Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN BENTUK SOAL CERITA BAB PECAHAN


PADA SISWA KELAS V SDN NGEMBUNG

Riska Dwi Novianti1, M. Syaichudin2


Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
Kampus Lidah wetan
1
risalah87@yahoo.com

Abstrak: Media Komik adalah gambaran suatu kartun yang mengungkapkan suatu
karakter dan memerankan suatu cerita yang ditujukan pada mata pelajaran Matematika.
Mata pelajaran Matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur
abstrak dengan menggunakan logika simbiolik serta notasi Matematika. Instrumen
pengumpulan data penelitian adalah tes, angket, dan observasi. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan oleh peneliti terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Ahli materi
memberikan saran dan masukan seperti halnya, kesesuaian RPP 98,2%, tujuan
pembelajaran 93,05%, uraian isi materi komik 79,1%, produk media komik pembelajaran
100%, petunjuk penggunaan 100%. Dari hasil persentase tersebut tidak ada aspek yang
direvisi. Ahli Media memberikan saran dan masukan pada aspek tampilan komik 82,14%,
teknis produk 98,2%, keterpaduan 100%, penekanan 100%, keseimbangan 100%, garis
100%. Dari hasil keseluruhan aspek hasil persentase tersebut, tidak ada aspek yang
memerlukan revisi karena hasil pada tiap aspek sudah menunjukkan hasil yang sangat
baik. Pada uji coba perorangan memiliki aspek daya tarik sebesar 91,6%, materi 93,7%,
dan cerita 95,8%. Pada uji coba kelompok kecil memiliki aspek daya tarik dengan
persentase 86,2%, materi 85,4%, dan cerita 86,1%. Pada uji coba kelompok besar
memiliki aspek daya tarik 96,5%, materi 96,85%, dan cerita 96,8%. Berdasarkan hasil
penelitian pengembangan tersebut, maka Media Komik yang telah dikembangkan dapat
menjawab rumusan masalah sebagai berikut : (1) Meningkatkan rendahnya pemahaman
siswa SDN Ngembung, Cerme – Gresik; (2) Belum tersedianya alat bantu pembelajaran
Matematika pada penyajian soal cerita di SDN Ngembung, Cerme – Gresik.

Kata kunci: Media Komik, Pelajaran Matematika, Bab Pecahan.

1. PENDAHULUAN pengolahan, fase Umpan Balik (feedback,


reinforcement), (dalam, Abdul Majid,
Seiring dengan berkembangnya waktu, 2008:69). Media komik pembelajaran
pengelolaan alat bantu pembelajaran berupa Matematika pada Bab Pecahan bermaksud
media sangat dibutuhkan untuk membantu untuk menghilangkan pesan yang bersifat
proses belajar mengajar. Dengan menerapkan verbalisme dengan memberikan bekal
strategi dan media pembelajaran yang baik kemampuan memahami bahasa. Sebab selama
diharapkan mampu membangkitkan minat dan ini dalam pembelajaran Matematika pada Bab
motivasi siswa baik berupa metode maupun Pecahan di SDN Ngembung, Cerme-Gresik
pendekatan melalui alat bantu media dengan masih menggunakan media seadanya dengan
berlandaskan fase kegiatan membelajarkan. berupa benda di lingkungan sekitar kelas.
Gagne dalam Winkel (1996:369) menyatakan Sehingga siswa jika dihadapkan pada bentuk
bahwa fase dalam kegiatan membelajarkan soal cerita pada Bab Pecahan akan mengalami
adalah sebagai berikut; fase motivasi, fase kesulitan pemahaman yang berfungsi sebagai
menaruh perhatian (attention, alartness), fase kesimpulan berupa kalimat Matematika.

74 
 
    Riska, Pengembangan Media Komik... 

Dengan ditampilkannya lambang-lambang dikarenakan dalam pengayaan yang disajikan


visual pada komik pembelajaran Matematika, dalam bentuk soal cerita menimbulkan
siswa dapat menangkap maksud yang penyampaian pesan yang berbeda antar siswa
terkandung dalam setiap bentuk soal cerita. yang satu dengan yang lain (verbalisme).
Dari rangkaian gambar dan lambang visual Sehingga penulisan kalimat Matematika
tersebut siswa dapat menuliskan kalimat menjadi kurang tepat.
matematika yang tepat. Media komik yang dihasilkan berbeda
Sedangkan penggambaran media dengan penyajian komik secara umum yang
sederhana tersebut adalah untuk menunjukkan cenderung disadur dari cerita rakyat maupun
maksud dari pecahan. Sehingga ketika Bab hiburan. Hal itu karena komponen penting
Pecahan ini di aplikasikan dalam bentuk soal yang dikaitkan dengan komik pembelajaran
cerita siswa akan merasa kesulitan. Mengenai Matematika adalah menyampaikan pesan
metode yang digunakan sebelumnya dengan visual dari rangkaian kalimat yang berbentuk
setelah pemakaian media adalah cenderung deskriptif. Dari cerita tersebut siswa di ajak
sama, yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan untuk membaca secara visual, kemudian
diskusi. Namun tiga (3) metode tersebut tidak memahami maksud dari soal cerita tersebut.
dilengkapi dengan media komik pembelajaran Dari langkah-langkah yang sedemikian rupa
Matematika. maka siswa dapat menuliskan kalimat
Berdasarkan uraian di atas, hal yang Matematika yang tepat.
mendasari pengembangan media komik adalah Dari segi gambar, komik pembelajaran
ketidakmampuan siswa dalam pemahaman Matematika ditekankan pada kejelasan
bentuk soal cerita pada Bab pecahan. Sehingga gambar, pewarnaan yang bercorak kontras,
terjadi kesulitan belajar dalam hal menuliskan ketelitian pemakaian bahasa yang mudah
kalimat matematika yang disajikan dalam difahami, kesinambungan antara pelafalan
bentuk soal cerita pada siswa kelas V di SDN kalimat dengan ilustrasi gambar. Dengan
Ngembung Cerme-Gresik. Pada keadaan ideal demikian komik pembelajaran Matematika
siswa seharusnya dapat menuliskan kalimat memiliki konsep sederhana namun jelas dari
matematika pada soal cerita bab pecahan segi visualnya.
dengan sub pokok bahasan menggunakan Manfaat yang dapat diperoleh dari
pecahan dalam masalah perbandingan dan penelitian pengembangan media komik
skala. Namun pemakaian bahasa yang formal pembelajaran Matematika adalah :
dan deskriptif sehingga menyebabkan siswa
kurang memahami bentuk kalimat Matematika 1. Bagi Pengembang :
seperti bagaimana yang tepat. Oleh karena itu, 1) Penelitian pengembangan ini
metode penyajian soal cerita memerlukan alat bermanfaat sebagai penulisan
bantu media instruksional edukatif berupa proposal sebagai syarat pemenuhan
media komik pembelajaran. skripsi,
Sebagaimana yang telah dikemukakan 2) Penelitian pengembangan ini sebagai
dalam latar belakang diatas, maka rumusan pemikiran pemecahan masalah
masalah didasari dengan rendahnya belajar yang berada dalam kawasan
pemahaman siswa Sekolah Dasar Negeri teknologi pendidikan.
Ngembung Kelas V Cerme-Gresik terhadap
penyajian soal cerita pada bab pecahan, maka 2. Bagi perkembangan Ilmu Teknologi
diperlukan adanya Pengembangan Media Pendidikan :
Komik Pembelajaran Matematika pada 1) Menunjukkan bahwa kawasan Ilmu
penyajian soal berbentuk soal cerita di SDN Teknologi Pendidikan dapat
Ngembung Cerme-Gresik. memberikan kontribusi yang besar
Sesuai dengan penjabaran dari terhadap dunia pendidikan.
perumusan masalah, maka dapat dikemukakan 2) Mengembangkan media komik
tujuan diperlukan tentang pengembangan sebagai perwujudan kepekaan
media komik untuk meningkatkan pemahaman masalah belajar yang tengah di
bentuk soal cerita pada pembelajaran hadapi oleh siswa.
Matematika pada Bab pecahan. Hal tersebut

75 
 
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010 (74‐85) 

3. Bagi Guru: perubahan, dan pandangan formalis.


1) Penelitian pengembangan ini Matematika adalah pemeriksaan aksioma yang
diharapkan dapat memberikan menegaskan struktur abstrak dengan
alternatif pemilihan media untuk menggunakan logika simbolik serta notasi
memberikan tingkat pemahaman matematika.
secara visual dalam pembelajaran
Matematika.
2) Penelitian pengembangan ini dapat 2. KAJIAN PUSTAKA
dimanfaatkan sebagai alat bantu
media dalam merangsang siswa Pengembangan adalah proses
untuk berfikir secara visual. penerjemahan spesifikasi desain ke dalam
4. Bagi Siswa : bentuk fisik (Seels dan Richey, 1994). Hal
1) Bagi siswa, dapat membantu siswa tersebut mencakup berbagai variasi teknologi
mengerjakan bentuk soal cerita yang digunakan dalam pembelajaran dan tidak
dengan tingkat pemahaman yang hanya terdiri dari perangkat keras melainkan
lebih mudah melalui membaca media juga perangkat lunaknya (dalam
visual dengan bentuk komik, Sa’ud,2008:220).
2) Dengan daya tarik yang tinggi Upaya pengembangan media
terhadap media komik siswa lebih pembelajaran harus dilengkapi dengan kajian
termotivasi untuk memahami. teori yang mendukung. Hal tersebut
Dengan penggunaan media komik untuk dikarenakan kegiatan yang berkesinambungan
mengatasi sulitnya pemahaman bentuk soal dengan pengembangan bersifat menghasilkan
cerita mata pelajaran Matematika Bab Pecahan suatu rancangan ataupun produk yang dapat
pada siswa kelas V, peneliti memiliki asumsi dipakai untuk memecahkan masalah belajar.
dasar sebagai manfaat dari penggunaan media Menurut Rusijono dan Mustaji
tersebut antara lain adalah sebagai berikut: (2008:39) kegiatan pengembangan ditekankan
a. Media komik pembelajaran membantu pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep,
siswa Kelas V dalam penulisan kalimat prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian
Matematika pada soal cerita yang untuk memecahkan masalah. Berdasarkan hal
menggunakan gaya bahasa yang tersebut, maka akan dikaji lebih lanjut konsep
cenderung bersifat deskriptif, teori yang akan melandasi penelitian
b. Penggunaan media komik yang didesain pengembangan ini. Oleh karena hal itu
sesuai dengan karakteristik siswa dan pengembang dalam melakukan penelitian
karakteristik materi dapat menumbuhkan pengembangan akan tetap berdasarkan
daya imajinasi siswa agar lebih tertarik penekanan pada pemanfaatan secara teoritik,
untuk memahami isi dari soal cerita. konseptual, prinsip – prinsip maupun
Pengembangan adalah proses penerjemahan penyelesaian dalam masalah belajar.
spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik (Seels Teknologi Pendidikan merupakan ilmu sosial
& Richey, 1994). yang berkembang berdasarkan kebutuhan.
Kata media berasal dari kata medium yang Teknologi Pendidikan memiliki langkah-
secara harfiah artinya perantara atau pengantar. langkah, proses yang kompleks dan terpadu
Komik adalah suatu kartun yang sehingga berfungsi untuk menganalisis
mengungkapkan suatu karakter dan masalah, kemudian mencari metode
memerankan suatu cerita dalam urutan yang pemecahan masalah belajar tersebut. Bentuk
erat, dihubungkan dengan gambar dan pemecahan masalah belajar tersebut adalah
dirancang untuk memberikan hiburan kepada malalui sumber belajar yang didesain yaitu
para pembaca. sumber-sumber yang secara khusus
Pembelajaran adalah upaya menciptakan dikembangkan sebagai komponen sistem
kondisi dengan sengaja agar tujuan instruksional.
pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) Pemecahan masalah belajar di dalam
pencapaiannya (Dewi Salma, 2007 : 5). kawasan teknologi pendidikan, tampak dalam
Matematika secara umum ditegaskan bentuk semua sumber belajar yang didesain
sebagai penelitian pola dari struktur, dan/atau dipilih dan/atau dimanfaatkan.

76 
 
    Riska, Pengembangan Media Komik... 

Sumber belajar dalam Teknologi Pendidikan (Sadiman, 2008:6). Berbeda lagi dengan
yaitu resource is understood to include the Santoso S. Hamijaya, yang berpendapat bahwa
tools, materials, devices, setting, and people media adalah bentuk perantara yang dipakai
that learners interact with to solve learning orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan
and performance problems (AECT, 2007: itu sampai pada penerima (Rohani, 1997 : 2).
213). Sumber belajar itu meliputi peralatan, Dalam proses belajar mengajar, terdapat dua
bahan, pesan, lingkungan/latar, dan orang yang unsur penting yaitu, metode mengajar dan
mana pebelajar berinteraksi untuk pemecahan media pembelajaran. Penerapan metode
masalah pembelajaran dan kinerja. mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis
Berdasarkan definisi yang dikemukakan media pembelajaran yang sesuai. Penelitian
di atas, maka teknologi pendidikan adalah yang dilakukan terhadap penggunaan media
proses yang komplek dan terpadu yang pembelajaran dalam proses belajar mengajar
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan sampai pada kesimpulan bahwa proses dan
organisasi untuk menganalisis masalah, hasil belajar para siswa menunjukkan
mencari jalan pemecahan, melaksanakan, Banyak cara untuk mengidentifikasi media
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan pembelajaran yang kemudian digolongkan
masalah yang menyangkut semua aspek belajar berdasarkan hal-hal tertentu. Pada umumnya
manusia. Oleh karena itu, kawasan Teknologi penggolongan media tersebut berdasarkan
Pendidikan mengembangkan sebuah media karakteristik atau ciri-ciri yang terdapat pada
maupun metode bertujuan untuk meningkatkan media tersebut.
kinerja guru yang profesional. Media Komik Pembelajaran merupakan
Pada media komik pembelajaran, media berbasis cetak, hal tersebut berdasarkan
pesan/materi yang akan disampaikan dikemas proses dan sifat media tersebut. Media Komik
terlebih dahulu dalam sebuah sketsa secara memiliki beberapa proses antara lain meliputi
manual disajikan melalui adobe photoshop. menggambar manual, gambar scanner, editing
Pesan/materi yang dikemas berupa teks, dengan program photoshop dan proses
gambar seri, panel, dan balon kata, yang pewarnaan. Setelah selesai dengan beberapa
dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh. proses tersebut, maka media komik akan
Warsita (2008:28) mengatakan bahwa dua melalui proses pencetakan. Media Komik
komponen cetak adalah bahan teks verbal dan digolongkan sebagai bahan cetak yang
visual. Pengembangan kedua jenis bahan memerlukan proses pencetakan untuk
pembelajaran bergantung pada teori persepsi memperbanyak media tersebut serta
visual, teori membaca, pengelolaan informasi memerlukan proses editing sebelum
oleh manusia, dan teori belajar. Secara khusus, mencetaknya. Sedangkan berdasarkan sifatnya
teknologi cetak/visual mempunyai Media Komik Pembelajaran mempunyai sifat
karakteristik sebagai berikut: sederhana, jelas, mudah untuk dipahami oleh
a. Teks dibaca secara linier, sedangkan siswa.
visual direkam menurut ruang, Komik pembelajaran dalam teknologi
b. Keduanya biasanya memberikan pendidikan bersifat edukatif dan menciptakan
komunikasi satu arah yang pasif, unsur penyampaian pesan yang jelas serta
c. Keduanya berbentuk visual yang statis komunikatif. Komik adalah suatu kartun yang
& berpusat pada siswa, mengungkapkan suatu karakter dan
d. Pengembangan sangat bergantung memerankan suatu cerita dalam urutan yang
kepada prinsip-prinsip linguistik dan erat, dihubungkan dengan gambar dan
persepsi visual, dirancang untuk memberikan hiburan kepada
e. Informasi dapat diorganisasikan, pembaca (Rohani, 1997:78).
didistribusikan dan distrukturkan Dalam penggunaan media komik secara
kembali oleh pemakai. efektif pada saat proses belajar mengajar, guru
Pengertian media menurut Gagne adalah diwajibkan untuk menggunakan motivasi
berbagai jenis komponen dalam lingkungan potensial dari buku komik yang dipadu dengan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk metode mengajar, sehingga komik akan dapat
belajar. Media adalah perantara atau pengantar menjadi alat pengajaran yang efektif (Sudjana,
pesan dari pengirim ke penerima pesan 2007:68). Dengan demikian komik akan dapat

77 
 
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010 (74‐85) 

difungsikan sebagai media instruksional Kelemahan:


edukatif. Penggunaan komik dalam pengajaran a. Guru harus menggunakan motivasi
sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, potensial dari buku-buku komik, tetapi
sehingga komik akan dapat menjadi alat jangan berhenti hanya sampai disitu
pengajaran yang efektif. saja, apabila minat baca telah
Komik dapat didefinisikan sebagai suatu dibangkitkan cerita bergambar harus
bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dilengkapi oleh materi bacaan film,
dan memerankan suatu cerita dalam urutan gambar, tetap model (foto), percobaan
yang erat dihubungkan dengan gambar dan serta berbagai kegiatan yang kreatif,
dirancang untuk memberikan hiburan kepada (Rohani, 1997:78).
para pembaca (Sudjana, 2007:64). Adapun b. Kemudahan orang membaca komik
karakteristik komik antara lain: membuat malas membaca sehingga
a. Komik terdiri atas berbagai situasi cerita menyebabkan penolakan-penolakan atas
bersambung, buku-buku yang tidak bergambar;
b. Komik bersifat humor, c. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan
c. Perwatakan lain dari komik harus kekerasan ataupun tingkah laku yang
dikenal agar kekuatan medium ini bisa kurang baik,
dihayati, (http://digilib.unnes.ac.20/03/09).
d. Komik memusatkan perhatian di sekitar Membuat komik tidak semudah seperti
rakyat, yang kita bayangkan, perlu alur gambar dan
e. Cerita pada komik mengenai diri pribadi cerita yang dapat menghubungkan antara
sehingga pembaca dapat segera bagian satu dengan bagian yang lainnya.
mengidentifikasikan dirinya melalui Sebelum membuat komik mereka harus
perasaan serta tindakan dari perwatakan mengenal anatomi dari komik itu terlebih
tokoh utamanya, dahulu dan berbagai peralatan dasar yang
f. Ceritanya ringkas dan menarik harus disiapkan. Langkah-langkah dalam
perhatian, memproduksi komik yang praktis antara lain
g. Dilengkapi dengan aksi bahkan dalam adalah:
lembaran surat kabar dan buku-buku, a. teknik menggambar proporsi manusia,
dan b. eksyen, karakter dan emosi setiap tokoh,
h. Komik dibuat lebih hidup serta diolah c. ekspresi wajah,
dengan pemakaian warna – warna utama d. teknik menggambar perspektif dan
secara bebas (Sudjana, 2007:64). bayangan
e. membuat balon kata dan frame,
Kelebihan: f. gaya gambar dan tata gambar,
a. Peranan pokok dari buku komik dalam Media Grafis merupakan media yang
instruksional adalah kemampuannya dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dan
dalam menciptakan minat peserta didik, gagasan secara jelas dan kuat melalui
b. Membimbing minat baca yang menarik perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan
pada peserta didik, serta gambar. Salah satu media grafis meliputi
c. Melalui bimbingan dari guru, komik Komik yang sangat berkaitan dengan kartun.
dapat berfungsi sebagai jembatan untuk Dengan demikian Komik dapat menciptakan
menumbuhkan minat baca penympaian pesan yang akan diterima pada
d. Komik menambah pembendaharaan siswa yang berusia antara 11-12 tahun.
kata-kata pembacanya,
e. Mempermudah anak didik menangkap
hal-hal atau rumusan yang abstrak 3. METODE PENGEMBANGAN
f. Dapat mengembangkan minat baca anak
dan salah satu bidang studi yang lain, Model pengembangan dapat berupa
g. Seluruh jalan cerita komik pada menuju model prosedural, model konseptual, dan
satu hal yakni kebaikan atau studi yang model teknik. Namun dalam pengembangan
lain (http://digilib.unnes.ac.20/03/09). media komik pembelajaran pengembang
menerapkan pengembangannya dengan model

78 
 
    Riska, Pengembangan Media Komik... 

prosedural, model prosedural adalah model mencapai kelayakan produk yang akan
yang bersifat deskriptif yang menggariskan dikembangkan.
langkah-langkah yang harus diikuti untuk Dalam pelaksanaan uji coba tersebut
menghasilkan produk (Rusijono&Mustaji, akan dilakukan lima tahap yaitu :
2008:43). Sebab dalam mengembangkan a. Desain uji coba
media komik juga berisi langkah-langkah b. Subjek Uji Coba
pengembangan dari tahap awal sampai c. Jenis data
terciptanya produk komik. d. Instrument pengumpulan data
Dalam pengembangan media komik e. Teknik analisis data
pembelajaran ini, pengembang memilih model Pada setiap tahapan uji coba akan
pengembangan dari Arif S, dengan alasan diuraikan berdasarkan tahapan kegiatan yang
sebagai berikut : akan dilakukan oleh pengembang.
a. Model pengembangan Arif S. Sadiman Berdasarkan perhitungan rumus diatas
merupakan model untuk mengembangan dengan taraf signifikan 5 %, maka db = jumlah
media, siswa – 1 = x kemudian diperoleh t table y.
b. langkah-langkah pengembangannya Jika ternyata t hitung lebih besar dari t table
sederhana dan mudah dilaksanakan yaitu hal ini menunjukkan bahwa hasil
dilapangan, pemahaman siswa kelas V SDN Ngembung,
c. urutan setiap langkah tersusun secara Cerme-Gresik terhadap soal cerita pada Bab
sistematis sehingga dalam pelaksanaan Pecahan telah mengalami peningkatan setelah
setiap langkahnya lebih terkontrol memanfaatkan Media Komik Pembelajaran
dengan baik, dan Matematika. Dan jika Jika ternyata t hitung
d. penghematan waktu, biaya, dan tenaga. lebih rendah dari t table yaitu hal ini
Hal ini menguntungkan bagi menunjukkan bahwa hasil pemahaman siswa
pengembang dalam melakukan uji coba kelas V SDN Ngembung, Cerme-Gresik
produk di lapangan. terhadap soal cerita pada Bab Pecahan telah
Pada pengembangan komik mengalami penurunan setelah memanfaatkan
pembelajaran ini menggunakan prosedur dan Media Komik Pembelajaran Matematika.
langkah Sadiman. Prosedur pengembangan Analisis deskriptif presentase diperoleh dari
media komik pembelajaran pada mata hasil angket penilaian melalui uji coba
pelajaran Matematika pada Bab Pecahan untuk perseorangan (ahli materi, ahli media, dan
siswa kelas V SDN Ngembung, Cerme Gresik siswa), uji coba kelompok kecil dan kelompok
mencakup beberapa langkah pengembangan besar.
yang didasarkan pada model pengembangan Jenis data yang diperoleh dalam
Arif S. Sadiman yaitu : pengembangan ini adalah data kualitatif dan
a. Menganalisis kebutuhan dan kuantitatif. Data kuantitatif didapatkan dari
karakteristik siswa hasil uji coba perorangan, uji coba kelompok
b. Merumuskan Tujuan Instruksional kecil, uji coba kelompok besar berupa angket
c. Merumusan Butir-Butir Materi yang diberikan pada ahli media dan ahli materi
Pembelajaran yang kemudian di analisis dengan teknik
d. Merumuskan Alat Ukur Keberhasilan persentase.
Media Instrumen yang berupa tes ini dapat
e. Penulisan Naskah Media Berdasarkan digunakan untuk mengukur kemampuan dasar
gambar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur
f. Mengadakan Uji Coba Dan Revisi kemampuan dasar antara lain : tes untuk
Media Komik mengukur inteligensi (IQ), tes minat, tes bakat
Uji coba merupakan tolok ukur khusus, dan sebagainya Suharsimi, 2006 : 223.
keberhasilan dalam mengembangkan sebuah Tes ini dipergunakan untuk mengukur
produk media. Uji coba dilakukan bertujuan tingkat pemahaman siswa kelas V SDN
untuk mendapatkan saran maupun tanggapan Ngembung, Cerme-Gresik meliputi 3 (tiga)
melalui penilaian terhadap media komik kompetensi dasar yang antara lain ;
tersebut, kemudian dilakukan revisi untuk menjumlahkan dan mengurangkan berbagai
bentuk pecahan ; mengalikan dan membagi

79 
 
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010 (74‐85) 

berbagai bentuk pecahan ; serta menggunakan Setelah kegiatan awal dilakukan hasil
pecahan dalam masalah perbandingan dan dari kegiatan tersebut disusun menjadi draft 1
skala. Pada penelitian Pengembangan Media dan draft 2 yang akan di revisi berdasarkan
Komik Pembelajaran tujuan diadakan tes yaitu saran ataupun tanggapan dari ahli materi.
untuk mengetahui : Berdasarkan draft I dan draft II yang telah di
a. Kemampuan awal siswa tentang soal konsultasikan pada ahli materi, kemudian
cerita pada Bab Pecahan khususnya pada selanjutmya pengembang melakukan
Kompetensi Dasar menjumlahkan dan konsultasi terhadap ahli media untuk
mengurangkan berbagai bentuk pecahan memperbaiki pada draft III dan IV sebelum
; mengalikan dan membagi berbagai diujicobakan pada 2 (dua) orang siswa.
bentuk pecahan ; serta menggunakan Penialaian ujicoba draft I dan draft II
pecahan dalam masalah perbandingan media komik pembelajaran Matematika Bab
dan skala. Pecahan pada Ahli materi dilakukan dengan
b. Hasil kemampuan pemahaman siswa Rukani, S.Pd selaku guru mata pelajaran
setelah belajar dengan menggunakan matematika di SDN Ngembung Cerme-Gresik.
Media Komik Pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi
Angket yang digunakan dalam kesesuaian materi dalam produk media komik
penelitian pengembangan ini adalah angket pembelajaran matematika Bab Pecahan untuk
tertutup. Angket tertutup angket yang sudah siswa kelas V Sekolah Dasar (SD), melakukan
disediakan jawabannya sehingga responden revisi dengan mengevaluasi kembali teks
tinggal memilih, 2006 : 152. Angket tertutup dalam komik untuk mengetahui kesesuaian
sudah disediakan alternatif jawabannya teks yang akan dicantumkan dalam balon kata
sehingga jawaban dari responden sesuai dengan materi, kesesuaian teks yang akan
dengan batasan yang disediakan. Angket dengan kemampuan berbahasa sasaran media,
tertutup dalam penelitian pengembangan ini ini dan kesesuaian teks dengan Kompetensi Dasar
ditujukan pada ahli materi, ahli media, dan yang ada, kesesuaian materi dengan media
siswa: yang meliputi gambar dengan kesesuain soal,
Sedangkan data kualitatif didapatkan dan cakupan soal terhadap materi.
dari hasil respon yang diberikan oleh ahli Dalam proses ujicoba pengembang
materi dan ahli media pada saat konsultasi. tidak keseluruhan dinyatakan sesuai secara
Hasil tersebut dianalisis kembali dengan cara keseluruhan oleh ahli materi, sehingga
dideskripsikan dan dijadikan acuan dalam pengembang kembali melakukan beberapa kali
melakukan revisi pada pengembangan media revisi untuk memperbaiki poin-poin produk
komik pembelajaran. Jenis instrumen yang yang kurang sesuai.
digunakan dalam evaluasi media komik Penilaian draft III dan draft IV
pembelajaran adalah angket berbetuk check list Setelah diperbaiki berdasarkan masukan dari
dengan skor 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 ahli materi, maka produk media komik diuji
(kurang baik), 1 (tidak baik). cobakan pada ahli media Bapak Drs. Dody
Doerjanto, M.Sn selaku Dosen Jurusan Seni
- Kegiatan awal pengembangan Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni UNESA. Hal
Kegiatan awal yang dilakukan dalam ini bertujuan untuk mengevaluasi unsur daya
pegembangan media komik pembelajaran tarik dari komik tersebut. Jika masih banyak
Matematika adalah konsultasi dan diskusi komponen yang kurang menarik maka,
dengan ahli materi dan ahli media. Ahli materi pengembang akan melakukan perbaikan agar
adalah Rukani, S.Pd sebagai guru kelas lebih efektif dalam uji coba perorangan.
sekaligus Guru mata pelajaran di SDN Setelah dinyatakan baik oleh ahli
Ngembung, Cerme Gresik, sedangkan yang materi kemudian diuji cobakan dengan ahli
bertugas sebagai ahli media adalah Drs. Dody media Bapak Drs. Dody Doerjanto, M.Sn
Doerjanto, M.Sn selaku Dosen Jurusan Seni selaku Dosen Jurusan Seni Rupa, Fakultas
Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni UNESA. Bahasa dan Seni UNESA. Hal ini bertujuan
- Penyusunan draft I dan II (ahli materi) dan untuk mengetahui kemenarikan media komik
Penyusunan draft III dan IV (ahli media) pemebelajaran Matematika Bab Pecahan yang
akan dikembangkan.

80 
 
    Riska, Pengembangan Media Komik... 

Dalam proses ujicoba pengembang data maupun informasi yang berpengaruh


tidak keseluruhan dinyatakan sesuai secara terhadap penelitian pengembangan ini.
keseluruhan oleh ahli media, sehingga
pengembang kembali melakukan beberapa kali b. Tahap III
revisi untuk memperbaiki poin-poin produk
yang kurang sesuai. Hal ini untuk - Penyusunan draft VII
mempersiapkan sebelum media komik Setelah direvisi melalui beberapa tahap
pembelajaran Matematika Bab pecahan maka uji coba kelompok besar ini merupakan
diujicobakaan pada perorangan (siswa). tahap akhir dari evaluasi formatif. Tujuan dari
proses ini untuk mengidentifikasi apakah
- Penyusunan draft V produk yang dikembangkan dapat
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memecahkan masalah belajar yang tengah ada.
menyusun draft III dan IV berdasarkan saran Jumlah siswa yang digunakan sebagai sampel
ataupun tanggapan pada tahap I. Kemudian lebih besar dari pada kelompok kecil kurang
dilakukan uji coba pada tahap II yaitu uji coba lebih 23 siswa. Setelah melewati beberapa
perorangan. Dalam Kegiatan uji coba tahapan tetunya produk media komik yang
perorangan dilaksanakan dengan 2 orang siswa dikembangkan sudah mendekati sempurna.
kelas V. Pada setiap bahwa tahap akhir dari uji coba
Uji perorangan Pada uji coba kelayakan sebuah media, yaitu uji coba
perorangan pengembang memberikan langkah- kelompok besar dengan cara melibatkan
langkah pelaksanaan antara lain yaitu ; beberapa siswa dengan berbagai karakteristik”.
penjelasan pada siswa mengenai perancangan Selain itu pada tahap ini ditetapkan sumber
media komik pembelajaran yang dapat data yang lain yang berasal dari :
membantu dalam menyelesaikan soal cerita 1) Ditetapkan satu orang ahli materi
pada Bab Pecahan Kelas V kemudian Rukani, S.Pd selaku Guru mata
pengembang mengamati bagaimana respon pelajaran serta sekaligus Guru kelas
siswa terhadap media tersebut, memberikan V SDN Ngembung, Cerme Gresik.
soal sebagai pre-test yang bertujuan untuk 2) Drs. Dody Doerjanto, M.Sn selaku
mengukur kemampuan siswa dalam Dosen Jurusan Seni Rupa, Fakultas
menyelesaikan soal-soal tersebut melalui Bahasa dan Seni UNESA
media tersebut, memberikan post-test yang 3) Ditetapkan 23 orang siswa SDN
bertujuan untuk mengukur keberhasilan media, Ngembung, Cerme Gresik yang
dan menganalisa data secara keseluruhan diminta untuk menilai dan memberi
sebagai komponen penguat dalam tanggapan tentang penggunaan media
melaksanakan penelitian pengembangan. komik pembelajaran Matematika
(pada uji coba kelompok besar)
a. Tahap II Subjek penelitian adalah individu yang
ikut serta dalam penelitian yang mana subjek
- Penyusunan draft VI yang dilibatkan secara langsung dalam
Pada tahap ini produk media komik penelitian ini adalah:
pembelajaran diuji cobakan pada 6 siswa dan 1) Siswa SD kelas V SDN Ngembung,
dipilih secara acak. Dalam uji coba kelompok Cerme-Gresik sebanyak 23 orang
kecil pengembang memberikan penjelasan siswa sebagai pengguna;
bahwa media ini memerlukan evaluasi secara 2) Ibu Rukani S.Pd Guru kelas V
formatif melalui respon umpan balik untuk sebagai ahli materi;
memperbaiki komponen-komponen yang 3) Bapak Drs. Dody Doerjanto, M.Sn
kurang tepat. Uji coba kelompok kecil akan sebagai ahli media.
diawali dengan memberikan pre-test dan post Analisis diperoleh dari hasil tanggapan
test untuk mengukur kemampuan siswa, dan ahli materi, dan ahli media. Data ini berisi
dilanjutkan dengan memberikan instruksi pada tentang masukan dan tanggapan yang
siswa untuk memperhatikan media tersebut dikelompokkan dan dianalisis hasilnya
untuk mengisi angket. Dengan demikian digunakan untuk menyempurnakan media.
pengembang dapat menganalisa dan mencatat

81 
 
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010 (74‐85) 

4. HASIL PENGEMBANGAN “Bab Pecahan……” dengan warna tetap.


Pada uji coba ahli media, hasil
Pengembangan ini menghasilkan persentase dari aspek tampilan komik
sebuah produk media yaitu Media Komik 82,14%, teknis produk 98,2%,
Pembelajaran Matematika yang dapat keterpaduan 100%, penekanan 100%,
membantu siswa SD Kelas V dalam belajar keseimbangan 100%, garis 100%. Dari
Matematika. Setelah melalui beberapa tahap keseluruhan aspek hasil persentase
pengembangan, uji coba dan revisi maka tersebut, tidak ada aspek yang
Media Komik Pembelajaran Matematika yang memerlukan revisi karena hasil pada tiap
dikembangkan sudah baik untuk dipergunakan aspek sudah menunjukkan hasil yang
dalam proses belajar mengajar. Berikut sangat baik.
pembahasan Hasil uji coba dan revisi dapat c. Pada uji coba perorangan memiliki
dijabarkan sebagai berikut: aspek daya tarik dengan persentase nilai
a. Ahli materi memberikan saran dari segi sebesar 91,6%, materi 93,7%, dan cerita
tampilan komik, teknis produk, 95,8%. Berdasarkan persentase yang
keterpaduan, penekanan, keseimbangan, diperoleh maka Media Komik
garis, bentuk, ruang, tekstur, dan Pembelajaran Matematika yang
kemenarikan. Ahli media memberikan dikembangkan termasuk kedalam
saran/tanggapan antara lain tentang kategori sangat baik sehingga tidak
judul komik yang warna memerlukan fill diperlukan revisi.
secara penuh serta tidak d. Pada uji coba kelompok kecil memiliki
mempergunakan efek transparan hal ini, aspek daya tarik dengan persentase nilai
supaya padat bayangan dirapatkan, sebesar 86,2%, materi 85,4%, dan cerita
penulisan Bab pecahan Bold ditipiskan 86,1%. Berdasarkan persentase yang
supaya terbaca, pembatas tulisan mari diperoleh maka Media Komik
belajar sebaiknya dihapus dan tulisan Pembelajaran Matematika yang
diringkas, misalkan “menjumlahkan dikembangkan termasuk kedalam
…………..” dan diletakkan di bawah kategori sangat baik sehingga tidak
“Bab Pecahan……” dengan warna tetap. diperlukan revisi.
Ahli media juga memberikan saran dan e. Pada uji coba kelompok besar memiliki
masukan pada aspek standar teknis aspek daya tarik dengan persentase nilai
terutama dari segi mendesain komik sebesar 96,5%, materi 96,85%, dan
pembelajaran, hendaknya dibuat suatu cerita 96,8%. Berdasarkan persentase
ciri khas dari komik pembelajaran yang diperoleh maka Media Komik
lainnya. Sesuai dengan saran dan Pembelajaran Matematika yang
masukan dari ahli materi, kesesuaian dikembangkan termasuk kedalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kategori sangat baik sehingga tidak
(RPP) 98,2%, tujuan pembelajaran diperlukan revisi.
93,05%, uraian isi materi komik 79,1%, Berdasarkan hasil penelitian
produk media komik pembelajaran pengembangan tersebut, maka dalam kegiatan
100%, petunjuk penggunaan 100%. Dari pembelajaran Matematika Media Komik yang
hasil persentase tersebut tidak ada aspek telah dikembangkan dapat menjawab rumusan
yang direvisi. masalah yang terapat pada bab I adalah sebagai
b. Ahli media memberikan saran bahwa berikut :
judul komik pada pewarnaan a. Meningkatkan rendahnya pemahaman
memerlukan fill secara penuh serta tidak siswa Sekolah Dasar Negeri Ngembung
mempergunakan efek transparan hal ini, Kelas V Cerme-Gresik terhadap
supaya padat bayangan dirapatkan, penyajian soal cerita pada bab pecahan.
penulisan Bab pecahan Bold ditipiskan b. Belum tersedianya alat bantu media
supaya terbaca, pembatas tulisan mari komik pembelajaran Matematika pada
belajar sebaiknya dihapus dan tulisan penyajian soal berbentuk soal cerita di
diringkas, misalkan “menjumlahkan SDN Ngembung Cerme-Gresik.
…………..” dan diletakkan di bawah

82 
 
    Riska, Pengembangan Media Komik... 

Berdasarkan Rumusan masalah dan hasil menunjukkan bahwa hasil pemahaman siswa
penelitian pengembangan dapat disimpulkan kelas V SDN Ngembung, Cerme-Gresik
bahwa dari keseluruhan hasil penelitian terhadap soal cerita pada Bab Pecahan telah
pengembangan dapat diperoleh data kuantitatif mengalami peningkatan setelah memanfaatkan
berupa prosentase nilai dan kemudian Media Komik Pembelajaran Matematika.
menghasilkan data kulaitatif yang menyatakan
bahwa dengan tersedianya media komik
pemebalajaran pada mata pelajaran 5. KESIMPULAN
Matematika bab pecahan, maka dapat
meningkatkan pemahaman siswa Sekolah Berdasarkan data dan pembahasan yang
Dasar Negeri Ngembung Kelas V Cerme- telah dilakukan pengembang dapat dibuat
Gresik terhadap penyajian soal cerita pada bab beberapa kesimpulan sebagai berikut :
pecahan yang sebelumnya masih rendah. Hasil uji coba dan revisi dapat
Rendahnya pemahaman tersebut dijabarkan sebagai berikut:
dilihat berdasarkan uraian yang ditunjukkan a. Ahli media memberikan saran dari segi
hasil angket, penilaian baik dari hasil pre test tampilan komik, teknis produk,
dan post test setiap kompetensi dasar, uji coba keterpaduan, penekanan, keseimbangan,
perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji garis, bentuk, ruang, tekstur, dan
coba kelompok besar. kemenarikan. Ahli media memberikan
Berdasarkan uji coba perorangan saran/tanggapan antara lain tentang
diperoleh data kuantitatif berupa prosentase judul komik yang warna memerlukan fill
nilai sebesar 93,7% dan kemudian secara penuh serta tidak
menghasilakan data kualitatif yang mempergunakan efek transparan hal ini,
menyatakan bahwa produk media media komik supaya padat bayangan dirapatkan,
pembelajaran Matematika berkategori sangat penulisan Bab pecahan Bold ditipiskan
baik, yaitu sebagai alat bantu media supaya terbaca, pembatas tulisan mari
pembelajaran yang berfungsi untuk belajar sebaiknya dihapus dan tulisan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap soal diringkas,misalkan“menjumlahkan……
cerita bab pecahan. ……..” dan diletakkan di bawah “Bab
Berdasarkan uji coba kelompok kecil Pecahan……” dengan warna tetap. Ahli
diperoleh data kuantitatif berupa prosentase media juga memberikan saran dan
nilai sebesar 93,7% dan kemudian masukan pada aspek standar teknis
menghasilakan data kualitatif yang terutama dari segi mendesain komik
menyatakan bahwa produk media media komik pembelajaran, hendaknya dibuat suatu
pembelajaran Matematika berkategori sangat ciri khas dari komik pembelajaran
baik, yaitu sebagai alat bantu media lainnya. Sesuai dengan saran dan
pembelajaran yang berfungsi untuk masukan dari ahli materi, kesesuaian
meningkatkan pemahaman siswa terhadap soal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
cerita bab pecahan. (RPP) 98,2%, tujuan pembelajaran
Berdasarkan uji coba kelompok besar 93,05%, uraian isi materi komik 79,1%,
diperoleh data kuantitatif berupa prosentase produk media komik pembelajaran
nilai sebesar 96,9% dan kemudian 100%, petunjuk penggunaan 100%. Dari
menghasilakan data kualitatif yang hasil persentase tersebut tidak ada aspek
menyatakan bahwa produk media media komik yang direvisi.
pembelajaran Matematika berkategori sangat b. Ahli media memberikan saran bahwa
baik, yaitu sebagai alat bantu media judul komik pada pewarnaan
pembelajaran yang berfungsi untuk memerlukan fill secara penuh serta tidak
meningkatkan pemahaman siswa terhadap soal mempergunakan efek transparan hal ini,
cerita bab pecahan. supaya padat bayangan dirapatkan,
Berdasarkan perhitungan dengan taraf penulisan Bab pecahan Bold ditipiskan
signifikan 5 %, db = 23 – 1 = 22 sehingga supaya terbaca, pembatas tulisan mari
diperoleh t table 2, 04 ternyata t hitung lebih belajar sebaiknya dihapus dan tulisan
besar dari t table yaitu 5,56 > 2, 04. hal ini diringkas,misalkan

83 
 
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010 (74‐85) 

“menjumlahkan…………..” dan Saran pemanfaatan media media


diletakkan di bawah “Bab Pecahan……” komik pembelajaran Matematika yang telah
dengan warna tetap. Pada uji coba ahli dikembangkan, diharapkan guru
media, hasil persentase dari aspek memperhatikan beberapa hal penting yaitu:
tampilan komik 82,14%, teknis produk a. Deskripsi kerangka ajaran yang telah
98,2%, keterpaduan 100%, penekanan b. Media lain yang mendukung, seperti
100%, keseimbangan 100%, garis 100%. buku wajib, LKS (lembar kerja siswa),
Dari keseluruhan aspek hasil persentase dan media-media lain yang mendukung
tersebut, tidak ada aspek yang c. Strategi pembelajaran yang menarik dan
memerlukan revisi karena hasil pada tiap sesuai, seperti penggunaan multi metode
aspek sudah menunjukkan hasil yang (metode ceramah, metode demonstrasi,
sangat baik. metode pemberian tugas, dll) dan
c. Pada uji coba perorangan memiliki pengelolaan kelas yang kondusif.
aspek daya tarik dengan persentase nilai d. Kekurangan Produk Pengembangan
sebesar 91,6%, materi 93,7%, dan cerita adalah jumlah soal yang dterjemahkan
95,8%. Berdasarkan persentase yang dalam komik sudah mencakup seluruh
diperoleh maka Media Komik kompetensi dasar namun bentuk soal
Pembelajaran Matematika yang dari produk yang dikembangkan dapat
dikembangkan termasuk kedalam dikatakan masih sedikit.
kategori sangat baik sehingga tidak Pada pengembangan produk ini hanya
diperlukan revisi. menghasilkan sebuah media komik
d. Pada uji coba kelompok kecil memiliki pembelajaran Matematika pembelajaran untuk
aspek daya tarik dengan persentase nilai siswa kelas V SDN Ngembung, Cerme-Gresik.
sebesar 86,2%, materi 85,4%, dan cerita Maka apabila akan digunakan untuk sekolah
86,1%. Berdasarkan persentase yang lain tentunya harus dikaji kembali terutama
diperoleh maka Media Komik dari analisis kebutuhannya, kondisi lingkungan
Pembelajaran Matematika yang sekolah, karakteristik siswa, waktu belajar dan
dikembangkan termasuk kedalam dana yang dibutuhk. Untuk pengembangan
kategori sangat baik sehingga tidak lebih lanjut, hendaknya dalam pengembangan
diperlukan revisi. media komik pembelajaran Matematika,
e. Pada uji coba kelompok besar memiliki jumlah soal cerita lebih banyak lagi namun
aspek daya tarik dengan persentase nilai tetap memperhatikan pada ketepatan materi
sebesar 96,5%, materi 96,85%, dan dengan rumusan tujuan pembelajaran. Jumlah
cerita 96,8%. Berdasarkan persentase butir soal cerita media komik pembelajaran
yang diperoleh maka Media Komik Matematika yang diterjemahkan dalam bentuk
Pembelajaran Matematika yang komik selain dianalisis kembali untuk melihat
dikembangkan termasuk kedalam kualitas juga memiliki jumlah soal lebih
kategori sangat baik sehingga tidak banyak dengan variasi gambar yang lebih
diperlukan revisi. menarik lagi.
Berdasarkan hasil penelitian
pengembangan tersebut, maka dalam kegiatan
pembelajaran Matematika Media Komik yang DAFTAR PUSTAKA
telah dikembangkan dapat menjawab rumusan
masalah yang terapat pada bab I adalah sebagai Ahmad, Rohani. 1997. Media Instruksional
berikut : Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
a. Meningkatkan rendahnya pemahaman Anderson, Ronald H. 1994. Pemilihan dan
siswa Sekolah Dasar Negeri Ngembung Pengembangan Media untuk
Kelas V Cerme-Gresik terhadap Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
penyajian soal cerita pada bab pecahan Persada AECT 2007.
b. Belum tersedianya alat bantu media Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran.
komik pembelajaran Matematika pada Jakarta: Raja Grafindo Persada.
penyajian soal berbentuk soal cerita di Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
SDN Ngembung Cerme-Gresik. Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

84 
 
    Riska, Pengembangan Media Komik... 

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Sadiman dkk, 2007. Media Pendidikan.


Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bambang, Warsita. 2008. Teknologi Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pembelajaran Landasan dan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Bina Karya Guru, 2007. Terampil
Heruman, 2007. Model Pembelajaran Berhitung Untuk SD Kelas V. Jakarta:
Matematika di SD. Bandung: Remaja Erlangga.
Rosda Karya. http://john.wordpressherf.com/2007/03/15/krsp
Mardalis. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: -dan-pembelajaran-bahasa/artikel M.
Bumi Aksara. Umar Muslim Universitas
Majid, Abdul. 2008.Perencanaan Indonesia).diakses , diakses pukul
Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda 07;15. 15-03-2009
Karya http://id.wikipedia.org/wiki, diakses pukul
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Siregar, 23;00. 15-03-09.
Eveline. 2007. Mozaik Teknologi http://id.wikipedia/Matem, diaksespukul
Pendidikan. Jakarta: UNJ-FIP- 23.19. 15-03-09.
Teknologi Pendidikan. http://pk.ut.ac.id/jp/52sept04/52benny.htm,
Rusijono dan Mustaji. 2008. Penelitian diakses pukul 16.00. 20-03-09.
Teknologi Pembelajaran. Surabaya: http://pojokwaroengkopi.blogspot/membuatko
Unesa University Press. mikberkualitas.08,diakses pukul 14.00.
Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi 19-03-09
Pendidikan . Bandung: Alfabeta. http://www.freakhigh.com/forum/viewtopic.ph
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik p?f=1dant=1492danstart=30 diakses
Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. pukul 20.34. 18-03-09
Soeharto, karti Dkk. 1995. Teknologi http://pojokwaroengkopi.blogspot.com/2008/0
Pembelajaran: Pendekatan Sistem 8/teknik-membuat-komik-yang-
Konsepsi dan Model, SAP, Evaluasi, berkualitas.html diakses pukul 15.00.
Sumber Belajar dan Media. Surabaya: 17-03-09
Surabaya Intellectual Club. http://digilib.unnes.ac. diakses pukul 15.00.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2001. Media 20/03/09
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algasindo.
 

85 
 

Anda mungkin juga menyukai