for
Attributes
Ilustrasi
Vendor
1
Pendahuluan(1)
• Pada umumnya terdapat tiga cara untuk
menentukan keputusan terhadap lot, yaitu:
1. Lot diterima tanpa dilakukan inspeksi sama
sekali
2. Mengadakan inspeksi 100%
3. Dengan sampel penerimaan
4
Keunggulan dan Kelemahan
Acceptance Sampling(1)
• Keunggulan
Biaya lebih murah.
Meminimalkan kerusakan.
Mengurangi kesalahan dalam inspeksi.
Melibatkan sedikit personil dalam aktivitas inspeksi.
Dapat digunakan pada pengujian yang sifatnya
dapat merusak produk.
Dapat memotivasi pemasok bila ada penolakan
bahan baku.
5
Keunggulan dan Kelemahan
Acceptance Sampling(1)
• Kelemahan
adanya resiko penerimaan produk cacat atau
penolakan produk baik
membutuhkan perencanaan dan pendokumentasian
prosedur pengambilan sampel.
Tidak adanya jaminan mengenai sejumlah produk
tertentu yang akan memenuhi spesifikasi.
Sedikitnya informasi mengenai produk atau
mengenai prosesnya.
6
Jenis Pengujian
1. Pengujian sebelum pengiriman produk
akhir ke konsumen.
Pengujian dilakukan oleh produsen disebut
the producer test the lot for
outgoing.
2. Pengujian setelah pengiriman produk akhir
ke konsumen.
Pengujian dilakukan oleh konsumen
disebut the consumer test the lot for
incoming quality.
7
Jenis Data
Acceptance sampling, dapat dilakukan untuk :
data atribut
dilakukan apabila inspeksi mengklasifikasikan produk
sebagai produk yang baik dan produk yang cacat, tanpa
ada pengklasifikasian tingkat kesalahan atau cacat produk
data variabel
karakteristik kualitas ditunjukkan dalam setiap sampel,
sehingga dilakukan penghitungan rata-rata sampel dan
penyimpangan/ standar deviasi sampel. Apabila rata-rata
sampel berada diluar jangkauan penerimaan, maka produk
akan ditolak
8
Teknik Pengambilan
Sampel(1)
1. Sampel Tunggal (single sampling)
Satu sampel diambil dari lot dan diputuskan untuk menerima
atau menolak lot dasarkan hasil inspeksi sampel tersebut.
Didefinisikan, ukuran lot N, ukuran sampel n dan jumlah
penerimaan c.
Contoh:
N = 9000 n = 300 c=2
artinya:
lot dengan ukuran 9000 unit, harus diinspeksi sebanyak 300 unit.
Jika dari 300 unit tersebut terdapat dua unit atau kurang yang
tidak sesuai, maka lot tersebut diterima.
Jika dari 300 unit tersebut terdapat tiga unit atau lebih yang tidak
sesuai, maka lot tersebut ditolak. 9
Teknik Pengambilan
Sampel(2)
2. Sampel Ganda (double sampling)
Pada rencana sampel ganda, keputusan terhadap
hasil inspeksi dapat berupa:
a. Menerima lot
b. Menolak lot
c. Mengambil sampel berikutnya
Sampel kedua
Kualitas bagus Lot diterima
Tidak diperlukan
Sampel kedua
Kualitas buruk Lot ditolak
Tidak diperlukan
11
Teknik Pengambilan
Sampel(4)
Contoh
N = 9000 n1 = 60 c1 = 1 r1 = 5
n2 = 150 c2 = 6 r2 = 7
9000
unit 150
6 unit tidak sesuai 9000
unit
(c1 + c2) DITERIMA
16
Indeks Kualitas(1)
Ada beberapa indeks kualitas yang dapat digunakan
dalam Acceptance Sampling, yaitu
17
Indeks Kualitas(2)
Produsen menginginkan semua produk yang baik
dapat diterima, sehingga meminimalkan risiko
produsen.
Risiko produsen adalah risiko yang diterima
produsen karena menolak produk yang baik
dalam inspeksinya ()
Dengan kata lain, produsen menginginkan
probabilitas penerimaan (Pa) dekat dengan 1.
Probabilitas kesalahan tipe I (risiko produsen) =
= 1-Pa, biasanya hanya sekitar 0.05 atau 0.01
dengan nilai AQL mendekati 0
18
Indeks Kualitas(3)
2. LQL – Limiting Quality Level – tingkat kualitas
menurut konsumen
Merupakan kualitas ketidakpuasan atau
merupakan tingkat penolakan, probabilitas
penerimaan LQL harus rendah.
Probabilitas tersebut dikenal dengan risiko
konsumen () atau kesalahan tipe II
Risiko konsumen adalah risiko yang dialami
konsumen karena terpaksa menerima produk yang
cacat atau yang tidak sesuai.
19
Indeks Kualitas(4)
Risiko konsumen merupakan probabilitas akan
menerima produk pada tingkat LQL.
Probabilitas kesalahan tipe II = , menunjukkan
probabilitas penerimaan konsumen terhadap
produk cacat.
LQL sering disebut dengan LTPD – lot tolerance
percent defective atau RQL – rejectable quality
level
20
Indeks Kualitas(5)
3. IQL – Indifference Quality Level – tingkat
kualitas diantara AQL dan LQL
Diartikan sebagai tingkat kualitas pada
probabilitas penerimaan 0,5 untuk rencana
sampel tertentu.
21
Indeks Kualitas(6)
4.AOQL – Average Outgoing Quality Level
Suatu perkiraan hubungan yang berada diantara bagian
kesalahan pada produk sebelum inspeksi (incoming
quality) atau p dari bagian sisa kesalahan setelah
inspeksi (outgoing quality)
Apabila incoming quality baik, maka outgoing quality
juga harus baik. Sebaliknya, bila incoming quality
buruk, maka outgoing quality akan tetap baik (dengan
asumsi tidak ada kesalahan dalam inspeksi)
Stage 2:
1. diasumsikan 100 P0 = 2%
2. Nilai np0 = (89)(0.02) = 1.8
3. Lihat tabel poisson untuk c = 2 dan np0 = 1.8, maka diperoleh
nilai Pa = 0.731
24
25
Operating Characteristic
(OC) Curve(3)
Dengan perhitungan yang sama, maka akan diperoleh
tabel sebagai berikut:
26
Operating Characteristic
(OC) Curve(4)
Berdasarkan tabel yang telah terbentuk, maka dapat
dibuat OC curve sebagai berikut:
28
Pengaruh n dan c pada
Kurva OC(2)
Pada prakteknya kurva OC
yang ideal, sulit ditemukan,
secara teori hal tersebut
dapat direalisasikan dengan
melakukan inspeksi 100%
(jika inspeksi tersebut bebas
dari kesalahan (error free)).
29
Pengaruh n dan c pada
Kurva OC(3)
Perbedaan lot yang diterima
dan lot yang ditolak
bertambah sesuai dengan
pertambahan ukuran sampel.
Semakin besar slop pada
kurva OC maka, semakin
besar pula perbedaan antara
sample yang diterima dan
sampel yang ditolak.
Pada gambar 4 kurva OC, Gambar 4. Kurva OC dengan perubahan jumlah yang diterima
TF Molds
DSI Assembly
O- Flex Quality
Toyota
31
Rectifying Inspection(1)
Pada program penerimaan sampel biasanya terdapat
tindakan perbaikan untuk lot yang ditolak.
32
Rectifying Inspection(2)
Kegiatan inspeksi akan mempengaruhi tingkat kualitas pada
outgoing produksi.
Fraction Defective = P0
Outgoing lots
Fraction Defective =
P0 + 0
Screening
Incoming lots Inspection
Average = P1
Fraction Defective = P0 P1 < P0
Fraction Defective = 0 33
Average Outgoing Quality(1)
Average Outgoing Quality (AOQ) merupakan salah
satu teknik evaluasi untuk memperbaiki perencanaan
pengambilan sampel.
35
Average Outgoing Quality(3)
Berdasarkan tabel sebelumnya diperoleh kurva AOQ
sebagai berikut:
Gambar 5.
36
Average Outgoing Quality(4)
Analisis kurva:
Ketika incoming quality memiliki persentase nonconforming
sebesar 2%, maka persentase nonconforming pada AOQ
sebesar 1.46%. Ketika incoming quality memiliki persentase
nonconforming sebesar 6%, maka persentase
nonconforming pada AOQ sebesar 0.64%
Hal tersebut karena dilakukan perbaikan pada lot yang
ditolak, sehingga nilai AOQ selalu lebih baik dari incoming
quality.
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh suatu batasan
maksimum yang menunjukkan kemungkinan terburuk rata-
rata kualitas yang dihasilkan, titik tersebut disebut Average
Outgoing Quality Limit (AOQL)
37
Average Total Inspection(1)
Average Total Inspection (ATI) juga merupakan
salah satu teknik evaluasi untuk rencana
pengambilan sampel.
38
Average Total Inspection(2)
Jika lot yang datang tidak mengandung unit-unit yang
cacat, maka tidak akan ada lot yang ditolak, sehingga
jumlah inspeksi untuk setiap lot sebanyak ukuran sampel n.
ATI = n + (1 - Pa)(N – n)
39
Average Total Inspection(3)
Contoh: Lakukanlah perhitungan ATI untuk
nilai p0 yang lain, sehingga
Buatlah kurva ATI untuk sampel
diperoleh kurva sebagai berikut:
tunggal dengan
N = 3000 n = 89 c = 2
Asumsikan p0 = 0.02
Berdasarkan kurva OC diperoleh
Pa = 0.731
Maka,
ATI = n + (1 – Pa)(N – n)
= 89 + (1 – 0.731)(3000 – 89)
= 872
Gambar 7. Kurva ATI untuk N = 3000 n = 89 c = 2
40
Average Total Inspection(1)
Berdasarkan kurva, ketika kualitas proses mendekati
0% untuk nonconforming, maka rata-rata jumlah yang
diinspeksi mendekati ukuran sampel n. ketika kualitas
proses sangat buruk, misalnya, 9% nonconcorming,
maka akan banyak lot yang akan ditolak. Bentuk kurva
ATI akan membentuk asimtot.
41
Military Standars 105E
(ANSI/ASQC Z1.4/ISO 2859)(1)
Prosedur standar pengambilan sampel untuk
atribut dikembangkan selama perang dunia II.
42
Military Standars 105E
(ANSI/ASQC Z1.4/ISO 2859)(2)
Standar tesebut memiliki tiga tipe
pengambilan sampel, yaitu:
Sampel tunggal
Sampel ganda
Sampel banyak
44
Military Standars 105E
(ANSI/ASQC Z1.4/ISO 2859)(4)
Pada inspeksi ketat, penerimaan lot lebih ketat
dibandingkan inspeksi normal, sehingga ukuran
sampel lebih banyak.
45
Military Standars 105E
(ANSI/ASQC Z1.4/ISO 2859)(5)
Ukuran sampel yang digunakan ditetapkan berdasarkan
ukuran lot dan pemilihan level inspeksi.
2. Ketat Normal
Bila lima lot yang diinspeksi seluruhnya
diterima
47
Perubahan Kondisi Inspeksi(2)
3. Normal Longgar
terdapat empat kondisi yang memengaruhi perubahan,
yaitu:
a. Terdapat 10 lot yang diinspeksi dan dari keseluruhannya
tidak ditemukan cacat.
b. Jumlah unit yang cacat dari 10 lot yang diinspeksi kurang
dari atau sama dengan batas yang diperkenankan
menurut standar.
c. Produksi berada pada kecepatan yang stabil, tidak terjadi
kerusakan mesin, kekurangan material, atau
permasalahan yang lainnya.
d. Adanya keputusan dari bagian yang bertanggung jawab
untuk merubah kondisi inspeksi.
48
Perubahan Kondisi Inspeksi(3)
4. Longgar Normal
terdapat empat kondisi yang memengaruhi
perubahan, yaitu:
a. Terdapat sebuah lot a batch yang ditolak.
b. Tidak ada keputusan atas lot yang diinspeksi (diterima
atau ditolak)
c. Terjadi permasalahan di bagian produksi.
d. Terdapat kondisi-kondisi yang mengharuskan
dilakukannya inspeksi normal.
5. Hentikan inspeksi
Bila dilakukan inspeksi ketat terhadap 10 lot
berturut-turut.
49
START
• Production steady
• 10 consecutive lots
accepted 2 out of 5 consecutive
• Approved by lots rejected
responsible authority
• Lot rejected
• Irregular production 5 consecutive lots
• A lot meets neither accepted
the accept nor the
rejected criteria
• Other condition 10 consecutive lots
warrant return to remain on tightened
normal inspection inspection
Discontinue inspection
50
Prosedur(1)
Prosedur penggunaan MIL STD 105E adalah sebagai
berikut:
1. Tetapkan AQL
2. Tetapkan level inspeksi
3. Tetapkan ukuran lot
4. Temukan kode untuk ukuran sampel dengan
menggunakan tabel kode
5. Tetapkan tipe pengambilan sampling yang digunakan
(single, double, multiple)
6. Gunakan tabel untuk menemukan tipe yang akan
digunakan.
7. Tetapkan kondisi inspeksi yang digunakan
51
Prosedur(2)
Contoh
Sebuah lot dengan ukuran 2000 unit, akan dilakukan
inspeksi tunggal, memiliki level kualitas 0.65% dengan
level inspeksi III. Tetapkanlah ukuran sampel dan jumlah
penerimaan pada kondisi inspeksi normal, ketat dan
longgar.
Jawab:
Tetapkan Kode huruf dengan menggunakan tabel 1.
Berdasarkan ukuran lot 2000 dan level inspeksi III, maka
diperoleh kode huruf L
52
Tabel 1
53
Prosedur(3)
• NORMAL
Berdasarkan kode huruf dan nilai AQL (L dan 0.65),
maka dapat ditetapkan ukuran sampel dan jumlah
penerimaan dan penolakan. Berdasarkan Tabel 2
diperoleh hasil sebagai berikut:
n = 200 c=3 r=4
55
Prosedur(4)
• KETAT
Berdasarkan kode huruf dan nilai AQL (L dan 0.65),
maka dapat ditetapkan ukuran sampel dan jumlah
penerimaan dan penolakan. Berdasarkan Tabel 3
diperoleh hasil sebagai berikut:
n = 200 c=2 r=3
57
Prosedur(4)
• LONGGAR
Berdasarkan kode huruf dan nilai AQL (L dan 0.65),
maka dapat ditetapkan ukuran sampel dan jumlah
penerimaan dan penolakan. Berdasarkan Tabel 4
diperoleh hasil sebagai berikut:
n = 80 c=1 r=4
59
Tabel 4
60
Double Sampling Plans
TERIMA lot d1 c1 d1 c2
TOLAK lot
tanpa harus c1 <d1< c2 Tanpa harus
memeriksa n2
memeriksa
Ambil n2 n2
Temukan d2
Jumlahkan dengan d1
d1+d2 c2 d1+d2 c2 TOLAK lot
TERIMA lot
(ii) RENCANA SAMPLING GANDA (Double Sampling Plan)
x1 c1 x1 r1
Terima Lot Tolak Lot
C1 < x1 < r1
SAMPLING II
X1 + x2 c2 X1 + x2 > c2
Terima Lot Tolak Lot
Contoh Double Sampling Plans
N= 5000 unit
n1= 40 unit n2= 60 unit
c1= 1 unit c2= 5 unit
r1 = 4 unit r2= 6 unit
Dimana:
N jumlah unit yang dihasilkan
n1 sampel pertama yang diambil
n2 sampel kedua yang diambil tanpa ada pengembalian dari sampel
pertama
Pa II = [P(d1=2)xP(d23)] + [P(d1=3)xP(d22)]
= [(0.992-0.938)(0.997)] +[(0.999-0.992)(0.977)
= 0.053838 + 0.006839
= 0.060677 = 0,061
Pa = Pa I + Pa II = 0.999
Kurva OC untuk double sampling plans
1.2
1
0.8
Pa
0.6 Pa
0.4
0.2
0
1 3 5 7 9 11 13 15
p
Average Outgoing Quality Curve AOQ Curve
[ PaI ( N n1 ) PaII ( N n1 n2 )]
AOQ
N
Average Total Inspection Curve ATI Curve
AFI = ATI/N
4
Identifikasi Rencana Sampling dari tabel yang sesuai (**).
74
Langkah-langkah Implementasi Standar (contoh)
75
(*) Tabel Kode Huruf Ukuran Sampel (MIL STD 105E Table I)
76
(**) Tabel Master : Rencana Sampling Tunggal untuk Inspeksi Normal
(MIL STD 105E Table II-A)
77
(**) Tabel Master 2: Rencana Sampling Ganda untuk Inspeksi Normal
78
(**) Contoh Tabel Master 1: Rencana Sampling Tunggal untuk Inspeksi Normal
79
Dodge-Romig Sampling Plans(1)
H.F.Dodge & H.G.Romig telah mengembangkan
sekumpulan tabel pemeriksaan sampel guna memeriksa
produk lot demi lot untuk atribut.
81
AOQL Plants(1)
Tabel Dodge-Romig (1959) memberikan perencanaan
pengambilan sampel AOQL untuk nilai AOQL 0.1%,
0.25%, 0.5%, 0.75%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%,
4%, 5%, 7%, dan 10%.
82
AOQL Plants(2)
Contoh
Diketahui:
Ukuran Lot (N)=5000.
Fallout rata-rata pada proses dari vendor = 1%
nonconforming
Pemeriksaan menggunakan rencana sampel tunggal dengan
AOQL=3%
83
Tabel 5
84
AOQL Plants(3)
Bila nilai LTPD = 10.3% di plotkan kedalam kurva OC, maka
akan diperoleh nilai Pa = 0.1, sehingga dari 90% dari incoming
lots terdapat 10.3% produk cacat.
Tabel disediakan untuk nilai LTPD: 0,5% ; 1%; 2%; 3%, 4%,
5%, 7%, dan 10%
Contoh
Diketahui:
Ukuran Lot (N)=5000.
Fallout rata-rata pada proses dari vendor = 0.25%
nonconforming
Pemeriksaan menggunakan rencana sampel tunggal
dengan LTPD=1%
86
LTPD Plants(2)
Dengan menggunakan Tabel 6, diperoleh hasil sebagai
berikut:
87
Tabel 6
88