai berikut.
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

“Masih ada probabilitas sebesar alpha error (%) untuk me-reject suatu lot
yang memiliki kualitas yang masih dapat diterima dengan baik oleh
konsumen.”
3 LTPD (Lot Tolerance Percent Defective)
Lot Tolerance Percent Defective (LTPD) ialah tingkat Defect
Percentage (p) sebuah lot yang hanya diharapkan memiliki Probability of
accepting lot sebesar error Tipe – II (beta error – consumen risk). Pada
kasus nyata, LTPD muncul sebagai tingkat Defect Percentage yang paling
maksimal, yang masih dapat ditolerir oleh konsumen.
Secara statistika, makna LTPD ialah sebagai berikut.
“Masih ada probabilitas sebesar beta error (%) untuk me-accept suatu lot
yang memiliki kualitas terendah yang masih dapat ditolerir konsumen”
4 AOQ (Average Outgoing Quality)
Average Outgoing Quality (AOQ) ialah sebuah variabel yang
digunakan untuk melihat ekspektasi Defect Percentage yang lolos dari
proses Acceptance Sampling. Dengan menggunakan variabel ini, dapat
dilihat ekspektasi kualitas lot yang di Accept oleh proses Acceptance
Sampling.
AOQ dirumuskan secara matematika sebagai berikut.

Keterangan :
n = Sampel yang diambil dalam pemeriksaan
Pa = Probabilitas Penerimaan
N = Jumlah dalam satu lot
p = Proporsi kesalahan

Nilai variabel AOQ dapat di-plot pada grafik untuk setiap nilai Defective
Percentage yang mungkin muncul (seperti pada OC Curves). Pada setiap
grafik AOQ, pada umumnya akan ditemukan kurva AOQ yang berbentuk
huruf U terbalik sehingga memiliki titik maksimum global. Pada titik
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

tersebut, Defect Percentage tertentu memberikan kemungkinan nilai AOQ


yang paling buruk, yang dikenal sebagai Average Outgoing Quality Limit
(AOQL). Dengan demikian, dapat diketahui ekspektasi Defect Percentage
terburuk yang lolos dari proses acceptance sampling dengan sampling plan
tertentu.

Gambar Kurva AOQ


5 ATI (Average Total Inspection)
Average Total Inspection (ATI) ialah sebuah variabel yang digunakan
untuk melihat ekspektasi total inspeksi yang dilakukan untuk setiap lot yang
datang. Dengan kata lain, ATI memberikan ekspektasi jumlah barang yang
diinspeksi dari setiap lotnya. Jika proses inspeksi pada seluruh barang dalam
lot dilakukan (tidak menggunakan Acceptance Sampling), maka nilai
variabel ATI dengan mudah ditemukan, yaitu sebesar jumlah barang di
dalam lot. Namun, penggunaan Acceptance Sampling menyebabkan adanya
perbedaan jumlah barang yang diinspeksi dalam setiap lot karena tergantung
akan Defect Percentage yang dimiliki oleh lot tertentu.
Nilai variabel ATI, secara matematika dirumuskan sebagai berikut,
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

Keterangan :
n = Sampel yang diambil dalam pemeriksaan
Pa = Probabilitas Penerimaan
N = Jumlah dalam satu lot
p = Proporsi kesalahan

Gambar Kurva ATI


 Tujuan Acceptance Sampling
Tujuan perencanaan sampling adalah menentukan peluang diterimanya
suatu lot pada berbagai tingkat kualitas
 Berapakah peluang menerima sebuah lot yang seharusnya ditolak?
 Berapakah peluang menolak sebuah lot yang seharusnya diterima?
 Berapakah peluang menerima sebuah lot yang memang seharusnya
diterima?
 Kegunaan Acceptance Sampling
Acceptance Sampling digunakan dengan berbagai alasan, misalnya
karena pengujian yang dapat merusakkan produk, karena biaya inspeksi sangat
tinggi, karena 100% inspeksi yang dilakukan memerlukan waktu yang lama,
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

atau karena pemasok memiliki kinerja yang baik tetapi beberapa tindakan
pengecekan tetap harus dilaksanakan, atau pun karena adanya isu-isu mengenai
tanggung jawab perusahaan terhadap produk yang dihasilkan. Ada beberapa
keunggulan dan kelemahan dalam Acceptance Sampling.
Menurut Besterfield (1998), keunggulannya antara lain :
 Lebih murah
 Dapat meminimalkan kerusakan dan perpindahan tangan
 Mengurangi kesalahan dalam inspeksi
 Dapat memotivasi pemasok bila ada penolakan bahan baku
Sementara kelemahannya antara lain:
 Adanya resiko penerimaan produk cacat atau penolakan produk baik
 Sedikit informasi mengenai produk
 Membutuhkan perencanaan dan pengdokumentasiaan prosedur
pengembalian sampel
 Tidak adanya jaminan mengenai sejumlah produk tertentu yang akan
memenuhi spesifikasi
 Jenis-Jenis Acceptance Sampling
 Ditinjau dari Proses Pengambilan Keputusan terdapat beberapa jenis
Acceptance Sampling, yaitu :
a. Sampling Tunggal (Single Acceptance Sampling)
Sampling Tunggal adalah rencana sampling dimana keputusan untuk
menerima atau menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan 1x
penarikan sampel.
Dalam Sampling tunggal terdapat sebuah prinsip, yaitu :
“Ambil sejumlah sampel (n), diperiksa dan dicatat jumlah produk
cacat yang tidak memenuhi spesifikasi (d), lalu dibuat keputusan,
apakah lot : diterima atau ditolak, dengan syarat apabila :
d (jumlah cacat) < c (angka penerimaan)  lot diterima
d (jumlah cacat) > c (angka penerimaan)  lot ditolak”
b. Sampling Ganda (Double Acceptance Sampling)
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

Sampling ganda adalah suatu rencana sampling dimana keputusan


untuk menerima atau menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan 2x
penarikan sampel.
Prinsip dalam Sampling Ganda, yaitu :
“ Ambil sejumlah sampel (n1), diperiksa dan dicacat jumlah produk
cacat yang tidak memenuhi spesifikasi (d1), lalu dibuat keputusan,
apakah lot : diterima atau ditolak. Jika tidak diketahui keputusan apa
yang akan diambil (Ragu-ragu), maka ambil sampel ke-2 berukuran
n2 dan dicek kembali keputusannya, apakah lot : diterima atau ditolak,
dengan syarat apabila :
d 1 + d 2 c 2 lot diterima
d 1 + d 2 ≥ r 2 lot ditolak ( atau : d 1 + d 2 > c 2 )

Gambar Bagan Keputusan dalam Sampling Ganda


c. Sampling Jamak (Multiple Acceptance Sampling)
Sampling Jamak adalah suatu rencana sampling dimana keputusan
untuk menerima atau menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan
beberapa penarikan sampel.
Sama seperti Prinsip dalam Sampling Ganda, tetapi dalam Sampling
Jamak dapat dilakukan beberapa kali penarikan sampel (n1, n2, ..... ,
nk) lebih dari 2 sampel Sehingga, secara Biaya, lebih disukai
Sampling Tunggal, tetapi secara Psikologis lebih disukai Sampling
Ganda atau Sampling Jamak.
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

Gambar Bagan Keputusan dalam Sampling Jamak

 Ditinjau dari Tingkat Pemeriksaan terdapat beberapa jenis Acceptance


Sampling, yaitu :
a. Pemeriksaan Longgar
b. Pemeriksaan Normal
c. Pemeriksaan Ketat
 Ditinjau dari Karakteristik Kualitas terdapat beberapa jenis Acceptance
Sampling, yaitu :
a. Variabel Acceptance Sampling
b. Atribut Acceptance Sampling
 Ditinjau dari Proses Produksi terdapat beberapa jenis Acceptance Sampling,
yaitu :
a. Lot by lot Acceptance Sampling
b. Continous Acceptance Sampling
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

 Contoh Soal Acceptance Sampling


 Contoh Soal Sampling Tunggal
PT Honda Prospect Motor melakukan pemeriksaan pada 1 lot bahan baku
yang dipasok oleh sebuah supplier. Dari suatu lot yang berisi 5000 ban,
diambil sampel 50 ban. Batas maksimum ban cacat yang diperbolehkan
adalah 3 dengan rata-rata cacat sebesar 10 %. Berapakah probabilitas lot
akan diterima dan ditolak ?
Diketahui : N = 5000 c=3
n = 50 p’ = 10 % = 0,1
Jawab :
= n . p = 50 x 0,1 = 5
Probabilitas Lot Diterima : Pa = P ( d ≤ c ; ) = P ( d ≤ 1 ; 5) = 0,0404
Probabilitas Lot Ditolak : Pa’ = 1 – Pa = 1 – 0,0404 = 0,9596
 Contoh Soal Sampling Ganda
PT Pintu Mas Tbk melakukan pemeriksaan terhadap 1 lot produk yang
berisi 5.000 unit part Tamiya. Rata-rata cacat dalam sampel = 3 %. Jika telah
ditentukan bhw rencana sampling yg digunakan adalah sbb :
N 1 = 50 c 1= 1 r 1= 5
n 2 = 60 c 2= 6 r 2= 7
Maka, tentukan :
a. Tent. probabilitas penerimaan lot pada sampel pertama !
b. Tent. probabilitas penerimaan lot pada sampel kedua !
c. Tent. total probabilitas penerimaan lot berdasarkan rencana sampling
tsb. !
Diketahui :
N = 5000 p’ = 0,03
c1 = 1 r1 = 5 n1 = 50 1 = n x p = 50 x 0,03 = 1,5
c2 = 6 r2 = 7 n2 = 60 2 = n x p = 60 x 0,03 = 1,8
Jawab :
a. Probabilitas penerimaan lot pada sampel pertama :
Pa I = P (d1 ≤ c1) I = P (d1 ≤ 1) I = 0,558 (dimana : 1 = 1,5)
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

b. Probabilitas penerimaan lot pada sampel kedua :


Ragu-ragu sampel 1 RI : {2, 3 dan 4)
Pa II = P ( d 1 = 2 ) I x P ( d 2 ≤ 4 ) II + P ( d 1 = 3 ) I x P ( d 2 ≤ 3 ) II +
P ( d 1 = 4 ) I x P ( d 2 ≤ 2 ) II
= { 0,251 x 0,964 } + { 0,126 x 0,892 } + { 0,047 x 0,731 }
= 0,2420 + 0,1124 + 0,0344
= 0,3888
c. Probabilitas total penerimaan lot berdasarkan rencana sampling tersebut:
Pa TOTAL = Pa I + Pa II
= 0,558 + 0,3888
= 0,9468
 Contoh Soal Sampling Jamak
Sebuah perusahaan Tekstil melakukan pemeriksaan terhadap 1 lot produk
yang berisi 5.000 gulung Benang. Rata-rata cacat dalam sampel = 1 %. Jika
telah ditentukan bhw rencana sampling yg digunakan adalah sbb :
n 1 = 50 c 1= 0 r 1= 3 p’ = 0,01
n 2 = 60 c 2= 1 r 2= 3
n 3 = 80 c 3= 1 r 3= 3
Maka, tentukan :
a. Tent. probabilitas penerimaan lot pada sampel pertama !
b. Tent. probabilitas penerimaan lot pada sampel kedua !
c. Tent. probabilitas penerimaan lot pada sampel ketiga !
d. Tent. total probabilitas penerimaan lot berdasarkan rencana sampling
tsb. !
Diketahui :
N = 5000 p’ = 0,05
c1 = 0 r1 = 3 n1 = 50 1 = n x p = 60 x 0,05 = 2,5
c2 = 1 r2 = 3 n2 = 60 2 = n x p = 60 x 0,05 = 3
c3 = 1 r3 = 3 n3 = 80 3 = n x p = 80 x 0,05 = 4
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B

Jawab :
a. Probabilitas penerimaan lot pada sampel pertama :
Pa I = P ( d 1 ≤ c 1 ) I = P ( d 1 ≤ 0 ) I = 0,082 (dimana : 1 = 2,5)
b. Probabilitas penerimaan lot pada sampel kedua :
Ragu-ragu sampel 1 RI : {1 dan 2}
Pa II = P ( d 1 = 1 ) I x P ( d 2 ≤ 0 ) II
= { 0,205 x 0,050 }
= 0,01025
c. Probabilitas penerimaan lot pada sampel ketiga :
Ragu-ragu sampel 2 RI : {2}
PaIII = P (d1 = 1)I x P (d2 = 1)II x P (d3 ≤ 0)III + P (d1 = 2)I x P (d2 = 0)II x P
(d3 ≤ 0)III
= { 0,205 x 0,149 x 0,018 } + { 0,256 x 0,050 x 0,018 }
= 0,00055 + 0,00023
= 0,00078
d. Probabilitas total penerimaan lot berdasarkan rencana sampling tersebut:
Pa TOTAL = Pa I + Pa II + Pa III
= 0,082 + 0,01025 + 0,00078
= 0,09303

Anda mungkin juga menyukai