Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

“ Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 di


PT. PJB UP Paiton “

Disusun Oleh :

Aidatul Fitriyah
H05216002

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2019
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

LEMBAR PERSETUJUAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Proposal Paktik Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui, diajukan
untuk memenuhi salah satu mata kuliah Prodi Teknik Lingkungan yang disusun oleh:

Nama : Aidatul Fitriyah

NIM : H05216002

Judul : Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 di PT. PJB UP Paiton

Surabaya, 13 Maret 2019

Ketua Prodi Teknik Lingkungan


UINSA

Abdul Hakim, MT.

NIP. 198008062014031002

i
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.


Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
khususnya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 PT PJB UP Paiton” ini yang ditujukan
untuk memenuhi salah satu tugas Kerja Praktik.

Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta kepada seluruh umatnya sampai akhir
jaman. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penyelesaian proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki proposal ini.

Surabaya, 13 Maret 2019

Penyusun

ii
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................... I


KATA PENGANTAR .............................................................................................. II
DAFTAR ISI .......................................................................................................... III
BAB 1 ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
2.1 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
3.1 Tujuan ............................................................................................................ 2
4.1 Manfaat .......................................................................................................... 3
BAB 2 ...................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 4
2.1 Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (Limbah B3) .................................... 4
2.2 Karakteristik Limbah B3 ................................................................................ 4
2.3 Klasifikasi Limbah B3 Berdasarkan Sumber .................................................. 7
2.4 Simbol Limbah B3 ......................................................................................... 8
2.5 Pengelolaan Limbah B3 ............................................................................... 13
2.6 Pengolahan Limbah B3 ................................................................................ 14
BAB 3 .................................................................................................................... 19
METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN........................................................... 19
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan .................................................................. 19
3.2 Kerangka Operasional .................................................................................. 19
3.3 Tahap Pelaksanaan ....................................................................................... 21
3.4 Metode Pengumpulan Data........................................................................... 21
BAB 4 .................................................................................................................... 23
PELAKSANAAN ................................................................................................... 23
4.1 Tempat Pelaksaan......................................................................................... 23

iii
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

4.2 Tema Kerja Praktik ...................................................................................... 23


4.3 Waktu Dan Pelaksanaan Kegiatan ................................................................ 23
BAB 5 .................................................................................................................... 25
PENUTUP .............................................................................................................. 25
CURICULUM VITAE ............................................................................................. 27

iv
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik sebagai salah satu sarana pemasok listrik bagi
masyarakat. Ada banyak jenis pembangkit listrik, salah satunya adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau lebih
dikenal dengan istilah PLTU merupakan perusahaan pembangkit listrik
dimana bahan bakar yang digunakan yaitu batu bara dan minyak bakar. Salah
satu PLTU terbesar adalah PLTU yang berada di Paiton, Probolinggo, Jawa
Timur. PLTU Paiton dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali. PT
Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) adalah perusahaan pembangkitan listrik dan
anak perusahaan dari PT PLN. Perusahaan ini menyuplai kebutuhan listrik di
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. PT PJB
UP Paiton sama seperti perusahaan industri lainnya, kegiatan perusahaan ini
juga menghasilkan limbah. Perusahaan ini menghasilkan limbah pembakaran
batu bara berupa fly ash dan bottom ash (FABA). Lestiana, dkk (2010)
mengatakan bahwa “Abu terbang merupakan partikel abu yang terbawa gas
buang, sedangkan abu dasar adalah abu yang tertinggal dan dikeluarkan dari
bawah tungku. Limbah abu ini mengandung unsur toksik dan berpotensi besar
menjadi masalah lingkungan”. Menurut Peraturan Pemerintah No. 101 tahun
2014 tentang Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3),
FABA termasuk dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(limbah B3) yang dikategorikan sebagai limbah dari sumber spesifik khusus.
Berdasarkan uraian diatas, saya selaku Mahasiswi Teknik Lingkungan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mengajukan proposal
dengan judul “ Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 di PT Pembangkitan Jawa-
Bali Unit Pembangkitan Paiton” untuk dapat melaksanakan kerja praktik (KP)
di PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembakitan Paiton. Besar harapan saya
agar permohonan saya ini dikabulkan dan diterima. Tujuan saya

1
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

melaksanakan kerja praktik ini adalah menambah wawasan dan dapat


membandingkan teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan kenyataan
yang terjadi di lapangan.

2.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan
masalah pada proposal kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Apa sajakan sumber dan jenis limbah B3 yang dihasilkan di PT PJB UP
Paiton ?
2. Bagaimanakan proses dan metode pengelolaan limbah B3 di PT PJB UP
Paiton ?
3. Bagaimanakan kesesuainnya mengenai pengelolaan limbah B3 di PT. PJB
UP Paiton dengan peraturan yang berlaku ?

3.1 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kerja praktik di PT PJB UP Paiton adalah
untuk melaksanakan salah satu mata kuliah pada kurikulum program S1
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya. Adapaun secara rinci tujuan kerja praktik
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan mempelajari sumber dan jenis limbah B3 di PT
PJB UP Paiton
2. Untuk mengetahui dan mempelajari proses dan metode pengelolaan
limbah B3 di PT PJB UP Paiton
3. Untuk mengevaluasi pengelolaan limbah B3 di PT. PJB UP Paiton dengan
membandingkannya dengan peraturan yang berlaku

2
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

4.1 Manfaat
Hasil dari kerja praktik di PT PJB UP Paiton, diharapkan dapat
memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa kerja praktik dalam
pelaksanaan pengelolaan limbah B3 di PT PJB UP Paiton
b. Sebagai bahan evaluasi yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kinerja pengelolaan limbah B3 bagi PT PJB UP Paiton
2. Bagi Mahasiswa
a. Mendapat gambaran yang nayata mengenai aplikasi ilmu pengelolaan
limbah B3
b. dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah di
lapangan kerja
c. menambah wawasan yang tidak didapat di bangku kuliah
d. menambah pengalaman kerja bagi mahasiswa di PT PJB UP Paiton

3
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)


Menurut PP No.101 tahun 2014, Bahan Berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Menurut (PP No. 18 Tahun 1999 pasal 1) limbah B3 adalah limbah
sisa dan atau suatu atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya beracun
yang karena sifat dan konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup yang lain.
Sedangkan definisi menurut OSHA (Occupational Safety and Health
of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi menyebabkan gangguan pada
kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan. Dari kata sifat
dan kosentrasinya sudah dapat kita simpulkan bahwa bahan berbahaya dan
beracun merupakan bahan kimia, baik bahan kimia organik maupun anorganik
(Riyanto, 2013).

2.2 Karakteristik Limbah B3


Untuk tujuan perundang-undangan dan peraturan di AS, zat yang
berbahaya secara resmi tercatat dan ditentukan sesuai dengan karakteristik
umum. Wewenang Resource Conservation and Recover Act (RCRA) United
States Environmental Protection Agency/biro perlindungan lingkungan AS

4
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

yaitu menentukan zat-zat yang berbahaya sesuai dengan karakteristik sebagai


berikut (Riyanto, 2013) :
1. Kemampuan terbakar
Karakteristik zat cair yang uapnya kemungkinan terbakar karena
keberadaan sumber pembakaran, non liquid yang akan menangkap api dari
gesekan atau sentuhan dengan air dan terbakar dengan hebat atau terus
menerus, gas-gas dipadatkan yang dapat terbakar, oksidator.
2. Corrosivity
Karakteristik zat yang menunjukkan keasaman tinggi atau basis atau
adanya satu tendensi menyebabkan karat pada baja.
3. Reaktivitas
Karekteristik zat yang memiliki tendensi perubahan kimia hebat (contoh
bahan peledak, bahan piroporik, bahan yang bereaksi dengan air, atau
sianida, atau limbah mengandung sulfit).
4. Beracun
Didefinisikan menurut sebuah prosedur ekstraksi standard diikuti oleh
analisis kimia bagi zat spesifik.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
karakteristik dan kriteria limbah B3 meliputi (Trihadiningrum, 2000):
1. Mudah meledak
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25oC, 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi, yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
2. Mudah menyala
Limbah mudah menyala adalah limbah-limbah yang mempunyai salah
satu sifat-sifat sebagai berikut :
a. Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari
24% volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60oC (140oF)

5
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
b. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan
standar (25oC, 760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran
melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara
spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus.
3. Reaktif
Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai salah
satu sifat-sifat sebagai berikut :
a. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
b. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
c. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan
ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
d. Merupakan limbah sianida, sulfida atau amoniak yang pada kondisi
pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun
dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan.
e. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan
tekanan standar (25oC, 760 mmHg).
f. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena lepas atau menerima
oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu
tinggi.
4. Infeksius
Limbah B3 bersifat infeksius yaitu limbsh medis padat yang
terkontaminasi oleh organisme pathogen dan organisme tersebut cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Yang termasuk limbah
infeksius yaitu :

6
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

a. Limbah yang berasal dari perawatan pasien yang memerlukan isolasi


penyakit menular atau perawatan intensif dan limbah laboratorium
b. Limbah yang berupa benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan
intravena, pipet Pasteur dan pecahan gelas
c. Limbah patologi
d. Limbah yang berasal dari pembiakan dan stok bahan infeksius, organ
binatang percobaan, bahan lain yang telah diinokulasi dan terinfeksi
atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius
e. Limbah sitotoksik yaitu limbah dari bahan terkontaminasi dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker
yang mempunyai kemampuan membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
5. Korosif
Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat
sebagai berikut :
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
b. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat baja
6. Beracun
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat
racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian
atau sakit yang serus apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,
kulit atau mulut, penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat
menggunakan baku mulut konsentrasi TCLP (Toxicity Charactristic
Leaching Prosedure), uji toksikologi LD50 dan uji subkronis

2.3 Klasifikasi Limbah B3 Berdasarkan Sumber


Limbah B3 dapat diindentifikasi menurut sumber nya. Jenis limbah B3
menurut sumber nya meliputi (Riyanto, 2013) :

7
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik


Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada
umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi dari kegiatan
pemeliharaan alat, pencucian, pencegah korosi (inhibitior korosi), pelarut
kerak, pengemasan dan lain-lain.
b. Limbah B3 dari sumber spesifik
Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu
industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan. Pada
peraturan Pemerintah No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
B3, limbah B3 dari sumber spesifik meliputi limbah B3 dari sumber
spesifik umum dan limbah B3 dari sumber spesifik khusus.
c. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan bekas, kemasan dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasai, karena tidak
memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan
kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan
pengelolahan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga berlaku
untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan-bahan kimia yang kadaluarsa

2.4 Simbol Limbah B3


Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat
tebal berwarna merah. Ketentuan simbol adalah (Riyanto, 2013) :
a. Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan
kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.
b. Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya.

8
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

c. Warna simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut bahan berbahaya


dan beracun harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorenscence)

Setiap jenis limbah B3 memiliki symbol, sebagaimana ditetapkan


dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) RI No.14 tahun
2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Berikut simbol dari masing-masing jenis limbah B3 (Trihadiningrum, 2000) :
a. Limbah B3 mudah meledak
Warna dasar bahan jingga atau oranye, memuat gambar berupa suatu
materi limbah yang meledak bewarna hitam terletak di bawah sudut
atas garis ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan
MUDAH MELEDAK bewarna hitam yang diapit oleh 2 garis sejajar
bewarna hitam sehingga membentuk 2 bangun segitiga sama kaki pada
bagian dalam belah ketupat. Blok segilima bewarna merah

Gambar 2.1 Simbol Limbah B3 Mudah Meledak


b. Limbah B3 mudah menyala
Terdapat 2 macam simbol limbah B3 untuk limbah B3 mudah
menyala, yaitu simbol limbah B3 untuk limbah B3 berupa cairan
mudah menyala dan simbol limbah B3 untuk limbah B3 berupa
padatan mudah menyala

9
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

- simbol limbah B3 untuk limbah B3 berupa cairan mudah


menyala
Bahan dasar bewarna merah, memuat gambar berupa lidah api
bewarna putih terletak di bawah sudut atas garis ketupat bagian
dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan CAIRAN dan di
bawahnya terdapat tulisan MUDAH MENYALA bewarna putih.
Blok segilima bewarna putih.

Gambar 2.2 Simbol Limbah B3 Berupa Cairan Mudah Menyala


- simbol limbah B3 untuk limbah B3 berupa padatan mudah
menyala
Dasar simbol limbah B3 terdiri dari warna merah dan putih yang
berjajar vertikal berselingan, memuat gambar berupa lidah api
bewarna hitam yang menyala pada suatu bidang bewarna hitam.
Pada bagian tengah terdapat tulisan PADATAN dan dibawahnya
terdapat tulisan MUDAH MENYALA bewarna hitam. Blok
segilima bewarna kebalikan dari warna dasar simbol limbah B3.

10
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

Gambar 2.3 Simbol Limbah B3 Berupa Padatan Mudah Menyala


c. Limbah B3 reaktif
Bahan dasar bewarna kuning, memuat gambar berupa lingkaran hitam
dengan asap bewarna hitam mengarah ke atas yang terletak pada suatu
permukaan garis bewarna hitam. Di sebelah bawah gambar terdapat
tulisan REAKTIF bewarna hitam. Blok segilima bewarna merah.

Gambar 2.4 Simbol Limbah B3 Reaktif


d. Limbah B3 infeksius
Warna dasar bahan adalah putih dengan garis pembentuk belah ketupat
bagian dalam bewarna hitam, memuat gambar infeksius bewarna
hitam terletak di sebalah bawah sudut atas garis belah ketupat bagian

11
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan INFEKSIUS bewarna


hitam, dan di bawahnya terdapat blok segilima bewarna merah.

Gambar 2.5 Simbol Limbah B3 Infeksius


e. Limbah B3 beracun
Bahan dasar bewarna putih, memuat gambar berupa tengkorak
manusia dengan tulan bersilang bewarna putih dengan garis tepi
bewarna hitam. Pada sebelah bawah gambar simbol terdapat tulisan
BERACUN bewarna hitam, serta blok segilima bewarna merah.

Gambar 2.6 Simbol Limbah B3 Beracun

12
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

f. Limbah B3 korosif
Belah ketupat terbagi pada garis horizontal menjadi dua bidang
segitiga. Pada bagian atas yang bewarna putih terdapat 2 (dua)
gambar, yaitu di sebelah kiri adalah gambar tetesan limbah korosif
yang merusak pelat bahan bewarna hitam, dan di sebelah kanan adalah
gambar telapak tangan kanan yang terkena tetesan limbah B3 korosif.
Pada bagian bawah, bidang segitiga bewarna hitam, terdapat tulisan
KOROSIF bewarna putih, serta blok segilima bewarna merah.

Gambar 2.7 Simbol Limbah B3 Korosif

2.5 Pengelolaan Limbah B3


Menurut PP No.101 Tahun 2014 pengelolaan limbah B3 adalah
kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.
a. Pengurangan Limbah B3
Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3 untuk
mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari
Limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
b. Penyimpanan Limbah B3

13
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3


yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan
sementara Limbah B3 yang dihasilkannya.
c. Pengumpulan Limbah B3
Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
Pengumpulan Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat Pengolahan Limbah
B3, Pemanfaatan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3.
d. Pengangkutan Limbah B3
Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
Pengangkutan Limbah B3.
e. Pemanfaatan Limbah B3
Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur
ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah
Limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi
bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi
kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
f. Pengolahan Limbah B3
Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
g. Penimbunan Limbah B3
Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan menempatkan Limbah B3
pada fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan hidup.

2.6 Pengolahan Limbah B3


Pengolahan limbah B3 yang meliputi netralisasi, presipitasi atau
pengendapan, solidifikasi/stabilisasi, adsorpsi, pertukaran ion dan proses
biologis (Trihadiningrum, 2000).

14
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

2.6.1 Netralisasi
Limbah yang bersifat ekstrim asam atau basa harus dinetralkan
terlebih dahulu sebelum dibuang, karena sifat korosif yang dapat
merusak lingkungan. Alternative proses netralisasi adalah sebagai
berikut :
- Cara termudah adalah dengan mencampur limbah asam dan limbah
basa dalam bak ekualisasi. Waktu detensi 8 – 24 jam diperkirakan
cukup untuk stabilisasi
- Penambahan batu kapur (lime stone) atau bubur kapur (lime slury),
bubur dolomit, NaOH (soda kaustik) atau Na2CO3 (soda ash).

Pada umumnya limbah dinetralkan hingga pH 6,5 – 10, karena pada pH


tersebut limbah bersifat :
- Tidak korosif
- Tidak begitu mempengaruhi proses pengolahan secara kimiawi dan
biologis
- Tidak mengganggu kehidupan biota di badan air atau lingkungan
penerima
2.6.2 Presipitasi atau Pengendapan
a. Pengendapan dengan basa
Proses presipitasi atau pengendapan dalam pengolahan limbah
B3 banyak diaplikasikan untuk penurunan kadar ion logam berat.
Prinsip pengendapan dalam penyisihan logam berat adalah dengan
penambahan basa untuk mencapai tingkat pH dimana terjadi
pengendapan hidroksida logam secara optimum.
b. Pengendapan dengan sulfida
Selain dengan penambahan basa, pengendapan logam berat
dapat pula dilakukan dengan penambahan garam sulfide (S). Hal
tersebut dapat dilakukan dengan penambahan FeS untuk
penurunan kadar ion-ion logam Cu, Ni dan Zn. Hal ini

15
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

memungkinkan, karena kelarutan FeS (10-5 mg/L) lebih tinggi dari


CuS, NiS dan ZnS. Sebelum FeS ditambahkan, pH limbah diatur
hingga 7 – 8.
c. Pengendapan dengan reduksi oksidasi
Pengendapan logam berat dapat terjadi melalui reaksi reduksi-
oksidasi. Misalnya limbah cair yang mengandung Cr6+, dapat
diendapkan dengan penambahan FeS. Dalam hal ini terjadi
pelepasan dan penerimaan electron. Ion Fe2+ mengalami oksidasi
(melepas elektron), sedangkan Cr6+ tereduksi (menerima elektron)
menjadi Cr3+. Sebagai hasilnya Cr6+ mengendap sebagai Cr2S3.
2.6.3 Stabilisasi/Solidifikasi
Stabilisasi adalah proses penambahan bahan aditif atau
regensia yang bertujuan untuk mengurangi sifat beracun limbah,
dengan cara mengubah limbah dan komponen berbahayanya ke bentuk
yang dapat mengurangi laju migrasi kontaminan ke lingkungan, atau
mengurangi sifat beracun limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi
adalah proses ditambahkannya bahan yang dapat memadatkan limbah
agar terbentuk massa limbah yang padat.
Jenis bahan aditif dan bahan-bahan lainnya yang umum
digunakan untuk stabilisasi/solidifikasi adalah :
- Bahan pencampur : gypsum, pasir, lempung, abu terbang
- Bahan perekat/pengikat : semen, kapur, tanah liat dll

Prosedur stabilisasi/solidifikasi adalah sebagai berikut :

- Sebelum dilakukannya stabilisasi/solidifikasi, limbah B3 harus


ditentukan karakteristiknya terlebih dahulu guna menentukan
komposisi bahan-bahan yang perlu ditentukan
- Setelah dilakukan stabilisasi/solidifikasi, selanjutnya dilakukan uji
Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) terhadap hasil
olahan tersebut

16
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

- Hasil stabilisasi selanjutnya diuji kuat tekan (compressive


strength), nilai tekanan minimum sebesar 10 ton/m2 dan lolos uji
point filter test
- Jika telah memenuhi syarat baku mutu TCLP, uji kuat tekan dan
point filter test harus ditimbun di tempat penimbunan (landfill) B3.
Proses stabilisasi biasa digunakan untuk stabilisasi limbah cair
B3 sebelum dibuang ke landfill dan remediasi lahan-lahan yang
terkontaminasi limbah B3. Jenis-jenis proses stabilisasi yang banyak
digunakan antara lain :
a. Stabilisasi dengan Semen
Stabilisasi dengan semen merupakan proses yang banyak
dilakukan untuk mengikat limbah B3 yang mengandung logam
berat dalam jumlah tinggi. Jenis semen yang banyak digunakan
adalah semen Portland yaitu semen yang dibuat dengan
pembakaran batu kapur dan sumber-sumber silika pada suhu
tinggi.
b. Vitrifikasi atau Glasifikasi
Pada teknik vitrifikasi dilakukan pencairan dan peleburan
bahan pada suhu >1600 oC yang diikuti dengan pendinginan cepat,
sehingga terbentuk padatan amorf non kristalin. Teknik ini dapat
dilakukan pada lahan yang terkontaminasi, baik in situ maupun in
plant.
c. Absorpsi
Limbah B3 dapat diikat secara fisik oleh bahan pengabsorpsi,
seperti : tanah, abu terbang, abu dari insinerator, lempung, kain
majun, serbuk gergaji, sekam dan jerami. Penggunaan bahan-
bahan absorben dalam penanganan limbah B3 pada umumnya
adalah untuk menyerap limbah yang bersifat cair agar lebih mudah
ditangani. Oleh karenanya penggunaannya hanya bersifat
temporer. Adapun bahan absorben yang bersifat pozolanik atau

17
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

dapat mengeras (misalnya abu terbang dan lempung), dapat


digunakan untuk jangka waktu lebih lama.
d. Kapsulasi Termoplastik
Bahan termoplastik adalah jenis bahan yang dapat meleleh bila
dipanaskan dan mengeras bila didinginkan. Contohnya adalah
aspal, bitumen, polyethylene, polypropylene, nylon. Aspal dan
bitumen adalah jenis bahan yang banyak digunakan untuk
stabilisasi limbah B3. Kapsulasi termoplastik dilakukan dengan
mencampur bahan termoplastik dengan limbah yang telah
dikeringkan dan memanaskannya pada suhu leleh. Setelah
tercampur dengan baik dilakukan pendinginan. Sulfur biasanya
ditambahkan pada aspal, karena dapat menambah kekuatan fisik
dan struktur produk.
e. Kapsulasi Makro
Pada proses kapsulasi makro limbah B3 dibungkus dalam
kapsul pembungkus yang bersifat inert dan kedap air. Bahan
pembungkus dapat berupa campuran fiberglass, resin epoksida dan
resin polyurethane. Campuran tersebut disemprotkan pada dinding
container limbah, sehingga, terbentuk jaket yang melindungi
limbah tersebut dari pelindian dan tekanan-tekanan mekanik.
Semen kadang-kadang digunakan pula untuk membentuk kapsul
pada limbah laboratorium.

18
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

BAB 3
METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan Kerja Praktik (KP) direncanakan berlangsung selama
kurang lebih 1 bulan atau 4 minggu yaitu pada tanggal 15 Juli 2019 – 15
Agustus 2019. Waktu pelaksanaan ini dapat disesuaikan dengan kondisi PT
PJB UP Paiton. Tempat pelaksanaan Kerja Praktik (KP) ini mengambil lokasi
di Perusahaan PT. PJB UP Paiton.

3.2 Kerangka Operasional


Dalam bab metode kerja praktik ini membahas tentang jalannya
pelaksanaan kerja praktik di PT. PJB UP Paiton yang dimulai dari ide studi
hingga tahap pembahasan dan penarikan kesimpulan. Rangkaian pelaksanaan
kerja praktik yang akan dilaksanakan sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1

19
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

Mulai

Ide Studi:
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 di PT PJB UP
Paiton

Studi Literatur

Pengajuan Proposal
PKL
Tidak
Di
Setujui

Ya

Ya
Pelaksanaan PKL di PT. PJB UP Paiton

a. Pengumpulan data primer


1. Observasi lapangan
2. Wawancara
b. Pengumpulan data sekunder
1. Data literatur, jurnal, makalah dan laporan penelitian
terdahulu
2. Data keterangan jumlah pekerja dan struktur organisasi
3. Data keterangan berupa bagan alir proses produksi
4. Data sumber dan jenis limbah B3 pada hasil produksi
5. Data fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah ada
6. Data data lain sebagai data pendukung

Analisa dan
Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

20
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

3.3 Tahap Pelaksanaan


1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini meliputi pencarian tempat kerja praktik, studi literatur
dalam membantu penyusunan proposal kerja praktik dan proses
pengurusan administrasi kerja praktik berupa surat permohonan kerja
praktik dari kampus serta surat balasan persetujuan pelaksanaan kerja
praktik dari PT.PJB UP Paiton
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder yang
didapat dari PT.PJB UP Paiton
3. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini melakukan analisa data dan pembahasan mengenai topik
yang diambil tempat praktik kerja. Selanjutnya melakukan evaluasi
terhadap hasil analisis data dan membandingkan hasilnya dengan
peraturan yang berlaku.

3.4 Metode Pengumpulan Data


1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung
di lapangan. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Observasi
Pada tahap observasi akan dilakukan pengenalan lokasi kerja praktik
serta mengamati langsung kegiatan-kegiatan pengelolaan limbah B3
di PT.PJB UP Paiton.
b. Wawancara
Wawancara atau interview dengan petugas/staff di PT.PJB UP Paiton
mengenai pengelolaan limbah B3.

21
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung.
Data sekunder berfungsi sebagai data pelengkap dan penunjang didalam
penelitian atau data yang sudah didokumentasikan oleh orang lain.
Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
literatur, jurnal, makalah, tugas akhir, laporan peneliti terdahulu.

22
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

BAB 4
PELAKSANAAN

4.1 Tempat Pelaksaan


Lokasi kerja praktik ini dilaksanakan di PT Pembangkitan Jawa-Bali
Unit Pembangkitan Paiton

4.2 Tema Kerja Praktik


Tema yang diambil untuk kerja praktik ini adalah “Evaluasi
Pengelolaan Limbah B3 di PT PJB UP Paiton”

4.3 Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Kerja Praktik (KP) direncanakan berlangsung selama
kurang lebih 1 bulan atau 4 minggu yaitu pada tanggal 15 Juli 2019 – 15
Agustus 2019. Waktu pelaksanaan ini dapat disesuaikan dengan kondisi PT
PJB UP Paiton. Tempat pelaksanaan Kerja Praktik (KP) ini mengambil lokasi
di Perusahaan PT. PJB UP Paiton.

Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan


Bulan

No. Jadwal Kegiatan Juli Agustus

III IV I II III IV

Pengenalan lokasi
1 kerja praktik
secara umum*

23
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

Pengumpulan
data-data
2 mengenai item-
item pada ruang
lingkup

Observasi dan
orientasi lapangan
3 disertai
pendokumentasian
**

4 Studi dan analisis

5 Pengumpulan data

Bimbingan
6
lapangan

Pembuatan
7
laporan

Keterangan : *disesuaikan dengan perusahaan


**atas izin perusahaan

24
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

BAB 5
PENUTUP

Pelaksanaan kerja praktik ini diharapkan menjadi awal dari bentuk kerjasama
yang baik antara lembaga pendidikan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya dengan pihak perusahaan PT PJB UP Paiton. Suatu kesempatan yang
berharga apabila saya dapat melaksanakan kerja praktik di PT PJB UP Paiton,
sehingga mendapatkan wawasan yang sangat bermanfaat untuk kedepannya
mengenai pengelolaan limba B3 ini dan pengalaman lain yang saya dapatkan dari
kerja praktik ini.

Demikian proposal ini saya buat, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
dan sebagai pedoman kerja dalam pelaksanaan Kerja Praktik (KP). Besar harapan
saya untuk dapat melaksanakan Kerja Praktik di PT. PJB UP Paiton serta akan
bantuan segenap direksi dan karyawan perusahaan PT. PJB UP Paiton demi
kelancaran serta suksesnya pelaksanaan kerja Praktik yang akan saya laksanakan.
Saya menyadari bahwa pada saat pelaksanaan Kerja Praktik akan sedikit mengganggu
kegiatan perusahaan dan untuk itu, sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

25
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

DAFTAR PUSTAKA

Lestiani, D. D., Muhayatun, & Adventini, N. (2010). KARAKTERISTIK UNSUR


PADA ABU DASAR DAN ABU TERBANG BATU BARA
MENGGUNAKAN ANALISIS AKTIVASI NEUTRON INSTRUMENTAL.
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, 11, 27-34.

Riyanto. (2013). Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Yogyakarta:
Deepublish.

Trihadiningrum, Y. (2000). Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.


Surabaya: Teknosain.

26
Aidatul Fitriyah (H05216002)
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI UP PAITON

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Aidatul Fitriyah

Nama Panggilan : Aida

Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 06 Februari 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Asal : Dusun Tanjung Lor, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Paiton, Probolinggo

Alamat Sekarang : Jl Pabrik Kulit Gang 2 No. 42B, Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan
Wonocolo, Surabaya

No HP : 0812-3229-3745

Email : aidatulfitriyah06@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
2004 – 2010 : MI AL-Islamiyah Paiton

2010 – 2013 : SMP Insan Terpadu Paiton

2013 – 2016 : MAS Model Zainul Hasan Genggong Pajarakan

2016 – sekarang : Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya

PENGALAMAN ORGANISASI

 Staff Departemen Dana dan Usaha Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan UINSA periode
2018/2019
 Staff Departemen Aksi Komunitas Sobat Bumi periode 2018/2019

27
Aidatul Fitriyah (H05216002)

Anda mungkin juga menyukai