Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Studi dasar merancang rencana pengambilan sampel oleh Dodge-

Romig (1952) memperbaiki kualitas keluar dan meminimalkan biaya

inspeksi. Jika prosesnya di bawah kontrol dan diamati dengan diagram

kontrol, maka rata-rata proses juga diambil sebagai tambahan informasi

untuk memperbaiki rencana pengambilan sampel seperti dalam studi

Dodge-Romig. Meskipun AOQL adalah kualitas keluar terbaik, itu praktis

tidak dapat dicapai dengan banyak, (Anascombe 1958) sebagai itu hanya

secara matematis tetapi tidak dikembangkan secara logis.

(Jurnal : Minimum ATI Sampling Plan Indexed Through MAAOQ, ditulis

oleh Ramkumar Thandiakkal Balan dan Eric Mbogoro)

1. Kurva OC

Rencana penerimaan sampel (Acceptence Sampling Plans) adalah

prosedur yang digunakan dalam pengambilan keputusan terhadap

produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Acceptance digunakan

karena:

a. Dengan pengujian dapat merusak produk

b. Biaya inspeksi yang tinggi

6
7

c. 100% inspeksi memerlukan waktu lama

Ada dua jenis pengujian dalam penerimaan sampel yaitu :

a. Pengujian sebelum pengiriman produk sebelum ke konsumen.

Pengujian dilakukan oleh produsen disebut the producer test the lot

for outgoing

b. Pengujian setelah pengiriman produk akhir ke konsumen.

Pengujian dilakukan konsumen disebut cosumer test the lot for

incoming quality.

Penerimaan sampel dapat dilakukan untuk data atribut data

variabel. Acceptance Sampling untuk data atribut dilakukan apabila

inspeksi mengklasifikasikan sebagai produk baik dan produk cacat

tanpa ada pengklasifikasian tingkat kesalahan atau cacat produk.

Penerimaan sampel untuk data variabel, karakteristik kualitas

ditunjukkan dalam setiap sampel, sehingga dilakukan pula

perhitungan rata-tata sampel dan penyimpangan atau deviasi standar.

Teknik pengambilan sampel dalam penerimaan sampel yaitu:

a. Sampel tunggal

b. Sampel ganda

c. Sampel banyak
8

Sedangkan syarat pengambilan produk sebagai sampel adalah

produk harus homogen, produk yang diambil sebagai sample harus

sebanyak mungkin, sampel yang diambil harus dilakukan secara acak.

Untuk pengambilan sampel prosedur yang dilakukan :

a. Sejumlah produk yang sama N unit

b. Ambil sampel secara acak sebanyak n unit

c. Apabila ditemukan kesalahan d sebanyak maksimum c unit, maka

sample diterima

d. Apabila ditemukan kesalahan d melebihi c unit, maka sampel

ditolak, yang berarti seluruh produk yang homogen yang dihasilkan

tersebut juga ditolak

2. OC Curve (kurva karakteristik Operasi)

Merupakan kurva probabilitas penerimaan (Pa) terhadap produk

yang dihasilkan.

Rumus : Pa=P(d=<c)

Pa : probabilitas penerimaan

c : batas penerimaan cacat produk

d : jumlah cacat yang terjadi


9

Kurva ini dilakukan untuk mencari hubungan antara probabilitas

penerimaan (Pa). Dengan bagian kesalahan dalam produk yang

dihasilkan (p). Perhitungan probabilitas penerimaan dapat digunakan

Tabel distribusi Poisson. Apabila tidak diketemukan nilai

probabilitasnya karena keterbatasan nilai np, maka dapat digunakan

cara interpolasi. Dua macam OC Curve:

Gambar 2.1 OC Kurva Ideal & S


Sumber : Buku Ajar statistika Pengandalian Mutu

(Buku Ajar Statistika Pengandalian Mutu Universitas Nahdlatul ulama

Lampung, 2018, Hal 41 – 42)

3. Resiko Produsen dan Resiko Konsumen, AOQ

Dengan menyatakan AQL = p1, konsumen mengharap bahwa p <

p1 [process average < AQL]. Namun seandainya pun p = p1, lot

tersebut masih dianggap konsumen sebagai memenuhi harapan dan

karena itu lot diterima. Ini yang dimaksud oleh Montgomery AQL
10

sebagai the poorest level of quality for the vendor’s process that the

consumer would consider to be acceptable as a process average.

Secara umum, diharapkan konsumen bahwa p ≤. p bersifat objektif

(menyatakan proporsi barang cacat sesungguhnya yang dihasilkan

produsen), sedangkan AQL bisa ditentukan oleh suatu otoritas di

pihak konsumen. Keinginan konsumen berkenaan dengan AQL ini

bisa dituangkan dalam suatu berkas kontrak yang tentunya produsen

diminta untuk mematuhinya. AQL inilah yang digunakan sebagai

acuan dalam “menghakimi” lot berdasarkan prosedur sampling yang

diberlakukan.

Jika AQL diketahui dan kedua parameter dalam single sampling

plan ( yaitu n dan c ) juga diketahui maka risiko produsen (a) dapat

digunakan rumus sebagai berikut

()
α =1− ∑ n pd1 . ¿
d=0 d

Dengan P1= AQL

4. AOQ Curva (Kurva Kualitas Output rata-rata)

AOQ adalah tingkat kualitas rata-rata dari suatu inspeksi. Sampel

yang diambil harus dikembalikan untuk dilakukan perbaikan bila

produk tersebut ternyata rusak atau cacat. AOQ untuk mengukur rata-

rata kualitas output dari suatu hasil produksi dengan proporsi

kerusakan sebesar p.
11

Dengan:

N = banyaknya unit yang dihasilkan

n = unit sampel yang didinspeksi

p = bagian kesalahan/ketidaksesuaian

Pa = probabilitas penerimanaan produk

Maka rumus yang digunakan :

Paxp( N −1)
AOQ=
N

Kurva AOQ mempunyai titik puncak (AOQL = Average

Outgoing Quality Limit). AOQL menunjukkan kualitas rata-rata yang

harus dikembalikan dari inspeksi untuk dilakukan perbaikan.

(Buku Ajar Statistika Pengandalian Mutu Universitas Nahdlatul ulama

Lampung, 2018, Hal 44 - 45)

5. ATI Curve (Kurva Inspeksi Total Rata-rata)

ATI menunjukkan rata-rata jumlah sampel yang diinspeksi setiap

unit yang dihasilkan.

a. Untuk sampel tunggal

ATI = n + (1 – Pa) (N – n)

b. Untuk sampel ganda

ATI = n1 (PaI) + (n1 + n2) Pa II + N (1 – PaI – PaII)


12

(Buku Ajar Statistika Pengandalian Mutu Universitas Nahdlatul ulama

Lampung, 2018, Hal 46)

6. Dodge Romig

Tabel disusun oleh H. F. Dodge dan H. G. Romig. Keuntungan

tabel Dodge Romig : inspeksi minimum (ATI Minimum) untuk tingkat

proses tertentu. Beberapa catatan mengenai tabel Dodge Romig :

a. Digunakan untuk menentukan rencana sampling tunggal dan

ganda

b. Hanya digunakan untuk pemeriksaan 100%

c. Menggunakan ATI

Cara penggunaan tabel Dodge Romig :

a. Menentukan tabel Dodge Romig yang akan digunakan berdasarkan

keterangan data yang diminta dalam soal.

b. Menetapkan rencana sampling berdasarkan nilai p’ (rata-rata

proses) dan ukuran Lot.

Tabel disusun dengan 2 konsep :

a. Konsep LTPD / LQL : Rencana ini memberikan jaminan Lot jelek

“jarang” diterima
13

b. Konsep AOQL : Rencana AOQL membatasi jumlah produk jelek

tetapi tidak memberikan jaminan pada Lot Individual

(Buku Ajar Statistika Pengandalian Mutu Universitas Nahdlatul ulama

Lampung, 2018, Hal 50)

7. AOQL (Average Outgoing Quality Level)

Merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang

diperbolehkan. Produsen selalu menghendaki probabilitas penerimaan

pada tingkat yang cukup tinggi (biasanya 0,99 atau 0,95). Sehingga

produsen menginginkan semua produk yang baik dapat diterima atau

meminimalkan resiko produsen.

(Tim Dosen Mata kuliah Teknik Pengendalian Kualitas universitas

Wijaya Pura, 2009, Hal 139)

Perkiraan hubungan yang berbeda diantara bagian kesalahan

pada produk sebelum inspeksi (incoming quality) atau p dari bagian

sisa kesalahan setelah inspeksi (out quality) atau AOQ = p x Pa.

Apabila incoming quality baik, maka outgoing quality juga harus baik,

namum bila incoming quality buruk, maka outgoing quality akan tetap

baik. Degan kata lain incoming quality baik atau buruk, outgoing

quality akan cenderung baik.

(Buku Ajar Statistika Pengandalian Mutu Universitas Nahdlatul ulama

Lampung, 2018, Hal 46)


14

8. LQL (Limiting Quality Level = tingkat kulitas menurut konsumen)

Merupakan kualitas ketidak puasan atau tingkat penolakan.

Probabilitas penerimaan LQL harus rendah, probabilitas tersebut

disebut resiko konsumen (β) atau kesalahan tipe II, yaitu resiko yang

dialami konsumen karena menerima produk yang cacat atau tidak

sesuai. LQL sering disebut degan LTPD (Lot Tolerance Percent

Defective)

(Tim Dosen Mata kuliah Teknik Pengendalian Kualitas universitas

Wijaya Pura, 2009, Hal 140)


15

B. Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

Belum diketahuinya nilai perhitungan sampling


tunggal dengan menggunakan Tabel ABC-STD.
Belum diketahuinya nilai perhitungan sampling
ganda dengan menggunakan Tabel ABC-STD.
Belum diketahuinya nilai perhitungan sampling
penerimaan Dodge Romig sampling tunggal dan
sampling ganda untuk 100% menggunakan
LTPD/LQL Belum diketahuinya nilai perhitungan Data
sampling penerimaan Dodge Romig sampling
tunggal dan sampling ganda untuk 100% PT Astro Toys menetapkan
menggunakan AOQL data untuk sampling
penerimaan Atribut sampling
tunggal dengan GIL II ; N =
35.000 ; AQL = 1,5 % ; P' =
15%. Sedangkan pada
Pengolahan Data sampling penerimaan Atribut
sampling ganda dengan GIL II
Data sampling tunggal dan ganda di olah dengan ; N = 500.000 ; AQL = 1,5% ;
Tabel ABC-STD dan di hitung rancangan P’= 15%
sampling penerimaan, Probabilitas Penerimaan
lot untuk kondisi inspeksi Longgar (Pa),
Probabilitas lot inspeksi longgar ditolak (Pa’) dan
probabilitas lot longgar diterima tetapi pindah
kenormal (Pa”), setelah itu data diolah lagi
dengan sampling penerimaan Dodge Romig.

Analisis

Data yang telah dikumpulkan dan disusun,


selanjutnya dianalisis dengan MIL-STD 105E
dan Dodge Romig

Hasil yang Diharapkan

Untuk mengetahui apakah hasil produksi sesuai


dengan standar kualitas perusahaan

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir


Sumber : Penelitian
16

C. Penelitian yang Relevan

1. Ramkumar Thandiakkal Balan dan Eric Mbogoro,. 2020, Minimum

ATI Sampling Plan Indexed Through MAAOQ, jurnal Asian Journal

Of Mathematics And Applications, Vol 2020, ISSN 2307-7743 :

Makalah ini adalah aplikasi praktis merancang rencana pengambilan

sampel yang akurat dalam pengambilan sampel penerimaan

menggantikan AOQL dengan MAAOQ, menghilangkan kemunduran

rencana Dodge-Romig (1952). Kebutuhan menggunakan MAAOQ

alih-alih AOQL diilustrasikan dan akurasi serta penerapan langsung

dari metode ini dijelaskan. Itu efisiensi rencana dibandingkan dengan

rencana Dodge digambarkan menggunakan Tabel ATI, kurva OC dan

kurva AOQ. Juga rencana pengambilan sampel dan ATI minimum

untuk banyak pasangan rata-rata proses dan MAAOQ dikembangkan.

Kertas itu adalah sebuah inisiatif untuk mengurangi kesalahan yang

terjadi dalam rencana Pengambilan Sampel Dodge karena kesalahan

grafis dan kesalahan aproksimasi. Rencana pengambilan sampel yang

tepat di MAAOQ mana pun dapat ditentukan menggunakan algoritma

komputer, jadi bahwa tidak perlu tabel atau grafik. Juga rata-rata

proses diperhitungkan menunjukkan konsistensi dengan peta kendali.

Efisiensi rencana ini dibandingkan rencana pengambilan sampel

Dodge dalam hal ukuran sampel, ATI minimum dan kemungkinan

penerimaan pada tingkat kualitas yang lebih baik ditunjukkan.


17

Kesempatan untuk mengubah kualitas keluar dari MAAOQ ke titik

ekstrim AOQL juga disebutkan dalam penelitian ini.

2. Adrydjanata Subhan Ilmi dan Ahmad Juang Pratama,. 2020,

Pengendalian Mutu Dengan Metode Acceptance Sampling Pada

Boneka Jenis Bocchetta Di Pt. Sunindo Adipersada, jurnal Teknik

industri, fakultas sains dan teknologi, ISSN : 2337 – 4349.

Pengendalian Kualitas merupakan salah satu strategi yang dapat

digunakan oleh hampir dari semua perusahaan terutama dalam industri

bisnis yang melibatkan komitmen manajemen dan karyawan secara

maksimal dalam usaha mencapai mutu yang lebih tinggi. PT. Sunindo

Adipersada merupakan perusahaan industri manufaktur yang bergerak

pada pembuatan produk mainan anak-anak khususnya boneka yang

diekspor ke berbagai negara. Dalam proses produksinya dibutuhkan

ketelitian dan pengendalian kualitas yang maksimal untuk

menghasilkan boneka yang berkualitas, proses pengendalian kualitas

yang digunakan adalah 100% inspeksi pada sample barang pertama

dengan jumlah lot kecil yang mewakili keseluruhan lot sebelum

diproses lebih lanjut untuk produksi. Proses inspeksi 100% sangatlah

memakan waktu lama dan biaya yang tidak murah. Oleh karena itu,

penerapan Metode Acceptance Sampling dengan tabel samplingnya

akan tepat digunakan untuk part ini. Sering kali perusahaan harus

mengambil keputusan untuk menerima atau menolak sesuatu hal tanpa

mempunyai kesempatan untuk memeriksanya secara komprehensif


18

atau menyeluruh. Penelitian ini hanya berfokus pada produk Boneka

Bocchetta di proses bagian incoming material dan bagian cutting

dikarenakan pada kedua proses ini adalah proses paling penting dalam

meningkatkan mutu dari produk boneka ini. jika terjadi kelolosan akan

mengganggu keselamatan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa material pada produk telah memenuhi spesifikasi dari jumlah

lot size dan Acceptance Quality Level (AQL) dan digunakan tabel

sampling MILD STD 105E General Level II & III.

Anda mungkin juga menyukai