Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

MODUL 1

PERENCANAAN PROSES DAN KUALITAS

No Kelompok : 4
Nama / Nim : Karamina Zatadini/063.22.043
Hari / Shift : Kamis / 1
Asisten : Andini Octavia Nugroho

PERANCANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR I

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS TRISAKTI

2023
SOAL TEORI DAN HITUNNGAN

Soal teori
35. Sebutkan dan jelaskan penggolongan kecacatan dalam suatu inspeksi
7. Apa perbedaan dani MIL STD 105E dengm MIL S11 4141
27. Jelaskan apa perbedaan antara Defect dan Defective!
1. Jelaskaan 3 definisi dari kualitas!
4. apa yang dilakukan jika suatu produk jadi telah lolos inspeksi?

Soal hitungan
4. Diketahui: n1= 75; c1= 0; r1= 3; n2= 75; c2 =3 ; r2= 74. Lakukan perhitungan
sampling rangkap dua dengan aplikasi ASN (Average Sample Number); asumsi
po = 0,01
6. Perusahaan Buku ABC mendistribusikan produknya dengan ukuan lot N =
12000. Perusahaan tersebut menggunakan AQL = 1,5% dengan level inspeksi II,
pemeriksaan menggunakan standar MIL STD 105E. Buatlah penarikan sampling
tunggal normal, diperketat, dan diperlonggar!
JAWABAN
35.
 Berdasarkan sumber kecacatan, Internal (berasal dari dalam proses
produksi) dan eksternal (berasal dari luar proses produksi).
 Berdasarkan tingkat keparahan:, Mayor (signifikan, membuat produk
tidak layak pakai) dan minor (tidak signifikan, tidak mempengaruhi
fungsi produk secara keseluruhan).
 Berdasarkan jenis kecacatan, seperti Fisik, dimensi, kimiawi, fungsional,
dll.
 Berdasarkan penyebabnya, Manusia, mesin, bahan baku, dll.
 Berdasarkan lokasi kecacatan, Permukaan (terlihat pada permukaan
produk) dan dalam (terjadi di dalam produk, mungkin tidak terlihat
langsung).

7. MIL STD 105e dilakukan untuk penarikan sampel atribut, tandar ini
menyediakan tiga tipe penarikan sampel yaitu Penarikan Sampel Tunggal,
Rangkap Dua, dan Berganda. Fokus utama dalam standar ini adalah lebih
kepada AQL (Acceptable Quality Level). Sedangkan, untuk MIL STD 414
adalah rencana penerimaan penarikan sampel dari lot ke lot untuk variabel.
Keuntungan dari remcana penarikan sampel atribut. Sedangkan, kerugian dari
rencana penarikan sampel variabel adalah kita harus sudah mengetahui distirbusi
karakteristik kualitasnya.
27. "defect" merujuk pada kecacatan atau ketidaksempurnaan dalam produk,
"defective" merujuk pada produk itu sendiri yang tidak berfungsi atau tidak
memenuhi tujuan yang diharapkan karena adanya defect.
1. 3 definisi kualitas :
 Kualitas sebagai kecocokan untuk penggunaan (fitness for use)
 Kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan atau spesifikasi
 Kualitas sebagai berbanding terbalik dengan keragaman (inversely
proportional to variability), bila keragaman pada suatu karakteristik
penting dari suatu produk itu menurun maka kualitas produk tersebut
naik.
4. Jika suatu barang jadi telah lolos inspeksi maka harus terpasang label misalnya
“QC pass” dan diletakkan pada area yang jelas.

Soal Hitungan
4. Plan 1:
N1 = 75 (jumlah sampel)
C1 = 0 (kriteria penerimaan)
R1 = 3 (rasio penerimaan)
Plan 2:
N1 = 75 (jumlah sampel)
C1 = 3 (kriteria penerimaan)
R1 = 4 (rasio penerimaan)
misal: Po = 0.01 (persentase nonkonformitas yang diizinkan)
Hitung nilai AQL untuk masing-masing plan:
AQL1 = c1 + r1 = 0 + 3 = 3
AQL2 = c2 + r2 = 3 + 4 = 7
Nilai Lot Quality Limit untuk masing-masing plan:
LQL1 = c1 + r1/2 = 0 + 3/2 = 1.5
LQL2 = c2 + r2/2 = 3 + 4/2 = 5
Nilai ASN untuk masing-masing plan:
Untuk Plan 1:
ASN1 = n1/(1-P0) x (AQL1 + LQL1)/2
ASN1 = 75/(1-0.01) x (3 + 1.5)/2
ASN1 = 75/0.99 x 4.5/2
ASN1 = 170
Untuk Plan 2:
ASN2 = n2/(1-P0) x (AQL2 + LQL2)/2
ASN2 = 75/(1-0.01) x (7 + 5)/2
ASN2 = 75/0.99 x 12/2
ASN2 = 454
Oleh karena itu, hasil perhitungan ASN untuk Plan 1 sekitar 170 dan
Plan 2 sekitar 454. Hal tersebut menunjukkan jika Plan 2 perlu jumlah sampel
yang lebih besar dibandingkan Plan 1 untuk mencapai tingkat kepercayaan yang
sama dalam inspeksi kualitas produk.

5. Diket:
● Jumlah lot: 12.000 buku
● Tingkat inspeksi: Level II
● AQL: 1,5%
● Standar: MIL STD 105E
Jawab:
NxL
Rumus: n =
R
Ket:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran lot
L = Level Inspeksi
R = Rasio inspeksi yang tergantung pada AQL dan level inspeksi

Tunggal
NxL
Rumus: n =
R
Ket:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran lot (dalam kasus ini 12000)
L = Level Inspeksi (untuk level II, L = 1,5)
R = Rasio inspeksi yang tergantung pada AQL dan level inspeksi (pada level II
dengan AQL 1,5%, R = 2)
NxL
n=
R
12000 x 1.5
n=
2
n = 9000
Namun, angka ini melebihi angka maksimum yang diberikan dalam tabel MIL
STD 105E, yang berarti harus menggunakan nilai yang terdapat dalam tabel.
Setelah mencari di tabel, menemukan bahwa jumlah sampel (n) untuk penarikan
sampling normal adalah 315.

Diperketat
NxL
Rumus: n =
R
Ket:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran lot (dalam kasus ini 12000)
L = Level Inspeksi (untuk level II, L = 1,5)
R = Rasio inspeksi yang tergantung pada AQL dan level inspeksi (untuk level II
dengan AQL 1,5%, R = 2)
NxL
n=
R
12000 x 1.5
n=
2
n = 9000
langkahnya sama dengan penarikan sampel normal, hanya saja harus
menggunakan faktor pengetatan yang diberikan dalam tabel. Dari tabel MIL
STD 105E, ditemukan bahwa jumlah sampel (n) untuk penarikan sampling
diperketat adalah 500.

Diperlonggar
NxL
Rumus: n =
R
Ket:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran lot (dalam kasus ini 12000)
L = Level Inspeksi (untuk level II, L = 1,5)
R = Rasio inspeksi yang tergantung pada AQL dan level inspeksi (untuk level II
dengan AQL 1,5%, R = 2)
NxL
n=
R
12000 x 1.5
n=
2
n = 9000
langkahnya sama dengan penarikan sampel normal, namun harus menggunakan
faktor pelonggaran yang diberikan dalam tabel. Dari tabel MIL STD 105E,
menemukan bahwa jumlah sampel (n) untuk penarikan sampling diperlonggar
adalah 200.

Anda mungkin juga menyukai