Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Quality Control adalah proses pengecekan (observasi) yang

dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memastikan kualitas produk

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Salah satu kegiatan dari

upaya pemastiaan mutu adalah inspeksi. Tujuan dari inspeksi tersebut

adalah untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan spesifikasi yang

ditentukan. (Bahri et al., 2021a)

Kualitas merupakan upaya dari produsen untuk memenuhi

kepuasan pelanggan dengan memberikan apa yang menjadi kebutuhan,

ekspektasi, dan bahkan harapan dari pelanggan, dimana upaya tersebut

terlihat dan terukur dari hasil akhir produk yang dihasilkan. kualitas yang

dipertahankan sebagai target maka akan mengeliminasi kecelakaan (zero

accident) mengeliminasi kerusakan (zero defect) dan mengeliminasi

keluhan (zero complaint). (Bahri et al., 2021a)

Dalam pengendalian kualitas (quality control) inspeksi

merupakan satu elemen yang sangat penting, inspeksi diperlukan untuk

memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan

standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan baik .

selain mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan ,

inspeksi juga dapat mengurangi biaya biaya operasional , akibat

buruknya kualitas produk seperti biaya pengembalian produk dari

5
6

pelanggan, biaya pengerjaan ulang dalam jumlah banyak dan biaya

pembuangan bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Alat bantu pengendalian kualitas digunakan untuk mendeteksi sebab-

sebab terjadinya penyimpangan diluar kendali dalam proses produksi dan

cara bagaimana untuk melakukan tindakan perbaikan(Bahri et al., 2021b)

1. Rectification Schemes ( Skema Perbaikan)

Meskipun tidak mungkin untuk memeriksa kualitas ke dalam

produk, namun dimungkinkan untuk menggunakan operasi inspeksi atau

penyaringan 100% sedemikian rupa untuk memastikan dengan

probabilitas yang diketahui bahwa tingkat kualitas dalam lot yang keluar

dari stasiun inspeksi tidak akan, baik secara individu maupun rata-rata,

melebihi tingkat tertentu. Sering kali hal ini dilakukan dengan minimum

average total inspection (ATI) Skema berikut menggunakan konsep ini:

(Schiling & Neubauer, 2017)

a) Skema toleransi persen cacat (LTPD): Tentukan perlindungan LTPD

pada setiap lot, dengan asumsi penyaringan lot yang ditolak, rencana

pengambilan sampel dipilih untuk membuat ATI minimum pada

tingkat rata-rata proses yang diproyeksikan dari persen cacat

b) Skema batas kualitas keluar rata-rata (AOQL): Tentukan perlindungan

AOQL untuk lot Dengan asumsi penyaringan lot yang ditolak, rencana

pengambilan sampel dipilih untuk membuat ATI minimum pada

tingkat rata-rata proses yang diproyeksikan dari persen cacat


7

Rencana LTPD berguna ketika produsen menginginkan

perlindungan LTPD pada lot individu dengan tujuan menyaring bahan

yang ditolak dalam urutan lot yang besar. Tujuannya adalah untuk

meminimalkan jumlah total pemeriksaan, termasuk penyaringan,

dengan menggunakan rencana dengan ATI serendah mungkin. Hal ini

sangat cocok untuk pengambilan sampel dalam proses internal di mana

biaya penyaringan dapat ditanggung oleh komponen yang bertanggung

jawab untuk memproduksi produk. Selain itu, pada pemeriksaan akhir,

rencana ini memberikan perlindungan LTPD bagi konsumen sementara

produsen, yang dapat melakukan penyaringan, menjaga biaya

pengujian keseluruhan seminimal mungkin. (Schiling & Neubauer,

2017)

AOQL berkaitan dengan rangkaian lot secara keseluruhan.

Paket ini tidak berfokus pada lot individu tetapi menjamin bahwa

kualitas keluar rata-rata (AOQ) tidak akan melebihi jumlah tertentu

yang ditentukan. Dengan demikian, konsumen diyakinkan bahwa

tingkat kualitas rata-rata yang diterima tidak akan melebihi AOQL

dalam jangka panjang. Produsen, atau lembaga inspeksi, mencapai

inspeksi minimum. Sekali lagi, rencana ini berguna dalam inspeksi

dalam proses atau inspeksi masuk untuk menjamin tingkat kualitas

yang keluar terlepas dari kualitas yang masuk ke stasiun inspeksi.

(Schiling & Neubauer, 2017)

2. Single-Sampling AOQL PLAN


8

Kadang-kadang diinginkan untuk memilih dan

membandingkan rencana AOQL dengan cepat tanpa memperhatikan

tingkat rata-rata proses atau minimalisasi inspeksi. Untuk rencana atribut

pengambilan sampel tunggal, AOQL dapat dengan mudah ditentukan dari

grafik yang dikembangkan oleh Altman (1954). (Schiling & Neubauer,

2017)

Gambar 2.1
Altman AOQL Diagram
Sumber: (Schiling & Neubauer, 2017)
9

Diagram Altman, yang mengasumsikan ukuran sampel relatif

kecil terhadap ukuran lot (<10%), ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Diagram ini didasarkan pada distribusi Poisson. Diagram ini

memungkinkan perbandingan n, c, dan AOQL untuk berbagai rencana

untuk mencapai kombinasi yang diinginkan. Untuk AOQL dan ukuran

sampel yang ditentukan, diagram tersebut memberikan angka penerimaan

yang sesuai, Sebagai contoh, misalkan keterbatasan staff inspeksi

sedemikian rupa sehingga ukuran sampel sekitar 20 dianggap layak

sementara AOQL 4% diinginkan. Ukuran lot besar. Referensi silang dari

kedua kriteria ini pada grafik menunjukkan bahwa angka penerimaan c =

1 adalah tepat, rencana menjadi n = 20, c = 1.

3. Dodge-Romig Sampling Scheme

Skema rektifikasi merupakan contoh paling awal dari skema

pengambilan sampel yang mendahului pengembangan skema AQL selama

lebih dari satu dekade. Tabel Dodge-Romig (Dodge dan Romig 1941)

yang terkenal adalah contoh yang sangat baik dari upaya awal tersebut.

Dikembangkan oleh Harold F. Dodge dan Harry G. Romig di Bell

Telephone Laboratories pada akhir tahun 1920-an hingga 1930-an, tabel-

tabel ini pertama kali dipublikasikan di Bell System Technical Journal

pada awal tahun 1940-an. Tabel-tabel tersebut diterbitkan dalam bentuk

buku pada tahun 1944 dengan revisi edisi kedua terbit pada tahun 1959.

(Schiling & Neubauer, 2017)

Ada 2 Jenis Tabel yaitu:


10

a.) Rencana pengambilan sampel tunggal dan ganda LTPD yang

meminimalkan ATI untuk nilai LTPD =0.5%, 1.0%, 2.0%,

3.0%, 4.0%, 5.0%, 7.0%, 10.0%.

b.) Rencana pengambilan sampel tunggal dan ganda AOQL yang

meminimalkan ATI untuk nilai AOQL =0.1%, 0.25%, 0.5%,

0.75%, 1.0%, 1.5%, 2.0%, 2.5%, 3.0%, 4.0%, 5.0%, 7.0%,

10.0%.

Tabel LTPD dibuat untuk meminimalkan ATI berdasarkan

probabilitas Tipe B dengan tetap mempertahankan proteksi LTPD yang

ditentukan dari probabilitas Tipe A sejak ukuran lot ditentukan. Tabel

AOQL menggunakan probabilitas Tipe B dalam menentukan ATI dan

AOQL. Dengan demikian, rencana yang sama dapat muncul dalam rentang

ukuran lot yang berbeda dalam tabel AOQL dan LTPD. Perbedaan ini

menunjukkan perbedaan penggunaan skema dalam melindungi lot individu

(Tipe A) atau memberikan perlindungan pada proses yang menghasilkan

lot (Tipe B). Probabilitas Tipe A yang digunakan berlaku di tengah rentang

ukuran lot yang ditampilkan dan hanya tepat untuk nilai tersebut. LTPD

selalu dihitung menggunakan probabilitas Tipe A dalam skema Dodge-

Romig. Kedua set tabel tersebut membutuhkan pengetahuan tentang rata-

rata persen cacat proses untuk mencapai rencana optimal untuk

meminimalkan ATI. Hal ini menyiratkan bahwa produsen, atau stasiun

inspeksi yang masuk, harus menyimpan catatan dan bagan kendali yang

memadai untuk menilai rata-rata proses dengan benar. Tabel diatur


11

sedemikian rupa sehingga jika rata-rata proses tidak diketahui, mereka

dapat dimasukkan pada tingkat tertinggi dari rata-rata proses persen cacat

yang ditunjukkan dalam tabel. Dalam situasi seperti itu, perlindungan yang

diinginkan akan dijamin dengan rencana yang kurang optimal sampai

informasi yang diperlukan dapat dikembangkan. (Schiling & Neubauer,

2017)

Gambar 2.2
Dodge-Romig Table
Sumbe: (Schiling & Neubauer, 2017)

MINIMAL 10 HALAMAN
12

B. Kerangka Berpikir

Identifikasi Masalah

1. Belum diketahui hasil probabilitas penerimaan pada metode sampel


tunggal dengan perhitungan LQL.
2. Belum diketahui hasil kualitas rata-rata pada perhitungan kurva
Average Outgoing Quality Level (AOQL).
3. Belum diketahui hasil Pa I dan Pa II pada metode sampel ganda
dengan perhitungan LQL,AOQL,n,c dan µ.

Data

Data yang digunakan


adalah sampling tunggal
Pengolahan Data General Inspection
Level (GIL) : II, banyak
Melakukan perhitungan sampling
populasi (N) = 3.800,
tunggal dan ganda dengan tabel ABC-STD. Acceptance Quality
Melakukan perhitungan data LTPD dan AOQL Level (AQL) = 1.5%,
sampling tunggal dan ganda. Melakukan dan P' = 20%. Serta
perhitungan Pa I dan Pa II pada metode sampling General
sampling tunggal dan ganda dengan Inspection Level (GIL) :
perhitungan OC, AOQ, dan ATI. I, banyak populasi (N) =
100.000, Acceptance
Quality Level (AQL) =
2.5%, dan P' = 15%
Analisis Data

Menganalisa perhitungan sampling


tunggal dan ganda dengan tabel ABC-STD.
Menganalisa perhitungan data LTPD dan
AOQL sampling tunggal dan ganda.
Menganalisa perhitungan Pa I dan Pa II
pada metode sampling tunggal dan ganda
dengan perhitungan OC, AOQ, dan ATI.

Hasil yang di harapkan

1. Mengetahui hasil probabilitas penerimaan pada metode sampel


tunggal dengan perhitungan LQL.
2. Mengetahui hasil kualitas rata-rata pada perhitungan kurva Average
Outgoing Quality Level (AOQL).
3. Mengetahui hasil Pa I dan Pa II pada metode sampel ganda
dengan perhitungan LQL,AOQL, n,c dan µ.
Gambar 2.7
Kerangka Berpikir
Sumber : Penelitian
13

C. Penelitian yang Relevan

1. Bahri, S. (2021). Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Peningkatan

Quality Check Pada Pt. Pas. JRKT, 1, 279-287. Quality Control

adalah proses pengecekan (observasi) yang dilakukan oleh suatu

perusahaan untuk memastikan kualitas produk sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan. Salah satu kegiatan dari upaya pemastiaan

mutu adalah inspeksi. Tujuan dari inspeksi tersebut adalah untuk

mengetahui apakah produk sesuai dengan spesifikasi yang

ditentukan. Tujuan penelitian adalah untuk membuat suatu

perancangan aplikasi sistem penunjang keputusan peningkatan

Quality Check pada PT.PAS dengan metode Acceptance Sampling.

Acceptance Sampling merupakan metode penentuan penerimaan

atau penolakan lot yang diamati menggunakan metode Military

Standart 105E, serta mendeskripsikan hasil uji coba aplikasi sistem

Quality Check. Metode penelitian yang digunakan dalam

perancangan aplikasi sistem ini adalah metode penelitian dan

pengembangan (research and develpoment. Tujuan pembuatan

aplikasi ini yaitu membuat sistem pengecekan kualitas yang

terkomputerisasi dan sebagai sistem penunjang keputusan yang

dapat meningkatkan pengambilan keputusan tentang kualitas produk

secara cepat dan akurat,diantaranya akan mengalami peningkatan

dalam menangani proses seluruh data dibandingkan dengan manual.


14

Pengolahan data pengecekan akan lebih efektif, serta keamanan

terhadap data lebih

2. Nandiroh, S., & Sulistyawan, G. A. (2017). Penentuan Sampel

Produk Link Belt Menggunakan Metode Acceptance Sampling Mil-

Std-105e. IENACO, 542-549. Produksi Link belt memiliki masalah

mengenai inspeksi yang kurang maksimal sehingga dapat terjadi

kemungkian produk yang tidak memenuhi standar. Perlu dilakukan

pengendalian kualitas agar dapat meminimalkan jumlah produk yang

tidak sesuai standar. Metode Acceptance Sampling merupakan

metode penentuan penerimaan atau penolakan lot yang diamati

dengan metode MIL STD105 E. Kriteria yang diteliti adalah

tampilan fisik dari produk. Hal-hal yang dperhatikan yaitu jumlah

populasi dalam lot (N), jumlah sampel (n) dan jumlah bilangan

penerimaan (Ac) dan jumlah bilangan penolakan (Re), sehingga dari

itu bisa ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, pada sampel

tunggal ada 5 lot yang diteliti memiliki nilai N=10, n=5, Ac=1 dan

Re=0 serta pada sampel ganda ada 20 lot yag diteliti memiliki nilai

N=1000, n1 = 50, c1 = 5, r1 = 9, n2 = 100, c2 = 12, dan r2 = 13

dengan penggunaan AQL=6.5%

Anda mungkin juga menyukai