21070112130038
Kelas B
Gambar Kurva OC
2 AQL (Acceptable Quality Level)
Acceptable Quality Level (AQL) ialah tingkat Defect Percentage (p)
sebuah lot yang diharapkan memiliki Probability of rejecting lot (1 –
Probability of accepting lot) sebesar error Tipe-I (alpha error – producen
risk). Pada kasus nyata, AQL muncul sebagai tingkat Defect Percentage
yang masih dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Secara statistika, makna AQL adalah sebagai berikut.
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B
“Masih ada probabilitas sebesar alpha error (%) untuk me-reject suatu lot
yang memiliki kualitas yang masih dapat diterima dengan baik oleh
konsumen.”
3 LTPD (Lot Tolerance Percent Defective)
Lot Tolerance Percent Defective (LTPD) ialah tingkat Defect
Percentage (p) sebuah lot yang hanya diharapkan memiliki Probability of
accepting lot sebesar error Tipe – II (beta error – consumen risk). Pada
kasus nyata, LTPD muncul sebagai tingkat Defect Percentage yang paling
maksimal, yang masih dapat ditolerir oleh konsumen.
Secara statistika, makna LTPD ialah sebagai berikut.
“Masih ada probabilitas sebesar beta error (%) untuk me-accept suatu lot
yang memiliki kualitas terendah yang masih dapat ditolerir konsumen”
4 AOQ (Average Outgoing Quality)
Average Outgoing Quality (AOQ) ialah sebuah variabel yang
digunakan untuk melihat ekspektasi Defect Percentage yang lolos dari
proses Acceptance Sampling. Dengan menggunakan variabel ini, dapat
dilihat ekspektasi kualitas lot yang di Accept oleh proses Acceptance
Sampling.
AOQ dirumuskan secara matematika sebagai berikut.
Keterangan :
n = Sampel yang diambil dalam pemeriksaan
Pa = Probabilitas Penerimaan
N = Jumlah dalam satu lot
p = Proporsi kesalahan
Nilai variabel AOQ dapat di-plot pada grafik untuk setiap nilai Defective
Percentage yang mungkin muncul (seperti pada OC Curves). Pada setiap
grafik AOQ, pada umumnya akan ditemukan kurva AOQ yang berbentuk
huruf U terbalik sehingga memiliki titik maksimum global. Pada titik
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B
Keterangan :
n = Sampel yang diambil dalam pemeriksaan
Pa = Probabilitas Penerimaan
N = Jumlah dalam satu lot
p = Proporsi kesalahan
atau karena pemasok memiliki kinerja yang baik tetapi beberapa tindakan
pengecekan tetap harus dilaksanakan, atau pun karena adanya isu-isu mengenai
tanggung jawab perusahaan terhadap produk yang dihasilkan. Ada beberapa
keunggulan dan kelemahan dalam Acceptance Sampling.
Menurut Besterfield (1998), keunggulannya antara lain :
Lebih murah
Dapat meminimalkan kerusakan dan perpindahan tangan
Mengurangi kesalahan dalam inspeksi
Dapat memotivasi pemasok bila ada penolakan bahan baku
Sementara kelemahannya antara lain:
Adanya resiko penerimaan produk cacat atau penolakan produk baik
Sedikit informasi mengenai produk
Membutuhkan perencanaan dan pengdokumentasiaan prosedur
pengembalian sampel
Tidak adanya jaminan mengenai sejumlah produk tertentu yang akan
memenuhi spesifikasi
Jenis-Jenis Acceptance Sampling
Ditinjau dari Proses Pengambilan Keputusan terdapat beberapa jenis
Acceptance Sampling, yaitu :
a. Sampling Tunggal (Single Acceptance Sampling)
Sampling Tunggal adalah rencana sampling dimana keputusan untuk
menerima atau menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan 1x
penarikan sampel.
Dalam Sampling tunggal terdapat sebuah prinsip, yaitu :
“Ambil sejumlah sampel (n), diperiksa dan dicatat jumlah produk
cacat yang tidak memenuhi spesifikasi (d), lalu dibuat keputusan,
apakah lot : diterima atau ditolak, dengan syarat apabila :
d (jumlah cacat) < c (angka penerimaan) lot diterima
d (jumlah cacat) > c (angka penerimaan) lot ditolak”
b. Sampling Ganda (Double Acceptance Sampling)
Riandi Fauzan
21070112130038
Kelas B
Jawab :
a. Probabilitas penerimaan lot pada sampel pertama :
Pa I = P ( d 1 ≤ c 1 ) I = P ( d 1 ≤ 0 ) I = 0,082 (dimana : 1 = 2,5)
b. Probabilitas penerimaan lot pada sampel kedua :
Ragu-ragu sampel 1 RI : {1 dan 2}
Pa II = P ( d 1 = 1 ) I x P ( d 2 ≤ 0 ) II
= { 0,205 x 0,050 }
= 0,01025
c. Probabilitas penerimaan lot pada sampel ketiga :
Ragu-ragu sampel 2 RI : {2}
PaIII = P (d1 = 1)I x P (d2 = 1)II x P (d3 ≤ 0)III + P (d1 = 2)I x P (d2 = 0)II x P
(d3 ≤ 0)III
= { 0,205 x 0,149 x 0,018 } + { 0,256 x 0,050 x 0,018 }
= 0,00055 + 0,00023
= 0,00078
d. Probabilitas total penerimaan lot berdasarkan rencana sampling tersebut:
Pa TOTAL = Pa I + Pa II + Pa III
= 0,082 + 0,01025 + 0,00078
= 0,09303