Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU


ANALISIS ACCEPTANCE SAMPLING

OLEH:
KELOMPOK 4 / TI-41-04

I GEDE OKA MAHENDRA (1201174221)


ILHAM AKBAR (1201174278)
YOSAFAT HIA (1201174139)
ALVARO RAYHAN RISYAD (1201172402)
M. RAKA ARNINDO (1201170353)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii


BAB I LANDASAN TEORI ..................................................................................................... 1
A. Definisi Acceptance Sampling ......................................................................................... 1
B. Pengukuran untuk Mengevaluasi Kinerja Sampel .............................................................. 2
C. Aturan Perpindahan Tipe atau Cara Pemeriksaan ............................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. LOT YANG DIPUTUSKAN .......................................................................................... 5
B. SYARAT PENERIMAAN.............................................................................................. 5
C. LANGKAH PROSES .................................................................................................... 5
D. HASIL PEMERIKSAAN ............................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I LANDASAN TEORI

A. Definisi Acceptance Sampling


Acceptance Sampling meruakan prosedur yang digunakan dalam pengambilan
keputusan menerima atau menolak produk-produk yang datang atau yang sudah
dihasilkan perusahaan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel. Terdapat tiga metode
yang dapat digunakan untuk memutuskan menerima atau menolak produk, yaitu:
1. Tidak mengadakan inspeksi sama sekali
2. Mengadakan inspeksi 100%
3. Dengan memeriksa sampel
Acceptance sampling plan dapat dilakukan untuk:
1. Inspeksi bahan baku /komponen
2. Inspeksi pada saat perakitan, atau pada berbagai fase dalam proses operasi, atau
3. inspeksi produk akhir
Alasan menggunakan Acceptance sampling, antara lain:
1. Pada situasi volume produksi banyak, maka pemeriksaan 100% memerlukan waktu
yang lama
2. Ada cara pengujian yang merusak produk
3. Biaya inspeksi sangat tinggi
4. Pemasok memiliki kinerja yang baik tetapi beberapa tindakan pengecekan tetap
harus dilaksanakan, atau
5. Adanya isu-isu mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap produk yang
dihasilkannya
Acceptance sampling, juga menggunakan teknik pengambilan sampel, yaitu:
1. Sampel Tunggal (single sampling)
Adalah rencana sampling dimana keputusan untuk menerima atau menolak lot
berdasarkan pada pemeriksaan 1x penarikan sampel.
2. Sampel Ganda (double sampling)
Adalah prosedur yang dalam keadaan tertentu, sampel kedua diperlukan sebelum
lot dapat divonis. Ambil sampel yang pertama. Apabila keputusannya jelas,
diterima atau ditolak, maka proses pengambilan dan pengujian sampel berhenti.
Apabila tidak jelas keputusannya, maka ambil sampel yang kedua tanpa ada
pengembalian atau perbaikan dari sampel pertama. Apabila digambarkan dalam
bentuk skema, tampak seperti gambar berikut:
1
3. Sampel Banyak (multiple sampling)
Dilakukan apabila dari hasil pengambilan sampel kedua, masih ditemukan adanya
keraguan dalam informasi, apakah produk tersebut akan diterima atau ditolak.

B. Pengukuran untuk Mengevaluasi Kinerja Sampel


Ada beberapa macam pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
sampel yang diambil, antara lain:
1. Kurva OC (operating characteristics curve)
Merupakan kurva probabilitas penerimaan (Pa) terhadap produk yang dihasilkan.
Rumus : Pa = P(d=< c)
Pa : probabilitas penerimaan
c : batas penerimaan cacat produk
d : jumlah cacat yang terjadi
Kurva ini dilakukan untuk mencari hubungan antara probabilitas penerimaan (Pa)
dengan bagian kesalahan dalam produk yang dihasilkan (p). Perhitungan
probabilitas penerimaan dapat digunakan Tabel distribusi Poisson. Apabila tidak
diketemukan nilai probabilitasnya karena keterbatasan nilai np, maka dapat
digunakan cara interpolasi.
2. Kurva AOQ (average outgoing quality curve)
Mengukur rata-rata tingkat kualitas output dari suatu hasil produksi yang banyak
dengan proporsi kesalahan sebesar p. Kurva ini mempunyai titik puncak yang
disebut dengan AOQL (Average Outgoing Quality Limit)  menunjukkan kualitas
rata-rata terburuk yang akan meninggalkan bagian pengujian atau inspeksi, dengan
asumsi dilakukan pengembalian untuk perbaikan tanpa memperdulikan kualitas
produk yang datang. Pada titik itulah mulai dilakukan perbaikan. Berikut rumusnya:
2
3. Kurva ATI (average total inspection curve)
Kurva ini menunjukkan rata-rata jumlah sampel yang diinspeksi dari setiap lot yang
dihasilkan. Apabila dari produk yang dihasilkan tidak ditemukan kesalahan atau
ketidaksesuaian, maka produk tersebut akan diterima melalui rencana sampel yang
dipilih dan hanya sebanyak n unit yang akan diinspeksi. Apabila dari produk yang
dihasilkan memiliki 100% produk yang mengalami ketidaksesuaian, banyaknya
unit yang diinspeksi akan sebanyak N unit, dengan asumsi produk yang mengalami
ketidaksesuaian atau kesalahan tersebut disaring.

4. Kurva ASN (average sample number curve)


ASN adalah rata-rata banyaknya unit yang diuji untuk membuat suatu keputusan.
Sampel tunggal : ASN = n
Sampel ganda : ASN = n1 + n2 (1 – P1)

P1 : merupakan probabilitas keputusan pada sampel pertama


P1 = P (produk yg diterima pd sampel pertama) + P (produk yg ditolak pd sampel
pertama)
= P (d<= c1) + P (d >= r1)

3
C. Aturan Perpindahan Tipe atau Cara Pemeriksaan
Berikut merupakan aturan perpindahan tipe atau cara pemeriksaan:

4
BAB II PEMBAHASAN

A. LOT YANG DIPUTUSKAN


Jumlah produk : 1000
Jumlah lot : 10
Jumlah sampel setiap lot : 100
AQL : 6.5%
Level Pemeriksaan : G-II

B. SYARAT PENERIMAAN
Diterima jika d1 ≤ c1 Ditolak jika d1 ≥ r1
Jika c1 > d1 > r1 maka ;
Diterima jika d1 + d2 ≤ c2 Ditolak jika d1 + d2 ≤ r2

C. LANGKAH PROSES
a. Melakukan pengambilan sampel pada setiap lot untuk pemeriksaan normal,
longgar, dan ketat.
Sebelumnya dilakukan penentuan banyaknya sampel dari melihat tabel berikut:

Berdasarkan ukuran lot (N) = 100 dengan level inspeksi General level II,
didapatkan sample size code yaitu F. Kemudian untuk penentuan sampel dengan
tahap single dapat ditentukan dengan melihat tabel di bawah ini:

5
- Pemeriksaan Normal

Berdasarkan level pemeriksaan G-II dan AQL sebanyak 6.5 %, didapatkan dari
tabel di atas yaitu sampel (n) yang akan diambil sebanyak 20 setiap lotnya, ac
= 3 dan re = 4.

- Pemeriksaan ketat

Berdasarkan level pemeriksaan G-II dan AQL sebanyak 6.5 %, didapatkan dari
tabel di atas yaitu sampel (n) yang akan diambil sebanyak 20 setiap lotnya, ac
= 2 dan re = 3

6
- Pemeriksaan longgar

Berdasarkan level pemeriksaan G-II dan AQL sebanyak 6.5 %, didapatkan dari
tabel di atas yaitu sampel (n) yang akan diambil sebanyak 8 setiap lotnya, ac =
1 dan re = 4

7
D. HASIL PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan Normal
Penentuan Sampel
N1 = 20
C1 = 3
R1 = 4

Hasil Pengambilan Sampel


Lot ke- Cara periksa[N/T/R] Ukuran sampel (n) Jumlah produk cacat Keputusan *
1 N 20 1 DITERIMA
2 N 20 1 DITERIMA
3 N 20 1 DITERIMA
4 N 20 2 DITERIMA
5 N 20 3 DITERIMA
6 N 20 1 DITERIMA
7 N 20 1 DITERIMA
8 N 20 2 DITERIMA
9 N 20 1 DITERIMA
10 N 20 1 DITERIMA
11

Berdasarkan table pengambilan sampel sebanyak 20 dengan pemeriksaan secara


normal, dilakukan analisis terhadap pengambilan sampel dari 10 lot. Berdasarkan
hasil yang didapat, dapat disimpulkan pada lot ke-11, kita sudah bisa memindahkan
metode pemeriksaan menjadi pemeriksaan longgar karena dari 10 lot semua hasil
diterima. Hal ini terjadi berdasarkan pada 10 data jumah produk cacat pada 10 lot
memiliki karakteristik longgar, di mana terdapat 10 lot berurutan memiliki
keputusan diterima. Karena dari 20 sampel disetiap lotnya didapatkan skala defect
ada pada rentang d ≤ 3.

8
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukannya prosedur perhitungan acceptance sampling dengan 10 lot,


ukuran lot 100, AQL 6.5 %, level inspeksi General II, dan tahap single sampling
plan, dapat diketahui bahwa pada lot-11 untuk pemeriksaan normal akan dilakukan
pemeriksaan longgar. Sehingga berdasarkan hasil pengambilan sampel sebanyak 20
dengan pemeriksaan secara normal, dilakukan analisis terhadap pengambilan
sampel dari 10 lot. Berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan pada lot ke-
11, kita sudah bisa memindahkan metode pemeriksaan menjadi pemeriksaan
longgar karena dari 10 lot semua hasil diterima. Hal ini terjadi berdasarkan pada 10
data jumah produk cacat pada 10 lot memiliki karakteristik longgar, di mana
terdapat 10 lot berurutan memiliki keputusan diterima. Karena dari 20 sampel
disetiap lotnya didapatkan skala defect ada pada rentang d ≤ 3.

9
DAFTAR PUSTAKA

[1] Montgomery, D.C. (2012). Introduction to STATISTICAL QUALITY CONTROL. United


State: Wiley

[2] Mitra,Amitava (2016). Fundamentals of Quality Control and Improvement. United State:
Wiley

10
11
iii

Anda mungkin juga menyukai